Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEGAWAT

DARARUTAN OBSTETRI
KELOMPOK 2
Dessy Purwaningsih U. Laguna C01418030
Dian Putri Anggraini C01418034
Elisa Putri Luawo C01418037
Fahriyanti Djamadi C01418042
Febriani R. Karim C01418046
Febriyanti Nalole C01418050
Firanti Nur Djafar C01418055
Fitrananda Napu C01418059
Fitriyanty Oktaviani C01418063
A. Hiperemesis gravidarum
1. Definisi
Hiperemesis Gravidarum
adalah bentuk yang paling
parah dari mual dan muntah
yang terjadi selama masa
kehamilan, dan ditandai
dengan muntah dan mual
yang berat sehingga
menyebabkan dehidrasi,
gangguan elektrolit dan
metabolisme, dan defisiensi
nutrisi yang dapat
menyebabkan seseorang
memerlukan perawatan
rumah sakit.
2. Etiologi 3. Tanda dan gejala
.Penyebab pasti mual dan Gejala klinik yang sering
muntah yang dirasakan ibu
dijumpai adalah nausea,
hamil belum dapat diketahui.
Berdasarkan beberapa teori, muntah, penurunan berat
faktor biologis yang paling badan, salivasi yang
berperan adalah perubahan berlebihan, tandatanda
kadar hormon selama dehidrasi termasuk
kehamilan. Menurut teori hipotensi postural dan
terbaru, peningkatan kadar
Human Chorionic takikardi. Pemeriksaan
Gonadotropin (HCG) akan laboratorium dapat
menginduksi ovarium untuk dijumpai hiponatremi,
memproduksi estrogen yang hipokalemia, dan
dapat merangsang mual dan peningkatan hematokrit.
muntah. Perempuan dengan
mola memiliki kadar HCG
lebih tinggi daripada
perempuan hamil lainnya.
4. Patofisiologi 5. Pemeriksaan Penunjang
Patofisiologi mual dan a. Pemeriksaan USG
muntah dalam b. Pemeriksaan Laboratorium
kehamilan belum
c. Pemeriksaan keton dan urin
dipahami dengan
d. Urinalisis
jelas. Hiperemesis
melibatkan interaksi
kompleks secara
biologis, psikologis,
dan faktor
sosiokultural
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berupa:
a. Atasi dehidrasi dan ketosis. Berikan infus Dextrose 10% + B
kompleks IV. Lanjutkan dengan infus yang mempunyai
komposis kalori dan elektrolit yang memadai seperti : KaEN
Mg 3, Trifuchsin dll
b. Atasi defisit asam amino
c. Atasi defisit elektrolit
d. Balans cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan
defisit elektrolit’
e. Berikan obat anti muntah : metochlorprapamid, largatcil anti
HT3
f. Berikan suport psikologis
g. Jika dijumpai keadaan patologis : atasi
h. Jika kehamilan patologis ( misal : Mola Hidatidosa ), lakukan
evakuasi
i. Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan
sesuaiapa yang dikehendaki pasien dengan porsi seringan
mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien lebih segar/ enak
j. Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering diberikan
salep heparin karena cairan infus yag diberikan relatif pekat6
k. Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar
dan dapat makan dengan porsi wajar dan obat peroral telah
diberikan beberapa saat sebelum infus dilepaskan
C. Preeklampsia
 Definisi Preeklampsia  Etiologi preeklampsia sampai
merupakan sindrom spesifik- saat ini belum diketahui
kehamilan berupa dengan pasti. Terdapat banyak
berkurangnya perfusi organ teori yang ingin menjelaskan
akibat vasospasme dan tentang penyebab
aktivasi endotel, yang preeklampsia namun hingga
ditandai dengan hipertensi kini belum ada yang
memuaskan sehingga Zweifel
dan proteinuria pada umur
menyebut preeklampsia
kehamilan diatas 20 minggu,
sebagai “the disease of
paling banyak terlihat pada theories”. Adapun teori-teori
umur kehamilan 37 minggu, yang ada saat ini adalah:
tetapi dapat juga timbul  Teori vaskularisasi
kapan saja pada  Teori Iskemik
pertengahan kehamilan
 Teori disfungsi endotel
ASUHAN KEPERAWATAN
 Kasus : Ny. “N” hamil 25 tahun dilarikan ke RS Guna Bangsa tanggal 07-04-
2019 klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00
WIB menggunakan sepeda motor. Klien jatuh keaspal dalam keadaan duduk
dan terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi
dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang, terlihat darah
segardaridaerah jalan lahir, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20
minggu. Dari pengkajian diRS didapatkan : TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit,
suhu 36,10C, RR29 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin (Gcs 7) dan
terdapat suara tambahan (ronchi), CRT> 3 detik, konjungtiva anemis, ditemukan
laserasipada ulna sinistra, contusion pada daerah inguinalis, krepitasi pelvis (+),
perdarahan pervaginam (+), hasil pemeriksaan ketuban intact

Diagnosa Keperawatan
 a. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan
 b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
 c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas dan nyeri
abdomen.
B. Perdarahan postpartum
Etiologi Perdarahan postpartum bisa
Definisi Perdarahan


disebabkan karena : a. Atonia Uteri
postpartum adalah Atonia uteri adalah ketidakmampuan
uterus khususnya miometrium untuk
perdarahan berkontraksi setelah plasenta lahir.
Perdarahan postpartum secara
pervaginam 500 cc fisiologis dikontrol oleh kontraksi
atau lebih setelah serat-serat miometrium terutama
yang berada di sekitar pembuluh
kala III selesai darah yang mensuplai darah pada
tempat perlengketan plasenta
(setelah plasenta (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan
kontraksi dan retraksi dari serat
lahir) (Wiknjosastro, miometrium dapat menyebabkan
2000). perdarahan yang cepat dan parah
serta syok 9 hipovolemik.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai