OLEH
KELOMPOK 1
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
“Epidemiologi Penyakit Jantung” ini dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai“Epidemiologi Penyakit Jantung. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Jenis penyakit
yang menyumbang angka mortalitas terbanyak pada kelompok penyakit tidak menular
adalah penyakit kardiovaskular(Riet et al., no date).
Berbeda dengan negara maju yang angka kematian akibat penyakit jantung koroner
menurun dengan cepat, justru meningkat di negara berkembang. Peningkatan ini didorong
oleh industrialisasi, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup terkait dan disebut transisi
epidemiologis.Transisi ini mempengaruhi negara maju, termasuk negara-negara Eropa
dan Amerika Utara, pada awal abad ke-20 dan menyebar ke negara-negara berkembang
50 tahun kemudian(Gupta, 2016).
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Gambaran Umum Epidemiologi Penyakit Jantung
2. Untuk mengetahui Frekuensi Epidemiologi Penyakit Jantung
3. Untuk mengetahui Distribusi Epidemiologi Penyakit Jantung
4. Untuk mengetahui Determinan Epidemiologi Penyakit Jantung
5. Untuk mengetahui Faktor Risiko Epidemiologi Penyakit Jantung
6. Untuk mengetahui Patofisiologi Epidemiologi Penyakit Jantung
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
merujuk pada proses patologis yang mempengaruhi arteri koroner (biasanya
aterosklerosis) sementara PJK mencakup diagnosis angina pektoris, MI, dan iskemia
miokard diam (3). Pada gilirannya, kematian akibat PJK akibat PJK. Untuk tujuan
kesederhanaan, di sini kita akan menyebut CAD sebagai CHD(Sanchis-gomar et al.,
2016).
Penyakit jantung terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu arteri
jantung. Aliran darah yang rendah menyebabkan jantung kekurangan oksigen, sehingga
merusak atau membunuh sel-sel jantung. Penyumbatan tersebut terjadi ketika arteri
menyempit, disebabkan oleh munculnya substansi yang disebut plak sepanjang dinding
arteri. Kadangkadang plak tersebut retak dan memicu bekuan darah. Penyakit jantung
memiliki gejala yang khas, yaitu nyeri dada(Tiani, 2015).
Ada beberapa macam penyakit jantung yang diderita yaitu sebagai berikut:.
4
adalah kelainan pada struktur jantung yang umumnya muncul sejak lahir.
Kelainan jantung ini bisa mengubah struktur, susunan arteri, pembuluh darah, dinding
jantung, katup jantung, dan hal-hal lainnya terkait fungsi jantung.
4. Serangan jantung
Serangan jantung adalah kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke
jantung terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan.
Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung coroner
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah
ke seluruh tubuh. Bila berlangsung dalam jangka panjang, gagal jantung dapat
memicu komplikasi serius yakni henti jantung, edema paru, gagal hati, dan gagal
ginjal.Gagal jantung adalah penyakit jantung yang berkembang perlahan-lahan secara
bertahap. Kondisi ini biasanya diawali oleh adanya penyakit penyerta lain, seperti
tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes, dan penyakit jantung
bawaan
2.2. Frekuensi Epidemiologi Penyakit Jantung
PTM pada data berikut adalah orang yang didiagnosis PTM di Puskesmas
bersumber dari data sistem informasi surveilans PTM berbasis FKTP (web based) dan
dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
1. Jantung koroner
a. Menurut Sistem Informasi Surveilans PTM
Diagnosis PJK yang bersumber pada Sistem Informasi PTM berbasis web
mencapai 4.920 terbesar pada perempuan 2.600. Jumlah diagnosis PJK menurut
kelompok umur, terbesar pada kelompok lanjut usia (umur _60 tahun) sebesar 2.228
Jumlah kasus Penyakit Jantung Koroner (Infark Miokard Akut dan Penyakit
Jantung Iskemik) yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia (SIRS 2015) lebih
banyak pada laki-laki (32.314 kasus) dibanding perempuan (18.846 kasus). Menurut
5
kelompok umur, kasus penyakit jantung koroner terbanyak di RS adalah kelompok
umur 45-64 tahun sebanyak 29.074 kasus
2. Gagal Jantung
a. Data Sistem Informasi Surveilans PTM
Penyakit Gagal Jantung pada Sistem Informasi PTM berbasis web mencapai
4.161 kasus, terbesar pada kelompok perempuan mencapai 2.247 kasus. Sedangkan
menurut kelompok umur, diagnosis gagal jantung terbesar pada kelompok lanjut usia
(umur _60 tahun) sebesar 1.880.
Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh
pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih
tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang
dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan
pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi
dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang
satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Selain PJK, PJB merupakan kelainan bawaan yang paling sering ditemukan. Angka
kejadian PJB di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,2 juta kasus dari 135 juta
kelahiran hidup setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 300.000 kasus
dikategorikan PJB berat yang membutuhkan operasi kompleks agar dapat bertahan hidup.
Sementara di Indonesia, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari
4,8 juta kelahiran hidup (9 : 1000 kelahiran hidup) setiap tahunnya.2
Jumlah kasus dengan diagnosis Gagal Jantung yang dirawat inap di Rumah Sakit
diIndonesia (SIRS 2015) lebih banyak pada laki-laki (25.508 kasus) daripada
perempuan (24.507 kasus). Menurut umur, kasus gagal jantung terbanyak pada
kelompok usia 45-64 tahun sebesar 24.283 kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal
sebanyak 4.996 orang.Jumlah kasus Gagal Jantung yang dirawat inap di Rumah Sakit
6
di Indonesia (SIRS 2015) berdasarkan provinsi, terbanyak di Provinsi Jawa Tengah
8.658
2.3. Distribusi Epidemiologi Penyakit Jantung
Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan
oleh Penyakit Tidak Menular (39,5 juta dari 56,4 kematian). Dari seluruh kematian akibat
Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit jantung dan
pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian. Riskesdas 2018 menunjukkan
prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%,
dengan peringkat prevalensi tertinggi
1. Aceh (1,6%),
2. Sumatera Barat (1,6%),
3. DKI Jakarta (1,9%),
4. Jawa Barat (1,6%),
5. Jawa Tengah (1,6%),
6. Kalimantan Timur (1,9%),
7. Sulawesi Utara (1,8%) dan
8. Sulawesi Tengah (1,9%).
Berdasarkan jenis kelamin, Prevalensi PJK lebih tinggi pada perempuan (1,6%)
dibandingkan pada laki-laki (1,3%). Sedangkan jika dilihat dari sisi pekerjaan, ironisnya
penderita Penyakit Jantung tertinggi terdapat pada aparat pemerintahan, yaitu
PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD dengan prevalensi 2,7%. Begitu pula, jika dilihat dari
tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita Penyakit Jantung dengan
prevalensi 1,6% dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3%.
7
Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 menunjukkan PJK
merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, yaitu sebesar 12,9% dari
seluruh penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
8
bersangkutan. Tetapi ia akan lebih memiliki kemungkinan terkena penyakit tersebut
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki faktor risiko
c. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita penyakit jantung (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena penyakit jantung. Tentunya faktor
genetik ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian
menyebabkan seseorang menderita penyakit jantung. Faktor genetik juga
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel(Sulis,
2015)
2. Faktor Risiko yang Dapat Diubah
a. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok
Salah satu faktor perilaku tidak sehat yang sering dikaitkan dengan
kejadian penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok. Pedoman
Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang dikeluarkan
9
Departemen Kesehatan pada tahun2007 menyebutkan bahwa kebiasaan merokok
bukan merupakan faktor risiko utama penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner. Namun diperkirakan dalam perkembangannya beberapa tahun kedepan
akan menjadi faktor risiko utama bersama dengan faktor risiko utama lainnya
seperti hipertensi, kolesterol,
dan diabetes mellitus (Depkes RI, 2007).
b. Diabetes
Diabetes merupakan salah satu faktor risiko penting terjadinya penyakit
jantung koroner. diabetes mellitusdi di Indonesia salah satu prioritas
pengendalian PTM, karena jika diabetes mellitus tidak dikelola dengan baik maka
akan menimbulkan PTM lanjutan seperti jantung, stroke, gagal ginjal, dsb
(Rosdiana, 2017).Semakin lama seseorang menderita DM maka semakin mudah
penderita DM mengalami komplikasi (Lathifah, 2017). Diabetes mellitusyang
tidak dikelola dengan baik mengakibatkan komplikasi yang bersifat kronik salah
satunya yaitu komplikasi makroangiopati. Makroangiopati diabetik mempunyai
gambaran histopatologi berupa aterosklerosis yang pada akhirnya menyebabkan
10
penyumbatan vaskuler. Bila mengenai arteri perifer, maka dapat menyebabkan
insufisiensi intravaskuler perifer, gangren extremitas, serta insufisiensi serebral
dan stroke. Bila mengenai arteri koronaria dan aorta, maka dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner (Utami and Azam, 2019).
Penderita diabetes mellitus memiliki kadar glukosa yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan viskositas darah. Meningkatnya viskositas darah ini dapat
menyebabkan kerja jantung lebih berkerja keras. Selain itu tingginya glukosa
akan diiringi pula meningkatnya kadar lemak yang menempel di dinding
pembuluh darah. Adanya lemak ini akan menyebabkan menyempitnya pembuluh
darah sehingga aliran darah dapat terganggu. Adanya lemak yang menempel juga
akan menyebabkan pembuluh darah yang menjadi keras dan penyumbatan
pembuluh darah (Nugroho, 2017).
c. .Konsumsi Kopi
d.obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat badan lebih dari 20%
berat badan normal atau indeks masa tubuh (IMT) yaitu suat angka yang didapat
dari hasil berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter
kuadrat.Berat badan normal bila IMT anatara 18,5-24,9kg/m2, Berat badan lebih
dan obesitas disebut obesitas umum.
11
Fakta menunjukkan bahwa distribusi lemak tubuh berperan penting dalam
peningkatan faktor risiko penyakit jantung. Penumpukan lemak dibagian sentral
tubuh akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Lingkar perut laki-laki >90 dan
>80 cm untuk perempuan (obesitas sentral) akan meningkatkan risiko penykit
jantung.
e. pola makan
Dewasa ini, perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang
tidak sehat dan tidak seimbang karena mengandung kalori, lemak, protein, dan
garam tinggi, tetapi rendah serat pangan . jenis makanan ini membawa
konsekuensi terhadap perubahan status gizi menuju gizi lebih dan obesitas
(kelebihan berat badan)yang memicu perkembangnya penyakit degenerative
sperti penyakit janatung dan pembuluh darah, khususnya penyakit jantung
coroner.
12
b. Ventricular Septal Defect (VSD), dimana septum ventrikel mengalami defek.
c. Atrioventricular Septal Defect (AVSD) parsial atau komplit
d. Patent Ductus Arteriosus (PDA), duktus arteriosus tidak menutup sehingga
sebagian darah dari ventrikel kanan dan dari aorta bercampur.
2. Pirau Kanan ke Kiri (Sianotik)
Pada penyakit jantung bawaan dengan pirau dari bilik kanan ke kiri, terjadi
gangguan pada saturasi oksigen yang dialirkan ke sirkulasi sehingga pada pasien akan
didapatkan sianosis. Contoh penyakit jantung bawaan dengan pirau kanan ke kiri
adalah :
a. Tetralogy of Fallot (TOF), yang meliputi gabungan antara VSD yang lebar,
obstruksi keluaran ventrikel kanan yang biasanya disebabkan oleh stenosis
pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan
b. Transposition of great arteries (TGA), aorta muncul dari ventrikel kanan dan
arteri pulmonal muncul dari venrikel kiri. Biasanya disertai dengan PDA
c. Persistent Trunchus Arteriosus
d. Hypoplastic Left Heart, biasanya dengan atresia mitral dan aliran darah ke aorta
adalah dari arteri pulmonal melalui duktus arteriosus
e. Hypoplastic Right Heart
3. Lesi Obstruktif Murni
Lesi obstruktif murni pada penyakit jantung bawaan diantaranya adalah stenosis
katup pulmonal, stenosis katup aortal, dan koarktasio aorta dimana terdapat
penyempitan pada bagian aorta.
4. Anomali Arteri Koroner
Penyakit jantung bawaan juga dapat berupa anomali arteri koroner, walaupun
kelainan ini lebih jarang terjadi. Anomale arteri koroner dapat terjadi pada left main
coronary artery (LMCA) dari arteri pulmonal, left main coronary artery (LMCA) dari
sinus Valsalva kanan, dan right main coronary artery dari sinus Valsalva kiri
b. Patofisiologi penyakit jantung coroner
Penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa –sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada pembuluh
darah. Hal ini akan terjadi kekurangan supply oksigen dan nutrisi sehingga
13
menimbulkan infark myocard. Kolesterol dibawa oleh beberapa lipoprotein antara
lain VLDL (Very Low Density Lipoprotein) sebagai pengangkut dan salah satu
penumpangnya yaitu trigliserida, LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High
Density Lipoprotein) membawa hampir semua kolesterol. HDL akan menurunkan
resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL (Low
Density Lipoprotein) akan mempengaruhi resiko penyakit jantung koroner ( Maulana,
2008).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan karena baik organ jantung
maupun pembuluh darah mengalami gangguan dan tidak dapat berfungsi secara normal
sehingga menyebabkan munculnya penyakit seperti penyakit jantung koroner, penyakit
jantung rematik, penyakit jantung ckongenital,stroke, dan gagal jantung
2. Diagnosis PJK yang bersumber pada Sistem Informasi PTM berbasis web mencapai
4.920 terbesar pada perempuan 2.600. Jumlah diagnosis PJK menurut kelompok umur,
terbesar pada kelompok lanjut usia (umur _60 tahun) sebesar 2.228. Menurut kelompok
umur, kasus penyakit jantung koroner terbanyak di RS adalah kelompok umur 45-64
tahun sebanyak 29.074 kasus
3. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter
di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi Provinsi Kalimantan
Utara 2,2%, DIY 2%, Gorontalo 2%. Berdasarkan jenis kelamin, Prevalensi PJK lebih
tinggi pada perempuan (1,6%) dibandingkan pada laki-laki (1,3%). Sedangkan jika
dilihat dari sisi pekerjaan, ironisnya penderita Penyakit Jantung tertinggi terdapat pada
aparat pemerintahan, yaitu PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD dengan prevalensi 2,7%.
14
4. Penyakit jantung koroner, disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di jantung.
Infeksi jantung (endokarditis), umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Bakteri yang
paling umum ditemui sebagai penyebabnya adalah infeksi bakteri Streptococcus beta
hemolyticus grup A.
5. Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko
timbulnya penyakit yang bersangkutan. Faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu faktir
risiko tidak dapa diubah contohnya umur, jenis kelamin dan keturunan. Sedangkan faktor
risiko yang dapat diubah yaitu kebiasaan merekok, diabetes, obesitas, pola makan,
konsumsi kopi.
6. Secara umum penyakit jantung bawaan dibagi dua menjadi penyakit jantung asianotik
dan sianotik. Penyakit jantung sianotik terjadi bila terdapat hubungan pirau sehingga
darah mengalir dari sirkulasi jantung kanan ke kiri. Sebaliknya pada penyakit jantung
asianotik, hubungan pirau terjadi dari kiri ke kanan. Karena perbedaan pirau ini, penyakit
jantung bawaan diklasifikasikan menjadi penyakit jantung bawaan dengan pirau kiri ke
kanan (asianotik), pirau kanan ke kiri (sianotik), lesi obstruktif murni, dan anomali arteri
koroner.
1.2. Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatannya untuk itu
dibtuhkan saran dan kritik yang membangun bagi pembaca agar kedepannya dalam
pembuatan makalah dapat lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, P.S., 2017. Hubungan Diabetes mellitus dengan Penyakit Jantung Koroner
(Analisis Data Baseline Kohort PTM Tahun 2011). Tesis.Jakarta: Universitas Indonesia.
Diastutik, D. and Timur, J. (2016) ‘Proporsi karakteristik penyakit jantung koroner pada
perokok aktif berdasarkan karakteristik merokok’, (August), pp. 326–337. doi:
10.20473/jbe.v4i3.
Gupta, R., Mohan, I. and Narula, J. (2016) ‘Trends in Coronary Heart Disease
Epidemiology in India’, Annals of Global Health. Elsevier Inc, 82(2), pp. 307–315. doi:
10.1016/j.aogh.2016.04.002.
Riet, E. E. S. Van et al. (no date) ‘Epidemiology of heart failure : the prevalence of heart
failure and ventricular dysfunction in older adults over time . A systematic review’, pp.
242–252.
Sulis, tiani (2015) ‘Determinan penyakit jantung dan pembuluh darah pada pasien
jantung dan poli penyakit dakam di RSD Dr. Soebandi Jember’.
16
Tiani, S., Wahjudi, P. and Wati, D. M. (2015) ‘Determinan Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah Pasien Rawat Jalan Poli Jantung dan Poli Penyakit Dalam RSD dr .
Soebandi Jember Cardiovascular and Internal Medicine Outpatients Clinic’, 3(3).
17