Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANFAAT KONSUMSU FE PADA


IBU NIFAS

Disusun Oleh :
AKBAR BAGUS PAMBUDI (19.003)
KRISNA SATRIA PRAYUDA (19.024)

PRODI D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN AKADEMIK 2019/2021


KATA PENGANTAR

Assalamualla’ikum wr wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
bejudul "MANFAAT KONSUMSI FE PADA IBU NIFAS” dalam mata kuliah maternitas.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta saran dalam
pembuatan makalah ini.

Kami masih menerima dengan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak yang
peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan dikemudian hari. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Banyumas , Maret 2021


DAFTAR ISI

BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
II. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
III. TUJUAN PENELITIAN........................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................6
I. ZAT BESI ( FE ).......................................................................................................................6
A. DEFINISI..............................................................................................................................6
B. FUNGSI ZAT BESI..............................................................................................................6
II. HEMOGLOBIN........................................................................................................................7
III. MASA NIFAS.......................................................................................................................7
IV. MANFAAT FE PADA IBU NIFAS......................................................................................7
V. MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BESI ( FE )........................................................8
VI. DOSIS DAN CARA MINUM TABLET BESI (FE).............................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
A. SARAN...................................................................................................................................10
B. KESIMPULAN.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
LAMPIRAN........................................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Periode pasca persalinan meliputib masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya
secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju maupun negara berkembang,
perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan,
sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena risiko
kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan.(Sari
Dewi et al., 2016)
Masalah kematian maupun kesakitan pada ibu berhubungan dengan faktor-faktor sosial
budaya dan lingkungan masyarakat di mana mereka berada. Masih banyak pada beberapa
daerah di wilayah Indonesia ditemukan adanya larangan dan pantangan mengonsumsi
beberapa jenis bahan makanan. Berdasarkan penelitian Hartiningtiyaswati (2010), ada
hubungan yang signifikan antara perilaku pantang makanan dengan lama penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas di Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Pada ibu nifas yang
berperilaku pantang makanan menunjukkan bahwa luka perineumnya tidak sembuh pada hari
ke-7. Namun dalam penelitian ini tidak diteliti frekuensi serta jumlah konsumsi masing-
masing bahan makanan selama 7 hari nifas pada subyek penelitian.(Sari Dewi et al., 2016)
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak
terjadi pada masa nifas, yaitu karena pendarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%,
infeksi 11%, kurang energi setelah melahirkan 9%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli 3%
dan anemia 3% (Suwandi, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO, 2012) anemia merupakan salah satu masalah
kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk
dunia menderita anemia kekurangan zat besi. Anemia banyak terjadi pada masyarakat
terutama pada ibu hamil dan nifas. Berdasarkan data hasil Riskesdas (2013), prevalensi
anemia di Indonesia yaitu terdapat 13,32% ibu hamil dengan anemia dan 50,5% dengan
penderita anemia pada ibu nifas.
Anemia pada masa nifas dapat terjadi pada ibu, dimana setelah melahirkan kadar
hemoglobin kurang dari normal, dan kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan zat besi dan
dapat berpengaruh dalam proses laktasi dan dapat mengakibatkan rahim tidak berkontraksi
karena darah tidak cukupmemberikan oksigen ke rahim (Azwar, 2009). Anemia post partum
diartikan apabila kadar Hb 500 ml terjadi pada 5-6% wanita (Nils Milman, 2011).
Penelitian (Nurul & Dian, 2015) tentang Gambaran Hemoragic Post Partum (HPP) Pada
Ibu Bersalin Dengan Kejadian Anemia Di Ruang Ponek RSUD Kabupaten Jombang, Hasil
penelitian didapatkan ibu bersalin yang mengalami HPP sebanyak 23 responden (55%) dan
yang mengalami HPP dengan anemia sebanyak 21 responden (50%), yg tdk anemia sebanyak
2 responden (9,5) Kesimpulan dari penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami HPP
sebagian besar 23 responden dan yang mengalami HPP dengan anemia sebagian besar 21
responden disebabkan karena sebagian besar responden adalah multipara dan dari hasil
penelitian ada hubungan antara HPP pada ibu bersalin dengan kejadian anemia.
Elizabeth, et.al.(2003)dalam penelitiannya tentang Low Hemoglobin LevelIs a Risk
Factor for PostpartumDepressionbahwa ibu yang mempunyai kadarHB yang rendah akan
mempunyai resikodepresi postpartum. HasilSkorCES-D(Studies-Depressive
Symptomatology Scale)(mean ±sem)pada hari ke-7 wanita dengankadar Hb
normal>(12 g / dL) secarasignifikan lebih rendahdibandingkan denganwanita dengan
kadar Hb≤ 12 g / dL).Dengan demikian, wanita yang menderitaanemia
postpartum dini mungkin berisiko tinggi terkena PostPartum Depression (PPD)
(Elizabeth,et.al. 2003).Kekurangan zat besi,penyebab umum anemia, mengubah metabolisme
hormon tiroid. Semua gejala ini(kelelahan, anemia, status tiroid abnormal)mungkin saling
terkait pada individu tertentu.Jika terjadi selama masa postpartum, mereka dapat
mempengaruhi hasil kesehatan ibu(Ludwig, H. & Strasser, K.2001).
Cara yang paling andal untuk menangani masalah ini adalah memakan makanan yang
mengandung zat besi atau memberi suplemen zat besi profilaksis 30-50 mg setiap hari dari
awal kehamilan dan melakukan tindakan pencegahan kebidanan pada kehamilan yang
berisiko mengalami komplikasi. Dalam pengobatan anemia ringan pasca melahirkan yang
menjadi pilihan pertama harus zat besi besi oral 100 sampai 200 mg setiap hari; penting
untuk menganalisis hemoglobin setelah kira-kira 2 minggu untuk memeriksa apakah
pengobatan berhasil (Nils Milman, 2012).

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Bagaimana manfaat Fe( zat besi ) pada ibu nifas” dan “pengaruh mengkonsumsi fe pada ibu
nifas”

III. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektivitas pemberian fe terhadap kadar hb pada


post partum
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: Mengetahui efektivitas sebelum
pemberian Fe terhadap ibu post partum atau nifas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. ZAT BESI ( FE )

A. DEFINISI

Zat Besi (Fe) adalah suatu mikroprotein penting dalam tubuh yang berfungsi
membentuk sel sel darah. Kebutuhan Fe yang dibutuhkan / hari ada lah bayi 3-5 mg, balita 8-
9 mg, anak sekolah 10 mg, remaja perempuan 14- 25 mg, dewasa laki-laki 13 mg, dewasa
perempuan 14-26 mg sedangkan pada ibu hamil dan ibu menyusui kebutuhan Fe adalah
diatas 20 mg (Gizi dan Kesehatan masyarakat,2014).
Pada masa nifas diperlukan asupan gizi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori,
protein, vitamin serta mineral. Kebutuhan gizi ibu meningkat 25 % untuk pemulihan tenaga
atau aktivitas ibu, metabolisme, cadangan dalam tubuh, penyembuhan jalan lahir, serta untuk
memenuhi kebutuhan bayi berupa produksi ASI. Faktor gizi terutama zat besi sangat
mempengaruhi dapat untuk Mencegah anemia defisiensi zat besi. Mencegah pendarahan saat
masa persalinan. Menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat
persalinan, makanan yang mengandung zat besi contohnya daging merah,ikan,kacang kedelai
dan bayam

B. FUNGSI ZAT BESI

Fungsi FE adalah 1). Untuk pembentukkan hemoglobin baru. 2). Untuk


mengembalikan hemoglobin pada nilai normalnya setelah terjadi pendarahan. 3) untuk
mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara spontan dikeluarkan oleh tubuh, terutama
lewat urin, feses dan keringat. 4) untuk menggantikan kehilangan zat besi lewat darah tubuh
(Proverawati,2010).
Sumber FE dalam kelompok lauk pauk adalah daging sapi, daging ayam, hati sapi,
ikan bawal, dan udang segar. Kelompok zat tepung adalah tepung, gandum, roti, jagung dll,
dari kelompok sayuran adalah bayam, kacang-kacangan, tahu dan dari kelompok buah-
buahan adalah apel, jambu, papaya, belimbing dll (Misaroh, S, 2010).
Zat besi didistribusi dalam bentuk metabolik aktif dan storage pools. Zat besi diserap
di dalam duodenum dan upper jejenum. Penyerapan zat besi ditentukan oleh molekul besi dan
substansi lain yang dicerna. Paling baik penyerapan besi ditemukan pada makanan yang
mengandung hem, dibandingkan makanan non-hem (serat sayur yang mengandung phitat,
polyphenol yang terdapat pada teh, kopi, dan lainlain). Penyerapan zat besi non-hem
dipengaruhi oleh solubilitasnya (kelarutan) di bagian atas usus halus, dan solubilitasnya
bergantung pada jenis makanan). Akan tetapi, makanan tersebut dapat diperbaiki/
ditingkatkan penyerapannya melalui konsumsi asam askorbat (vitamin C). Vitamin C
mempermudah absorbsi zat besi karena dapat mereduksi dari bentuk feri ke fero (Patimah,
S,2017)

II. HEMOGLOBIN

Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin
mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbondioksida. Dalam menjalankan fungsinya
membawa oksigen keseluruh tubuh, hemoglobin didalam SDM mengikat oksigen melalui
ikatan kimia khusus.hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin dan
warnanya merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa hemoglobin dalam SDM
mengikat oksigen diparu-paru dan melepaskan di jaringan, untuk diserahkan dan digunakan
di sel-sel (Natalia,2015)

III. MASA NIFAS

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam 3 bulan. Nifas yaitu darah
yang keluar dari Rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu
darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkan
darah tersebut keluar sedikit demi sedikit (Anggraini, 2016).
Puerperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai masa nifas postpartum atau masa
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari Rahim sampai 6 minggu berikutnya
disertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan (Yusari,
dkk, 2017).
Tahapan dalam Masa Nifas 1. Puerperium Dini (immediate puerperium) : waktu 0-24
jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Ibu yang melahirkan per vagina tanpa komplikasi 6 jam pertama setelah kala IV dianjurkan
untuk mobilisasi segera. 2. Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari post
partum kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote
Puerperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post partum waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi (Maritalia,2014)

IV. MANFAAT FE PADA IBU NIFAS

Zat besi merupakan elemen logam yang digunakan tubuh untuk membuat
hemoglobin. Defisiensi zat besi dapat menimbulkan anemia yaitu suatu penurunan jumlah sel
merah yang bersirkulasi sehingga jumlah hemoglobin kurang dari yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Normal kadar hemoglobin pada hari keempat
postpartum adalah lebih dari 10 g/dl dengan kadar eritrosit paling sedikit 3,5 juta/ml. ketika
kadar hemoglobin di bawah 10g/dl dan akadar eritrosit kurang dari 3,5 juta/ml maka dapat
didiagnosis anemia, jika kadar hemoglobin diatas 8 g/dl disebut anemia ringan dan jika
berada pada level dibawahnya maka disebut anemia berat. Sedang anemia gizi besi adalah
keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah dari normal akibat kekurangan zat besi
(Gunatmaningsih, 2014).
Pada usia repoduksi pada ibu nifas sangat mempengaruhi ibu nifas dalam menentukan
tindakan apa yang tepat dalam mencegah terjadinya anemia dan bayi dapat mendapatkan
kecukupan ASI sehingga ibu nifas tidak mengalami anemia.(Rahayu, 2020)
Pada kondisi postpartum keadaan ibu masih belum pulih seperti kondisi sebelum
melahirkan. Hal ini akibat proses persalinan yang banyak mengeluarkan darah. Teori
menjelaskan bahwa penyebab kekurangan zat besi paling umum pada orang dewasa adalah
karena kehilangan darah. Pemulihan kadar Hb kearah normal dapat dilakukan dengan
pemberian FE atau dengan pemberian tablet FE.(Amanda, 1981)
Dalam konsumsi tablet FE pada ibu nifas, bila ibu nifas dengan rutin meminum tablet
FE maka ibu nifas tersebut tidak akan mengalami anemia sehingga kecukupan ASI dan
dapatdiberikan sampai bayi berumur 6 bulan, mengkomsumsi tablet FE dengan dipantau
memang sangat signifikan kadar HBnya normal karena bila meminum tablet FE dengan rutin
maka didapatkan hasil yang cukup baik dan tidak mengalami anemia, jadi pada ibu nifas
tidak harus diberikan tablet tambah darah atau FE saja. Seperti dalam penelitian Susilo
Wirawan, dkk (2015) dikatakan suplemenatsi pemmberian tablet FE dalam penanggulangan
anemia gizi telah diuji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis
dan ketentuannya. (Rahayu, 2020)

V. MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BESI ( FE )

Bahan makanan sumber besi didapatkan dari produk hewani dan nabati. Besi yang
bersumber dari bahan makanan terdiri atas besi heme dan besi non heme. Berdasarkan tabel
diatas dapat dilihat bahwa walaupun kandungan besi dalam sereal dan kacang-kacangan
relatif tinggi, namum oleh karena bahan makanan tersebut mengandung bahan yang dapat
menghambat absorpsi dalam usus, maka sebagian besar besi tidak akan diabsorpsi dan
dibuang bersama feses.(Susiloningtyas, 2012)

VI. DOSIS DAN CARA MINUM TABLET BESI (FE)

Pemberian dosis zat besi dibedakan berdasarkan dosis pengobatan dan pencegahan.
Pemberian dosis pencegahan diberikan pada kelompok ibu hamil dan nifas tanpa melakukan
pemeriksaan Hb, yaitu 1 tablet per hari (60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat yang
dilakukan secara berturut-turut 42 hari pada masa nifas,Penderita yang mengalami anemia
harus mengkonsumsi 60-120 mg Fe setiap hari dan menambah jumlah asupan makanan yang
mengandung Fe. Setelah satu bulan mengkonsumsi tablet Fe, penderita anemia disarankan
untuk melakukan screening ulang untuk melihat peningkatan konsentrasi Hb paling sedikit 1
gr/dl.
Kelompok Sasaran Ibu Hamil Sampai Masa Nifas

Waktu Pemberian Setiap hari minimal 90 hari

Dosis Pencegahan 1x1 tablet/hari

Dosis Pengobatan 3x1 tablet/hari

Tablet besi (Fe) dapat diberikan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan)
sehingga akan memberikan keluhan yang biasa terjadi di saluran pencernaan berupa rasa
tidak enak di ulu hati, mual, muntah, sulit buang air besar (konstipasi), serta tinja menjadi
hitam (Proverawati dan Asfuah, 2009). Mengkosumsi zat besi bersama makanan dapat
mengurangi munculnya keluhan namun jumlah zat besi yang diserap tidak akan maksimal.
Menurut Almatsier dalam Susiloningtyas (2012), Petugas kesehatan juga menyarankan untuk
mengkonsumsi tablet Fe di malam hari sebelum tidur untuk menghindari keluhan mual
setelah mengkonsumi tablet Fe (Susiloningtyas, 2012).
BAB III

PENUTUP

A. SARAN

Ibu nifas tetap mengkonsumsi zat besi agar tidak terjadi anemi dan dapat menyusui
bayinya dengan maksimal.

B. KESIMPULAN

Pada ibu nifas diperlukan asupan gizi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori,
protein, vitamin serta mineral. Kebutuhan gizi ibu meningkat 25 % untuk pemulihan tenaga
atau aktivitas ibu, metabolisme, cadangan dalam tubuh, penyembuhan jalan lahir, serta untuk
memenuhi kebutuhan bayi berupa produksi ASI. Faktor gizi terutama zat besi sangat
mempengaruhi dapat untuk Mencegah anemia defisiensi zat besi. Dan Mencegah pendarahan
saat masa persalinan. Menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat
persalinan, makanan yang mengandung zat besi contohnya daging merah,ikan,kacang kedelai
,bayam serta ibu nifas juga dapat mengkonsumsi table FE.
DAFTAR PUSTAKA

Susiloningtyas, I. (2012). PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN Oleh : Is


Susiloningtyas. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50, 128.

Rahayu, S. (2020). Pengaruh PemberianTablet Besi Pada Ibu Nifas Terhadap Anemia Post
Partum Di Wilayah Puskesmas Pegandon. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 21–29.
https://doi.org/10.48144/jiks.v13i1.222

Sari Dewi, S., Soemardini, S., & Ari Nugroho, F. (2016). Hubungan Tingkat Konsumsi
Protein, Zat Besi (Fe) dan Zinc (Zn) dengan Kondisi Penyembuhan Luka Perineum
Derajat II pada Ibu Nifas. Majalah Kesehatan, 3(3), 137–143.
https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03.4

Amanda, N. dita. (1981). Efektivitas Pemberian FE Dan Hubungan Dengan Vitamin C.


Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Praditama, A. D. (2015). Pola Makan Pada Ibu Hamil Dan Pasca Melahirkan Di Desa Tiripan
Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk. Jurnal Universitas Airlangga, 1–27.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-aunea282ad76dfull.pdf

Wahyuni, I. (2019). Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia


pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Medika
Usada, 2(2), 32–39.
http://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/view/53
LAMPIRAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS


Jl. Raya JompoKulon, Sokaraja, Banyumas 53181
Telp. / Fax. (0281) 659681

Manfaat konsumsi tablet Fe pada ibu Nifas

PETUNJUK :
Berikan nilai kinerja disetiap yang diamati dengan menggunakan skala penilaian sebagai
berikut :
0 : Tidak dikerjakan (langkah/ kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan).
Mampu dan cukup trampil (langkah/prosedur dilakukan dengan baik dan benar
1 : serta urutan sesuai, tetapi kemajuan langkah demi langkah belum dilakukan dengan
efisien).
Mahir/sangat trampil (langkah prosedur dilakukan dengan baik, benar dan urutan
2 : sesuai, serta waktu yang digunakan pada setiap langkah efisien).

SKOR/MAHASISWA
NO BUTIR YANG DINILAI BOBOT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Mengecek program terapi 2
2. Mencuci tangan 6 langkah 3
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 3
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat 2
pasien
B. TAHAP ORIENTASI
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 5
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 5
3. Menanyakan kesiapan dan kerjasama 3
pasien
C. TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien, dengan ucapan dan 2
menutup sampiran
2. Menanyakan keluhan klien dengan jelas 5
dan sopan (apa yang dikeluhkan saat ini,
sejak kapan)
3. Melakukan apersepsi dengan menanyakan 5
pengetahuan ibu tentang cara konsumsi
tablet Fe
Menjelaskan manfaat pemberian tablet Fe 5
4. pada ibu Nifas
Menjelaskan Cara konsumsi atau dosis -
5.
tablet Fe pada ibu Nifas
a. Tablet diberikan sesegera mungkin 5
Pada ibu Nifasl
b. Tablet diberikan pada waktu sebelum 5
tidur untuk menghindari efek samping
obat
c. Meminum obat sesuai dosis dan 5
anjuran dari pemerintah yaitu 1x1 per
hari selama 42 hari dengan dosis 60 mg
sampai 120 mg per tablet
d. Cukupi kebutuhan cairan dan obat 5
diminum dengan vitamin c agar
penyerapan obat lebih maksimal
e. Jangan mengkonsumsi tablet Fe dengan 5
kopi atau teh karena dapat
memperlambat penyerapan obat
f. Ibu Nifas harus mengkonsumsi obat 5
sesuai anjuran pemerintah
g. Jika ada tanda gejala mual, konstipasi, 5
dan feses berwarna hitam itu adalah
efek samping dari penggunaan obat.
Konsumsi obat sesuai anjuran yaitu
malam sebelum tidur
Melakukan evaluasi : menanyakan apakah 5
sudah jelas/belum dan meminta klien
6. mengulang kembali, teruji memperhatikan
apakah benar/salah serta mengoreksi jika
ada kesalahan.
D TAHAP TERMINASI
1. Membuat kesimpulan 5
2. Berpamitan dengan pasien 2
3. Membereskan dan mengembalikan alat 2
4. Mencuci tangan dengan 6 langkah 3
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
3
keperawatan
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan, tidak gugup,tidak ragu-ragu 5
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 5
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 5
JUMLAH 100
Σ skor = Σ (bobot x skor)
Nilai akhir =  Σ skor
200

Anda mungkin juga menyukai