Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang profesional, bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau
datang berkunjung ke rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial terus meningkat
( Al Varado, 2000 ) mencapai sekitar 9 % ( variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta
pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan,
pelatihan, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting
karena merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi hasil surveilans
HAIs pada tahun 2018 terdapat kejadian phlebitis sebesar 3,04 ‰ yang
masih jauh dari standar indikator mutu yaitu sebesar 2 %.
Agar mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan seluruh
petugas untuk melakukan langkah-langkah yang sesuai prosedur yang berlaku dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi maka disusunlah Pedoman Organisasi Pencegahan
dan Pengendalian Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Bone.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Bone
melalui pencegahan dan pengendalian di semua unit di rumah sakit meliputi
kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical governance, serta kesehatan dan
keselamatan kerja.
b. Tujuan Khusus
 Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk organisasi,
program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas

 Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektif dan
efisien dalam pelaksanaan PPI

 Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit secara
bermakna

 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI

3. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3495).
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
7. SK Menkes No 370/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di
RS dan Fas. Yankes Lainnya.SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman PPI di RS dan Fas. Yankes Lainnya.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanaan
Kesehatan.
BAB II

GAMBARAN UMUM RSUD TENRIAWARU

1. Profil RSUD Tenriawaru


RSUD Tenriawaru merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Bone yang
terletak di Jalan DR. Wahidin Sudirohusodo Watampone, Kelurahan Macanang,
Kecamatan Tanete Riattang Barat. Rumah sakit ini dibangun pada tahun 1985 atas
bantuan Bank Dunia dan mulai dioperasionalkan pada tanggal 1 Juli 1987. RSUD
Tenriawaru diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 18 Oktober 1988
sebagai rumah sakit kelas C. RSUD Tenriawaru didirikan di atas tanah seluas 40.000 m2.

Peresmian RSUD Tenriawaru Oleh Menteri Kesehatan RI


dr. Adiyatma, MPH

.Jangkauanpelayanan RSUD Tenriawaru tidak hanya meliputi wilayah Kabupaten


Bone saja, tetapi hingga wilayah kabupaten sekitarnya seperti Kabupaten Sinjai,
Kabupaten Wajo dan Kabupaten Soppeng.
Sebagai institusi yang memberikan pelayanan dibidang kesehatan, RSUD
Tenriawaru senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Pada tanggal
6 Februari 2008, RSUD Tenriawaru telah mendapatkan pengakuan dari KARS (Komite
Akreditasi Rumah Sakit) sebagai rumah sakit yang terakreditasi penuh tingkat dasar
untuk 5 (lima) jenis pelayanan. Jenis pelayanan tersebut meliputi pelayanan administrasi
dan manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan dan
pelayanan rekam medis.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan ini terus dilakukan secara berkelanjutan
yang ditandai dengan terakreditasinya RSUD Tenriawaru untuk dua belas jenis
pelayanan pada tanggal 31 Desember 2010.Dua belas pelayanan yang dimaksud meliputi
pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan rekam medis, pelayanan farmasi,
pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan kamar operasi, pelayanan
radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan keperawatan, pelayanan perinatal
resikotinggi, pengendalianinfeksi di RS, keselamatankerja, kebakaran dan kewaspadaan
bencana.
Pada Bulan Desember 2016, RSUD Tenriawaru telah terakreditasi versi 2012
dengan status paripurna. Akreditasi versi 2012 terdiri dari 15 Pokja, meliputi :
I. Area Medis, terdiri dari :
(1) Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK)
(2) Pokja Assessment Pasien (AP)
(3) Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB)
(4) Pelayanan Pasien (PP)
(5) Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
II. Area Manajemen, terdiri dari :
(1) Pokja Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
(2) Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
(3) Pokja Kualifikasi Pendidikan Staf (KPS)
(4) Pokja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
(5) Pokja Manajemen Fasilitas Kesehatan (MFK)
III. Area Keperawatan, terdiri dari :
(1) Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Melalui Tim PKRS RSUD Tenriawaru, Pokja ini memberikan pendidikan
kesehatan bagi pasien dan keluarganya, baik pasien rawat jalan maupun rawat
inap secara rutin.
(2) Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
RSUD Tenriawaru telah membentuk Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI). Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan PPI, dibentuk Infection
Prevention and Control Nurse (IPCN) yang salah satu tugasnya adalah
memberikan pendidikan kesehatan kepada pegawai RS, pasien, keluarga pasien
dan terhadap mahasiswa yang magang di RSUD Tenriawaru.
(3) Pokja Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
(4) Pokja Sasaran Keselamatan pasien (SKP)
(5) Pokja Millenium Development Goals (MDGs)
Pada tahun 2009, status RSUD Tenriawaru meningkat menjadi Rumah Sakit Kelas
B Non Pendidikan. Peningkatan status ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1000/MENKES/SK/XI/2009 tanggal 10 November 2009 tentang Peningkatan
Kelas RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone dari Kelas C menjadi Kelas B Non
Pendidikan.RSUD Tenriawaru resmi berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
pada tanggal 23 Nopember 2010 sesuaidenganSuratKeputusanBupati Bone Nomor 33
Tahun 2010.
BAB III
VISI DAN MISI

1. Visi dan Misi


RSUD Tenriawaru memiliki Visi menjadi rumah sakit pendidikan yang berkualitas
dan mandiri untuk mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna menuju masyarakat Bone
yang sehat.
Untuk melaksanakan visi tersebut di atas, RSUD Tenriawaru mempunyai misi :
a. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan tenaga medis profesional
c. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan melalui peningkatan pengaturan dan
penegakannya
d. Meningkatkan profesionalisme manajemen keuangan dan operasional yang efektif
dan efisien
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.

2. Tugas dan Fungsi


RSUD Tenriawaru adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan mengutamakan
pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi penyediaan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, gawat darurat dan tindakan medik.
a. Tugas pokok RSUD Tenriawaru adalah :
1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang penyelenggaraan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan sesuai peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut diatas, RSUD
Tenriawaru melaksanakan fungsi sebagai berikut :
1) Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk database serta analisa
data untuk menyusun program kegiatan.
2) Perencanaan strategis bidang pelayanan kesehatan perorangan.
3) Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan perorangan.
4) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pelayanan
kesehatan perorangan.
5) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pelayanan kesehatan perorangan.
6) Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal yang wajib
dilaksanakan bidang pelayanan kesehatan.
7) Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
8) Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah.
9) Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Daerah.
10) Pelayanan medik.
11) Pelayanan penunjang medik dan non medik.
12) Pelayanan dan asuhan keperawatan.
13) Pelayanan rujukan.
14) Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan dan bidang lainnya sesuai kebutuhan
rumah sakit.
15) Penelitian dan pengembangan.
16) Pengelolaan sumber daya rumah sakit.
17) Pelayanan fungsi sosial dengan memperhatikan kaidah ekonomi.
18) Perencanaan program, rekam medik, evaluasi dan pelaporan serta humas dan
pemasaran rumah sakit.
19) Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah
dan lembaga lainnya.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE
TAHUN 2019

DIREKTUR
dr. Hj. NURMINAH. A. YUSUF, MARS
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

Plh. WADIR WADIR


ADMINISTRASI, KEUANGAN & BINA PROGRAM PELAYANAN MEDIK & PENGEMBANGAN SDM
MUH. ROSTANG, SKM. M.Kes dr H, MUH SYAHRIR, M.Kes

KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN Plh. KEPALA BAGIAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
PELAYANAN MEDIS
ADMINISTRASI, HUKUM & HUMAS KEUANGAN & PERLENGKAPAN BINA PROGRAM PELAYANAN KEPERAWATAN PENGEMBANGAN RS DAN SDM
ALIMUNG, SKM, M. Kes MUH. ROSTANG, SKM. M.Kes NURLINA, S.ST, M.Kes drg. Hj. SARDIAWANTY, MARS Hj. RAHMAWATI, SKM
Hj.KARTINI HARUNA,S.Kep,M.Kes

KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PERBENDAHARAAN DAN REMUNERASI PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN MEDIS ASUHAN DAN ETIKA KEPERAWATAN PENGEMBANGAN SDM
Hj. ASNI SAID, SE HERMAWATI, SE.M,Si ............ dr. H. ANWAR. L Ns.Hj.ROSMAWATI,S.Kep.M.Kes Hj. SUHAENAH, S.ST

KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SUB. BAGIAN Plh. KEPALA SUB. BAGIAN Plh. KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
TATA USAHA AKUNTANSI, VERIFIKASI & PELAPORAN PENGEMBANGAN SAR & PRAS PENUNJANG DAN PELAPORAN MEDIS PENUNJANG KEPERAWATAN PENGEMBANGAN AKREDITASI
RAMLAH,S. Sos, M.Si A. MARDIANI, S.Sos SAHRUL, SKM, M.Kes NURHIDAYAT B .SKM,MKM HARLINA, S.Kep, M.Kes NURLINA, S.ST, M.Kes

KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SUB. BAGIAN KEPALA SUB. BAGIAN


HUKUM DAN HUMAS PERLENGKAPAN & PERBEKALAN KES MONITORING DAN EVALUASI
RAMLI, SH MUH. YANI, SKM EMY YUNIASTUTI,SKM, M. Kes

INSTALASI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI

STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSUD TENRIAWARU BONE

DIREKTUR

SEKRETARIS
KETUA KOMITE PPIRS

SEKRETARIS
BAB VI
URAIAN TUGAS KOMITE PPI

1. NAMA JABATAN : Ketua Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi


2. NAMA JABATAN ATASAN : Direktur Utama
3. NAMA JABATAN BAWAHAN LANGSUNG :
a. IPCD ( Infections Prevention Control Officer Doctor )
b. Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
c. IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )
d. IPCLN ( Infection Prevention Control Link Nurse )
4. TUGAS POKOK :
Membantu Direktur Utama dalam merencanakan, malaksanakan, membina, mendidik,
melatih, mengawasi, monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program-program
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
5. KRITERIA DAN TUGAS :
Kriteria Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Tugas :

1. Bertanggungjawab atas Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.


2. Penyusunan rencana strategis program PPI.
3. Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
4. Tersedianya SPOPPI.
5. Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
6. Memberikan kajian KLB infeksi di RS.
7. Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
8. Terselenggaranya Pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko infeksi
9. Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI
10. Tersedianya pertemuan berkala.
11. Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Direktur.
Kriteria Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI RS agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi
nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya dalam PPI.
8. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI.
9. Mengindentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit tekait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
dirumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan kesehatan clinical governance dan patient safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai dengan kebijakan manajemen RS.
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat
dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara memproses alat, penyimpanan alat dan
linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur / monitoring surveillance proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila
ada KLB di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Kriteria IPCD ( Infection Prevention Control Doctor)


Kriteria IPCD :
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCD :
1. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi yang tepat.
2. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan IPCN / Perawat PPI melakukan monitoring kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB. Bersama komite PPI memperbaiki
kesalahan yang terjadi, membuat laporan tertulis hasil investigasi dan melaporkan
kepada pimpinan rumah sakit.
5. Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama dengan bagian
pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami PPI.

Kriteria Sekretrais:
1. Dokter / IPCN / tenaga kesehatan lain yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
3. Purna waktu.
Tugas :
1. Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
2. Membantu koordinasi.
3. Mengagendakan kegiatan PPI.
Kriteria IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )
Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan

2. Mempunyai minat dalam PPI.

3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN.

4. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.

5. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.

6. Bekerja purnawaktu.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :


1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap hari untuk
mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan memberikan
saran perbaikan bila diperlukan.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite/Tim PPI.
4. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
5. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius / tertusuk bahan tajam
bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
6. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan konsultasi
tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di fasyankes.
7. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar tilik.
8. Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama Komite/Tim
PPRA.
9. Mendesain,melaksanakan, m e monitor, mengevaluasi dan melaporkan surveilans
infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite / Tim PPI
10. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
11. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
12. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI.
13. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan pengunjung
tentang topik infeksi yang sedang berkembang (New-emerging dan re-emerging)
atau infeksi dengan insiden tinggi.
14. Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi dirumah sakit.
15. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use.

Kriteria Anggota Pelaksana / IPCLN


1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma 3, yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas:
1. Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap masing-masing.
2. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada
setiap personil ruangan di unitnya masing-masing.
3. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan
isolasi.
4. Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanyaHAIs pad
apasien.
5. Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan
konsultasi prosedur PPI berkoordinasi denganIPCN.
6. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung dan
konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.

Komite/Tim PPI.
1. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
2. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius / tertusuk bahan tajam
bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
3. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan konsultasi
tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di fasyankes.
4. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar tilik.
5. Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama Komite/Tim
PPRA.
6. Mendesain,melaksanakan, m e monitor, mengevaluasi dan melaporkan surveilans
infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite / Tim PPI
7. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
8. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
9. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI.
10. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan pengunjung
tentang topik infeksi yang sedang berkembang (New-emerging dan re-emerging)
atau infeksi dengan insiden tinggi.
11. Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi dirumah sakit.
12. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use.
Susunan Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ketua : dr. Yurdiansyah, Sp.Pk,M.Kes
Sekretaris : Mila Karmila Syahri Rahayu, S.Kep
Anggota :

I. Perwakilan SMF :

1. Dr.H.A.Muh.Jufri, Sp.A (SMF Anak)

2. Dr. Hj.St.Nurmala, Sp.S (SMF Saraf)

3. Dr. Adityawarman, Sp.B (SMF Bedah)

4. Dr.H.Muskamal T, Sp.OG, K (SMF Kebidanan)

5. Dr. Ronald Poniary, Sp.M (SMF Mata)

6. Dr.Sabruddin, Sp.THT ( SMF THT)

7. Dr. A.Fajriani, Sp.KJ (SMF Kejiwaan)

8. Dr. A. Miranti, Sp.KK (SMF Kulit Kelamin)

9. Dr.Lidya Christina Paulina, Sp.Rad (SMF Radiologi)

10. Dr.Muh.Nur Abadi, Sp.An, M.Kes

11. Dr. H.A.Alimuddin Sp.PD (SMF Interna)

II. Dokter IPCO : dr. Herlina

III. IPCLN :

1. St. Aisyah Djafar, S.Kep.Ns (IGD)

2. Ibrahim Yusuf, S.Kep.Ns (HD)

3. Asriani Abustan, S.Kep.Ns (ICU)

4. Hj. Sinar Hari, S.Kep.Ns (IBS)

5. Hasni Baco, S.Kep.Ns (Melati)

6. Sri Musyrifa, S.Kep.Ns (Perina)

7. Sarova, S.Kep.Ns (Zal E)

8. Sumarni Hamid, S.Kep.Ns (Zal Anak )


9. Asriani Sulkifli, S.Kep.Ns ( Interna 2)

10. A. Kartini Darma, S.Kep.Ns ( Interna 1)

11. Kasminah, S.Kep.Ns ( Interna 3 )

12. Mariana Zakaria, Amd.Kep ( Zal Bedah )

13. Selvi Evariani, S.Kep.Ns, M.Kes ( Azalea)

14. Hj.St.Murni, S.Kep.Ns (Asoka )

15. Sam-Sam, AMK ( Anggrek )

16. Roslinda, S.Kep.Ns ( Bougenville)

17. Idriyani, S.ST (Nifas)

18. Sutra Maryanti, S.ST (Mawar)

19. Mariani, S.ST (IGD Obgyn)

IV. Laboratorium : Agus Satyo D, A.Mak


V. Farmasi : Muhammad Nurdin Rasbi, S.Farm, Apt
VI. Gizi :Mujahidin
VII. Petugas CSSD : Zam Zam, S.Si, Apt
VIII. Petugas Laundry : Saskiah Putri Diniaty, S.Kep
IX. Petugas IPSRS : Burhanuddin, SKM
X. Petugas Sanitasi :Santi, AMKL
XI. Koord.Cleaning Service : Ramlah. S.Sos, M.Kes
XII. Petugas K3 RS :Muh. Yani. SKM, M.Kes
XIII. Petugas IPJA : Asminar Zainuddin, AMK
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

KOMITE PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI

LABORATORIUM
IPJA

PKRS
FARMASI

K3RS
RADIOLOGI

HOUSE KEEPING
SANITASI

CSSD
IRNA

IRJA
LAUNDRY

IBS

IPSRS

GIZI

FISIOTERAPI
IGD/IRD
UNIT TATA HUBUNGAN KERJA

Laboratorium Komite PPI memiliki hubungan kerja dengan Laboratorium terkait dengan
penerapan universal precaution dan pengelolaan limbah
IPJA Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan IPJA terkait dengan penerapan
universal precaution.
Farmasi Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Farmasi terkait dengan penerapan
universal precaution dan pengawasan penggunaan antimikroba.
Radiologi Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Radiologi terkait dengan penerapan
universal precaution.
Fisoterapi Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Radiologi terkait dengan penerapan
universal precaution.
HouseKeeping Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan House Keeping terkait dengan
penerapan universal precaution.
CSSD Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan CSSD terkait dengan penerapan
universal precaution dan perawatan peralatan pasien serta peralatan yang single
use-re use.
Laundry Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Laundry terkait dengan penerapan
universal precaution.
IPSRS Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan IPSRS terkait dengan penerapan
universal precaution dan mechanical enggineering controling.
PKRS Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan PKRS terkait dengan penerapan
universal precaution melalui sosialisasi dan edukasi.
K3RS Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan K3RS terkait dengan penerapan
universal precaution dan perlindungan kesehatan karyawan.
Sanitasi/Kesling Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Sanitasi terkait dengan manajemen
limbah.
IRNA/IRJA Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan IRNA/IRJA dan bagian keperawatan
t dengan surveilans pasen rawat inap dan rawat jalan, kewaspadaan isolasi dan
penerapan universal precaution.
IGD/IRD Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan IGD/IBS terkait dengan penerapan
universal precaution.
IBS Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan IBS terkait dengan penerapan
universal prrecaution.
Gizi Komite PPI memiliki hubungn kerja dengan Gizi terkait dengan penerapan
universal prrecaution.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

1. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Komite dan Tim PPI
Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Kabupaten Bone adalah sebagai berikut :

KUALIFIKASI
NAMA JABATAN SERTIFIKAT JUMLAH
FORMAL & INFORMAL
PELATIHAN

Dokter Ahli Patologi


Ketua Komite PPI Dasar 1
Klinik

PPI Dasar +
IPCD Dokter Umum 1
IPCD

PPI Dasar +
IPCN Min. D3 Keperawatan 3
IPCN

D3 Keperawatan, S1
IPCLN - 19
Keperawatan + Profesi
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

1. Orientasi Karyawan Baru


Orientasi PPI kepada Karyawan Baru dan mahasiswa kesehatan dilaksanakan jika ada
pegawai baru atau mahasiswa praktek :

LAMA PENANGGUNG
NO MATERI KEGIATAN
ORIENTASI JAWAB

1. 1. Struktur Organisasi
Komite PPI Bimbingan dan
2. Uraian Jabatan Orientasi 1 hari IPCN
3. Pengenalan Personil Lingkungan

2. 1. Kebersihan Tangan
2. Penggunaan APD
3. Pengelolaan Limbah
4. Penyuntikan Yang
Aman
5. Manajemen Linen Bimbingan dan
6. Perawatan Peralatan 1 hari IPCN
Praktik
Pasien
7. Penempatan Pasien
8. Kesehatan Karyawan
9. Praktik Lumbal Punksi
10. Etika Batuk
11. Pengendalian
Lingkungan
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

1. Jenis Rapat :
1. Rapat Rutin antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan 1
kali. Rapat membahas mengenai laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada
bulan berjalan, penyiapan laporan bulanan, pembahasan masalah PPI di unit kerja
terutama keperawatan, rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan
dengan PPI di rumah sakit.
2. Rapat rutin Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali dengan unit
terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi, K3, Sanitasi, IPSRS,
Pemulasaran Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi peraturan atau kebijakan PPI
terbaru, kasus-kasus pasien infeksi, perlindungan kesehatan karyawan, program PPI
terbaru.
3. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain dan Direksi untuk
pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan kegiatan
PPI. Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali.
4. Rapat Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat
diselenggarakan baik secara internal unit SDI maupun mengundang unit lain sesuai
dengan kebutuhan.
BAB XI
PELAPORAN

1. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi, luka tusuk
jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan.
Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN.

2. Laporan Tri Bulanan


Laporan yang disusun setiap 3 (tiga) bulan yang merupakan rekapitulasi laporan bulanan
berisi surveilens angka kejadian infeksi, laporan luka tusuk jarum bila ada dari masing-
masing unit keperawatan, hasil pemantauan pemakaian APD, pemantauan kebersihan
tangan, orientasi karyawan atau mahasiswa.
Laporan tribulanan diserahkan kepada Ketua Komite PPI & Direktur Rumah Sakit.

3. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
meliputi :
1. Laporan pelaksanaan program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Laporan tahunan di sampaikan kepada Ketua Komite PPI & Direktur Rumah Sakit Umum
Tenriawaru Bone.

Watampone, Februari 2019

Direktur

Dr. Hj. Nurminah A.Yusuf, MARS


Pangkat : Pembina Utama Muda / IV c
NIP.19641206 199903 2 002
DAFTAR ISI

Halaman
Cover ...............................................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................


B. Pengertian...........................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II KEGIATAN

A. Jenis Surveilans……………………………………………………………… 3
B. Petugas Surveilans…………………………………………………………… 3
C. Sasaran Surveilans…………………………………………………………… 3
D. Tugas dan peran petugas surveilans………………………………………….. 3
E. Siklus pelaporan……………………………………………………………… 3
F. Tahap kegiatan……………………………………………………………….. 3
G. Proses surveilans…………………………………………………………….. 4
H. Evaluasi……………………………………………………………………… 4
I. Hasil surveilans……………………………………………………………… 4
J. Rencana tindak lanjut……………………………………………………….. 4
BAB III KESIMPULAN .............................................................................................. 9

A. Latar Belakang ...................................................................................................


B. Pengertian...........................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 10

Anda mungkin juga menyukai