MAKALAH
“MANAJEMEN LOGISTIK”
OLEH :
HERLINAYANTI
J1A118136
AKK 2018
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen
Logistik” ini dengan tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan atas bantuan
dari pihak yang telah mendukng serta membantu selama proses pembuatan
makalah ini hingga selesai.
Kami berharap dengan adanya makalah ini bisa memberikan manfaat serta
edukasi atau pemahaman bagi masyarakat yang masih kurang pengetahuan nya
tentang “Manajemen Logistik”.Kami juga menyadari dengan sepenuh hati bahwa
terdapat ketidaksempurnaan atau kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu,
kami sangat meminta kritik dan saran dari para pembaca agar makalah berikutnya
dapat lebih baik lagi.Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II PENYIMPANAN......................................................................................19
A. Pengertian Penyimpanan.............................................................................19
B. Tujuan Penyimpanan...................................................................................22
C. Fungsi Penyimpanan...................................................................................23
A. Pengertian Distribusi...................................................................................32
B. Tujuan Distribusi.........................................................................................35
C. Kegiatan Distribusi.....................................................................................36
A. Pengertian Pemeliharaan.............................................................................52
B. Tujuan Pemeliharaan...................................................................................54
C. Manfaat Pemeliharaan.................................................................................54
G. Jenis Pemeliharaan......................................................................................63
iii
I. Tahapan Pemeliharaan...............................................................................65
A. Pengertian Pencatatan.................................................................................82
B. Pelaporan.....................................................................................................85
D. Alur Laporan...............................................................................................91
E. Periode Laporan..........................................................................................97
B. Tujuan Pengendalian.................................................................................103
A. Kesimpulan...............................................................................................113
B. Saran..........................................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007)
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan
dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
biaya serendah-rendahnya.Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah:
Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,
pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
1
Penyimpanan dilakukan agar p ersediaan dalam keadaan stabil, terjaga
kualitasnya, mudah dicari, mudah diawasi, dan terjaga keamanannya.
Penyimpanan barang logistik dapat dilakukan dengan metode FIFO (First In
First Out), Fast and slow moving, sistem abjad, dan kelompok barang
(Subagya, 1994). Dalam melakukan penyimpanan ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu penyediaan tempat dan penentuan tempat (B.O. Harahap,
1992). Hal ini ditujukan agar fungsi penyimpanan dapat berjalan dengan
benar.Penyimpanan logistik umumnya dilakukan di sebuah gudang.Saat ini,
fungsi gudang telah berkembang, tidak hanya sebagai tempat penyimpanan.
Banyak organisasi yang memanfaatkan gudang sebagai tempat melakukan
berbagai kegiatan yang terkait proses penerimaan, put away, storing, picking,
and delivering (Widiyanto dan Tenaka dalam PPM dan Asosiasi Logistik
Indonesia, 2011).
2
produk-produk yang memiliki pergerakan tinggi dan memiliki bobot yang
lebih berat harus diletakkan di dekat pintu gudang, aisle utama, dan pada
posisi bawah jika diletakkan dalam rak (Widiyanto dan Tenaka dalam PPM
dan Asosiasi Logistik Indonesia, 2011). Untuk obat- obatan tertentu yang
membutuhkan penyimpanan khusus, biasanya disimpan dalam sebuah
kulkas atau lemari pendingin. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan
usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat
penyimpanan.
3
memperluas arus barang atau jasa mulai dari produsen sampai ketangan
konsumen sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Pemilihan
proses distribusi merupakan suatu masalah yang sangat penting sebab
kesalahan dalam pemilihan proses distribusi dapat memperlambat proses
penyaluran barang atau jasa sampai ketangan konsumen atau pemakai. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai pengertian distribusi, berikut ini
dikemukakan pendapat dari beberapa ahli antara lain :
4
Sedangkan menurut Fandi Tjiptono (2002 : 73), distribusi diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai.
Ditinjau dari bagian-bagiannya, distribusi merupakan suatu sub sistem yang
saling bekerja sama untuk membentuk suatu sistem yang sesuai dengan
tujuan tertentu. Sistem ini harus diawasi agar dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Secara sederhana sistem ini juga merupakan seperangkat elemen
yang saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu.
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak setel
ah sediaandisiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat, dokter atau
profesional pelayanankesehatan lain untuk diberikan kepada penderita.
Sistem pendistribusian obat yang dibuatharus mempertimbangkan efisiensi
penggunaan sarana, personel, waktu dan men"egahkesalahan atau
kekeliruan.Sistem ini melibatkan sejumlah prosedur, personel dan fasilitas.
Sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana, p
ersonel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan berorientasi
penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat dan informasinya kepada
penderita. Sistem distribusi obat dirumah sakit men"akup penghantaran
sediaan obat yang telah didispensing IFRS ke daerahtempat perawatan
penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita,ketepatan
jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian, keutuhan mutu obat dan
ketepatan personel pemberi obat.
5
distributor.Dalam kegiatan ekonomi, distribusi adalah suatu kegiatan yang
berada di antara sampai ke tangan konsumen.Barang yang sudah dihasilkan
oleh produsen supaya sampai ke tangan konsumen memerlukan adanya
lembaga yang biasa disebut dengan distributor.
6
Menurut Subagya Malaya Suganda dalam Manajemen Logistik
,mengatakan penghapusan barang inventaris adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan / menghilangkan barang-barang dari daftar
inventaris karena barang itu sudah dianggap tidak mempunyai nilai guna atau
sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk
kepentingan dinas, misalnya rusak, susut, mati atau biayanya terlalu mahal
bila dipelihara / diperbaiki.
7
dipertanggungjawabkan.Secara lebih operasional, penghapusan logistik
merupakan pengakhiran fungsi logistik dengan pertimbangan- pertimbangan
dan argumentasi- argumentasi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.Dengan demikian, dalam kegiatan
penghapusanlogistik harus mempertimbangkan alasan-alasan normative
tertentu.
8
interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan.SP2TP/SIMPUS dapat
juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di
puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang
harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas
dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi
dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek
teknis dan non teknis.
9
saja.Karena atasan harus membuat laporan kepada atasannya lagi. Laporan
yang disampaikan kepada atasan tidak harus berupa uraian lengkap seperti
memorandum akhir jabatan, atau tidak juga seperti laporan penelitian yang
wujudnya tebal dengan sistematika baku, tetapi dapat disusun mulai dari
bentuk yang paling sederhana sampai yang paling lengkap.
Laporan berisi informasi yang didukung oleh data yang lengkap sesuai
dengan fakta yang ditemukan.Data disusun sedemikian rupa sehingga akurasi
informasi yang kita berikan dapat dipercaya dan mudah dipahami.
10
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk menjaga
pelaksanaan setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan
pemakaian/pengguna logistik maupun hasil/out put pengelolaan. Sedangkan
secara lebih operasional pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan.
11
yang sama dengan pengendalian logistik, hanya saja pemakaian istilahnya
saja yang berbeda.
Jadi, pengawasan logistik itu sendiri secara lebih nyata dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan atau proses yang termasuk dalam fungsi manajemen
logistik dan juga merupakan fungsi kunci yang di dalamnya terdapat beberapa
kegiatan tang berkaitan dengan koreksi dan evaluasi terhadap kegiatan
manajemen logistik lainnya agar nantinya tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang akan merugikan organisasi.
12
Menurut konsep modern kontrol adalah tindakan meramalkan
sedangkan konsep awal pengendalian hanya digunakan ketika kesalahan
terdeteksi.Kontrol dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur
kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif.
13
sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus
perubahan dalam globalisasi ekonomi.
14
diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan unsur-unsur
manajemen efektif dan efisien.
15
mengakibatkan peranan distribusi makin penting karena barang yang ada
didalam negeri tetapi juga konsumen yang ada diluar negeri.
16
Puskesmas antara lain sumber daya manusia (SDM), pengelolaan sediaan
farmasi, pelayanan farmasi klinik dan mutu pelayanan/tingkat kepuasan
konsumen (Anonim, 2006).
17
Pengukuran kepuasan pengguna jasa kesehatan merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan. Kepuasan pelanggan
atas produk akan mempengaruhi pola perilaku selanjutnya seperti minat beli
ulang produk. Beberapa penelitian menemukan bahwa pasien yang merasa
puas atas pelayanan kesehatan berminat melakukan kunjungan ulang (Pohan,
2006).
18
BAB II
PENYIMPANAN
A. Pengertian Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.Penyimpanan berfungsi
untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi
sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-
rendahnya.Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan,
pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas
barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian
barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri(Mokalu, 2019).
19
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat (Depkes RI, 2007).
20
melakukan kegiatan lainnya seperti pendistribusiaan dan pemeliharaan
barang, serta menghindari hal- hal yang dapat merusak barang. Untuk
produk-produk yang memiliki pergerakan tinggi dan memiliki bobot yang
lebih berat harus diletakkan di dekat pintu gudang, aisle utama, dan pada
posisi bawah jika diletakkan dalam rak (Widiyanto dan Tenaka dalam PPM
dan Asosiasi Logistik Indonesia, 2011). Untuk obat- obatan tertentu yang
membutuhkan penyimpanan khusus, biasanya disimpan dalam sebuah
kulkas atau lemari pendingin. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan
usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat
penyimpanan(Mokalu, 2019).
a. Pemilihan lokasi
c. Pengaturan ruang
21
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan
ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
B. Tujuan Penyimpanan
Adapun tujuan penyimpanan antara lain:
1. Untuk menerima berbagai macam alat-alat, material komponen, dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan logistic.
2. Untuk menjaga kelayakan, kualitas dan keawetan barang-barang logistic.
3. Untuk mengatur keluarnya barang secara wajar kepada konsumen.
4. Untuk meminimalisir berbagai kerusakan barang-barang logistic
5. Untuk mengukur dan meneliti jumlah barang-barang logistic
6. Untuk melakukan pengamanan terhadap barang logistic dari berbagai
ancaman
7. Untuk memberikan informasi mkepada pihak lain yang membutuhkan.
Adapun tujuan dari adanya penyimpanan ini dalam suatu rumah sakit
berdasarkan pada Depkes RI (2004) menyatakan bahwa tujuan penyimpanan
antara lain:
1. Aman, setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dan terhindar dari
kerusakan.
2. Awet, barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya, ukuran,
fungsinya, dan lain-lain.
22
3. Cepat, Cepat dalam penanganan barang berupa menaruh atau menyimpan
mengambil dan lain-lainnya.
4. Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan
memenuhi lima prinsip tepat, tepat barang, kondisi jumlah, waktu dan
harganya.
5. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
6. Mudah,
C. Fungsi Penyimpanan
Menurut Subagyo, penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan
yang telah ditetapkan dalam fungsi–fungsi sebelumnya dengan pemenuhan
setepat–tepatnya dan dengan biaya serendah mungkin.
Penyaluran merupakan kegiatan untuk melakukan pengiriman barang dari
gudang ke unit kerja.Fungsi penyaluran adalah menyelenggarakan
pengurusan pembagian/pelayanan barang secara tepat, cepat dan teratur
sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan Penyaluran yaitu:
a. Menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit kerja
b. Menyelenggarakan adminstrasi penyaluran dengan tertib
dan rapi
c. Membuat laporan realisasi penyaluran barang milik daerah.
23
Pengadministrasian harus diikuti perkembangan agar menunjang
fugnsi perencanaan dan penentuan kebutuhan: terutama bahan dan
suku cadang
Pembiayaan yang khusus
Modal yang ditanam: gudang, jalan, dermaga, pemasangan
instalasi, drek dan crane, pendingin, pemanas, peralatan
pengendali.
Biaya operasional: administrasi dan overhead, untuk biaya-biaya
pengawetan, penerangan, perawatan, pendingin, pengaman,
pengendalian, penyusutan modal.
24
2) Untuk menjaga kelayakan, kualitas dan keawetan barang-barang
logistik.
3) Untuk mengatur keluarnya barang secara wajar kepada
konsumen.
4) Untuk meminimalisir berbagai kerusakan barang-barang logistik.
5) Untuk mengukur dan meneliti jumlah barang-barang logistik.
6) Untuk melakukan pengamanan terhadap barang logistik dari
berbagai ancaman .
7) Untuk memberikan informasi kepada pihak lain yang
membutuhkan.
25
a) Adanya “ruangan”, Menurut Ibnu Syamsi pengertian ruangan lebih
luas dibandingkan dengan gudang, karena ruangan meliputi :
1. Ruangan terbuka, Ruangan terbuka adalah ruangan yang
dibentuk tanpa atap dan tanpa pagar. Biasanya ruangan terbuaka
dipergunakan untuk menyimpan barang-barang yang tahan
cuaca dan tidak khawatir untuk dicuri. Contoh: batu, pasir, dll.
26
Selain itu gudang dapat dibedakan menjadi bermacam-macam dan
didasarkan atas berbagai hal, berikut adalah macam-macam gudang
didasarkan atas berbagai aspek:
1) Berdasarkan bentuk dan karakteristik bangunannya (Lucas dan Rumsari
2004: 84)
a. Gudang tertutup
b. Gudang terbuka, dibedakan menjadi 2 yaitu:
Gudang terbuka yang tidak diolah adalah gudang yang berupa
lapangan terbuka yang permukaannya diratakan tanpa diperkeras
biasanya digunakan untuk menyimpan logistik yangg tidak
terpengaruh perubahan cuaca/untuk penyimpanan yang sifatnya
sementara.
Gudang terbuka diolah adalah lapangan terbuka sudah diratakan
dan diperkeras. Digunakan untuk menyimpan logistik yang tidak
cepat terpengaruh perubahan cuaca.
c. Gudang semi tertutup (lumbung) adalah bangunan beratap tanpa
dinding– dinding ujung yang lengkap dan digunakan untuk logistik
yang memerlukan pertukaran udara maksimum, tidak memerlukan
perlindungan lengkap terhadap udara.
2) Berdasarkan fungsinya
Gudang operasional
Gudang perlengkapan
Gudang pemberangkatan, dan
Gudang musiman
27
Gudang tenun
Gudang alat rumah tangga
Gudang teknik
Gudang barang rongsokan
28
Dangau orang eskimo (iglo)
29
4. Pengamanan, Untuk menjaga keamanan dan keselamatan logistik dan
peralatan di gudang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi Pergudangan diupayakan secara historis aman dari
bencana (misalnya aman dari gempa, banjir, tanah longsor)
b. Pencegahan Kebakaran
Dihindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar.
Dipasang alat alarm kebakaran.
Alat pemadam kebakaran harus diletakkan pada tempat
yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup.
Contoh: tersedianya bak pasir, tabung pemadam
kebakaran, hidran, karung goni, galah berpengait besi.
c. Keamanan Gudang
Dipagar keliling
Alat pemantau keamanan seperti : alarm atau kamera
CCTV
Petugas keamanan
Jadi, pada intinya gudang adalah suatu ruangan atau tempat yang
dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam
produksi, dari mulai barang itu diterima sampai pada saatnya barang itu
dipergunakan atau dipindahkan. Selain itu dalam gudang juga harus
diperhatikan terkait pemeliharaan dan keamanan barang-barang logistik yang
disimpan.
30
pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Penyimpanan
juga dapat diartikan kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan
penyelenggaraaan dan pengaturan barang-barang persediaan di dalam ruang
penyimpanan.Penyimpanan barang daerah dilaksanakan dalam rangka
pengawasan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam
gudang/ruang penyimpanan sehingga dalam pengurusan barang persediaan
agar setiap waktu diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Adapun
kegiatan dari penyimpanan, antara lain:
1. menerima, menyimpan, mengatur dan menjaga keutuhan barang
dalam gudang/ruang penyimpanan agar dapat dipergunakan sesuai
dg rencana secara tertib, rapi dan aman;
2. menyelenggarakan administrasi penyimpanan/pergudangan atas
semua barang yg ada dalam gudang;
3. melakukan stock opname secara berkala ataupun insidentil
terhadap barang persediaan yg ada di dalam gudang agar
persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan;
4. Membuat laporan secara berkala atas persediaan barang yg ada di
gudang.
31
BAB III
DISTRIBUSI DAN PELAYANAN OBAT
A. Pengertian Distribusi
Distribusi berakar dari bahasa inggris distribution yang berarti
penyaluran. Sedangkan kata dasarnya to distribute, berdasarkan Kamus
Inggris Indonesia John M, Echols dan Hassan Shadilly dalam Damsar (2009 :
93) bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan,
dan mengageni. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
distribusi dimaksudkan sebagai penyalur (pembagian, pengiriman) kepada
beberapa orang atau beberapa tempat. Jadi berdasarkan rujukan di atas,
distribusi dapat dimengerti sebagai proses penyaluran barang atau jasa kepada
pihak lain.
32
Angipora (2002 : 295), Distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen
perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari
satu produk untuk menciptakan penggunaan pasar tertentu.
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak setel
ah sediaandisiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat, dokter atau
profesional pelayanankesehatan lain untuk diberikan kepada penderita.
Sistem pendistribusian obat yang dibuatharus mempertimbangkan efisiensi
33
penggunaan sarana, personel, waktu dan men"egahkesalahan atau
kekeliruan.Sistem ini melibatkan sejumlah prosedur, personel dan fasilitas.
Sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana, p
ersonel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan berorientasi
penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat dan informasinya kepada
penderita. Sistem distribusi obat dirumah sakit men"akup penghantaran
sediaan obat yang telah didispensing IFRS ke daerahtempat perawatan
penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita,ketepatan
jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian, keutuhan mutu obat dan
ketepatan personel pemberi obat.
Infalkes akan memberikan tanda terima kepada pihak instansi yang be
rsangkutandan pihak instansti tersebut harus menanda tangani bukti tanda
terima tersebut. Sistem pendistribusiaan menggunakan sistem FIFO (Frist In
frist Out) dimana barang yang datangterlebih dahulu akan di distribusikan
terlebih dahulu, dan sitem FIFO (First in First out) yaitu barang yang
memiliki pendek ( mendekati tanggal akan di keluarkanterlebih dahulu.
Selama satu tahun, di Infalkes ada dua kali distribusi ke puskesmas dan
rumah sakit, yakni pada bulan January, February dan bulan juli, agustus. Dan
juga, yaitukebutuhan barang mendadak dari puskesmas dan rumah sakit,
selama persediaan masih ada, pihak infalkes harus menyediakannyaSetelah
Infalkes mendistribusikan sediaan farmasi kepada pukesmasdan rumah
sakit, pihak infalkes akan memasukkan jumlah barang yang keluar ke dalam
kartu stok danmenghitung sisa yang ada di gudang.Instalasi Farmasi
bertanggung jawab pada penggunaan obat yang aman di RumahSakit,
Puskesmas, maupun distribusi ke tempat lain. Tanggung jawab ini meliputi
seleksi, pengadaan, penyimpanan, penyiapan obat untuk dikonsumsi dan
distribusi obat ke daerah perawatan penderita. !erkaitan dengan tanggung
jawab penyampaian dan distribusi obat dariIF ke daerah perawatan pasien
maka dibuat sistem distribusi obat.Sistem distribusi obat adalah suatu proses
34
penyerahan obat sejak setelah sediaandisiapkan oleh IF, dihantarkan kepada
perawat, dokter atau profesional pelayanan kesehatanlain untuk diberikan
kepada penderita. Sistem pendistribusian obat yang dibuat
harusmempertimbangkan efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan
men"egah kesalahanatau kekeliruan.Sistem ini melibatkan sejumlah prosedur,
personel dan fasilitas.
B. Tujuan Distribusi
Tujuan kegiatan distribusi baik yang dilakukan oleh individu atau
lembaga yaitu sebagai berikut ini :
Barang atau jasa produksi tidak akan ada artinya bila tetap berada di
tempat produsen. Barang atau jasa bisa bermanfaat bagi konsumen
bila sudah ada kegiatan distribusi.
Tidak semua barang atau jasa bisa dibeli langsung konsumen dari
produsen dimana hal ini membutuhkan penyalur atau distribusi dari
produsen ke konsumen.
35
C. Kegiatan Distribusi
Distribusi merupakan suatu kegiatan penyaluran barang dan jasa yang
dibuat dari produsen ke konsumen supaya tersebar luas. Kegiatan distribusi
fungsi nya mendekatkan produsen dengan konsumen sehingga barang atau
jasa dari seluruh indonesia atau luar indonesia bisa kita barang dan jasa
tersebut. Kegiatan distribusi adalah suatu penghubung antara kegiatan
produksi dan konsumsi.Pelaku kegiatan distribusi dinamakan
distributor.Dalam kegiatan ekonomi, distribusi adalah suatu kegiatan yang
berada di antara sampai ke tangan konsumen.Barang yang sudah dihasilkan oleh
produsen supaya sampai ke tangan konsumen memerlukan adanya lembaga
yang biasa disebut dengan distributor.
36
utama, yaitu hubungan yang sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk.Untuk mencapai
visi tersebut puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang
bermutu.Pelayanan kefarmasian pada saat ini, telah berubah paradigmanya
dari orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian.
Hal-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di
Puskesmas antara lain sumber daya manusia (SDM), pengelolaan sediaan
farmasi, pelayanan farmasi klinik dan mutu pelayanan/tingkat kepuasan
konsumen
37
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1983). Apabila konsep apotek
dijalankan sesuai dengan standar pelayanan tersebut, maka kepuasan pasien
terhadap kualitas pelayanan di apotek tersebut akan terpenuhi (Hartini dan
Sulasmono, 2007).
1. Kepuasan
Menurut Parasuraman, dkk (1998) ada 5 dimensi yang mewakili
persepsi konsumen terhadap suatu kualitas pelayanan jasa, yaitu:
a. Keandalan (reliability) adalah dimensi yang mengukur
keandalan suatu pelayanan jasa kepada konsumen.
Keandalan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
secara akurat dan terpercaya.
38
b. Ketanggapan (responsiveness) adalah kemampuan untuk
membantu konsumen dan memberikan pelayanan dengan
cepat kepada konsumen. Dimensi ketanggapan merupakan
dimensi yang bersifat paling dinamis. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor perkembangan teknologi. Salah satu contoh
aspek ketanggapan dalam pelayanan adalah kecepatan.
39
yang harus dilakukan agar pelayanan di apotek berjalan
dengan baik, adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai sistem yang mampu mendukung
berjalannya dengan cepat, tepat, dan aman.
b) Sebaiknya mendistribusikan pelayanan dibeberapa
loket untuk memudahkan pasien.
c) Mampu membuat sistem inventory yang dapat
menurunkan penggunaan modal kerja.
d) Mampu menjalin komunikasi yang baik dengan
seluruh unit kerja di apotek.
e) Memiliki karyawan yang andal dan terlatih
(Aditama, 2003).
40
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer
oriented) perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para
konsumen untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan
mereka terhadap pelayanan yang disediakan (Kotler, 1997).
2. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai
kepuasan konsumen adalah dengan memperkerjakan beberapa
orang (ghost shopping) untuk berperan atau bersikap sebagai
konsumen kepada pesaing. Cara ini dapat diketahui kekuatan
dan kelemahan dari pesaing (Kotler, 1997).
3. Lost Customer Analysis
Penyedia jasa mengevaluasi dan menghubungkan konsumen
yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah ke
penyedia jasa agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi
dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan selanjutnya.
Pemantauan terhadap lost customer analysis sangat penting
karena peningkatannya menunjukkan kegagalan penyedia jasa
dalam memuaskan konsumen (Kotler, 1997).
4. Survei kepuasan konsumen
Melalui survei, penyedia jasa akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik (feedback) secara langsung dari konsumen serta
memberikan kredibilitas positif bahwa penyedia jasa menaruh
perhatian terhadap para konsumen (Kotler, 1997).
41
mengukur harapan dan persepsi pelanggan serta gap diantara keduanya pada
5 dimensi kualitas jasa (keandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan
berwujud).Kelima dimensi tersebut dijabarkan secara rinci untuk variabel
harapan dan variabel persepsi yang disusun dalam pertanyaan dan
berdasarkan bobot dalam skala Likert (Supranto, 1997).
2. Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.Secara nasional
standart wilayah kerja Puskesmas adalah kecamatan.Apabila di
suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa/kelurahan
dusun/rukun warga.Visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan
42
sehat.Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat, dan cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu (Anonim, 2006).
43
PP 51 Tahun 2009 pasal 21 ayat 1 berisi dalam
menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan
standar pelayanan kefarmasian (Anonim, 2009).
44
4) Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal
maupun informal, sehingga ilmu dan keterampilan
yang dimilki selalu baru (up to date).
45
5) Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang
memadai untuk pelayanan informasi obat. Antara lain
Farmakope Indonesia edisi terakhir, Informasi
Spesialite Obat Indonesia (ISO) dan Informasi Obat
Nasional Indonesia (IONI).
6) Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan
obat yang memadai.
7) Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es
untuk supositoria, serum dan vaksin, dan lemari
terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
8) Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat
atau komputer agar pemasukan dan pengeluaran obat,
termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat dipantau
dengan baik.
9) Tempat penyerahan obat, yang memungkinkan untuk
melakukan pelayanan informasi obat (Anonim, 2006).
46
Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian,
yaitu:
1) Perencanaan
2) Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/kota
3) Penerimaan
4) Penyimpanan menggunakan kartu stok atau komputer
5) Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-
LPO
Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep
berdasarkan pasien (umum, miskin, asuransi), penyimpanan
bendel resep harian secara teratur selama 3 tahun dan
pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara.
47
paraf dokter, tanggal, penulisan resep,
nama obat,jumlah obat,cara
penggunaan,nama pasien, umur pasien,
dan jenis kelamin pasien.
b) Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu
bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
cara, dan lama penggunaan obat.
c) Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek
samping, interaksi dan kesesuaian dosis.
d) Konsultasika dengan dokter apabila
ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia.
2) Peracikan Obat
a) Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-
hal sebagai berikut: Pengambilan obat
yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakan alat, dengan
memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
b) Peracikan obat
c) Pemberian etiket warna putih untuk obat
dalam/oral dan etiket warna biru untuk
obat luar, serta menempelkan label
“kocok dahulu” pada sediaan obat dalam
bentuk larutan.
d) Memasukkan obat ke dalam wadah yang
sesuai dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan
penggunaan yang salah.
3) Penyerahan Obat
Setalah peracikan obat, dilakukan hal-hal berikut:
48
a) Sebelum obat diserahkan kepada pasien
harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat.
b) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah
dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, mengingat pasien dalam kondisi
tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil.
c) Memastikan bahwa yang menerima obat
adalah pasien atau keluarganya.
d) Memberikan informasi cara penggunaan
obat dan hal-hal lain yang terkait dengan
obat tersebut, antara lain manfaat obat,
makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping,
cara penyimpanan obat, dll.
4) Pelayanan Informasi
Obat Pelayanan informasi obat harus benar, jelas,
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana, dan terkini sangat diperlukan dalam
upaya penggunaan obat yang rasional oleh
pasien.Sumber informasi obat adalah buku
Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional
Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta
buku-buku lainnya. Informasi obat juga dapat
diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat
yang berisi (Anonim, 2006):
a) Nama dagang obat jadi
49
b) Komposisi
c) Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
d) Dosis pemakaian
e) Cara pemakaian
f) Khasiat atau kegunaan
g) Kontra indikasi (bila ada)
h) Tanggal kadaluarsa
i) Nomor ijin edar/nomor regristasi
j) Nomor kode produksi
k) Nama dan alamat industri
50
2) Ikuti petunjuk dari profesi kesehatan (saat makan atau
saat perut kosong)
3) Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan
seluruhnya, tidak boleh dikunyah atau dipecah.
4) Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang
telah diberi ukuran ketepatan dosis. Jangan gunakan
sendok rumah tangga.
5) Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang
dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk sediaan
lain.
b) Petunjuk Pemakaian Obat Oral Untuk Bayi/Balita
1) Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya,
gunakan sendok takar dalam kemasan obat.
2) Segera berikan minuman yang disukai anak setelah
pemberian obat yang terasa enak/pahit.
51
BAB IV
PEMELIHARAAN LOGISTIK
A. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk
mempertahankan kondisi sebuah item atau peralatan, atau mengembalikannya
ke dalam kondisi tertentu.Kemudian dengan penekanan inti definisi yang
sejalan Ansori dan Mustajib (2013) di dalam bukunya mendefinisikan
perawatan atau maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang di
perlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar
dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal.
Menurut Mobley(2008) beberapa keuntungan yang di dapatkan
dengan menerapkan pemeliharaan sebagai penopang strategi perusahaan yaitu
:
1. Mengurangi total biaya pemeliharaan (biaya suku cadang dan biaya
overtime)
2. Memiliki stabilitas proses yang lebih baik
3. Memperpanjang usia peralatan dan mesin
4. Mengoptimalkan jumlah suku cadang
5. Meningkatkan keselamatan karyawan/operator
6. Mengurangi kerusakan lingkungan sekitar.
52
1. Kategori kritis Mesin atau komponen mesin yang dianggap
kritis dalam pemeliharaan umumnya memiliki kriteria sebagai
berikut:
a) Kerusakan yang dapat membahayakan area pabrik
b) Mesin atau komponen mesin yang jika rusak/breakdown
dapat menghambat seluruh kegiatan produksi
c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai biaya
inisial yang tinggi, tidak dapat diperbaiki, atau dapat
diperbaiki namun dengan biaya yang mahal dan waktu
yang lama.
d) Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive
terhadap kerusakan kecil
e) Mesin atau komponen mesin yang jika dipelihara dapat
meningkatkan efisiensi dan menghemat energy.
53
b) Mesin atau komponen mesin yang fungsinya tidak kritis
pada lantai produksi
c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai cadangan
B. Tujuan Pemeliharaan
Beberapa tujuan pemeliharaan yang utama antara lain :
1...........................................................................................................................Kema
dengan rencana produksi.
2...........................................................................................................................Menja
yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi
yang tidak terganggu.
3...........................................................................................................................Untuk
yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.
4...........................................................................................................................Untuk
efisien keseluruhannya.
5...........................................................................................................................Untuk
tersebut.
6...........................................................................................................................Mema
(mengurangi downtime).
7...........................................................................................................................Untuk
C. Manfaat Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
54
Selain beberapa pengertian di atas, pemeliharaan logistik juga
memiliki sasaran dan tujuan adapun tujuan dari suatu pemeliharaan
logistik menurut Kepmendagri No. 17 Tahun 2007 adalah semua
barang-barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris. Jadi
segala barang yang tertera dalam buku inventaris perusahaan harus
dipelihara sedangkan yang tidak tercantum dalam buku inventaris tidak
ada suatu kewajiban untuk melakukan suatu pemeliharaan.
Pemeliharaan logistik juga memilki beberapa tujuan, antara lain:
1. Menjaga dan menjamin setiap logistik yeng ada tetap mampu
berfungsi sebagaimana mestinya sewaktu logistik tersebut
dibutuhkan sehingga kegiatan-kegiatan dalam organisasi tidak
mengalami hambatan/stagnasi.
Hal ini berkaitan dengan operasional dari barang-barang logistik
yang dipelihara.Agar suatu barang yang dimilki oleh perusahaan
atau organisasi tersebut tetap bisa beroperasi dengan baik maka
dibutuhkan suatu pemeliharaan. Sehingga nantinya ketika
barang tersebut akan dipakai sewaktu-waktu barang tersebut
tetap bisa dijalankan tanpa menghambat keberjalanan dari
organisasi tersebut. Contohnya: sebuah organisasi memilki
mobil. Mobil tersebut memilki kegunaan yang sangat penting
bagi organisasi tersebut.Untuk suatu waktu organisasi tersebut
tidak menggunakan mobil tersebut untuk beberapa
waktu.Meskipun tidak dipergunakan, sudah seharusnya mobil
tersebut harus dipelihara. Misalnya dengan memanasi mobil
tersebut setiap hari, mencucinya minimal setiap minggu, dll.
Agar nantinya ketika secara tiba-tiba mobil tersebut akan
dipergunakan tidak menghambat kegiatan organisasi tersebut.
55
logistik sebenarnya telah memilki umur ekonomis, yaitu suatu
batas waktu yang diperhitungkan dari masa pakai barang
tersebut. Agar waktu tersebut dapat sesuai dengan yang
direncanakan diperlukan suatu pemeliharaan logistik yang baik
dan benar. Sebagai contohnya: suatu organisasi memiliki sebuah
komputer yang telah diperhitungkan masa pakainya selama 2
tahun. Jika komputer tersebut tidak dipelihara dengan baik
belum tentu komputer tersebut dapat dipakai selama 2 tahun.
Oleh karena itu sudah seharusnya komputer tersebut stiap
harinya dipelihara baik itu dari segi hardware maupun
softwarenya.
56
2) Menjaga kualitas produksi yang tepat guna, memenuhi apa
yang dibutuhkan oleh produk dan tidak mengganggu kegiatan
produksi
3) Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan diluar
batas dan menjaga modal untuk waktu yang ditentukan sesuai
kebijakan
4) Melaksanakan biaya serendah mungkin dan melalsanakan
kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
1. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan utama dari inspeksi adalah pemeriksaan rutin berkala dan
berdasarkan rencana.Adapun pengecekan dilakukan terhadap seluruh aset
produksi, mulai dari gedung hingga mesin.Seluruh aset harus mampu
mendukung kegiatan produksi, dan jika ditemui adanya kerusakan harus
segera dilaporkan pada bagian teknis.
Pelaporan adalah hal akhir darikegiatan inspeksi.
Berdasarkan temuan dapat ditentukan prioritas utama dalam hal
57
perbaikan, penggantian komponen, hingga pembelian mesin atau
peralatan baru.
58
5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan ini adalah kegiatan dalam kerangka agar fasilitas pendukung
kegiatan yang berupa gedung dan perlengkapannya dapat mendukung
produksi. Kegiatan utama adalah menjaga kebersihan dan perawatan
dinding dan konstruksi serta saran pendukungnya, seperti: AC, sanitari,
alat keselamatan kerja, sarana pemadam kebakaran dan lain sebagainya.
59
Dalam perencanaan biasanya dituliskan sasaran atau target yang akan
dicapai dalam pekerjaan. Misalnya kapasitas kemampuan software dan
hardware komputer, kecepatan jaringan dan lainnya, jumlah komputer yang
siap untuk dipakai, kapasitas ruang, kemampuan pembacaan alat ukur dan
lain sebagainya.Dalam kegiatan perencanaan perawatan dan pemeliharaan
ada beberapa hal yang perlu disiapkan diantaranya adalah :
Informasi/data aset sarana dan prasarana yang akan dilakukan
tindakan perawatan dan pemeliharaan.
Buku manual dari peralatan tersebut.
Hasil inspeksi dan saran yang ada.
Kondisi peralatan terkini.
Catatan kinerja sarana dan prasarana.
Jumlah dan kesiapan personil yang kompeten untuk setiap jenis
pekerjaan pemeliharaan.
60
Time based maintenance merupakan perawatan dan pemeliharaan yang
dilakukan berdasarkan waktu operasi dari peralatan tersebut tanpa
melihat kondisi peralatan tersebut sudah atau belum memerlukan
pemeliharaan.
2. Condition based maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan kondisi peralatan tersebut
tanpa melihat apakah sudah waktunya atau belum waktunya
dilaksanakannya pemeliharaan.
3. Breakdown maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap suatu peralatan karena terjadinya
breakdown peralatan tersebut.
4. Reliability Centered maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap suatu peralatan berdasarkan
perhitungan tingkat keandalan atau reliabilitas suatu sistem.Reliabilitas
dapat diukur berdasarkan fungsi dari umur pakai peralatan tersebut.
61
F. Alasan Penggantian Peralatan
Secara rinci kegiatan perawatan dan pemeliharaan sarana danprasarana
memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
Menjamin sarana dan prasarana selalu dalam kondisi prima, siap
digunakan untuk mendukung proses bisnis atau fungsi-fungsi lainnya.
Memperpanjang umur pemakaian sarana dan prasarana atau peralatan
yang digunakan.
Menjamin kelancaran kegiatan organisasi.
Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pemakai
Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan yang timbul
sehingga tindakan perbaikannya dapat direncanakan dengan baik.
Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak.
Menghindari terjadinya kerusakan fatal yang mengakibatkan waktu
perbaikan yang lama dan biaya perbaikan yang besar.
Meningkatkanimage organisasi.
Meningkatkan budaya organisasi untuk mengembangkan sistem
manajemen perawatan dan pemeliharaan dengan baik sehingga
mempunyai dampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja.
Meningkatkan motivasi kerja
62
Mengurangi biaya perawatan dan pemeliharaan.
Menjaga stabilitas hasil dengan kualitas yang tetap baik
kecelakaan kerja.
Meningkatkan motivasi pekerja Mengidentifikasi sarana dan prasarana
mana saja yang memerlukan perawatan lanjutan.
Meningkatkan keselamatan para pekerja sehingga menekan atau bahkan
menghilangkan
Mengurangi penggunaan tenaga kerja langsung berkaitan dengan tidak
berfungsinya peralatan.
Mengurangi terjadinya cacat produk sehingga pemroresan ulang atau
rework dapat ditekan.
G. Jenis Pemeliharaan
Tipe pemeliharaan atau pemeliharaan dapat dibagi kepada:
1. Pemeliharaan waktu rusak (breakdown maintenance) Pada tipe
ini perbaikan hanya dilakukan pada saat kondisi mesin rusak.
Tidak ada pengeluaran biaya untuk pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance). Kondisi ini hanya cocok bila ada
suku cadang yang memadai.
2. Pemeliharaan rutin (routine maintenance) Pemeliharaan ini
dilakukan secara periodik menurut siklus operasi berulang,
dapat berupa pemeliharaan harian, mingguan atau berdasarkan
jam operasi (running hour). Kegiatan yang dilakukan dapat
berupa pembersihan (sweeping), penyetelan (adjustment),
pelumasan (oiling) atau penggantian (replacement).
Pemeliharaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan mengurangi biaya perbaikan.
3. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance) Pemeliharaan
yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang
sudah tidak berfungsi hingga terpenuhi kondisi yang diinginkan
63
sehingga diharapkan terjadi peningkatan produktivitas
peralatan.
4. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Pada
pemeliharaan ini dilakukan inspeksi secara periodik dengan
tujuan untuk mencegah kerusakan dini.
5. Pemeliharaan prediktif (prediktif maintenance)
Pada pemeliharaan ini dilakukan peramalan waktu kerusakan,
penggantian dan perbaikan peralatan sebelum terjadi kerusakan.
64
1. Sunk Cost Biaya histori atau disebut juga sunk costs adalah biaya
yang terjadi di masa laludimana tidak ada yang dapat mengubah
apa yang telah dikeluarkan mauun apa yang telah terjadi.Oleh
karena itu, biaya historis merupakan informasi yang tidak relevan
dalam pembuatankeputusan.
2. Opportunity Cost Biaya kesempatan adalah biaya kontribusi dari
sebuah aktivitaspendapatan yang hilang karena tidak digunakannya
suatu sumber daya terbatas dalampenggunaan alternatif terbaik
selanjutnya. Perhitungan atas biaya kesempatan ini dapatdigunakan
untuk mengukur efisiensi dari suatu alternatif keputusan yang
diambil. Besarnyabiaya relevan merupakan akumulasi dari biaya
tambahan yang ada untuk suatu pilihan alternatifdengan biaya
kesempatan yang tinggi dan dipilihnya alternatif keputusan
tersebut.
3. Incremental cost ( Revenue ) Biaya pendapatan tambahan adalah
total tambahanbiaya/pendapatan yang didatangkan oleh suatu
aktivitas dari keputusan yang diambild. Differential cost
( Revenue ) Biaya pendapatan differensial adalah perbedaan antara
totalbiaya / pendapatan dari dua alternatif yang berbeda.
I. Tahapan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor di suatu lembaga
perlu dilaksanakan agar sarana dan prasarana kantor yang dimiliki tetap
terjamin dan terjaga dalam kondisi siap pakai dan berfungsi dengan baik.
Upaya untuk menjamin kegiatan pemeliharaan berjalan dengan baik maka
membutuhkan tahap-tahap pemeliharaan yang digunakan sebagai pedoman
dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan.
65
Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor memiliki beberapa
tahapan yang perlu diperhatikan. H. Subagya menyatakan tahap-tahap
pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain meliputi:
1. Perencanaan Kegiatan perencanaan dilakukan untuk medesain
sistem pemeliharaan dalam memperkirakan anggaran dan
menyediakan tenaga yang cakap dan terampil. mengevaluasi
barangperalatan untuk menentukan kebutuhan pemeliharaan
dengan menyediakan brosur dan katalog untuk membantu
menambah pengetahuan dalam perencanaan pelaksanaan
pemeliharaan yang optimal.
66
menyatakan bahwa tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain
meliputi:
1. Perencanaan Pemeliharaan Perencanaan dilakukan berdasarkan
periode waktu tertentu dengan menuliskan sasaran atau target yang
akan dicapai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
mempersiapkan Informasidata asset sarana dan prasarana yang
akan dilakukan tindakan pemeliharaan, buku manual dari peralatan
tersebut, hasil inspeksi dan saran yang ada, kondisi peralatan
terakhir, catatan kinerja sarana dan prasarana, dan jumlah serta
kesiapan personil yang komponennya setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan.
67
c) Pengujian dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan terselesaikan untuk mendapatkan kepastian
beroperasinya peralatan tersebut.
d) Pencatatan kegiatan pemeliharaan mencakup pemakaian
material, waktu, biaya, sumber daya manusia dan
kompetensinya, energi, unjuk kerja pemeliharaan, dan
kejadian yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja.
68
BAB V
PENGHAPUSAN PERSEDIAAN LOGISTIK
69
bentuk, meliputi bahan mendat (seperti subassemblies, lokasi, pengepakan
bahan, komoditi dasar), barang setengah jadi serta barang siap pakai (seperti
produk lengkap siap dijual pada pelanggan tingkat menengah ataupun
pelanggan akhir).
70
adalah beberapa definisi penghapusan logistik dari berbagai sumber baik itu
dari ahli maupun literatur:
Ibnu Syamsi
Penghapusan (disposal) adalah penyingkiran barang-barang
inventaris, karena tidak diperlukan/digunakan lagi.
Lukas dan Rumsari
Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Keputusan Menkeu No.470 KMK.01/1994
Penghapusan adalah keputusan dari pejabat yang berwenang
untuk menghapus barang dari daftar inventaris (Buku
Inventaris) dengan tujuan membebaskan bendaharawan barang
dan atau pembantu penguasa barang (PPBI) dari
pertanggungjawaban administrasi barang dan pisik barang
milik/kekayaan negara yang berada dibawah pengurusan dan
penguasaannya sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Permendagri No.17 Tahun 2007
Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan-tindakan
penghapusan barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan
penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah.
71
3. Menuju pada efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan
barang secara optimal oleh setiap departemen/lembaga
4. Menetapkan suatu landasan umum penghapusan dan
pemanfaatan barang milik/kekayaan negara atau pemda
sesuai peraturan perundang-undanganan yang berlaku
5. Membebaskan bendaharawan barang atau pengurus barang
dari pertanggungjawaban administrasi barang.
72
B. Kegiatan Penghapusan Logistik
Untuk melakukan kegiatan penghapusan atau penyingkiran logistik
ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
1. Penelitian kelayakan penghapusan logistik tertentu yang
hendak dihapuskan. Kegiatan ini dilakukan oleh unit kerja atau
pemilik logistik yang akan dihapuskaan bersama dengan
penanggungjawab pengelola logistik.
2. Membuat beberapa alternatif cara penghapusan logistik yang
hendak ditempuh, yang kemudian menentukan satu cara
penghapusan logistik yang paling menguntungkan, baik
dengan pertimbangan finansial maupun non finansial.
3. Meminta persetujuan dari pimpinan tertinggi, khususnya
sebagai penanggungjawab dalam pengelolaan logistik.
4. Implementasi penghapusan logistik sesuai dengan cara
penghapusan logistik yang ditentukan. Panitia penghapusan
logistik membuat Berita Acara Penghapusan Logistik.
5. Unit kerja pemilik logistik tersebut melakukan inventarisasi
logistik berkaitan dengan kegiatan penghapusan logistik, dan
bila menggunakan model kartu barang, unit kerja harus
mengisi formulir kartu barang, khususnya pada kolom
penghapusan barang sesuai dengan cara penghapusan logistik
yang dilakukan.
73
kinerja barang logistik tersebut. Misalnya, mobil dinas jika
sudah mengalami rusak berat tentu akan mengganggu
operasional aktivitas organisasi itu sendiri.
74
bersangkutan jangan sampai mengganggu efektifitas dan efisiensi
organisasi itu sendiri.
75
1) Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/Pengurus
barang
2) Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/Pengurus
barang
3) Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak
4) Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force
majeure)
e. Pertimbangan karena hilang
Secara administratif barang yg hilang harus disingkirkan.Hal
ini penting dilakukan, selain sebagai satu bentuk
pertanggungjawaban pemakai, pengambilan keputusan dan
tindakan sebagai konsekuensi atas hilangnya logistik tsb jg
untuk pengambilan keputusan maupun tindakan managemen
logistik berikutnya khususnya pengadaan logistik guna
menghindari gangguan ataupun stagnasi kegiatan suatu unit
kerja.
76
menghabiskan biaya yang relatif tinggi, baik yang berkaitan
dengan bahan, tenaga, waktu, maupun output, baik ditinjau
dari sisi kuantitas maupun kualitas apabila dibandingkan
dengan menggunakan logistik yang relatif baru.
3. Logistik berlebihan
Logistik yang berlebihan perlu dihapuskan dengan beberapa
alasan:
a) Suatu organisasi tidak mungkin menggunakan seluruh
logistiknya dalam waktu yang bersamaan dan yang
sekiranya memang logistik tersebut tidak perlu
digunakan secara bersamaan.
b) Logistik yang sifatnya berlebihan tersebut tidak
dihapuskan tentunya membutuhkan biaya perawatan,
maupun gaji untuk personel yang merawat barang.
c) Logistik tersebut membutuhkan tempat penyimpanan,
sehingga bila logistik tersebut tidak dihapuskan akan
boros tempat.
d) Apabila logistik tersebut akan digunakan dimasa yang
akan akan dating, mungkin sudah merupakan logistik
yang ketinggalan zaman (Out of date).
77
E. Cara Penghapusan Logistik
Ada beberapa cara yang dapat digunakan suatu organisasi untuk
melakukan penghapusan barang-barang logistik. Menurut Lukas dan
Rumsari cara-cara yang dapat dilakukan tersebut, antara lain:
1. Lelang
Cara penghapusan logistik dengan cara lelang ini dapat
dilakukan oleh organisasi bila peralatan (logistik) yang
akan dihapus tersebut masih layak dijual.
Pelelangan barang milik instansi pemerintah dilakukan
melalui Kantor Lelang Negara.
Dengan menggunakan cara ini berarti instansi (organisasi)
akan memperoleh kontraprestasi berupa uang hasil
penjualan yang akan masuk ke kas organisasi dan dihitung
sebagai penghasilan bukan pajak.
Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang
melalui Kantor Lelang Negara setempat atau melalui
Panitia Pelelangan Terbatas untuk barang milik daerah yg
bersifat khusus yang dibentuk dengan keputusan Kepala
Daerah.
2. Ditukarkan
Cara penghapusan logistik secara penukaran dilakukan
dengan alasan organisasi lebih membutuhkan logistik lain.
78
Penukaran yang dapat dilakukan adalah ketika suatu
organisasi lain memilki kelebihan barang logistik yang
kurang dibutuhkan di sisi lain suatu organisasi
membutuhkan barang tersebut dan mempunai kelebihan
barang lain yang tidak dibutuhkan. Hal inilah yang disebut
dengan barter.
Dengan cara ini berarti organisasi akan menukarkan
logistik yg dimiliki (dengan beberapa alasan yangg dapat
dipertanggungjawabkan) dengan logistik yang dibutuhkan
organisasi.
Selain itu suatu organisasi juga harus mempertimbangkan
dan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan logistik
dengan cara menukarkan, antara lain :
logistik yang ditukarkan harus benar-benar sudah
tidak dibutuhkan instansi,
nilai logistik yang dipertukarkan harus sepadan,
dan
saling menguntungkan kedua belah pihak.
3. Dipindahkan
Penghapusan dengan cara dipindahkan adalah penghapusan
barang yang lebih menekankan pada penghapusan di tingkat
internal organisasi atau di masing-masing unit kerja organisasi.
Pemindahan dapat dilakukan ketika barang yang dimilki oleh
suatu unit kerja dirasa sudah tidak dibutuhkan lagi karena
berbagai alasan sedangkan ada unit kerja yang mungkin lebih
membutuhkan logistik tersebut.Dengan demikian secara fisik
barang tersebut tidak dihapuskan dari suatu organisasi namun
hanya dipindahkan dari suatu unit kerja ke unit kerja lainnya.
4. Dihibahkan
79
Dihibahkan merupakan salah satu cara penghapusan
logistik yakni dengan cara memberikan/menyumbangkan
barang tersebut kepada pihak lain.
Barang tersebut diberikan oleh organisasi secara cuma-
cuma kepada pihak/organisasi lain yang membutuhkan
logistik yang dihapuskan tersebut.
Pertimbangan pelaksanaan hibah barang milik daerah :
Kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Hal
ini berkaitan dengan tempat ibadah, pendidikan,
kesehatan, dan sejenisnya.
Contohnya: pemkot solo memilki tanah kosong yang
dirasa kurang strategis untuk membangun beberapa
insfrastruktur kota karena terletak di daerah yang
terpencil. Karena melihat penduduk di sekitar tanah
tersebut yang beragama mulim namun belum memiliki
masjid, maka pemkot solo dapat menghibahkan tanah
tersebut kepada warga setempat untuk dipergunakan
sebagai lahan pembangunan masjid.
Kepentingan penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini
lebih berkaitan dengan hibah antar tingkat
pemerintahan (Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah dan antar Pemda).
80
dengan pemanfaatan kembali (recycle).Kantor lama dapat
digunakan sebagai perpustakaan atau mungkin museum yang
nantinya dapat meningkatkan pariwisata daerah.
6. Dimusnahkan
Cara ini sebenarnya merupakan cara yang paling mudah
dilakukan namun dampaknya cukup besar. Dengan
pemusnahan maka secara otomatis organisasi tidak akan
memperoleh keuntungan material maupun non-material.
Karena logistik yang dihapuskan akan benar-benar hilang.
Oleh karena itu penghapusan dengan cara ini harus
dipertimbangkan secara matang. Misalnya dengan melihat
bahwa logistik tersebut benar-benar sudah tidak dapat
dipergunakan lagi.
Selain itu dalam penghapusan logistik juga harus diperhatikan
beberapa proses dan prosedurnya.
81
BAB VI
PENCACATAN DAN LAPORAN
A. Pengertian Pencatatan
Pengertian Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang diterima,
disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan diunit pelayanan kesehatan
Beberapa pengertian dasar dari SP2T4P menurut DepKes. Ri (1992)
adalah sebagai berikut:
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatn di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan
melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI no.63/Menkes/SK/II/198
Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen
yang saling berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.
Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan
pelaporan lain yang dapat memperberat beban kerja petugas puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga
kesehatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan
bagi tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang
berwenang berupa laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan format yang di tetapkan.
Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah
melakukan pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan
dan melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan
kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang di
tetapkan
Pencatatan dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang di
selenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk
82
semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun berjalan, serta melaporkan
data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan dan tahunan
kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah di
tetapkan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari
interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan.SP2TP/SIMPUS dapat
juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di
puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang
harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas
dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi
dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek
teknis dan non teknis.
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan menurut Potter dan Perry dalam
Sutomo, 2010 adalah:
1. Komunikasi
Bertujuan sebagai alat komunikasi yang efektif antar petugas
kesehatan sehingga kesinambungan informasi dan upaya pelayanan
kesehatan dapat tercapai.
2. Pendidikan
Bertujuan sebagai informasi tentang gambaran penyakit atau masalah
kesehatan dan pemecahannya.
3. Pengalokasian dana
Dapat digunakan untuk merencanakan tindakan dan kegiatan yang
tepat dengan dana yang tersedia.
4. Evaluasi
Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil
intervensi yang diberikan.
5. Dokumen yang sah
83
Bertujuan sebagai bukti nyata dan legal yang dapat digunakan bila
didapatkan adanya penyimpangan serta bila diperlukan untuk
keperluan pengadilan.
6. Jaminan mutu
Bertujuan agar dapat memberikan jaminan kepada masyarakat
terhadap mutu layanan kesehatan yang diberikan.
7. Penelitian
Bertujuan sebagai sumber data yang sangat bemanfaat untuk
kepentingan penelitian atau riset.
8. Analisis
Bertujuan sebagai dasar analisis masalah kesehatan pada individu,
keluarga maupun masyarakat.
9. Feed back
Dapat digunakan sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
84
B. Pelaporan
Reporting (pelaporan) menurut Luther M. Gullick dalam bukunya
Papers on the Science of Administration merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. baik secara lisan maupun
tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh gambaran
bagaimana pelaksanaan tugas orang yang member laporan. Selain itu,
pelaporan merupakan catatan yg memberikan informasi tentang kegiatan
tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan
dengan kegiatan tertentu.
85
laporan yang disampaikan oleh beberapa ahli. Menurut Keraf , laporan
adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi
kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
Laporan berisi informasi yang didukung oleh data yang lengkap sesuai
dengan fakta yang ditemukan.Data disusun sedemikian rupa sehingga akurasi
informasi yang kita berikan dapat dipercaya dan mudah dipahami.
86
2. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen
yang saling Berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu
3. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan
pelayanan Kesehatan puskesmas, untuk menghindari adanya
pencatatan dan pelaporan lain Yang dapat memperberat beban kerja
petugas puskesmas.
4. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga
kesehatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap
kegiatan bagi tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada
instansi yang berwenang Berupa laporan lengkap pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan format Yang di tetapkan.
5. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah
melakukan Pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan
berjalan dan Melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi
Kegiatan tiwulanan kepada Instansi yang berwenang dengan
menggunakan format yang di tetapkan
6. Pencatatan dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang di
selenggarakan setiap Triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data
untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun berjalan,
serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan
triwulanan dan tahunan kepada instansi yang berwenang dengan
menggunakan format yang telah di tetapkan.
87
menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan
non teknis.
2. Tujuan Umum.
Sistem pelaporan bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas
(di dalam dan di luar gedung) dapat di catat serta di laporkan ke
jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala,
dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
3. Tujuan Khusus
a) Tercatatanya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai
kebutuhan secara Benar, berkelanjutan, dan teratur.
b) Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya
sesuai kebutuhan Dengan menggunakan format yang telah di
tetapkan secara benar, berkelanjutan dan teratur.
c) Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien sehingga tidak
terjadi tumpang Tindih dan kesenjangan.
88
3. Buku register pengeluaran
4. Kartu stok
5. Rekapitulasi kunjungan resep
6. LPLPO puskesmas
7. Laporan narkotika
8. Laporan psikotropika
9. Kamar obat puskesmas
10. Buku register penerimaan
11. Pencatatan pengeluaran harian
12. LPLPO sub unit
13. Puskesmas pembantu (Pustu)
14. Buku register penerimaan
15. Pencatatan pengeluaran harian
16. LPLPO sub unit
17. Polindes/bidan desa
18. Buku register penerimaan
19. Pencatatan pengeluaran harian
20. LPLPO sub unit
21. Sub unit lainnya
89
Sarana yang digunakan untuk pelaporan obat di puskesmas dan
sub unit pelayanan kesehatan berikut:
90
b) Laporan pemakaian obat dan sisa stok obat dikembalikan ke
kamar obat. Penyampaian laporan dilakukan setiap selesai
kegiatan.
D. Alur Laporan
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan
Masyarakat No. 590/BM/DJ/Info/V/96, pelaporan puskesmas menggunakan
tahun kalender yaitu bulan Januari-Desember dalam tahun yang sama.
Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
atau beban kerja di puskesmas.Setiap mengakhiri kegiatan harus ada
pembuatan laporan. Berbeda dengan catatan, laporan harus disampaikan ke
orang/pihak lain dan proses laporan dilakukan tertulis. Laporan yang lengkap
terdiri atas unsur:
1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, ruang lingkup).
2. Isi laporan (perncanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan
secara nyata, masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut).
3. Jika diperlukan, dilengkapi rekomendasi.
91
c. Data kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi, termasuk pengamatan
penyakit menular (LB 3)
d. Data kegiatan puskesmas (LB 4)
2. Laporan sentinel. Berikut adalah beberapa laporan sentinel:
a) Laporan bulanan sentinel (LB 15). Laporan yang memuat data
penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta diare menurut
umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah
puskesmas yang ditunjuk, yaitu satu puskesmas dari setiap Dati II
dengan periode laporan bulanan serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Dati II, Dati I, dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).
b) Laporan bulanan sentinel (LB 2S). Dalam laporan ini memuat data
KIA, gizi, tetanus neonatorium, dan penyakit akibat kerja. Laporan
ini diberikan ke Dinas Kesehatan Dati I, Dati II, dan pusat (Ditjen
Binkesmas).
92
1) Untuk mengetahuiJumlah penerimaan dan pengeluaran obat
pertriwulan
2) Untuk mengetahui sisa persediaan obat pada akhir triwulan
3) Untuk pertanggung jawaban kepala
UPOPPK/Bendaharawan barang sesuai peraturan
perundangan berlaku
d)Laporan mutasi obat ini dibuat rangkap 2 yaitu:
1) Asli dikirim kepada atasan langsung (kepala dinas
Kabupaten/Kota
2) Tindasan I untuk arsip
e)Bagian judul pada formulir laporan mutasi obat di isi :
1) Triwulan I (Januari – Maret)
2) Triwulan II (April – Juni)
3) Triwulan III (Juli – September)
4)Triwulan IV (Oktober Desember)
5)Tempat, Tanggal dan penandatanganan laporan tersebut
6)Nama kepala UPOPPK
f) Kolom pada formulir laporan mutasi obat di isi sebagai berikut:
1)Kolom(1), Nomor urut obat
2)Kolom (2), Nama obat yang akan dilaporkan
3)Kolom (3), satuan kemasan obat (dos, kaleng, botol, Dil)
4)Kolom (4), sisa permulaan triwulan
5)Kolom (5), penerimaan selama I triwulan
6)Kolom (6), pengeluaran selama I triwulan
7)Kolom (7), sisa pada akhir triwulan
8)Kolom (8), bila diperlukan
Fungsi:
93
Laporan puskesmas atas mutasi obat dan kunjungan resep
pertahun. Informasi yang didapat:
Petunjuk pengisian:
94
Kolom total kunjungan resep (11-13): diisi dengan data
kunjungan yang mendapat resep satuan kerja bersangkutan selama
satu tahun
95
Mengukur tingkat kinerja pengelolaan obat di daerah
kabupaten/ kota selama 1 tahun anggaran.
96
g) Biaya obat perkunjungan
Manfaat informasi
E. Periode Laporan
1. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari
triwulan yang dimaksud (contoh: laporan triwulan pertama tanggal 20
April 2011, maka laporan triwulan berikutnya adalah tanggal 20 Mei
2011). Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas terkait sebagai berikut:
a. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
b. Kepala Kantor Wilayah Depkes Propinsi
c. Depkes RI, tembusan ke Ditjen Binkesmas
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun
berikutnya dan diberikan kepada dinas-dinas terkait berikut:
a. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
b. Kepala Kantor Wilayah Depkes Propinsi
c. Depkes RI, tembusan Ditjen Binkesmas
97
adalah LPLPO.LPO ini sangat Bermanfaat untuk menganalisa
penggunaan, perencanaan kebutuhan, Pengendalian persediaan, dan
pembuatan laporan.
2.Laporan narkotika
3. Laporan psikotropika
5. LT3
98
BAB VII
PENGENDALIAN LOGISTIK
99
berjalan. Selain itu pengendalian logistik tidak sebatas dilakukan pada saat
kegiatan operasional pengelolaan logistik sedang berjalan, tetapi juga
dilakukan sebelum, selama dan sesudah kegiatan pengelolaan logistik
dilaksanakan dan berjalan. Sehingga jelas bahwa pengawasan memilki makna
yang sama dengan pengendalian logistik, hanya saja pemakaian istilahnya
saja yang berbeda.
Jadi, pengawasan logistik itu sendiri secara lebih nyata dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan atau proses yang termasuk dalam fungsi manajemen
logistik dan juga merupakan fungsi kunci yang di dalamnya terdapat beberapa
kegiatan tang berkaitan dengan koreksi dan evaluasi terhadap kegiatan
manajemen logistik lainnya agar nantinya tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang akan merugikan organisasi.
100
meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan
organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
101
organisasi mencapai tujuannya.Pengendalian menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Earl P.Strong, controlling is the process of regulating the various
factors in an enterprise according to the requirement of its plans.
Artinya : pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam
suatu perusahaan,agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam rencana.
2. Harold Koontz, control is the measurement and correction of the
performance of subordinates in order to make sure that enterprise
objectives and the plans devised to attain then are accomplished.
Artinya :Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja
bawahan,agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
3. Arief Suadi berpendapat bahwa pengendalian manajemen adalah
sebuah usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan
digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Efektif berbeda dengan efisien, efektif diartikan sebagaikemampuan
untuk mengerjakan yang benar, sedangkan efsien diartikan sebagai
kemampuan untuk mengerjakan dengan benar.
4. Siswanto mengemukakan pengendalian manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk mendapatkan standar kinerja dengan sasaran
perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan,
menentukan apakah terhadap penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efektif dan efisien
guna mencapai sasaran perusahaan.
5. Robert Anthony mendefinisikan sistem pengendalian manajemen
sebagai proses untuk memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
102
6. Zahinul Hoque berpendapat bahwa sistem pengenalian manajemen
sebagai suatu alat untuk memperoleh data dalam membantu
mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan keputusan
pengendalian dalam organisasi.
7. Mulyadi dan Setyawan mendefinisikan sistem pengendalian manajemen
sebagai suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai
kegiatan dalam rangka pencapaian visi organisasi melalui misi yang
telah dipilih dan untuk mengimplementasikan serta memantau
pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
8. Robert J. Mockler mendefinisikan Pengawasan manajemen adalah suatu
usaha sistematik untuk menetapakan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
B. Tujuan Pengendalian
Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki
lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis
sebelumnya.Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik,
namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa
produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa
perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata
membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai
struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak
sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus
perubahan dalam globalisasi ekonomi.
103
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang
digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk
membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam
bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut
merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the
chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya.
Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan
tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian
mengimplementasikannya.
104
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk
dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen
perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang
akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan
perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan
perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan
memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan
perubahan yang diperlukan.
105
Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen
1. Perencanaan Strategis
2. Persiapan Anggaran
106
Persiapan anggaran yakni sebuah prosedur membentuk kembali
baik perolehan dan anggaran kedalam grafik baru ke inti kewajiban
sehingga memberitahukan beban oleh tiap-tiap manajer berasumsi
akan berlangsung.
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi Kinerja
107
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu
sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Asas pengendalian langsung (Principle of direct control), artinya
teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusahakan adanya
manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan
oleh manajer, atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara
yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai
dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas
memiliki kualitas yang baik.
6. Asas refleksi rencana (Principle of reflection plans), artinya
pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga dapat
mencerminkan karakter dan susunan rencana.
7. Asas penyesuaian dengan organisasi (Principle of organization
suitability), artinya pengendalian harus dilakukan sesuai dengan
struktur organisasi. Manajer dengan bawahannya merupakan sarana
untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengendalian yang
efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer,
sehingga mencerminkan struktur organisasi.
8. Asas pengendalian individual (Principle of individual of control),
artinya pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan
kebutuhan manajer. Teknik pengendalian harus ditujukan terhadap
kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer. Ruang lingkup
informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantung pada
tingkat dan tugas manajer.
9. Asas standar (Principle of standard), artinya pengendalian yang efektif
dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan
sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Asas pengendalian terhadap strategi (Principle of strategic point
control), artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan
adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor strategis
dalam perusahaan.
108
11. Asas kekecualian (The exception principle), artinya efisiensi dalam
pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap
faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan
tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama.
12. Asas pengendalian fleksibel (Principle of flexibility of control),
artinya pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan
pelaksanaan rencana.
13. Asas peninjauan kembali (Principle of review), artinya sistem
pengendalian harus ditujukan berkali-kali, agar sistem yang digunakan
berguna untuk mencapai tujuan.
14. Asas tindakan (Principle of action), artinya pengendalian dapat
dilakukan, apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan
directing.
109
5. Pengendalian teknis (Technical control) Pengendalian ini ditujukan
kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan degan tindakan
dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control) Pengendalian ini
ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-
kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
digariskan,
7. Pengendalian penjualan (Sales control) Pengendalian ini ditujukan
untuk mengetahui, apalah produksi atau jasa yang dihasilkan terjual
sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Pengendalian inventaris (Inventory control) Pengendalian ini
ditujukan untuk mengetahui, apakah invenaris perusahaan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengendalian pemeliharaan (Maintenance control) Pengendalian ini
ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan
kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa
kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.
Cara-Cara Pengendalian:
1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manajer.Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya. Kelebihannya pengawasan langsung
yaitu:
Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin, sehingga
perbaikannya dilakukan dengan cepat
Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,
sehingga akan memperdekat hubungan antara atasan dan
bawahannya
110
Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan, karena
merasa diperhatikan atasannya
Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang
mungkin bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya
Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal Bapak
senang”
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan
oleh bawahan.Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan tentang
pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang telah dicapai. Kelebihan
pengawasan tidak langsung yaitu:
Waktu manajer mengerjakan tugas-tugas lainnya semakin
banyak, misalnya perencanaan, kebijaksanaan, dan lain-lain.
Biaya pengawasan relatif kecil
Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam
melaksanakan pekerjaan
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian
Pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar
biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengendalian 25
semacam ini dilakukan dengan cara mengkombinasi langsung dan
tidak langsung oleh manajer.
111
tujuan organisasi dengan cara berbagai penghargaan berhubungan
dengan pencapaian tujuan tersebut.
BAB VIII
PENUTUP
112
A. Kesimpulan
1. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan
berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam
fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya
serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain
adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari
kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman
dari pencuri.
2. Adapun tujuan penyimpanan antara lain:Untuk menerima berbagai
macam alat-alat, material komponen, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan logistic, Untuk menjaga kelayakan, kualitas dan
keawetan barang-barang logistic, Untuk mengatur keluarnya barang
secara wajar kepada konsumen, Untuk meminimalisir berbagai kerusakan
barang-barang logistic, Untuk mengukur dan meneliti jumlah barang-
barang logistic, Untuk melakukan pengamanan terhadap barang logistic
dari berbagai ancaman, Untuk memberikan informasi mkepada pihak lain
yang membutuhkan.
3. Menurut Subagyo, penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan
yang telah ditetapkan dalam fungsi–fungsi sebelumnya dengan
pemenuhan setepat–tepatnya dan dengan biaya serendah
mungkin.Penyaluran merupakan kegiatan untuk melakukan pengiriman
barang dari gudang ke unit kerja. Fungsi penyaluran adalah
menyelenggarakan pengurusan pembagian/pelayanan barang secara
tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan.
4. Distribusi adalah kegiatan yang terlibat dalam pengadaan dan
penggunaan semua bahan yang dipergunakan untuk memproduksi barang
jadi, kegiatan ini meliputi pengendalian produksi dan penanganan bahan
dan penerimaan. Sedangkan menurut Keegan distribusi adalah sistem
yang menghubungkan manufaktur kepada pelanggan, saluran konsumen
113
dirancang untuk menempatkan produk tersebut ditangan orang-orang
untuk digunakan sendiri, sedangkan saluran barang industri
menyampaikan produk ke manufaktur atau organisasi yang menggunakan
produk tersebut dalam proses produksi atau dalam operasi sehari-hari.
5. Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk
mempertahankan kondisi sebuah item atau peralatan, atau
mengembalikannya ke dalam kondisi tertentu. Kemudian dengan
penekanan inti definisi yang sejalan Ansori dan Mustajib (2013) di dalam
bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance sebagai konsepsi
dari semua aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan
baik seperti kondisi awal.
6. Tujuan pemeliharaan yang utama antara lain : Kemampuan berproduksi
dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi, Menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi yang tidak terganggu,
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai
investasi tersebut, Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara
efektif dan efisien keseluruhannya, Untuk menjamin keselamatan orang
yang menggunakan sarana tersebut, Memaksimalkan ketersediaan semua
peralatan sistem produksi (mengurangi downtime), Untuk
memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan.
7. Manfaat tersebut antara lain: Dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi, Menjaga kualitas produksi yang tepat guna, memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh produk dan tidak mengganggu kegiatan
produksi, Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan diluar
batas dan menjaga modal untuk waktu yang ditentukan sesuai kebijakan,
Melaksanakan biaya serendah mungkin dan melalsanakan kegiatan
pemeliharaan secara efektif dan efisien.
114
8. Penghapusan, merupakan kegiatan pembebasan logistik dari
pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara operasional, penghapusan logistik
merupakan pengakhiran fungsi logistik dengan pertimbangan-
pertimbangan dan argumentasi-argumentasi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dalam kegiatan penghapusan
logistik harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu.
9. Pencatatan dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang di selenggarakan
setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua
kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun berjalan, serta melaporkan
data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan dan tahunan
kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah
di tetapkan.
10. Reporting (pelaporan) menurut Luther M. Gullick dalam bukunya Papers
on the Science of Administration merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
11. Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk menjaga pelaksanaan
setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan
pemakaian/pengguna logistik maupun hasil/out put pengelolaan.
Sedangkan secara lebih operasional pengawasan merupakan suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
12. Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajerial seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan.
Mengendalikan merupakan fungsi penting karena membantu untuk
memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga
115
meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa
tujuan organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
B. Saran
Pengelolaan manajemen logistic sebaiknya dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang tidak memiliki beban kerja ganda, adanya pelatihan secara
berkala untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam mengelola logistic.
Semua aspek dalam manajemen logistic harus diperhatikan dan bisa
dijalankan dengan prosedur yang sudah diterapkan sebagai strategi, sehingga
apa yang menjadi tujuan utama bisa tercapai dengan baik. Makalah ini hanya
sebagian cara untuk mendapatkan pengetahuan tentang manajemen logistic,
masih banyak ilmu tentang manajemen logistic yang perlu diketahui.
116
117
DAFTAR PUSTAKA
Pebrianti. (2015). Manajemen Rumah Sakit Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabelota Kabupaten Donggala. Jurnal Katalogis, Volume
3(Nomor 7), 127–136.
(Anonim, 2017; Chandra, 2017; Edison, 2019; Komari, 2019; Pebrianti, 2015;
Saryono, 2019; Sitorus, 2015; Soetdjianto, 2016; Tirayoh, 2018)