KONSEP RUJUKAN
Dosen Pengampu:
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui website RS online tahun 2018 tentang kondisi Rumah Sakit di Indonesia
saat ini menunjukan, adanya pertumbuhan yang sangat pesat pada perkembangan
Rumah Sakit Publik di bandingkan dengan Rumah Sakit Privat. Adapun RS Publik
berjumlah 1.530 Rumah Sakit, dan RS Privat 1.283 Rumah Sakit. Sampai dengan
tahun 2018, tercatat terdapat 2.813 rumah sakit di Indonesia, terdiri dari 2.269
rumah sakit umum dan 544 rumah sakit khusus. Sebanyak 1.787 rumah sakit adalah
milik swasta, selebihnya milik Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota), TNI/
Seperti halnya puskesmas, pada kurun waktu tahun 2014 – 2018 juga terjadi
peningkatan jumlah rumah sakit umum (RSU) dari 1.855 RSU di tahun 2014
menjadi 2.269 RSU pada tahun 2018. Kenaikan terbesar terjadi pada RSU milik
swasta. Tidak terdapat peningkatan yang bermakna dalam hal jumlah RS khusus
pada kurun waktu yang sama, dari 551 pada tahun 2014 menjadi 544 pada tahun
2018. Lebih dari separuh (50,4%) RS berlokasi di Pulau Jawa. Sebanyak 1.970 RS
demikian, pesatnya perkembangan Rumah Sakit Publik masih terdapat sisi lain yang
menjadi perhatian yakni tingginya jumlah Rumah Sakit dengan status kelas C
2
Sejak ditetapkannya 110 Rumah Sakit sebagai Rujukan Regional pada tahun
dalam peraturan. Pada tahun 2018, sebagian besar RSU adalah milik swasta
sebanyak 53%, sedangkan RSU milik Pemerintah Kabupaten/ Kota sebesar 30,4%.
RSK juga berkembang pesat, yakni dari 321 RSK dengan 22.877 TT pada tahun
2009 menjadi 503 RSK dengan 33.110 TT pada tahun 2013. Pada tahun 2013, lebih
dari separuh (51,3%) RSK itu adalah rumah sakit (RS) Bersalin dan RS Ibu dan
Anak. Data Oktober 2014 menunjukkan bahwa saat ini terdapat 2.368 RS dan
diprediksikan jumlah RS akan menjadi 2.809 pada tahun 2017, dengan laju
Nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019,
maka pelayanan kesehatan rujukan yang ada di seluruh provinsi/ kabupaten/ kota
pelayanan kesehatan. Hal tersebut juga didukung oleh Permenkes No. 24 Tahun
merupakan salah satu upaya pemerataan akses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Namun begitu, capaian program masih menunjukan angka sebesar 65% pada
3
Pada peraturan lain yang mendasari terhadap pendekatan akses pelayanan
kesehatan rujukan salah satunya yakni Permenkes No. 19 Tahun 2016 Tentang
terdapat 184 PSC yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan PSC yang sudah
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua, dan
suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak
proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani
dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan
bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak
ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak
tanggung jawab timbal balik pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih
4
mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
sakitnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rujukan
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana
pelayanan kesehatan yang sama (Mochtar 1998, dalam Shafiatul Lidia Umami,
2022).
untuk memenuhi kebutuhan para pasien dengan tujuan untuk menyembuhkan dan
dari pelayanan kesehatan primer dan diteruskan ke jenjang pelayanan sekunder dan
tersier yang hanya dapat diberikan jika ada rujukan dari pelayanan primer atau
6
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang
masalah yang timbul baik vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani maupun
lain:
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya.
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah
perifer.
1. Umum
2. Khusus
7
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari
perencanaan.
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health
kesehatan.
8
memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif
terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
Proses rujukan dalam sistem rujukan di fasyankes tingkat dua terdiri atas
rujukan balik vertikal dari fasyankes tingkat dua. Proses di fasyankes tingkat
ataupun swasta dan memenuhi kriteria/ alasan untuk dirujuk, akan dirujuk
9
Pasien yang telah dilayani di Fasyankes tingkat pertama sesuai dengan
fasyankes yang merujuk, disertai resume proses dan hasil pelayanan serta
dirujuk:
10
(3) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih
bersangkutan.
a) Prosedur Klinis
pertama.
11
pertolongan segera (prosedur life-saving) untuk
dilakukan rujukan.
12
mengambil keputusan secara cerdas dalam mengatasi
prosedur.
berdasarkan SPO.
sebagai alternatif.
13
komunikasi dengan fasyankes tujuan rujukan. Bagi pasien
perjalanan rujukan.
fasyankes perujuk.
merujuk pasien:
14
selama perjalanan rujukan ke fasyankes rujukan bila
15
(4) Selanjutnya format informed concent yang telah ditanda-
lainnya.
merujuk pasien.
16
akan menyerahkan tanggung-jawab penanganan pasien pada
a. Prosedur klinis
lingkungannya.
17
fasyankes tingkat pertama ataupun tindak lanjutnya di rumah
pasien.
rujukan.
rujukan balik akan lebih mudah serta cepat, sehingga tindak lanjut
2) Atas pasien yang dinyatakan kurang/ tidak tepat dirujuk, dan telah
untuk:
3) Atas pasien yang pulang paksa dan telah dilaporkan oleh fasyankes
tingkat dua:
18
b) Atas informasi yang diperoleh dari fasyankes rujukan, provider
emergensi.
lingkungannya.
19
c) Kematian akibat penyakit menular, perlu segera dilaporkan sejak
sektoral.
b. Prosedur Administrasi
20
(3) Memasukkan dalam register pelayanan pasien sebagai
perujuk.
dan lainnya
kinerja.
c. Prosedur operasional
dirujuk dan berupaya untuk tahu kapan akan dirujuk balik dari
21
3) Memfasilitasi berfungsinya sistem rujukan secara timbal balik
Proses rujukan dalam sistem rujukan di fasyankes tingkat dua terdiri atas
fasyankes tingkat tiga, serta menerima rujukan balik horizontal dan vertikal,
dan merujuk balik ke fasyankes tingkat pertama. Proses rujukan dalam sistem
a. Prosedur Klinis
22
buka yang telah ditentukan setelah melalui prosedur administrasi
2) Pasien non-emergency.
dan saran-saran.
Asuransi Sosial.
23
tanganinya format Informed concent oleh pasien/
memutuskan:
sebelumnya:
24
tindakan yang sudah diberikan; Obat-obatan yang
diperlukan,
perlu dirawat.
25
dilayani di fasyankes tingkat pertama, maka pada waktu yang
inap.
prosedur.
26
(1) Penyakitnya sudah berhasil diatasi secara tuntas, pasien
rujukan.
menyelesaikan pengobatannya.
bagian lain.
27
l) Pasien karena berbagai alasan ataupun pertimbangan,
fasyankes,
perujuk
kemungkinannya:
28
(1) Pasien yang “hilang” dari fasyankes rujukan, juga tidak
29
c) Provider berwenang memberi layanan akan menuliskan diagnosis
dilaksanakan,
pasien/ keluarga.
memutuskan:
30
rujukan di fasyankes tujuan rujukan terhenti. Atas keputusan
selanjutnya,
kondisinya.
kebutuhan pasien
31
(3) Masing-masing pemberi layanan (dokter, perawat, penunjang
hasilnya.
rujukan.
32
(5) Rencana pelayanan/kunjungan ulang berikutnya, ke
rujukan, ketika pasien keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima
33
a. Pada kondisi pasien kritis, selain tetap mengusahakan pelayanan medis
pada pasien yang meninggal kurang dari 48 jam dan pasien meninggal
perlu diinformasikan.
terutama pada:
34
6. Rujukan Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik Lainnya
specimen
1) Prosedur Klinis:
35
c) Untuk pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya yang
2) Prosedur Administratif
lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat, dan status
ditentukan instansinya.
3) Prosedur operasional
36
b) Merujuk pasien untuk pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya,
7. Rujukan Vertikal
tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat
ketenagaan.
kewenangannya.
37
c. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
atau ketenagaan.
dirujuk ke FKRTL
yang berlaku,
Pemerintah Daerah,
38
d. Pertimbangan geografis; dan
8. Rujukan parsial
FKTP, dan hanya 20% kasus yang di rujuk ke FKTL. Hal ini bisa terlaksana
dengan baik apabila di FKTP juga di laksanakan upaya–upaya pola hidup sehat
sehingga orang tidak sakit artinya upaya kesehatan masyarakat berupa upaya
39
b. Sistem BPJS yang belum siap benar
9. Rujukan Horizontal
disiplin ilmu. Contohnya kasus gangren pada kaki akibat diabetes yang dirawat
di SMF Penyakit Dalam, dapat dirujuk ke SMF Bedah dalam fasyankes yang
ditindak-lanjuti dengan perawatan secara home care. Rujukan pada kasus ini
D. Kegiatan Rujukan
merujuk;
40
3. Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan
catatan medisnya;
perjalanan;
rujukan;
5. Membuat surat rujukan kepada sarana pelayanan kesehatan lebih tinggi dan
Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah tidak
41
memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik dan setelah
SISRUTE adalah sebuah aplikasi yang dapat digunakan pada saat akan melakukan
(PMKRI) nomor 001 tahun 2012 yang dimaksud dengan sistem rujukan pelayanan
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal. Yang dimaksud dengan rujukan vertikal adalah rujukan
vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
tujuan dan manfaat yang jelas, menunjang dalam proses rujukan, memiliki
42
c. Terbitnya regulasi dari kementerian kesehatan RI terkait rujukan di Era
Digital
2. Manfaat
a. Informasi medis pasien secara cepat dan lengkap dapat diketahui sebelum
pasien datang
e. Perencanaan SDM
f. Perencanaan Pengembangan RS
43
h. Tracking ambulance sebagai bahan monitoring posisi ambulance
5. Kerugian
1) Ketersediaan perangkat IT
2) Keterbatasan SDM
DAFTAR PUSTAKA
44
Dadi, Alexander R, dkk. (2019). Sistem Informasi Kesehatan Rujukan (SISRUTE).
https://rakerkesda.dinkes.riau.go.id/materi/Hari%20Ke2/Kelompok%20V/
Penguatan%20SISRUTE%20dan%20Siranap.pptx diakses tanggal 08-08-2022
Pukul 20:00
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan.
45