DOSEN PENGAMPUH
Ns. Dewi Modjo, M.Kep
OLEH
KELOMPOK II
Amelia pakaya
Anisa Radjab
Chintari Mukminat Abubakar
Dessy Purwaningsih U. Laguna
Dian Putri Anggraini
Febriani R. Karim
Febriyanti Nalole
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
berhasil menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mempersembahkan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
RETARDASI MENTAL”. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Anak II.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................
Daftar Isi........................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
A.Latar Belakang..........................................................................
B.Tujuan........................................................................................
Bab 2 Pembahasan.........................................................................
A.Konsep Dasar Penyakit..............................................................
1. Definisi.......................................................................................
2. Patofisiologi...............................................................................
3.Gejala Klinis...............................................................................
4. Komplikasi.................................................................................
5. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................
6. Penatalaksanaan.........................................................................
B.Konsep Asuhan Keperawatan....................................................
1. Pengkajian..................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................
3. Perencanaan Keperawatan.........................................................
Bab 3 Penutup
A.Kesimpulan................................................................................
B.Saran..........................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara
berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan
hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias
dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan
sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi
keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih
Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk mengangkat masalah Retardasi mental dalam
makalah kami. Selain itu, makalah ini juga merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen yang
B. TUJUAN
b. Menjadikan masyarakat lebih mewaspadai dan menanggulangi adanya retardasi mental terhadap anak
c. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai penanggulangan dan pengobatan serta perawatan
PEMBAHASAN
1. Definisi
- WHO
- Carter CH
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan
ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan
- Crocker AC
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu di bawah usia 18 tahun.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan atau IQ(Intelegence Quotient).
dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap
dan daya ingatnya lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk
mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur
dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah
kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan
Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun.
Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur 18 tahun,bukan lagi disebut retardasi mental tetapi
2. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental ini
termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia
18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa ,
komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan
bekerja.Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang
merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom
penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental,
yaitu :
a. Kelainan pada mata :
1) Katarak
Sindrom Cockayne
Sindrom Lowe
Galactosemia
Sindrom Down
Kretin
Rubella Pranatal
Mukolipidosis
Penyakit Niemann-Pick
Penyakit Tay-Sach
3) Korioretinitis
Lues congenital
Penyakit Sitomegalovirus
Rubella Pranatal
Lues Congenital
Sindrom Hunter
Sindrom Hurler
Sindrom Lowe
b. Kejang
Hipersilinemia
Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan aaVI
Phenyl ketonuria
Arginosuccinic asiduria
Hiperammonemia I dan II
Atakasia-telengiektasia
Sindrom bloom
Neurofibromatosis
Tuberous selerosis
Ataksia telangiektasia
Hipotiroid
Malnutrisi
e. Kepala
1) Mikrosefali
2) Makrosefali
o Hidrosefalus
o Neuropolisakaridase
o Efusi subdural
1) Kretin
g. Distonia
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini
termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas.
Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas
4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti
orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih
tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi
dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila
bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.
Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah
ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari
orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara
yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan
sepanjang hidupnya.
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena
gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh
4. Komplikasi
f. Konstipasi
Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunankan DDST (Denver
Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang
baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah
anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat
diambl kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat,
perlu, anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi
perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya
dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan
potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog untuk menilai
perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa fisik anak,
menganalisis penyebab, dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja
social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi
terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita
epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang
tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau
untuk merangsang perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-
Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya, dan apa yang
dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk
meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan psikolog dan
psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak
terjadi kesimpang siurandalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga
lainnya juga harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu diberikan penerangan tenteng
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah ini diajarkan
keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan pula
tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan
yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai
1. Pengakajian.
a. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium, misalnya klasifikasi atau
c. Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental. Juga tidak mudah bagi orang
tua untuk menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil sekalipun karena dianggap
d. Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolik yang diketahui
mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar atau kecil, misalnya
hipeglekimia pada neonatus prematur, penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak
c. Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai retardasi mental dan gangguan herediter dimana retardasi
d. Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma prenatal, perinatal,
g. Penyimpangan lingkungan.
i. Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya, meningitis, ensefalitis, campak) atau
k. Abnormalitas kromosom. Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsimetabolik,
l. Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler Intellence, Scale, American
o Peka rangsang.
o Menyusui lambat.
a. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.
b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
a. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.
- Keluarga menerapkan konsep-konsep dan melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah.
b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
- Keluarga mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak dengan retardasi
- Anggota keluarga membuat keputusan yang realistik berdasarkan kebutuhan dan kemampuan mereka.
4. Pelaksanaan
a. Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayii
b. Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat catatan yang terperinci untuk
e. Berikan pada remaja informasi praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit dan terdefinisi dengan
baik,
Rasional : karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya penilaian dapat membuat anak nerada pada
resiko berbahaya.
f. Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
Rasional : Agar orang tua mendapatkan banyak informasi tentang retardasi mental.
h. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah, beri kesempatan pada
Rasional : Agar mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka dan anaknya.
i. Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama
5. Evaluasi
b. Keluarga mampu menerima keadaan yang anaknya yang retardasi mental.
6. Penkes
kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan, dan bersaling pada tenaga kesehatan yang
berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi mental. Demikian pula dengan
mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pendidikan yang baik,
memperbaiki senitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga, akan meningkatkan ketahanan terhadap
penyakit. Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita)yang merupakan stimulasi mental dini
dan bisa dikembangkan dan juga deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Diagnosis ini sangat penting, dengan melakukan skrining sedini mungkin, terutama pada tahun
pertama, maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula. Misalnya diagnosis dini dan terapi dini
hipotiroid, dapat memperkecil kemungkinan retardasi mnetal. Detaksi dan intervensi dini pada retardasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental
yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap
stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-faktor dari
dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas,
B. Saran
1. Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi,
2. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna
menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya
John Gibson, Diagnosa Gejala Penyakit Untuk Para Perawat, 2000. Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Niluh Gede Yasmin Asih, S.Kp. 1996. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persarafan,
EGC : Jakarta.
https://www.ilmulengkap.xyz/2013/04/askep-retardasi-mental.html