Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG POSYANDU

DENGAN PERILAKU KUNJUNGAN BALITA KE


POSYANDU MAWAR DI DUSUN SORAGAN
NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA
 
NASKAH PUBLIKASI
 

Disusun Oleh:
TRISNAWATI
070201173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG POSYANDU
DENGAN PERILAKU KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU
MAWAR DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN
BANTUL YOGYAKARTA1 
Trisnawati2, Tenti Kurniawati3

INTISARI

Latar Belakang: Dilaporkan 40% balita dibawa ke Posyandu dalam 1 tahun


terakhir, sekitar 28% balita tidak pernah dibawa mengunjungi Posyandu sama sekali
dan 32% balita jarang dibawa mengunjungi Posyandu, hanya beberapa kali saja
dalam setahun mereka melakukan kunjungan ke Posyandu (Susenas, 2001). Lebih
dari 90% desa telah memiliki banyak Posyandu yang tersebar, namun hanya 40%
balita yang memanfaatkan pelayanan Posyandu secara rutin tiap bulannya (Depkes,
2007).
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku kunjungan
balita ke Posyandu Mawar di Dusun Soragan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Tahun
2011.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik korelasi
dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai anak balita berumur 1-3 tahun yang berada di wilayah kerja
Posyandu Mawar yang berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dengan total
sampling dan diperoleh sampel sebanyak 40 responden. Analisa data dilakukan
dengan rumus Kendall-Tau
Hasil penelitian: Menunjukan bahwa persepsi ibu tentang Posyandu dalam kategori
baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik 26 orang (65%), dan persepsi buruk
sebanyak 8 orang (20%). Hasil analisis statistik Kendall tau menunjukkan bahwa
pada level signifikansi 0,05 dihasilkan nilai 0,004 sehingga 0,05 .
Kesimpulan: Ada hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku kunjungan ibu ke
posyandu balita di Posyandu Mawar di Dusun Soragan, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta, Tahun 2011.
Saran: disarankan bagi ibu balita agar mengunjungi Posyandu secara rutin setiap
bulannya agar kondisi kesehatan balitanya dapat di pantau dengan baik

Kata kunci : persepsi ibu, Posyandu, perilaku kunjungan


Kepustakaan : 12 buku (2001-2010), 8 artikel internet,6 skripsi 4 makalah
Jumlah halaman : i-xiv, 65 halaman, 9 tabel 2.lampiran

                                                            
1
Judul skripsi 
2
Mahasiswa S1 Prodi Keperawatan STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta 
3
Dosen STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta 
RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER’S PERCEPTION ABOUT
POSYANDU AND TODDLER VISITING BEHAVIOUR TO
POSYANDU MAWAR AT DUSUN SORAGAN, NGESTIHARJO,
KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA1

Tirsnawati2, Tenti Kurniawati S.Kep., Ns., M.Kep3

Background: Reported that 40% of toddlers were taken to Posyandu in the last 1
year, approximately 28% of children under five have never taken to visit Posyandu at
all and 32% of toddlers are rarely taken to visit Posyandu at all, only a few timer for
over a year they make a visitation to Posyandu (Susenas, 2001). More than 90%
villages have had many scattered Posyandu, but only 40% of toddlers who use the
Posyandu services regularly every month (Depkes, 2007).
Objective: This study aims to analyze the relationship between mother’s perception
about Posyandu and mother’s visiting behavior to toddler’s Posyandu in Posyandu
Mawar at Dusun Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 2011.
Method: This research is used analytical correlation survey method population in
this study was 40 mothers who have toddlers aged 1-3 years old in the working area
of Posyandu Mawar. The number of samples in this study is correspond to the
number of population based on exhaustive sampling system. Research instrument in
this study is mother’s perception about Posyandu questionnaires that consist of 25
items.
Result : Showed that maternal perception of Posyandu in both categories as many as
6 people (15%), good enough 26 people (65%), and poor perception of 8 people
(20%). Kendal tau statistic analysis resultsshowed that the level of significnce α =
0.05 is generated so thatthe value of p = 0.004 p> 0.05.
Conclusion: There is a relationship between mother’s perception about posyandu
and mother’s visiting behavior to toddler Posyandu in Posyandu Mawar at Dusun
Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 2011.
Sugestion: recommended for young children to visit the mother regulary every
month for health conditions monitored well toddler.

Keywords : mother perception, Posyandu, visiting behaviour


Bibliography :16 books (2001-2010),8 internet articles, 6 thesis, 4papers
Pages number : i-xiv, 65 pages, 9 tables, 2 attachment
 

 
1
Title of the final paper 
2
Student of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College Of Yogyakarta 
3
Lecturer School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences Collegeof Yogyakarta 
A. LATAR BELAKANG perkembangan kesehatan anak
Pembangunan kesehatan di balita (Sadono, 2005). Keaktifan
lakukan secara bersama-sama keluarga pada setiap kegiatan
oleh pemerintah dan masyarakat. Posyandu mulai dari keikutsertaan
Peran serta masyarakat dalam dalam kegiatan di Posyandu
berbagai upaya pembangunan secara rutin setiap bulannya,
kesehatan antara lain dapat dilihat memanfaatkan fasilitas yang ada
dari UKBM yang berkembang di Posyandu. Fasilitas-fasilitas
dengan pesat baik dalam bentuk pelayanan yang ada di Posyandu
Posyandu, Pos Obat Desa (POD) diantaranya yaitu penimbangan
maupun Dana Sehat. Rasio berat badan, penentuan status
Posyandu terhadap desa pada pertumbuhan, penyuluhan dan
tahun 1999 sudah melebihi 90%, pemeriksaan kesehatan, imunisasi,
artinya hampir setiap desa telah deteksi dini tumbuh kembang
mempunyai sebuah Posyandu balita serta mengikuti dan
yang berfungsi untuk menerapkan saran dari kader atau
mendekatkan pelayanan kesehatan petugas kesehatan terkait dengan
pada masyarakat (Depkes, 2007) kondisi kesehatan balitanya tentu
Pos pelayanan terpadu atau akan berpengaruh pada keadaan
yang biasa di sebut Posyandu status gizi anak balita, karena
merupakan tempat untuk salah satunya tujuan Posyandu
mendeteksi upaya pembangunan adalah memantau peningkatan
kesejahteraan secara terpadu status gizi masyarakat terutama
khususnya menyangkut anak balita (Adisasmito, 2007).
kesejahteraan balita (Haryono, Sehingga apabila di temukan
2005). Dengan adanya Posyandu kelainan dapat di rujuk dan di
ini bisa memantau upaya untuk tangani segera oleh petugas
membangun sumber daya kesehatan setempat dalam hal ini
manusia salah satunya adalah yaitu Puskesmas.
menyangkut balita, sehingga Pemerintah memandang
tercipta SDM yang sehat, aktif perlu untuk memberikan suatu
dan produktif serta mampu bentuk pelayanan menunjang
bersaing di kanca global. tumbuh kembang balita secara
Posyandu yang merupakan jenis menyeluruh terutama dalam aspek
Upaya Kesehatan Bersumberdaya mental dan sosial, di karenakan
Masyarakat (UKBM) yang paling aspek pertumbuhan fisiknya telah
memasyarakat yang memiliki lebih dahulu mendapat perhatian,
lima program prioritas yaitu : KB, antara lain melalui berbagai usaha
KIA, gizi, imunisasi, dan perbaikan gizi keluarga,
penanggulangan diare, program penimbangan dengan
Posyandu ini terbukti mempunyai menggunakan KMS sebagai alat
peranan yang besar terhadap untuk mengetahui tingkat
penurunan angka kematian bayi pertumbuhan anak, upaya
dan balita (Adisasmito, 2007). peningkatan penggunaan air susu
Posyandu adalah salah ibu (ASI), Keluarga Berencana
satu pelayanan kesehatan di Desa (Soetjiningsih, 2000)
untuk memudahkan masyarakat Hingga saat ini, tercatat
untuk mengetahui atau sekitar 235.000 Posyandu di
memeriksakan kesehatan salah seluruh Indonesia. Jumlah
satunya untuk memantau Posyandu ini diharapkan akan
semakin bertambah banyak, sudah dapat melakukan kegiatan
sehingga berbagai program secara teratur, cakupan 5 program
kesehatan yang di selenggarakan utamanya sudah bagus, ada
pemerintah bisa menjangkau program tambahan dan Dana
warga masyarakat di Desa-desa Sehat telah menjangkau lebih dari
(Ma’ruf, 2007). Pada Susenas 50% kepala keluarga (Avicenna,
2001 ditemukan bahwa 40 % 2009).
balita di laporkan dibawa ke Peran Posyandu dalan
Posyandu dalam 1 tahun terakhir pemantauan tumbuh kembang dan
dan sekitar 28 % balita tidak status gizi anak khususnya balita
pernah dibawa mengunjungi ke sangat penting. Terkait dengan
Posyandu sama sekali sedangkan masalah status gizi di Kota
yang 32 % balita jarang untuk Yogyakarta sendiri masih
melakukan kunjungan ke memerlukan banyak perhatian, hal
Posyandu, hanya beberapa kali ini diperkuat dengan data status
saja dalam setahun mereka gizi buruk balita yang mengalami
melakukan kunjungan ke peningkatan dari tahun 2004 dan
Posyandu. Jika ditinjau dari 2005. Dari hasil pemantaun
kelompok umurnya, yang tersebut di dapatkan data balita
terbanyak memanfaatkan dengan status gizi baik sebesar
Posyandu adalah bayi umur 0-11 83,28%, gizi kurang 9%, gizi
bulan. Selanjutnya proporsi buruk 1,2% dan gizi lebih 6,51%
tersebut menurun seiring dengan (Dinkes Kota Yogyakarta, 2006).
meningkatnya umur anak. Fakta Posyandu telah berperan
ini menunjukkan bahwa walaupun dan memberikan kontribusi dalam
lebih dari 90 persen desa yang meningkatkan cakupan program
telah memiliki banyaknya kesehatan sehingga kunjungan ke
Posyandu yang telah tersebar, Posyandu sangat penting karena
namun hanya 40 persen balita dengan melakukan kunjungan
yang memanfaatkan pelayanan secara rutin dan teratur dapat
Posyandu secara rutin setiap memantau pertumbuhan dan
bulannya (Depkes, 2007) perkembangan bayi/balita,
Jumlah Posyandu di Kota sehinga orang tua, kader dan
Yogyakarta sendiri pada tahun petugas kesehatan setempat dapat
2006 tercatat sebanyak 630 mendeteksi sedini mungkin
Posyandu yang tersebar di 45 kelainan yang mungkin terjadi
kelurahan. Strata Posyandu yang pada setiap tahap tumbuh
menjadi tolok ukur sebagai kembang anak dan apabila di
pendukung perilaku sehat adalah temukan kejanganggalan dapat
strata Purnama yaitu Posyandu segera di lakukan stimulasi
yang frekuensinya lebih dari 8 ataupun rujukan secepat mungkin
kali per tahun, dengan rata-rata sehingga mampu menurunkan
jumlah kader tugas 5 orang atau angka kesakitan, kecacatan
lebih, dan cakupan 5 program bahkan kematian balita. Melihat
utamanya (KB, KIA, Gizi dan peran dari Posyandu yang begitu
Imunisasi serta sudah ada kompleks, sehingga Posyandu di
program tambahan, bahkan asumsikan sebagai salah satu
mungkin sudah ada Dana Sehat pendekatan yang tepat untuk
yang masih sederhana. Kedua menurunkan angka kematian dan
strata Mandiri yaitu Posyandu ini kesakitan balita serta dapat
meningkatkan status gizi balita. kesehatan balita juga tidak akan
Sesuai dengan tujuan Posyandu berjalan maksimal. Faktor
yaitu memantau peningkatan persepsi ini juga di pengaruhi oleh
status gizi masyarakat terutama tingkat pendidikan dan
anak balita dan ibu hamil pengetahuan dan dari seseorang
(Adisasmito, 2007). Sebaliknya tersebut.
bila tidak berkunjung ke Posyandu Mawar adalah
Posyandu secara rutin kondisi salah satu Posyandu yang aktif
perkembangan kesehatan dan yang berada di Kabupaten
status gizi anak tidak akan Bantul. Posyandu ini berada di
terpantau dan tujuan dari Dusun SoraganNgestiharjo
Posyandu sendiri juga tidak akan Kasihan Bantul Yogyakarta
tercapai akibatnya angka dengan proporsi jumlah bayi/
kecacatan, kematian dan kesakitan balitanya 133. Dari hasil studi
balita akan meningkat. pendahuluan yang telah dilakukan
Banyak faktor yang oleh peneliti telah didapatkan data
menyebabkan masyarakat bahwa dari 133 balita yang terdata
berkunjung ke Posyandu di Posyandu Kenanga hanya 65-
diantaranya adalah fasilitas 70 bayi/balita yang datang ke
Posyandu yang memadai, kader Posyandu, ini berarti hanya 48% -
yang terampil dan cekatan dalam 53% dari total balita yang
melakukan tugasnya, tempat yang mengikuti Posyandu sedangkan
strategis sehingga dapat di sisanya tidak datang pada saat
jangkau oleh masyarakat, akan Posyandu di lakukan.
tetapi ada juga masyarakat yang Berdasarkan hasil survei
tidak mau berkunjung ke dari hasil tanya jawab kepada 7
Posyandu walaupun fasilitas ibu-ibu yang mempunyai anak
Posyandu tersebut sudah lengkap. balita yang berada disekitar
Faktor yang menyebabkan wilayah Posyandu Mawar, 3 ibu
masyarakat tidak mau berkunjung mengatakan bahwa Posyandu
ke Posyandu bisa karena faktor merupakan kegiatan penimbangan
predisposisi yaitu faktor yang berat badan dan pengukuran
berasal dari dalam diri orang itu tinggi badan serta pemberian
sendiri dan faktor pemungkin dan makanan tambahan jadi mereka
penguat yaitu faktor yang berasal berasumsi bahwa Posyandu tidak
dari luar orang itu sendiri. Salah terlalu penting . Dua ibu
satu pencetus faktor predisposisi mengatakan bahwa mereka hanya
salah satunya adalah persepsi, akan datang ke Posyandu pada
Faktor persepsi masyarakat yang saat pemberian vitamin saja. Dan
baik mempunyai pengaruh yang dua ibu mengatakan dia akan
besar terhadap perilaku datang ke Posyandu kalau ada
masyarakat dalam pemantauan waktu luang saja karena sudah di
pertumbuhan dan perkembangan sibukan dengan pekerjaan
balita serta upaya peningkatan rumahnya dan anak-anaknya.
status kesehatan balita. Sedangkan Berdasarkan hasil survei
persepsi masyarakat yang buruk dari hasil tanya jawab kepada 7
dapat menyebabkan pertumbuhan ibu-ibu yang mempunyai anak
dan perkembangan balita tidak balita yang berada disekitar
terpantau dengan baik serta upaya wilayah Posyandu Mawar, 3 ibu
dalam peningkatan status mengatakan bahwa Posyandu
merupakan kegiatan penimbangan digunkan dalam kuesioner
berat badan dan pengukuran instrumen penelitian tentang
tinggi badan serta pemberian persepsi ibu tentang Posyandu,
makanan tambahan jadi mereka karena nilai signifikasinya (p) di
berasumsi bahwa Posyandu tidak atas nilai taraf signifikasi α = 0,05
terlalu penting . Dua ibu (p > 0,05). Hasil analisis uji
mengatakan bahwa mereka hanya reliabilitas dengan menggunakan
akan datang ke Posyandu pada alpha cronbach mendapatkan
saat pemberian vitamin saja. Dan nilai reliabilitas 0, 902 dan
dua ibu mengatakan dia akan dinyatakan reliabel berdasarkan
datang ke Posyandu kalau ada pedoman indeks korelasi menurut
waktu luang saja karena sudah di Arikunto (2002), dimana tingkat
sibukan dengan pekerjaan reliabilitas kuesioner sebesar
rumahnya dan anak-anaknya. 0,902 termasuk pada kategori
tinggi karena berada pada rentang
B. METODE PENELITIAN 0,600-0,700. Soal yang valid dan
Metode penelitian yang di reliabel digunakan untuk
gunakan adalah survey analitik penelitian lebih lanjut dan soal
korelasi yaitu penelitian yang yang gugur dihilangkan.
tanpa melakukan perlakuan
apapun dan bertujuan untuk C. HASIL PENELITIAN
mengetahui hubungan antara 1. Gambaran Umum
persepsi ibu tentang Posyandu Penelitian ini di lakukan
dengan perilaku kunjungan balita terhadap ibu yang memiliki
ke Posyandu Mawar di Dusun anak balita berusia 1 sampai 3
Soragan Ngestihararjo Kasihan tahun yang berada di wilayah
Bantul Yogyakarta (Notoadmojo, kerja Posyandu Mawar di
2002). Pendekatan waktu yang di Dusun Soragan, Ngestiharjo,
gunakan adalah cross sectional Kasihan, Bantul, tahun 2011.
yaitu subjek penelitian di ukur Dengan jumlah populasi 40
secara bersamaan dalam waktu responden, yang terdiri dari RT
yang sama dengan kelompok 01 sampai RT 07 di Dusun
sampel yang sama (Notoadmojo, Soragan. Teknik pengambilan
2002) sampling di lakukan dengan
Uji validitas dilakukan pada menggunakan sampling jenuh
20 orang ibu yang memil iki balita sehingga jumlah anggota
usia 1-3 tahun yang berada di sampel sama dengan populasi.
wilayah kerja Posyandu Kenanga Penelitian ini bertujuan untuk
Dusun Cungkuk Ngestiharjo mengetahui hubungan antara
Kasihan Bantul Yogyakarta yang persepsi ibu tentang Posyandu
memiliki karakteristik yang dengan perilaku kunjungan
hampir sama dengan ibu-ibu yang balita ke Posyandu Mawar di
memiliki balita di Posyandu Dusun Soragan Ngestiharjo
Mawar Dusun Soragan Kasihan Bantul Yogyakarta.
Ngestiharjo Kasihan Bantul Posyandu Mawar yang
Yogyakarta. Hasil uji analisis berada di Dusun Ngestiharjo
pada 30 item kuesioner Kasihan Bantul Yogyakarta
menghasilkan 25 item yang valid telah berdiri selama hampir 23
dan 5 item tidak valid dan tahun sejak tahun 1988.
dinyatakan gugur atau tidak Kegiatan yang di lakukan di
Posyandu Mawar meliputi Berdasarakan tabel
pendaftaran, penimbangan 3.1 dapat diketahui bahwa
balita, penyuluhan dan sebagian besar responden
pelayanan gizi, pelayanan adalah ibu dengan rentang
kesehatan, kunjungan ibu-ibu usia 20-35 tahun yaitu
hamil serta ibu nifas yang di sebanyak 32 orang (80%).
laksanakan setiap bulan dengan b. Pekerjaan
jumlah balita 133 balita. Tabel 3.2
Adapun jumlah kader kesehatan Distribusi Frekuensi dan
yang melayani adalah sebanyak Persentase Karakteristik
15 kader. Responden Berdasarkan
Mayoritas penduduk Pekerjaan
beragama Islam dan bekerja Jenis
No. Frekuensi Persentase
sebagai ibu rumah tangga, Pekerjaan
wirausaha dan ada beberpa yang 1. IRT 27 67,5%
bekerja di sektor agraris, baik 2. Swasta 6 15,0%
pertanian maupun perikanan. 3. Wiraswasta 7 17,5%
Secara administratif, jumlah Total 40 100%
kepala keluarga yang tercatat Berdasarkan tabel 3.2
adalah 399 kepala keluarga dapat diketahui bahwa
dengan jumlah penduduk usia sebagian besar responden
balita sebesar 120 jiwa. Jumlah adalah ibu yang berprofesi
keseluruhan penduduk adalah sebagai ibu rumah tangga
1325 penduduk dan tersebar di yaitu sebanyak 27 orang
7 Rukun Tetangga (RT). (67,5%). Sedangkan yang
2. Karakteristik Responden paling sedikit adalah yang
Penelitian bekerja di bidang swasta
Berdasarkan penelitian yaitu sebanyak 6 orang
yang telah di lakukan di (15%).
dapatkan karakteristik c. Sumber Informasi Posyandu
responden yang meliputi usia Tabel 3.3
responden, pekerjaan, sumber Distribusi Frekuensi dan
informasi posyandu dan jarak Persentase Karakteristik
dari rumah ke posyandu sebagai Responden
berikut: Berdasarkan Sumber
a. Usia Informasi Posyandu
Tabel 3.1 Sumber
Distribusi Frekuensi dan No. Frekuensi Persentase
Informasi
Persentase Karakteristik 1. Penyuluhan 38 95%
Responden Tidak
Berdasarkan Usia 2. 2 5%
Penyuluhan
Responden Total 40 100%

Usia Berdasarkan tabel 3.3


No. Frekuensi Persentase
Responden dapat diketahui bahwa
1. >35 tahun 8 20% sebagian besar responden
20-35 atau sebanyak 38 responden
2. 32 80%
tahun (95%) memperoleh informasi
Total 40 100% mengenai Posyandu Mawar
melalui penyuluhan.
d. Jarak Dari Rumah ke Berdasarkan tabel 3.5
Posyandu dapat di ketahui bahwa
Tabel 3.4 sebagian besar responden
Distribusi Frekuensi dan atau sebanyak 19 orang
Persentase Karakteristik (47,5%) cukup teratur
Responden melakukan kunjungan ke
Berdasarkan Jarak Dari Posyandu (8-11 kali dalam
Rumah ke Posyandu setahun), sedangkan yang
Jarak Dari paling sedikit yaitu pada
No. Rumah ke Frekuensi Persentase perilaku kunjungan yang
Posyandu tidak teratur yaitu sebanyak 5
1. 0,05 km 1 2,5% orang (12,5%).
2. 0,5-0,9 km 15 37,5% 4. Persepsi Ibu Tentang
3. 1 km 6 15,0% Posyandu
Total 40 100% Persepsi ibu tentang
Berdasarkan tabel 3.4 Posyandu adalah tanggapan,
dapat diketahui bahwa jarak pendapat atau pandangan yang
terdekat responden dari di miliki ibu tentang Posyandu
rumah ke Posyandu adalah yang meliputi pengertian,
0,05 km sebanyak 1 orang manfaat, tujuan, sasaran, sistem
(2,5%) dan jarak terjauh lima meja, dan kendala-kendala
responden dari rumah ke dalam kegiatan Posyandu.
Posyandu adalah 1 km Tabel 3.6
sebanyak 6 orang (15%). Distribusi Frekuensi dan
3. Perilaku Kunjungan Ibu ke Persentase Karakteristik
Posyandu Responden
Perilaku kunjungan ibu Berdasarkan Persepsi
ke Posyandu adalah jumlah Tentang Posyandu
kehadiran ibu dalam Persepsi
memeriksakan anak balitanya No. Tentang Frekuensi Persentase
yang berumur 1-3 tahun ke Posyandu
Posyandu Balita di Posyandu 1. Baik 6 15%
Mawar dalam satu tahun Cukup
2. 26 65%
terakhir. Baik
Tabel 3.5 3. Tidak Baik 8 20%
Distribusi Frekuensi dan Total 40 100%
Persentase Karakteristik Berdasarkan tabel 3.6
Responden dapat di ketahui bahwa sebagian
Berdasarkan Perilaku besar responden atau sebanyak
Kunjungan Ibu ke 26 orang (65%) memiliki
Posyandu persepsi yang cukup baik
Perilaku tentang Posyandu, dan yang
No. Frekuensi Persentase
Kunjungan paling sedikit pada persepsi ibu
1. Teratur 16 40,0% tentang Posyandu dengan
Cukup kategori baik yaitu sebanyak 6
2. 19 47,5% orang (15%)
teratur
Tidak
3. 5 12,5%
teratur
Total 40 100%
5. Hubungan Antara Persepsi teratur, 5 orang diantaranya
Ibu Tentang Posyandu (12,5% memiliki perilaku
Dengan Perilaku Kunjungan kunjungan yang teratur dan 1
Balita ke Posyandu Mawar di orang sisanya (2,5%) memiliki
Dusun Soragan, Ngestiharjo, perilaku kunjungan yang cukup
Kasihan, Bantul, teratur.
Yogyakarta, Tahun 2011 Ho pada penelitian ini
Gambaran persepsi ibu adalah tidak ada hubungan yang
tentang Posyandu dengan signifikan antara persepsi ibu
perilaku kunjungan balita ke dengan perilaku kunjungan
Posyandu dapat diperlihatkan balita ke Posyandu Mawar di
pada tabel berikut: Dusun Soragan Ngestiharjo
Tabel 3.7 Kasihan Bantul Yogyakarta.
Tabulasi Silang Hubungan Ha dalam penelitian ini adalah
Antara Persepsi Ibu ada hubungan yang signifikan
Tentang Posyandu Dengan antara persepsi ibu dengan
Perilaku Kunjungan Balita perilaku kunjungan balita ke
ke Posyandu Mawar di Posyandu Mawar di Dusun
Dusun Soragan Ngestiharjo Soragan Ngestiharjo Kasihan
Kasihan Bantul Yogyakarta Bantul Yogyakarta.
Tahun 2011 Berdasarkan uji statistik Kendal
tau di dapatkan nilai koefisien
Persepsi Perilaku Kunjungan ke Posyandu Jumlah rxy persepsi ibu dapat di
Ibu
Tentang Teratur Cukup Tidak simpulkan bahwa terdapat
Teratur Teratur
Posyand
F % F % F % F % hubungan antara persepsi ibu
u
Baik 5 12.5 1 2.5 0 0.0 6 15 tentang Posyandu dengan
Cukup 9 22.5 16 40.0 1 1.7 26 65 perilaku kunjungan balita ke
Kurang 2 5.0 2 5.0 4 10.0 8 20 Posyandu Mawar di Dusun
Baik
Total 16 40.0 19 47.5 5 12.5 40 10
Soragan adalah sebesar 0,43
0 dengan taraf signifikasi atau
0,004 lebih kecil dari nilai
Berdasarkan tabel 3.7 0,005 atau maka Ho
dapat di ketahui bahwa sebagian ditolak dan Ha diterima.
besar responden atau sebanyak Sehingga dapat di simpulkan
26 orang (65%) responden bahwa terdapat hubungan antara
yang memiliki persepsi yang persepsi ibu tentang Posyandu
cukup baik mengenai Posyandu dengan perilaku kunjungan
16 diantaranya (40%) memiliki Balita ke Posyandu Mawar di
perilaku kunjungan ke Dusun Soragan Ngestiharjo
Posyandu yang cukup teratur, 9 Kasihan Bantul Yogyakarta
orang lainnya (22,5%) memiliki tahun 2011.
perilaku kunjungan yang teratur
dan hanya 1 orang saja (1,7%) D. Pembahasan
yang memiliki perilaku
kunjungan yang tidak teratur. Setelah hasil penelitian di
Untuk 6 responden (15%) yang desripsikan pada halaman
memiliki persepsi baik sebelumnya dalam bentuk tabel dan
mengenai Posyandu, tidak ada narasi selanjutnya di lakukan
seorangpun (0%) yang memiliki pembahasan untuk memberikan
perilaku kunjungan yang tidak deskripsi yang lebih mendalam
sehingga dapat di ketahui gambaran pandangan pribadi atas apa
yang lebih jelas tentang hubungan yang terjadi.
antara persepsi ibu tentang Pada penelitian ini
Posyandu dengan perilaku persepsi ibu tentang Posyandu
kunjungan balita ke Posyandu yang digali adalah tanggapan,
Mawar di Dusun pendapat atau pandangan yang
Soragan,Ngestiharjo Kasihan, di miliki ibu tentang Posyandu
Bantul, Yogyakarta. yang meliputi pengertian,
1. Persepsi Ibu Tentang manfaat, tujuan, sasaran, sistem
Posyandu lima meja dan kendala-kendala
Berdasarkan tabel 3.6 dalam kegiatan Posyandu.
dapat di ketahui bahwa sebagian Persepsi tentang Posyandu ini
besar responden atau sebanyak digali melalui 25 pertanyaan
26 orang (65%) memiliki yang menggali persepsi ibu
persepsi yang cukup baik mengenai pengertian Posyandu,
tentang Posyandu, hal ini dapat tujuan Posyandu, manfaat
di lihat dari hasil jawaban Posyandu, sistem 5 meja,
kuesioner tentang persepsi ibu sasaran Posyandu dan kendala-
tentang Posyandu di dapatkan kendala dalam Posyandu.
hasil sebagian besar ibu dapat Mayoritas persepsi ibu
menjawab soal dalam kuesioner atas Posyandu yang tercatat
dengan cukup baik dengan cukup baik (65%) dalam
karakteristik responden yaitu penelitian ini tampak pada
sebagian besar adalah ibu mayoritas jawaban kuesioner
rumah tangga dan bertempat pada item 1 yang menyatakan
tinggal di sekitar tempat fungsi Posyandu sebagai
pelaksanaan kerja Posyandu tanggung jawab bersama rata-
Mawar. Sedangkan Sisanya rata responden menjawab
sebanyak 6 orang (15%) dengan jawaban sangat setuju;
memiliki persepsi yang baik pada kuesioner item 5 yang
tentang Posyandu dan 8 orang menggali tujuan Posyandu,
lainnya (20%) memiliki mayoritas responden juga
persepsi yang buruk tentang memberikan jawaban sangat
Posyandu. setuju; pada item 20 yang
Su’adah dan Lendriyono menggali proses pelayanan pada
(2000) mendefinisikan persepsi Posyandu, mayoritas responden
sebagai suatu proses yang di juga memberikan jawaban
dahului oleh penginderaan, sangat setuju menunjukkan
yaitu suatu proses yang bahwa secara garis umum ibu
berwujud di terimanya stimulus telah memiliki persepsi yang
oleh individu melalui alat baik tentang fungsi dan peranan
reseptornya, kemudian di Posyandu.
teruskan ke pusat susunan saraf, Secara detail proses
yaitu otak sehingga terjadi suatu persepsi ibu yang buruk yaitu
proses dimana individu sadar sebanyak 8 orang (20%) hal ini
dengan apa yang di lihat, dapat dilihat dari jawaban
didengar, dan sebagainya. kuesioner ibu yang menjawab
Sedangkan Potter dan Perry pada item 12 mayoritas ibu
(2005) persepsi merupakan memberikan jawaban sangat
setuju dan setuju untuk proses
penyuluhan pada meja 4 yang di Posyandu (7 kali atau kurang
anggap tidak begitu penting, dari 7 kali dalam setahun).
pada item 8 yang menyatakan Perilaku kunjungan ibu ke
bahwa balita umur 4-5 tahun Posyandu ini di lihat dari data
tidak perlu di bawa ke kunjungan balita ke Posyandu
Posyandu karena Posyandu pada Kartu Menuju Sehat
hanya mengutamakan bayi (KMS) masing-masing
umur 0-3 tahun hal ini berarti responden. Kunjungan balita
ibu beranggapan bahwa balita yang paling baik dan di katakan
yang umurnya 4-5 tahun tidak teratur apabila kunjungan di
perlu di bawa ke Posyandu lagi lakukan setiap bulan atau
dengan alasan sudah sebanyak 12 kali dalam setahun,
mendapatkan imunisasi lengkap dan dapat di katakan cukup baik
dan tidak perlu mendapatkan jika minimal kunjungan di
pengawasan lagi dari petugas lakukan sebanyak 8 kali dalam
Puskesmas dan Posyandu. setahun (Depkes, 2007).
Namun secara keseluruhan para Kunjungan balita ke Posyandu
responden ibu memahami adalah suatu ukuran untuk
pentingnya peranan Posyandu menilai pencapaian hasil
dengan memberikan jawaban pelaksanaan suatu kegiatan
positif pada item 17, 22, 25, dan dalam sebuah Posyandu yang di
14 dimana ibu mengikuti tujukan pada anak di bawah lima
semua kegiatan yang ada di tahun (Depkes RI, 2004).
Posyandu Mawar (item 17), Poerdji (2002)
dan menyadari semua kegiatan menyebutkan bahwa ada banyak
yang ada di Posyandu mawar faktor yang mempengaruhi
sangat bermanfaat untuk kunjungan bayi/balita ke
menunjang status kesehatan Posyandu yaitu usia balita,
balita dan memantau jumlah anak, status pekerjaan
perkembangannya (item 25) ibu, jarak tempat tinggal, dan
serta ibu mengikuti penyuluhan persepsi ibu terhadap Posyandu.
dan pelayanan gizi di posyandu Untuk melihat peranan faktor-
mawar untuk mendapatkan faktor tersebut peneliti
informasi tentang status membatasi usia balita, di mana
kesehatan bayinya. dalam penelitian ini balita
2. Perilaku Kunjungan Ibu ke berusia maksimal 3 tahun.
Posyandu Faktor usia balita
Berdasarkan tabel 4.5 mempengaruhi kunjungan balita
dapat di ketahui bahwa sebagian ke Posyandu karena umumnya
besar responden atau sebanyak ibu yang memiliki balita yang
19 orang (47,5%) cukup teratur berusia di atas 36 bulan
melakukan kunjungan ke menganggap bahwa anaknya
Posyandu (8-11 kali dalam sudah mendapatkan imunisasi
setahun) sisanya sebanyak 16 lengkap dan perkembangan
orang (40%) teratur melakukan sosial anak sudah semakin
kunjungan ke Posyandu (12 kali bertambah. Dalam penelitian ini,
dalam setahun) dan hanya 6 usia balita dikendalikan dengan
orang saja (12,5%) yang tidak kriteria inklusi yang
teratur melakukan kunjungan ke mensyaratkan balita berusia
maksimal 3 tahun. Karena
pembatasan usia inilah faktor kaki lambat. Hal ini
usia dapat diabaikan menunjukkan bahwa jarak
pengaruhnya dalam pengaruh terjauh dari rumah ke Posyandu
kunjungan balita ke Posyandu. masih termasuk dalam kategori
Hurlock (2005) walking distance karena dapat di
menyebutkan bahwa semakin tempuh dengan berjalan kaki
besar keluarga maka semakin dalam waktu kurang dalam 30
besar juga permasalahan yang menit. Oleh karenanya, tentunya
akan muncul di rumah terutama dapat di katakan bahwa jarak
untuk mengurus kesehatan anak tempat tinggal juga bukanlah
mereka. Hal inilah yang di alasan utama yang
anggap Poerdji (2002) akan mempengaruhi kunjungan balita
berpengaruh terhadap kunjungan ke Posyandu.
balita ke Posyandu. Dalam Faktor yang terakhir
penelitian ini faktor jumlah anak adalah faktor persepsi. Dian
ini telah di kendalikan dengan (2009) menyebutkan bahwa
kriteria inklusi yang membatasi persepsi ada karena setiap orang
jumlah anak maksimal 3. Karena telah memiliki pengalaman-
pembatasan jumlah anak inilah pengalaman tertentu seiring
faktor jumlah anak dapat perjalanan hidupnya. Yang mana
diabaikan pengaruhnya dalam pengalaman tersebut dapat
pengaruh kunjungan balita ke berupa segala hal yang berwujud
Posyandu. rekaman akan rangkaian
Faktor status pekerjaan ibu pengalaman indrawi maupun
sebagaimana terlihat pada tabel pengetahuan yang telah di
4.2 mengenai karakteristik pahami ataupun di pelajari,
responden responden maka persepsi tidak bisa tidak
berdasarkan pekerjaan akan selalu berhubungan dengan
menunjukkan bahwa sebagian rangkain pengalaman setiap
besar responden ibu atau individu. Jika persepsi ibu
sebanyak 27 orang (67,5%) tidak tentang Posyandu baik, maka
memiliki karir professional atau kunjungan ibu dan balita juga
hanya bekerja sebagai ibu rumah akan baik dan rutin, sedangkan
tangga. Hal ini menunjukkan jika persepsi ibu tentang
bawa faktor status pekerjaan ibu Posyandu kurang baik maka
bukanlah alasan utama dan kunjungan atau patisipasi ibu
hanya berpengaruh kecil dalam Posyandu kurang. Faktor
terhadap kunjungan balita ke inilah yang di gali hubungannya
Posyandu. dengan tingkat perilaku
Berdasarkan data jarak kunjungan ibu ke Posyandu.
dari rumah ke Posyandu pada 3. Hubungan Antara Persepsi Ibu
tabel 4.4 terlihat bahwa jarak Tentang Posyandu Dengan
terjauh ibu dari rumah ke Perilaku Kunjungan Ibu ke
Posyandu adalah 1 km. Posyandu Balita di Posyandu
Berdasarkan perhitungan Mawar di Dusun Soragan,
pedometer, jarak 1 km dapat di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul,
tempuh dengan 7 menit berjalan Yogyakarta, Tahun 2011
kaki cepat, atau 10 menit Berdasarkan penjelasan
berjalan kaki dengan kecepatan pada tabel 3.7 di atas dapat di
sedang atau 13 menit berjalan simpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki yang mempunyai tingkat sosial
persepsi yang cukup baik yang tinggi rata-rata mereka
tentang Posyandu, dan menganggap bahwa kegiatan
mayoritas mempunya perilaku yang ada dalam Posyandu tidak
yang cukup teratur pula. Faktor- begitu penting, walaupun tidak
faktor yang mempengaruhinya semua responden yang
di antaranya yaitu terlihat dari mempunyai tingkat sosial yang
pandangan atau persepsi ibu tinggi beranggapan demikian,
yang cukup baik tentang tetapi sebagian besar dari
Posyandu, sehingga ibu mau mereka menganggap bahwa
dan perlu datang mengunjungi pelayanan dalam Posyandu
Posyandu untuk memantau sangat kurang karena di
status perkembangan dan Posyandu cuma sekedar datang
kesehatan balitanya. Selain itu dan mengukur tinggi badan dan
juga karena memang tingkat berat badan balita saja, apa lagi
kepedulian dan partisipasi para kader-kadernya juga cuma
masyarakat masih tergolong dari kalangan masyarakat biasa
cukup tinggi hal ini dapat yang tidak mempunyai latar
terlihat dari keaktifan ibu dalam belakang pendidikan kesehatan,
mengikuti penyuluhan dan sehingga mereka lebih memilih
kegiatan-kegiatan lainnya yang lagsung datang ke dokter
ada dalam Posyandu. daripada datang ke Posyandu,
Responden yang memiliki karena fasilitas dan
perilaku yang baik tentang pelayanannya juga sudah
Posyandu, mayoritas mereka komplit.
melakukan kunjungan dengan Faktor lain yang
teratur setiap bulannya. Faktor mempengaruhi yaitu status
yang mempengaruhinya yaitu pekerjaan responden.
kemampuan ibu dalam mencari Responden yang setiap harinya
dan menyerap informasi tentang harus di sibukan dengan
balita sehat dengan baik, pekerjaannya, secara otomatis
sehingga ibu merasa kalau akan mengalami kesulitan
Posyandu bukan hanya sekedar dalam meluangkan waktunya
rutinitas bulanan yang berada untuk membawa balitanya ke
dalam pengawasan Puskesmas, Posyandu, sehingga mereka
akan tetapi ibu memang merasa akan kekurangan informasi
bahwa semua kegiatan yang ada tetang status pertumbuhan dan
di Posyandu itu memang sangat perkembangan kesehatan
penting untuk di ikuti guna balitanya karena mereka tidak
memantau status pertumbuhan mengikuti penyuluhan dan
dan perkembangan kesehatan semua kegiatan yang ada dalam
balitanya. Posyandu, padahal semua
Responden yang kegiatan tersebut sangat penting
mempunyai persepsi yang tidak dan bermanfaat buat balitanya.
baik tentang Posyandu Berdasarkan dalam data dari
mayoritas perilaku Tabel. 3.7 juga di ketahui
kunjungannya juga tidak teratur, bahwa ada responden yang
faktor yang mempengarhinya memiliki perilaku kunjungan
salah satunya yaitu tingkat yang teratur ke Posyandu
sosial responden. Responden padahal persepsi mereka
tentang Posyandu tergolong obyek yang dipahami sesuai
tidak baik. Faktor yang dengan kebutuhan atau
mempengaruhinya yaitu jarak keinginannya maka akan
tempat tinggal responden menimbulkan motivasi untuk
dengan lokasi kerja Posyandu bertindak. Jika ibu memiliki
yang dekat, mereka takut persepsi yang benar mengenai
menjadi bahan omongan oleh Posyandu, maka ibu akan
orang lain kalau tidak datang merasa perlu untuk pergi ke
sedangkan rumah mereka lebih Posyandu. Hal ini terjadi karena
dekat dibandingkan dengan perilaku manusia merupakan
rumah responden yang lainnya, refleksi dari berbagai gejala
sehingga mereka mau ikut kejiwaan seperti persepsi di
berpartisipasi dalam kegiatan di samping faktor lain seperti
Posyandu setiap bulannya. pengetahuan, keinginan,
Berdasarkan uji statistik kehendak, minat atau motivasi
kendal tau di dapatkan nilai maupun sikap pengalaman,
sebesar 0,43 dengan taraf keyakinan, sarana fisik, sosio-
signifikasi atau 0,004 budaya masyarakat dan
lebih kecil dari nilai sebagainya.
0,005 atau sehingga Hasil dalam penelitian ini
dapat di simpulkan bahwa sesuai dengan Muldiyati (2008)
terdapat hubungan antara dan Dewi (2010). Muldiyati
persepsi ibu tentang posyandu (2008) dalam penelitiannya
dengan perilaku kunjungan ibu yang berjudul “Hubungan
ke Posyandu Balita di Posyandu antara tingkat pendidikan,
Mawar di Dusun Soragan, tingkat pendapatan, dan
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, persepsi ibu tentang Posyandu
Yogyakarta tahun 2011. dengan tingkat partisipasi ibu
Hasil penelitian ini dalam kegiatan Posyandu di
memberikan gambaran yang RW IX Desa Lesmana
sesuai dengan teori Poerdji Kecamatan Ajibarang
(2002) di mana ternyata tingkat Kabupaten Banyumas”
persepsi ibu memang memiliki menemukan bahwa ternyata
pengaruh terhadap kunjungan tidak ada hubungan yang
balita ke Posyandu. Semakin signifikan antara tingkat
baik persepsi ibu mengenai pendidikan dengan tingkat
posyandu maka akan semakin partisipasi ibu di Posyandu,
baik pula perilaku kunjungan juga tidak ada hubungan yang
ibu ke posyandu sehingga signifikan antara tingkat
terjadi hubungan yang linier di pendapatan dengan tingkat
antara kedua variabel tersebut. partisipasi ibu di Posyandu.
Konsep tersebut sesuai Namun hubungan yang
dengan Green (dalam signifikan terdapat pada tingkat
Notoatmodjo, 2003) yang persepsi dan tingkat partisipasi.
menjelaskan bahwa perilaku Diketahui tingkat persepsi ibu
terbentuk dengan d dahului oleh terhadap Posyandu ada pada
faktor pendahulu (predisposing kategori baik (97,5%) dan
factors) seperti persepsi, tingkat partisipasi ibu di
pengetahuan, sikap dan Posyandu juga tercatat tinggi
keyakinan. Artinya, ketika yakni 11 kali dalam setahun
sehingga terjadi hubungan yang merencanakan penelitian di
signifikan linier diantara laksanakan dalam sehari, akan
keduanya. tetapi ada beberapa responden
Dewi (2010) dalam yang tidak bisa di ambil
risetnya yang berjudul datanya karena tidak berada di
“Hubungan Pengetahuan, Sikap rumah, sehingga akhirnya
dan Persepsi Ibu dengan penelitian di lakukan selama 3
Pemenuhan Kecukupan Gizi hari.
Balita” sebagai hasil studinya di
Posyandu Delima Desa Tiron F. KESIMPULAN
Kabupaten Kediri juga
menemukan hal yang serupa. Berdasarkan hasil
Dimana tidak ada hubungan penelitian dan pembahasan dapat
yang signifikan antara tingkat di simpulkan sebagai berikut:
pengetahuan dengan 1. Sebagian besar responden
pemenuhan kecukupan gizi, (47,5%) responden adalah ibu
akan tetapi hubungan yang yang memiliki perilaku
signifikannya terdapat pada kunjungan ke Posyandu yang
sikap dan pemenuhan cukup teratur.
kecukupan gizi dengan nilai 2. Sebagian besar responden (65%)
signifikasi 0,028 serta hubungan responden adalah ibu yang
antara persepsi ibu dengan memiliki persepsi cukup baik
pemenuhan kecukupan gizi tentang Posyandu.
dengan nilai signifikasi 0,031. 3. Ada hubungan antara persepsi
ibu tentang Posyandu dengan
E. Keterbatasan Penelitian perilaku kunjungan Balita ke
Posyandu Mawar di Dusun
Dalam penelitian ini terdapat Soragan Ngestiharjo Kasihan
beberapa keterbatasan yang Bantul Yogyakarta yang di
menjadikan hasil penelitian ini tunjukkan dengan nilai sebesar
belum maksimal sehingga masih 0,43 dengan taraf signifikasi atau
memerlukan perbaikan untuk 0,004 lebih kecil dari nilai
penyempurnaan hasil penelitian ini. 0,005 atau .
Keterbatasan-keterbatasan yang di
alami peneliti selama melakukan G. SARAN
penelitian yaitu:
1. Penelitian di lakukan 1. Bagi responden
bersamaan dengan kegiatan Bagi responden yang memiliki
Posyandu sehingga Peneliti persepsi dan perilaku kunjungan
tidak bisa mengendalikan ke Posyandu dengan kriteria
situasi atau kegaduhan yang baik untuk tetap di pertahankan,
terjadi pada saat pelaksanaan sedangkan untuk responden
penelitian berlangsung karena dengan kriteria cukup baik dan
ada beberapa balita yang kurang di sarankan untuk
menangis sehingga situasinya meningkatkan kunjungan ke
menjadi kurang kondusif. Posyandu setiap bulannya agar
2. Waktu dalam pelaksanaan status kesehatan balitanya
penelitian tidak sesuai dengan terpantau dengan baik.
perencanaan yang sudah di
rencanakan oleh peneliti.
Sebelumnya peneliti
H. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2000, Panduan
Penggunaan Kartu Menuju
Adisasmito, W., (2008). Sistem Sehat (KMS) Balita Bagi
Kesehatan, PT. Raja Grafindo Petugas Kesehatan, Jakarta
Pesada, Jakarta.
Dewi & Intan Candra (2010).
Amaliayanti, R. (2006), Hubungan Hubungan Pengetahuan, Sikap
Tingkat Pengetahuan Remaja dan Persepsi Ibu Dengan
tentang Reproduksi Sehat Pemenuhan Kecukupan Gizi
dengan Persepsi Pernikahan Balita. Tesis (tidak diterbitkan)
Usia Muda di dusun Pulerejo Surakarta: Magister
Selomartani Kalasan Sleman Kedokteran Keluarga Profesi
Yogyakarta Tahun 2006, Pendidikan Kesehatan,
Skripsi (Tidak diterbitkan), Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Program Studi Surakarta.
Ilmu Kebidanan, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Djamin & Hastoety S,P. (2002),
‘Aisyiyah Yogyakarta. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Balita
Arindita, S. (2003), Hubungan antara Berkunjung ke Posyandu,
Persepsi Kualitas Pelayanan dalam
dan Citra Bank dengan http://digilib.litbang.depkes.go.
Loyalitas Nasabah, Skripsi id, diakses tanggal 12 januari
(tidak diterbitkan). Surakarta: 2011
Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hamka, M. (2002). Hubungan Antara
Persepsi Terhadap Pengawasan
Avicenna. (2009), Jenis-jenis Kerja dengan Motivasi
Posyandu, dalam Berprestasi. Skripsi (Tidak
http://www.rajawana.com/artik diterbitkan). Surakarta:
el/ kesehatan 436 Fakultas Psikologi, Universitas
Posyandu.html, diakses tanggal Muhammadiyah Surakarta.
12 Januari 2011
Muldiyati, S. (2008), Hubungan
Darmawan & Ede Surya, 2008, Studi Antara Tingkat
Penerapan Sistem Informasi Pendidikan, Tingkat
Posyandu, Ditjen BPM – PT Pendapatan dan Persepsi
Makara Cita Cipta, Jakarta Ibu Tentang Posyandu di
RW IX Desa Lesmana
Depkes RI, 2007, Modul Surveilans
Kecamatan Ajibarang
KIA : Peningkatan Kapasitas
Kabupaten Banyuman,
Agen Perubahan dan
Skripsi (Tidak diterbitkan).
Pelaksanaan Program
Semarang: Program Studi
Kesehatan Ibu dan Anak.
Ilmu Keperawatan,
Dirjen Bina Kesehatan
Universitas
Masyarakat, Jakarta
Muhammadiyah
Depkes RI, 2009, Rencana Semarang.
Pembangunan Kesehatan
Notoatmodjo, S. (2003), Pendidikan
Menuju Indonesia Sehat 2015,
Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Depkes RI
Rineka Cipta, Jakarta
Notoadmojo, S. (2003), Ilmu Siswono, 2005, Posyandu, Pos
Kesehatan Masyarakat Terdepan Mendeteksi
“Prinsip-Prinsip Dasar ”, Gangguan Kesehatan di
Rineka Cipta, Jakarta. indonesia, 18 februari 2011,
dalam www.gizi.com, diakses
Notoadmojo, S. (2007), Kesehatan tanggal 12 januari 2011
Masyarakat “Ilmu dan Seni”,
Rineka Cipta, Jakarta. Su’adah, L, Y. (2003), Pengantar
Psikologi Umum, UMM Press,
Perry & Potter. (2005), Fundamenatal Malang.
Keperawatan, Jakarta.
Sugiyono, Prof. Dr. (20070, Statistik
Prajaningtyas, E. (2007), Hubungan Untuk Penelitian, CV Alfabeta,
Tingkat Pengetahuan Ibu Bandung.
Tentang Posyandu dengan
Frekuensi Kunjungan Sulistiyorini, C,I. (2010), Posyandu
Posyandu Balita di Posyandu dan Desa Siaga, Nuha Medika,
Rindangkasih Paten Sleman Yogyakarta.
Yogyakarta, Skripsi (Tidak
diterbitkan), Yogyakarta, Wahid. (2007), Promosi Kesehatan,
Program Studi Ilmu Graya Ilmu, Yogyakarta.
Kebidanan, Sekolah Tinggi
Wahid. (2009), Ilmu Kesehatan
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Masyarakat, Salemba Medika,
Yogyakarta.
Jakarta.
Riwidikdo, H. (2010), Statistik untuk
Walgito, B. (2001), Pengantar
Penelitian Kesehatan dengan
Psikolog Umum, Yayasan
Aplikasi Program R dan SPSS,
Penerbit Psikologi, Jakarta.
Pustaka Rihama, Yogyakarta.
Zulkifli. (2003), Posyandu dan Kader
Sembiring. (2004), Posyandu Sebagai
Kesehatan, dalam
Sarana Peran Serta
www.library.Usu.ac.id ,diakses
Masyarakat dalam Usaha
tanggal 20 januari 2011
Peningkatan Kesehatan
Masyarakat, Salemba Medika,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai