Lailatul Mokarromah
Adimah
Misbahul Furqon
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Pada Peradangan Jantung ( Endokarditis,
Perikarditis dan Miokarditis) ” dengan baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah
membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 per 1.000.000 penduduk per tahun
diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut. Penyakit ini perlu
penanganan dan pengobatan yang tepat dan segera mungkin karena apabila
tidak disegerakan akan pengakibatkan dampak yang fatal.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat untuk membahas pada makalah
ini adalah:
1. Bagaimana definisi Infeksi Jantung?
2. Bagaimana Klasifikasi Infeksi Jantung?
3. Bagaimana Etiologi Infeksi Jantung?
4. BagaimanaTanda dan Gejala Infeksi Jantung?
5. Bagaimana Konsep Patofisiologi dari Infeksi Jantung?
6. Bagaimana Farmakologi Infeksi Jantung?
7. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Jantung?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Infeksi Jantung?
9. Bagaimana Asuhan Keparawatan Infeksi Jantung?
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi Infeksi Jantung?
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Infeksi Jantung?
3. Untuk mengetahui Etiologi Infeksi Jantung?
4. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Infeksi Jantung?
5. Untuk mengetahui Konsep Patofisiologi dari Infeksi Jantung?
6. Untuk mengetahui Farmakologi Infeksi Jantung?
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Jantung?
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Infeksi Jantung?
9. Untuk mengetahuin Asuhan Keparawatan Infeksi Jantung?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
pericarditis akut, penyebab paling sering dengan urutan adalah infeksi,
virus, infeksi bakteri, trauma, sindrom paska infark, sindrom paska
perlardiotomi, neoplasma dan idopatik
2. Myocarditis
3. Endocarditis
7
2.4. Tanda dan Gejala Infeksi Jantung
Perikarditis
Myocarditis
8
Endokarditis
9
menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga pericardium dan
dapat menimbulkan kenaikan tekanan intrakardial. Kenaikan tekanan
tersebut akan memoengaruhi daya kontraksi jantung, sehingga akhirnya
dapat menimbulkan proses fibrotik dan penebalan perikardial, setelah
lama kelamaan maka akan terjadi kontriksi perikardial dengan
pembentukan cairan, jika berlangsung secara kronis maka akan
menyebabkan fibrosis
Reaksi radang
Menghambat Curah jantung
( efusi perikard) pengisian ventrikel berkurang
Myocarditis
10
ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi
jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell ( sel NK ).
Endocarditis
11
akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang
saat pathogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi
kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi
mengenai korda tendinae maka dapat terjadi reptur yang mengakibatkan
terjadinya kebocoran katub.
Myocarditis
Seperti pengobatan gagal jantung :
Pengobatan mengatasi infeksi
Bedrest
Bantuan pacu jantung
Untuk miokarditis akibat difteri sering berbahaya karena dapat
mengganggu konduksi jantung sehingga terjadi blokade jantung
total dalam hal ini penderita harus dapat alat pacu jantung
permanen.
Endocarditis
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang
diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila
penyebabnya streptokokus viridian yang sensitive terhadap penicillin G,
diberikan dosis 2,4-6 juta unit per hari selama 4 minggu, perenteral untuk
13
2 minggu, kemudian dapat diberikan perenteral / peroral penicillin V
karena efek sinergis dengan streptomycin, dapat ditambah 0,5 gram tiap
12 jam untuk 2 minggu. Kuman streptokokus fecalis ( post operasi obs-
gin) relative resisten terhadap penicillin sering kambuh dan resiko emboli
lebih besar oleh karena itu digunakan penicillin bersama dengan
gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penicillin G 12-
24 juta unit/hari dan gentamisin 3-5 mg/kgBB dibagi dalam 2-3 dosis.
Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dosis 6-12 gr/hari.
Lama pengobatan 4 minggu dan di anjurkan sampai 6 minggu. Bila
kuman resisten dapat dipakai selafotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin
1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vancomisin 0,5 gr / 6 jam,
eritromicin 0,5 gr / 8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk
kuman gram negatif diberikan obat golongan amonoglikosid : gentamisin
5-7 mg / kgBB per hari, gentamisin yang sering dikombinasikan dengan
sefalotin, sefazolia 2-4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk
penyebab jamur dipakai amfoterisin B 0,5-12 mg/kgBB per hari (IV) dan
flucitocin 150 mg /kgBB per hari peroral dapat dipakai sendiri atau
kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh
obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan
dengan antibiotic penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai
seperti gagal jantumg juga keseimbangan elektrolit dan intake yang
cukup.
14
perubahan-perubahan pada pericarditis atau EKG mungikn adalah
normal.
X-Ray : X-Ray dada mungkin menyarankan pembesaran jaringan
jantung seringkali digunakan untuk menyampingkan persoalan-
persoalan lain didalam dada.
Echocardiography : Echocardiography atau ultrasound jantung
sering digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Cardiologist
(ahli jantung) mencari kehadiran dari cairan dalam kantong
pericardial, meskipun pada banyak kasus-kasus yang ringan dari
perkarditis akut, tidak ada cairan pericardial yang terlihat dengan
echocardiography.
Penguji Darah : penguji darah dapat digunakan untuk mencari
penyebab-penyebab yang spesifik dari perkarditis seperti infeksi,
leukemia, gagal ginjal, penyakit-penyakit jaringan penghubung atau
kelainan-kelainan tiroid.
Myocarditis
Laboratorium : pemeriksaan laboratorium untuk menentukan
etiologi. Biarkan darah dapat menemukan sebagian besar organisme
pathogen. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH)
dapat meningkatkan sesuai luasnya nekrosis miokard.
Foto thorak : ukuran jantung sering membesar kadang disertai
kongesti paru.
Elektrocardiograf : muncul kelainan sinus takikardi, perubahan
segmen ST dan gelombanG T serta low voltage. Kadang ditemukan
aritmia atrial atau ventricular, AV block, dan QT memanjang.
Ekokardiograf : pada kedua ventrikel sering didapat hipokinetik,
bersifat regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding
ventrikel. Thrombus ventrikel kiri, pengisian diastolic yang
abnormal dan efusi pericardial.
Endocarditis
15
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis (neutrofilia),
anemia normositik normokrom, peningkatan LED, immunoglobulin serum
meningkat, uji fraksi gamaglobulin positif, total hemolitik komplemen dan
komplemen C3 dalam serum menurun, serta kadar bilirubin darah yang
sedikit meningkat. Pada pemeriksaan urin didapatkan proteinuria dan
mikrohematuria.
16
Kortrikostroid untuk mengontrol gejala dan mencegah efusi
perikard
Pericarditis akibat tuberculosis di obati dengan, isomiasid,
etambutol hidroklorid, rifampin dan streptomisin.
Bila kondisi pasien sudah membaik aktivitas harus ditingkatkan
secara bertahap. Tetapi bila nyeri, demam atau friction rub
kembali muncul pasien harus segera tirah baring.
Myocarditis
Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang
mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
Pasien dibaringkan (bila sesak posisi semi fowler) ditempat tidur
untuk mengurangi beban jantung, berbaring juga membantu
mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi
miokarditis.
Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu di evaluasi.
Bila terjadi gagal jantung kongesif harus diberikan obat untuk
memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan
kontraksi.
17
kongesif, harus diberikan obat untuk memperlambat frekuensi jantung
dan meningkatkan kekuatan kontraktilitas. Stoking elastic dan latihan
aktif dan pasif harus dilakukan, karena embolisasi dan thrombosis
vena dan mural trombi dapat terjadi.
Endocarditis
Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic
intravena dosis tinggi selama minimal 2 minggu.
Pemberian atibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub bantuan.
Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk
memperbaiki atau menganti katub yang rusak dan membuang
vegetasi.
Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita kelainan katup
jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun pembedahan
sebaiknya diberikan antibiotic.
18
pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman resisten terhadap
penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5g tiap 3 jam dalam IV atau nafsin
1,5g tiap 4 jam, oksasilin 12/hari atau vankomisin tiap 6 jam atau
eritromisin 0,5g tiap 8 jam. Endocarditis yang disebabkan oleh jamur
biasanya fatal, diberikan amfoterisin B 0,5-1,2 mg/kgBB/hari IV dan
flurositosin 150 mg/kgBB per oral. Profilaksisantibiotik diperlukan
pada tindakan yang memungkinkan terjadinya bacteremia, misalnya
operasi dan pencabutan gigi, Amirican Heart Association
merekomendasikan pemberian amoksilin 3g secara oral pada 1 jam
sebelum prosedur diikuti 1,5g pada 6 jam setelah dosis inisial. Bila
pasien alergi terhadap penisilin dapat diberikan 800mg eritromisin
etilsuksinat atau 1g eritromisin stearat 2 jam sebelum prosedur atau
300mg klindamisi oral 1 jam sebelum prosedur, diikuti pemberian
berikutnya 6 jam setelah dosis inisial.
19
BAB III
Askep Teori
Pengkajian
Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispenea
dengan aktivitas.
Sirkulasi
Gejala : riwayat demam reumatik, penyakit jantung
kongenial, IM, bedah jantung, palpitasi, jantuh pingsan.
Tanda : takikardia, distrimia, perpindahan TIM kiri dan
inferior, friction rub, perikardia, murmur aortic / mitral,
irama gallop, edema, petekie, hemoragi splinter, nodus Osler
dan lesi.
Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi /
jumlah urine.
Tanda : urine pekat gelap.
Nyeri / ketidak nyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring hilang dengan
duduk, bersandar kedepan (perikardits), tidak hilang dengan
nitrogliserin. Nyeri dada / punggung / sendi (endokarditis)
20
Tanda : perilaku distraksi, mis : gelisah
Pernafasan
Gejala : nafas pendek, nafas pendek kronik memburuk pada
malam hari (miokarditis)
Tanda : dyspnea, dyspnea noktural, batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels dan ronkhi, pernafasan dangkal
Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan
system umum atau penyakit kolagen lainnya.
Tanda : demam
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : terapi IV jangka panjang atau penggunaan kateter
indwelling atau penyalah gunaan obat parenteral.
Pertimbangan rencana permulangan: DRG menunjukkan
rerata lama perawatan 4,3 hari (perikarditis),5,5 hari
(miokarditis) 17 hari
(endocarditis ).
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan efek sistematik dari infeksi.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan curah jantung.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas otot jantung.
Intervensi
1. Nyeri akut b/d efek sistematik dari infeksi.
21
Tujuan : melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi
a. Sedikit keluhan nyeri dada, perhatikan awitan
dan faktor pemberat atau penurun. Nyeri
pericarditis secara khas terletak substernal dan
dapat menyebar keleher dan punggung, namun
ini berbeda dari iksemia miokard atau nyeri
infark.R/ Nyeri dada dapat atu mungkin tidak
menyertai endocarditis dan miokarditis
targantung pada adanya iskemia.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan
kenyamanan, mis perubhan posisi, pogokan
punggung, penggunaan kompres panas atau
dingin, dukungan emosional. R/ Tindakan ini
dapat menurunkan ketidak nyamanan fisik atau
emosional pasien.
c. Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
R/Mengarahkan kembali perhatian,
memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas
individu.
d. Kolaborasi pemberian obat nonsteroid dan
antiperetik sesuai indikasi. R/ Dapat
menghilangkan nyeri, menurunkan respon
inflamasi dan meningkatkan kenyamanan.
2. Intoleran aktivitas b/d penurunan curah jantung
Tujuan : menunjukkan peningkatan dalam
toleransi aktivitas.
Intervensi
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas.
Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan
22
kelemahan, keletihan dan dispnea berkenaan
dengan aktivitas. R/Miokarditis menyebabkan
inflamasi dan kemungkinan kerusakan funsi
sel-sel miokardial akibat GJK. Penurunan
pengisian dan curah jantung menyebabkan
pengumpulan cairan dalam kaantung
pericardial bila ada pericarditis. Endocarditis
dapat terjadi dengan disfungsi katub, secara
negatif mempengaruhi curah jantung.
b. Pantau frekuensi / irama jantung, TD dan
frekuensi pernafasan sebelum atau setelah
aktivitas dan selam diperlukan. R/ Membantu
menentukan derajat dekompensasi jantung dan
pulmonal. Penurunan TD, Takikardi, distrimia
dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan
toleransi jantung terhadap aktivitas.
c. Pertahankan tirah baring selama periode
demam dan sesuai indikasi. R/Meningkat
resolusi inflamasi selama fase akut dari
pericarditis atau endocarditis.
d. Rencana keperawatan dengan periode istirahat
atau tidur tanpa gangguan. R/ Memberikan
keseimbangan dalam kebutuhan dimana
aktivitas bertumpu pada jantung :
meningkatkan proses penyembuhan dan
kemampuan koping emosional.
3. Penurunan curah jantung b/d penurunan kontraktilitas
otot jantung.
Tujuan : menunjukkan penurunan episode
dyspnea dan distrimia.
23
Intervensi
a. Pantau frekuensi / irama jantung.
R/ Takikardia dan distrimia dapat terjadi saat
jantung berupaya untuk meningkatkan
curahnya berespon pada demam, hipoksia dan
asidosis karena iskemia.
b. Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler.
R/ Menurunkan beban kerja jantung,
memaksimalkan curah jantung
c. Dorong penggunaan teknik manajemen stress,
misalnya bimbang imajinasi, latihan
pernafasan. R/ Perilaku yang bermamfaat
untuk mengontrol ansietas, meningkat
relaksasi, menurunkan beban kerja jantung.
d. Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi,
nyeri dada kontinu.perhatikan adanya bunyi
nafas adventisius, demam. R/ Manifestasi
klinik dari GJK yang dapat menyertai
endocarditis (infeksi disfungsi katup) atau
miokarditis (disfungi otot miokard akut).
e. Kolaborasi pemberian misalnya digital diuretic
: antibiotic / antimicrobial IV sesuai indikasi.
R/ Meningkat kontraktilitas miokard dan
menurunkan efek metabolisme anaerob, yang
terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan
asidosis, antibiotic mengtasi keterlibatan
pathogen dan mencegah kerusakan jantung
lebih lanjut.
Evaluasi
1. Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
24
2. Menunjukkan peningkatan dalam toleransi aktivitas.
3. Menunjukkan penurunan episode dyspnea, anginia dan
distrimia.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi,
kebutuhan pengobtan dan kemungkinan komplikasi.
BAB IV
ASKEP KASUS
Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : gadung I
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
No. register : 2019
2. Riwayat Keshatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada dada
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri dada pada 2 hari yang lalu sejak
pada tanggal 20 juni 2019.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti
ini dank lien juga tidak pernah MRS sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
25
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang
mengalami penyakit ini.
Diagnose
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek
sitematik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi
dengan sel-sel otot miokard penurunan curah jantung.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan degenerasi otot jantung, penurunan / kontriksi fungsi
ventrikel.
Intervensi
26
dengandiam?
Gelisah
3. Berikanlngkun
gan yang
enang
dantindakan
kenyamanan
misalnya
perubahan
posisi
2. Intoleransi Setelah 1. Kaji respon 1. Membantu menentukan
aktivitas dilakukan pasien terhadap derajat dekompensasi jantung
berhubungan tindakan aktivitas. dan pulmonal
dengan inflamasi keperawatan Perhatikan 2. Meningkatkan resolusi
dan degenerasi pasien adanya inflamasi
sel-sel otot memiliki perubahan atau 3. Memberikan keseimbangan
miokard, cukup energi keluhan dalam kebutuhan dimana
penurunan curah untuk kelemahan, aktivitas bertumpu pada
jantung beraktivitas. keletihan dan jantung
DO : Kelelahan/ Pasien dispenea 4. Memaksimalkan ketersediaan
kelemahan mengungka berkenan dengan oksigen untuk menurunkan
DS : takikardi pkan aktivitas kerja jantung
dan penurunan mampu 2. Pantau
tekanandarah untuk frekuensi/ irama
melakukan jantung TD dan
beberapa frekuensi
aktivitas pernafasan
tanpa 3. Perhatikan tirah
dibantu berbaring selama
Perilaku periode demam
27
menampaka dan sesuai
n indikasi
kemampua
n untuk
menenuhi
kebutuhan
diri
3. Resiko tinggi Setelah 1. Pantau 1. Membantu menentukan derajat
terhadap dilakukan frekuensi/ dekompensasi jantung dan
penurunan curah tindakan irama pulmonal. Penuruan TD,
jantung keperawatan: jantung, TD takikardi, distrimia dan
berhubungan Mengidenti dan takipnea indikatif dari
dengan fikasi frekuensi kerusakan tolerasnsi jantung
degenerasi otot perilaku pernafasan terhadap aktivitas
jantung untuk 2. Perhatikan 2. Menurunkan beban kerja
DO : trauma menurunka tirah baring jantung, memaksimalkan
dada, n beban dalam posisi curahjantung
penurunansistem kerja semi-fowler 3. Meningkattkan relaksasi dan
imun jantung 3. Berikan mengarahkan kembali
DS : Demam Melaporka tindakan perhatian.
n/ kenyamanan
menunjukk misalnya
an perubahan
penurunan posisi
periode
dyspnea,
angina dan
distrimia
Melihatkan
irama dan
28
frekuensi
jantung
stabil
Evaluasi
1. Nyeri hilang atau terkontrol.
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa
aktivitas tanpa dibantu.
4. Mengidenifikasi perilaku unuk menurunkan beban kerja jantung
5. Melaporkan atau meunjukkan penurunan periode dispnea, angina
dan distrimia.
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
30
4.1. Saran
Setelah mengetahui tentang gejala-gejala penyakit tersebut,
sebaiknya masyarakat lebih tanggap jika merasa gejala-gejala
tersebut sejak dini sebelum penyakit tersebut lebih parah.
Daftar Pustaka
http://www.klinikherbaldunia.com/tes-diagnostik-perikarditis/
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/07/pemeriksaan-penunjang-
perikarditis.html
http://www.slideshare.net/septianraha/askep-infeksi-jantung-perikarditis-
endokarditis-dan-mioarditis
http://uyettqhu.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-a.html
http://usadhaxamthone.com/gejala-dan-pengobatan-infeksi-jantung/
31
32