Disusun Oleh:
TRISNAWATI
070201173
INTISARI
1
Judul skripsi
2
Mahasiswa S1 Prodi Keperawatan STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta
3
Dosen STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta
RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER’S PERCEPTION ABOUT
POSYANDU AND TODDLER VISITING BEHAVIOUR TO
POSYANDU MAWAR AT DUSUN SORAGAN, NGESTIHARJO,
KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA1
Background: Reported that 40% of toddlers were taken to Posyandu in the last 1
year, approximately 28% of children under five have never taken to visit Posyandu at
all and 32% of toddlers are rarely taken to visit Posyandu at all, only a few timer for
over a year they make a visitation to Posyandu (Susenas, 2001). More than 90%
villages have had many scattered Posyandu, but only 40% of toddlers who use the
Posyandu services regularly every month (Depkes, 2007).
Objective: This study aims to analyze the relationship between mother’s perception
about Posyandu and mother’s visiting behavior to toddler’s Posyandu in Posyandu
Mawar at Dusun Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 2011.
Method: This research is used analytical correlation survey method population in
this study was 40 mothers who have toddlers aged 1-3 years old in the working area
of Posyandu Mawar. The number of samples in this study is correspond to the
number of population based on exhaustive sampling system. Research instrument in
this study is mother’s perception about Posyandu questionnaires that consist of 25
items.
Result : Showed that maternal perception of Posyandu in both categories as many as
6 people (15%), good enough 26 people (65%), and poor perception of 8 people
(20%). Kendal tau statistic analysis resultsshowed that the level of significnce α =
0.05 is generated so thatthe value of p = 0.004 p> 0.05.
Conclusion: There is a relationship between mother’s perception about posyandu
and mother’s visiting behavior to toddler Posyandu in Posyandu Mawar at Dusun
Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 2011.
Sugestion: recommended for young children to visit the mother regulary every
month for health conditions monitored well toddler.
1
Title of the final paper
2
Student of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College Of Yogyakarta
3
Lecturer School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences Collegeof Yogyakarta
A. LATAR BELAKANG perkembangan kesehatan anak
Pembangunan kesehatan di balita (Sadono, 2005). Keaktifan
lakukan secara bersama-sama keluarga pada setiap kegiatan
oleh pemerintah dan masyarakat. Posyandu mulai dari keikutsertaan
Peran serta masyarakat dalam dalam kegiatan di Posyandu
berbagai upaya pembangunan secara rutin setiap bulannya,
kesehatan antara lain dapat dilihat memanfaatkan fasilitas yang ada
dari UKBM yang berkembang di Posyandu. Fasilitas-fasilitas
dengan pesat baik dalam bentuk pelayanan yang ada di Posyandu
Posyandu, Pos Obat Desa (POD) diantaranya yaitu penimbangan
maupun Dana Sehat. Rasio berat badan, penentuan status
Posyandu terhadap desa pada pertumbuhan, penyuluhan dan
tahun 1999 sudah melebihi 90%, pemeriksaan kesehatan, imunisasi,
artinya hampir setiap desa telah deteksi dini tumbuh kembang
mempunyai sebuah Posyandu balita serta mengikuti dan
yang berfungsi untuk menerapkan saran dari kader atau
mendekatkan pelayanan kesehatan petugas kesehatan terkait dengan
pada masyarakat (Depkes, 2007) kondisi kesehatan balitanya tentu
Pos pelayanan terpadu atau akan berpengaruh pada keadaan
yang biasa di sebut Posyandu status gizi anak balita, karena
merupakan tempat untuk salah satunya tujuan Posyandu
mendeteksi upaya pembangunan adalah memantau peningkatan
kesejahteraan secara terpadu status gizi masyarakat terutama
khususnya menyangkut anak balita (Adisasmito, 2007).
kesejahteraan balita (Haryono, Sehingga apabila di temukan
2005). Dengan adanya Posyandu kelainan dapat di rujuk dan di
ini bisa memantau upaya untuk tangani segera oleh petugas
membangun sumber daya kesehatan setempat dalam hal ini
manusia salah satunya adalah yaitu Puskesmas.
menyangkut balita, sehingga Pemerintah memandang
tercipta SDM yang sehat, aktif perlu untuk memberikan suatu
dan produktif serta mampu bentuk pelayanan menunjang
bersaing di kanca global. tumbuh kembang balita secara
Posyandu yang merupakan jenis menyeluruh terutama dalam aspek
Upaya Kesehatan Bersumberdaya mental dan sosial, di karenakan
Masyarakat (UKBM) yang paling aspek pertumbuhan fisiknya telah
memasyarakat yang memiliki lebih dahulu mendapat perhatian,
lima program prioritas yaitu : KB, antara lain melalui berbagai usaha
KIA, gizi, imunisasi, dan perbaikan gizi keluarga,
penanggulangan diare, program penimbangan dengan
Posyandu ini terbukti mempunyai menggunakan KMS sebagai alat
peranan yang besar terhadap untuk mengetahui tingkat
penurunan angka kematian bayi pertumbuhan anak, upaya
dan balita (Adisasmito, 2007). peningkatan penggunaan air susu
Posyandu adalah salah ibu (ASI), Keluarga Berencana
satu pelayanan kesehatan di Desa (Soetjiningsih, 2000)
untuk memudahkan masyarakat Hingga saat ini, tercatat
untuk mengetahui atau sekitar 235.000 Posyandu di
memeriksakan kesehatan salah seluruh Indonesia. Jumlah
satunya untuk memantau Posyandu ini diharapkan akan
semakin bertambah banyak, sudah dapat melakukan kegiatan
sehingga berbagai program secara teratur, cakupan 5 program
kesehatan yang di selenggarakan utamanya sudah bagus, ada
pemerintah bisa menjangkau program tambahan dan Dana
warga masyarakat di Desa-desa Sehat telah menjangkau lebih dari
(Ma’ruf, 2007). Pada Susenas 50% kepala keluarga (Avicenna,
2001 ditemukan bahwa 40 % 2009).
balita di laporkan dibawa ke Peran Posyandu dalan
Posyandu dalam 1 tahun terakhir pemantauan tumbuh kembang dan
dan sekitar 28 % balita tidak status gizi anak khususnya balita
pernah dibawa mengunjungi ke sangat penting. Terkait dengan
Posyandu sama sekali sedangkan masalah status gizi di Kota
yang 32 % balita jarang untuk Yogyakarta sendiri masih
melakukan kunjungan ke memerlukan banyak perhatian, hal
Posyandu, hanya beberapa kali ini diperkuat dengan data status
saja dalam setahun mereka gizi buruk balita yang mengalami
melakukan kunjungan ke peningkatan dari tahun 2004 dan
Posyandu. Jika ditinjau dari 2005. Dari hasil pemantaun
kelompok umurnya, yang tersebut di dapatkan data balita
terbanyak memanfaatkan dengan status gizi baik sebesar
Posyandu adalah bayi umur 0-11 83,28%, gizi kurang 9%, gizi
bulan. Selanjutnya proporsi buruk 1,2% dan gizi lebih 6,51%
tersebut menurun seiring dengan (Dinkes Kota Yogyakarta, 2006).
meningkatnya umur anak. Fakta Posyandu telah berperan
ini menunjukkan bahwa walaupun dan memberikan kontribusi dalam
lebih dari 90 persen desa yang meningkatkan cakupan program
telah memiliki banyaknya kesehatan sehingga kunjungan ke
Posyandu yang telah tersebar, Posyandu sangat penting karena
namun hanya 40 persen balita dengan melakukan kunjungan
yang memanfaatkan pelayanan secara rutin dan teratur dapat
Posyandu secara rutin setiap memantau pertumbuhan dan
bulannya (Depkes, 2007) perkembangan bayi/balita,
Jumlah Posyandu di Kota sehinga orang tua, kader dan
Yogyakarta sendiri pada tahun petugas kesehatan setempat dapat
2006 tercatat sebanyak 630 mendeteksi sedini mungkin
Posyandu yang tersebar di 45 kelainan yang mungkin terjadi
kelurahan. Strata Posyandu yang pada setiap tahap tumbuh
menjadi tolok ukur sebagai kembang anak dan apabila di
pendukung perilaku sehat adalah temukan kejanganggalan dapat
strata Purnama yaitu Posyandu segera di lakukan stimulasi
yang frekuensinya lebih dari 8 ataupun rujukan secepat mungkin
kali per tahun, dengan rata-rata sehingga mampu menurunkan
jumlah kader tugas 5 orang atau angka kesakitan, kecacatan
lebih, dan cakupan 5 program bahkan kematian balita. Melihat
utamanya (KB, KIA, Gizi dan peran dari Posyandu yang begitu
Imunisasi serta sudah ada kompleks, sehingga Posyandu di
program tambahan, bahkan asumsikan sebagai salah satu
mungkin sudah ada Dana Sehat pendekatan yang tepat untuk
yang masih sederhana. Kedua menurunkan angka kematian dan
strata Mandiri yaitu Posyandu ini kesakitan balita serta dapat
meningkatkan status gizi balita. kesehatan balita juga tidak akan
Sesuai dengan tujuan Posyandu berjalan maksimal. Faktor
yaitu memantau peningkatan persepsi ini juga di pengaruhi oleh
status gizi masyarakat terutama tingkat pendidikan dan
anak balita dan ibu hamil pengetahuan dan dari seseorang
(Adisasmito, 2007). Sebaliknya tersebut.
bila tidak berkunjung ke Posyandu Mawar adalah
Posyandu secara rutin kondisi salah satu Posyandu yang aktif
perkembangan kesehatan dan yang berada di Kabupaten
status gizi anak tidak akan Bantul. Posyandu ini berada di
terpantau dan tujuan dari Dusun SoraganNgestiharjo
Posyandu sendiri juga tidak akan Kasihan Bantul Yogyakarta
tercapai akibatnya angka dengan proporsi jumlah bayi/
kecacatan, kematian dan kesakitan balitanya 133. Dari hasil studi
balita akan meningkat. pendahuluan yang telah dilakukan
Banyak faktor yang oleh peneliti telah didapatkan data
menyebabkan masyarakat bahwa dari 133 balita yang terdata
berkunjung ke Posyandu di Posyandu Kenanga hanya 65-
diantaranya adalah fasilitas 70 bayi/balita yang datang ke
Posyandu yang memadai, kader Posyandu, ini berarti hanya 48% -
yang terampil dan cekatan dalam 53% dari total balita yang
melakukan tugasnya, tempat yang mengikuti Posyandu sedangkan
strategis sehingga dapat di sisanya tidak datang pada saat
jangkau oleh masyarakat, akan Posyandu di lakukan.
tetapi ada juga masyarakat yang Berdasarkan hasil survei
tidak mau berkunjung ke dari hasil tanya jawab kepada 7
Posyandu walaupun fasilitas ibu-ibu yang mempunyai anak
Posyandu tersebut sudah lengkap. balita yang berada disekitar
Faktor yang menyebabkan wilayah Posyandu Mawar, 3 ibu
masyarakat tidak mau berkunjung mengatakan bahwa Posyandu
ke Posyandu bisa karena faktor merupakan kegiatan penimbangan
predisposisi yaitu faktor yang berat badan dan pengukuran
berasal dari dalam diri orang itu tinggi badan serta pemberian
sendiri dan faktor pemungkin dan makanan tambahan jadi mereka
penguat yaitu faktor yang berasal berasumsi bahwa Posyandu tidak
dari luar orang itu sendiri. Salah terlalu penting . Dua ibu
satu pencetus faktor predisposisi mengatakan bahwa mereka hanya
salah satunya adalah persepsi, akan datang ke Posyandu pada
Faktor persepsi masyarakat yang saat pemberian vitamin saja. Dan
baik mempunyai pengaruh yang dua ibu mengatakan dia akan
besar terhadap perilaku datang ke Posyandu kalau ada
masyarakat dalam pemantauan waktu luang saja karena sudah di
pertumbuhan dan perkembangan sibukan dengan pekerjaan
balita serta upaya peningkatan rumahnya dan anak-anaknya.
status kesehatan balita. Sedangkan Berdasarkan hasil survei
persepsi masyarakat yang buruk dari hasil tanya jawab kepada 7
dapat menyebabkan pertumbuhan ibu-ibu yang mempunyai anak
dan perkembangan balita tidak balita yang berada disekitar
terpantau dengan baik serta upaya wilayah Posyandu Mawar, 3 ibu
dalam peningkatan status mengatakan bahwa Posyandu
merupakan kegiatan penimbangan digunkan dalam kuesioner
berat badan dan pengukuran instrumen penelitian tentang
tinggi badan serta pemberian persepsi ibu tentang Posyandu,
makanan tambahan jadi mereka karena nilai signifikasinya (p) di
berasumsi bahwa Posyandu tidak atas nilai taraf signifikasi α = 0,05
terlalu penting . Dua ibu (p > 0,05). Hasil analisis uji
mengatakan bahwa mereka hanya reliabilitas dengan menggunakan
akan datang ke Posyandu pada alpha cronbach mendapatkan
saat pemberian vitamin saja. Dan nilai reliabilitas 0, 902 dan
dua ibu mengatakan dia akan dinyatakan reliabel berdasarkan
datang ke Posyandu kalau ada pedoman indeks korelasi menurut
waktu luang saja karena sudah di Arikunto (2002), dimana tingkat
sibukan dengan pekerjaan reliabilitas kuesioner sebesar
rumahnya dan anak-anaknya. 0,902 termasuk pada kategori
tinggi karena berada pada rentang
B. METODE PENELITIAN 0,600-0,700. Soal yang valid dan
Metode penelitian yang di reliabel digunakan untuk
gunakan adalah survey analitik penelitian lebih lanjut dan soal
korelasi yaitu penelitian yang yang gugur dihilangkan.
tanpa melakukan perlakuan
apapun dan bertujuan untuk C. HASIL PENELITIAN
mengetahui hubungan antara 1. Gambaran Umum
persepsi ibu tentang Posyandu Penelitian ini di lakukan
dengan perilaku kunjungan balita terhadap ibu yang memiliki
ke Posyandu Mawar di Dusun anak balita berusia 1 sampai 3
Soragan Ngestihararjo Kasihan tahun yang berada di wilayah
Bantul Yogyakarta (Notoadmojo, kerja Posyandu Mawar di
2002). Pendekatan waktu yang di Dusun Soragan, Ngestiharjo,
gunakan adalah cross sectional Kasihan, Bantul, tahun 2011.
yaitu subjek penelitian di ukur Dengan jumlah populasi 40
secara bersamaan dalam waktu responden, yang terdiri dari RT
yang sama dengan kelompok 01 sampai RT 07 di Dusun
sampel yang sama (Notoadmojo, Soragan. Teknik pengambilan
2002) sampling di lakukan dengan
Uji validitas dilakukan pada menggunakan sampling jenuh
20 orang ibu yang memil iki balita sehingga jumlah anggota
usia 1-3 tahun yang berada di sampel sama dengan populasi.
wilayah kerja Posyandu Kenanga Penelitian ini bertujuan untuk
Dusun Cungkuk Ngestiharjo mengetahui hubungan antara
Kasihan Bantul Yogyakarta yang persepsi ibu tentang Posyandu
memiliki karakteristik yang dengan perilaku kunjungan
hampir sama dengan ibu-ibu yang balita ke Posyandu Mawar di
memiliki balita di Posyandu Dusun Soragan Ngestiharjo
Mawar Dusun Soragan Kasihan Bantul Yogyakarta.
Ngestiharjo Kasihan Bantul Posyandu Mawar yang
Yogyakarta. Hasil uji analisis berada di Dusun Ngestiharjo
pada 30 item kuesioner Kasihan Bantul Yogyakarta
menghasilkan 25 item yang valid telah berdiri selama hampir 23
dan 5 item tidak valid dan tahun sejak tahun 1988.
dinyatakan gugur atau tidak Kegiatan yang di lakukan di
Posyandu Mawar meliputi Berdasarakan tabel
pendaftaran, penimbangan 3.1 dapat diketahui bahwa
balita, penyuluhan dan sebagian besar responden
pelayanan gizi, pelayanan adalah ibu dengan rentang
kesehatan, kunjungan ibu-ibu usia 20-35 tahun yaitu
hamil serta ibu nifas yang di sebanyak 32 orang (80%).
laksanakan setiap bulan dengan b. Pekerjaan
jumlah balita 133 balita. Tabel 3.2
Adapun jumlah kader kesehatan Distribusi Frekuensi dan
yang melayani adalah sebanyak Persentase Karakteristik
15 kader. Responden Berdasarkan
Mayoritas penduduk Pekerjaan
beragama Islam dan bekerja Jenis
No. Frekuensi Persentase
sebagai ibu rumah tangga, Pekerjaan
wirausaha dan ada beberpa yang 1. IRT 27 67,5%
bekerja di sektor agraris, baik 2. Swasta 6 15,0%
pertanian maupun perikanan. 3. Wiraswasta 7 17,5%
Secara administratif, jumlah Total 40 100%
kepala keluarga yang tercatat Berdasarkan tabel 3.2
adalah 399 kepala keluarga dapat diketahui bahwa
dengan jumlah penduduk usia sebagian besar responden
balita sebesar 120 jiwa. Jumlah adalah ibu yang berprofesi
keseluruhan penduduk adalah sebagai ibu rumah tangga
1325 penduduk dan tersebar di yaitu sebanyak 27 orang
7 Rukun Tetangga (RT). (67,5%). Sedangkan yang
2. Karakteristik Responden paling sedikit adalah yang
Penelitian bekerja di bidang swasta
Berdasarkan penelitian yaitu sebanyak 6 orang
yang telah di lakukan di (15%).
dapatkan karakteristik c. Sumber Informasi Posyandu
responden yang meliputi usia Tabel 3.3
responden, pekerjaan, sumber Distribusi Frekuensi dan
informasi posyandu dan jarak Persentase Karakteristik
dari rumah ke posyandu sebagai Responden
berikut: Berdasarkan Sumber
a. Usia Informasi Posyandu
Tabel 3.1 Sumber
Distribusi Frekuensi dan No. Frekuensi Persentase
Informasi
Persentase Karakteristik 1. Penyuluhan 38 95%
Responden Tidak
Berdasarkan Usia 2. 2 5%
Penyuluhan
Responden Total 40 100%