Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN


Dosen : Ns., Ni Nyoman Elfiyunai S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

1. NUR ASIAH 202001114


2. NURITA UMABAIHI 202001115
3. OKTAVIANI 202001117
4. NURKHALISA F MATORANG 202001116

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah makalah tentang “Hipertensi Pada Kehamilan ”
ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun masih banyak kekurangan
baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.

Makalah tentang “Hipertensi Pada Kehamilan” ini adalah sebagai


pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II bagi Semester 4
Program Studi S1 Keperawatan di STIKes WIDYA NUSANTARA PALU.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Mata


Kuliah Keperawatan jiwa ini. Serta bagi semua pihak yang turut
mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa


dalam mempelajari materi tentang Hipertensi Pada Kehamilan. Semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang
tema yang sama, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun.

Palu, 25 Februari 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

SAMPU

L
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Konsep Teori Hipertensi Pada Kehamilan....................................................3

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan....12

BAB III PENUTUP...............................................................................................28

A. Kesimpulan.................................................................................................28

B. Saran............................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang berada di atas batas-
batas tekanan darah normal. Hipertensi adalah faktor penyebab timbulnya
penyakit berat seperti serangan jantung, gagal ginjal, dan stroke. Hipertensi berarti
tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi (Sirait, 2013).

Menurut Komisi Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2011) tentang


Pengendalian Hipertensi menjelaskan bahwa hipertensi merupakan gangguan
pembuluh darah jantung (kardiovaskular) paling umum yang merupakan
tantangan kesehatan utama masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosio
ekonomi dan epidemiologi. Hipertensi merupakan salah satu faktor utama risiko
kematian karena gangguan kardiovaskular yang mengakibatkan kematian 20-50%
dari seluruh kematian.

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu biladihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi (Walyani, 2015).

Kehamilan ini dibagi atas 3 trimester yaitu kehamilan trimester pertama mulai
0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan
kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab


kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi,
diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak
kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke,

1
dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut
(Kemenkes RI, 2018).

B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah konsep teori dari hipertensi pada kehamilan ?
2. Apa sajakaah konsep asuhan keperawatan dari hipertensi pada kehamilan ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu mendeskripsikan konsep teori dan konsep asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan konsep teori dari hipertensi pada kehamilan
b. Mampu mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan dari hipertensi
pada kehamilan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Hipertensi Pada Kehamilan


1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau
lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai
dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu
6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan
darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan
darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15
mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular
penyebab kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan
penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM
diantaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker,
dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). PTM merupakan penyebab
kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak kecenderungan peningkatan
prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit
sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut
(Kemenkes RI, 2018).
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali
didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.

3
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah
hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau
hipertensi kronik disertai proteinuria.
e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi
yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau
kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria
(prawirohardjo, 2013).
2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam
faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas
3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang
mengemukakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya
adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah
dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua
pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri
arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis

4
menembus endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis
memberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan
otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi
trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga
jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan arteri spiralis
mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini akan memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular,
dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan
juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin
dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan remodeling
arteri spiralis.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia
plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah
satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil
tersebut akan merusak membran sel yang mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak.
Peroksida lemak tersebut selain akan merusak membran sel,
juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Peroksida
lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran
darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel
terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan
prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan
desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-

5
G tersebut akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi
dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan invasi desidua ke
trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan
yang mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata
mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding
pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika
terjadi hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi
peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya
daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang
hingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan
vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe
janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-
eklampsia, 2,6% anak perempuannya akan mengalami
preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami
preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam
kehamilan. Misalnya seorang ibu yang kurang mengkonsumsi
minyak ikan, protein dan lain-lain.
4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul
akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang
buruk dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan
kelahiran prematur.

6
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4. 4) Gejala
neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
d. Berpotensi gagal hati.
e. kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
f. meningkatnya enzim hati.
g. jumlah trombosit menurun.

Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia

1) Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat
dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan
janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume
plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut
hipovolemia. Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi,
sehingga terjadi hipertensi.
2) Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan
diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas
vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20
minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
3) Fungsi ginjal
a) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
(1) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
(2) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi
kebocoran dan mengakibatkan terjadinya proteinuria.
(3) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.
Bila sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami

7
nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang
bersifat irreversibel.
(4) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
b) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis
preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada
akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia
tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu.
Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin dipstik,
yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan
pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis
bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
c) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini
disebabkan oleh hipovolemia yang menimbulkan
menurunnya aliran darah filtrasi aliran darah, sehingga
menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan asam urat
terjadi karena iskemia jaringan.
d) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga
meningkat, hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka
aliran darah ginjal menurun mengakibatkan menurunnya
filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya sekresi kreatinin,
disertai peningkatan kreatinin plasma.
e) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga
aliran darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi
urin menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.

8
4) Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal.
Sama halnya dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama
dengan hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak,
restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang
bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat yang mengalami
hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam
basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama
dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah
air dalam tubuh.
5) Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul
makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia
viskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya
resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
6) Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan
hipertensi karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya
preeklampsia.
7) Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel
endotel kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang
nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista,
dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
8) Neurologik
Perubahan dapat berupa :
a) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga
menimbulkan vasogenik edema.
b) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan
ablasio retina.

9
c) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan
jelas. Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik
yaitu edema serebri, vasopasme serebri, dan iskemia
serebri.
d) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan
eklampsia. (Prawirohardjo, 2013).
5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin
dan protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status
janin g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status
janin dan ibu.
6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk
meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan plasenta
sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan

10
darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan
meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian
obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang),
antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa
5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit
untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap
serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax,
EKG, fungsi paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga


dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya:

1) Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan


tirah baring.
2) Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
3) Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein,
rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
4) Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan.
5) Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
6) Pembatasan aktivitas fisik
7) Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan
sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen

11
farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah
perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan
aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko
cedera serebrovaskular.
7. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011),
menyebutkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi
dalam kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta 21 Poltekkes Kemenkes Padang
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.

Pada janin :

a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus


b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah

12
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa
terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal
ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20
tahun atau di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi
pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.

13
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi
akan ditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia
akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi
akan ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu
yang mengalami eklampsia akan terdengar
bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia akan terjadi
peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala
yang berketombe dan kurang bersih dan pada
ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa
juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu
hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan
penglihat yaitu penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan
gangguan

14
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir
lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada
kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan, khususnya pada ibu yang mengalami
preeklampsia beratakan terjadi ekompensasi jantung.

Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,


lebih padat dan lebih keras, puting menonjol
dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.

Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus


menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan
ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan
ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan
akanterjadi anoreksia, mual dan muntah

Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa


terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur
dan gerakan janin yang melemah (Mitayani,
2011).

15
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.

Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa


ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki

Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada
ibu hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
(1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar
normal untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%)
(2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
(3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi
tersebut mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada
ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati
(1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
(2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
(3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
(4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT)
meningkat (N:15-45 u/ml).
(5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT)
meningkat (N: < 31 u/l).
(6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

16
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

2) Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan
janin intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas
janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah
3) Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada
wanita dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan
juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4) Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa
khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun
meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan
(Prawihardjo, 2013).
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
kurang suplai oksigen ke jaringan
c. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
d. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi
sensori)
e. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

17
suplai dan kebutuhan oksigen
f. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3. Rencana keperawatan

N DIAGNSA NOC NIC


O KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola NOC: Setelah dilakukan NIC:
nafas berhubungan tindakan keperawatan, a. monitor vital sig
dengan sindrom diharapkan partisipan Tindakan keperawatan:
hipoventilasi menunjukkan 1) Memonitor tekanan
keefektifan dalam darah, nadi, suhu, dan
Defenisi : bernafas dan dengan status pernafasan,
Inspirasi dan / atau indikator 2) Memonitor denyut
ekspirasi yang tidak : jantung
memberi ventilasi a. Satus Pernafasan 3) Memonitor suara paru
adekuat. Kriteria hasil: paru
1) frekunsi 4) Memonitor warna kulit
Batasan pernapasan 5) Meniai CRT
Karakteristik normal b. Monitor pernafasan
a. Dispnea 2) irama pernafasan Tindakan keperawatan:
b. Fase ekspirasi normal 1) Memonitor tingkat,
memanjang 3) tidak ada dispnea irama, kedalaman, dan
c. Penggunaan otot pada saat istirahat kesulitan bernafas
bantu pernapasan 4) tidak ada suara 2) Memonitor gerakan
d. Penurunan mendengkur dada
kapasitas vital 3) Monitor bunyi
e. Penurunan pernafasan
tekanan ekspirasi 4) Auskultasi bunyi paru
f. Penurunan 5) Memonitor pola nafas
tekanan inspirasi 6) Monitor suara nafas
g. Penurunan tambahan
ventilasi semenit c. Pengaturan posisi
h. Pola napas 1) Poposisikanpasien untuk
abnormal
mengurangi dispnea,
i. takipnea misalnya posisi
semifowler

2. Ketidakefektifan NOC: Setelah NIC:


perfusi jaringan dilakukan tindakan a. Oxygen therapy
perifer berhubungan keperawatan,diharap (terapi oksigen)
dengan kurang suplai kan partisipan 1) Monitor kemampuan
oksigen ke jaringan. menunjukkan pasien dalam

18
keefektifan perfusi mentoleransi
Defenisi : penurunan jaringan perifer kebutuhan oksigen
sirkulasi darah ke dengan indikator : saat makan
perifer yang dapat a. Perfusi jaringan 2) Monitor perubahan
mengganggu perifer warna kulit pasien
kesehatan Kriteria hasil : 3) Monitor posisi pasien
1) Pengisian kapiler untuk membantu
Batasan jari normal masuknya oksigen
Karakteristik: 2) Pengisian kapiler 4) Memonitor
jari kakinormal penggunaan oksigen
Edema Nyeri
3) Kekuatan denyut saat pasien
ekstermitas
nadi beraktivitas
Penurunan nadi
karotisnormal b. Peripheral Sensation
perifer Perubahan
4) Edema perifer Management
karakteristik kulit
tidak ada (menajemen sensasi
(misalnya warna,
perifer)
elastisitas, rambut,
kelembapan, kuku,
1) Memonitor perbedaan
sensasi, dan suhu). terhadap rasa tajam,
Perubahan tekanan tumpul,
darah Waktu panas atau dingin
pengisian kapiler > 3 2) Monitor adanya mati
detik Warna tidak rasa,rasa geli.
kembali ke tungkai 1 3) Diskusikan tentang
menit setelah tungkai adanya kehilangan
diturunkan sensasi atau
perubahansensasi
4) Minta keluarga untuk
memantau perubahan
warna kulit setap hari
3. Nyeri akut NOC : Setelah NIC :
berhubungan dengan dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
agen cedera biologis keperawatan, a. Lakukan pengkajian
diharapkan partisipan nyeri secara
Defenisi : pengalaman mampu menangani komprehensif yang
sensori dan emosional masalah nyeri dengan meliputi lokasi,
yang tidak indikator : karakteristik, durasi,
menyenangkan yang kontrol nyeri frekwensi, kualitas
muncul akibat a. mengenali kapan intensitas dan faktor
kerusakan jaringan nyeri terjadi pencetus
yang aktual atau b. menggunakan b. Observasi adanya
potensial atau petubjuk non verbal
tindakan
mengenai
digambarkan dalam pencegahan ketidaknyamanan
hal kerusakan c. mengenali gejala c. Gunakan strategi
sedemikian rupa yang terkait komunikasi terapeutik
(International dengan nyeri untuk mengetahui
Association for the d. melaporan nyeri pengalaman nyeri
Study of Pain ); awitan terkontrol d. Kaji pengetahuan pasien
yang tiba-tiba megenai nyeri
atau lambat dari

19
intensitas ringan kepuasan klien e. Tentukan akibat dari
hingga berat dengan manajemen nyeri pengalaman nyeri
akhir yang dapat a. nyeri terkontrol terhadap kualitas hidup
diantisipasi atau b. mengambil seperti tidur, nafsu
diprediksi dan tindakan untuk makan, perasaan, dll
berlangsung kurang mengurangi nyeri f. Gali bersama faktor yang
dari 6 bulan c. mengambil dapat menurunkan
tindakan untuk atau memperberat nyeri
Batasan Karakteristik: memberikan g. Berikan informasi
a. Bukti nyeri dengan mengenai nyeri
kenyamanan
menggunak h. Ajarkan prisip-prinsip
d. informasi
standar daftar manajemen nyeri
disediakan untuk
periksa nyeri i. Ajarkan teknik
mengurangi nyeri
nonfarmakologi seperti
untuk pasien yang
teknik relaksasi, terapi
tidak dapat tanda-tanda vital
musik
mengungkapkanny a. tingkat
a pernapasan
b. Ekspresi wajah normal
nyeri (mis: mata b. tekanan darah
kurang bercahaya, sistolik normal
tampak kacau, c. tekanan darah
gerakan mata diastolik normal
berpencar atau d. tekanan nadi
tetap pada satu normal
fokus, meringis)
c. Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
d. Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan
aktivitas (mis:
anggota keluarga,
pemberian
asuhan)
e. Perubahan pola
tidur
f. Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik )
4. Resiko cedera dengan NOC :Setelah NIC :

20
faktor resiko internal ( dilakukan tindakan a. Manajemen lingkungan
disfungsi integrasi keperawatan,diharapka
sensori) n resiko cedera teratasi 1) Ciptakan lingkungan
dengan indikator : yang aman bagi pasien.
Defenisi : rentan 2) Lindungi pasien dengan
mengalami cedera Kejadian jatuh pegangan pada sisi/
fisik akibat kondisi bantalan pada sisi
lingkungan yang Kriteria hasil : ruanga yang sesuai
berinteraksi dengan a. Tidak ada jatuh 3) Letakkan benda yang
sumber-sumber saat sendiri sering digunakan dalam
adaptif dan sumber b. Tidak ada Jatuh jangkauan pasien
defenisi individu, yang saat berjalan 4) Anjurkan keluarga atau
dapat c. Tidak ada Jatuh orang terdekat tinggal
mengganggu saat kekamar dengan pasien
kesehatan mandi b. Perawatan kehamilan
resiko
tinggi
1) Kaji kondisi medis
aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat
kehamilan dan
kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko
kehamilan (misalnya
premature
preeklampsia, dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan,ketiadaa
n
pemeriksaan
kehamilan,dll)
4) Kaji pengetahuan
klien dalam
mengidentifikasi
faktor resiko
5. Intoleran aktifitas NOC: Setelah NIC:
berhubungan dengan dilakukan tindakan a. terapi aktifitas
ketidakseimbangan keperawatan, Aktivitas keperawatan :
antara suplai dan diharapkan partisipan 1) Bantu klien

21
kebutuhan oksigen menunjukkan menngidentifikasi
toleransi aktivitas yang mampu
Defenisi: dalam beraktivitas dilakukan
ketidakcukupan dengan indikator : 2) Bantu klien untuk
energi a. toleransi memilih aktivitas yang
psikologis atau terhadap sesuai dengan
fisiologis untuk aktifitas kemampuan fisik,
mempertahankan psikologi, dan sosial
atau Kriteria hasil : 3) Bantu untuk
menyelesaikan 1) Saturasi oksigen mengidentifikasi dan
aktivitas keidupanDengan beraktivitas mendapatkan sumber
sehari hari yang harusnormal yang diperlukan untuk
atau yang ingin
2) frekuensi nadi aktivitas yang
dilakukan ketika diinginkan
beraktivitas 4) Bantu untuk
Batasan normal mengidentifikasi
Karakteristik: aktivitas yang disukai
3) frekuensi
a. Dispnea setelah 5) Bantu pasien atau
pernapasan bila
beraktifitas keluarga untuk
beraktivitas mengidentifikasi
b. Keletihan
normal kekurangan dalam
c. Ketidaknyaman
4) Warna kulit beraktivitas
setelah
normal 6) Bantu pasien untuk
beraktifitas
5) Tekanan darah mengembangkan
d. Respon frekwensi
ketika motivasi diri dan
jantung abnormal
Beraktifitas penguatan
terhadap aktivitas
normal 7) Monitor respon fisik,
e. Respon tekanan
darah abnormal emosi, sosial, dan
b. tingkat kelelahan spiritual
terhadap aktivitas
Kriteia hasil:
1) kelelahan
sedang
2) Gangguan
Konsentrasi
menurun tidak
ada
3) Tingkat stres
sedang
4) Sakit kepala tidak
ada
5) Kualitas tidur
sedang
6) Kegiatan sehari-
hari normal
7) Kualitas istirahat
normal

c. tanda – tanda
vital
Kriteria hasil:

22
1) Tingkat
pernapasan
normal
2) Irama pernapasan
normal
3) Tekanan nadi
normal
4) Kedalaman
inspirasi normal
6. Ansietas berhubungan NOC : Setelah NIC :
dengan ancaman pada dilakukan tindakan a. Pengurangan
status terkini keperawatan, kecemasan
diharapkan partisipan 1) gunakan pendekatan
Definisi :Perasaan menunjukkan tidak yang menenangkan
tidak nyaman atau ada 2) nyatakan dengan jelas
kekhawatiran yang harapan terhadap
rasa ansietas dengan
samar disertai respon prilaku pasien
indikator :
autonom (sumber 3) berikan informsi faktual
sering kai tidak terkait diagnosis,
Tingkat kecemasan
spesifik) perasaan perawatan dan
Kriteria hasil :
takut yang disebabkan prognosis
a. Perasaan gelisah
oleh antisipasi 4) berikan aktivitas yang
sedang lain untuk mengurangi
terhadap bahaya.
b. Tidak ada rasa tekanan
Perasaan ini
cemas yang terapi relaksasi:
merupakan isyarat
kewaspadaan yang
disampaikan 1) gambarkan
memperingatkan c. Tidak ada rasionalisasi dan
bahaya yang akan peningkatan manfaat relaksasi
terjadi dan tekanan darah serta jenis relaksasi
yang tersedia
memampuka individu d. Tidak ada
peningkatan (misalnya musik,
melakukan tindakan
frekuensi nadi meditasi dan bernafas
untuk menghadapi
Tidak ada dalam)
ancaman
gangguan pada 2) berikan deskripsi
Batasan terkait intervensi yang
Karakteristik pola tidur
dipilih
3) ciptakan lingkungan
Perilaku Kontrol kecemasan
yang nyaman
a. Penurunan diri
4) dorong klien untuk
produktivitas Kriteria hasil : mengambil posisi
b. Mengekspresikan a. Dapat yang nyaman
kekhawatiran mengurangi 5) dapatkan prilaku yang
akibat perubahan penyebab menunjukkan
dalam peristiwa kecemasan terjadinya relaksasi
hidup b. Dapat mencari 6) dorong pengulangan
c. Gerakan yang informasi untuk teknik praktek tertentu
tidak relevan mengurangi secara berkala
d. Gelisah kecemasan 7) evaluasi dan
e. Memandang c. Dapat dokumentasi respon
sekilas terhadap teknik
menggunakan
f. Insomnia strategi koping relaksasi

23
g. Kontak mata yang efektif perawatan kehamilan
buruk d. Menggunakan resiko tinggi:
h. Resah teknik relaksasi 1) Kaji kondisi medis
i. Menyelidik dan mengurangi aktual yang
tidak waspada kecemasan berhubungan dengan
Afektif kondisi kehamilan
e. Mengendalikan
a. Gelisah (misalnya diabetes,
respon hipertensi, dll)
b. Kesedihan yang kecemasan
mendalam 2) Kaji riwayat
c. Distress kehamilan dan
Penerimaan status kelahiran yang
d. Ketakutan kesehatan: berhubungan dengan
e. Perasaan tidak Kriteria hasil :
faktor resiko
adekuat a. Menyesuaikan kehamilan(misalny
f. Fokus pada diri perubahan dalam premature
sendiri status kesehatan preeklampsia, dll)
g. Peningkatan b. Mencari 3) Kenali faktor resiko
kekhawatiran sosio demografi yang
informasi tentang
h. Gugup berhubungan dengan
kesehatan
i. Nyeri da kondisi kehamilan
c. Membuat
peningkatan (misalnya usia
ketidakberdayaan keputusan
kehamilan,kemiskina
yang persisten tentang kesehatan n, ketiadaan
j. Perasaan takut pemeriksaan
Fisiologis kehamilan, dll)
a. Wajah tegang 4) Kaji pengetahuan
b. Peningkatan klien dalam
keringat mengidentifikasi
c. Peningkatan faktor resiko
ketegangan 5) Berikan
pendidikankesehatan
yang membahas
faktor resiko,
pemeriksaan dan
tindakan yang biasa
dilakukan
6) Ajarkan klien
mengenai
penggunaan obat-
obat yang diresepkan
7) Monitor status fisik
dan psikologis
selama
kehamilan.

7. Defisiensi NOC : NIC :


pengetahuan Setelah dilakukan a. Pendidikan Kesehatan
berhubungan dengan tindakan keperawatan, Tindakan keperawatan:
kurang informasi diharapkan partisipan 1) Identitafikasi faktor
menunjukkan internal maupun
peningkatan

24
Defenisi : ketiadaan pengetahuan dengan eksternal yang dapat
atau defisiensi indikator : meningkatkan atau
informasi kogniti yang a. Pengetahuan mengurangi motivasi
berkaitan dengan keselamatan diri untuk perilaku sehat
topik tertentu Kriteria hasil: 2) Identifikasi (pribadi,
Batasan 1) Menggambarkan ruang dan uang) yang
karakteristik : untuk diperlukan untuk
a. Ketidakakuratan mengurangi melaksanakan program
melakukan tes risiko cedera kesehatan
b. Ketidakakuratan 2) Menggambarkan
melakukan 3) Prioritaskan kebutuhan
perilaku yang pasien
perintah
berisiko tinggi b. Fasilitasi pembelajaran
c. Kurang
pengetahuan b. Status nutrisi Tindakan keperawatan:
d. Prilaku tidak Kriteria hasil: 1) Mulai instruksi hanya
tepat 1) Status nutrisi setelah pasien
2) Asupan gizi menunjukkan kesiapan
3) Asupan untuk belajar
makanan 2) Sediakan lingkungan
4) Asupan cairan yang kondusif untuk
5) belajar
6) Energi 3) Atur informasi dalam
7) Berat badan urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai
c. Pengurangan kecemasan
Tindakan keperawatan:
1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di
prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki
oleh keluarga (Sudiharto, 2007).

25
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik
untuk dapat menilai potensi yang di miliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan
berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan
membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).
Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap
keluarga mencakup dapat berupa
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit :
1) Mendemontrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

26
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara :
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis
keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah
baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan
yang di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila
tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu
melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti
dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto,
2007).
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga
(Sudiharto, 2007).

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan
diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam
dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90
mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4
jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah
diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :

1. Hipertensi kronik
2. Preeklamsi
3. Eklamsi
4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi

28
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi)

B. Saran
Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan
mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan
dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu
memahami masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan benar

Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu


seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru.

Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika

Sudiharto, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural, Jakarta EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai