Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HYPERTENSI GARVIDARUM
Diajukan untuk memenuhi tugas
…………………………..

Disusun oleh :

………………..
NIM. ………………..
PRODI ……………………..

PRODI ………………………..
UNIVERSITAS ………………………..
Jl. …………………………………………
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “MAKALAH HIPERTENSI GARVIDARUM” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Keperawatan Maternitas.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
beberapa buku dan situs blog di internet. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses pembuatan hingga
selesainya penyusunan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan
semestinya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya


sempurna. Sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
menambah kualitas serta mutu dari makalah tersebut.kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................1
1.3 Tujuan .....................................................................................2
1.4 Manfaat ...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................3
2.1 Hipertensi Gravidarum ...........................................................3
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................10
3.1 Pengkajian ...............................................................................10
3.2 Diagnosa .................................................................................13
3.3 Intervensi ................................................................................14
BAB IV PENUTUP ...............................................................................17
4.1 Kesimpulan .............................................................................17
4.2 Saran .......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ
reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami
kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa
kebahagiaan dan penuh harapan. Selama pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil
untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan
mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon
progesteron dan hormon estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di
dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008).
Kehamilan merujukkan saat yang menyenangkan dan di nanti nanti kan oleh
ibu dan keluarga nya. Semua ibu menginginkan kehamilan maupun
persalinan nya berjalan aman,dan normal.tetapi kehamilan dapat juga menjadi
saat kegelisahan dan keprihatinan. Hubungan yang serasi dan saling percaya
harus dimiliki baik penolong maupun pasien.
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit
kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan
penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat
seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat,
mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan
prasarana penanggulangan hipertensi.
Berdasarkan laporan WHO dan CDC (2002), diperkirakan penderita
hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian
setiap tahun. Di Amerika diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita
hipertensi, dan stroke merupakan masalah utama. Oleh sebab itu, Amerika

1
telah mengharuskan penduduk yang berusia di atas 20 tahun untuk
memeriksakan tekanan darahnya minimal 1 kali dalam 2 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan hipertensi gravidarum ?
b. Apa penyebab, tanda subjektif + objektif, gejala dan penatalaksanaan pada
hipertensi gravidarum ?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa/mahasiswi
mengetahui bagaiman itu hipertensi gravidarum pada ibu hamil.

1.4 Manfaat
1. Bagi Diri sendiri
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi.
2. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi perawat dalam upaya
pelayanan masa hamil. Sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan secara professional dan sesuai dengan kode etik
keperawatan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah bersalin
Untuk memberikan masukan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan
program pelayanan keperawatan khususnya tentang pemberian asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi.
b. Pendidikan
Untuk menambah wacana dan informasi mengenai asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi Gravidarum


Hipertensi ditemukan pada ibu hamil baik pada penyakit sebelumnya
(5-15% dari total ibu hamil) atau sebagai gangguan yang berhubungan
dengan kehamilan, pre-eklamsia (Lyoyd, dalam Wylie). Hipertensi dijuluki
sebagai the silent killer karena biasanya tidak menunjukkan gejala dan
hanyaterdiagnosis melalui krinning atau ketika penyakit tersebut
bermanifestasi ada komplikasi gangguan tertentu. Hipertensi sangat
signifikan berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian ibu dan janin
sehingga perlu dilakukan skrinning awal dan pemeriksaan lanjutan selama
kehamilan.
a. Hipertensi dalam kehamilan
Pengertian Hipertensi:
Adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg dan
tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Nilai tersebut diukur
sekurang-kurangnya dua kali dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih
dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).
b. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Hipertensi esensial
Hipertensi pre-existeng dikenal dengan hipertensi kronis atau
esensial. Hipertensi esensial sudah dibahas pada awal sub bab ini.
2) Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced
hypertension.
Hipertensiesensial disertai superimposed preatau pre eklamsia
dapat terjadi selama kehamilan. Komplikasi dari hipertensi esensial
diindikasikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengompensasi
patologi penyebab hipertensi yang menghambat darah menyuplai gas
dan nutrienke jaringan dan organ tubuh.

3
Komplikasi lain yang mungkin timbul antara lain:
 Gagal Ginjal
 Serangan vaskuler serebral (stroke)
 Ensefalopati.
3) Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced
hypertension, PIH) adalah peningkatan tekanan darah setelah minggu
ke-20 kehamilan. Penyebab PIH belum diketahui, akan tetapi telah
dihubungkan dengan kasus pembesaran plasenta. Karena tekanan darah
meningkat tanpa proteinuria, maka dapat menjadi indikasi bahwa tubuh
tidak mampu mengompensasi patologi sirkulasi yang berhubungan
dengan hipertensi esensial dengan vaskularisasi tambahan ke plasenta
dan janin. Diagnosisnya apabila tekanan darah diastolik > 110 mmHg
pada setiap pemeriksaan atau 90 mmHg pada dua kali atau lebih
pemeriksaan atau selang 4 jam. Penatalaksanaannya diperlukan
pengawasan yang cermat terhadap kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan
bagi ibu antara lain : pemeriksaan fisik lengkap USG, Laboratorium
darah dan urin. Sedangkan bagi janin adalah pemeriksaan abdomen;
USG; kardiotokografi.
4) Pre-eklamsia
 Pengertian
Pre-eklamsia juga dikenal sebagai hipertensi gestasional
proteinurik, toksemia pre-eklamtik (TPE). Pre-eklamsia merupakan
gangguan multisistem yang bersifat spesifik terhadap kehamilan
dan masa nifas. Lebih tepatnya, penyakit ini merupakan penyakit
plasenta. Angka kejadian pre-eklamsia sekitar 6-8% dari semua
kehamilan.
 Penyebab
 Penyebab pre-eklamsia belum diketahui secara pasti. Pre-eklamsia
ditandai dengan gejala tekanan darah ? 140/90 mmHg, proteinuria
dan edema pada wajah maupun tangan. Pre-eklamsia terbagi

4
menjadi pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia berat. Komplikasi
pre-eklamsia jangka pendek antara lain: gagal ginjal; eklamsia,
stoke, kematian ibu, HELLP, DIC, dan masih banyak lainnya.
 Gejala Klinis
Gejala klinis pre eklampsia ringan meliputi :
a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15
mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada
kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai
kurang 160 mmHg; diastol 90 mmHg sampai kurang 110
mmHg.
b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam
atau secara kualitatif positif 2 (+2).
c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah
atau tangan.
 Tanda – tanda
Adalah jika setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu
tiba-tiba tekanan darah meningkat sampai 150/110 disertai sering
pusing dan adanya pembengkakan pada jari-jari tangan, tungkai
kaki dan wajah pun ikut membengkak ( sembab )
 Pencegahan
Deteksi dini lakukan kontrol kehamilan agar preeklampsia
dapat didiagnosa dan diobati. Tindakan dokter biasanya seperti
mengecek tekanan darah dan mengambil sampel urin. Dengan
Doppler USG, dokter juga dapat memeriksa pembuluh darah
plasenta, melihat perubahan dalam struktur dan dengan demikian
awal gejala dari preeklampsia dapat diketahui dari pendeteksian
dini. Mencegah dan memulihkan gejala preeklampsia
 Pelaksanaan
Penanganan pre-eklamsia sesuai dengan klasifikasinya.
 Patofisiologi

5
Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab –
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberikan
jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat
menerangkan hal-hal berikut:
a. sebab bertambahnya frekuensi pada primigrafiditas, kehamilan
ganda, hidramnion dan mola hidatidosa;
b. sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya
kehamilan;
c. sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian
janin dalam uterus;
d. sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan
berikutnya; dan sebab timbulnya hipertensi, edema,
proteinuria, kejang dan koma.3)
e. Penyebab pre eklampsia ringan belum diketahui secara jelas.
Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome”
akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
5) Eklamsia
 Pengertian
Eklamsia didefinisikan sebagai satu atau lebih kejang menyeluruh atau
koma dalam kondisi pre-eklamsia tanpa ada kondisi neurolig lain.
Eklamsia dianggap sebagai tahap akhir pre-eklamsia. Eklamsia dapat
terjadi selama periode pranatal, intranatal, dan pascanatal. Yang
paling beresiko adalah : periode pascanatal.
 Penyebab
Eklampsia akan menyebabkan ibu hamil mengalami kejang-kejang,
pingsan dan koma. bahkan bisa mengarah kepada komplikasi gagal
jantung, terganggunya fungsi paru dan tersendatnya metabolisme
tubuh.
 Patofisiologi

6
Sama dengan pre eklampsia dengan akibat yang lebih serius pada
organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni terjadi
nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.
 Gejala Klinis
a. Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinnan atau masa nifas
b. Tanda-tanda pre eklampsia (hipertensi, edema dan proteinuria)
c. Kejang-kejang dan/atau koma
d. Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ
Komplikasi terjadinya eklamsia adalah kematian, perdarahan
serebral edema paru, ARDS, gagal ginjal. Ibu dengan pre-eklamsia berat
beresiko mengalami kejang berulang, sehingga pencegahan dan
penanganan dapat dilakukan dengan pemberian Magnesium Sulfat secara
intravena.
Menurut Saifudin (2002) Klasifikasi hipertensi:
A. Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada
kehamilan > 20 minggu, dalam persalinan, atau pada 48 jam setelah
persalinan.
B. Hipertensi Kronik yaitu meningkatnya tekanan darah sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
c. Etiologi
1) Menurut Manuaba (2008)
Penyebab utama dalam hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi
essensial dan penyakit ginjal.
2) Menurut Suheimi (2009)
Resiko hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan
ketika pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat
antigenik di plasenta terganggu.
d. Gejala Hipertensi
Gejala-gejala yang ditunjukkan pada ibu hamil dengan hipertensi adalah
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-
tiba, dan tengkuk terasa pegal (Suheimi, 2009).

7
e. Tanda Hipertensi
Tekanan darah absolut 140/90 mmHg atau 160/110 mmHg yang diambil
berjarak 6 jam dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008).
f. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin atau renin oleh enzim renin yang bisa mengubah angiotensi I
dan II atau angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis yang penting dalam mengatur tekanan darah, mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah angiotensin I yang terdapat di ginjal.
Kemudian diubah lagi menjadi angiotensin II oleh ACE yang terdapat di
paru-paru, Angiotensin II inilah yang memiliki peranan dalam menaikkan
tekanan darah (Abidin, 2009). Angiotensin II meningkatkan sekresi
hormon antidiuretik (ADH) penyebab rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus dan berada pada ginjal untuk mengatur osmolitas dan volume
urine.
Meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
atau anti diuresis, sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolitasnya
(Abidin, 2009). Volume cairan ekstraseluler akan diencerkan dengan
menarik cairan meningkatkan terjadinya anti diuresis. Akibatnya, volume
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah
(Suheimi, 2009).
g. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang bisa terjadi oleh karena hipertensi pada
kehamilan menurut Saifudin (2002) adalah :
1) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
2) Kematian janin
3) Persalinan premature
4) Solusio plasenta

8
h. Gambaran Klinis
Gambaran klinis hipertensi menurut Manuaba (2008) yaitu
kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg.
i. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan menurut Dinkes (2004) yaitu
1. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu
2. Pantau tekanan darah, urine (untuk proteinuria), dan kondisi janin
3. Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya
preeklampsia dan eklampsia
4. Lebih banyak istirahat
5. Diit makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, rendah
Lemak
6. Tidak perlu diberi obat-obatan
Jika kehamilan lebih dari 37 minggu:
1. Terminasi kehamilan, jika serviks matang pecah ketuban dan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
2. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin
atau kateter atau lakukan seksio sesaria.
j. Pencegahan
Jika umur kehamilan > 37 minggu beri sedatif ringan, berupa
Valium (3 x 10 mg), fenobarbital (3 x 30 mg per oral) atau diazepam (3 x
2 mg per oral) selama 7 hari. Jika umur kehamilan < 37 minggu beri
diazepam 10 mg I.V, hidralazin 5 mg I.V, labetolol 20 mg I.V dan
metildopa 3 x 250 mg / hari (Saifuddin, 2003)

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik
yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat
dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi
masalah keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).

3.1 Pengkajian
Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga
kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi laten.
Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di
Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga.
Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang
lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat
kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah kelahiran untuk
wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade,
menurut National Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980
dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara
keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat
triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari
400 persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di
mereka 40-an.

10
b. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-
kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka
terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan
diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan
analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria
(<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan
apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis,
lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas,
angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu
beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya
menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan
suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi
dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat
keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai
delapan kali

11
f. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
g. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
h. Pengkajian sistem tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan
atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat
perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan
faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi
meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas
dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular,
distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat
hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan
atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi.
Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama
setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu
seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah,

12
otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub
oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan
(diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh
darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan
obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat
molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis
kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus
hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar
enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual,
muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada
tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri
ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi
postural.
3.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap
hasil pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan
gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
 Hipertensi
 Vasospasme siklik
 Edema serebral

13
 Perdarahan
2. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
 Terapi magnesium sulfat
 Edema paru
3. Risiko tinggi perubahan curah jantung, menurun b.d
 Terapi antihipertensi yang berlebihan
 Jantung terkena dalam proses penyakit
4. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d
 Vasospasme sistemik
 Hipertensi
 Penurunan perfusi uteroplasenta
5. Risiko tinggi cedera ibu b.d
 Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi
ginjal
 Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi
6. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
 Insufisiensi uteroplasenta
 Kelahiran premature
 Solusio plasenta
7. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin

3.3 Intervensi
3.3.1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema
serebral, Perdarahan
 Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak
terjadi
 Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan
diuresis, penurunan tekanan darah, edema
Implementasi Rasional

14
1. Memantau asupan oral dan 1. MGSO4 adalah obat anti kejang
ifus IV MGSO4 yang bekerja pada sambungan
2. Memantau urin yang kluar mioneural dan merelaksasi
3. Memantau edema yang vasospasme sehingga
terlihat menyebabkan peningkatan perfusi
4. Mempertahankan tirah baring ginjal, mobilisasi cairan ekstra
total dengan posisi miring seluler (edema dan diuresis
2. Tirah baring menyebabkan aliran
darah urtero plasenta, yang sering
kali menurunkan tekanan darah
dan meningkatkan dieresis

3.3.2 Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP


 Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
 Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang
Implementasi Rasional
1. Mendapatkan data-data dasar data-data dasar dugunakan
(misal DTRs,klonus) untuk memantau hasil terapi
2. Memantau pemberian IV MGSO4 adalah obat anti kejang
MgSO4 dan kadar serum MgSO4 yang bekerja pada sambungan
mioneural dan merelaksasi
vasospasme
3. mengkaji adanya kemungkinan Dosis yang berlebih akan
keracunan MgSO4 membuat kerja otot menurun
sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
4. mempertahankan lingkungan Rangsangan kuat, misalnya
yang tenang, gelap dan nyaman cahaya terang dan suara keras
dapat menimbulkan kejang

15
3.3.3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal
distress pada janin
 Kriteria hasil : - DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi Peningkatan DJJ sebagai indikasi
terjadinya hipoxia, prematur dan
solusio plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan Penurunan fungsi plasenta mungkin
janin diakibatkan karena hipertensi
sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda Ibu dapat mengetahui tanda dan
solutio plasenta ( nyeri perut, gejala solutio plasenta dan tahu
perdarahan, rahim tegang, akibat hipoxia bagi janin
aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu Reaksi terapi dapat menurunkan
yang diberi SM pernafasan janin dan fungsi jantung
serta aktifitas janin

16
5. Kolaborasi dengan medis USG dan NST untuk mengetahui
dalam pemeriksaan USG dan keadaan/kesejahteraan janin
NST

3.3.4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum


lahir
 Tujuan: ansietas dapat teratasi
 Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
1. Kaji tingkat ansietas pasien. 1. Membantu menentukan
Perhatikan tanda depresi dan jenis intervensi yang diperlukan
pengingkaran 2. Membuat perasaan terbuka dan
2. Dorong dan berikan bekerja sama untuk memberikan
kesempatan untuk pasien atau informasi yang akan membantu
orang terdekat mengajukan mengatasi masalah
pertanyaan dan menyatakan
masalah 3. Keterlibatan meningkatka
3. Dorong orang terdekat perasaan berbagi, manguatkan
berpartisipasi dalam asuhan, perasaan berguna, memberikan
sesuai indikasi kesempatan untuk mengakui
kamampuan individu dan
memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan

17
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi (6-10 %) dan meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu, janin dan perinatal. Pre-
eklampsia/eklampsia dan hipertensi berat pada kehamilan risikonya lebih
besar.
Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi pre-eklampsia/
eklampsia, hipertensi kronis pada kehamilan, hipertensi kronis disertai pre-
eklampsia, dan hipertensi gestational.
Pengobatan hipertensi pada kehamilan dengan menggunakan obat
antihipertensi ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan risiko kematian
ibu, proteinuria, efek samping, operasi caesar, kematian neonatal, kelahiran
prematur, atau bayi lahir kecil. Penelitian mengenai obat antihipertensi pada
kehamilan masih sedikit.

4.2 Saran
a. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian lebih banyak
dan berbagai usia.

18
b. Dianjurkan untuk wanita hamil melakukan pemeriksaan umum (timbang,
tensi, tinggi fundus uteri, temu wicara) secara rutin untuk
c. menghindari resiko dalam kehamilan maupun persalinan.
d. Penting dilakukan manajemen hidup sehat pada wanita hamil terutama
yang memiliki riwayat hipertensi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.maranatha.edu/2235/7/0710034_Conclusion.PDF

http://kebidanan.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Materi-2-
DR.dr_.-Haidar.pdf

https://id.scribd.com/doc/126969019/Askep-Hipertensi-Pada-
Kehamilan#download

Anda mungkin juga menyukai