Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan

tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status

kesehatan yang relatif baik dibutuhkan oleh manusia untuk menopang semua

aktivitas hidupnya. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan

tersebut. Maka untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik tersebut

dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-

menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini

semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan epidemiologik penyakit,

perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih efektif, ramah

dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.

Masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam pembangunan, oleh

sebab itu masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan.


Sehingga diperlukan sumber daya manusia yang bermutu untuk mewujudkan

masyarakat yang berkualitas. Indikator kualitas masyarakat dapat dilihat dari

beberapa aspek. Salah satu aspek terpenting adalah kualitas di bidang kesehatan.

Wilayah kerja rumah sakit Masenrempulu merupakan lokasi penelitian

yang di pilih peneliti. Selain RS Masenrempulu terdapat juga RS Aifin Nu’mang

yang merupakan RS terdekat dari lokasi penelitian.

Mengingat Rumah Sakit berperan dalam meningkatkan mutu masyarakat

sertamemberikan pelayanan secara paripurna di bidang kesehatan, maka

kemudahan untuk menjangkau lokasi Rumah Sakit merupakan salah satu hal

penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

tersebut. Tingkat aksesibilitas atau keterjangkauan jarak tempat tinggal tersebut

tentunya mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi Puskesmas. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prabawati (2005:3) yang menyatakan

bahwa Puskesmas yang memadai tidak hanya memperhatikan jumlah atau

kapasitas pelayanannya tetapi juga memperhatikan tingkat aksesibilitasnya.

Selain melihat dari jarak tempat tinggal, minat masyarakat mengunjungi

Rumah Sakit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengetahuan, mutu

pelayanan dan fasilitas penunjang juga sangat berpengaruh. Kondisi pendidikan

merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat

pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan

berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.


Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah

satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi seseorang untuk

berperilaku sehat. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang atau

masyarakat terhadap kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan

Rumah Sakit, maka kemungkinan masyarakat akan menggunakan pelayanan

kesehatan juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang

diketahuinya (Notoatmodjo, 2007). Namun pemanfaatan pelayanan Rumah Sakit

harus didukung dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap seperti

penelitian Lubis (2006) dalam Hasibuan (2008) yang mengatakan bahwa semakin

lengkap fasilitas maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan Rumah

sakit

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih

Sarana Pelayanan Kesehatan di Desa Mangkawani Kecamatan Maiwa”.

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh jarak

tempat tinggal terhadap pemilihan sarana pelayanan kesehatan di Desa

Mangkawani?
C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh jarak

tempat tinggal terhadap pemilihan sarana pelayanan kesehatan di Desa

Mangkawani.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Jarak tempat tinggal

Jarak tempat tinggal dalam penelitian ini adalah tingkat kemudahan atau

seberapa jauh tempat tinggal warga masyarakat dalam mencapai lokasi Rumah

Sakit.

Dengan kriteria objektif sebagai berikut:

Jauh : jika jarak Rumah Sakit dengan tempat tinggal responden > 30 km

Sedang : jika jarak Rumah Sakit dengan tempat tinggal responden 21-

29km

Dekat : jika jarak Rumah Sakit dengan tempat tinggal responden < 20

km.

Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan yang dimiliki

oleh seseorang yang diterima melalui jenjang pendidikan formal. Dengan kriteria

objektif sebagai berikut:

Tinggi : Jika responden menamatkan pendidikan D3-S1

Sedang : jika responden menamatkan pendidikan jenjang SMA


Rendah : jika responden menamatkan pendidikan SD-SMP

Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah seberapa banyak informasi

yang diketahui warga masyarakat berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang

ada di sarana pelayanan kesehatan.

Kriteria objektif sebagai berikut:

Tinggi : jika responden menjawab ≥ 67% pertanyaan dengan benar

Sedang : jika responden menjawab 33%-66% pertanyaan dengan benar.

Rendah : jika responden menjawab < 33% pertanyaan dengan benar.

Sarana pelayanan

Sarana pelayanan kesehatan dalam penelitian ini adalah jenis sarana pelayanan

kesehatan yang dipilih masyarakat dalam rangka mendapatkan pengobatan..

Dengan kriteria objektif sebagai berikut:

Sangat Baik : jika responden memilih sarana pelayanan kesehatan jenis

Rumah Sakit

Baik : jika responden memilih sarana pelayanan kesehatan jenis

Puskesmas

Kurang baik : jika responden memilih sarana pelayanan kesehatan jenis

Puskesmas Pembantu
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah :

Rumah Sakit,Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes).

Rumah sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional

yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan

pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosis,

serta pengobatan yang diderita oleh pasien (American Hospital Association,

1974; dalam Azwar, 1996). Sementara itu, dalam Sistem Kesehatan Nasional

(1992) dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi utama

menyelenggarakan kesehatan bersifat penyembuhan dan pemulihan penderita

serta memberikan pelayanan yang tidak terbatas pada perawatan di dalam

rumah sakit saja, tetapi memberikan pelayanan rawat jalan, serta perawatan di

luar rumah sakit.

Pengertian serupa dikemukakan oleh Association of Hospital Care (Azwar,

1996) bahwa rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat,

pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.


Batasan pengertian rumah sakit di atas, menunjukkan bahwa fungsi

kegiatan rumah sakit sangat bervariasi, sesuai dengan perkembangan zaman.

Artinya rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyembuhan

penyakit, tempat pengasuhan, tempat pelayanan, pendidikan dan penelitian

sederhana, dan bersifat sosial. Dewasa ini, rumah sakit fungsinya berkembang

sesuai dengan tuntunan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara

lain; sebagai pengembangan pendidikan dan penelitian,

spesialistik/subspesialistik, dan mencari keuntungan.

Implikasinya adalah setiap rumah sakit dituntut untuk senantiasa

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pasiennya dalam semua aspek

pelayanan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik agar efektivitas pelayanan

kesehatan dapat terwujud.

Puskesmas

Puskesmas merupakan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab

atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.Menurut

Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit

Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.


Puskesmas memiliki peran yang sangat penting dalam pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Hal ini membawa konsekuensi bahwa

keterjangkauan pelayanan Puskesmas bagi masyarakat perlu diperhatikan.

Kemudahan mencapai lokasi atau aksesibilitas selanjutnya menjadi salah satu

faktor penting dalam penyediaan Puskesmas dan alokasi wilayah pelayanannya.

Puskesmas yang lokasinya semakin mudah dicapai oleh masyarakat, maka

masyarakat akan semakin mudah mengakses pelayanannya. Adapun fungsi

puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan

2. Puskesmas berfungsi sebagai pusat pemberdayaan masyarakat

3. Puskesmas berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

b. Pelayanan kesehatan masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, hidup sehat bagi setiap orang yang

bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas akan terwujud derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan

system kesehatan nasional, system kesehatan kota, system pemerintahan

daerah dan antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama.


Puskesmas Pembantu (Pustu)

Puskesmas Pembantu (pustu) merupakan unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu Puskesmas dengan

melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam wilayah yang lebih

kecil, dan pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana

yang tersedia.

Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi puskesmas, puskesmas pembantu

(pustu merupakan bagian utama dalam jaringan pelayanan puskesmas di setiap

wilayah Desa dan kelurahan dalam ruang lingkup yang kecil dan

derajat .kecanggihan yang lebih rendah.

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Pos kesehatan desa (poskesdes) merupakan upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka

mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat

desa.

Pelayanan kesehatan di poskesdes meliputi upaya promotif, preventif dan

kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan

melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.

Pembentukan poskesdes didahulukan pada desa yang tidak memiliki

rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu, dengan tujuan

terselenggaranya pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan tenaga professional


lainnya dan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terehadap pelayanan

kesehatan yang berkualitas.

B. KERANGKA FIKIR

Berbagai faktor yang mempengaruhi warga masyarakat dalam memilih

sarana pelayanan kesehatan, meliputi: jarak tempuh masyarakat ke balai

pengobatan yakni jauhnya jarak rumah dan sulitnya transfortasi, selain itu

tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat pengetahuan mereka tentang

maksimal atau tidaknya pelayanan Rumah Sakit tersebut menjadi faktor penting

dalam memilih balai pengobatan. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada

gambar 1.

BEBERAPA FAKTOR DALAM


MEMILIH SARANA PELAYANAN
KESEHATAN

jarak tempat Tingkat Tingkat


tinggal pendidikan pengetahuan
Analisis Pemilihan Sarana
Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit puskesmas Puskesmas Pos Kesehatan


pembantu Desa

Keputusan Masyarakat Memilih Sarana Pelayanan


Kesehatan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. TIPE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study . Cross

Sectional study adalah suatu study dimana peneliti melakukan identifikasi

melalui observasi dengan menggunakan kuesionar pada sampel, kemudian

dianalisis apakah ada hubungan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Mangkawani Kecamatan Maiwa

Kabupaten Enrekang. Desa Mangkawani berada di jalan poros Bolli-

Tempe.

2. Waktu penelitian
C. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti,

(Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua warga

masyarakat di Desa Mangkawani. JUMLAH POPULASI

Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan

sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana pengambilan

sampel dilakukan dengan cara; mula-mula peneliti mengidentifikasi semua

karakteristik populasi. kemudian peneliti menetapkan berdasarkan

pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian,

sehingga tekhnik pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan

pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri.

Kriteria subjek penelitian adalah jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian yaitu dengan menggunakan Kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah

karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau

dan akan diteliti serta mewakili populasi (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah:

1. Masyarakat yang berumur 17 tahun ke atas.


2. Bersedia diwawancarai dalam hal ini bersedia menjadi responden

3. Dapat berkomunikasi, jika responden tidak bisa membaca dan menulis peneliti

memandu responden menjawab kuisioner melalui wawancara secara

langsung.

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden,

dimana 40 responden ini merupakan jumlah keseluruhan dari 10 responden yang

diambil di tiap Dusun di Desa Mangkawani Kecamatan Maiwa.

D. HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan sementara atau

terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.

Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka ada dua jenis hipotesis

yang diajukan peneliti, yakni:

1. Hipotesis alternatif (Ha), sebagai berikut:

a. Ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap pemilihan sarana

pelayanan kesehatan di Kecamatan Baranti.

2. Hipotesis Nol (H0), sebagai berikut:

a. Tidak ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap pemilihan sarana

pelayanan kesehatan di Kecamatan Baranti.


E. PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Penuntun wawancara

Penuntun wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai langsung

masyarakat Desa Mangkawani tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan

penelitian. Variabel yang dimaksud yakni: jarak tempat tinggal, tingkat

pendidikan dan pengetahuan.

Kuesioner

Kuesioner ini biasa disebut dengan angket. Kuesioner merupakan sebuah

daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner merupakan

instrumen penellitian atau instrumen pengumpulan data yang dioperasionalkan

ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan mengajukannya ke responden.

Melalui kuesioner ini peneliti dapat mengetahui keadaan atau data dan

pengetahuan responden sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang

dicantumkan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Kuesioner ini berisi

tentang identitas responden dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

variabel yang diteliti, seperti: jarak tempat tinggal, tingkat pendidikan dan

pengetahuan, yang telah disusun sebelumnya. Kuesioner ini berisi 10

pertanyaan.
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pengolahan data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh baik dari hasil wawancara

langsung atau jawaban dari beberapa pertanyaan di kuesioner, yang sebelumnya

akan diolah secara manual selanjutnya diolah dengan menggunakan sistem

komputer microsoft office excel dan aplikasi SPSS versi 16,0. Adapun tahapan

pengolahan data, yakni:

a. Membersihkan data, yakni apakah setiap pertanyaan terjawab dengan benar

atau sebagainya.

b. Memeriksa data, kelengkapan, kejelasan, konsistensi dan kesesuaian

jawaban responden apakah ada kesalahpahaman responden atau kesalahan

pencatatan oleh enumerator.

c. Membuat Pengkodean (coding), yaitu memberi kode agar mudah memberi

jawaban, dan untuk penyusunan daftar kode jawaban responden. Untuk

keperluan komputer, coding sangat diperlukan.

d. Memproses (prosessing) data, yaitu mengolah data, mendeskripsikan hasil

olahan dalam bentuk table dan grafik dan menghitung sesuai dengan rencana

analisis data yang dilakukan.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi-Square.

Uji Chi-square yakni analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variable bebas dan variable terikat. Adapun rumus yang digunakan sebagai

berikut:

( fO−fh)2
χ 2 =∑
fh

Keterangan :

X2 : nilai Chi square

Fo : frekuensi yang diobservasi

Fh : frekuensi yang diharapkan

( fb−fk )
fh=∑
∑T

Keterangan:

Fh : frekuensi yang diharapkan

Fb : frekuensi pada baris

Fk : frekuensi pada kolom

T : jumlah keseluruhan baris dan kolom.

Anda mungkin juga menyukai