Anda di halaman 1dari 20

TEORI KEPERAWATAN MADELEINE

LEININGER ”CULTURE CARE"

By Abu Bakar Sidik, SKp,M.Kes


MADELEINE LEININGER

Pendidikan Madeliene M. Leininger :

Tahun 1948 lulus dari St. Anthony’s


School of Nursing, Denver, CO. 

Tahun 1950 mendapat BSN dari


Benedictine College, Atchison, KS.M. 

Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan


dari Catholic University, Washington, DC. 

Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam


Antropology dari University of Washington,
Seattle. 
Konsep Awal
• Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini
relevan untuk keperawatan.

• Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas


dalam keperawatan yang  mana berfokus pada komparatif studi dan
analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku
caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah
laku dengan tujuan perkembangan ilmu danhumanistic body of
knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam
keperawatan.

• Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan


apresiasi terhadap perbedaan kultur.

• Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya


ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya,
termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks
lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional
Paradigma Keperawatan
Teori  Keperawatan Leininger
a.      Manusia / pasien
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan
Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saat dimanapun dia berada.

b.      Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien  dalam  mengisi
kehidupannnya

c.       Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan
budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.

d.      Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.
Konsep Utama Teori Transkultural
1.      Culture Care
• Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan
serta diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan
kesehatan serta meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.

2.      World View
• Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya
sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.

3.      Culture and Social Structure Dimention


• Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup
religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai
budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku
dalam konteks lingkungan yang berbeda

4.      Generic Care System


• Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh
kondisi kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk
menghadapi kecacatan dan kematiannya.
Konsep Utama Teori Transkultural
5.      Profesional system
• Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang
memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal
serta melakukan pelayanan kesehatan secara professional.

6.      Culture Care Preservation


• Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk
mengambil keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu
atau kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.

7.      Culture Care Acomodation


• Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu
untuk beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.

8.      Cultural Care Repattering.


• Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan
professional yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.

9.      Culture Congruent / Nursing Care


• Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara
hidup individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan
keperawatan yang bermanfaat.
The Sunrise Model ( Model matahari terbit)
The Sunrise Model ( Model matahari terbit)
• Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar. Matahari terbit
sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada
puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur
sosial untuk mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini
dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk
menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan
kesehatan secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak
menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus-putus pada model ini
mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh
manusia tidak terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.

• Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan
tidak tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan
oleh Leininger adalah agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan
oleh perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa
menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan sebagai
suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai
dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat
yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan
perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.
7 (tujuh) komponen dalam sunrise model
1. Faktor Teknologi ( Technological Factors )
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan
pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan
mencari kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.

2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)


Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di
atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat
seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan,
berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)


Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan
dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang
dilakukan rutin oleh keluarga.

4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan
buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi
dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan
pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
7 (tujuh) komponen dalam sunrise model
5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan transkultural.
Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang menunggu.

6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor )


Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada
pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor,
tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan.

7. Faktor pendidikan (Educational Factor)


Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam
menmpuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan
individu, maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya.
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan,
jenis pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. 
Penerapan teori Leineger (Sunrise Model)
pada proses keperawatan
Proses Sunrise Model
Keperawatan
Proses Keperawatan Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Pengkajian dan •Level satu : World view and Social system level
Diagnosis •Level dua : Individual, Families, Groups communities and

Institution in diverse health system


•Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan Level empat : Nursing care Decition and Action
Implementasi •Culture Care Preservation/maintanance
•Culture Care Accomodation/negotiations
•Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi
Analisis Teori Transcultural Nursing
• Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat penomena
Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan bahwa
level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori
keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki perbedaan
spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.

• Tingkat Generalisasi Teori


Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun
demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan
justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan.

• Tingkat Kelogisan Teori


Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat bahwa
latar belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda
sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.

• Testabilitas teori
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset
kualitatif dan kuantitatif.
Analisis Teori Transcultural Nursing
• Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan
budaya telah memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan
pemahaman tentang perbedaan dan persamaan budaya dalam praktek
keperawatan.

• Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan


Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek
keperawatan, karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh perbedaan
budaya terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini
sangat relevan dengan penerapan praktek keperawatan komunitas.

• Konsistensi Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka
hubungan perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Imoge King yang menekankan pentingnya persamaan
persepsi perawat pasien untuk pencapaian tujuan.
Analisis Fenomena Keperawatan
Gambaran Kasus :

• Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri
pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan
menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan
bilateral salpingo-oophorectomy.
• Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur.
Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound.
Dia seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung
selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia
berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia
menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan
suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan
yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan suaminya
seorang yang emosional dan kasar.
• Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post
operasi. Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah.
Obat yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk
mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi sebagai
pengobatan rawat jalan.
• Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa
depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah
hukuman akibat masa lalunya.
Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Teori Leininger
Pengkajian
• Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori
keperawatan transkultural Leininger yaitu :

Faktor teknologi (technological factors)


• Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa :
persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan.

Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)


• Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus
asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi dan cara pandang
pasien terhadap kesehatan atau penyebab penyakit.

Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)


• Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan
nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan pasien
dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan
keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olah raga
atau pengajian.
Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Teori Leininger

Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
• Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah : posisi dan
jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang
ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan
dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke
sekolah atau ke kantor.

Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
• Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle,
1995), seperti jam berkunjung, pasien harus memakai baju seragam, jumlah keluarga yang
boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien yang dirawat.

Faktor ekonomi (economical factors)


• Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien, sumber
biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan

Faktor pendidikan (educational factors)


• Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan pasien
dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
Diagnosa Keperawatan
• Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan
keluarganya adalah :

• Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain


dan rasa ingin berbagi sebagai nilai yang penting untuk
Pasien dan keluarganya.

• Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan


kesejahteraan yang bergantung pada ketiga aspek tersebut.

• Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat


membangun kehidupan social dan aspek penting lainnya
yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang
sangat besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi sebagai pedoman
Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
• Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance) bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan,
• Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau negotiations) apabila budaya
pasien kurang mendukung kesehatan
• Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care repartening / recontruction).
• Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :

The goal of culture care preservation or maintenance :


• Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien. Dipandang
penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
• Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa di masa lalu
mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil berkonsultasi kepada " dukun"
yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
• Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-temannya yang juga
berperan untuk kesembuhan pasien.

Culture Care accommodation or Negotiation:


• Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang tidak sehat dan
selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
• Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan untuk
menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.

Culture care Repatterning or restructuring:


• Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet akan dikirim untuk
menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
• Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok, penyuluhan tentang
pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar ruangan.
Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap :
• Keberhasilan pasien mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan
• Negosiasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatannya
• Restrukturisasi budaya yang bertentangan
dengan kesehatan
THANK U

Dr. Madeleine Leininger adalah guru besar


yang terkenal di seluruh dunia, penulis,
pengembang teori, peneliti, dan pembicara publik.
Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi,
menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari
220 artikel yang sekarang bisa dilihat sebagai
arsip di Wayne State University yang digunakan
juga sebagai bahan penelitian.
Beliau memberikan lebih dari 850 kuliah umum
di seluruh dunia dan telah mengembangkan
software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya
adalah keperawatan transkultural,
perawatan manusia komparatif,
teori perawatan budaya, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi dan
masa depan dunia keperawatan. 
Magnificent Achievement.

Anda mungkin juga menyukai