Disusun Oleh:
Kelompok 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa definisi, tujuan, manfaat dan prinsip dalam stock opname dan stock
counting?
4. Bagaimana aplikasi dari metode pengendalian stock opname dan stock
counting?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi, fungsi, prinsip, dan persyaratan
dalam pengendalian persediaan (inventory control)
2. Mengetahui dan memahami definisi, prinsip, manfaat, dan metode dalam
cycle counting
3. Mengetahui dan memahami definisi, tujuan, manfaat dan prinsip dalam
stock opname dan stock counting
4. Mengaplikasi dari metode pengendalian stock opname dan stock counting
2
BAB II
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
3
2.2 Fungsi Persediaan
Menurut Operations Interest Group, IIM Lucknow (2013), persediaan
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. Anticipation Inventory
Persediaan yang disimpan di gudang di setiap lokasi untuk
melayani permintaan yang diproyeksikan dalam rencana permintaan
organisasi. Rencana permintaan termasuk didalamnya adalah antisipasi
terhadap tinggi rendahnya karena promosi atau perubahan permintaan
musiman.
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penuruan
persediaan (supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan
harga. Untuk menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu
perusahan dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja
atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.
b. Fluctuation Inventory
Persediaan fluktuasi digunakan untuk memisahkan perusahaan dari
fluktuasi permintaan dan memberikan saham barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan. Dalam hal proses produksi,
persediaan fluktuasi merupakan persediaan tambahan yang disimpan untuk
perlindungan terhadap kesalahan perkiraan dan perubahan jangka pendek
dalam backlog.
c. Decoupling Inventory
Persediaan ini digunakan untuk memisahkan berbagai bagian dari
proses produksi dan memungkinkan fungsi supply dan fungsi permintaan
untuk beroperasi pada tingkat independensi yang berbeda. Persediaan ini
menyelamatkan lini produksi dari delay jika ada kekurangan di proses
awal.
d. Hedge Inventory
Persediaan ini digunakan untuk membatasi nilai risiko inflasi dan
perubahan kenaikan harga karena faktor-faktor seperti bencana,
pemogokan buruh, politik dan peristiwa ekonomi.
4
e. Lot-size Inventory
Persediaan ini dibeli untuk mengambil keuntungan dari kuantitas
diskon yang ditawarkan untuk jumlah yang lebih besar. Persediaan muncul
karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment) kembali.
Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat
dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan
ekonomis antara lain biaya setup, biaya persiapan produksi atau pembelian
dan biaya transport.
5
Sistem inventory control sudah banyak digunakan atau dikembangkan
pada suatu tempat dengan berbagai macam teknologi dan sistem. Salah
instansi pemerintah yaitu Balai Laboratorium kesehatan DIY yang dalam
kegiatannya adalah pengendalian stock opname persediaan Barang Habis
Pakai (BHP) di gudang. Dalam Sistem pengelolaan data inventory di Balai
Laboratorium Kesehatan DIY terdapat beberapa masalah, yaitu adanya
kesulitan dalam mengetahui informasi permintaan, penerimaan, pemakaian,
dan stok barang habis pakai (BHP) . Hal ini disebabkan data belum tersimpan
dalam file yang baik dan pengelolaan data persediaan BHP masih dilakukan
secara manual (kartu persediaan barang), dalam proses inventori gudang
menjadi single user dalam melakukan stock opname persediaan BHP tidak
dapat digunakan untuk multiusers sehingga bagian pelayanan dan Kepala
BLK tidak dapat langsung bisa mengakses laporan stock opname BHP.
Permasalahan seperti ini memerlukan sebuah sistem yang terkomputerisasi
dan berbasis web. Maka dalam penelitian ini akan dibangun sebuah Aplikasi
Inventory Control Stock Opname Barang Habis Pakai (BHP) di Balai
Laboratorium Kesehatan DIY, dengan menggunakan pemograman web yang
akan membantu dalam proses pengolahan data secara tersistem.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa
pengendalian persediaan adalah penentuan kebijakan pemesanan, kapan
bahan itu dipesan dan berapa banyak bahan dipesan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen atau pengguna.
6
d. Prosedur dokumentasi, yaitu penandaan barang dengan dokumen yang
sudah dinomori sebelumnya.
Sedangkan dalam perhitungan persediaan harus memperhatikan prinsip
sebagai berikut:
a. Pada waktu pelaksanaan stock opname, tidak boleh ada barang keluar
atau masuk (freezing)
b. Penghitungan harus dilakukan oleh pihak independen (pihak yang tidak
berkaitan dengan barang yang akan dihitung).
c. Jika diperlukan akurasi yang tinggi, sebaiknya satu jenis barang dihitung
oleh dua orang atau kelompok yang berbeda dalam waktu yang tidak
bersamaan.
d. Tidak hanya menghitung jumlah, namun melihat kulitas barang sesuai
standar yang ada.
7
BAB III
STOCK COUNTING & STOCK OPNAME
Stock counting dan stock opname adalah metode yang dapat digunakan
dalam pengendalian persediaan barang. Berikut adalah penjelasan masing –
masing.
3.1 Stock Counting
Stock counting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghitung dan
memeriksa jumlah barang yang tersedia di ruang penyimpanan untuk
memastikan kondisi barang yang akan dijual. Stock counting memungkinkan
perusahaan untuk memastikan bahwa stock benar – benar tercatat dan sama
seperti yang ada dalam data. Stock counting merupakan alat utama untuk
memastikan bahwa persediaan suatu perusahaan atau toko tetap akurat. Dalam
stock counting terdapat istilah cycle counting, berikut adalah penjelasan
mengenai cycle counting.
Cycle counting adalah memverifikasi barang yang terdapat dalam tempat
penyimpanan dengan sutau siklus yang terjadwal, dilakukan lebih dari sekali
dalam satu tahun. Penghitungan barang yang terdapat di ruang penyimpanan
dihitung selama beberapa hari sekali atau beberapa minggu sekali. Barang –
barang yang dihitung secara berkala adalah barang yang memiliki nilai tinggi
atau barang yang lebih cepat keluar masuk dari tempat penyimpanan. Cycle
counting tidak memerlukan system yang rumit dan tidak mengganggu
aktivitas produksi. Staf internal dapat melakukan kegiatan cycle counting,
karena pada cycle counting barang – barang dihitung periodenya setiap hari,
beberapa hari dan atau setiap minggu.
Prinsip cycle counting adalah :
1. Memverifikasi barang yang ada di ruang penyimpanan,
2. Menghitung barang yang ada di ruang penyimpanan,
3. Proses verifikasi dan penghitungan dilakukan secara terjadwal,
4. Proses verifikasi dan penghitungan dapat dilakukan lebih dari satu kali
dalam satu tahun.
8
Metode yang dapat diterapkan dalam cycle counting yakni :
1. Ramdom sample cycle counting
Data barang – barang yang ada di ruang penyimpanan dihitung dengan
metode random sampling dan kemudian digeneralisasikan. Sampel
digeneralisasikan menggunakan teknik constant population, dan
disiminishing population.
Prinsip : Tidak ditentukan barang apa saja yang dihitung, penentuan
barang yang akan dihitng dilakukan secara acak, tidak ada ketentuan
waktu yang pasti untuk menghitung jumlah barang yang ada di ruang
penyimpanan.
2. ABC cycle counting
Penghitungan barang yang ada di ruang penyimpanan dengan metode
ABC cycle counting dilakukan dengan membagi barang menggunakan
prinsip Analisis Pareto. Analisis Pareto mengelompokkan barang menjadi
3 kategori yaitu kategori A, B, dan C. Kategori barang didasarkan pada
harga barang, frekuensi penggunaan barang, lead-time, atau kriteria lain
yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Kategori A lebih sering dihitung
daripada kelas B, dan kategori kelas B, lebih sering dihitung daripada
kelas C. Pada umumnya barang kategori kelas A dihitung 4 kali dalam 1
tahun, kategori B 2 kali dalam 1 tahun, dan kategori C 1 kali dalam 1
tahun.
Prinsip : Digunakan untuk perusahaan yang memiliki lebih dari 1 ruang
penyimpanan dan memiliki barang yang banyak.
3. Process control cycle counting
Penghitungan barang yang ada di gudang dengan metode Process control
cycle counting dilakukan hanya didasarkan pada barang yang mudah
dihitung.
Prinsip : Fokus pada barang – barang yang terlibat dalam proses
pembuatan produk suratu perusahaan.
4. Opportunity based cycle counting
Penghitungan barang yang ada di gudang dengan metode Opportunity
based cycle counting dijadwalkan jika terjadi kondisi barang tertentu akan
9
diorder kembali, terdapat barang yang mengalami masalah tertentu, dan
atau ketika barang akan dimuat atau dipindahkan ke tempat yang lain.
Prinsip : Harus mengetahui jadwal pemesanan barang yang akan di order
kembali, atau jawdal pemindahan barangke tempat penyimpanan yang
lain.
5. Location based cycle counting
Metode location based cycle counting mirip dengan process control cycle
counting, namun pada metode ini tidak ada pencatatan hasil penghitungan
dan tidak ada kebijakan khusus dalam metode ini sehingga jika ingin
menggunakan metode ini perusahaan harus mengombinasikan dengan
metode yang lainnya.
Prinsip : Barang yang dihitung berdasarkan letak atau lokasi barang
tersebut, contohnya adalah lokasi berdasarkan arah mata angina yaitu
barang yang ada di sebelah Timur, Barat, Selatan, atau Utara.
6. Transaction based cycle counting
Penghitungan barang yang ada di ruang penyimpanan dengan metode
transaction based cycle counting adalah menghitung barang yang
dijadwalkan atau dilakukan setiap adanya transaksi baik antara supplier
dengan organisasi atau organisasi dengan konsumen, kemudian dari data
transaksi dibandingkan dengan jumlah yang ada di ruang penyimpanan.
Prinsip : Membeli mencatat (dengan system/tertulis tangan)
menghitung. Data transaksi dibandingkan dengan jumlah yang ada di
ruang penyimpanan.
10
3. Membandingkan lokasi, deskripsi, dan jumlah yang tercantum dalam
laporan dengan apa yang ada di rak, dan sebaliknya.
4. Menyelidiki semua perbedaan yang ditemukan dan diskusikan dengan
manajer gudang, dan kemudian mentukan apakah ada pola kesalahan yang
mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut.
5. Jika memerlukan tindakan lebih lanjut, maka harus mengubah prosedur
pelatihan kepegawaian, atau apa pun yang diperlukan untuk
menghilangkan kesalahan.
6. Melakukan audit inventaris secara berkala dan menghitung persentase
akurasi inventaris
11
Stock opname adalah metode pengendalian barang persediaan
dengan menghitung stok yang dimiliki dan mencatat hasilnya ke dalam
sebuah laporan, laporan tersebut berisi jumlah baran beserta nilainya
kemudian disesuaikan dengan catatan riil yang dimiliki. Banyak
perusahaan yang melakukan metode stock opname setahun sekali hal ini
dilakukan karena kemungkinan stok yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut tidak banyak berubah. Kemungkinan lain adalah mereka berfikir
bahwa proses stock taking membutuhkan waktu yang lama, padahal jika
stock opname dilakukan dengan menggunakan bantuan computer akan
mempercepat pengerjaan.
Prinsip Stock Opname
1. Kegiatan melihat kuantitas dan kualitas barang yang ada di ruang
penyimpanan,
2. Kegiatan merekam kuantitas dan kualitas barang yang ada di ruang
penyimpanan,
3. Kegiatan mencatat kuantitas dan kualitas barang yang ada di ruang
penyimpanan,
4. Kegiatan dilakukan secara sederhana dan lebih cepat jika dibandingkan
dengan stock counting.
12
3. Mengetahui masalah yang ada dalam tempat penyimpanan barang
dan menemukan solusi untuk masalah tersebut. Dalam tempat
penyimpanan tidak memungkinkan terjadi masalah, masalah yang
terjadi bisa seperti pencurian dan kelayakan ruang penyimpanan
yang kurang memadai, misalnya terjadi kebocoran dalam ruang
peyimpaan tentu akan merugikan stock barang, tertama barang yang
mudah rusak jika terkena air.
4. Mengetahui kapasitas ruang peyimpanan. Dengan mengetahui
kapasitas ruang penyimpanan maka dapat menyesuaikan dengan
barang yang akan di beli untuk tambahan persediaan.
5. Mengetahui laba kotor, mengurangi kerugian, dan mengurangi
pemborosan.
6. Untuk perusahaan manufaktur dapat bermanfaat untuk mengtahui
persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan bahan jadi
sehingga jika persediaan bahan baku cukup maka tidak akan
menganggu proses produksi.
3.2.3 Langkah Melaksanakan Kegiatan Stock Opname
Robert Nathan memberikan langkah – langkah yang dapat
dipersiapkan dalam kegiatan stock opname diantaranya :
1. Perencanaan
Sebelum memulai kegiatan stock opname, penting bagi pimpinan
untuk memahami dengan benar mengenai sumber daya dan waktu
yang akan diperlukan, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan
kendala yang terjadi ketika proses stock opname. Stock opname
harus dilakukan di waktu yang tepat, sebagian besar perusahaan
menerapkan stock opname diluar jam kerja. Persiapkan peralatan
yang menjunjang aktivitas stock opname seperti stocksheet, bolpoin,
dan kalkulator.
2. Pengorganisasian sumber daya
Sumber daya dalam melaksanakan kegiatan stock opname bisa
berasal dari eksternal yang berpengalaman dan bisa juga dari
internal perusahaan. Keterlibatkan staf internal perusahaan dalam
13
kegiatan stock opname akan bermanfaat untuk pekerja karena
mereka akan mendapatkan pemahaman tentang pentingnya
manajemen stok. Jika melibatkan staff internal maka harus selalu
menunjuk seorang supervisor untuk setiap bagian dan memastikan
semua staf sepenuhnya memahami bagaimana stok akan dihitung.
Sebagai contoh, penerapan stock opname dimulai dengan
menghitung dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan ruang stok,
untuk menghindari duplikasi hitungan. Juga hal yang perlu
diinstruksikan adalah bahwa kebisingan dan percakapan sebisa
mungkin diminimalkan selama kegiatan stock opname, karena suara
dari percakapan, ponsel, musik, atau radio dapat menyebabkan
kesalahan dalam hitungan.
3. Memahami apa saja yang perlu dihitung
Sebelum memulai kegiatan stock opname, harus mengidentifikasi
semua stok yang dimiliki oleh perusahaan. Stok yang dipesan
pelanggan, tetapi belum dikirim dan stok yang diterima dari
pemasok tetapi belum tercatat dalam sistem harus diisolasi dan
dikecualikan dari stock opname. Semua ruang penyimpanan harus
ditata dengan rapi dan teratur agar mudah diakses. Tim kegiatan
stock opname juga harus mengerti akan persyaratan untuk
mengidentifikasi persediaan barang rusak atau sudah kadaluwarsa.
Barang-barang tersebut dipisah sehingga dapat dinilai dengan harga
diskon atau dihapus dari jumlah stok sepenuhnya.
4. Nilai stock yang dimiliki secara teliti
Setelah menghitung dan memverifikasi tingkat stok perusahaan,
penting untuk meninjau daftar harga untuk memastikan bahwa
perusahaan memiliki harga terkini untuk stock opname. Aspek lain
yang harus dipertimbangkan ketika menilai stok yang dimiliki
adalah untuk mengidentifikasi lebih rendah dari biaya barang atau
harga jual sebenarnya dari barang tersebut.
5. Mengetahui hasil akhir stock opname
14
Setelah stok perusahaan dihitung dan diberi harga dengan benar
perusahaan perlu meninjau hasil inventarisasi untuk
mengidentifikasi dimana perbaikan dalam manajemen stok dapat
dilakukan. Stock opname berkala juga akan membantu perusahaan
dalam menyederhanakan prosedur gudang dan memungkinkan
perusahaan menangani masalah saham dengan cara yang lebih
efisien dan efektif.
3.2.4 Metode Stock Opname
Pada dasarnya, stock opname dilakukan tergantung kebutuhan dan
kebijakan perusahaan masing – masing. Ada perusahaan yang
melaksanakan stock opname stiap akhir tahun dan ada juga yang
melaksanakan stock opname setiap akhir bulan. Untuk menentukan
periode yang tepat dalam melaksanakan stock opname disesuaikan
dengan tingkat kepentingan dan kemampuan perusahaan dalam
melakukannya. Hal yang diperhatikan adalah sumber daya manusia yang
tersedia dan waktu yang dimiliki perusahaan tersebut. Selama kegiatan
stock opname tidak mengganggu aktivitas perusahaan dan perusahaan
memiliki sumber daya manusia yang memadai maka tidak masalah jika
perusaahn ingin melaksanakan stock opname di setiap bulannya.
Perusahaan yang menerapkan kegiatan stock opname di stiap bulan rata –
rata bertujuan agar perbedaan stok fisik yang ada di ruang peyimpanan
dan yang tercatat dalam laporan dapat segera diketahui dan dicari tahu
penyebabnya.
Dalam menerapkan kegiatan stock opname atau stock taking,
terdapat beberapa tipe yang dapat digunakan diantaranya :
1. Periodic stock taking
Metode periodic stock taking adalah penghitungan jumlah barang
yang tersedia di ruang penyimpanan dan menyesuaikannya dengan
laporan pembukuan yang dilakukan secara terjadwal.
Prinsip : Dilakukan secara periodik, terus menerus secara sistematis.
2. Annual stock taking
15
Metode annual stock taking adalah penghitungan jumlah barang
yang tersedia di ruang penyimpanan dan menyesuaikannya dengan
laporan pembukuan yang dilakukan dalam satu tahun sekali,
dilaksanakan pada bulan terakhir tahun keuangan. Annual stock
taking memungkinkan memerlukan waktu yang lebih lama.
Prinsip : Dilakukan secara tahunan, satu tahun sekali.
3. Stock out validation
Metode stock out validation adalah penghitungan jumlah barang
yang tersedia di ruang penyimpanan dan menyesuaikannya dengan
laporan pembukuan yang dilakukan ketika jumlah persediaan dalam
kondisi yang membahayakan persediaan atau sudah tergolong
rendah.
Prinsip : Dilakukan setiap persediaan sudah dalam kondisi kritis
atau stok yang tersedia sudah menipis.
4. Continous perpetual stock taking
Metode continuous perpetual stock taking adalah penghitungan
jumlah barang yang tersedia di ruang penyimpanan dan
menyesuaikannya dengan laporan pembukuan yang dilakukan terus
menerus setiap tahun yan dilaksanakan di beberapa titik yang
berbeda.
Prinsip : Dilakukan terus menerus di titik yang berbeda – beda.
5. Spot checks
Metode spot checks adalah penghitungan jumlah barang yang
tersedia di ruang penyimpanan dan menyesuaikannya dengan
laporan pembukuan yang dilakukan secara terjadwal atau acak
berdasarkan hasil penjualan. Metode ini untuk memastikan tidak
ada perbedaan antara data yang ada dalam laporan pembukuan
dengan apa yang sebenarnya ada.
Prinsip : Dapat dilakukan secara acak atau secara terjadwal
tergantung dari kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
16
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL
Harga Jual
Harga Pokok Persediaan Awal
Satuan
Kerangka konseptual
17
dalam melaksanakan penelitian. Dalam prosedur pelaporan stock opname dan
stock counting, kerangka operasional merupakan urutan langkah dalam
melakukan persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan stock opname dan stock
counting. Berikut ini merupakan gambaran Kerangka Operasional prosedur
pelaporan stock opname dan stock counting:
Persiapan
Pembagian lokasi stock
• menghentikan opnamedan stock persiapan dokumen
seluruh counting
pergerakan
barang
membandingkan stock
membuat laporan stock
Pelaksanaan opname dan stock
opname dan stock
perhitungan fisik counting dengan
counting
pembukuan/sistem
18
kesalahan. Setelah melakukan pehitungan fisik yaitu membandingkan data
stock opname dan stock counting antara sistem pencatatan dalam pembukuan
dengan persediaan yang tersedia.
19
BAB V
SIMULASI PELAPORAN STOCK OPNAME
PADA Ms. EXCEL
20
4. Input data penjualan dan total jumlah serta nilainya
21
7. Input data kesediaan di gudang kera
22
9. Setelah melakukan pencocokan dan ditemukan selisih lebih/kurang maka
dikolom keterangan ditulis keterangan berdasarkan keadaan barang
tersebut, jika minus (-)/selisih kurang dikarenakan barang tersebut rusak
maka pada kolom keterangan ditulis rusak begitupun dengan selisih lebih
yang kemungkinan di karenakan kesalahan pencatatan maka di kolom
keterangan di tulis salah catat.
23
2. Menentukan status persediaan, apakah persediaan akhir gudang sama
dengan persediaan akhir komputer. Menggunakan rumus:
=IF(B17=0;”TRUE”;IF(B17>0;”FALSE”;IF(B17<0;”FALSE”)))
atau Jika selisih persediaan (B17) sama dengan 0 maka mendapatkan
kategori “TRUE”, namun jika selisih persediaan (B17) lebih besar 0
maka mendapatkan kategori “FALSE”, dan jika selisih persediaan (B17)
lebih kecil 0 maka mendapatkan kategori “FALSE”.
24
3. Menentukan status persediaan berdasarkan SS (SafetyStock), apakah
persediaan akhir gudang dengan safety stock dikatakan aman atau
warning. Menggunakan rumus:
=IF(C16<50%*$B$6;”WARNING”;IF(C16>=50%*B$6$;”AMAN”))
atau Jika persediaan akhir gudang kurang dari 50% dikali dengan safety
stock maka mendapatkan kategori “WARNING”, namun jika persediaan
akhir gudang lebih dari sama dengan 50% dikali dengan safety stock
maka mendapatkan kategori “AMAN”.
25
26
BAB VI
PENUTUP
6.1 Conclusion
27
DAFTAR PUSTAKA
28