Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA RETARDASI MENTAL

DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT KURIPAN


PEKALONGAN

Nama : Fathimah Azzahro

NPM : 1219006211

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2021
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA II

DI RUMAH PERLINDUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

KURIPAN KOTA PEKALONGAN

Telah disahkan
Pada tanggal:

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Titik Restuningsih, SIP Rahajeng Win M., S.Kep.,Ns., MNS

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN
A. PENGERTIAN
I. Definisi
American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi
retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber, 1961 (dalam
sunarwati,2000) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh
yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan
adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi
ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa
perkembangan.
Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya rendahnya
(impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial. ICG ( WHO, 1992 )Menurut Crocker AC (1983),
retadarsi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,
yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya
timbul pada masa perkembangan.
Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal
terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih
gangguan dari:
 Maturasi
 Proses belajar
 Penyesuaian diri secara social

II. Tanda dan gejala


Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa
kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital,yang kadang-kadang
gambaran stigmata mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu.Dibawah ini
beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental yaitu
(Swaiman,1989):
1. Kelainan pada mata
2. Kejang
3. Kelainan kulit
4. Kelainan rambut
5. Kepala
6. Perawakan pendek
7. Distonia

Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus maupun kasar, serta
perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga
mengalami keterlambatan motor dan American Psychiatric Association (APA)
pada tahun 1994, mensyaratkan tiga diagnosis keterbelakangan mental, yaitu:
 Fungsi intelektual secara signifikan dibawah rata-rata: IQ sekitar 70 atau
kurang menurut tes IQ yang diadakan secara individu.
 Ketidakmampuan atau kelemahan yang terjadi bersamaan dengan fungsi
adaptasi saat ini (yakni efektivitas seseorang dalam memenuhi standar yang
diharapkan pada usianya dengan kelompok budayanya) setidaknya dalam
bidang berikut ini: yaitu komunikasi, perhatian diri sendiri, kehidupan rumah
tangga, keterampilan sosial-interpersonal, penggunaan sumber dalam
komunitas, self dierection, keterampilan akademik fungsional, pekerjaan,
waktu luang, kesehatan dan keamanan.
 Terjadi sebelum berusia 18 tahun.
Tingkatan keterbelakangan mental menurut APA, diklasifikasikan menjadi
mild retardation (tingkat IQ 50 atau 55 sampai sekitar 70), moderate mental
retardation (tingkat IQ 35 atau 40 sampai 50 atau 55), severe mental
retardation (tingkat IQ 20 atau 25 sampai 35 atau 40), dan profound mental
retardation (tingkat IQ dibawah 20 atau 25).

III. Penyebab

Penyebab retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal
dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000
macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang
dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas
penyebab biologis dan psikososial.
Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat
• Tampak sejak lahir atau usia dini
• Secara fisis tampak berkelainan/aneh
• Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun
postnatal
• Tidak berhubungan dengan kelas sosial
Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
• Biasanya merupakan retardasi mental ringan
• Diketahui pada usia sekolah
• Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium
• Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah)
• Ada hubungan dengan kelas sosial
Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongan sosio ekonomi rendah
masih merupakan bagian yang besar dari penduduk, dapat diperkirakan bahwa
retardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalah tipe sosio-kultural.
Penyebabretardasi mental tipe klinisataubiologikaldapatdibagidalam:
a. Faktor organik
Faktor Prakonsepsi
1) Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic,kelainan
neurocutaneos)
2) Kelainan kromosom (X-linked,translokasi,fragile-X) – sindrom
polygenic familial
b. Faktor pranatal
1) Gangguan pertumbuhan otak trimester I
2) Kelainan kromosom (trisomi,mosaic)
3) Infeksi intrauterine,misalnya TORCH,HIV (Human Immunodeficiency
virus )
4) Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi,kokain,logam berat)
5) Disfungsi plasenta
6) Kelainan congenital dari otak (idiopatik)
7) Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
8) Ibu:diabetes mellitus,PKU(Phenylketonuria)
9) Toksemia gravidarum
10) Ibu malnutrisi
c. Penyebab perinatal
1) Sangat premature
2) Asfiksia neonatorum
3) Trauma lahir : Perdarahan Intakranial
4) Meningitis
5) Kelainan metabolic : Hipoglikemia,Hiperbilirubinemia
d. Penyebab postnatal
1) Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
2) Neuro toksin,misalnya logam berat
3) CVA (Cerebrovascular accident)
4) Anoksia,misalnya tenggelam
5) Metabolic
6) Gizi buruk
7) Kelainan hormonal,misalnya hipotiroid,pseudohipoparatirid
8) Aminoaciduria,misalnya PKU (phenyl ketonuria)
9) Kelainan metabolism karbohidrat,galaktosemia
10) Polisakaridosis,misalnya sindrom Hurler
11) Cerebral lipidosis (Tay Sachs),dengan hepatomegali (Gaucher)
12) Penyakit degeneratif /metabolic lainnya
13) Infeksi
14) Meningitis,ensefalitis
15) Subakut sklerosing panesefalitis
e. Penyebab non organik
1) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
2) Sosial cultural
3) Interaksi anak kurang
4) Penelantaran anak
B. PROSES TERJADINYA SECARA MEDIS/TEORI
I. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari.
Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang
ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau
kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa, kemampuan/ketrampilan merawat
diri, kerumah tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana
komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional,
bersantai dan bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam
prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan
secara dini pada masa kanak-kanak.

II. Komplikasi
a. Gangguankognitif ( pola, proses pikir )
b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar
atau lebih kecil dari ukuran normal )
e. Kemungkinanlambatnyapertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinanciri-ciridismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

III. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan
sangat individual oleh sebab itu sebaiknya :
a. Dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara
individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal
mungkin
b. Melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama
kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik
anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang
mungkin ada,pekerja social diperlukan untuk menilai situasi keluarganya.
c. Melibatkan ahli saraf bila anak juga menderita epilepsi,cerebral palsy
d. Melibatkan psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau
bila orangtuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga
e. Melibatkan ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya
f. Melibatkan ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya
atau untuk merangsang perkembangan bicaranya serta diperlukan guru
pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental.
Bagi orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan
anaknya dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan serta
diperlukan kerjasama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak
terjadi kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah
g. dan di rumah,anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar
anak tidak diejek atau dikucilkan
h. Masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar
mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar
i. Diberikan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan taraf IQ-nya
mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental
ringan dan yang mampu dilatih untuk anak dengan retardasi mental
sedang,
j. Sekolah khusus untuk anak retardasi mental adalah SLB-C di sekolah ini
diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat
mandiri dikemudian hari diajarkan pula tentang baik buruknya suatu
tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan
yang tidak terpuji sperti mencuri,merampas,kejahatan seksual
k. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap
tumbuh kembangnya.
l. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multidimensi dan


sangat individual. Walaupun harus dipikirkan perlunya upaya multidisiplin
yang sangat terspesialisasi, namun tidak semua anak dengan retardasi mental
ditangani paling baik dengan sederetan pelayanan dan profesional yang
kompleks. Keputusan yang bijaksana mengenai sumber kebutuhan adalah
paling mungkin terjadi bila mereka diberikan informasi mengenai
perkembangan rencana yang diindividualisasikan tujuan dan objektif yang
timbul dari perkembangan yang cermat mengenai risiko tertentu dan faktor –
faktor protektif yang ada dalam diri anak dan keluarga.

C. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


I. Data Objektif
A. Pengkajian keperawatan

Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan


kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan
diri, interaksi sosial, penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri,
pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, pembentukan
ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.

1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat prenatal
 Riwayat posty natal
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat sosial
4. Pengkajian pola fungsional gordon
 Persepsi dan pola manajemen kesehatan
 Nutrisi – pola metabolic
 Pola eliminasi
 Aktifitas – pola latihan
 Pola istirahat – tidur
 Pola kognitif – persepsi

II. Data Subjektif


1. Pemeriksaan fisik
2. Pengkajian perkembangan anak (Penilaian berdasarkan format
DDST/Denver II ) bagi anak usia 0 – 6 tahun
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Kromosom
b. Pemeriksaan urin,scrum atau titer virus
c. Test Diagnostik seperti :EEG,CT Scan untuk identifikasi abnormalitas
perkembangan jaringan otak,injury jaringan otak atau trauma yang
mengakibatkan perubahan.

D. POHON MASALAH
E. DIAGNOSE
1. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif
2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan
anggota keluarga
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan lambatnya keterampilan
ekspresi dan resepsi bahasa
4. Gangguan interaksi sosial berhubungn dengan kesulitan bicara/kesulitan
adaptasi social.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas
fisik/kurangnya kematangan perkembangan
6. Risiko cedera berhubungan dengandengan perilaku agresif/ketidakseimbangan
mobilitas fisik

F. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan hasil yang di harapakan. Tindakan keperawatan harus
mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan
baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan
kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC


Crocker, dan Nelson, 1983, Developmental Behavioral Pediatrics, 1st ed., Philadelphia, WB
Saunders.

Swaiman, K.F., 1989. Mental Retardation, Pediatric Neurology: Principles And Practice, 1st
ed, Mosby, St.Louis, h. 67.

Titi Sunarwati Sularyo, M. K.2000. Retardasi Mental. Sari Pediatri, II, 170- 177.

American Psychiatric Association.1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorders, 4th Edition. Washington, DC : American Psychiatric Association.

SDKI, DPP & PPNI, 2016. Sandar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan indicator
diagnostik Edisi 1. Jakarta : DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai