Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Data WHO menyebutkan, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di India pada tahun 2008 adalah 60,4 juta orang. Di Cina pada tahun 2008
sebanyak 98,5 juta orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan di bagian
lain ASIA tercatat pada tahun 2008 sebesar 38,4 juta orang yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan masih sangat kurang (Lazuardi, 2009)
Pengertian ”terpadu” dan ”integrasi” menurut WHO bila dilihat dari aspek fungsional,
integrasi adalah suatu upaya untuk menyatukan berbagai fungsi dan struktur administratif yang
berdiri sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan (WHO, 2009).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber
daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan
batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan
yang tinggi. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat,
cerdas, dan produktif. (Adisasmito,2010)
Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat,
pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legislatif serta badan yudikatif.
Dengan demikian dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah harus saling bahu membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan
kesehatan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.(Lestari, 2010).
Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti globalisasi,
demokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi serta pemahaman kesehatan sebagai hak
asasi dan investasi mendorong terjadinya revisi terhadap system kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun secara status mengalami peningkatan,
namun secara system hal itu belum menunjukkan adanya daya relationship yang
menjamin system kesehatan yang  ini yang dikalangan masyarakat tidak mampu.
(Adisasmito, 2010).
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup
penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus
memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima
dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu (Pujianto, 2011).
Kebutuhan pasien dapat di bagi menjadi kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan
secara langsung dan pelayanan penunjang lainnya. Dalam hal pelayanan kesehatan,
umumnya diinginkan pelayanan yang cepat, akurat, bermutu tinggi sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan kedokteran, ramah dan dengan biaya yang wajar. Selain itu, seringkali
disebutkan perlunya penjelasan menyeluruh tentang keadaan penyakit kepada pasien dan
keluarganya agar mereka memahami keadaan kesehatannya serta upaya pengobatan apa
yang akan mereka jalani. pasien juga diberi kesempatan sesuai Undang-Undang No.23
tentang kesehatan untuk menanyakan pendapat dokter tentang penyakit dan rencana
pengobatan dirinya. Di masa datang dan bahkan juga kini, pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada konsumen merupakan suatu keharusan. Tentunya mutu pelayanan
kesehatan harus senantiasa jadi acuan utama kinerja suatu Rumah Sakit. (Aditama, 2011)
Berdasarkan uraian di atas, maka pentingnya meneliti faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut :
1.      Apakah pendidikan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020?
2.      Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020?
3.      Apakah pelayanan dokter berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020?
4.      Apakah ketersediaan fasilitas berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020?
Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020
2.      Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan pendidikan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020
b.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020
c.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelayanan dokter dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020
d.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan ketersediaan fasilitas dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020

Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Institusi
Diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mencapai pelayanan kesehatan
yang prima.
2.      Manfaat Ilmiah
Terhadap ilmu pengetahuan dapat memberikan Informasi bagi peneliti di
bidang kesehatan.
3.      Manfaat Praktis
Bagi peneliti merupakan bagian dari pengalaman berharga yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan peneliti.

KERANGKA KONSEP
A.     Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Pelayanan kesehatan suatu kumpulan dari berbagai jenis layanan kesehatan, mulai
dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi
kesehatan, hingga transplantasi organ.
Pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya factor dukungan keluarga, pelayanan dokter, pelayanan administrasi dan
kelengkapan sarana. Faktor-faktor tersebut diperkirakan juga mempunyai pengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di RS Ibnu Sina Makassar. Faktor
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Semakin tinggi pendidikan masyarakat semakin berusaha mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Masyarakat dengan pendidikan formal yang cukup tinggi akan lebih mudah
dan lebih cepat menerima halyang baru dibandingkan dengan masyarakat yang
berpendidikan rendah. Pendidikan yang cukup tinggi mempengaruhi daya nalar
sehingga kemungkinan mempunyai pengetahuan dan kesadaran akan pemeliharaan
kesehatan.
2.      Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sejumlah orang yang berperan penting memberikan
dukungan kepada keluarganya utamanya dalam berobat.
3.      Pelayanan Dokter
Pelayanan kedokteran (medical services) adalah bagian dari pelayanan
kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran utamanya adalah perseorangan
dan ataupun keluarga tersebut adalah sebagai satu kesatuan.
Pelayanan dokter disebut baik jika mampu memuaskan pihak yang dilayani,
dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan,utamanya memberikan pertolongan
secara cepat saat pasien membutuhkan tanpa memandang status sosial.
4.      Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah suatu program lengkap yang direncanakan untuk menjamin
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, staf dan pengunjung.
5.      Pemanfaatan Pelayanan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit adalah pemanfaatan
masyarakat akan jasa pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Dapat diketahui dengan
menyatakan kemana responden berobat jika responden atau anggota keluarganya
sakit atau membutuhkan pelayanan.
6.      Jarak
Tempat beradanya Rumah Sakit akan mempengaruhi dalam dimanfaatkan atau
tidaknya suatu pelayana kesehatan puskesmas. Rumah Sakit yang letaknya lebih
dekat dengan masyarakat akan cenderung untuk lebih dimanfaatkan oleh masyarakat
dibandingkan dengan Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggal masyarkat.
Dengan demikian jarak fisik merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit oleh masyarakat.

METODE PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Secsional Study Yaitu variabel
dependen dan independen diamati pada periode yang sama.
B.    Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja RS Ibnu Sina Makassar tahun 2020
C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah semua pasien yang berkunjung di wilayah kerja RS Ibnu Sina
Makassar tahun 2020
2.      Sampel 
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang berkunjung ke RS
Ibnu Sina Makassar tahun 2020
D.    Pengumpulan Data
1.      Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk
mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini.
2.      Data Sekunder
Data kunjungan pasien yang dikumpulkan dari instansi yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
E.     Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS. Analisa
data hasil penelitian dilakukan dengan analisis berupa deskripsi variabel penelitian.
Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel  berikut :

Tabel 1. Tabel Kontigensi 2x2

Variabel Variabel Dependen


Jumlah
Independen Kategori I Kategori II
Kategori I a b a+b

Kategori II c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d


Sumber : Metodologi Penelitian Kesehatan, 2011
                                                                 
Analisis dan uji hipotesis menggunakan Uji Chi Square (x 2) tingkat kemaknaan
0.05 dengan rumus sebagai berikut (Sugiono, 2000):                
X2  =     

Keterangan :
X2       =    chi square
O        =    Nilai observasi
E        =    Nilai harapan (expected)
Dengan interpretasi sebagai berikut :
1.      Hipotesis alternatif diterima jika p < 0.05
2.      Hipotesis alternatif ditolak jika p > 0.05.

Anda mungkin juga menyukai