DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Hasrinal, A.Md. Kep , MM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. INDRI SEPTIA
2. WENI HARJASMITA
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M.
leininger dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan
konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-
nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa
sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat,
akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.
Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.
B. TUJUAN
Dapat memahami tentang komponen dalam sunrise model dan peran teori leineinger
dalam proses keperawatan
BAB II
KONSEP TEORI
A. Konsep Utama Teori Transkultural
Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk
keperawatan.
Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk
kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran
di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur
dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah
:posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan
makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang
perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien
yang dirawat.
e. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh
keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga.
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Latar belakang pendidikan
klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.
Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti
ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri.
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan aspek budaya, nilai –nilai, norma dan agama.
2. Teori ini dapat digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain dalam praktik
asuhan keperawatan.
B. Saran
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori Leinienger memerlukan penggabungan dari teori keperawatan yang lain
yang terkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carol Taylor, Carol Lillis. (1997). Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing
care. Vol I 3ed , Philadelphia, Lippincott.
Chinn & Jacobs. (1983). Theory and Nursing a systematic approach. St. Louis : Mosby
Company.
Folley, Regina & Wurmser, Theresa A (2004). Culture Diversity/A Mobile Worksforce
Command Creative Leadership, New Patterships, and Inovative Approaces to Integration.
Diambil pada 9 Oktober 2006 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?
did=650824831&sid=3&clientld=45625&RQT=309&VName
Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in
Canada. 1st Canadian Ed. Prentice Hall Health, Toronto.
Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice : A Nursing
Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia
Robinson & Kish. (2001). Edvance Practice Nursing. St. Louis : Mosby Inc.
The Basic concepts of Trancultural Nursing. Diambil pada 10 Oktober 2006 dari
http://www.culturediversity.org/thirdwrld.htm.
Tomey, Ann Marriner & Alligood, Martha Raile, (1998). Nursing Theorists and their work,
4th Ed. Mosby, St. Louis.
KUIS
2. Jelaskan bagaimana penerapan teori lenineger pada pengakajian dan diagnosis proses
keperwatan
Jawab :
Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and
Institution in diverse health system
Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Jawab :
Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien.
Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa
dosa di masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari
hasil berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-
temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.