PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar sistem rujukan yang
tepat dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta dapat mengaplikasikan sistem
rujukan ini dalam pelayanan kesehatan.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengerti tentang konsep dasar sistem rujukan yang tepat dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan mengaplikasikan sistem rujukan ini dalam
pelayanan kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Khusus :
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara berhasil guna dan
berdaya guna.
Rujukan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :
1. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.
2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang
kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya.
3. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui
pendidikan dan pelatihan antara pusat dan daerah.
1. Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin karena
berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak.
2. Rujukan berencana
Rujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang lebih panjang ketika
keadaan umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di masa antenatal atau awal persalinan
ketika didapati kemungkinan risiko komplikasi. Karena tidak dilakukan dalam kondisi gawat
darurat, rujukan ini dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam,
nyaman, dan aman bagi pasien.
2. Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan sampaikan kepada
tenaga kesehatan yang akan menerima pasien hal-hal berikut ini:
a. Indikasi rujukan
b. Kondisi ibu dan janin
c. Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi lingkungan dan cuaca menuju tujuan
rujukan)
d. Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
e. Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum transportasi, berdasarkan
pengalaman-pengalaman rujukan sebelumnya
3. Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima pasien adalah:
a. Nama pasien
b. Nama tenaga kesehatan yang merujuk
c. Indikasi rujukan
d. Kondisi ibu dan janin
e. Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
f. Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
4. Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut telah dicatat dan diketahui
oleh tenaga kesehatan di pusat layanan kesehatan yang akan menerima pasien.
5. Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini (secara langsung ataupun melalui
faksimili) sesegera mungkin:
a. Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan, diagnosis kerja, terapi
yang telah diberikan, tujuan rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga kesehatan
yang memberi pelayanan)
b. Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
c. Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
d. Hasil pemeriksaan penunjang
e. Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
12. Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga kesehatan dan jam
pemeriksaan terakhir
Untuk memudahkan dan meminimalkan resiko dalam perjalanan rujukan, keperluan
untuk merujuk ibu dapat diringkas menjadi BAKSOKU (Bidan, Alat, Keluarga, Surat,
Obat, Kendaraan, dan Uang).
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat BAKSOKU yang
dijabarkan sebagai berikut :
B (bidang): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.
A (alat): bawa perlengkapan dan bahan bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set,
tensimeter, dan stetoskop.
K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alas an mengapa ia
dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.
S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian
hasil rujukan, asuhan, atau obat obat yang telah diterima ibu (klien).
O (obat): bawa obat obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.
K (kendaraan): siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam
kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
U (uang): ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di temapat rujukan.
d. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana transportasi yang
tersedia untuk mengangkut penderita.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Rujukan adalah penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan
kesehatan yang lain. Rujukan adalah suatu penyerahan atau pelimpahan tanggung jawab dari satu
pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain secara timbal balik atas kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap
/Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit).
Tujuan rujukan adalah dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam rangka
penyelesaian masalah kesehatan secara berdaya dan berhasil guna
Tujuan system rujukan adalah Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan
kesehatan secara terpadu. Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan
pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan,
dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB.
3.2 Saran
Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen yang penting
dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan memahami sistem dan cara rujukan yang
baik, tenaga kesehatan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien. Masyarakat
dapat langsung memanfaatkan semua fasilitas pelayanan obstetri dan neonatal, sesuai kondisi
pasiennya. Bidan di desa (Bides) dan pondok persalinan desa (Polindes) dapat memberikan
pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin/ibu nifas dan bayi baru lahir (BBL), baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat.