PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang
ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dalam
Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34 menyatakan negara menjamin
setiap warga negara mendapatkan hidup sejahtera, tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang ada di Indonesia, namun sering terjadi dikotomi dalam upaya pelayanan
kesehatan, pelayanan kesehatan yang baik hanya diberikan bagi kalangan masyarakat yang
mampu sedangkan masyarakat yang kurang mampu tidak mendapatkan perlakuan yang adil
dan proporsional (Info Askes, 2010).3
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;1 Tujuan dari
Pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. Dengan demikian setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
pembangunan Negara.
Penelitian
Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan maksud utama, yaitu:
Prima Facie
Autonomy
Justice
Empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie
sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks
tertentu (ilat) yang relevan.
1) Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy).
Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus
diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan
nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau
hilang perlu mendapatkan perlindungan.
2) Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter
juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan
kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap
ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.
Tindakan berbuat baik (beneficence) :
a. General beneficence :
Melindungi & mempertahankan hak yang lain
Mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
b. Specific beneficence :
Menolong orang cacat,
Menyelamatkan orang dari bahaya.
Mengutamakan kepentingan pasien
Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh
minimal).
Norma tunggal, isinya larangan.
4) Keadilan (justice).
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama
dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan,
serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter
terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang
menjadi perhatian utama dokter. Diperlukan nilai moral keadilan untuk
menyediakan perawatan medis dengan adil agar ada kesamaan dalam
perlakuan kepada pasien.9 Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang harus
menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat
orang tersebut.
Treat similar cases in a similar way = justice within morality.
Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness)
yakni :
a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari
kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien
yang memerlukan/membahagiakannya)
b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan. (2013). UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Tersedia: http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20Nomor
%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf. (08 Januari 2014)
2. Kementrian Kesehatan. (2013). UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tinjauan
Tentang Rumah Sakit. Tersedia:
http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._44_Th_2009_ttg_Rumah_Sakit.pdf. (08
Januari 2014)
3. Repository USU. (2011). Latar Belakang Pelayanan Kesehatan. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18308/4/Chapter%20II.pdf. (08 Januari
2014)
4. WHO. (2014). Tersedia: Rumah Sakit. http://www.who.int/topics/hospitals/en/ (08 Januari
2014)
5. Konsil Kedokteran Indonesia. (2006) Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik Di
Indonesia. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasaretikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014)
6. Agus Purwadianto. (Juni 2007). Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma
Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok
II FKUI. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasaretikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014)
7. Professor Omar Hasan Kasule. (8 9 September 2007). Filosofi Dalam Etika
Kedokteran : Studi Banding Antara Sudut Pandang Islam dan Barat (Eropa); Seminar dan
Lokakarya Implementasi Nilai-nilai Islam di dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia.
Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetikakedokteran.html (08 Januari 2014)
8. Agus Purwadianto. (Juni 2007). Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma
Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok
II FKUI. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasaretikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014).
9. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta
Selatan: Pensil-324