Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal

harganya.Didalam era globalisasi seperti sekarang, banyak orang

berbondong-bondong untuk menjaga dirinya agar tetap sehat. Kesehatan

adalah hak dasar individu dan setiap warga negara berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan (Dirjen Pelayanan Medik, 1997).

Kesehatan adalah hak dan investasi, semua warga negara berhak atas

kesehatannya. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H menyatakan bahwa

setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan. Dalam pasal 34 ayat (1), bahwa fakir miskin dan anak-

anak yang terlantar dipelihara oleh negara, ayat (3) bahwa negara

bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

umum yang layak. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun1992

tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan (Permenkes, 2014).

Tidak dapat dipungkiri, dewasa ini semakin banyak bermunculan

penyakit yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan. Di satu sisi,

aktivitas manusia yang semakin padat menuntut kondisi fisik yang prima.

Oleh karena itu, orang semakin menyadari arti pentingnya kesehatan,

1
disinilah peran sentral rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan

seperti yang dipaparkan oleh WHO(World Health Organization) bahwa

rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

kesehatan dan pusat penelitian medik.

Arti pentingnya rumah sakit juga diatur dalam UU RI No. 44 Tahun

2009 dimana disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Rumah sakit tidak hanya berfungsi untuk memberikan pelayanan

medis tetapi juga menyelenggarakan kegiatan pelayanan dan asuhan

keperawatan, pelayanan penunjang medis dan nonmedis, pelayanan kesehatan

kemasyarakatan, rujukan, pendidikan, penelitian, pengembangan,

administrasi umum dan keuangan.

Misi pembangunan kesehatan Indonesia adalah memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

Peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit merupakan suatu keharusan

untuk mendukung misi pembangunan kesehatan Indonesia. Pelayanan

kesehatan yang memenuhi syarat adalah pelayanan kesehatan yang: tersedia

(available), menyeluruh (comprehensive), berkesinambungan (continued),

2
terpadu (integrated), wajar (appropriate), dapat diterima (acceptable),

bermutu (qualified), mudah dicapai (accessible), serta terjangkau (affordable).

Peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit tidak terlepas dari

peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan. Peningkatan unit cost dalam

pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan salah satu

permasalahan penting, karena di sisi yang lain tingkat kesejahteraan

masyarakat justru semakin menurunDalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Banyak hal yang perlu diperhatikan antara lain yang

dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan

kesehatan. Agar penyelengaraan kesehatan yang diinginkan dapat terlaksana

dengan baik. Banyak syarat yang harus dipenuhi salah satunya adalah

pelayanan kesehatan tersebut harus mempunyai nilai mutu yang baik,

(Azwar,1993).

Kinerja akan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan

menggunakan sumber daya manusia dan fasilitas kerja yang mendukung

didalamnya, Dengan demikian semua gagasan dan kebijaksanaan yang

diambil untuk usaha meningkatkan produktivitas kerja organisasi. Bertitik

tolak dari hal tersebut maka usaha untuk memampatkan sumber daya yang

ada untuk menwujudkan sesuatu secara maksimal dengan memadukan

sumber dan hasil dalam bentuk yang optimal, tenaga kerja manusia,

disamping fasilitas dan sumber produksi lainnya adalah sumber daya yang

harus dimanfaatkan secara penuh dan terarah (Ibrahim, 2000).

3
Untuk memahami strategi peningkatan produktifitas suatu pelayanan

kesehatan secara lebih baik maka dilakukan analisis secara lebih tajam

terhadap kondisi kerja yang tidak produktiF. Untuk mewujudkan hal tersebut

di atas diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang didukung antara lain

sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan

dalam pembangunan kesehatan, oleh karena itu pola pengembangan sumber

daya tenaga kesehatan perlu disusun secara cermat yang meliputi

perencanaan, pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan yang berskala

nasional ( DEPKES.RI, 2000 ). Sehingga untuk mencapai pembangunan

kesehatan yang menuju terciptanya Indonesia sehat 2020, maka sangat

dibutuhkan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

selaras dengan kebutuhan dan menentukan perkembangan tenaga kesehatan

terutama dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.

Keluhan masyarakat sering terjadi oleh karena pelayanan kesehatan

yang kurang memuaskan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan,

teknologi, kedokteran, dan kesehatan maka diperlukan peningkatan kualitas

atau mutu pelayanan kesehatan kepada petugas pelaksana pelayanan

kesehatan. Mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan atau pasien menjadi

salah satu strategi yang penting yang tidak bias diabaikan oleh para penentu

kebijakan dibidang kesehatan ( Wijono, 1999 ).

Sistem peningkatan keprofesionalismean tenaga kesehatan yang

melindungi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Sistem ini diharapkan

mampu mengatasi hambatan-hambatan dibidang penyelenggaraan pelayanan

4
kesehatan yang dapat mengarahkan system pemeliharaan kesehatan kesuatu

pelaksanaan yang lebih terkoordinir.

Dalam bidang kesehatan tampak bahwa dalam penanganan masalah

kesehatan masyarakat, keberhasilannya sangat ditentukan oleh kinerja dan

kualitas manusia yang bertindak sebagai tenaga kesehatan yang profesional.

TUPOKSI ( Tugas Pokok dan Fungsi ) untuk beberapa bagian di Puskesmas

Rasabou yaitu seperti bagian Ruang TU, tugas pokoknya melaksanakan

rujukan, Fungsinya untuk rujukan askes,rujukan jamkesda, dan rujukan

jamkesmas, tugas pokok membuatkan atau mengangendakan, Fungsinya,

untuk surat masuk dan surat keluar, tugas pokok mengeluarkan surat

keterangan, Fungsinya untuk berbadan sehat, untuk istirahat dan untuk cuti,

tugas pokok membuat laporan, Fungsinya, untuk notulen rapat, untuk buku

tamu, untuk dokumen penting Puskesmas dan pegawai, dan askes. Bagian

ruang KIA,tugas pokoknya, melaksanakan pelayanan KIA, Fungsinya,

membantu kepala Puskesmas dalam pelayanan KIA. Bagian ruang apotik /

obat, tigas pokonya, melaksanakan pelayanan dan pengelolahan obat,

Fungsinya, membantu kepala Puskesmas dalam pelayanan dan pengelolahan

obat. Bagian ruang kartu, tugas pokoknya, melaksanakan pelayanan dan

pemberian kartu, Fungsinya, membantu kepala Puskesmas dalam pelayanan

dan pemberian kartu. Bagian ruang imunisasi, tugas pokoknya,

melaksanakan pelayanan imunisasi, Fungsinya, membantu kepala Puskesmas

dalam pelayanan imunisasi. Bagian ruang poli gigi, tugas pokoknya,

melaksanakan pelayanan poli gigi, Fungsinya, membantu kepala Puskesmas

5
dalam pelayanan poli gigi. Bagian ruang laboratorium, tugas pokoknya,

melaksanakan kegiatan laboratorium, Fungsinya, membantu kepala

Puskesmas dalam kegiatan laboratorium. Bagian ruang dokter dan periksa,

tugas pokoknya, melaksanakan pelayanan pemeriksaan pasien, Fungsinya,

membantu kepala Puskesmas dalam pelayanan pemeriksaan pasien. Bagian

ruang gizi, tugas pokoknya, melaksanakan kegiatan program gizi, Fungsinya,

membantu kepala Puskesmas dalam kegiatan program gizi. Bagian ruang

kelsing, tugas pokoknya, melaksanakan kegiatan program kesling,

Fungsinya, membantu kepala Puskesmas dalam kegiatan program kesling.

Keberhasilan seseorang dalam mewujudkan tujuan yang

diharapakannya sangat ditentukan oleh kualiatas kerja yang kompleks

dibanding dengan tingkat penilaian masyarakat dari latar belakang yang

berbeda. Seorang tenaga kesehatan dituntut untuk menggunakan kemampuan

dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan, khususnya dalam memberikan

pelayanan pada pasien sehingga dengan demikian dapat memberikan dampak

positif sesuai basic ilmu yang dimilikinya.(DEPKES.RI,2000).

Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas adalah sumber daya manusia

(SDM) utama yang dimiliki oleh puskesmas. Oleh karena itu, peningkatan

kinerja tenaga kesehatan seperti disiplin, motivasi, inisiatif, komunikasi,

pelatihan, beban kerja dan keterampilannya harus dilakukan sehingga tenaga

kesehatan yang ada dapat bekerja lebih produktif sesuai dengan Tugas pokok

dan fungsinya. Tenaga yang ada di puskesmas juga merupakan penentu

keberhasilan pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan melihat masa kerja

6
dan hubungan antar manusia bagi tenaga kesehatan merupakan pilar-pilar

utama dalam meningkatkan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas yang

merupakan sentra pelayanan kesehatan masyarakat.

Meningkatnya kunjungan pasien pertahun dan jam kerja yang terbatas

selama 8 jam perhari akan mempengaruhi kinerja setiap tenaga

kesehatannya. Pada Puskesmas Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu

jumlah pengunjung tiap tahunnya Pada tahun 2015 jumlah kunjungan 3.899,

tahun 2016 jumlah kunjungan 6.605 dan tahun 2017 jumlah kunjungan

9.532.

Target cakupan Program di Puskesmas Rasabou, di mana setiap

Program sudah mencapai target yang ingin di capai, sehingga yang jadi

masalah yaitu masih adanya keluhan masyarakat akan kinerja tenaga

kesehatan yang ada di Puskesmas Rasabou meskipun jumlah pasien

meningkat 3 tahun terakhir

Maka dalam proses yang ada di Puskesmas Rasabou diperlukan

kinerja yang berkualitas dan profesional, maka yang akan diteliti faktor yang

berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan berdasarkan disiplin dan

motivasi tenaga kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan.

Berdasarkan profil kesehatan Puskesmas Rasabou, jumlah tenaga

kesehatan sebanyak : 113 orang, PNS 19 orang, CPNS 10 orang, PTT 22

orang, dan Sukarela 58 orang, honorer dinas 4 orang

7
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melihat faktor yang

berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Rasabou

Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu NTB

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas telah diuraikan sebelumnya maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor yang

berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Rasabou

Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu NTB ? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas

Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu NTB

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan disiplin dengan kinerja tenaga

kesehatan di Puskesmas Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten

Dompu NTB

b. Untuk mengetahui hubungan insentif dengan kinerja tenaga

kesehatan di Puskesmas Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten

Dompu NTB

8
c. Untuk mengetahui hubungan pelatihan dengan kinerja tenaga

kesehatan di Puskesmas Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten

Dompu NTB

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis (akademis), yakni

Sebagai masukan atau input yang diharapkan dapat memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu bahan bacaan

bagi peneliti berikutnya.

b. Manfaat praktis (aplikatif), yakni

1. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan / informasi bagi masyarakat tentang

bagaimana melihat displin dan motivasi kinerja tenaga kesehatan

di Puskesmas.

2. Manfaat Bagi Pemerintah

Sebagai bahan masukan / informasi bagi puskesmas dalam

rangka peningkatan kinerja tenaga kesehatan dan upaya

menghilangkan kesan yang buruk terhadap model pelayanan

kesehatan terhadap pencitraan masyarakat dan Sebagai motivasi

kinerja bagi para tenaga kesehatan agar bekerja dengan baik dalam

upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada puskesmas

yang kompleks dengan masalah kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai