Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT


RETARDASI MENTAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Ns. Irman, S.kep., M.kep.

Disusun oleh:
1. NUR ANISA
2. NUR ASIAH
3. NURITA UMABAIHI
4. OKTAVIANI
5. REVALINA

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental”. Dengan harapan makalah ini dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempelajari mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan anak yang berkaitan dengan
retardasi mental pada anak. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keperawatan anak secara meluas.
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Palu, 07 September 2022

Kelompok 5
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Pengertian

American Association on Mental Deficiency(AAMD)membuat


definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961)
sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi
pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi
sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini
yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa
perkembangan

Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang


terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya
rendahnya ( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. ICG ( WHO, 1992 )

Menurut Crocker AC 1983, retadarsi mental adalah apabila jelas


terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala
dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan.

Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang


subnormal terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu
atau lebih gangguan dari:

a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social

2. Etiologi

Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :

a. Penyebab Organik
1). Faktor prenatal :

a) Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)


b) Kelainan genetik/herediter
c) Intoksikasi
d) Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
2). Faktor Perinatal :

a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :

a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif

b. Penyebab non organik


a) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b) Sosial cultural
c) Interaksi anak kurang
d) Penelantaran anak
c. Penyebab lain :
Keturunan,pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain
Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat
dengan deviasi psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak
FKUI, Jakarta )

3. Manisfestasi Klinik
a. Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar
atau lebih kecil dari ukuran normal )
e. Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

4. Patofisiologi dan phatwhay


Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup
sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak
( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di
bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan
berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah tanggaan,
ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal,
perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara
dini pada masa kanak-kanak.
5. Komplikasi
a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi

6. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang
menderita retardasi mental, yaitu dengan:
a. Kromosomal Kariotipe
1) Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
2) Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
3) Terdapat beberapa kelainan kongenital
4) Genetalia abnormal
b. EEG ( Elektro Ensefalogram)
1) Gejala kejang yang dicurigai
2) Kesulitan mengerti bahasa yang berat
c. CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance
Imaging)
1) Pembesaran kepala yang progresif
2) Tuberous sklerosis
3) Dicurigai kelainan otak yang luas
4) Kejang lokal
5) Dicurigai adanya tumor intrakranial
d. Titer virus untuk infeksi kongenital
1) Kelainan pendengaran tipe sensorineural
2) Neonatal hepatosplenomegali
3) Petechie pada periode neonatal
4) Chorioretinitis
5) Mikroptalmia
6) Kalsifikasi intrakranial
7) Mikrosefali
e. Serum asam urat ( uric acid serum)
1) Gout
2) Sering mengamuk
f. Laktat dan piruvat darah
1) Asidosis metabolik
2) Kejang mioklonik
Beberapa uji tumbuh kembang:
 Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of
infant development )
 Uji perkembangan seperti DDST II
 Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour scales,
Woodcock-Johnson Scales of independent Behaviour, School
edition of the adaptive behaviour scales ).
7. Penatalaksanaan medis
1.) Farmakologi
Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala
hyperkinetik (selalu bergerak, konsentrasi kurangdan perhatian
mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan dalam
bidang retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-
gejala hyperkinetik, misalnya :
a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek sampingan kedua
obat diatas dapat menimbulkan convulsi
c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan
gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk konvulsi :
a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga
menurunkan gejala hyperkinetik, gejalagangguan emosi
dan menaikkan fungsi berfikir).
b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat
menaikkan gejala hyperkinetik).
c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala
hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :
a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
b. Glutamic acid.
c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).
d. Pabenol.
e. Nootropil.
f. Amphetamin dsb.
2.) Non Farmakologi
Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri
maupun pada orang tuanya. Untuk anak yang terbelakang dapat
diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok dan
manipulasi lingkungan(merubah lingkungan anak yang tidak
menguntungkan bagi anak tersebut)
Walaupun tak akan dapat menyembuhkan keterbelakangan
mental, tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat
diusahakanperubahan sikap, tingkah laku, kemampuan belajar dan
hasil kerjanya. Yang penting adalah adanya ketekunan, kesadaran
dan minat yang sungguh dari pihak terapis (yang mengobati).
Terapis bertindak sebagai pengganti orang tua untuk
membuat koreksi-koreksi terhadaphubungan yang tak baik ini. Dari
pihak perawat diperlukan juga ketekunan dan kesadaran dalam
merawatanak-anak dengan retardasi mental serta melaporkan
kepada dokter bila dalam observasi terdapattingkah laku anak
maupun orang tua yang negatif, merugikan bagi anak tersebut
maupun lingkungannya(teman-teman disekitarnya)
Social worker (pekerja sosial) melakukan kunjungan rumah
untuk melihat hubungan anak denganorang tua, saudara-
saudaranya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Tugasnya
utama mencari data-data anak dan orang tua serta hubungan anak
dengan orang-orang disekitarnya. Untuk ibu atau orangtua anak
dengan retardasi mental dapat diberikan family terapi (terapi
keluarga) untuk mengubah sikaporang tua atau saudaranya yang
kurang baik terhadap penderita. Dapat diberikan juga terapi
kelompok dengan ibu-ibu.
Anak retardasi mental lainnya, seminggu sekali selama 12
kali. Tujuannya untuk mengurangi sikaprendah diri, perasaan
kecewa dari ibu tersebut karena ternyata banyak ibu lain
yangmengalami nasib serupa, mempunyai anak dengan retardasi
mental. Dengan demikian ibu dapatbersikap lebih realistik dan
lebih dapat menerima anaknya serta dapat merencanakan program
yang baikbagi anaknya. Di luar negeri social worker yang bertugas
memberi terapi kelompok untuk ibu-ibu tersebut di atas.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan


dan kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi,
perawatan diri, interaksi sosial, penggunaan sarana-sarana di masyarakat
pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik
fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan
bekerja.

a) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya
ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap
perkembangan yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal
( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya
pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ), ciri-ciri
dismorfik, dan terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom ( Trisomi
21 ( Sindrom Down), Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi otot
Duchene ), neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan metabolisme sejak lahir
( Fenilketonuria ), Abrupsio plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran
premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial,
Cedera kepala, Infeksi, Gangguan degenerative.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ada kemungkinan besar keluarga pernah mengalami penyakit yang serupa
atau penyakit yang dapat memicu terjadinya retardasi mental, terutama dari
ibu tersebut.
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala           :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk
simetris)
b. Rambut         : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus,
mudah putus dan cepat berubah
c. Mata              : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung          : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran
kecil, cuping melengkung ke atas, dll
e. Mulut            : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-
langit lebar/melengkung tinggi
f. Geligi            : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga          : keduanya letak rendah; dll
h. Muka             : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher             : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak
sempurna
j. Tangan          : jari pendek dan tegap atau panjang kecil
meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia       : mikropenis, testis tidak turun, dll
m. Kaki              : jari kaki saling tumpang tindih, panjang &
tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar,
gemuk
3. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi
kognitif
2) Gangguan komunikasi verbal b.d. kelainan fungsi kognitif
3) Risiko cedera b.d. perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas
fisik
4) Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan adaptasi
sosial
5) Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak retardasi mental
6) Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya
kematangan perkembangan.
4. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan
fungsi kognitif
Tujuan : Tidak mengalami kegagalan tumbang

Kriteria Hasil :

-Tak ada kemunduran mental

-Anak mampu melakukan kegiatan sesuai kemampuan secara


optimal

Intervensi :

1. Kaji tingkat perkembangan anak


2. Dorong / libatkan anak dalam melakukan aktivitas
3. Berikan aktivitas sesuai dengan kemampuan anak
4. Ajarkan hal-hal yang perlu diketahui anak (aktivitas dasar)
5. Pantau tingkat perkembangan anak
Rasional :

1. Informasi data dlm menentukan intervensi


2. Melatih kemampuan meningkatkan harga diri
3. Menstimulasi kemampuan fisik, kognitif anak
4. Meningkatkan kemampuan
5. Mengetahui kemajuan / perkembangan anak

b. Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan


adaptasi sosial
Tujuan : Anak mampu berinteraksi social

Kriteria Hasil :
-Anak tidak mengisolasi diri
-Anak mapu bergaul dengan lingkungan
Intervensi :
1) Kaji factor penyebab gangguan perkembangan dan isolasi sosial
2) Tingkatkan komunikasi verbal
3) Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
4) Beri reinforcement yang positif atas hasil yang dicapai anak
5) Ajarkan anak untuk bermain bersama teman kelompoknya
Rasional :

1) Informasi data dlm menentukan intervensi


2) Melatih anak dalam berkomunikasi
3) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi
4) Meningkatkan harga diri anak
5) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi

c. Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya


kematangan perkembangan.
Tujuan : Perawatan diri terpenuhi

Kriteria Hasil :

-Anak tampak bersih


-Anak mampu berperan dalam perawatan dirinya

Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan anak
2) Pantau anak dalam memenuhi kebutuhannya
3) Libatkan anak dalam memenuhi kebutuhannya
4) Jelaskan secara berulang-ulang tentang perawatan diri
5) Beri dorongan anak untuk merawat dirinya
Rasional :
1) Untuk menentukan intervensi
2) Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
3) Meningkatkan kemampuan dan harga diri anak
4) Meningkatkan pemahaman anak ttg perawatan diri
5) Meningkatkan motivasi anak.
DAFTAR PUSTAKA

Stikes Wira Husada, 2014. Asuhan keperawatan anak retardasi

mental.Yogjakarta.

Stikes aisyiyah, 2016. Retardasi mental. Surakarta.

I Made Mustika, 2014. Asuhan keperawatan anak retardasi mental di

panti asih. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai