Pasal 18
(1) Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
(2) Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
(3) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan
Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
(4) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi
dan stabilisasi sesuai dengan standar.
(8) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik
(9) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah,
Gudang, Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran,
Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
Pasal 19
(1) Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat
pelayanan.
(2) Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 4 (empat) orang dokter umum
dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
(3) Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter spesialis dari 2 (dua) jenis pelayanan spesialis dasar dengan 1
(satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
(4) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan
kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
Pasal 20
(1) Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2) Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3) Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(4) Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.
Pasal 21
(1) Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
(2) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
unsure keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan
internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Pasal 22
Kriteria klasifikasi Rumah Sakit Umum sebagaimana tercantum dalam lampiran I
Peraturan ini.
B. PATIENT SAFETY
Pengertian Patient Safety
Menurut Permenkes RI Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011, Patient
Safety atau keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Tujuan Patient safety
Tujuan Patient safety adalah
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tak Diinginkan di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
Menurut WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007, ada 9
(Sembilan) solusi life saving, yaitu langkah-langkah pelaksanaan keselamatan
pasien di rumah sakit bagi petugas medis, yaitu:
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
Medication name)
2. Pastikan identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial
Untuk keselamatan pasien di rumah sakit ada 7 (tujuh) langkah yang harus
dikembangkan oleh pimpinan rumah sakit, yaitu:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien; ciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2. Pimpin dan dukung staf anda; dengan membangun komitmen yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di rumah sakit
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko; kembangkan sistem
proses pengelolaan resiko , lakukan identifikasi dan assessment
terhadap hal-hal yang potensial bermasalah
4. Kembangkan sistem pelaporan; pastikan staf anda agar dengan
mudah dapat melaporkan setiap kejadian/insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporannya kepada Komite Keselamatan Pasien
(KKP)-RS
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien; kembangkan cara-
cara berkomunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;
dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien;
gunakan informasi yang ada tentang kejadian untuk melakukan
perubahan sistem pelayanan.
a. R. Intermediate/ HCU
- Umum
- Cardiac/jantung
- Pediatric/anak Bisa bergabung atau terpisah dan
- Neonatus dapat diakses 24 jam
b. R. Luka Bakar
c. R. Hemodialisis
d. R. Isolasi
Rawat Jalan
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan
adalah sebagai berikut:
1. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter
spesialis.
2. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 13.00 setiap hari kerja, kecuali
hari Jumat pukul 08.00 11.00.
4. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
5. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %
Rawat Inap
Standar minimal rawat inap di rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Pemberian layanan rawat inap adalah Dokter spesialis, dan perawat
dengan minimal pendidikan D3.
2. Penanggungjawab pasien rawat inap 100 % adalah dokter.
3. Ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri dari anak, penyakit dalam,
kebidanan, dan bedah.
4. Jam kunjung dokter spesialis adalah pukul 08.00 14.00 setiap hari kerja.
5. Kejadian infeksi paska operasi kurang dari 1,5 %.
6. Kejadian infeksi nosokomial kurang dari 1,5 %.
7. Kematian pasien lebih dari 48 jam : kurang dari 0,24 %.
8. Kejadian pulang paksa kurang dari 5 %.
9. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.
DIREKTUR
Wakil Direktur
Wakil Direktur
Administrasi & Keuangan Pelayanan
Kabag Kabag Kabag Bina Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang
Keuangan Admin&Umum Program& Pelayanan Pekayanan Pelayanan
Publikasi Keperawatan Penunjang
Medik
Kasubag Kasubag
Akuntansi& Ketatausahaan Kasubag Kasie Kasie Peunjang
Kasie Pelayanan
Pelaporan Perencanaan & Pelayanan&Asu Medik
Medik
Kasubag Evaluasi han Kep.
Kasubag Kepegawaian& Kasie Penunjang
Kasie Rekam Non Medik
Perbendaharaan Diklat Kasubag Kasie Etika
Medik&SIRS Pengembangan
Hukum&Humas
Kasubag Kasubag Rt & Mutu
Verifikasi& Perlengkapan Kasubag Keperawatan
Anggaran Promkes RS
INSTALASI
1. Direktur
2. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan, membawahi :
Bagian Administrasi dan Umum;
Bagian Keuangan; dan
Bagian Bina Program dan Publikasi.
3. Wakil Direktur Pelayanan membawahi :
Bidang Pelayanan Medis ;
Bidang Pelayanan Keperawatan ; dan
Bidang Pelayanan Penunjang,
4. Bagian Keuangan, membawahi :
Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan;
Sub Bagian Perbendaharaan; dan
Sub Bagian Verifikasi dan Anggaran.
5. Bagian Administrasi dan Umum, membawahi :
Sub Bagian Ketatausahaan;
Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat; dan
Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.
6. Bagian Bina Program dan Publikasi, membawahi :
Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi ;
Sub Bagian Hukum dan Humas; dan
Sub Bagian Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
7. Bidang Pelayanan Medis, membawahi :
Seksi Pelayanan Medis; dan
Seksi Rekam Medis dan Sistem Informasi Rumah Sakit.
8. Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahi :
Seksi Pelayanan dan Asuhan Keperawatan; dan
Seksi Etika dan Pengembangan Mutu Keperawatan.
9. Bidang Pelayanan Penunjang, membawahi :
Seksi Penunjang Medis; dan
Seksi Penunjang Non Medis
10. Kelompok Jabatan Fungsional
Sebagai upaya pemberdayaan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya selalu di upayakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan melalui pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan.
Uraian Tugas
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin, menentukan kebijakan, membina,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi
RS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Wakil Direktur Administrasi & Keuangan
Wakil Direktur Administrasi & Keuangan mempunyai tugas memimpin,
menentukan kebijakan, membina, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Administrasi & Umum,
Keuangan, Bina Program dan Publikasi serta tugas-tugas lainnya yang diberikan
oleh atasan langsung.
a. Kepala Bagian Administrasi & Umum
Kepala Bagian Administrasi & Umum mempunyai tugas untuk menyiapkan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan administrasi umum,
ketatausahaan, administrasi kepegawaian & diklat, perpustakaan, rumah tangga
dan perlengkapan. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa
subbagian terdiri dari :
1). Sub Bagian Ketatausahaan
Membantu Kepala Bagian Administrasi & Umum dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan pelayanan
ketatausahaan, perpustakaan dan kearsipan dengan uraian sebagai berikut :
Mengelola dan memberikan pelayanan administrasi ketatausahaan,
kearsipan, surat menyurat.
Memberikan pelayanan kesejahteraan pegawai yang meliputi pengurusan
tabungan perumahan, asuransi kesehatan, korpri dan pembuatan karis dan
karsu.
Menyiapkan dan menkoordinasikan pelaksanaan disiplin pegawai rumah
sakit
2). Sub Bagian Kepegawaian & Diklat
Membantu Kepala Bagian Administrasi & Umum dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan
administrasi kepegawaian, pendidikan dan latihan, perencanaan kebutuhan tenaga
rumah sakit serta peningkatan disiplin pegawai.
3). Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.
Membantu Kepala Kepala Bagian Administrasi & Umum dalam
perencanaan, penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan
kegiatan
Merencanakan dan menyelenggarakan kebutuhan prasarana/ perlengkapan
rumah sakit
Merencanakan dan menyelenggarakan kebutuhan rapat rutin dan penjamuan
tamu serta kegiatan ekstra rumah sakit
Mengelola dan memberikan pelayanan administari rumah tangga dan
perlengkapan yang meliputi, pencatatan dan pemeliharaan inventaris barang
dan pendistribusian bahan habis pakai serta penyediaan kebutuhan rumah
tangga
Melaksanakan pembinaan pengawasan dan pengembangan kegiatan
pengelolaan rumah tangga, peralatan dan perlengkatan
Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan kebersihan sarana,
prasarana, dan keindahan lingkungan RS
Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan
langsung
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang berkaitan dengan kerumah
tanggaan.
b. Bagian Keuangan
Bagian keuangan mempunyai tugas untuk menyiapkan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bertanggungjawab
terhadap kelancaran kegiatan pelaksanan anggaran dan verifikasi, perbendaharaan,
akuntansi dan pelaporan serta tugas-tugas lainnya dari atasan langsung. Dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1). Sub Bagian Verifikasi dan Anggaran
Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam perencanaan, penyelenggaraan,
pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan pelaksanaan anggaran,
verifikasi pelaksanaan anggaran RS.
Koordinasi RBA, DPA SKPD
Pembuatan Anggaran kas
Verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Koordinasi dalam penyusunan dan perencanaan biaya2 pada RS
Meaksanakan penatausahaan keuangan
Meneliti kelengkapan dokumen dan keabsahan dokumen dan bukti2
pengeluaran
Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran,
Menghitung dan menguji PPn dan PPh
Mengusulkan pengesahan DPA BLU ke PPKAD
2). Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan
Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam perencanaan, penyelenggaraan,
pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan pembukuan, akuntansi,
pengelolaan aset dan pelaporan keuangan RS.
Melakukan penatausahaan keuangan RS
Mencatat dan membukukan setiap transaksi keuangan
Menjalankan akuntansi dan laporan keuangan SAK
Menyusun laporan keuangan dan menyampaikan laporan triwulan, semester
dan tahunan
Menyelenggarakan sisim informasi dan akuntansi keuangan RS
Melakukan konsolidasi laporan RS
Menyusun kebijakan akuntansi
Dokumentas bukti penerimaan dan pengeluaran
3) Sub Bagian Perbendaharaan
Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam perencanaan, penyelenggaraan,
pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan perencanaan penerimaan,
pengeluaran dan penyimpanan keuangan RS serta ketatausahaannya, pengelolaan
utang dan piutang RS.
menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan rekening kas
melakukan dan melaksankan transaksi melalui pengeluaran rekening kas
merencanakan penerimaan kas dan pengeluaran kas
Merencanakan Penarikan dana sesuai ketentuan dari sumber non pendapatan
langsung
Melaksanakan pemungutan pendapatan dan tagihan.
menerbitkan cek
menyetor penerimaan ke kas RS
melaporkan pengelolaan kas
menghitung dan menyetorkan pajak ke kas negara
c. Kepala Bagian Bina Program dan Publikasi
Kepala Bagian Bina Progran dan Publikasi mempunyai tugas untuk menyiapkan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
evaluasi, hukum dan rekam medik, humas dan PKRS serta tugas-tugas lainnya
dari atasan langsung. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa
subbagian terdiri dari :
1). Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Membantu Kepal Bagian Bina Program dan Publikasi dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan
penyusunan program, perencanaan strategi bisnis, perencanaan bisnis anggaran
serta evaluasi program kegiatan di RS.
Perencanaan Program Kerja Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
Perencanaan program kegiatan dan anggaran RS secara periodik dalam
bentuk RBA/Renja, RSB/Renstra.
Perencanaan dan penyusunan kebutuhan RT, sarana dan prasaran RS
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan progran/kegiatan RS
Penyusunan laporan kinerja secara periodik
Tugas-tugas lain dari atasan langsung.
Sub Bagian Hukum dan Humas
Membantu Kepala Bagian Bina Program dan Publikasi dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan kehumasan, protokoler, penyelenggaraan hukum dan
advokasi serta regulasi di RSUD.
Perencanaan akan kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan
kegiatan Hukum dan Humas.
Perencanaan program kerja Sub Bagian Hukum dan Humas
Publikasi atas program kegiatan serta kebijakan RSUD kepada publik baik
secara langsung maupun melalui media.
Membentuk citra dan opini RSUD yang baik.
Dokumentasi seluruh kegiatan RSUD
Perencanaan, pengaturan dan serta pengendalian pelaksanaan kegiatan
direksi RSUD
Perlindungan hukum dan advokasi terhadap penyelenggaraan kegiatan
RSUD.
Kajian hukum terhadap kebijakan atau regulasi RSUD.
Tugas-tugas lain dari atasan langsung.
3) Sub. Bagian Promkes Rumah Sakit.
Membantu Kepala Bagian Bina Program dan Publikasi dalam perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan, promosi
kesehatan di RSUD.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan Promkes
Rumah Sakit.
Perencanaan program kerja Sub Bagian Promkes Rumah Sakit.
Penyelenggaraan Promkes di dalam gedung RSUD
Penyelenggaraan Promkes di luar gedung RSUD.
Tugas-tugas lain dari atasan langsung.
3. Wakil Direktur Bidang Pelayanan dan Keperawatan.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan dan keperawatan mempunyai tugas memimpin,
menentukan kebijakan, membina, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, penunjang medik dan non
medik, pelayanan keperawatan serta tugas-tugas lainnya dari atasan langsung.
a. Bidang Pelayanan Medis
Menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan,
pengendalian dan perencanaan dan pelaporan kegiatan pelayanan medis, Rekam
medik, Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), pelayanan peserta jaminan (Askes
Sosial, Askes Komersial, PJKMU, Jamkesmas, Jamsostek, Jamkesda) serta tugas-
tugas lainnya yang diberikan atasan langsung. Dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh :
1). Seksi Pelayanan Medis
Membantu Kepala Bidang Pelayanan Medis dalam perencanaan, pengadaan,
penyelenggaraan, pengembangan dan pembinaan kegiatan penyelenggaraan
pelayanan medis, rujukan, kebutuhan tenaga medis, dan penggunaan fasilitas
pelayanan medis.
Perumusan kebijakan strategi pelayanan medik berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan pelaksanaan pelayanan medik di UPF/Indtalasi, Rawat Jalan,
Rawat Inap, Rawat Darurat, Rawat Bedah dan Rawat Intensif.
Pemberian petunjuk dan arahan kepada unit-unit pelayanan medik dalam
pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja.
Evaluasi pelaksanaan pelayanan medik
Membuat laporan hasil evaluasi pelayanan medik
Tugas-tugas lain dari atasan.
2). Seksi Rekam Medik dan SIRS
Membantu Kepala Bidang Pelayanan dalam perencanaan, pengadaan,
penyelenggaraan, pengembangan dan pembinaan kegiatan pelayanan penunjang
medis dan non medis, kebutuhan tenaga penunjang medis dan non medis, logistik
pelayanan medis serta perencanaan fasilitas pelayanan medis, penunjang medis
dan non medis.
Merencanakan program kerja di seksi rekam medik dan SIRS.
Pengelolaan pelayanan rekam medik dalam hal pencatatan, penomoran,
pengisian, penyimpanan dan pendistribusian data rekam medik berdasarkan
kode etik, prosedur/ standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pelaporan hasil kegiatan rekam medik sebagai informasi kesehatan dan
pertanggung jawaban kepada atasan.
Tugas-tugas lain dari atasan.
b. Bidang Keperawatan
Bidang Keperawatan mempunyai tugas untuk menyiapkan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan dan asuhan
keperawatan, etika dan mutu keperawatan serta tugas-tugas lainnya yang
diberikan atasan langsung. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1). Seksi Pelayanan Asuhan Keperawatan
Membantu Kepala Bidang Keperawatan dalam perencanaan, penyelenggaraan,
pembinaan, pengawasan, dan pengembangan kegiatan pelayanan asuhan
keperawatan dan pengembangan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan, logistik
keperawatan, ketenagaan dan fasilitas keperawatan.
Menyusun rencana kerja tahunan
Menyusun standar tenaga, sarana dan prasarana
Mengevaluasi kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
Menyusun dan melaksanakan program mutasi, rotasi dan retensi tenaga
keperawatan dengan mempertimbangkan usulan KARU
Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam pengawasan,
pengendalian dan penilaian terhadap pendayagunaan tenaga keperawatan
Melaksanakan evaluasi kerja tahunan
Tugas-tugas lain dari atasan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi,
analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan rumah sakit. SIMRS meliputi input, proses, output, balikan dan
kontrol. Dalam analisisnya SIMRS tidak terlepas dari kebutuhan komputerisasi
yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
(Simarmata, 2006).
Di bawah adalah gambaran piramida dalam sistem informasi manajemen
(Kristanto, 2003).
Top manajer :
SIM untuk
perencanaan strategis
Middle manajer :
Lower manajer :
Staff :
Manajemen rumah sakit adalah serangkaian kegiatan manajemen mulai dari tahap
perencanaan sampai tahap evaluasi yang berorientasi pada aspek input
(pelanggan, dokter, sarana, prasarana dan peralata), proses (pelayanan medik) dan
output (kepuasan pasien) (Soejitno, 2003).
Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit meliputi, system informasi klinik, system informasi
administrasi, dan system informasi manajemen (Sabarguna, 2008).
d. Struktur Bangunan
Persyaratan pembebanan Bangunan Rumah Sakit.
1. Umum.
a. Setiap bangunan rumah sakit, strukturnya harus direncanakan dan
dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul
beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan keselamatan (safety),
serta memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur
layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan
rumah sakit, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan
konstruksinya.
b. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh
aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur
layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul akibat gempa, angin, pengaruh korosi, jamur, dan
serangga perusak.
c. Dalam perencanaan struktur bangunan rumah sakit terhadap pengaruh
gempa, semua unsur struktur bangunan rumah sakit, baik bagian dari sub
struktur maupun struktur gedung, harus diperhitungkan memikul pengaruh
gempa rencana sesuai dengan zona gempanya.
d. Struktur bangunan rumah sakit harus direncanakan secara detail sehingga
pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi
keruntuhan, kondisi strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna
bangunan rumah sakit menyelamatkan diri.
e. Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus dilakukan
pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai dengan Pedoman
Teknis atau standar yang berlaku.
f. Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera dilakukan sesuai
rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan bangunan rumah sakit, sehingga
bangunan rumah sakit selalu memenuhi persyaratan keselamatan struktur.
g. Pemeriksaan keandalan bangunan rumah sakit dilaksanakan secara berkala
sesuai dengan pedoman teknis atau standar teknis yang berlaku, dan harus
dilakukan atau didampingi oleh ahli yang memiliki sertifikasi sesuai.
2. Persyaratan Teknis.
a. Analisis struktur harus dilakukan untuk memeriksa respon struktur
terhadap beban-beban yang mungkin bekerja selama umur kelayanan
struktur, termasuk beban tetap, beban sementara (angin, gempa) dan beban
khusus.
b. Penentuan mengenai jenis, intensitas dan cara bekerjanya beban harus
sesuai dengan standar teknis yang berlaku, seperti :
1) SNI 031726-1989 atau edisi terbaru: Tata cara perencanaan ketahanan
gempa untuk rumah dan gedung.
2) SNI 03-1727-1989 atau edisi terbaru: Tata cara perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung.
KESIMPULAN
Menteri Kesehatan. 2009. Standar Unit Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah
Sakit. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Sabarguna, Boy S,. System Informasi Rumah Sakit. Konsorsium RSI Jateng-DIY,
2008.
Simarmata, Janner. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Andi Offset,
Yogyakarta. 2006.
Soejitno, Soedarmo, dkk,. Reformasi Perumahsakitan Indonesia grasindo, Jakarta,
2002.
Subagya. 1994 .Manajemen Logistik.Jakarta : PT Gunung Agung