Anda di halaman 1dari 22

B.

PENGHAPUSAN LOGISTIK

1. Jelaskan pengertian Penghapusan logistik!

Sama halnya seperti pemeliharaan logistik, dalam manajemen logistik juga


dikenal adanya penghapusan logistik (disposal). Banyak pengertian atau definisi
terkait penghapusan logistik. Pembahasan mengenai penghapusan logistik
menjadi sangat menarik karena adanya perbedaan pendapat. Ada pihak yang
mengatakan bahwa penghapusan sama dengan penyusutan (BPK). Sedangkan
Ibnu Syamsi mengatakan bahwa penghapusan logistik tidak sama dengan
penyusutan. Ibnu syamsi berpendapat bahwa penyusutan adalah penurunan nilai
peralatan yg disebabkan makin menurunnya prestasi peralatan yang bersangkutan
dalam proses produksi. Sedangkan berikut adalah beberapa definisi penghapusan
logistik dari berbagai sumber baik itu dari ahli maupun literatur:

• Ibnu Syamsi

Penghapusan (disposal) adalah penyingkiran barang-barang inventaris, karena


tidak diperlukan/digunakan lagi.

• Lukas dan Rumsari

Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari


pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

• Keputusan Menkeu No.470 KMK.01/1994

Penghapusan adalah keputusan dari pejabat yang berwenang untuk


menghapus barang dari daftar inventaris (Buku Inventaris) dengan tujuan
membebaskan bendaharawan barang dan atau pembantu penguasa barang (PPBI)
dari pertanggungjawaban administrasi barang dan pisik barang milik/kekayaan
negara yang berada dibawah pengurusan dan penguasaannya sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
• Permendagri No.17 Tahun 2007

Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan-tindakan penghapusan


barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang
Milik Daerah.

Dari beberapa pengertian di atas sebenarnya dilakukannya


penghapusan logistik bukan tanpa tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dari
dilakukannya penghapusan logistik, antara lain:

1. Menuju tertib pelaksanaan penghapusan barang milik/kekayaan negara atau


pemda

2. Menuju kepada adanya kesatuan bahasa atau keseragaman pelaksanaan


penghapusan

3. Menuju pada efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan barang secara


optimal oleh setiap departemen/lembaga

4. Menetapkan suatu landasan umum penghapusan dan pemanfaatan barang


milik/kekayaan negara atau pemda sesuai peraturan perundang-undanganan yang
berlaku

5. Membebaskan bendaharawan barang atau pengurus barang dari


pertanggungjawaban administrasi barang.

Sedangkan manfaat dari dilakukannya penghapusan logistik antara lain sebagai


berikut:

1. Mencegah terjadinya kerugian negara sebagai akibat tidak dilaksanakannya


penghapusan sedini mungkin. Dengan dilakukan penghapusan barang sedini
mungkin akan dapat menghemat anggaran baik dari segi biaya pemeliharaan
maupun efisiensi aktivitas produksi organisasi tersebut.

2. Meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dengan melakukan


penghapusan secara otomatis jika penghapusan tersebut dilakukan dengan cara
lelang maupun penjualan organisasi akan memberoleh dari dari barang tersebut
yang dapat dihitung sebagai penghasilan bukan pajak.

3. Menekan biaya operasional terhadap barang-barang yg sudah waktunya untuk


dihapus. Hal ini berkaitan dengan manfaat penghapusan yang pertama.

Penghapusan logistik juga memilki fungsi yaitu melakukan pengurusan dan


penyelenggaraan pembebasan material dari pertanggungjawaban pengurus barang
menurut peraturan yang berlaku untuk meminimalisir kerugian organisasi.
2. Jelaskan alasan dilakukannya penghapusan logistik!

Ada beberapa alasan yang mendasari dilakukannya penghapusan logistik. Salah


satunya adalah terkait alasan atau syarat penghapusan logistik yang dikemukakan
oleh ibnu syamsi, antara lain:

1. Perlengkapan dalam kondisi rusak berat

Hal ini menyangkut keadaan barang logistik itu sendiri yang berkaitan dengan
fisik barang tersebut yang berkaitan dengan kinerja barang logistik tersebut.
Misalnya, mobil dinas jika sudah mengalami rusak berat tentu akan mengganggu
operasional aktivitas organisasi itu sendiri.

2. Perlengkapan sudah tidak efisien/ketinggalan zaman

Setiap waktu segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami kemajuan. Tak
terkecuali barang-barang logistik dalam sebuah organisasi. Agar sebuah
organisasi tidak ketinggalan dengan organisasi lain maka harus mengikuti
perkembangan yang ada. Hal ini akan berkaitan dengan barang-barang logistik
yang sudah dianggap ketinggalan jaman dan kurang efisien. Contoh: dahulu untuk
mengetik suatu organisasi membutuhkan mesin ketik. Namun seiring
perkembangan teknologi mesin ketik sudah harus berubah ke aat yang lebih
canggih yaitu komputer. Sehingga hal ini menjadi alasan bagi suatu organisasi
untuk menghapus mesin ketiknya.

3. Jumlahnya berlebihan (excess stock)

Kekurangan logistik dalam suatu organisasi akan mengganggu aktivitas


organisasi. Begitu pula apabila suatu organisasi memiliki logistik yang berlebihan
juka akan mengganggu aktivitas organisasi. Karena dengan jumlah logistik yang
berlebihan ini akan mengakibatkan barang yang kurang dibutuhkan memakan
tempat yang banyak sehingga mengganggu aktivitas organisasi. Oleh karena itu
organisasi berkewajiban untuk melakukan penghapusan logistik yang berlebihan
tersebut dengan cara yang bijaksana.

Semua alasan di atas dapat dijadikan dasar untuk melakukan penghapusan


logistik. Namun dalam penghapusan logistik yang bersangkutan jangan sampai
mengganggu efektifitas dan efisiensi organisasi itu sendiri.
Sedangkan berdasarkan Permendagri No.17 Tahun 2007, beberapa dasar
pertimbangan terkait penghapusan logistik yang didasarkan atas jenis barangnya,
antara lain:

Ø Barang Tidak Bergerak

1. Rusak berat, terkena bencana alam/force majeure

2. Tdk dpt digunakan secara optimal (idle)

3. Terkena planologi kota

4. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas

5. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi

6. Pertimbangan dalam rangka perencanaan strategis Hankam

Ø Barang Bergerak

a. Pertimbangan Teknis

1. Rusak berat dan tidak ekonomis bila diperbaiki

2. Tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi

3. Kadaluarsa

4. Penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dsb.

5. Mengalami penyusutan dlm penyimpanan/pengangkutan.

b. Pertimbangan Ekonomis

1. Untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle

2. Beaya operasional dan pemeliharaan > manfaat yang diperoleh

c. Pertimbangan karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian,


disebabkan:

1. Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/Pengurus barang

2. Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/Pengurus barang

3. Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak

4. Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure)


d. Pertimbangan karena hilang

Secara administratif barang yg hilang harus disingkirkan. Hal ini penting


dilakukan, selain sebagai satu bentuk pertanggungjawaban pemakai, pengambilan
keputusan dan tindakan sebagai konsekuensi atas hilangnya logistik tsb jg untuk
pengambilan keputusan maupun tindakan managemen logistik berikutnya
khususnya pengadaan logistik guna menghindari gangguan ataupun stagnasi
kegiatan suatu unit kerja.

3. Jelaskan cara-cara penghapusan logistik!

Ada beberapa cara yang dapat digunakan suatu organisasi untuk melakukan
penghapusan barang-barang logistik. Menurut Lukas dan Rumsari cara-cara yang
dapat dilakukan tersebut, antara lain:

1. Lelang

· Cara penghapusan logistik dengan cara lelang ini dapat dilakukan oleh
organisasi bila peralatan (logistik) yang akan dihapus tersebutmasih layak dijual.

· Pelelangan barang milik instansi pemerintah dilakukan melalui Kantor


Lelang Negara.

· Dengan menggunakan cara ini berarti instansi (organisasi) akan


memperoleh kontraprestasi berupa uang hasil penjualan yang akan masuk ke kas
organisasi dan dihitung sebagai penghasilan bukan pajak.

· Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang melalui Kantor


Lelang Negara setempat atau melalui Panitia Pelelangan Terbatas untuk barang
milik daerah yg bersifat khusus yang dibentuk dengankeputusan Kepala Daerah.

Sebagai gambaran singkatnya, sebuah organisasi daerah memilki sebuah mobil


dinas yang sebenarnya masih layak untuk digunakan. Dikarenakan ada kebijakan
untuk pengadaan mobil dinas baru dengan alasan efisiensi organisasi mau tidak
mau mobil dinas bekas harus dihapuskan. Karena masih layak digunakan mobil
tersebut dapat dilelang kepada masyarakat umum sesuai dengan aturan yang
berlaku.

2. Ditukarkan

· Cara penghapusan logistik secara penukaran dilakukan dengan alasan


organisasi lebih membutuhkan logistik lain.
· Penukaran yang dapat dilakukan adalah ketika suatu organisasi lain
memilki kelebihan barang logistik yang kurang dibutuhkan di sisi lain suatu
organisasi membutuhkan barang tersebut dan mempunai kelebihan barang lain
yang tidak dibutuhkan. Hal inilah yang disebut dengan barter.

· Dengan cara ini berarti organisasi akan menukarkan logistik yg dimiliki


(dengan beberapa alasan yangg dapat dipertanggungjawabkan) dengan logistik
yang dibutuhkan organisasi.

· Selain itu suatu organisasi juga harus mempertimbangkan dan mengacu


pada prinsip-prinsip pengadaan logistik dengan cara menukarkan, antara lain :

o logistik yang ditukarkan harus benar-benar sudah tidak dibutuhkan instansi,

o nilai logistik yang dipertukarkan harus sepadan, dan

o saling menguntungkan kedua belah pihak.

Sebagai gambarannya adalah sebagai berikut, suatu organisasi katakan saja FISIP
UNS mempunyai logistik berupa kursi kuliah yang berlebih. Oleh karena itu
untuk mengefisiensikan organisasi maka harus dilakukan penghapusan terhadap
beberapa jumlah kursi tersebut. Hal ini memang dikarenakan FISIP sudah tidak
membutuhkan kursi tersebut. Namun di sisi lain FISIP mengalami kekurangan
meja kuliah. Karena melihat FE UNS mempunyai meja kuliah yang berlebih dan
mereka kekurangan kursi kuliah maka hal ini dapat dilakukan penghapusan
barang oleh kedua organisasi tersebut dengan cara ditukarkan. Dengan begitu
FISIP akan memperoleh meja kuliah dan FE akan memperoleh kursi kuliah yang
pada akhirnya hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

3. Dipindahkan

Penghapusan dengan cara dipindahkan adalah penghapusan barang yang lebih


menekankan pada penghapusan di tingkat internal organisasi atau di masing-
masing unit kerja organisasi. Pemindahan dapat dilakukan ketika barang yang
dimilki oleh suatu unit kerja dirasa sudah tidak dibutuhkan lagi karena berbagai
alasan sedangkan ada unit kerja yang mungkin lebih membutuhkan logistik
tersebut. Dengan demikian secara fisik barang tersebut tidak dihapuskan dari
suatu organisasi namun hanya dipindahkan dari suatu unit kerja ke unit kerja
lainnya.

4. Dihibahkan

· Dihibahkan merupakan salah satu cara penghapusan logistik yakni


dengan cara memberikan/menyumbangkan barang tersebut kepada pihak lain.
· Barang tersebut diberikan oleh organisasi secara cuma-cuma kepada
pihak/organisasi lain yang membutuhkan logistik yang dihapuskan tersebut.

· Pertimbangan pelaksanaan hibah barang milik daerah :

o Kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Hal ini berkaitan


dengan tempat ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sejenisnya.

Contohnya: pemkot solo memilki tanah kosong yang dirasa kurang strategis untuk
membangun beberapa insfrastruktur kota karena terletak di daerah yang terpencil.
Karena melihat penduduk di sekitar tanah tersebut yang beragama mulim namun
belum memiliki masjid, maka pemkot solo dapat menghibahkan tanah tersebut
kepada warga setempat untuk dipergunakan sebagai lahan pembangunan masjid.

o Kepentingan penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini lebih berkaitan


dengan hibah antar tingkat pemerintahan (Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah dan antar Pemda).

5. Pemanfaatan kembali (recycle)

Penghapusan dengan cara ini berarti barang yang dihapus kemudian diubah
menjadi barang lain yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dari fungsi
dan kegunaan semula. Misalnya, suatu pemerintah daerah memilki kantor
pemerintahan yang baru. Maka dari itu kantor yang lama harus dihapuskan karena
memang sudah tidak digunakan lagi. Cara yang dapat digunakan untuk
penghapusan salah satunya adalah dengan pemanfaatan kembali (recycle). Kantor
lama dapat digunakan sebagai perpustakaan atau mungkin museum yang nantinya
dapat meningkatkan pariwisata daerah.

6. Dimusnahkan

Cara ini sebenarnya merupakan cara yang paling mudah dilakukan namun
dampaknya cukup besar. Dengan pemusnahan maka secara otomatis organisasi
tidak akan memperoleh keuntungan material maupun non-material. Karena
logistik yang dihapuskan akan benar-benar hilang. Oleh karena itu penghapusan
dengan cara ini harus dipertimbangkan secara matang. Misalnya dengan melihat
bahwa logistik tersebut benar-benar sudah tidak dapat dipergunakan lagi.

Selain itu dalam penghapusan logistik juga harus diperhatikan beberapa proses
dan prosedurnya. Adapun proses penghapusan logistik adalh sebagai beri
Instalasi farmasi adalah suatu bagian/unit/devisi atau fasilitas di rumah sakit,
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditunjukkan
untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Berdasarkan definisi tersebut maka
instalasi farmasi rumah sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu
departemen atau unit bagian di suatu rumah sakit di

bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa apoteker yang
memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab
atas seluruh pekerjaan serta pelayanan langsung kepada penderita sampai sakit,
baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun untuk semua unit
termasuk poliklinik rumah sakit (Siregar dan Amalia,2004).

Manajemen logistik di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting di rumah
sakit.Ketersediaan obat saat ini menjadi tuntutan pelayanan kesehatan.
Manajemen logistik obat di rumah sakit yang meliputi tahap-tahap yaitu
perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penghapusan, evaluasi dan monitoring


yang saling terkait satu sama lain, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar
masingmasing dapat berfungsi secara optimal. Ketidakterkaitan antara masing-
masing tahap akan mengakibatkan tidak efisiennya sistem suplai obat yang ada,
ini juga memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit baik secara medis
maupun ekonomis (Quick et al, 1997).

DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, D.Y. (2014). Penyesuaian Rencana Pengadaan


Obat Berdasarkan Metode Pareto (ABC) – VEN (Vital, Essensial, Non Essensial)
Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Paru Jember. Jurnal Universitas Jember. Departemen Agama RI. (2010). Al-
Quran dan Terjemahannya. Bandung: CV Dipenogoro Djatmiko, M dan Eny
Rahayu.(2007). Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Kariadi Semarang Tahun 2007.Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik.5:27-31.
Malinggas, Novianne E. R, dkk. (2015). Analisis Manajemen Logistik Obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah DR Sam Ratulangi Tondano. Jurnal
JIKMU.5:448-460. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Quick,dkk. (1997). Managing Drug Supply: The Selection, Procurement,
Distribution, and use Of Pharmaceuticals. West Hartford:Kumairan Press
Seto,Soerjono,dkk.(2004)Manajemen Farmasi: Apotek, Farmasi Rumah Sakit,
Pedagang Besar Farmasi, dan Industri Farmasi. Surabaya: Airlangga University
Press. Sheina B, dkk. (2010). Penyimpanan obat di gudang instalasi farmasi RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I. Jurnal Kesehatan Masyarakat.4:175
Suciati, S dan Adisamito.(2006). Analisis Perncanaan Obat berdasarkan ABC
Indeksi Kritis di Instalasi Farmasi. JurnalManajemen Kesehatan.9:1926.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Nico. (2007). Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas


Publik Melalui e-Government. Malang: Bayumedia Publishing

Bappenas. 80% Kasus Korupsi Temuan KPK Terkait dengan Pengadaan


Barang/jasa. Dperoleh dari http://bappenas.go.id pada 18 Juni 2013

Chairuddin, Fachrul. (2013). Kronologi Kasus Korupsi Proyek Hambalang.


Diperoleh dari http://hukum.kompasiana.com pada 18 Juni 2013

Dwiantara, Lukas., Sumarto, Rumsari. 2005. Manajemen logistik. Jakarta:


Grasindo

Green. (2009). Manajemen Logistik Pemeliharaan. Diperoleh


darihttp://greenhati.blogspot.com pada 14 Juni 2013

repository.upi.edu/operator/upload/s_pem_043979_chapter2(1).p
df

Sahrasad, Herdi. (2012). Korupsi Pengadaan Al Quran Mengiris Hati. Diperoleh


dari http://inilah.com pada 18 Juni 2013

Setyadi, Arief. (2013). Usut Kasus Simulator SIM, KPK Periksa Karyawan Budi.
Diperoleh dari http://news.okezone.com pada 18 Juni 2013

Siagian, Sondang P. (2003). Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Syamsi, Ibnu. (1983). Administrasi Perlengkapan Materiil Pemerintah


Daerah.Jakarta: PT. Bina Aksara

Wibawa, Samodra. (2005). Reformasi Administrasi Bunga Rampai Pemikiran


Administrasi Negara/Publik. Yogyakarta: Gava Media

Yanuarti, Nurdiana. (2012). Pengendalian dan Pengawasan Logistik. Diperoleh


dari http://nurcc.blog.esaunggul.ac.id pada 14 Juni 2013
fungsi penghapusan

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Tujuan utama dari manajemen logistic adalah mengembangkan operasi yang


terpadu, manajemen kegiatan logistic individual sering kali dibawa pengarahan
dan pengawasan dari berbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat
dari siklus fungsi-fungsi logistic maka fungsi logistic adalah rencana kebutuhan
logistic. Semua kegiatan menyediakan barang-barang logistic untuk menunjang
pelaksanaan tugas seluruh organisasi. Secara lebih operasional, penghapusan
logistic merupakan pengakhiran fungsi logistic dengan pertimbangan-
pertimbangan dan argumentasi-argumentasi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.

1. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada hakikatnya penulis mengarahkan langkah-langkah yang


dijadikan pokok permasalahan dalam pembuatan makalah ini agar sasaran yang
hendak dicapai dapat terwujud, pokok permasalahan tersebut yaitu:

1. Apa pengertian fungsi penghapusan ?

2. Apa kriteria untuk penghapusan logistik ?

3. Apa aspek fungsi penghapusan logistik ?

4. Bagaimana cara penggunaan penghapusan logistik ?

1. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari pembuatan


makalah, yaitu:
1. Agar mengetahui pengertian fungsi penghapusan

2. Agar mengetahui kriteria untuk penghapusan logistik

3. Agar mengetahui aspek fungsi penghapusan logistik

4. Agar megetahui cara penggunaan penghapusan logistik

1. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dalam pembuatan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui fungsi penghapusan

2. Untuk mengetahui kriteria untuk penghapusan logistik

3. Untuk mengetahui aspek fungsi penghapusan logistik

4. Untuk mengetahui cara penggunaan penghapusan logistik


BAB II

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN FUNGSI PENGHAPUSAN

Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung


jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara
lebih operasional, penghapusan logistik merupakan pengakhiran fungsi logistik
dengan pertimbangan- pertimbangan dan argumentasi- argumentasi tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan. Adapun pendapat lain mengenai pengertian fungsi
penghapusan yaitu :

1. kegiatan penghapusan logistik harus mempertimbangkan alasan-alasan


normative tertentu (Dwiantara & Sumarto,2005). (Mudaanggie, 2011)

2. Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari


pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku (Subagya: 1994).

3. Ibnu Syamsi, Penghapusan (disposal) adalah penyingkiran barang-barang


inventaris, karena tidak diperlukan/digunakan lagi.

4. Lukas dan Rumsari, Penghapusan logistik merupakan kegiatan


pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Keputusan Menkeu 470 KMK.01/1994, Penghapusan adalah keputusan
dari pejabat yang berwenang untuk menghapus barang dari daftar
inventaris (Buku Inventaris) dengan tujuan membebaskan bendaharawan
barang dan atau pembantu penguasa barang (PPBI) dari
pertanggungjawaban administrasi barang dan pisik barang milik/kekayaan
negara yang berada dibawah pengurusan dan penguasaannya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

6. Permendagri 17 Tahun 2007, Penghapusan barang milik daerah adalah


tindakan-tindakan penghapusan barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan
penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah.

Dari beberapa pengertian di atas sebenarnya dilakukannya penghapusan logistik


bukan tanpa tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dari dilakukannya penghapusan
logistik, antara lain:

1. Menuju tertib pelaksanaan penghapusan barang milik/kekayaan negara


atau pemda

2. Menuju kepada adanya kesatuan bahasa atau keseragaman pelaksanaan


penghapusan

3. Menuju pada efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan barang secara


optimal oleh setiap departemen/lembaga

4. Menetapkan suatu landasan umum penghapusan dan pemanfaatan barang


milik/kekayaan negara atau pemda sesuai peraturan perundang-
undanganan yang berlaku

5. Membebaskan bendaharawan barang atau pengurus barang dari


pertanggungjawaban administrasi barang. (Wahyufisipuns, 2014)

6. KRITERIA UNTUK PENGHAPUSAN LOGISTIK

Ada beberapa alasan yang mendasari dilakukannya penghapusan logistik. Salah


satunya adalah terkait alasan atau syarat penghapusan logistik yang dikemukakan
oleh ibnu syamsi, antara lain:

1. Perlengkapan dalam kondisi rusak berat

Hal ini menyangkut keadaan barang logistik itu sendiri yang berkaitan dengan
fisik barang tersebut yang berkaitan dengan kinerja barang logistik tersebut.
Misalnya, mobil dinas jika sudah mengalami rusak berat tentu akan mengganggu
operasional aktivitas organisasi itu sendiri.

1. Perlengkapan sudah tidak efisien/ketinggalan zaman

Setiap waktu segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami kemajuan. Tak
terkecuali barang-barang logistik dalam sebuah organisasi. Agar sebuah
organisasi tidak ketinggalan dengan organisasi lain maka harus mengikuti
perkembangan yang ada. Hal ini akan berkaitan dengan barang-barang logistik
yang sudah dianggap ketinggalan jaman dan kurang efisien. Contoh: dahulu untuk
mengetik suatu organisasi membutuhkan mesin ketik. Namun seiring
perkembangan teknologi mesin ketik sudah harus berubah ke alat yang lebih
canggih yaitu komputer. Sehingga hal ini menjadi alasan bagi suatu organisasi
untuk menghapus mesin ketiknya.

1. Jumlahnya berlebihan (excess stock)

Kekurangan logistik dalam suatu organisasi akan mengganggu aktivitas


organisasi. Begitu pula apabila suatu organisasi memiliki logistik yang berlebihan
juka akan mengganggu aktivitas organisasi. Karena dengan jumlah logistik yang
berlebihan ini akan mengakibatkan barang yang kurang dibutuhkan memakan
tempat yang banyak sehingga mengganggu aktivitas organisasi. Oleh karena itu
organisasi berkewajiban untuk melakukan penghapusan logistik yang berlebihan
tersebut dengan cara yang bijaksana. Semua alasan di atas dapat dijadikan dasar
untuk melakukan penghapusan logistik. Namun dalam penghapusan logistik yang
bersangkutan jangan sampai mengganggu efektifitas dan efisiensi organisasi itu
sendiri. Sedangkan berdasarkan Permendagri No.17 Tahun 2007, beberapa dasar
pertimbangan terkait penghapusan logistik yang didasarkan atas jenis barangnya,
antara lain:

1. Barang Tidak Bergerak

2. Rusak berat, terkena bencana alam/force majeure

3. Tdk dpt digunakan secara optimal (idle)

4. Terkena planologi kota

5. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas

6. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi


7. Pertimbangan dalam rangka perencanaan strategis Hankam.

2. Barang Bergerak

3. Pertimbangan Teknis

4. Rusak berat dan tidak ekonomis bila diperbaiki

5. Tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi

6. Kadaluarsa

7. Penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dsb.

8. Mengalami penyusutan dlm penyimpanan/pengangkutan.

1. Pertimbangan Ekonomis

1. Untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle

2. Beaya operasional dan pemeliharaan > manfaat yang diperoleh

3. Pertimbangan karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau


kerugian, disebabkan:

4. Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/Pengurus barang

5. Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/Pengurus barang

6. Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak

7. Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure)

8. Pertimbangan karena hilang

Secara administratif barang yg hilang harus disingkirkan. Hal ini penting


dilakukan, selain sebagai satu bentuk pertanggungjawaban pemakai, pengambilan
keputusan dan tindakan sebagai konsekuensi atas hilangnya logistik tsb jg untuk
pengambilan keputusan maupun tindakan managemen logistik berikutnya
khususnya pengadaan logistik guna menghindari gangguan ataupun stagnasi
kegiatan suatu unit kerja. (Wahyufisipuns, 2014)
1. ASPEK FUNGSI PENGHAPUSAN LOGISTIK

Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:

1. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur

Dalam aspek yuridis mencakup hal-hal: Pembentukan panitia penilai, identifikasi


dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan
terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.

1. b) Aspek rencana pelaksana tehnis

Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-
cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:

 Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-


komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai
barang persediaan baru.

 Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang


yang dihapus menjadi barang lain

 Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka


pemanfaatan langsung

 Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau


pihak di luar instansi (Pemerintah)

 Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang

 Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan


lingkungan.(Angela, 2013)(Soleh-ku, 2011)

Sedangkan manfaat dari dilakukannya penghapusan logistik antara lain sebagai


berikut:

1. Mencegah terjadinya kerugian negara sebagai akibat tidak


dilaksanakannya penghapusan sedini mungkin. Dengan dilakukan
penghapusan barang sedini mungkin akan dapat menghemat anggaran baik
dari segi biaya pemeliharaan maupun efisiensi aktivitas produksi
organisasi tersebut.

2. Meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dengan


melakukan penghapusan secara otomatis jika penghapusan tersebut
dilakukan dengan cara lelang maupun penjualan organisasi akan
memberoleh dari dari barang tersebut yang dapat dihitung sebagai
penghasilan bukan pajak.

3. Menekan biaya operasional terhadap barang-barang yg sudah waktunya


untuk dihapus. Hal ini berkaitan dengan manfaat penghapusan yang
pertama.

Penghapusan logistik juga memilki fungsi yaitu melakukan pengurusan dan


penyelenggaraan pembebasan material dari pertanggungjawaban pengurus barang
menurut peraturan yang berlaku untuk meminimalisir kerugian organisasi.

1. CARA PENGGUNAAN PENGHAPUSAN LOGISTIK

Ada beberapa cara yang dapat digunakan suatu organisasi untuk melakukan
penghapusan barang-barang logistik. Menurut Lukas dan Rumsari cara-cara yang
dapat dilakukan tersebut, antara lain:

1. Lelang

2. Cara penghapusan logistik dengan cara lelang ini dapat dilakukan oleh
organisasi bila peralatan (logistik) yang akan dihapus tersebut masih layak
dijual.

3. Pelelangan barang milik instansi pemerintah dilakukan melalui Kantor


Lelang Negara.

4. Dengan menggunakan cara ini berarti instansi (organisasi) akan


memperoleh kontraprestasi berupa uang hasil penjualan yang akan masuk
ke kas organisasi dan dihitung sebagai penghasilan bukan pajak.

5. Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang melalui Kantor


Lelang Negara setempat atau melalui Panitia Pelelangan Terbatas untuk
barang milik daerah yg bersifat khusus yang dibentuk dengan keputusan
Kepala Daerah.

Sebagai gambaran singkatnya, sebuah organisasi daerah memilki sebuah mobil


dinas yang sebenarnya masih layak untuk digunakan. Dikarenakan ada kebijakan
untuk pengadaan mobil dinas baru dengan alasan efisiensi organisasi mau tidak
mau mobil dinas bekas harus dihapuskan. Karena masih layak digunakan mobil
tersebut dapat dilelang kepada masyarakat umum sesuai dengan aturan yang
berlaku.

2. Ditukarkan
3. Cara penghapusan logistik secara penukaran dilakukan dengan alasan
organisasi lebih membutuhkan logistik lain.

4. Penukaran yang dapat dilakukan adalah ketika suatu organisasi lain


memilki kelebihan barang logistik yang kurang dibutuhkan di sisi lain
suatu organisasi membutuhkan barang tersebut dan mempunai kelebihan
barang lain yang tidak dibutuhkan. Hal inilah yang disebut dengan barter.

5. Dengan cara ini berarti organisasi akan menukarkan logistik yg dimiliki


(dengan beberapa alasan yangg dapat dipertanggungjawabkan) dengan
logistik yang dibutuhkan organisasi.

6. Selain itu suatu organisasi juga harus mempertimbangkan dan mengacu


pada prinsip-prinsip pengadaan logistik dengan cara menukarkan, antara
lain :

 logistik yang ditukarkan harus benar-benar sudah tidak dibutuhkan


instansi,

 nilai logistik yang dipertukarkan harus sepadan, dan

 saling menguntungkan kedua belah pihak.

Sebagai gambarannya adalah sebagai berikut, suatu organisasi katakan saja FISIP
UNS mempunyai logistik berupa kursi kuliah yang berlebih. Oleh karena itu
untuk mengefisiensikan organisasi maka harus dilakukan penghapusan terhadap
beberapa jumlah kursi tersebut. Hal ini memang dikarenakan FISIP sudah tidak
membutuhkan kursi tersebut. Namun di sisi lain FISIP mengalami kekurangan
meja kuliah. Karena melihat FE UNS mempunyai meja kuliah yang berlebih dan
mereka kekurangan kursi kuliah maka hal ini dapat dilakukan penghapusan
barang oleh kedua organisasi tersebut dengan cara ditukarkan. Dengan begitu
FISIP akan memperoleh meja kuliah dan FE akan memperoleh kursi kuliah yang
pada akhirnya hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

3. Dipindahkan

Penghapusan dengan cara dipindahkan adalah penghapusan barang yang lebih


menekankan pada penghapusan di tingkat internal organisasi atau di masing-
masing unit kerja organisasi. Pemindahan dapat dilakukan ketika barang yang
dimilki oleh suatu unit kerja dirasa sudah tidak dibutuhkan lagi karena berbagai
alasan sedangkan ada unit kerja yang mungkin lebih membutuhkan logistik
tersebut. Dengan demikian secara fisik barang tersebut tidak dihapuskan dari
suatu organisasi namun hanya dipindahkan dari suatu unit kerja ke unit kerja
lainnya.
4. Dihibahkan

5. Dihibahkan merupakan salah satu cara penghapusan logistik yakni dengan


cara memberikan/menyumbangkan barang tersebut kepada pihak lain.

6. Barang tersebut diberikan oleh organisasi secara cuma-cuma kepada


pihak/organisasi lain yang membutuhkan logistik yang dihapuskan
tersebut.

7. Pertimbangan pelaksanaan hibah barang milik daerah :

8. Kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Hal ini berkaitan


dengan tempat ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sejenisnya.

9. Contohnya: pemkot solo memilki tanah kosong yang dirasa kurang


strategis untuk membangun beberapa insfrastruktur kota karena terletak di
daerah yang terpencil. Karena melihat penduduk di sekitar tanah tersebut
yang beragama mulim namun belum memiliki masjid, maka pemkot solo
dapat menghibahkan tanah tersebut kepada warga setempat untuk
dipergunakan sebagai lahan pembangunan masjid.

10. Kepentingan penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini lebih berkaitan


dengan hibah antar tingkat pemerintahan (Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah dan antar Pemda).

5. Pemanfaatan kembali (recycle)

Penghapusan dengan cara ini berarti barang yang dihapus kemudian diubah
menjadi barang lain yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dari fungsi
dan kegunaan semula. Misalnya, suatu pemerintah daerah memilki kantor
pemerintahan yang baru. Maka dari itu kantor yang lama harus dihapuskan karena
memang sudah tidak digunakan lagi. Cara yang dapat digunakan untuk
penghapusan salah satunya adalah dengan pemanfaatan kembali (recycle). Kantor
lama dapat digunakan sebagai perpustakaan atau mungkin museum yang nantinya
dapat meningkatkan pariwisata daerah.

6. Dimusnahkan
Cara ini sebenarnya merupakan cara yang paling mudah dilakukan namun
dampaknya cukup besar. Dengan pemusnahan maka secara otomatis organisasi
tidak akan memperoleh keuntungan material maupun non-material. Karena
logistik yang dihapuskan akan benar-benar hilang. Oleh karena itu penghapusan
dengan cara ini harus dipertimbangkan secara matang. Misalnya dengan melihat
bahwa logistik tersebut benar-benar sudah tidak dapat dipergunakan
lagi.(Wahyufisipuns, 2014)

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung
jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Ada
beberapa alasan yang mendasari dilakukannya penghapusan logistik. Salah
satunya adalah terkait alasan atau syarat penghapusan logistik yang dikemukakan
oleh ibnu syamsi, antara lain: Perlengkapan dalam kondisi rusak berat,
Perlengkapan sudah tidak efisien/ketinggalan zaman , dan Jumlahnya berlebihan
(excess stock). Ada beberapa cara yang dapat digunakan suatu organisasi untuk
melakukan penghapusan barang-barang logistik. Menurut Lukas dan Rumsari
cara-cara yang dapat dilakukan tersebut, antara lain: lelang, ditukarkan,
dipindahkan, dihibahkan, pemanfaatan kembali, dan pemusnahan.

1. SARAN

Makalah ini hanyalah sebagaian cara untuk mengetahui cara untuk mendapat
pengetahuan tentang manajemen logistik, darinya itu kami penulis menyarankan
untuk lebih giat mencari sumber ilmu dari yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Angela. (2013). Manajemen Logistik. Retrieved
from http://angelangeljs.blogspot.com/2013/05/manajemen-logistik.html

Mudaanggie. (2011). Penghapusan Logistik. Retrieved


from http://mudaanggie.blogspot.com/2011/05/penghapusan-logistik.html

Soleh-ku. (2011). makalah manajemen logistik. Retrieved from http://soleh-


ku.blogspot.co.id/2011/05/makalah-manajemen-logistik.html

Wahyufisipuns. (2014). Pemeliharaan-pengapusan-logistik. Retrieved


from http://wahyufisipuns.blogspot.co.id/2014/02/pemeliharaan-dan-
penghapusan-logistik.htm

https://nurindah808.wordpress.com/2017/03/06/fungsi-penghapusan/

Anda mungkin juga menyukai