Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PELAYANAN DAN SURVEILANS RUMAH SAKIT

Mata Kuliah

Epidemiologi Perencanaan Kesehatan

ANGGOTA KELOMPOK 3:

1. Wemina Wenda (2019071014227)


2. Stevani Elisabeth Waroy ( 2020071014009)
3. Yelemince Gelei (2020071014111)
4. Wulan Uswatun Khasana ( 2020071014055)
5. Franclin Erdanus Yarangga (2020071014146)
6. Richo A. Yeimu (2020071014173)
7. Enggela E. Warimilena (2020071014207)
8. Terivena Desina .A Tuknip (2020071014481)
9. Della Womsiwor (2020071014529)
10. Yandra Klara Logo ( 2020071014568)
11. Aterina Kogoya ( 2020071014622)
12. Evlyn Mansarai (2020071014694)
13. Eferina Kobogau ( 2020071014085)
14. Winsi Almung (2022072014039)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

PAPUA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa , yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita
semua, sehingga kami kelompok 3 dapat menyelesaikan Makalah kelompok Mata Kuliah
Epidemiologi Perencanaan Kesehatan yang membahas tentang Pelayanan Rumah Sakit dan
Surveilans Rumah Sakit.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata
kuliah Epidemiologi Perencanaan Kesehatan Bapak Muhammad Akbar Nurdin, SKM,M.Kes
yang telah memberikan tugas terhadap kami sehingga kami dapat mengetahui banyak hal tentang
pelayanan rumah sakit dan surveilans rumah sakit . Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan laporam ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura , 4 januari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pelayanan Rumah Sakit


1. Definisi Pelayanan Rumah Sakit
2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Di Rumah Sakit
4. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan

B. Surveilans Rumah Sakit


1. Definisi Surveilans Rumah Sakit
2. Tujuan Surveilans
3. Jenis Surveilans
4. Kegiatan umum surveilans di Rumah Sakit

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang berfungsi melayani kesehatan
masyarakat. Kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia masih dirasakan kurang
memuaskan. Beberapa keluhan yang muncul disebabkan adanya perbedaan persepsi
mengenai pelayanan yang dirasakan oleh pasien rawat inap di kelas 3 dengan VIP.
Keluhan terjadi bukan hanya pada aspek infrastruktur, namun juga pelayanan dari sumber
Daya Manusianya. Waktu tunggu pasien untuk dilayani sering kali sangat terlambat dan
tidak sesuai dengan jadwal praktik yang sudah ditetapkan (Jonirasmanto, 2009;
Supratman dan Prasetyo, 2010).

Kriteria kualitas pelayanan rumah sakit dapat berubah sesuai dengan preferensi
pasien. Oleh karena itu penting bagi rumah sakit untuk terus memantau preferensi pasien
sehingga tidak salah dalam memersepsikan kriteria kualitas pelayanan yang
diharapkannya. Pentingnya mengukur kualitas pelayanan karena kepuasan pasien
ditentukan oleh kualitas pelayanan yang dirasakannya (Duggirala Et al., 2008; Thai,
2008). Kualitas pelayanan rumah sakit yang rendah dapat membahayakan bagi pasien
misalnya dengan meningkatnya risiko malpraktik. Bagi pasien, kualitas pelayanan yang
diberikan oleh personal rumah sakit semakin mempercepat kesembuhannya.
Sementara itu, pasien yang masuk ke rumah sakit terus bertambah seiring
berjalannya waktu. Dimulai dari penyakit tidak menular hingga menular setiap hari
berdasarkan Surveilans Epidemiologi. Sistem Surveilans epidemiologi mempunyai peran
sangat penting sebagai intelijen penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan
informasi epidemiologi untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan
dan penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam konteks desentralisasi, daerah dituntut untuk
dapat mandiri dan mampu melaksanakan Surveilans epidemiologi secara profesional.
B. Rumusan Masalah
Mencari tahu mengenai:
1. Apa itu Pelayanan Rumah sakit
2. Apa itu Surveilans Rumah sakit

C. Tujuan
Diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang:
1. Pelayanan Rumah sakit
2. Surveilans Rumah Sakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelayanan Rumah Sakit

1. Definisi Pelayanan Rumah Sakit


Rumah sakit merupakan salah satu tatanan pemberi jasa layanan kesehatan yang
semakin berkembang dan jika dilihat jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pasien adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. Rumah
Sakit yang dalam menjalankan fungsinya menyelenggarakan pelayanan kesehatan;
melibatkan berbagai komponen; sarana prasarana, alat kesehatan, obat, tenaga
kesehatan, dll. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan; serta menjamin
bahwa pelayanan kesehatan yang baik, maka ditetapkan perihal kewajiban rumah
sakit; dalam eksistensinya.
Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban:

 Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada


masyarakat;
 Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;
 Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
 Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
dengan kemampuan pelayanannya;
 Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin;
 Melaksanakan fungsi sosial;
 Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
 Menyelenggarakan rekam medis;
 Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak meliputi sarana ibadah,
parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak,
lanjut usia;
 Melaksanakan sistem rujukan;
 Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan; l. memberikan informasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
 Menghormati dan melindungi hak pasien;
 Melaksanakan etika Rumah Sakit;
 Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
 Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional;
 Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
 Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws);
 Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
 Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa
rokok.

Menurut (Listiyono, 2015) pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang


digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi
pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Pelayanan kesehatan di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara


ASEAN lainnya seperti Malaysia. Masyarakat memilih menjalani pengobatan
ataupun check-up di negara lain, artinya kualitas rumah sakit di Indonesia harus
ditingkatkan. Untuk menilai kualitas pelayanan rumah sakit maka National Health
Services (NHS) memperkenalkan 6 (enam) syarat dalam menilai kinerja pelayanan
rumah sakit, salah satunya yaitu efisiensi (Sidiq & Afrina, 2017)

Ukuran efisiensi dengan menggunakan beberapa indikator yaitu Bed Occupancy Rate
(BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn
Over (BTO) (Soejadi, 2010). BOR dan BTO adalah indikator yang digunakan untuk
menilai cakupan pelayanan unit rawat inap, sedangkan LOS dan TOI adalah indikator
yang di gunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rekam medis. Bed Occupancy
Rate (BOR) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran mengenai tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
dari tempat tidur rumah sakit. AvLOS yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien.
Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). BTO yaitu frekuensi
pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1
tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi dari pada pemakaian tempat tidur dan TOI yaitu rata-rata hari, tempat tidur
tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan
gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur (Indriani & Sugiarti, 2014).

2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit


(Satrianegara, 2014), mutu pelayanan kesehatan dapat dikaji antara lain berdasarkan
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan tingkat
efisiensi institusi sarana kesehatan. Beberapa indikator mutu pelayanan di rumah sakit
antara lain :

 Bed Occupancy Rate (BOR) adalah angka penggunaan tempat tidur. Bed
Occupancy Rate (BOR) digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Angka Bed Occupancy Rate (BOR) yang rendah menunjukkan
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka
Bed Occupancy Rate (BOR) yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit
atau penambahan tempat tidur.

 Average Length of Stay (AvLOS) adalah rata-rata lamannya pasien dirawat.


Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.

 Bed Turn Over (BTO) adalah angka perputaran tempat tidur atau frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, beberapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali.

 Turn Over Interval (TOI) adalah tenggang perputaran atau rata-rata hari yakni
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi hingga saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di rumah sakit menurut
(Rikomah, 2017) di antaranya yaitu:

 Klinis, Pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit terkait dengan


pelayanan dokter, perawat dan terkait dengan teknis medis
 Efisiensi dan efektivitas, Pelayanan kesehatan yang mudah pengaksesanya, tepat
guna, diagnose yang tepat
 dan terapi yang diberikan tepat akan sangat memengaruhi dalam hal peningkatan
kualitas pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan di rumah sakit.
 Keamanan pasien, Pelayanan yang memberikan upaya perlindungan terhadap
pasien, misalnya perlindungan jatuh dari tempat tidur, kebakaran sanga harus
diperhatikan karena adanya pengurangan angka kejadian kecelakaan pada pasien
maupun tenaga kesehatan di rumah sakit akan mempengaruhi baik buruknya
akreditasi suatu rumah sakit.
 Kepuasan pasien, Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas apabila dapat
kenyamanan pasien selama dirawat di rumah sakit, adanya keramahan yang
diberikan oleh tenaga kerja di rumah sakit dan kecepatan pelayanan yang
diberikan tenaga kesehatan sangat mempengaruhi akan peningkatan kualitas
pelayanan di rumah sakit.
 Bagian registrasi pasien, Pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan sangat
mempengaruhi oleh bagian registrasi pasien, apabila pasien tidak diberikan
pelayanan yang ramah, komprehensif maka dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan tersebut.
 Kesigapan tenaga kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh kesigapan dan kecepatan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
 Kelengkapan sarana dan prasarana, Adanya tempat yang bersih, nyaman, serta
peralatan yang memadai untuk menunjang kesembuhan penyakit pasien sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan di rumah sakit.Petugas mempunyai dedikasi
yang tinggi seperti terampil, ramah, sopan, simpati, luwes, penuh pengertian
mempunyai kemampuan komunikasi dengan baik yang sangat diharapkan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien, apabila hal ini dilakukan oleh petugas di
rumah sakit, maka pasien yang berkunjung untuk berobat akan senang dan
nyaman.
 Prosedur kerja yang jelas, tegas dan tersusun rapi, Prosedur yang jelas, tersusun
rapi dan tegas sangat diperlukan dalam hal pelayanan, apabila tidak ada prosedur
yang jelas dalam pelayanan, maka akan membingungkan pasien untuk melakukan
pengobatan di rumah sakit tersebut, khususnya pasien.
4. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit antara lain:

 Pelayanan Rawat Jalan


Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien
tidak dalam bentuk rawat inap.

 Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh pasien dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya.

 Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan rawat inap adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang merupakan
pelayanan lanjutan dari pelayanan pasien rawat jalan dan gawat darurat, yang
memerlukan perawatan lebih lanjut dan harus tinggal menginap di institusi
pelayanan yang menanganinya.
B. Surveilans Rumah Sakit
1. Definisi Surveilans Rumah sakit
Surveilans Rumah Sakit adalah kegiatan pengamatan di rumah sakit yang
dilakukan secara sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien. . Tujuan dari surveilans adalah untuk
menentukan perencanan dalam pelaksanaan program pembangunan Kesehatan,
dengan melaksanakan kegiatan prediksi dan deteksi dini kejadian luar biasa (KLB).
Sebagai sumber surveilans, Menurut WHO terdapat 10 macam sumber data yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Data mortalitas (kematian)
2. Data morbiditas (kesakitan)
3. Data epidemik
4. Laporan penggunaan laboratorium (hasil tes laboratorium)
5. Laporan Investigasi kasus secara individual
6. Laporan Investigasi epidemic (penyelidikan wabah)
7. Survey khusus (registrasi penyakit, survey serologis)
8. Informasi binatang sebagai reservoir dan vektor
9. Data demografik
10. Data lingkungan

2. Tujuan surveilans
Tujuan umum : Mengetahui gambaran morbiditas dan mortalitas penyakit di rumah
sakit
Tujuan Khusus : Untuk Memonitoring tren penyakit seperti melakukan :
 investigasi dan penanggulangan wabah sedini mungkin
 identifikasi populasi berisiko
 penentuan prioritas penyakit dan penanggulangannya
 evaluasi program kesehatan
3. Jenis Surveilans Rumah Sakit
a. Surveilans Individu
mendeteksi dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan
penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis.

b. Surveilans Penyakit
melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan kecenderungan
insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi
terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya.
Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.

c. Surveilans Sindromik
melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala)
penyakit, bukan masing-masing penyakit.

d. Surveilans Berbasis Laboratorium


digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi.

e. Surveilans Terpadu
menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi
(negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama.

f. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global


Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia
dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas
negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara
berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan bergayut.
• Surveilans mencakup dua fungsi manajemen:

(1) fungsi inti

Fungsi inti (core activities) mencakup kegiatan surveilans dan langkah-


langkah intervensi kesehatan masyarakat. Kegiatan surveilans mencakup
deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi
epidemiologis maupun laboratoris, umpan-balik (feedback).

(2) fungsi pendukung.

Fungsi pendukung (support activities) mencakup pelatihan, supervisi,


penyediaan sumber daya manusia dan laboratorium, manajemen sumber
daya, dan komunikasi

4. Kegiatan Umum surveilans di Rumah sakit


Langkah kegiatan surveilans
 Pengumpulan data
 Pengolahan & penyajian data
 Analisis & Interpretasi data
 Pembuatan laporan, rekomendasi tindak lanjut & diseminasi informasi
 Tindakan
 Pencegahan & Penanggulangan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rumah sakit merupakan organisasi yang berfungsi melayani kesehatan


masyarakat. Kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia masih dirasakan kurang
memuaskan. Beberapa keluhan yang muncul disebabkan adanya perbedaan persepsi
mengenai pelayanan yang dirasakan oleh pasien rawat inap di kelas 3 dengan VIP.
Keluhan terjadi bukan hanya pada aspek infrastruktur, namun juga pelayanan dari sumber
Daya Manusianya.

Kriteria kualitas pelayanan rumah sakit dapat berubah sesuai dengan preferensi
pasien. Oleh karena itu penting bagi rumah sakit untuk terus memantau preferensi pasien
sehingga tidak salah dalam memersepsikan kriteria kualitas pelayanan yang
diharapkannya. Sementara itu, pasien yang masuk ke rumah sakit terus bertambah seiring
berjalannya waktu. Dimulai dari penyakit tidak menular hingga menular setiap hari
berdasarkan Surveilans Epidemiologi. Sistem Surveilans epidemiologi mempunyai peran
sangat penting sebagai inteligen penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan
informasi epidemiologi untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan
dan penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-KLB).

B. Saran
Agar tercapainya keberhasilan dalam aktivitas pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit dan
Surveilans Rumah sakit yg baik maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat
menjadi masukan positif bagi Rumah sakit sebagai berikut :

a. Pelayanan Rumah Sakit

1. Pelayanan kesehatan di harapkan lebih cermat dalam hal peningkatan pelayanan


untuk memikat hati masyarak
2. Untuk meningkatkan dan memelihara mutu dari rumah sakit di harapkan agar selalu
memberikan pelayanan yang terbaik terlebih pada kecepatan dalam penanganan
masalah yang ada (respon).
3. Memudahkan lagi pelayanan administrasi bagi para pengunjung (pasien) pada Rumah
Sakit
4. Pelayanan merupakan hal yang penting, karena pelayanan yang bagus merupakan
obat utama bagi pasien yang datang untuk berobat.
5. Pihak rumah sakit tidak membedakan kategori pasien baik itu pasien menengah ke
bawah maupun pasien menengah ke atas sehingga menyamaratakan pelayanan karena
pada dasarnya pasien juga sama – sama manusia yang butuh pelayanan kesehatan
yang baik serta pelayanan yang sama.

6. pihak rumah sakit memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pasien
menengah kebawah seperti pada pasien, karena bagaimana pun pasien BPJS tetap
membayar meski melalui tangan pemerintah.
b. Surveilans Rumah Sakit
1. Disarankan agar pemegang program surveilans dipegang oleh tenaga dengan jabatan
fungsional epidemilog dengan latar belakang pendidikan kesehatan masyarakat.
2. kepada Rumah sakit agar memberikan inovasi dalam pelaksanaan program surveilans.
3. Disarankan agar menjalin kerjasama yang lebih kuat dengan bidan praktek swasta,
klinik maupun Rumah sakit dalam pengumpulan data surveilans.
4. Menjadikan hasil analisa data surveilans dalam perencanaan jangka panjang dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. Disarankan Kepada Rumah sakit agar melakukan advokasi dengan instansi terkait
agar mendapatkan hasil uji laboratorium baik hasilnya positif maupun negatif
sehingga pelaksanaan surveilans dapat berjalan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di rumah sakit menurut (Rikomah, 2017)

https://helvetia.ac.id/elearning/pluginfile.php/7/mod_forum/post/3829/Pertemuan%208%20%20
Surveilans%20Epidemiology%20update%201.ppt

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/K.1_SURVEILANS_KESEHATAN_MASYARAKAT_.
ppt

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_45_2014_Penyelenggaraan_Sur
veilans_Kesehatan.pdf

https://rsbm.baliprov.go.id/jenis-pelayanan/

https://media.neliti.com/media/publications/8258-ID-mengembangkan-evidence-based-public-
health-ebph-hiv-dan-aids-berbasis-surveilans.pdf

Permenkes Nomor 4 Tahun 2018

pelayanan kesehatan (Listiyono, 2015)

Pelayanan kesehatan (Sidiq & Afrina, 2017)

(Satrianegara, 2014), mutu pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai