Anda di halaman 1dari 28

TELAAH JURNAL ANEMIA DAN LEUKIMIA

OLEH :

KELOMPOK 16
1. NI PT AYU WAHYUNI KARANG (17C10177)
2. NI PT MIA PRADINA SARI (17C10178)
3. MAHDA ARIADI (17C10179)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKHNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Beliau
dan kerja keras penulis, maka tugas makalah “Telaah Jurnal Anemia dann Leukimia” dapat
penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah, diantaranya :

1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku rektor Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu di
sini.
2. Ibu Sri Dwi Megayanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman sejawat Prodi Sarjana Keperawatan yang telah mendukung pembuatan makala
ini.
4. Teman sejawat kelas C Prodi Sarjana Keperawatan yang telah mendukung pembuatan
makalah ini.
5. Teman-teman kelompok 16 kelas C yang telah berperan dalam proses pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penulisan
makalah yang lebih baik untuk berikutnya.

Denpasar, 18 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4

2.1. Hasil analisa jurnal pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap


Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah.......................................4
2.2. Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Jurnal Pengaruh Swedish Massage Therapy
terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah........................9
2.3. Hasil analisa Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia
Remaja Putri...............................................................................................................9
2.4. Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah
(Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita
Anemia Remaja Putri................................................................................................14
2.5. Hasil analisa Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat
Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia...............................15
2.6. Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual
Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia......22

BAB III PENUTUP......................................................................................................................23

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................23
3.2. Saran........................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara
berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyan terjadi
pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri masih sampai
saat ini masih sangat tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013). Pravelensi
anemia dunia sebesar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar
26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Kadar hemoglobin normal pada laki-laki dan perempuan yaitu kadar hemoglobinnya kurang
lebih 12 gr/dl, dikatakan anemia ringan jika kadar hemoglobinnya 10-12 gr/dl, anemia sedang 8-
10 gr/dl dan anemia berat bila kadar hemoglobinnya kurang 8 gr/dl. Ferritin adalah suatu protein
yang menyimpan zat besi dan berperan penting dalam proses pembetukan hemoglobin dan sel
darah merah. Kadar ferritin untuk laki-laki yaitu 40–300 μg/L dan untuk wanita 20-150 μg/L.
Pemeriksaan kadar serum feritin terbukti sebagai indicator paling awal keadaan cadangan besi
tubuh menurun. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode immunoradiometric
assay (IRMA) dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Bagi anak-anak dan remaja
putri khususnya yang menderita anemia dapat menyebabkan turunnya gairah belajar, konsentrasi,
mengantuk serta dapat mengganggu pertumbuhan seperti tinggi dan berat badan yang tidak
sempurna.
Insiden Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) adalah 1/60.000 orang pertahun, dengan 75%
pasien berusia kurang 15 tahun, insiden puncaknya berada pada usia 3-5 tahun. Secara umum
pengobatan untuk anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia adalah kemoterapi, meliputi
kemoterapi tahap awal yaitu tahap induksi di rumah sakit selama 4-6 minggu kemudian
dilanjutkan dengan tahap konsilidasi dan tahap pemeliharaan (maintenance), dengan total lama
pengobatan selama 2 sampai 3 tahun. Salah satu gejala yang paling sering dirasakan anak-anak
yang mengalami Acute Lymphoblastic Leukemia setelah menjalani kemoterapi adalah mual dan
muntah. Mual muntah akibat kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara 60% dari anak-anak
yang menjalani pengobatan kemoterapi. Terapi komplementer secara efektif dapat membantu

1
dalam manajemen mual muntah akibat kemoterapi diantaranya yaitu relaksasi, guided imagery,
distaksi, hipnosis, akupresur dan akupuntur.
Leukimia adalah salah satu jenis penyakit kanker pembunuh nomor satu pada anak-anak.
Secara umum kanker pada anak ini dibagi menjadi uda kelompok besar, yaitu cair dan padat.
Leukimia adalah kanker cair yang terdapat di dalam darah. Penyakit kanker leukimia ini, bisa
terjadi pada semua kelompok umur dengan kelompok terbanyak adalah anak-anak dan orang tua
di atas usia 50 tahun.
Di Indonesia sendiri menurut data-data yang ada ditemukan rata-rata sekitar 4.000 pasien
kanker anak yang baru setiap tahunnya. Menurut Riset Kesehatan Dasar, kanker menempati
urutan ke-6 peyebab kematian terbesar di Indonesia setiap tahunnya, dan ada 100 kasus baru
terjadi diantara 100.000 penduduk menurut Riskesdas tahun 2013.
Tujuan penulis mengambil telaah jurnal anemia dan leukimia adalah untuk mengetahui
intervensi yang diberikan pada jurnal agar diterapkan pada asuhan keperawatan dengan penyakit
anemia dan leukimia, sebagai syarat pemenuhan nilai pada mata kuliah kepeerawatan medikal
bedah 3 dan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah hasil analisa jurnal pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat
Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah?
2. Bagaimana Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Jurnal Pengaruh Swedish Massage
Therapy terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah?
3. Bagaimanakah hasil analisa Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja
Putri?
4. Bagaimana Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji
Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita
Anemia Remaja Putri?
5. Bagaimanakah hasil analisa Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah
Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia?
6. Bagaimana Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual
Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil analisa jurnal pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap
Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah.
2. Agar mengetahui kelemahan dan keunggulan jurnal Pengaruh Swedish Massage Therapy
terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah.
3. Untuk mengetahui hasil analisa jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah
(Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia
Remaja Putri.
4. Agar mengetahui kelemahan dan keunggulan jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji
Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita
Anemia Remaja Putri.
5. Untuk mengetahui hasil analisa jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah
Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia.
6. Untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap
Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Analisa Jurnal Pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat Kualitas
Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah

Latar Belakang :
ALL merupakan kanker yang menyerang sel darah putih yang sering terjadi pada anak sekitar
68,9% dari semua kasus leukemia pada anak. Di Indonesia ALL menduduki peringkat tertinggi
kanker pada anak yang menyebabkan kematian pada anak-anak. Acute Lymphoblastic Leukemia
(ALL) merupakan salah satu jenis leukemia dengan karekteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali dan
kegagalan organ.

Swedish Massage Therapy merupakan pijat klasik dasar dari semua metode pijatan yang
dikembangakan sejak abad ke-19 untuk peningkatan kesehatan dan terapi membantu orang sakit
Swedish Massage Therapy juga merupakan terapi komplementer. Swedish Massage Therapy
pada pasien anak kanker, dalam mengatasi efek samping kemoterapi selama regimen. Swedish
massage therapy menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap intensitas, frekuensi, dan
insiden mual dan muntah, dan juga durasi mual sehingga memperkuat kerja terapi utama
pengobatan kanker. Terapi ini dapat digunakan pada semua rentang usia, pada anak-anak terapi
ini dilakukan untuk stimulasi tumbuh kembang dan palliative care pada kondisi penyakit
terminal atau penyakit kronis, Terapi ini juga mempunyai nilai budaya yang kental secara
empiris.

Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian quasi
eksperimen. Dalam rancangan penelitian ini, dilakukan nonequivalent control group design,
tetapi tidak dilakukan randomisasi. Peneliti mengelompokan responden menjadi kelompok
intervensi dan kelompok control dengan pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi, yaitu
responden yang sedang menjalani pengobatan tahap induksi selama 4 minggu dan tahap

4
reinduksi pada sikus 1-2 minggu sekali. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah di
Rumah Cinta Anak Kanker Bandung yang berjumlah 20-30 anak tiap bulan. Jumlah besar
sampel dalam penelitian ini pada masing-masing kelompok yaitu 17 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan menggunakan
metode consecutive sampling. Dalam satu waktu pemilihan responden dan pengambilan sampel
langsung dibagi dua, yang kemudian dilakukan pre test untuk mengetahui keadaan awal. Setelah
dilakukan pre test, peneliti melakukan kontrak waktu dengan orang tua responden pada
kelompok intervensi untuk memulai terapi dengan menyesuaikan jadwal kemoterapi sehingga
terpenuhinya jumlah sesi terapi 3 kali dalam seminggu dengan waktu pelaksanaan di pagi hari
atau di sore hari. Pelaksanaan terapi swedish massage dilakukan langsung oleh peneliti dengan
rata- rata durasi perlakuan 30 menit. Prinsip-prinsip etik untuk melindungi hak responden selama
penelitian yaitu respect for person dengan menerapkan prinsip the right to protection from harm
and discomport. Dalam penelitian ini, prinsip justice diterapkan dengan cara memberikan
perlakuan yang sama pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, yaitu dilakukan pre test
dan post test. Prinsip justice juga dilakukan pada kelompok kontrol yaitu swedish massage
therapy yang akan diberikan pada kelompok kontrol
setelah penelitian selesai.

Hasil Penelitian :
Karekteristik Anak
Peneliti menilai karekteristik responden pada kedua kelompok menurut usia dan jenis kelamin
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sebagian besar responden pada dua kelompok
(kontrol dan intervensi) berada pada rentang usia 8-12 tahun, dimana pada kelompok kontrol
sebanyak 12 orang (70,6%) dan kelompok intervensi sebanyak 11 orang (64,7%). Sementara itu,
jenis kelamin responden sebagian besar pada dua kelompok (kontrol dan intervensi) adalah laki –
laki.

Perbedaan Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi
Nilai rata–rata kualitas hidup sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi memiliki nilai yang
lebih tinggi jika dibandingkan pada kelompok kontrol.

5
Perbedaan Kualitas Hidup Responden Setelah Dilakukan Terapi antara Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol di RCAK Bandung Tahun 2016
Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kualitas hidup responden antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol.

Pembahasan:
Swedish massage therapy mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas hidup
responden dalam mengurangi keluhan akibat gejala maupun efek samping kemoterapi, dan juga
membantu memperkuat kerja pengobatan kanker. Hasil penelitian pada kelompok control
mempunyai nilai yang lebih rendah daripada kelompok intervensi, sedangkan seluruh responden
dari kedua kelompok dalam kondisi menjalani kemoterapi tahap induksi dan reinduksi. Pada
tahapan ini banyak menggunakan obat-obat yang akan menyebabkan supresi sumsum tulang
belakang (mielosupresi), jumlah sel darah yang menurun sehingga menimbulkan permasalahan
sekunder berupa infeksi (neutropenia), serta perdarahan dan anemia sehingga periode waktu
yang terjadi segera sesudah remisi merupakan periode yang sangat menentukan. Sehingga tubuh
pasien tidak lagi memiliki pertahanan dan sangat rentan terhadap infeksi dan perdarahan spontan.
Selama periode ini menjadi sangat penting membutuhkan perawatan suportif seperti terapi
swedish massage, untuk mencegah atau mengobati gejala penyakit dan efek samping dari
pengobatan kemoterapi atau penyakit sekunder yang menyertai. Faktor lain yang memengaruhi
keefektifan terapi swedish massage pada kelompok intervensi antara lain keyakinan anak dan
orang tua saat pertama kali menerima terapi swedish massage sebagai pengobatan yang dapat
mengurangi beberapa keluhan fisik. Faktor dukungan terbesar yang ditunjukkan dari orang tua
menjadi dasar anak memiliki harapan untuk hidup lebih panjang. Selain itu, terapi ini
membutuhkan proses kedekatan (bina trust) antara tenaga perawat dengan anak yang
kecenderungan merasa takut jika dilakukan perawatan, keberhasilan ini menjadi tahap yang
memudahkan tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan. Pentingnya peran
perawat merupakan faktor predictor peningkatan kualitas hidup pasien anak dengan kanker,
sehingga upaya peningkatan peran perawat yaitu melalui pendidikan pelatihan manajemen
kemoterapi dan efek sampingnya menjadi salah satu kompetensi perawat anak.

6
Simpulan:
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat kualitas
hidup penderita leukemia usia sekolah di Rumah Cinta Anak Kanker Bandung. Swedish massage
therapy dapat dilakukan pada penderita leukemia usia sekolah, dan menjadi salah satu pilihan
bagi orang tua dengan anak penderita leukemia untuk meningkatkan fungsi fisik dan fungsi
psikososial dan mengurangi efek samping regimen terapi sehingga dapat memperkuat kerja
terapi selama menjalani pengobatan kanker. Peningkatan kualitas hidup terutama pada fungsi
fisik, fungsi emosional dan sosial anak penderita leukemia, sehingga swedish massage therapy
ini bermanfaat sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak akibat
gejala kanker dan efek pengobatan kanker dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu,
tenaga perawat umumnya dan perawat anak, khususnya sebagai herapis, dimanapun dapat
melakukan SMT sehingga memerlukan pelatihan tentang terapi Swedish Massage pada anak
dengan kanker, hal ini mendukung perkembangan pelayanan perawat kepada masyarakat.
Perawat dapat menjadi seorang terapis yang berkompetensi untuk kelompok rentan dalam
melakukan pengobatan alternative yang bersinergi dengan pengobatan konvensional. Dengan
hasil tersebut mengharapkan regulasi pemerintah dalam mengkatagorikan dan memasukkan
massage therapy pada anak kedalam kelompok pengobatan alternative medicine yang selama ini
masih tergolong pengobatan empiris.

 Analisa Jurnal Pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat Kualitas


Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah dengan Metode PICOT

Populasi :
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah di Rumah Cinta Anak Kanker Bandung.
Peneliti mengelompokan responden menjadi 34 orang (masing–masing grup 17 orang)

Intervensi :
Dalam penelitian ini melihat pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat kualitas hidup
penderita leukemia usia sekolah, dimana intervensi yang diberikan berfokus pada penderita
leukemia di usia sekolah. Peneliti mengelompokan responden menjadi 34 orang (masing–masing
grup 17 orang). 1 grup intervensi dan 1 grup kontrol, yang dilakukan intervensi hanya grup

7
intervensi. Intervensi yang diberikan berupa massage therapy yang bersifat healing touch.
Kelompk kontrol akan diberikan massage therapy setelah penelitian selesai.

Comparation:
Hasil penelitian pada kelompok control mempunyai nilai yang lebih rendah daripada kelompok
intervensi, Tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup responden pada kelompok kontrol dengan
nilai p > 0,05. Sedangkan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah terapi swedish
massage, uji wilcoxon menunujkukkan terdapat perbedaan nilai kualitas hidup.

Outcome:
Terdapat pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat kualitas hidup penderita leukemia
usia sekolah di Rumah Cinta Anak Kanker Bandung. Dengan uji wilcoxon menunjukkan terdapat
perbedaan nilai kualitas hidup responden dan diperoleh nilai p = 0,000 pada kedua pengukuran
yang artinya terdapat pengaruh pemberian terapi swedish massage. Swedish massage therapy
menjadi salah satu pilihan bagi orang tua dengan anak penderita leukemia untuk meningkatkan
fungsi fisik dan fungsi psikososial dan mengurangi efek samping regimen terapi sehingga dapat
memperkuat kerja terapi selama menjalani pengobatan kanker. Hasil penelitian ini menunjukkan
dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup terutama pada fungsi fisik, fungsi
emosional dan sosial anak penderita leukemia, sehingga swedish massage therapy ini bermanfaat
sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak akibat gejala kanker dan
efek pengobatan kanker dalam jangka waktu yang lama.

Time:
Pelaksanaan terapi swedish massage dilakukan langsung oleh peneliti dengan rata- rata durasi
perlakuan 30 menit

Jadi swedish massage termasuk tindakan komplementer yang dapat digunakan sebagai evidence
based parctice dalam melakukan perawatan paliatif pada anak dengan kanker

8
2.2. Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Jurnal Pengaruh Swedish Massage Therapy
terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah

Keunggulan:
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence based parctice dalam melakukan
perawatan paliatif pada anak dengan kanker, sehingga diharapkan kompetensi ini bisa
dikembangkan dalam pengajaran formal maupun kompetensi berkelanjutan untuk perawat anak,
khususnya perawat oncology di Indonesia, sebagai bekal dalam melakukan asuhan paliatif dan
swedish massage therapy ini bermanfaat sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan
kualitas hidup anak akibat gejala kanker dan efek pengobatan kanker dalam jangka waktu yang
lama. Bagi Orang Tua Penderita Kanker, hasil penelitian ini menjawab mitos dan kekhawatiran
para orang tua yang melarang terapi pijat dilakukan pada anaknya yang berjuang melawan
kanker, bahwa terapi pijat “swedish massage” merupakan alternative pendampingan pengobatan
konvensional yang dapat memperkuat kerja pengobatan kanker, dengan selama menjalani
pengobatan jangka panjang. Orang tua dan keluarga pasien dapat menghubungi perawat anak
yang sudah terlatih untuk membantu memberikan perawatan dengan menggunakan Swedish
massage therapy.

Kelemahan:
Pada jurnal penelitian ini tidak dijelaskan bagaimana kondisi tubuh anak dan stadium kanker
yang bisa di terapkan Swedish massage therapy.

2.3. Hasil Analisa Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L)
Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri

Latar Belakang:
Anemia adalah suatu keadaan sel darah merah (hemoglobin) atau protein pembawa oksigen
didalam sel darah merah berada dibawah kategori normal. Kadar hemoglobin normal pada laki-
laki dan perempuan yaitu kadar hemoglobinnya kurang lebih 12 gr/dl, dikatakan anemia ringan
jika kadar hemoglobinnya 10-12 gr/dl, anemia sedang 8-10 gr/dl dan anemia berat bila kadar

9
hemoglobinnya kurang 8 gr/dl. Ferritin adalah suatu protein yang menyimpan zat besi dan
berperan penting dalam proses pembetukan hemoglobin dan sel darah merah. Kadar ferritin
untuk laki-laki yaitu 40–300 μg/L dan untuk wanita 20-150 μg/L. Pemeriksaan kadar serum
feritin terbukti sebagai indicator paling awal keadaan cadangan besi tubuh menurun.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode immunoradiometric assay (IRMA)
dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Bagi anak-anak dan remaja putri khususnya
yang menderita anemia dapat menyebabkan turunnya gairah belajar, konsentrasi, mengantuk
serta dapat mengganggu pertumbuhan seperti tinggi dan berat badan yang tidak sempurna. Selain
itu, juga menyebabkan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, Beberapa
hasil penelitian tentang jus jambu biji merah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar
haemoglobin pada kelompok yang mendapat suplementasi Fe dengan kelompok yang mendapat
suplementasi Fe ditambah dengan mengkonsumsi jus jambu biji (100g jambu biji).

Metode:
Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Tri Murni Kota Padang Panjang. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan desain Pre-Test - Post-Test. Populasi pada penelitian
ini adalah remaja putri Panti Asuhan Tri Murni Kota Padang Panjang, subjek penelitian adalah
remaja yang memiliki kriteria inklusi; remaja yang menderita anemia ringan dan sedang dan
bersedia menjadi responden. Jumlah sampel adalah 34 orang. Subjek dibagi menjadi 2
kelompok, terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan jus jambu biji
merah, perlakuan diberi 100 gr jambu biji merah yang diolah menjadi jus selama 7 hari berturut-
turut, hari pertama dilakukan Pre-Test dan pada hari ke 8 dilakukan Post-Test. Pemeriksaan
kadar haemoglobin menggunakan alat tes hemoglobin digital easy Touch GCHb dan Ferritin
diukur menggunakan alat Immunochemiluminescent. Telah mendapatkan persetujuan etik dari
Panitia Kode Etik Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Data hemoglobin dan
ferritin yang diperoleh dianalisis dengan uji t-test (tdependent).

10
Hasil:
Rerata Kadar hemoglobin dan ferritin serum responden sebelum diberikan jus jambu biji
merah (Psidium guajava. L) pada penderita anemia remaja putri
Kadar hemoglobin kelompok kontrol pretest adalah 10,26 gr/dl, dan rerata kadar ferritin
serumnya
adalah 33,63 μg/L. Sedangkan rerata kadar hemoglobin kelompok intervensi sebelum diberikan
jus jambu biji merah (Psidium Guajava. L) adalah 10,50 gr/dl dan rerata kadar ferritin serum
kelompok kontrol (pretest) adalah 36,63 μg/L.

Rerata kadar hemoglobin dan ferritin serum responden sesudah diberikan jus jambu biji
merah (Psidium guajava. L) pada penderita anemia remaja putri
Kadar hemoglobin kelompok kontrol postest adalah 10,98 gr/dl dan rerata kadar ferritin
serumnya adalah 40,35 μg/L. Sedangkan rerata kadar hemoglobin kelompok intervensi sesudah
diberikan Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) adalah 12,48 gr/dl dan rerata kadar
ferritinnya adalah 57,40 μg/L.

Selisih nilai rerata kadar haemoglobin responden sebelum dan sesudah diberikan jus
jambu biji merah (Psidium guajava. L) pada penderita anemia remaja putri
Antara pengukuran kadar hemoglobin dan ferritin serum pada kelompok kontrol dan intervensi
didapatkan nilai p < 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
kadar hemoglobin dan ferritin serum pengukuran pertama (pretest) dengan pengukuran kedua
(postest)

Pembahasan:
Gambaran Rerata Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Jus Jambu Biji Merah
Seluruh sampel yang telah diperiksa didapatkan rerata kadar hemoglobinnya di bawah kategori
normal, tergolong anemia ringan dan sedang. Rerata kadar ferritin serum tergolong normal. Pada
kelompok kontrol terjadi peningkatan rerata kadar hemoglobin dan ferritin serum. Namun kadar
hemoglobinnya masih tergolong kepada anemia ringan. Beda halnya dengan kelompok
intervensi yang diberikan jus jambu biji merah, terjadi peningkatan rerata kadar hemoglobin dan

11
ferritin serum. Jika anemia terjadi, pengobatan dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang
kaya akan zat besi dan makanan yang dapat membantu proses penyerapan zat besi. Makanan
yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti daging, ikan dan lain-lain.
Bahan makanan yang dapat membantu proses penyerapan besi seperti sayur–sayuran dan buah–
buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu
biji, tomat, jeruk dan nanas. Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin C
dalam tubuh remaja karena vitamin C dapat membantu mereduksi besi ferri menjadi ferro
didalam usus halus, sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses reduksi tersebut akan semakin
besar jika pH didalam lambung semakin asam. Kandungan vitamin C tertinggi terdapat didalam
buah jambu biji merah.

Pengaruh Jus Jambu Biji Merah Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum
Penderita Anemia Remaja Putri
Pada hasil penelitian didapatkan hasil ferritin serum sebelum diberikan jus jambu biji masih
tergolong normal, tetapi kadar hemoglobinnya menurun. Setelah diberikan jus jambu biji merah,
kadar hemoglobin dan kadar ferritin serumnya juga meningkat. Pada dasarnya, penderita anemia
defisiensi besi ditandai dengan kadar ferritin serum menurun dan diikuti dengan kadar
hemoglobin menurun. Hal ini disimpulkan bahwa jambu biji merah tidak hanya meningkatkan
haemoglobin dan ferritin serum pada penderita anemia defisiensi besi saja, tetapi juga mampu
menigkatkan kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia lainnya.

Simpulan:
Pemberian jus jambu biji merah dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan ferritin serum pada
penderita anemia remaja putri.

 Analisa Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L)
Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri
Menggunakan Metode PICOT

12
Populasi:
Populasi pada penelitian ini adalah remaja putri Panti Asuhan Tri Murni Kota Padang Panjang.
Subjek penelitian adalah remaja yang menderita anemia ringan dan sedang dan bersedia menjadi
responden. Jumlah sampel adalah 34 orang. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan jus jambu biji merah.

Intervensi:
Dalam penelitian ini melihat pengaruh pemberian jus jambu biji merah (Psidium Guajava.L)
terhadap kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia remaja putri, dimana intervensi
yang diberikan berfokus pada penderita remaja anemia ringan dan sedang. Kelompok perlakuan
yang diberikan jus jambu biji merah diberi selama 7 hari berturut-turut, hari pertama dilakukan
Pre-Test dan pada hari ke 8 dilakukan Post-Test. Pemeriksaan kadar haemoglobin menggunakan
alat tes hemoglobin digital easy Touch GCHb dan Ferritin diukur menggunakan alat
Immunochemiluminescent.

Comparation:
Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan rerata kadar hemoglobin dan ferritin serum. Namun
kadar hemoglobinnya masih tergolong kepada anemia ringan. Beda halnya dengan kelompok
intervensi yang diberikan jus jambu biji merah, terjadi peningkatan rerata kadar hemoglobin dan
ferritin serum.

Outcome:
Menunjukan ada pengaruh pemberian jus jambu biji merah (Psidium Guajava.L) terhadap kadar
hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia remaja putri dengan nilai p < 0,001. Penyerapan
zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin C dalam tubuh remaja karena vitamin C dapat
membantu mereduksi besi ferri menjadi ferro didalam usus halus, sehingga mudah diserap oleh
tubuh. Proses reduksi tersebut akan semakin besar jika pH didalam lambung semakin asam.
Kandungan vitamin C tertinggi terdapat didalam buah jambu biji merah. Jambu biji merah tidak
hanya meningkatkan haemoglobin dan ferritin serum pada penderita anemia defisiensi besi saja,
tetapi juga mampu menigkatkan kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia lainnya

13
karena pada dasarnya penderita anemia defisiensi besi ditandai dengan kadar ferritin serum
menurun dan diikuti dengan kadar hemoglobin menurun

Time:
Pemberian jus jambu biji merah diberi selama 7 hari berturut-turut.

Jadi, pemberian jus jambu biji merah dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan ferritin serum
pada penderita anemia remaja putri.

2.4 Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah
(Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia
Remaja Putri

Keunggulan:
Di jurnal ini di paparkan pada kondisi remaja putri yang mengalami anemia zat besi tidak hanya
di peroleh dengan mengkonsumsi obat penambah darah tetapi zat besi bisa di dapatkan dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan makanan yang dapat membantu proses
penyerapan zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
seperti daging, ikan dan lain-lain. Penyerapan zat besi ini dibantu dengan mengkonsumsi bahan
makanan yang dapat membantu proses penyerapan besi seperti sayur–sayuran dan buah–buahan
yang banyak mengandung vitamin C seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu biji,
tomat, jeruk dan nanas. Sehingga anak-anak dan remaja putri khususnya yang menderita anemia
tidak lagi ada turunnya gairah belajar, konsentrasi, mengantuk serta dapat mengganggu
pertumbuhan seperti tinggi dan berat badan yang tidak sempurna. Selain itu, juga tidak
menyebabkan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, jika
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan mengkonsumsi bahan makanan yang
membantu proses penyerapan zat besi.

Kelemahan:
Pada jurnal ini tidak disebutkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia
seperti penyakit cacingan, kebiasaan sarapan pagi, perilaku diet.

14
2.5 Hasil Analisa Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat
Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia

Latar Belakang:
Insiden Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) adalah 1/60.000 orang pertahun, dengan 75%
pasien berusia kurang 15 tahun, insiden puncaknya berada pada usia 3-5 tahun. Secara umum
pengobatan untuk anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia adalah kemoterapi, meliputi
kemoterapi tahap awal yaitu tahap induksi di rumah sakit selama 4-6 minggu kemudian
dilanjutkan dengan tahap konsilidasi dan tahap pemeliharaan (maintenance), dengan total lama
pengobatan selama 2 sampai 3 tahun. Salah satu gejala yang paling sering dirasakan anak-anak
yang mengalami Acute Lymphoblastic Leukemia setelah menjalani kemoterapi adalah mual dan
muntah. Mual muntah akibat kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara 60% dari anak-anak
yang menjalani pengobatan kemoterapi. Terapi komplementer secara efektif dapat membantu
dalam manajemen mual muntah akibat kemoterapi diantaranya yaitu relaksasi, guided imagery,
distaksi, hipnosis, akupresur dan akupuntur. Hypnoparenting merupakan salah satu bentuk
relaksasi yang dapat menjadi alternatif untuk membantu mengubah berbagai perilaku negatif
anak akibat mual muntah yang dialaminya menjadi perilaku positif. Hypnoparenting merangsang
anak secara fisiologis artinya anak akan menjadi mengantuk dan tubuhnya mulai merasa nyaman
dan mensugesti anak secara psikologis artinya semua rasa sakit, kekecewaan dan kemarahan
menjadi hilang. Hal ini terjadi karena, saat kondisi anak terhipnosis simpul-simpul saraf pada
anak menstimulus neurotransmitter yaitu kimiawi otak yang digunakan untuk me-relay,
memodulasi dan menguatkan sinyal antara neuron dan sel lainnya seperti serotonin, dophamine,
norephinephrine dan noradrenaline. Zat-zat kimia otak tersebut memproduksi hormon-hormon
yang kemudian diserap hippocampus dan didistribusikan ke seluruh sel-sel otak. Hormon-
hormon yang diproduksi antara lain :Endorphin (membuat hati senang bersemangat, ceria dan
memiliki motivasi), Encyphalein (membuat hati senang, santai, relaks, nyaman dan jauh lebih
fokus), Bheta-endorphin (membuat hati tidak mudah putus asa, cengeng maupun malu dan lebih
percaya diri) dan Melatonine (membuat mata lelah, mengantuk dan nyaman)

15
Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi eksperimental.
Populasi penelitian ini adalah anak yang menderita kanker dengan jenis Acute Limphoblastic
Leukemia yang sedang menjalani kemoterapi RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 30 orang anak.
dari 30 anak akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok intervensi
dengan menggunakan metode Total Populasi Sampling. Instrumen Rhodes Index Nausea,
Vomiting & Retching (RINVR). RINVR digunakan untuk mengukur variabel mual muntah.
Skala Rhodes INVR terdiri dari 8 pertanyaan yaitu 3 pertanyaan untuk mengukur mual, 5
pertanyaan untuk mengukur muntah yang diisi oleh peneliti dengan respon skala Likert yaitu 0-4.
Hal- hal yang diukur dari kuesioner mual muntah adalah durasi mual, frekuensi mual, stres
akibat mual, frekuensi muntah, volume muntah yang diukur dengan menggunakan gelas ukur.
Sesuai dengan alur jalannya penelitian, penelitian ini berlangsung selama ± 10 Bulan (Februari-
Nopember 2018) dan dibagi menjadi 3 tahap; tahap persiapan, tahap eksperimen, dan tahap
evaluasi. Tahap persiapan akan memerlukan waktu 4 minggu, tahap eksperimen memerlukan
waktu tiga bulan dan tahap evaluasi memerlukan waktu 1 bulan. Pelaksanaan Hypnoparenting
pada penelitian ini akan dilakukan secara langsung oleh peneliti sendiri dan berkolaborasi bersama
orangtua. Lamanya terapi berlangsung sekitar 15-30 menit.

Hasil:
Karakteristik Responden
Data menunjukkan usia responden untuk kelompok control minimal 3 tahun dan maksimal
berusia 9 tahun. Rerata usia responden secara keseluruhan adalah 5,47 tahun dengan standard
deviasi 1,885. Usia responden untuk kelompok intervensi minimal 2 tahun dan maksimal berusia
12 tahun. Rerata usia responden secara keseluruhan adalah 7,53 tahun dengan standard deviasi
3,067. Data menunjukkan sebagian besar responden kelompok control memiliki jenis kelamin
perempuan yakni sebanyak 11 responden (73,3%) sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 4
responden (26,7 %). Berdasarkan fase kemoterapi responden kelompok kontrol, sebagian besar
berada di fase maintenance yakni sebanyak 7 responden (46,7%) dan sisanya berada di fase
induksi sebanyak 4 responden (26,7%), fase konsolidasi sebanyak 2 responden (13,3%) dan fase
intensification sebanyak 2 responden (13,3%). Untuk kelompok intervensi, sebagian besar
responden memiliki jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 9 orang (60%) sedangkan jenis

16
kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (40%). Berdasarkan fase kemoterapi responden
kelompok intervensi, sebagian besar berada di fase maintenance yakni sebanyak 5 responden
(33,3%) dan sisanya berada di fase induksi sebanyak 4 responden (26,7%), fase konsolidasi
sebanyak 4 responden (26,7%) dan fase intensification sebanyak 2 responden (13,3%). Rerata
mual dan muntah pada kelompok intervensi yang dilakukan hypnoparenting sebelumnya adalah
16,33 dengan SD=4,79 dan setelah dilakukan hypnoparenting adalah 9,27 dengan SD=2,86.
Penulis menarik kesimpulan bahwa terjadi penurunan rerata mual muntah pada kelompok
intervensi sebesar 7,06.

Pengaruh Hypnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan
Acute Lymphoblastic Leukemia
Rerata tingkat mual dan muntah pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan
hypnoparenting yakni beda mean sebesar 7,06 dengan standar deviasi 3,99. Hasil uji statistik
didapatkan p value 0,001 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata skor mual muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting.

Pembahasan:
Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa usia responden yang paling banyak mengalami
Acute Limphoblastic Acute berada pada rentang usia 3-9 tahun pada kelompok control dan pada
kelompok intervensi berada pada rentang usia 2-12 tahun. Prognosis ALL dipengaruhi oleh
umur, kelompok umur 2-9 tahun mempunyai prognosis yang lebih baik. Pasien leukemia anak
memiliki survival rate yang berbeda. Pada pasien umur 2-5 tahun, memiliki ketahanan hidup 2
kali lebih besar dibandingkan dengan pasien kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin cepat ALL terdeteksi akan semakin cepat proses pengobatan dan
prognosisnya juga semakin baik sehingga kualitas hidup anak dapat dipertahankan. Di RSUD
Ulin Banjarmasin penyebab banyaknya usia 2-12 tahun mengalami penyakit Acute Limfoblastic
Leukemia karena perkembangan penyakit yang lambat, gejala yang tidak terlihat dan tidak
disadari oleh orangtua menyebabkan penyakit ini sampai stadium lanjut baru diketahui sehingga
penyakit ini lambat terdeteksi dan prognosisnya juga kurang baik. Hal inilah yang menyebabkan
insiden ini mencapai puncaknya pada usia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

17
sebagian besar responden yang mengalami Acute Limphoblastic Leukemia berjenis kelamin
perempuan yaitu sebesar 60% pada kelompok intervensi dan sebanyak 73,3% pada kelompok
kontrol.

Rata-rata Skor Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah Intervensi


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan data rerata skor mual muntah sebelum
dan sesudah dilakukan hypnoparenting yakni sebelum dilakukan hypnoparenting sebesar 16,33
dengan SD=4,79 dan setelah dilakukan hypnoparenting sebesar 9,27 dengan SD=2,86. Penulis
menarik kesimpulan bahwa terjadi penurunan rerata mual muntah pada kelompok intervensi
sebesar 7,06. Kemoterapi dapat diberikan sebagai obat tunggal maupun kombinasi beberapa
obat, baik secara intravena atau per oral. Kemoterapi bertujuan untuk menghambat proliferasi
dan menghancurkan sel kanker melalui berbagai macam mekanisme aksi. Berat ringannya efek
samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain : jenis obat kemoterapi, kondisi
tubuh, dan kondisi psikis pasien. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi
sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat,
terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping pengobatan juga
berpengaruh pada perilaku dan emosional anak. Efek samping obat kemoterapi dapat berupa
anemia, mual, muntah, mukositis, alopesia, infertilitas serta trombositopenia. Selain efek
samping yang telah disebutkan sebelumnya, anak-anak yang mendapat kemoterapi rawat jalan
dilaporkan mengalami nyeri, gangguan tidur dan kelelahan (fatigue) selama lebih dari tiga hari.
Mual muntah merupakan efek samping yang menakutkan bagi anak dan keluarga. Kondisi ini
menyebabkan stres bagi anak dan keluarga yang terkadang membuat anak enggan dan takut bila
dilakukan kemoterapi dan keluarga memilih menghentikan siklus terapi. Penghentian siklus
terapi tersebut berpotensi meningkatkan progesivitas kanker. Untuk mengatasi mual muntah
maka diberikan antiemetic untuk mengatasi mual muntah juga diperlukan tindakan
komplementer berupa hypnoparenting. Aplikasi comfort theory dalam penanganan mual muntah
akibat kemoterapi pada anak yaitu pemberian terapi hypnoparenting pada hari kedua setelah
kemoterapi untuk memberikan rasa nyaman pada anak. Kehadiran keluarga terutam orangtua
untuk mencapai rasa nyaman juga turut berperan dalam menurunkan rasa tidak nyaman pada
anak.

18
Pengaruh Hypnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan
Acute Lymphoblastic Leukemia
Berdasarkan penelitian didapatkan data terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor mual
muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting dengan p value 0,001 (p < 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa hypnoparenting mempunyai pengaruh dalam menurunkan mual muntah
akibat kemoterapi pada anak dengan Acute Limphoblastic Leukemia. Hasil analisis peneliti,
hypnoparenting merupakan terapi komplementer yang masuk kedalam Intervensi Tubuh dan
Pikiran (Mind body Intervention) karena terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
pikiran untuk mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh. Hypnoparenting adalah suatu cara yang
dilakukan untuk berkomunikasi pada pikiran bawah sadar anak melalui pemberian sugesti positif
sehingga diharapkan terdapatnya perubahan perilaku anak yang mana tadinya anak merasa lelah
diharapkan menjadi berkurang lelahnya. Hypnoparenting dilakukan oleh tim peneliti sebagai
terapis dan dibantu oleh orangtua. Peneliti melibatkan orangtua terutama dalam hal pemberian
sugesti. Dalam tahapan hypnoparenting yang terdiri dari tahap pre-induksi, induksi, trance,
sugesti, post hypnosis dan terminasi semua tahapan dilakukan oleh peneliti. Namun, pada tahap
sugesti peneliti melibatkan orangtua. Hal ini dimaksudkan agar orangtua juga dapat ikut terlibat
secara langsung dalam pemberian terapi kepada anak, selain itu juga dimaksudkan untuk
meningkatkan hubungan kedekatan antara orangtua dan anak. Pada tahapan awal yakni tahap
induksi peneliti sendiri yang melakukan intrevensi setelah itu dilanjutkan melibatkan orangtua
pada tahap pemberian sugesti. Sugesti akan lebih mudah diterima dan tertanam dalam pikiran
bawah sadar anak jika dilakukan oleh orang-orang terdekat anak terutama orangtuanya.
Hypnoparenting bekerja dengan merangsang anak baik secara fisiologis maupun psikologis.
Secara fisiologis artinya anak akan menjadi mengantuk dan tubuhnya mulai merasa nyaman dan
mensugesti anak secara psikologis artinya semua rasa sakit, kekecewaan dan kemarahan menjadi
hilang. Hal ini terjadi karena, saat kondisi anak terhipnosis simpul-simpul saraf pada anak
menstimulus neurotransmitter yaitu kimiawi otak yang digunakan untuk me-relay, memodulasi
dan menguatkan sinyal antara neuron dan sel lainnya seperti serotonin, dophamine,
norephinephrine dan noradrenaline. Zat-zat kimia otak tersebut memproduksi hormon-hormon
yang kemudian diserap hippocampus dan didistribusikan ke seluruh sel-sel otak. Hormon-
hormon yang diproduksi antara lain : Endorphin (membuat hati senang, bersemangat, ceria dan
memiliki motivasi), Encyphalein (membuat hati senang, santai, relaks, nyaman dan jauh lebih

19
fokus), Bheta-endorphin (membuat hati tidak mudah putus asa, cengeng maupun malu dan lebih
percaya diri) dan Melatonine (membuat mata lelah, mengantuk dan nyaman). Hormon-hormon
tersebut mengatur perilaku dan katup emosi seseorang, kapan dia menangis, berteriak, marah dan
bernyanyi. Dengan hipnoterapi, fungsi neurotransmitter bekerja dengan optimal sehingga jumlah
hormon-hormon yang diproduksi dapat terjaga dan hippocampus mendapat asupan yang cukup.
Hipnoterapi memberikan arahan, saran, dan sugesti yang membangkitkan kekuatan diri serta
mencerahkan pemikiran-pemikiran kreatif yang langsung ditujukan terhadap pikiran bawah sadar
manusia. Sesuai dengan hal tersebut dalam penelitian ini didapatkan bahwa hipnoterapi yang
melibatkan orangtua (Hypnoparenting) dapat masuk kedalam pikiran bawah sadar manusia
dengan kalimat yang disampaikan oleh peneliti dan dilanjutkan oleh orangtua, sehingga
memberikan pengaruh bagi pasien kemoterapi yang mendengar dan tertanam sugesti bahwa
pasien tidak mengalami mual muntah, serta lebih bersemangat dalam menjalani kemoterapi. Hal
ini berarti Hypnoparenting merupakan intervensi yang efektif dalam menurunkan mual muntah
pada pasien yang melakukan kemoterapi. Pemberian hypnoparenting tidak dapat dilaksanakan
diruang khusus karena keterbatasan ruangan yang ada di Rumah Sakit sehingga penerapan
intervensi ini dilaksanakan di ruangan rawat pasien sendiri dengan banyak pasien lain dan
keluarganya dalam satu ruangan sehingga peneliti tidak dapat mengontrol tingkat kebisingan
yang ada. Adanya kebisingan ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi dalam pengumpulan data
dan menimbulkan bias. Sehingga, untuk meminimalisir hal tersebut, peneliti melakukan
beberapa tindakan untuk mengurangi tingkat kebisingan ini seperti melaksanakan intervensi
tidak disaat jam besuk pasien, atau pada saat jam istirahat pasien sehingga tidak banyak keluarga
pasien yang berada di ruangan.

Kesimpulan:
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum, Penderita penyakit Akut
Limpoblastik Leukemia mayoritas menyerang usia anak 9 s.d 12 tahun rerata usia 7,53 dan SD
3,067. Fase mual muntah yang terjadi pada fase induksi sebanyak 4 responden (26,7%), fase
konsolidasi sebanyak 4 responden (26,7%) dan fase intensification sebanyak 2 responden
(13,3%). Terjadi penurunan rerata skor secara bermakna 7.06 pada tingkat mual-muntah sebelum
dan sesudah dilakukan hypnoparenting. Pada mual-muntah dimensi umum dan istirahat
pengaruh hypnoparenting dapat menurunkan mual-muntah secara bermakna, akan tetapi pada

20
dimensi kognitif tidak terdapat perubahan baik sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada skor mual dan muntah sebelum dan sesudah dilakukan
hypnoparenting p Value 0,001 (p<0,05).

 Analisa Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat


Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia

Populasi :
Populasi penelitian ini adalah anak yang menderita kanker dengan jenis Acute Limphoblastic
Leukemia yang sedang menjalani kemoterapi RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 30 orang anak.
dari 30 anak akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok intervensi

Intervensi:

Kelompok dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu 15 pasien anak di kelompok kontrol dan 15
pasien anak di kelompok eksperimen dan pengukuran mual muntah menggunakan Instrumen
Rhodes Index Nausea, Vomiting & Retching (RINVR) akibat kemoterapi pada kelompok control
dan kelompok intervensi.

Comparation:

Terjadi penurunan rerata mual muntah pada kelompok intervensi sebesar 7,06. Rerata tingkat
mual dan muntah pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting
yakni beda mean sebesar 7,06 dengan standar deviasi 3,99. Pada kelompok kontrol terjadi
peningkatan mual muntah.

Outcome:
Berdasarkan penelitian didapatkan data terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor mual
muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting dengan p value 0,001 (p < 0,05) pada
kelompok intervensi. Hipnoterapi yang melibatkan orangtua (Hypnoparenting) dapat masuk
kedalam pikiran bawah sadar manusia dengan kalimat yang disampaikan oleh peneliti dan
dilanjutkan oleh orangtua, sehingga memberikan pengaruh bagi pasien kemoterapi yang

21
mendengar dan tertanam sugesti bahwa pasien tidak mengalami mual muntah, serta lebih
bersemangat dalam menjalani kemoterapi.

Time:
Penelitian ini berlangsung selama ± 10 Bulan (Februari-Nopember 2018) dan dibagi menjadi 3
tahap; tahap persiapan, tahap eksperimen, dan tahap evaluasi. Tahap persiapan akan memerlukan
waktu 4 minggu, tahap eksperimen memerlukan waktu tiga bulan dan tahap evaluasi
memerlukan waktu 1 bulan. Pelaksanaan . Lamanya terapi berlangsung sekitar 15-30 menit.

Jadi, hypnoparenting memiliki keefektifan yang signifikant dalam menurunkan mual muntah akibat
kemoterapi pada anak ALL.

2.6 Kelemahan dan Keunggulan Jurnal Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual


Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia

Keunggulan:
Hipnoparenting ini sangat baik di jadikan intervensi pada anak dengan leukemia yang mengalami
mual muntah dikarenakan terapi ini merupakan terapi komplementer, tidak memerlukan biaya
banyak dan anak lebih dekat kepada orang tua, begitupun juga dengan orang tua karena
hipnoparenting ini hanya memerlukan sugesti dari tua untuk mengubah mindset negative pada
anak yang sedang kemoterapi dan memberikan rasa aman dan nyaman serta menurunkan mual
dan muntah akibat obat kemoterapi.

Kelemahan:
Di jurnal ini tidak dijelaskan apakah hpynoparenting ini bisa dilakukan selain oleh orang tua
anak, mungkin bisa saudara dekat untuk menggantikan peran orang tua jika orang tua pasien
sibuk.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari uraian diatas adalah:

1. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat
kualitas hidup penderita leukemia usia sekolah. Swedish massage therapy ini bermanfaat
sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak akibat gejala kanker
dan efek pengobatan kanker dalam jangka waktu yang lama.
2. Pemberian jus jambu biji merah dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan ferritin
serum pada penderita anemia remaja putri. Di jurnal ini di paparkan pada kondisi remaja
putri yang mengalami anemia zat besi tidak hanya di peroleh dengan mengkonsumsi obat
penambah darah tetapi zat besi bisa di dapatkan dengan mengkonsumsi makanan yang
kaya akan zat besi dan makanan yang dapat membantu proses penyerapan zat besi.
3. Pada penelitian Pengaruh Hipnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat Kemoterapi
Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia Pengaruh Hipnoparenting Terhadap
Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia dapat
disimpulkan bahwa secara umum, Penderita penyakit Akut Limpoblastik Leukemia
mayoritas menyerang usia anak 9 s.d 12 tahun rerata usia 7,53 dan SD 3,067.

3.2 Saran

1. Agar seluruh intansi kesehatan menerapkan metode-metode yang telah terdapat pada
jurnal untuk meningkatkan pelayanan dalam memberikan penanganan anemia dan
leukimia.
2. Saran selanjutnya, aggar penelitian yang sudah ada dapat lebih dikembangkan sehingga
banyak metode yang dapat di pilih dalam memberikan pelayanan bagi pasien.

23
DAFTAR PUSTAKA

Chrisnawati, C., Anggraini, S., & Agustina, D. M. (2018). Pengaruh Hipnoparenting Terhadap
Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Akut Limpoblastik Leukemia.
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 3(2), 1-12.
Kulsum, D., Mediani, H., & Bangun, A. (2017). Jurnal Keperawatan Padjajaran. Pengaruh
Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia
Sekolah, 5(2), 113-122
Rusdi, P., Oenzil, F., & Chundrayetti, E. (2018). Artikel Penelitian. Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum
Penderita Anemia Remaja Putri, 7(1), 74-79

24

Anda mungkin juga menyukai