DI SUSUN OLEH:
Ns. Yendri Prisska Hardyanti, S.Kep.,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit merupakan bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (Suprayitno dan Ernawati,
2010).
Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang bergerak di bidang pelayanan
kesehatan yang dengan perkembangannya telah mengalami perubahan. Pada awal
perkembangannya, rumah sakit merupakan badan atau lembaga yang berfungsi
sosial, tetapi saat ini dengan adanya rumah sakit swasta sehingga hal ini
menjadikan rumah sakit saat ini lebih mengacu sebagai suatu insdustri yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang
berdasar pada manajemen sebagaimana halnya badan usaha. Seiring dengan
perkembangan rumah sakit tersebut, sampai saat ini terjadilah persaingan antar
sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik
swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen atau pasien agar calon
pasien menggunakan jasa yang disediakan pihak rumah sakit (Fitriani, 2014).
Setiap rumah sakit pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pasien sebagai pelanggan, hal ini juga berlaku di Rumah Sakit Santo
Vincentius Singkawang. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama
dalam sebuah manajemen rumah sakit, salah satu dimensi mutu pelayanan rumah
kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu
pasien yang cepat (buhang, 2007).
Waktu tunggu pasien dalam pelayanan merupakan salah satu hal penting yang
akan menentukan citra awal rumah sakit. Waktu tunggu pasien merupakan salah
satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan (Aulia Utami Dewi,
Rukma Astuti, 2015).
Kategori jarak antara waktu tunggu dan waktu periksa yang diperkirakan bisa
memuaskan atau kurang memuaskan pasien antara lain yaitu saat pasien datang
mulai dari mendaftar ke loket antri dan menunggu panggilan ke poli untuk di
anamnesis dan di periksa oleh dokter, perawat atau bidan lebih dari 90 menit
(kategori lama), 30-60 menit (kategori sedang) dan ≤ 30 menit (kategori cepat).
Waktu tunggu di Indonesia di tetapkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
melalui standar pelayanan minimal. Setiap rumah sakit harus mengikuti standar
pelayanan minimal di rawat jalan berdasarkan Kemenkes Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 ialah kurang atau sama dengan 60 menit (Bustani et al,
2015).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan yang diharapkan (Hendri Nofianal, 2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah
“Bagaimana Gambaran Lamanya Waktu Tunggu Pasien di Poliklinik Rumah
Sakit Santo Vincentius Singkawang?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan terkait kepuasan pasien
melalui lamanya waktu tunggu pasien di poliklinik Rumah Sakit Santi
Vincentius Singkawang.
2. Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya standar pelayanan minimal yang di tetapkan oleh Kemenkes
di poliklinik Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang
b. Meningkatnya kepuasan pasien terhadap pelayanan di poliklinik Rumah
Sakit Santo Vincentius Singkawang
D. Manfaat
1. Teoritis
Memberikan informasi tambahan mengenai standar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Kemenkes yang harus di perhatikan oleh semua rumah sakit
khususnya Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang.
2. Praktik
Menjadi bahan acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap keluasan
pasien melalui waktu tunggu pasien yang sesuai harapan di poliklinik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Menurut Permenkes Nomor 56 Taahun 2014 tentang rumah sakit, Rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai
salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat sstrategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Muninjaya (2014)
bahwa mutu pelayanan kesehatan dapat di kaji berdasarkan output
sistem pelayanan kesehatan. Output sistem pelayanan kesehatan di
pengaruhi oleh tiga komponen yaitu masukkan/input, proses dan
lingkungan.
C. Waktu Tunggu
Menurut Kemenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit, pengertian waktu tunggu rawat jalan
adalah waktu yang di perlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani
oleh dokter spesialis. Standar waktu tunggu pelayanan rawat jalan ≤ 60
menit, jika waktu tunggu > 60 menit pelayanan rawat jalan tersebut
dikatakan lama atau tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan
(Kemenkes RI, 2008).
Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang potensial
menyebabkan ketidakpuasan. Pasien akan menganggap pelayanan
kesehatan jelek apabila sakitnya tidak sembuh-sembuh, antri lama, dan
peetugas kesehatan tidak ramah meskipun profesional (Febriyanti, 2013).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu
merupakan suatu standar pelayanan yang harus dimiliki oleh poli.
D. Kepuasan Pasien
Menurut Heriandi dalam Noviyanti (2020), kepuasan pasien adalah salah
satu indikator pertama dari standar suatu rumah sakit dan merupakan suatu
ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak
terhadap kunjungan di rumah sakit dan sikap kariawan terhadap pasien
juga akan berdampak terhadap keluasan pasien dimana kebutuhan pasien
dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu
pelayanan yang diberikan.
B. Perencanaan
No Data Penunjang Masalah
1 Hasil pengamatan Kepuasan pasien terhadap waktu
ditemukan data bahwa: tunggu dan kenyamanan di area
Pasien tidak puas dengan ruang tunggu poliklinik belum
antrian menunggu terpenuhi
pemeriksaan dokter, pasien
kurang puas dengan
kenyamanan area ruang
tunggu poliklinik.
C. Prioritas Masalah
Prior
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
itas
Kepuasan pasien
terhadap waktu
tunggu dan
1. kenyamanan di area 1 3 3 3 3 13 4
ruang tunggu
poliklinik belum
terpenuhi
Keterangan :
a. Magnitud (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya
kejadian masalah
b. Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan
c. Manageability (Mn) : Kemungkinan masalah bisa dipecahkan
d. Nursinging Consent (Nc): Melibatkan pertimbangan dan perhatian
Perawat
e. Affordability (Af) : belum optimal adanya ketersediaan sumber daya,
barang, tempat dan alat
Keterangan Skor :
1 : Belum optimal blm dilakukan secara maksimal
2 : Optimal sdkt dilakukan
3 : Setuju
4 : sangat setuju benar bisa dilakukan
D. Analisis SWOT