Skripsi
Oleh
Serlina Kobogau
181000287
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni mengenai cara pencegahan
penyakit untuk mencapai perpajangan masa hidup, peningkatan kesehatan fisik dan mental
secara berhasil guna melalui: pengorganisasian potensi yang ada dalam suatu masyarakat
untuk mencapai kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit infeksi di masyarakat,
penyuluhan/pendidikan perorangan tentang prinsip-prinsip kesehatan pribadi,
pengorganisasian pelayanan pengobatan dan perawatan untuk diagnosis dini penyakit,
pencegahan dan pengobatan, serta pengembangan gerakan sosial yang akan mendorong
setiap individu di masyarakat dalam memelihara kesehatan setiap perilaku kehidupan sehari-
hari (Hasnidar et al.,2020)
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut UU
no.36 tahun 2009. Sehat menurut WHO “Health is a state of complete physical, mental, and
social well-being and not merely the ebsence of disease and infirmity” (Ryadi, 2016).
Pelayanan kesehatan tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Globalisasi telah
mengubah cara hidup orang banyak, menentukan suka, duka, selera, dan pilihan-pilihan
orang dimanapun, akan terjadi persaingan yang bebas, tidak mengenal belas kasihan, dan
persaingan yang kejam yang akan melibas dan dan meninggalkan yang lemah apabila tidak
siap menghadapinya. Hal ini membuat banyak organisasi termasuk pelayanan kesehatan
untuk melakukan inovasi dalam memberikan pelayanannya. Pelayananan yang inovatif dan
menguntungkan masyarakat sebagai pengguna jasa. Inovasi di sektor publik pada saat ini
menjadi sebuah keharusan untuk membuat ketersediaan layanan yang semakin mudah,
murah, terjangkau, dan merata. Di Indonesia, setelah adanya otonomi daerah, perubahan
sistem pemerintahan ini juga diiringi dengan tuntutan perubahan kualitas pelayanan yang
diharapkan masyarakat. Penyediaan pelayanan publik yang berkualitas merupakan kewajiban
yang harus dilakukan oleh setiap penyelenggara negara. Konsepsi otonomi daerah
sebagaimana diatur dalam UU no. 32 Tahun 2004 telah memberikan kewenangan dan
keleluasan pemerintah daerah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas. Seiring dengan lahirnya otonomi daerah tersebut diharapkan setiap daerah berani
mengambil inisiatif, mampu membuat terobosan baru atau melakukan inovasi untuk
memajukan daerahnya. Inovasi yang dilakukan bisa dalam bentuk penetapan dan penerapan
program yang merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang mendorong terwujudnya kepuasan masyarakat
(Anggraeny C, 2013)
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) adalah suatu unit pelaksana
fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah
tertentu. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Ekasari et al.,2017).
Pusat Komunikasi Publik Kesehatan menjelaskan bahwa Indeks Kepuasan
Pelayanan menunjukkan bahwa Unit Layanan Terpadu Kementerian Kesehatan
menunjukkan tingkat kepuasan sebesar 70,58%. Kepuasan pasien merupakan salah satu
indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan suatu modal untuk
mendapatkan pasien lebih banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia).
Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan yang sama apabila
mereka membutuhkan lagi. Bahkan telah diketahui bahwa pasien loyal akan mengajak
orang lain untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sama. Standar kepuasan
pasien di pelayanan kesehatan ditetapkan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal untuk pasien yaitu diatas 95%. Bila ditemukan
pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien berada dibawah 95%, maka
dianggap pelayanan kesehatan yang diberikan tidak memenuhi standar minimal atau tidak
berkualitas. Kepuasan pasien sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan. Kualitas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
sebaik mungkin oleh pemberi jasa agar memuaskan kebutuhan dan keinginan pasien.
Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pasien. Kualitas pelayanan yang bermutu dan
efektif di suatu rumah sakit meliputi pelayanan yang nyaman, petugas yang ramah,
komunikasi. Dokter dengan pasien yang baik, kualitas dan kuantitas peralatan medis yang
memadai, kualitas lingkungan klinik yang baik dan biaya perawatan yang terjangkau
sehingga dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang merasa puas cenderung
akan memberikan referensi yang baik kepada orang lain atas suatu kualitas pelayanan yang
diterimanya (Istiani et al.,2019). Selain capaian target kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan belum maksimal, capaian kepuasan pasien berdasarkan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Padang Bulan 2022
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai informasi yang berguna bagi manajemen puskesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan guna memenuhi kepuasan pasien.
2. Bagi Pengembangan Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuwan dan pustaka bagi
Universitas Sumatera Utara, khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukkan bagi penelitian selanjutnya dan sebagai bahan
pembanding untuk pengembangan penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI
Mengenai kriteria dalam status akreditasi puskesmas dibagi menjadi 5 kriteria yang
ada yaitu: tidak terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi madya, terakreditasi utama, dan
terakreditasi paripurna. Puskesmas yang memiliki akreditasi paripurna berarti puskesmas ini
sudah memenuhi standar tertinggi dalam suatu mutu pelayanan, keselamatan, perlindungan
bagi sumber daya manusia kesehatan baik dalam masyarakat dan lingkungan baik kesehatan
perseorangan dan kesehatan masyarakat (Purwaningsari et al.,2022).
Kehandalan (Reliability)
Kecermatan petugas
SOP jelas
Keahlian petugas dalam
penggunaan alat bantu
Ketanggapan (Responsiveness)
Pelayanan yang cepat, tepat dan
cermat
Menerima semua keluhan
pasien
Jaminan (Assurance)
Jaminan tepat waktu
Jaminan biaya
Tingkat Kepuasan Pasien
Jaminan legalitas
Empati (Emphaty)
Sikap petugas yang ramah dan
sopan santun
Melayani tanpa adanya
diskriminatif
Kehandalan (Reliability)
Daya Tanggap (Responsiveness) Tingkat
Kurang Puas
Jaminan (Assurance) Kepuasan Rawat
Empati (Emphaty) Jalan
Bukti Langsung (Tangibel) Tidak Puas
3.2
3.3
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat
memberikan pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas
pelayanan kesehatan.
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
keberadaannya menjadi suatu akibat dikarenakan adanya variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Kepuasan Pasien
3.5 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Alat Skala Data
Operasional Ukur Pengukuran
Variabel Independen
1 Kualitas Pernyataan Kuisoner a. Sangat Ordinal
Pelayanan responden setuju
Kesehatan mengenai b. Setuju
kemampuan c. Cukup
dan setuju
ketanggapan d. Kurang
tenaga setuju
kesehatan e. Tidak
dalam setuju
melaksanakan
dan memenuhi
pelayanan
kesehatan di
puskesmas
a. Kehandalan Kemauan dan Kuisoner a. Sangat Ordinal
(X1) kemampuan setuju
untuk b. Setuju
melaksanakan c. Cukup
dan memenuhi setuju
pelayanan/jasa d. Kurang
yang setuju
dijanjikan e. Tidak
secara tepat setuju
dan terpercaya
b. Daya Kemauan dan Kuisoner a. Sangat Ordinal
tanggap (X2) kemampuan setuju
untuk b. Setuju
membantu c. Cukup
pasien dalam setuju
memberikan d. Kurang
pelayanan setuju
dengan cara e. Tidak
tepat, tepat d setuju
an cermat
serta
menerima
semua keluhan
pasien
c. Jaminan (X3) Memberikan Kuisoner a. Sangat Ordinal
pelayanan, setuju
keterampilan b. Setuju
dalam c. Cukup
memberikan setuju
informasi, d. Kurang
kemampuan setuju
dalam e. Tidak
menanamkan setuju
kepercayaan
dan keyakinan
pasien
d. Empati (X4) Memberikan Kuisoner a. Sangat Ordinal
kepedulian, setuju
perhatian, b. Setuju
mendahulukan c. Cukup
kepentingan setuju
pasien, tidak d. Kurang
adanya setuju
deskriminatif
(membedakan) e. Tidak
dalam setuju
memberikan
pelayanan
kepada pasien
e. Bukti Penampilan Kuisoner a. Sangat Ordinal
langsung fasilitas fisik, setuju
(X5) seperti sarana b. Setuju
dan prasarana c. Cukup
kerja dalam setuju
melakukan d. Kurang
pelayanan setuju
kesehatan. e. Tidak
setuju
Variabel Dependen
2 Kepuasan Pasien Perasaan puas Kuisoner a. Sangat Ordinal
dan senang setuju
yang b. Setuju
dirasakan c. Cukup
pasien setelah setuju
menerima jasa d. Kurang
dan pelayanan setuju
dari tenaga e. Tidak
kesehatan di setuju
Puskesmas