Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAHAPAN PERKEMBANGAN MENTAL DAN


PERUBAHAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Joko Sapto Pramono,S.Kp,MPHM

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Aji Rizky Anandhito : P07220221002


2. Amanda Gusti Maharani : P07220221006
3. Rizqi Noviyarti : P07220221038
4. Sabrina Baharuddin : P07220221039
5. Trindesy : P07220221045

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT 1


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa


karena atas rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan Tugas makalah Patologi ini
dengan seksama. Juga tidak lupa berterimakasih kepada bapak Joko Sapto
Pramono,S.Kp,MPHM yang telah perkenankan kami agar dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam mempelajari Patologi ini kami mendapatkan pengalaman baru
dalam mempelajari tahapan perkembangan mental dan perubahan kesehatan. Dan
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik bagi yang
membacanya dan dapat di gunakan sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari pihak dari manapun. Akhir dari kata-kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat di dalam mengembangkan dunia pendidikkan.

Samarinda, 22 Maret 2022

Anggota kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 1

C. TUJUAN .................................................................................................... 1

D. MANFAAT ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN TINJAUAN TEORITIS SESUAI BAHAN KAJIAN

A. DEFINISI RETARDASI MENTAL ................................................................ 3


B. PENYEBAB RETARDASI MENTAL ............................................................ 4
C. GEJALA DAN PENGOBATAN RETARDASI MENTAL ........................... 6
D. ASUHAN KEPERAWATAN RETARDASI MENTAL ................................ 7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 13
B. SARAN .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa kanak-kanak merupakan masa yang rawan bagi perkembangan anak,
oleh karena itu harus diperhatikan segala perilakunya untuk mengetahui
normal atau abnormal perilaku anak tersebut. Retardasi mental merupakan
masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara
berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat dari seluruh
populasi dan hamper mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya
manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan karena anak-anak ini
memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.
Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi
keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan
pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil. Hal inilah yang
melatar belakangi untuk mengangkat masalah Retardasi mental dalam
makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Mampu menjelaskan definisi retardasi mental
2) Mampu menjelaskan penyebab retardasi mental
3) Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan retardasi mental
4) Mampu menjelaskan asuhan keperawatan retardasi mental

C. TUJUAN
1) Untuk memberikan pengetahuan tentang retardasi mental
2) Untuk memberikan pengetahuan penyebab retardasi mental
3) Untuk memberikan pengetahuan tentang gejala dan pengobatan
retardasi mental
4) Untuk memberikan pengetahuan asuhan keperawatan retardasi mental

1
D. MANFAAT
Penulisan Mahasiswa dapat memberikan pengetahuan tentang definisi
retardasi mental, penyebab retardasi mental, gejala dan pengobatan retardasi
mental dan asuhan keperawatan retardasi mental

2
BAB II
PEMBAHASAN
TINJAUAN TEORITIS SESUAI BAHAN KAJIAN
A. Definisi Retardasi Mental
Keterbelakangan Mental atau lazim disebut Retardasi Mental (RM)
adalah suatu keadaan dimana keadaan dengan Intelegensia yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utama ialah Intelegensi yang terbelakang.
Retardasi Mental disebut juga Oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan
fren = jiwa) atau Tuna Mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi
kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata dan disertai dengan
berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku
adaptif. Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun
retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi
Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Pada kenyataannya IQ (Intelligence Quotient) bukanlah merupakan
satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat
ringannya Retardasi Mental. Melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah
besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan
harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan Klinis,
Prilaku Adaptif dan hasil Tes Psikometrik. Untuk diagnosis, yang pasti
harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan
berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan
sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan Retardasi
Mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik,
misalnya perubahan bentuk kepala: Mikrosefali, Hidrosefali, dan Sindrom
Down. Wajah pasien dengan Retardasi Mental sangat mudah dikenali
seperti Hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan

3
pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul. Sebagai kriteria dan
bahan pertimbangan dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau
dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf
yang Ringan, Taraf Sedang, Taraf Berat, dan Taraf Sangat Berat. Retardasi
mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan
1. Retardasi Mental Ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena Retardasi Mental. Pada umumnya anak-anak dengan
Retardasi Mental Ringan ini tidak dapat dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
2. Retardasi Mental Sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55.
3. Retardasi Mental Berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.
4. Retardasi Mental Sangat Berat
IQ dibawah 20 atau 25.

B. Penyebab Retardasi Mental


Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
1. Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental
karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi Intrakranial, cedera
Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian kepala yang
cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis,
Toksoplasmosis kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena
serum, obat atau zat toksik lainnya.
2. Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x,
bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat

4
mengakibatkan kelainan Retardasi Mental, Pemakaian alkohol,
kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan
metilmerkuri, Keracunan timah hitam juga dapat mengakibatkan
Retardasi Mental.
3. Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.
Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh
gangguan Metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak,
karbohidrat dan protein), Sindroma Reye, Dehidrasi hipernatremik,
Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak
terkontrol dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam
kelompok ini hal-hal seperti Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi
dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
4. Akibat Kelainan pada Kromosom
Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah
Kromosom (Sindroma Down), defek pada Kromosom (sindroma X
yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi), dan
Translokasi Kromosom.
5. Akibat Kelainan Genetik dan Kelainan Metabolik Yang
Diturunkan
Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria,
Sindroma Hunter, Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo,
Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma
Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberose.
6. Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).
Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat
Neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena
rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang
nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga
herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif,
infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.

5
7. Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi
tidak diketahui etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan
Defek Kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
8. Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.
Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari
2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu.
Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada
wanita Adolesen dan diatas 40 tahun.
9. Akibat Gangguan Jiwa Berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan
jiwa yang berat itu, dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
10. Akibat Deprivasi Psikososial dan Lingkungan.
Retardasi Mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor Biomedik
maupun Sosiobudaya seperti Kemiskinan, Status ekonomi rendah,
Sindroma deprivasi. Contohnya Gangguan gizi yang tergolong
berat dan berlangsung lama dibawah dan sebelum umur 4 tahun
sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat
mengakibatkan Retardasi Mental. Namun keadaan gangguan Gizi
ini dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum usia
menginjak umur 6 tahun, namun tetap saja intelegensi yang rendah
itu sudah sukar ditingkatkan walaupun anak itu dibanjiri dengan
makanan bergizi.

C. Gejala Dan Pengobatan Retardasi Mental


Untuk mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat,
perlu diambil Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai
kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan
juga pemeriksaan Psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium,
diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi Psikiatrik dikerjakan

6
untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping Retardasi Mental
itu sendiri.
Pencegahan Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat
dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan
keadaan Sosio-Ekonomi, Konseling Genetik dan Tindakan Kedokteran
(seperti perawatan Prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik,
kehamilan pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini
peradangan otak, Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak
menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali
yang Kogenital, operasi tidak menolong)
Pencegahan Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan
khusus sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada
yang gelisah, Hiperaktif atau Dektruktif
Konseling kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan Pragmatis
dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi Frustrasi
oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi Mental. Orang tua sering
menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan
bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran Zat
(Metabolisme) sel-sel otak.

D. Asuhan Keperawatan Retardasi Mental


1. Pengkajian
Pengakajian dapat dilakukan melalui:
1) Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur
kranium, misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan
intrakranial.
2) Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan
hamatoma.

7
3) Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak
retardasii mental. Juga tidak mudah bagi orang tua untuk
menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil
sekalipun karena dianggap menambah kerusakan otak yang
memang tidak adekuat.
4) Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai
bahan metabolik yang diketahui mempengaruhi jaringan
otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar atau kecil,
misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur,
penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak
dalam otak dan kadar fenilalanin yang tinggi. Atau dapat
melakukan pengkajian sebagai berikut:
1) Lakukan pengkajian fisik.
2) Lakukan pengkajian perkembangan.
3) Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai
retardasi mental dan gangguan herediter dimana
retardasi mental adalah salah satu jenisnya yang
utama
4) Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan
bukti-bukti adanya trauma prenatal, perinatal,
pascanatal, atau cedera fisik.
5) Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella),
alkoholisme, konsumsi obat.
6) Nutrisi tidak adekuat.
7) Penyimpangan lingkungan.
8) Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme).
9) Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya,
meningitis, ensefalitis, campak) atau suhu tubuh
tinggi.
10) Abnormalitas kromosom.

8
11) Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis
kromosom, disfungsimetabolik, radiografi,
tomografi, elektro ersafalografi.
12) Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia.
Stanford, binet, Wechsler Intellence, Scale,
American Assiciation of Mental Retardation
Adaptif Behavior Scale.
13) Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi
mental:
14) Tidak responsive terhadap kontak.~Kontak mata
buruk selama menyusui.
15) Penurunan aktivitas spontan
16) Penurunan kesadaran terhadap suara getaran
17) Peka rangsang.
18) Menyusui lambat.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kerusakan fungsi kognitf.
2) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan
fs. Kognitif
4) Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif
5) Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan
mobilitas fisik
6) Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan
adaptasi sosial
7) Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM
8) Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas
fisik/kurangnya kematangan perkembangan

9
3. Intervensi Keperawatan
1) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kerusakan fungsi kognitf. Intervensi keperawatan /
rasional :
a) Libatkan anak dan keluarga dalam program
stimulasi dini pada bayii untuk membantu
memaksimalkan perkembangan anak.
b) Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval
regular, buat catatan yang terperinci untuk
membedakan perubahan fungsi samar sehingga
rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai
kebutuhan.
c) Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk
anak, untuk mendorong keberhasilan pencapaian
sasaran dan harga diri.
d) Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus
untuk perilaku anak karena hal ini dapat
memperbaiki motivasi dan pembelajaran.
e) Dorong untuk mempelajari ketrampilan perawatan
diri segera setelah anak mencapai kesiapan.
f) Kuatkan aktivitas diri untuk menfasilitasi
perkembangan yang optimal.
g) Dorong keluarga untuk mencari tahu program
khusus perawatan sehari dan kelas-kelas pendidikan
segera.
h) Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang
sama dengan anak lain.
i) Sebelum remaja, berikan penyuluhan pada anak dan
orang tua tentang maturasi fisik, perilaku seksual,
perkawinan dan keluarga.

10
2) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
Intervensi keperawatan / rasional.
a) Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin
pada saat atau setelah kelahiran.
b) Ajak kedua orang tua untuk hadir pada kpnferensi
pemberian informasi.
c) Bila mungkin, berikan informasi tertulis pada
keluarga tentang kondisii anak.
d) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang
manfaat dari perawatan dirumah, beri kesempatan
pada mereka untuk menyeldiki semua alternatif
residensial sebelum membuat keputusan.
e) Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga
lain yang mempunyai masalah yang sama sehingga
mereka dapat menerima dukungan tambahan.
f) Tekankan karakteristik normal anak untuk
membantu keluarga melihat anak sebagai individu
dengan kekuatan serta kelemahannya masing-
masing.
g) Dorong anggota keluarga untuk mengekspresikan
perasaan dan kekhawatiran karena hal itu
merupakan bagian dari proses adaptasi.

4. Pelaksanaan/ Implementasi
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan
dengan pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan dengan
menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh
perawat berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya

11
yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat
terlaksana dengan baik.
Ada beberaa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana
asuhan keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan.
Hambatan-hambatan tersebut antara lain, keterbatasan sumber
referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat yang tersedia,
pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak
lengkap sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari
mulai masuk sampai sekarang secara detail, lingkungan fisik atau
fasilitas rumah sakit yang kurang memadai dan keberadaan penulis
di ruang tempat klien di rawat terbatas

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap
evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan
asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji,
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik
rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan
keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang
diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan
lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan adalah
melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria
waktu yang telah ditetapkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental
disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau
tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan
gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi
mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi
mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi
Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Jadi, sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan
anaknya, serta tidak menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi
anak yang memiliki potensi khusus di balik kekurangannya.

B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi
mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/519213370/376237142-MAKALAH-
Tahap-Perkembangan-Mental-Dan-Perubahan-Kesehatan-Pada-Lansia
(diakses pada tanggal 22 Maret 2022 jam 11.52)

http://catatanfajar1992.blogspot.com/2016/04/tahapan-perkembangan-
mental-dan.html (diakses pada tanggal 22 Maret 2022 jam 12.24)

http://www.scribd.com/doc/82953652/Penyuluhan-Retardasi-Mental#scribd
(diakses pada tanggal 22 Maret 2022 jam 12.46)

https://www.academia.edu/8323169/Asuhan_Keperawatan_Retardasi_Menta
l_Lengkap (diakses pada tanggal 22 Maret 2022 jam 13.14)

14

Anda mungkin juga menyukai