Anda di halaman 1dari 149

LAPORAN MANAJERIAL

PRAKTEK PERKANTORAN MEDIK

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG PANJANG

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN UMSB

BUKITTINGGI

2021
LAPORAN MANAJERIAL

PRAKTEK PERKANTORAN MEDIK

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG PANJANG

OLEH :

1. AZIZAH REZA SAFITRI (191000213461006)

2. SYAFARIDA AMNA (191000213461011)

3. NADYA TRILAKSHA (191000213461013)

4. ADILLA TULLAH (191000213461014)

5. NURVADILA RAHAYU (191000213461017)

6. MELISA FEBRIN (191000213461018)

7. REGGHY ANJANI (191000213461019)

8. NURRISKA CANIAGO (191000213461024)

9. KIKI SOFYA ANGGRAINI (191000213461033)

10. SANDRA OKTAVIA (191000213461038)

11. MEMI SILVIA (191000213461041)

12. ANNISA ULHUSNI (191000213461042)

13. YOGI OKTARINANDO (191000213461058)

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN UMSB

BUKITTINGGI
2021

Pengesahan Laporan Praktek Perkantoran Medik

Menyatakan bahwa laporan ini benar

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan

(Desi S.S,Gz RD) (Ns.Harpendi Yunita.S.Kep)

Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan

(Dinny Fitria Sari Amd.RM) (dr. Adri Buthia)

Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan


(Karmilawati, Amd.Kes) (Lili Indryani S.Si Apt)

Disahkan Oleh :
Ka. Prodi D-III Administrasi Rumah Sakit

(Elsi Susanti, SE.MM)


NIDN. 1018097801
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan hidayahnya dan memberi penulis kesempatan dalam menyelesaikan

Laporan Manajerial Praktek Perkantoran Medik bagi mahasiswa dari fakultas

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Kegiatan praktek merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler sebagai bagian

dari persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan D-III Administrasi

Rumah Sakit. Penulis melakukan praktek di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Panjang selama 30 hari kerja yang diharapkan dapat memberikan pengalaman

atau pengetahuan dan keterampilan dengan mendeskripsikan atau

mengidentifikasi suatu kegiatan menurut tujuan komponen dari masalah-masalah

yang ada di instalasi Manajemen Keperawatan.

Dalam penyusunan laporan Praktek Perkantoran Medik ini, tentu penulis

mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak agar pelaksanaan

praktek perkantoran medik dapat berjalan dengan yang di harapkan. Maka dari itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:


1. Ibu Dr.Fair Ruza,selaku Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Panjang yang telah menerima kami untuk melaksanakan Praktek

Perkantoran Medik di Rumah Sakit ini

2. Ibu Elsi Susanti SE,MM selaku Ketua Prodi Administrasi Rumah Sakit

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

3. Ibu Desi S.S,Gz RD,selaku Clinical Instructur (CI) Gizi Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Padang Panjang.

4. Ibu Ns.Harpendi Yunita,S.Kep selaku Clinical Instructur (CI) saya di

bagian Keperawatan yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama

saya praktek di bagian Manjemen Keperawatan.

5. Ibu Dinny Fitria Sari Amd.RM,selaku Clinical Instructur (CI) Rekam

Medis Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

6. Bapak dr. Adri Buthia selaku Clinical Instructur (CI) Casemix Rumah

Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

7. Ibu Karmilawati, Amd.Kes Clinical Instructur (CI) Administrasi Umum

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

8. Ibu Lili Indryani S.Si Apt Clinical Instructur (CI) Logistik Farmasi

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

Susunan Laporan Praktek Lapangan ini sudah di buat dengan sebaik-baiknya,

namun tentu masih banyak kekurangannya,oleh karena itu penulis berharap kritik

dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki laporan ini. Demikianlah

yang di sampaikan penulis dan semoga bermafaat terima kasih.


Padang Panjang, Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Praktek Perkantoran Medik

C. Tujuan Praktek Perkantoran Medik

D. Manfaat Praktek Perkantoran Medik

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah dan kegiatan Operasional Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Panjang

B. Visi,Misi dan Tujuan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

C. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas

D. Fasilitas Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang


BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK

A. Bentuk Kegiatan Praktek

B. Bidang Kerja

C. Prosedur Kerja Pokok

D. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang dilakukan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpuan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek

Praktek perkantoran medik merupakan kegiatan akademika yang beriorientasi

pada bentuk pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan tenaga kerja yang

berkualitas. Dengan mengikuti praktek perkantoran medik diharapkan dapat

menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam

mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Dalam masa sekarang ini, seorang mahasiswa bukan hanya di tuntut

berkompeten dalam bidang kajian ilmunya tetapi juga di tuntut untuk memiliki

kompetensi yang holistik seperti mandiri, mampu berkomunikasi, memiliki

jejaring (networking) yang luas, mampu mengambil keputusan, peka terhadap

perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia luar dan lain-lain. Para lulusan

Perguruan Tinggi yang mampu mengaplikasikan serta mengembangkan

kemampuannya di dunia kerja tentu menjadi aset yang bernilai tinggi bagi
institusi tempat bekerja secara khusus,juga perkembangan inovasi manajemen dan

Administrasi Rumah Sakit secara umum.

Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kualifikasi tersebut

sulit di temukan.Oleh karena itu salah satu upaya untuk melengkapi kemampuan

para lulusan suatu Perguruan Tinggi adalah dengan mengadakan sebuah program

observasi sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa semester III untuk

memperoleh berbagai ilmu awal tentang rumah sakit.

Rumah Sakit sebagai tempat pelaksanaan praktek perkantoran medik ini

adalah sebuah institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi

kesehatan,organisasi sosial dan berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang

lengkap baik dari segi kuratif dan rehabilitatif maupun promotif dan preventif

melalaui kegiatan medik serta perawatan. Tugas Rumah Sakit menurut SK Mentri

Kesehatan No. 983/1992 diantaranya adalah: melaksanakan upaya kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutakan upaya penyembuhan

dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan’. Sedangkan

fungsi rumah sakit menurut SK Mentri Kesehatan No.159/1988 diantaranya

adalah:’menyelenggarakan pelayanan medik,penunjang medik dan non-medik,

pelayanan dan asuhan keperawatan,rujukan,pendidikan dan pelatihan.

Administrasi dan Keuangan’.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu system

yang amat komplek. Sifatnya yang padat karya, padat modal, padat pakar, dan

padat teknologi memerlukan manajemen professional. Fungsi rumah sakit sebagai


institusi pelayanan, pengabdian kepada masyarakat dan sebagai institusi

pendidikan dan penelitian menjadikannya bukan hanya sekedar tempat orang

berobat, tetapi memiliki fungsi yang amat luas dalam peningkatan tingkat

kesehatan secara menyeluruh.

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang merupakan rumah sakit Tipe D

dengan jumlah tempat tidur 50 Bed. Rumah Sakit Ibnu Sina Padang Panjang

memiliki 2 bagian dan 1 bagian yairu Bidang Pelayanan, Bidang Keperawatan,

dan Bagian SDM, Adum dan keuangan. Dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Padang Panjang juga bisa menjadi tempat Praktek Perkantoran Medik bagi

mahasiswa D-III Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat.

B. Ruang Lingkup Praktek Perkantoran Medik

Ruang lingkup praktek perkantoran medik dilakukan di bidang Keperawatan

dimana kompetensi yang akan di capai oleh mahasiswa yaitu menghitung BOR,

mengetahui model praktek keperawatan di Rumah Sakit, dan bagaimana cara

supervisi.

C. Tujuan Praktek Perkanroran Medik

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang kegiatan yang

dilakukan di rumah sakit umumnya dan di bidang keperawatan khususnya.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menganalisis aplikasi administrasi rumah sakit pada

bidang

keperawatan

b. Mahasiswa dapat melakukan prioritas masalah yang ada dirunah sakit

pada bidang keperawatan.

c. Mahasiswa dapat mengimplementasikan system administrasi rumah

sakit pada bidang keperawatan.

d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dirumah

sakit pada bidang keperawatan.

e. Mahasiswa dapat menentukan penyebab masalah

f. Mahasiswa dapat menentukan prioritas penyebab masalah

g. Mahasiswa dapat menentukan alternatif pemecahan masalah.

D. Manfaat Praktek Perkantoran Medik

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengalaman untuk mempersiapkan

kreatifitas dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

b. Menerapkan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

c. Pembekalan untuk menjadi seorang yang berpotensi, kompeten dan

professional agar siap memasuki dunia kerja yang makin kompetitif

d. Praktek diharapkan dapat meningkatkan kemampuan hardskill dan

softskill yang dimiliki

2. Bagi Instansi Rumah Sakit


a. Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa

sehingga dapat membantu mempercepat peningkatan kinerja.

b. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan dan saling

bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.

c. Diharapkan RSI Ibnu Sina Padang Panjang mampu meningkatkan

hubungan kemitraan dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Barat.

d. Membantu instansi dalam pekerjaan sehari-hari selama praktek

perkantoran medik.

e. Hasil laporan diharapkan dapat memberikan alternative solusi dalam

pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja pada

instansi.

3. Bagi Perguruan Tinggi

a. Menjalin kerja sama antar instansi dan pihak perguruan tinggi.

b. Mmemperkenalkan sumber daya Universitas Muhammadiyah Sumatera

Barat khususnya program studi Administrsi Rumah Sakit.


BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah dan Kegiatan Operasional Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

PadangPanjang

Peristiwa PRRI dan sesudahnya sampai dengan peristiwa G.30.S.PKI

mempengaruhi terhadap suasana kehidupan beragama di Sumatera barat. Banyak

tokoh masyarakat dan ulama Sumatra barat yang menjadi korban, baik semasa

PRRI maupun sesudahnya.Sampai terjadi pemberontakan G.30.S.PKI. masyarakat

Sumatera Barat ketakutan, apatis, dakwah hampir tidak jalan, rumah - rumah

ibadah tidak terawat. Disamping itu keadaan ekonomi masyarakat morat-marit

dan suasana demikian menambah beban masyarakat untuk dapat menjalankan

ibadahnya dengan baik.

Akhirnya suasana dapat berubah dengan kegagalan pemberontakan

G.30.S.PKI dan munculnya pemerintah Orde Baru dengan pimpinan Jenderal


Soeharto. Kebebasan dan kehidupan beragama mulai pulih walaupun masyarakat-

masyarakat masih mengalami trauma akibat psikologis atas peristiwa sebelumnya.

Pada tahun 1968 di Bukittinggi berdiri sebuah rumah sakit milik Kristen

Baptis. Berdirinya rumah sakit ini ditolak oleh umat Islam Sumatera Barat

umumnya dan masyarakat Bukittinggi dan sekitar khususnya. Oleh karena

penduduk Bukittinggi dan sekitarnya 99% beragama Islam, tidak menghendaki

berdirinya rumah sakit missi Kristen di daerahnya.

Pada tahun 1968 itu pula Bapak M. Natsir tokoh besar umat Islam Sumatra

barat diundang oleh Gubernur untuk pulang ke kampung.Bapak M. Natsir pada

kunjungannya itu memunculkan gagasan mendirikan Rumah Sakit Islam sebagai

media dakwah yang dinamakan Dakwah Bil Hal, disamping dakwah yang biasa

dilakukan yaitu Dakwah Bil Lisan. Oleh karena Dakwah Bil Lisan seperti

ceramah-ceramah tidak lagi memadai dalam membentuk masyarakat yang

berkualitas sesuai dengan ajaran agama Islam.

Rumah Sakit Ibnu Sina Sumbar gagasan Bapak Muhammad Natsir dijabarkan

oleh ulama dan tokoh masyarakat Sumatra barat dengan membentuk suatu badan

yang bernama Lembaga Kesehatan Dakwah, yang diketuai oleh Buya HMD. Dt.

Palimo Kayo.

Dalam kali pertemuan diputuskan perlunya untuk mendirikan satu Rumah

Sakit Islam dalam rangka Dakwah Islamiyah. Atas permintaan badan ini Bapak

M. Natsir mengirimkan seseorang yang mampu merealisasikan gagasan ini, yakni

Bapak Ezeddin, SH. Pada tanggal 31 Januari 1969 dihadapan Notaris Hasan Qalbi
dengan nomor Akta 20.2.2.2 ditanda tangani akta pendirian Yayasan Rumah Sakit

Islam (YARSI) Sumatra barat oleh Bapak Ezeddin, SH dkk.

Rumah Sakit Ibnu Sina Sumatera barat sebagai Badan Hukum merealisasikan

gagasan Bapak M. Natsir sebelumnya dengan mendirikan sebuah rumah sakit di

Bukittinggi yang diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1969 oleh tokoh

proklamator Bapak DR. M. Hatta dengan nama RS Islam Ibnu Sina. Rumah sakit

ini didirikan tanpa melalui studi kelayakan seperti mendirikan suatu perusahaan

layaknya. Dia berdiri didorong oleh faktor emosional masyarakat yang ingin

berbuat sesuatu dalam rangka meningkatkan kualitas umat baik fisik maupun

rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dengan kata lain rumah sakit ini dapat

berfungsi memberikan pelayanan kesehatan, sekaligus berfungsi pula sebagai

media dakwah, mempertahankan dan meningkatkan aqidah ummatnya.

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina YARSI Sumatera barat Padang Panjang

didirikan pada tahun 1970 dengan status Balai Kesehatan yang operasionalnya

dilaksanakan pada sebuah Rumah wakaf dari warga Bukit Surungan. Pada tahun

1989 status rumah sakit di tingkatkan menjadi Rumah Sakit tipe D.

RSI Ibnu Sina Padang Panjang memiliki 4 pelayanan dasar yaitu :

1. Pelayanan Anak

2. Pelayanan Kebidanan

3. Pelayanan Penyakit Dalam

4. Pelayanan Bedah

Rumah Sakit Islam Ibnu SinaPadang Panjang adalah salah satu dari enam Unit

Upaya yang ada di YARSI Sumatera Barat yang wilayah kerjanya meliputi :
1. Kecamatan Batipuh

2. Kecamatan X Koto

3. Kecamatan Pariangan

4. Kecamatan Rambatan

5. Kecamatan 2 X 11 enam lingkung

B. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

1. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Islam tipe C yang islami dan terbaik di Sumatera

Barat tahun 2021.

2. Misi

1. Memberikan pelayanan prima

2. Mewujudkan SDM yang profesional

3. Melengkapi sarana dan prasarana

4. Menerapkan nilai-nilai islami dalam memberikan pelayanan dirumah sakit

3. Tujuan

Berkurangnya angka kesakitan, kematian, dan kecacatan melalui

pelayanan kuratif, rehabilitatif, disamping pelayanan preventif dan promotif


sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan kaidah islam

tanpamemandang perbedaan agama, kedudukan, warna kulit serta status sosial.

DESKRIPSI TUGAS :

1. DIREKTUR

Direktur bertanggung jawab kepada pengurus dan mempuanyai

tugas,tanggung jawab dan wewenang yaitu:

a. Memimpin, merumuskan kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan

mengawasi pelaksanaan tugas runah sakit sesuai dengan pedoman Rumah

Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang dan peraturan perundang-unangan

yang berlaku.

b. Mengetahui dan memahami peraturan perundang–undangan terkait dengan

peraturan rumah sakit dan peraturan yang dikeluarkan oleh yayasan.

c. Menjalankan operasional rumah sakit dengan berpedoman peraturan

yayasan dan peraturan perundang-undangan.


d. Menjamin kepatuhan rumah sakit terhadap peraturan yayasan dan

peraturan perundangan.

e. Menetapkan regulasi rumah sakit.

f. Menjamin kepatuhan staf rumah sakit dalam implementasi semua regulasi

rumah sakit yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

g. Menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari

badam audit eksternal

h. Menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya

manusia dan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

i. Memimpin, mengarahkan ,membina, mengawasi, mengendalikan dan

mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan rumah sakit,

j. Mengevaluasi atau mereview Visi dan Misi.

k. Menyusun rencana strategi rumah sakit.

l. Menyusun rencana kerja dan anggaran setiap tahun 1.

m. Menetapkan pejabat lain sesuai kebutuhan rumah sakit selain pejabat yang

telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

n. Memyampaikan serta mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan

keuangan rumah sakit kepada ketua yayasan setiap tahun.

o. Menyampaikan laporan program mutu dan keselamatan pasien secara

berkala.

p. Menetapkan kebijakan dan prosedur operasional.

Direktur diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dengan masa jabatan 3

tahun dan dapat diangkat kembali maksimal 1 periode berikutnya.


2. CASEMIX

Unit Casenix mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan verifikasi

berkas, pengkodean dan perhitungan biaya pasien, perencanaan, pengembangan,

memantau dan evaluasi kegiatan casemix, serta mengkoordinasikan dan

menyiapkan seluruh kebutuhan yang berhubungan dengan casemix. Casemix

mempunyai fungsi:

a. Menyiapkan billing rawat jalan,kwitansi raat inapdan rekap pendapatan

rawat jalan dan rawat inap.

b. Mencek kelengkapan berkas pasien untuk penagihan

c. Melaksanakan coding pasien rawat jalan dan rawat inap.

d. Melakukan input berkas pengajuan klaim ke software Ina CBGs

e. Verifikasi diagnose pasien yang dibuat dokter dan verifikasi data hasil

input.

f. Membuat file text dari hasil input grouping pertanggal,perjenis perawatan

dan perkelas rawatan.

g. Melakukan impor data berupa Txt software inacbgs ke verifikator BPJS

h. Melakukan negosisasi dengan verifikator BPJS mengenai keterlambatan

pengiriman, kesalahan input data, kelengkapan berkas klaim,pembacaan

software yang kurang efektif, dan lain-lain yang berhubungan dengan

klaim agar terhindar dari kesan froud.

3. TIK

TIK mempunyai fungsi:


a. Mengatur sistem pangkalan data dan sistem informasi manajemen yang

terintegrasi sesuai kebutuhan rumah sakit dan unit kerja.

b. Menjamin kelancaran akses jaringan internet,hotspot dan intranet.

c. Melaksanakan pendidikan,pelatihan dan pratikum teknologi informasi dan

komunikasi bagi stakeholder internal dan eksternal.

d. Menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit dan

unit kerja.

e. Mengembangkan dan mengelola website rumah sakit sebagai sarana

penyebar informasi bagi khalayak umum.

f. Membantu rumah sakit dalam hal pengadaaan dan dalam hal perawatan

hardward.

g. Mengamankan asset rumah sakit yang berupa hardware,software dan

produk-produk TIK yang dikembangkan rumah sakit.

h. Menangani penyalahgunaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi

di lingkungan rumah sakit dan meyerahkan penyelesaiannya kepada

atasan.

i. Mengembangkan unit profit center bidang TIK untuk membantu financial.

j. Mengembangkan kerjasama teknologi informasi dan komunikasi dengan

pihak lain untuk kemajuan rumah sakit.

4.RUHIS

Unit Ruhul islam mempunyai fungsi :

a. Membuat perencanaan dan pengembangan ruhul islam


b. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia,perlengkapan ruhul islam dan SPO ruhul islam

c. Melakukan pelaksanaan,pemantauan,pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan ruhul islam.

d. Melakukan pemantauan,pengawasan dan pembinaan sumber daya manusia

dalam lingkup kerjanya.

5. BIDANG dan BAGIAN

Dalam melaksanakan tugas direktur dibantu oleh 3 bidang dan 1 bagian yaitu:

1) Bidang pelayanan

2) Bidang keperawatam

3) Bagian Umum, SDM dan Keuangan

Bidang Pelayanan dalam melaksanakan tugas mempunyai tugas dan fungsi :

a). Menyusun rencana pelayanan medis dan penunjang medis

b). Mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi dari komite-komite yang ada

dirumah sakit

c). Melaksanakan kegiatan pelaksanaan medis sesuai dengan RKA

d). Memonitor pelaksanaan kegiatan pelayanan medis,pelaksanaan kendali mutu,

kendali biaya

dan keselamatan pasien di bidang pelayana medis dan penunjang medis serta

mengawasi

mutu asuhan pasien.

e). Mendorong agar antar staf professional terjalin komuniasi yang baik.

f). Mempertanggung jawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan medis


g). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur.

Bidang keperawatan mempuyai kewajiban :

a). Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan rekomendasi

dari komite

komite yang ada di rumah sakit

b). Melaksanakan kegiatan keperawatan sesuai dengan RKA

c). Memonitor pelaksanaan kegiatan keperawatan,kendali mutu dan keselamatan

pasien serta

mengawasi mutu asuhan keperawatan.

d). Mendorong agar antar staf professional terjalin komuniasi yang baik.

e). Mempertanggung jawabkan kinerja operasional di bidang keperawatan

f). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur.

Bagian Umum, SDM dan keuangan mempunyai kewajiban :

a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab pada ruang lingkup kerja umum

dan SDM

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

c. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam ruang lingkup kerja

keuangan an akuntansi.

6. IGD

Instalasi Gawat Darurat dan rawat jalan mempunyai kewajiban:

a). Menyusun rancangan kebijakan dan prosedur pelayanan IGD dan rawat

jalan

b). Menyususn perencanaan tahunan instalasi gawat darurat dan rawat jalan
c). Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya manusia,

peralatan,pemeliharaan sarana dan prasarana serta pendidikan dan pelatihan

pegawai di

instalasi

d).Gawat Darurat dan rawat jalan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan

bidang

pelayanan

e). Menyusun jadwal kegiatan instalasi gawat darurat dan rawat jalan

f). Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rawat jalan

g). Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di instalasi gawat darurat dan

rawat jalan

7. RAWAT INAP

Instalasi rawat jalan mempunyai kewajiban :

a. Menyusun rancangan kebjakan dan prosedur pelayanan rawat inap

umum, kebidanan dan perimatology.

b. Menyusun perencanaan tahunan instalasi rawat inap

c. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia,peralatan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta

pendidikan dan pelatihan pegawai di instalasi rawat inap sebagai

gahan penyusunan rencana kegiatan bidang palayanan

d. Menyusun jadwal kegiatan instalasi rawat inap

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rawat inap

umum,kebidanan dan perimatology


f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan instalasi rawat inap

8. KOMITE

Komite medis mempunyai tugas:

a. Membantu bidang pelayanan medis dan bidang penunjang medis

menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya

b. Membina etika profesi,disiplin profesi dan mutu profesi

c. Mengatur kewenangan klinik masing-masing

d. Membantu direktur menyusun pola tata kelola staf medis serta memantau

pelaksanaannya

e. Membantu Direktur menyusun kebijakan dan prosedur yang berkaitan

dengan medikolegal

f. Melakukan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembianaan

pelaksanaan tugas kelompok staf medis

g. Meningkatnya program pelayanan,pendidikan dan pelatihan serta

penelitian dan pengembangan dalam bidang medis

h. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap mutu pelayanan medis

i. Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur

j. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan kinerja etik

Komite Keperawatan mempunyai fungsi:

1. Dalam melaksankan tugas kodensial komite keperawatan mempunyai tugas

sebagai berikut:

a. Penyusunan dan pengkomilasian daftar kewennangan klinis sesuai dengan

masukan dari kelompok berdasarkan norma keprofesian yang berlaku


b. Melakukan kodensial dan rekedensial tenaga perawat

c. Melaporkan hasil kodensial dan rekedensial kepada Direktur

d. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis perawat

2.Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi keperawatan, komite

keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan audit keperawatan

b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi tenaga perawat rumah sakit

c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi perawat rumah sakit Rekomendasi proses

pendampingan (proctoring) bagi perawat yang membutuhkan

3. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin etika dan perilaku profesi

keperawatan, komite keperawatan memiliki fungsi sebgai berikut:

1). Pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan

2). Pemeriksaan perawat yang diduga melakukan pelanggaran disiplin

3). Rekomendasi kedisplinan pelaku profesional di rumah sakit.

9. KOMITE PMKP

Komite Peningkatan mutu dan keselamatan pasien mempunyai fungsi:

a. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program

di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit

secara keseluruhan.
b. Menentukan profil indikator mutu,metode analisis,dan validasi data dari

data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja rumah sakit

c. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data,menentukan jenis data serta

bagaimana alur data dan pelaporan dilaksanakan.

d. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait

menyampaikan masalah terkait pelaksanaan program mutu dan

keselamatan pasien

e. Bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan masalah-masalah mutu

secara rutin kepada semua staf

f. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program

PMKP

10.KOMITE PPI

Komite PPI ( Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ) mempunyai tugas

dan fungsi :

a) Menyusun, memantau dan mengevaluasi kegiatan PPI

b) Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI RS, agar kebijakan dapat

dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan RS

c) Membuat SPO PPI

d) Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut

e) Menyusun program dan pelatihan PPI bekerjasama dengan bagian

pendidikan dan latihan


f) Melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi nosokomial bekerjasama

dengan Tim PMKP

g) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara

pencegahan dan pengendalian infeksi

h) Memberi konsultasi pada petugas kesehatan RS dalam PPI

i) Mengusulkan pengadaan alat-alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip

PPI dan aman bagi yang menggunakan

j) Mengidentifikasi teman dilapangan dan mengembangakan solusi untuk

pembelajaran

k) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan

l) Menerima laporan dan Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur

m) Menyusun kebijakan clinicalgi overnance dan patient safety

n) Mengembangkan, mengimplementasikan secara periode, mengkaji

kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan

manajemen RS

o) Mmemberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan

pengadaan alat dan bahan keselamatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan

alat, penyimpanan alat dan linen sesuai prinsip PPI

11. Komite K3RS

Komite Kesehatan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) mempunyai tugas

dan fungsi :

a. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai

masalah-masalah yang berkaitan dengan K-3 di rumah sakit.\


b. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan

prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja di rumah sakit.

c. Menyusun dan membangun program kerja K3RS.

d. Mengumpulakan dan mengolah seluruh data dan informasi serta

permasalahan yang berhubungan dengan K3RS di rumah sakit

e. Membantu direktur mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3,

pelatihan dan penelitian K3 di rumah sakit.

f. Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3 di rumah sakit

g. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif

12. Komite PPRA

Komite Program Pengendalian Resistensi Antibiotik mempunyai tugas

membantu direktur dalam mengendalikan berkembangnya mikroba resisten akibat

tekanan seleksi oleh antibiotik, melalui penggunaan antibiotik dan mencegah

penyebaran mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan terhadap prinsip

pencegahan dan pengendalian.

13. Komite Farmasi dan Terapi

Komite farmasi dan terapi mempunyai tugas dan fungsi :

a. Memformulasikan kebijakan tentang evaluasi, sleksi dan terapi obat yang

digunakan di RS

b. Memformulasikan kebijakan RS untuk meningkatkan pengetahuan dokter,

perawat dan farmasi RS tentang obat dan penggunaan obat.


c. Menyusun standard diagnosa dan terapi, formularium, tata laksana obat,

pengkajian penggunaan obat, monitoring efek samping obat dan

melakukan ujiklinik obat.

d. Mengevaluasi dan menyetujui atau menolak obat yang akan diusulkan.

e. Membantu IFRS mengembangkan tinjauan kebijakan penggunaan obat di

RS.

f. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji medical

record pasien, mengumpulkan dan meninjau laporan MESO,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat ke staf medis

dan perawat.

14. Komite Etik dan Hukum

Komite Etik dan Hukum mempunyai tugs dan fungsi :

a. Meningkatkan dan menjaga kepatuhan etika dan hukum di rumah sakit.

b. Memberikan pertimbangan kepada direktur mengenai kebijakan,

peraturan, pedoman dan standar yang memiliki dampak etik dan hukum

c. Memberikan pertimbangan atau rekomendasi terkait dengan pemberian

bantuan hukum dan rehabilitasi bagi sumber daya manusia di rumah sakit.

d. Pengetolan data dan informasi terkait etika rumah sakit

e. Pengkajian etika dan hukum perumahsakitan.

f. Sosialisasi dan promosi paduan etik dan perilaku pedoman etika

pelayanan.

g. Moniloring dan evaluasi terhadap penerapan panduan etik dan perilaku

pedoman etika pelayanan


h. Pembimbingan dan konsultasi hukum dalam penerapan panduan etika dan

penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal rumah sakit

C. Fasilitas Rumah Sakit

Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang :

1. Perimatology : 3

2. Kelas I : 10

3. Kelas II : 17

4. Kelas III : 15

5. HCU :3

Pelayanan rumah sakit

Sarana Rawat Jalan :

1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat 24 jam

2. Pelayanan Poliklinik Umum

3. Pelayanan KIA

4. Pelayanan KB

5. Poliklinik Gigi

6. Poliklinik Spesialis

a. Spesiallis Penyakit Dalam

b. Spesialis Kebidanan & Kandungan

c. Spesialis Bedah

d. Spesialis Anak

e. Spesialis Mata
f. Spesialis THT

g. Spesialis Paru

h. Spesialis Syaraf

i. Spesialis Jantung

Sarana Penunjang :

1. Apotik 24 jam

2. Laboratorium buka setiap hari kerja.

3. Radiologi buka setiap hari kerja.

4. USG

5. ECG

6. Fisioterapy

7. Kamar Operasi 24 jam

8. Kamar Bersalin 24 jam

9. Ambulance

10. Mushalla

11. Hearing

12. Pemulasaran Jenazah


A. Unit Casemix

1. Bentuk Kegiatan Praktek


Bentuk kegiatan pada praktek perkantoran medik ini yaitu dibagian instalasi

Pelayanan Casemix , adalah dengan wawancara dan observasi, adapun kegiatan

ini dilakukan mulai tanggal 22 februari 2021 – 20 maret 2021. Selama seminggu

melaksanakan magang di RSI Ibnu Sina PD Panjang Yaitu di ruangan casemix ,

penulis melakukakan beberapa uraian kegiatan atau pekerjaan yaitu :

1. Penulis Membaca File dan Mengetahui Pembagian Standar Prosedur

Operasional (SPO) Apa Saja yang Ada Dalam Bidang atau Ruangan Casemix

2. Penulis Membaca File dan Mengetahui Uraian Tugas Unit Casemix

3. Melakukan Scan Berkas BPJS Rawat Jalan :


- Igd

- Poli

4. Melakukan Scan Berkas BPJS Rawat Inap

5. Melakukan Peng-uploadtan Berkas BPJS Rawat Jalan dan Rawat Inap yang

Telah di Scan ke Dalam Aplikasi E-Documen

6. Melakukan Pengisian Nama Pasien, Nomor RM dan Nomor SEP pada Surat

Bukti Pelayanan Kesehatan ( SBPK )

7. Mengetahui dan Mempelajari Kode-Kode Diagnosa Penyakit

8. Mempelajari dan Mempraktekkan Cara Pencatatan Buku Piutang, Laporan

Rawat Inap, dan Pasien Covid

9. Mengetahui dan Mempelajari Alur Awal Pemprosesan Berkas pada Ruangan

Casemix Sampai Final, Untuk Dapat Dilakukan Pengajuan Klaim ke BPJS

10. Mengentrikan Data Pasien BPJS Rawat Jalan ke Aplikasi SIM RS (Pilar)

11. Melakukan Pengecekan Kelengkapan Berkas USG Pasien Rawat Jalan pada

Aplikasi E-Documen

12. Melakukan Pengecekan Kelengkapan Berkas ECG Pasien Rawat Jalan Pada

aplikasi E-Documen

13. Melakukan Pengurutan Nomor SEP pada erkas Pasien Rawat Jalan (BPJS)

14. Mengentrikan Piutang dengan Memasukan nama Pasien, Besar Biaya

Pelayanan Jasa Dokter, Biaya Pelayanan Farmasi atau Obat ke Ms Office

Excel

15. Melihat Rincian Keseluruhan Biaya Pasien Rawat Jalan BPJS Pada

Asembling (Pilar)
2. Bidang Kerja

a) Gambaran Instalasi Casemix

Sistem Casemix menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 27

tahun 2014 adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu

pada ciri klinis yang mirip atau sama dan penggunaan sumber daya atau biaya

perawatan yang mirip atau sama, pengelompokan dilakukan menggunakan

software grouper.

b) Tujuan Pelayanan Casemix

Tujuan dari sistem pembiayaan pelayanan kesehatan antara lain :

1. Mendorong peningkatan mutu

2. Mendorong layanan berorientasi pasien

3. Mendorong efesiensi

4. Tidak memberikan reward the privider yang melakukan overtreatment

5. Mendorong untuk pelayanan tim (koordinasi atau kerjasama antar

provider)

c) Fungsi Pelayanan Casemix :

Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan kebijakan program Casemix

INA CBGs secara umum dapat dilihat dari sisi Medis maupun Ekonomi. Dari

segi medis, para klinisi dapat mengembangkan perawatan pasien secara

kompereshif, tetapi langsung kepada penanganan penyakit yang diderita oleh

pasien. Sarana pelayanan kesehatan akan menghitung dengan cermat dan

teliti dalam penyelenggaraannya. Menurut kementrian kesehatan RI (2012),

manfaat kebijakan program Casemix INA CBGs adalah sebagai berikut :


a. Manfaat bagi pasien

1. Adanya kepastian dengan dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan

berdasarkan derajat keparahan

2. Dengan adanya target lama hari rawat (length of stay) pasien mendapatkan

perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit

3. Pasien mendapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik

4. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku

5. Mengurangi pemeriksaan dan menggunakan alat medis yang berlebihan

oleh tenaga medis sehingga resiko yang dihadapi pasien

b. Manfaat bagi Rumah Sakit

a. Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja

sebenarnya

b. Dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan Rumah sakit

c. Bagi dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk

kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan,

meningkatkan komunikasi antar spesialis atau multidisiplin ilmu agar

perawatan dapat secara komprehensif serta dapat memonitor QA

(Quality assessment ) dengan cara yang lebih objektif

d. Perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih

akurat
e. Dapat untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh

masing-masing klinisi

f. Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget

anggaran

g. Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical

Pathway. Tujuan pembuatan Pedoman Pelayanan ini adalah untuk

memberikan gambaran kebijakan secara aplikatif mengenai pelaksanaan

pelayanan di Casemix agar tercapai pelayanan farmasi yang memenuhi

standar.

2) Ruang lingkup Casemix RSI Ibnu Sina Padang Panjang antara lain

adalah pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dan pasien gawat darurat

yang menggunakan BPJS kesehatan.

d) Batasan Operasional

Batasan Operasional Casemix mancakup dua macam pelayanan yang

berkaitan langsung dengan pasien, yaitu:

1. Pelayanan Poli Rawat Jalan Pelayanan poli rawat jalan yang ditujukan

kepada poli spesialis sesuai daftar jadwal praktek di RSI Ibnu Sina

Padang Panjang dengan membawa syarat yang diberlakukan oleh BPJS

kesehatan, menggunakan sistem rujukan berjenjang (SEP).

2. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan farmasi rawat inap dilakukan dengan

sistem rujukan berjenjang setelah malalui poli spesialis atau Instalasi

Gawat Darurat dengan ketentuan yang berlaku.


3. Pelayanan IGD Pelayanan pasien BPJS Kesehatan di Instalasi Gawat

Darurat diberikan sesuai kaiddah dan ketentuan yang berlaku

e) Landasan Hukum

Landasan Hukum Pelayanan Casemix merujuk pada :

1. UU nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Nasional (SJSN)

2. UU nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Praktik Kedokteran

3. UU nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

4. UU nomor 44 Tahun 2009 Tentang Ruah Sakits

Selama melaksanakan magang di RSI Ibnu Sina PD Panjang, Saat

minggu pertama penulis di tempatkan pada ruangan Casemix. Di ruangan

Casemix ini memiliki Uraian Tugas dan Unit pada masing masing bagian

di ruangan tersebut, Antara lain :

f) Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut kualifikasi ketenagaan di Casemix RSI Ibnu Sina Padang

Panjang

1. Nama Jabatan : Kepala Unit Csemix

Pengertian : Seorang dokter yang diberi wewenang untuk

mengkoordinasikan kegiatan coding dan pemberkasan pasien pasien

BPJS di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang. Kepala Unit

Casemix bertanggung jawab langsung ke Direktur Rumah Sakit.

Tugas dan Tanggung Jawab


a. Menyiapkan billing rawat jalan, kuitansi rawat inap dan rekap

pendapatan rawat jalan dan rawat inap

b. Mengecek kelengkapan berkas pasien untuk pengihan

c. Melaksanakan Coding pasien rawat jalan dan rawat inap

d. Melakukan input berkas pengajuan klaim ke software INA-CBGs

e. Verivikasi diagnosa pasien yang dibuat dokter dan verivikasi data

hasil input

f. Membuat file txt dari hasil input grouping pertanggal, perjenis

perawatan dan perkela rawatan

g. Melakukan input data berupa txt dari Software INA-CBGs ke

Verifikator BPJS

h. Bernegosiasi dengan BPJS mengenai keterlambatan pengiriman,

kesalahan input data, kelengkapan berkas klaim, pembacaan

software yang kurang efektif, dan lain lain yang berhubungan

dengan klaim agarterhindar dari fraud dan abuse

i. Membuat laporan harian, bulanan dan tahunan klaim rawat jalan,

katarak dan rawat inap kepada Direktur Rumah Sakit, yang terdiri

dari :

1. Jumlah total berkas klaim

2. Perkembangan jumlah berkas klaim yang sudah selesai

dikoding

3. Perkembangan jumlah berkas klaim yang sudah selesai

diverifikasi
4. Jumlah berkas klaim yang dikembalikan oleh verifikator untuk

diperbaiki

5. Rekapitulasi kesalahan pengerjaan berka klaim yang

dikembalikan

6. Jumlah berkas klaim yang tidak tertagihkan

7. Rekapitulasi kesalahan dari berkas klaim yang tidak

tertagihkan

8. Rekapitulasi besaran penerimaan piutang

9. Rekapitulasi perbandingan jumlah pasien dengan total klaim

2. Syarat Jabatan atau Kualifikasi

1. Dokter umum

2. Diutamakan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di

Casemix

3. Pengetahuan kerja mengeni sistem JKN dan INA-CBGS

4. Menggunakan Ms Office dan Internet

5. Memiliki Skil Untuk Memimpin

6. Memiliki kemampuan dan kemauan mengola dan mengembangkan

pelayanan Casemix

7. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri

8. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain

9. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, dan menganalisa

dan memecahkan masalah

3. Nama Jabatan : Verifikator


Pengertian : Dokter yang diberi wewenang untuk melakukan verifikasi

berkas pelayanan BPJS

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Melakukan konsultasi dan memintan perbaikan resume kepada DPJP

apabila ditemukan diagnosis atau tindakan kedokteran yang tertulis

dalam resume pasien tidak sesuai dengan terapi, hasil pemeriksaan

penunjang, laporan pembedahan dan laporan persalinan

2. Receving dan Re-cheking, menerima berkas klaim pasien JKN beserta

berkas penunjang medis dan menegcek satu persatu kelengkapan

jumlah berkas dan isinya yang dikirim oleh Bidang Keuangan

disesuaikan dengan persyaratan administrasi

3. Simulating, kegiatan dalam membantu proses clinical pathway di

Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat, maupun kamar

Operasi untuk memberikan informasi besaran target dan besaran tarif

INA-CBGs dengan mealkukan coding diagnosis serta prosedur medis

dan grouping pada :

a. Server Software simulasi INA-CBGs

b. Client Server Software simulasi INA-CBGs

4. Confirmating, mengkonfirmasi kelengkapan pengisian berkas rekam

medis dan kerelevasian dengan hasil penunjang medis sesuai hasil

simulating dengan para dokter langsung agar proses koding dan

penyesuaian tarif dapat berjalan efektif


5. Pre-verifying, verifikasi dan hasil input Abstracting dengan hasil

Grouping dengan verifikasi pada jumlah data yang di input dan

ketetapan hasil input

6. Re-grouping, Re-txting, Re-CBGs reporting, Teverifying, Re-printing,

Re-unionizing, dan Re-validating untuk kasus kasus klaim yang

direvisi

7. Code Auditing, mengaudit data ke ICD 10 DAN ICD 9-CM yang

diinput oleh coder dan memperbaiki kode kode yang kurang relevan

Syarat Jabatan atau Kualifikasi

1. Dokter umum

2. Diutamakan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di

Casemix

3. Pengetahuan kerja mengeni sistem JKN dan INA-CBGS

4. Menggunakan Ms Office dan Internet

5. Memiliki Skil Untuk Memimpin

6. Memiliki kemampuan dan kemauan mengola dan mengembangkan

pelayanan Casemix

7. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri

8. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain

9. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, dan menganalisa dan

memecahkan masalah

4. Nama Jabatan : Coder


Pengertian : Tenaga D3 Rekam Medis yang dapat melakukan coding

data pasien yang dirawat di Rumah Sakit

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerima berkas billing dari bagian pemberkasan Casemix

2. Clinical Coding, menerjemahkan bahasa diagnosis dan prosedur medis

yang ditulis oleh dokter kedalam kode numerik dan alfa numerik

dengan melihat Indeks Alfabet dan Daftar Tabulasi sesuaidengan

kaidah ICD yaitu :

a. ICD-10 (International Statistical Classification of Disease Clinical

and Related Health Problems) untuk diagnosis

b. ICD-9-CM (International Classification of Disease Clinical

Modification) untuk prosedur medis

3. Medical Record Analyzing, menganalisis berkas claim dengan :

a. Memastikan kepemilikan data rekam medis pasien tidak duplikasi

yang sudah diinputkan oleh bagian Administration Rawat dan

melakukan koreksi apabila terjadi duplikasi data tersebut

b. Memastikan kelengkapan isi rekam medis yang sudah di periksa

oleh bagian Assembling, dan pengolahan Data Rawat Inap, dan

Pengolahan Data Rawat Jalan dan IGD

c. Memperlihtkan kekonsistenan penulisan diagnosis dan prosedur

medis disesuaikan pada hasil penunjang medis dan berkas terkait

4. Melakukan input data pasien dan data pelayanan kedalam program

INA-CBGs
5. Melakukan input diagnosis primer dan diagnosis sekunder kedalam

program INA-CBGs menggunakan kode ICD sesuai dengan ICD-10

6. Melakukan input tindakan kedalam program INA-CBGs menggunakan

kode ICD sesuai dengan ICD-9-CM

7. Menyatukan Berkas Klaim Individual Pasien di depan berkas lain

Syarat Jabatan atau Kualifikasi

1. D3 Rekam Medis

2. Pengetahun kerja mengenai sitem JKN dan INA CBGs

3. Menguasai Kaidah Pengkodingan, Ms Office dan Internet

4. Memiliki kemampuan belajar, memahami arti kata kata (komunikasi

efektif)

5. Mampu menyerap data verbal atau bentuk tabel

6. Mampu menganalisa masalah secara kritis, dan berfikit kreatif dan

menggunakan peralatan yang spesifik

5. Nama Jabatan : Costing

Pengertin : Tenaga Akutansi dan Keuangan yang dibeerikan tugas

dan wewenang untuk Melakukan validasi data pasien

BPJS

Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Validating, memvalidasi sejumblah berkas klaim yang akan di-

packing dengan jumblah inputan pada software INA-CBGs

2. Unionizing dan Correcting, hasil cetak CBGs Report (Laporan

Individual Pasien) dikelompokkan satu persatu kedalam berkas klaim


dengan mengklip atau membubuhkan stapples atau hecter sambil

mengkoreksi bagian item item yang kurang sesuai dengan berkas

klaim seperti Tgl. Keluar, No RM, No. SEP, Umur (tahun), Tgl.

Masuk (hari), Jenis Perawatan, Berat Lahir (khusus bayi), Diagnosa

Utama, Diagnosa Sekunder SpecialCMG, Tarif Top Up, Tarif RS, dan

Total Tarif

a. Printing, mencetak CBGs Report hasil input grouping per-

tanggal, per-jenis perawatan, per-kelas perawatan, per-input tgl.

Grouping yang telah melalui prosess verifikasi

b. Packing, membuat label untuk pengiriman berkas pada dus dan

membuatkan ekspedisi penyerahan berkas klaim untuk

Verifikator BPJS

c. Distrubing, mengirimkan berkas klaim ke Verifikator BPJS

d. Mengumpulkan berkas klaim kedalam box atau dus

Syarat Jabatan atau Kualifikasi :

1. D3 Akutansi atau Keuangan

2. Pengetahuan kerja mengenai JKN dan INA CBGs

3. Kemampuan validasi data, kelengkapan dokumen

4. Kemampuan melakukan pengendalian biaya (cost containtment)

5. Menguasai Ms Office dan internet

6. Kemampuan adaptasi dan melakukan pekejaan yang berulang sesuai

dengan prosedur yang berlaku

7. Melakukan pekerjaan yang spesifik dengan tepat dan teliti


PEMPROSESAN BERKAS KLAIM BPJS
DI INSTALASI CASEMIX RSI IBNU SIAN PD PANJANG

Pengertian : Casemix merupakan suatu unit rumah sakit yang memiliki

tugas memproses berkas pasien PBJS untuk diklaimkan ke

pihak BPJS

Tujuan : Menjamin terlaksananya pemprosesan berkas klaim pasien

BPJS yang lancar

Kebijakan : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Padang Panjang No. 186/KTPS/IS-PP/XI-2018 tentang

Penempatan Unit Casemix Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Padang Panjang
Prosedur : Rawat Inap

Kerja

i. Status diantarkan oleh petugas rekam medis ke ruangan Casemix

dan diletakkan di atas meja verifikator

ii. Verifikator mengecek kelengkapan SPBK, resume medis,

pemeriksaan penunjang (labor, rontgen, EKG, atau USG) dan

laoran operasi (jika ada)

c. Verifikator mengecek kecocokan antara anamenesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, laporan operasi, diagnosis,

tindakan dan terapi

d. Jika ada rekam medis yang belim lengkap maka Casemix

e. Mengembalikan status ke rawat inap untuk dilengkapi oleh

DPJP

f. Status yang sudah lengkap diserahkan ke administrator untuk di-

scan

g. Adminitrator melakukan scan berkas klaim seperti surat perintah

rawat inap, asesmen awal medis, resume medis hasil pemeriksaan

penunjang (labor, rontgen, EKG atau USG)

h. Coder rawat inap mengkode diagnosis pasien dengan

menggunakan ICD 10 CM dan untuk tindakan medis dikode

dengan menggunakan ICD 9 CM


i. Coder kemudian mengentrikan ke dalam SIMRS (PILAR), antara

lain cara pulang, kode diagnosis, kode tindakan, jatah kelas dan

naik kelas (jika ada) lalu tekan tombol e-klaim dan langsung

bridging ke aplikasi INA-CBGS

j. Berkas klaim (hard copy) kemudian digabungkan dengan form

ceklis kelengkapan berkas pasien

k. Berkas yang sudah di-scan oleh administrator tadi beserta LIP

dan billing kemudian diinputkan ke aplikasi e-document oleh

coder dan dilakukan verifikasi oleh verifikator

l. Verivikator melakukan verifikasi berkas rawat inap dengan

membuka aplikasi e-documen baik itu mengenai kode diagnosis,

kode prosedur, pemeriksaan penunjang (labor, rontgen, EKG,

atau USG) dan juga kuitansi pasien selama rawat inap, yaitu

dengan mengklik tombol verif di e-document jika berkas tersebut

sudah lengkap dan sesuai, namun jika berkas belum lengkap atau

ada yang tidak seuai, namun berkas maka berkas verifikator

mengklik tombol unverif

m. Berkas yang belum lengkap atau tidak sesuai akan diperbaiki

kembalinoleh coder tergantung letak kesalahannya

n. Berkas disusun berdasarkan urutan nomor SEP

o. Coder serah terima berkas dan memperbaiki rekap txt dengan

pihan BPJS
Rawat Jalan Poliklinik

i. Pasien BPJS mendaftar di bagian rekam medis dengan membawa

syarat-syarat pendaftaran seperti kartu BPJS, KK/ KTP/ SIM/

identitas lain yang berlaku, surat rujukan atau lembar kontrol.

ii. Selesai mendaftar petugas rekam medis mencetak Surat

Eligibilitas Peserta (SEP), kemudian status dan berkas pasien

diantarkan oleh runner atau petugas rekam medis ke poliklinik

yang dituju.

iii. Petugas poliklinik mencetak billing pembayaran (tarif rekam

medis, jasa dokter, tindakan dokter), menggabungkan dengan


berkas pasien dan menyerahkan status berserta berkas pasien ke

bagian rekam medis.

iv. Petugas rekam medis membuat laporan dan mengecek

kelengkapan berkas yang telah diserahkan oleh petugas poliklinik.

v. Petugas rekam medis menyerahkan laporan rekam medis dan

berkas yang sudah dicek ke apotek untuk digabungkan dengan

struk pembayaran obat pasien.

vi. Costing mengumpulkan semua berkas pasien yang terkumpul di

apotek sambil dilakukan pengecekan ulang kelengkapan berkas

pasien tersebut.

vii. Costing akan memulangkan kembali berkas yang tidak lengkap ke

unit bersangkutan (poliklinik/ IGD/ rekam medis)

viii. Berkas yang sudah lengkap dibawa ke ruangan casemix untuk

digabungkan dengan struk pembayaran labor, rontgen dan

pemeriksaan penunjang lainnya, kemudian menjumlahkan biaya

pasien.

ix. Berkas dihitung dan dilakukan serah terima dengan coder.

x. Administrator melakukan scan berkas klaim seperti SBPK,

asesmen awal medis, hasil pemeriksaan penunjang (labor,

rontgen, EKG atau USG).

xi. Coder rawat jalan mengkode diagnosis pasien dengan

menggunakan ICD 10 CM dan untuk tindakan medis dikode

dengan menggunakan ICD 9 CM.


xii. Coder kemudian mengentrikan ke dalam SIMRS (PILAR), antara

lain cara pulang, kode diagnosis, kode tindakan, lalu klik tombol

e-klaim dan langsung bridging ke aplikasi INA-CBGS.

xiii. Berkas klaim (hard copy) kemudian digabungkan dengan form

ceklis kelengkapan berkas pasien.

xiv. Berkas yang sudah di-scan oleh administrator tadi beserta LIP dan

billing kemudian diinputkan ke aplikasi e-document oleh coder

dan dilakukan verifikasi oleh verifikator.

xv. Verifikator melakukan verifikasi dengan membuka aplikasi e-

document, baik itu mengenai kode diagnosis, kode prosedur,

pemeriksaan penunjang (labor, rontgen, EKG atau USG), resep

dan juga kuitansi pasien rawat jalan, yaitu dengan mengklik

tombol verif di e-document jika berkas tersebut sudah lengkap

dan sesuai, namun jika berkas belum lengkap atau ada yang tidak

sesuai maka verifikator mengklik tombol unverif.

xvi. Berkas yang belum lengkap atau yang tidak sesuai akan

diperbaiki kembali oleh coder tergantung letak kesalahannya.

xvii. Berkas disusun menurut tanggal dan dihitung jumlah kunjungan

pertanggal.

xviii. Dilakukan pengecekan berkas terakhir, baik masalah kelengkapan

dan lembar kontrol.

xix. Coder serah terima berkas dan txt dengan pihak BPJS.

Rawat Jalan IGD


1. Pasien BPJS mendaftar di bagian rekam medis dengan membawa

syarat-syarat pendaftaran seperti kartu BPJS, KK/ KTP/ SIM/

identitas lain yang berlaku, surat rujukan atau lembar kontrol.

2. Setelah mendaftar petugas rekam medis mencarikan status pasien

dan mengantarkan ke IGD.

3. Petugas rekam medis mencetak Surat Eligibilitas Peserta (SEP).

4. Jika Surat Eligibilitas Peserta (SEP) tidak bisa dicetak (karena ada

kendala) pada kunjungan itu maka dibuatkan SEP Manual terlebih

dahulu yang berisikan identitas pasien serta kendala tersebut.

5. Petugas IGD mencetak billing pembayaran (tarif rekam medis,

jasa dokter, tindakan dokter) dan digabungkan dengan resep

dokter ke apotek.

6. Petugas apotek menggabungkan SEP dan struk pembayaran

tersebut dengan struk pembayaran obat.

7. Costing mengumpulkan semua berkas pasien yang terkumpul di

apotek sambil dilakukan pengecekan ulang kelengkapan berkas

pasien tersebut

8. Costing akan memulangkan kembali berkas yang tidak lengkap ke

unit bersangkutan.

9. Berkas yang sudah lengkap dibawa ke ruangan casemix untuk

digabungkan dengan struk pembayaran labor, rontgen dan

pemeriksaan penunjang lainnya, kemudian menjumlahkan biaya

pasien.
10. Berkas dihitung dan dilakukan serah terima dengan coder.

11. Administrator melakukan scan berkas klaim seperti SBPK,

asesmen awal medis, hasil pemeriksaan penunjang (labor,

rontgen, EKG atau USG).

12. Coder rawat jalan mengkode diagnosis pasien dengan

menggunakan ICD 10 CM dan untuk tindakan medis dikode

dengan menggunakan ICD 9 CM.

13. Coder kemudian mengentrikan ke dalam SIMRS (PILAR), antara

lain cara pulang, kode diagnosis, kode tindakan, lalu klik tombol

e-klaim dan langsung bridging ke aplikasi INA-CBGS.

14. Berkas klaim (hard copy) kemudian digabungkan dengan form

ceklis kelengkapan berkas pasien.

15. Berkas yang sudah di-scan oleh administrator tadi beserta LIP dan

billing kemudian diinputkan ke aplikasi e-document oleh coder

dan dilakukan verifikasi oleh verifikator.

16. Verifikator melakukan verifikasi dengan membuka aplikasi e-

document, baik itu mengenai kode diagnosis, kode prosedur,

pemeriksaan penunjang (labor, rontgen, EKG atau USG), resep

dan juga kuitansi pasien rawat jalan, yaitu dengan mengklik

tombol verif di e-document jika berkas tersebut sudah lengkap

dan sesuai, namun jika berkas belum lengkap atau ada yang tidak

sesuai maka verifikator mengklik tombol unverif.


17. Berkas yang belum lengkap atau yang tidak sesuai akan

diperbaiki kembali oleh coder tergantung letak kesalahannya.

18. Berkas disusun menurut tanggal dan dihitung jumlah kunjungan

pertanggal.

19. Dilakukan pengecekan berkas terakhir, baik masalah kelengkapan

dan lembar kontrol.

20. Coder serah terima berkas dan txt dengan pihak BPJS

PEMPROSESSAN BERKAS PENDING

DI RSI IBNU SINA PADANG PANJANG

Pengertian : Berkas pending adalah berkas yang dikembalikan

oleh BPJS ke rumah sakit karena beberapa alasan

seperti kesalahan pengkodean diagnosis atau tindakan,

dan meminta konfirmasi ulang diagnosis atau tindakan

kepada DPJP

Tujuan : Menjamin terlaksananya pemrosesan berkas pending

pasien BPJS yang lancar


Kebijakan : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Padang Panjang No.186/KPTS/IS-PP/XI–2018

tentang Penetapan Unit Casemix Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Padang Panjang

Prosedur Kerja :

1. FPK akan keluar paling lambat 10 hari kerja sejak berita acara serah

terima klaim

2. BPJS mengirimkan FPK ke rumah sakit yang berisi jumlah kasus

layak disertai alasan pending dan tidak layaknya

3. Verifikator melakukan pengecekan data penyebeb pending, seperti

kesalahan pengecekan diagnosis atau tindakan, dan meminta

konfirmasi ulang diagnosis atau tindakan kepada DPJP

4. Jika memang terjadi keslahan pengkodean diagnosis atau tindakan

maka coder akan mengganti kodenya menjadi kode yang tepat

5. Jika BPJS meminta konfirmasi ulang diagnosis atau tindakan makan

verifikator akan memenuhi DPJP untuk menuliskan konfirmasinya

delembar konfirmasi verifikasi klaim

6. Setelah semua perbaikan selesai maka coder akan serah terima berkas

kembali dengan verifikator BPJS

Denah Ruang

Unit Casemix memiliki satu ruangan yang didalamnya terdapat :

1. Coder

2. Pemberkasan
3. Verifikator essternal

Standar Fasilitas

Perlengkapan

Tabel 3.1 Daftar Inventaris Casemix

No Nama Barang Jumlah ( unit atau buah )


1. Komputer 7
2. Printer 7
3. Meja 7
4. Kursi 7
5. Lemari 1
6. Rak Gelas 1
7. Rak Penyimpanan 1

Berkas
8. Galon 1
9. Sapu 1
10 Ac 1

.
11 Kipas Angin 1

.
Kelengkapan Bangunan

a. Penerangan

b. Pendingin Ruangan

3. Prosedur Kerja Praktek

Tata Laksana Pelayanan di Instalasi Casemix :

Nama atau jenis pekerjaan yang dilaksanakan di Instalasi Casemix RSI Ibnu

Sina Padang Panjang yaitu :

a. Costing
Proses menghitung biaya dari seluruh rangkaian perawatan pasien dari

pasien masuk hingga paien pulang yang menjadi satu episode pelayanan.

Kegiatan tersebut untuk memastikan bahwa komponen biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam proses perawatan pasien sama dengan proses

pencatatan medis layanan yang diberikan kepada pasien.

Costing ini penting dilaksanakan agar tercapainya efesiensi di rumah sakit

melalui pengendalian biaya (cost containtment). Hal-hal yang perlu

disiapkan dalam sistem costing adalah :

1. Perhitungan Unit Cost

2. Clinical Pathway

3. Dan penyusunan Kebijakan RS yang terkait

dengan : Obat dan Alkes, Pemeriksaan Penunjang, jasa Medis, BHP

dan lain-lainnya untuk tujuan efesiensi.

Unit yang terkait dalam Costing, yaitu :

1. Casemix

2. Rekam Medis

3. Rawat Inap

4. Rawat Jalan

5. Poli Klinik

6. IGD

7. Instalasi Farmasi

Prosedur dan Cara Kerja Costing di Instalasi Casemix RSI Ibnu Sina

Padang Panjang , Yaitu :


1. Langkah pertama yaitu Validating

atau memvalidasi berkas yang akan di-packing dengan jumlah pada

software INA-CBGs

2. Langkah kedua, Unionizing dan

Correcting hail cetak CBGs Laporan Individual Pasien yang

dikelompokkan satu persatu kedalam berkas klaim dengan

membubuhkan stapples atau hecter, mengkoreksi isien item-item yang

kurang.

3. Cetak hasil CBGs Report hasil input

grouping per-tanggal, per-jenis perawatan, per-input tangga. Grouping

yang telah melalui proses verifikasi

4. Buat label untuk berkas pada dus dan

membubuhkan ekspedisi penyerahan berkas klaim untuk Verifikator

BPJS

5. Kirim BERKAS KLAIM KE

Verifikator BPJS, Verifikas dengan menyerahkan dan mencocokkan

jumlah berkas klaim dengan ekspedisi dan filetxt

6. Yang terakhir yaitu, Kumpulkan

berkas klaim kedalam box atau dus

b. Coder

Kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai

dengan ICD 10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD 9 CM.
Coding Berperan penting karena sangat menetukan dalam sistem

pembiayaan prosfektif yang akan menetukan besarnya biaya yang akan

dibayarkan ke Rumah Sakit.

Unit yang terkait dalam Coder, yaitu :

1. Casemix

2. Rekam Medis

3. Rawat Inap

4. Rawat Jalan

5. Poli Klinik

6. IGD

7. Instalasi Farmasi

Prosedur dan Cara Kerja Coding di Instalasi Casemix RSI Ibnu Sina

Padang Panjang , Yaitu :

1. Pertama, buka pilar

asembling

2. Selanjutnya pilih tab menu

3. Pilih data asembling

4. Pilih new

5. Masukan Nomor SEP (Surat

Elegibilitas Peserta) atau Nomor RM (Rekam Medis) yang tertera

dibagian atas sebelah kiri berkas yang akan diinputkan


6. Setelah itu Enter, keluar

Nama Pasien yang dicari, Pastikan Nama Pasien dan Tanggal benar

sesuai berkas yang diinputkan

7. Inputkan cara keluar pasien

8. Setelah itu inputkan Kode

Diagnosa yang telah diyuliskan oleh Dokter di berkas pasien

9. Pilih Kasus ( Baru atau

Lama ) pasien

10. Langkah selanjutnya klik E-

claim

11. Yang terakhir yaitu, Simpan

data yang telah diinputkan, data yang telah diinputkan Coder

berdasarkan berkas pasien, jika data-data sudah lengkap, berkas di E-

documen, selanjutnya akan diserahkan kepada dokter atau Ketua

Casemix untuk di Verifikasi

Jika ada data yang salah atau kurang, Dokter akan menyerahkan berkas

kepada Coder untuk di edit atau dilakukan perbaikkan ulang. Setalh itu, Jika

sudah bernar baru data yang sudah diinput tadi bisa Final. Data pasien yang telah

diolah, akan dikirimkan sekali dalam satu bulan kepada pihak BPJS dalam bentuk

Pdf (CD)

4. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang Dilakukan


Selama seminggu melakukan pengamatan dan observasi di Instalasi

Pelayanan Casemix RSI Ibnu Sina Padang Panjang, Saya menemukan beberapa

kendala kerja yaitu :

1. Menurut pengamatan

penulis kendala kerja di Instalasi Casemix yang penulis temukan yaitu,

rak tempat penyimpanan yang cukup terbatas menjadikan penyimpanan

berkas semantara agak terbatas. Upaya Pemecahan yang dapat dilakukan

menurut saya yaitu, diadakan penambahan rak untuk pemyimpanan

berkas claim pasien BPJS sementara, agar lebih tersusun dengan rapih

dan mudah dalam mencari berkas tersebut apabila diperlukan ketika akan

diinputkan ke SIM RS (Asembling)

2. Dulu masalah penyimpanan berkas pasien dengan kertas, solusi yang

dilakukan seperti sekarang ini, yaitu dengan meng-scan berkas berkas

tersebut dan dijadikan kedalam bentuk PDF, yaitu dengan IT (Ilmu

Teknologi) semua menjadi lebih mudah, cepat dan efektif.

B. ADMINISTRASI UMUM DAN PERENCANAAN


A. Bentuk Kegiatan Praktek

Bentuk kegiatan dalam pelaksanaan praktek perkantoran medik di bagian

Administrasi Umum dan Perencanaan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Panjang yaitu dilakukan berupa : Observasi dan Diskusi yang dilaksanakan pada

tanggal 22 Februari s/d 27 Februari 2021.

1) Observasi

Menurut Nawawi dan Martini (1992:74) Observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu

gejala-gejala pada objek.

Secara umum, Observasi adalah aktivitas yang dilakukan terhadap suatu

proses dan melakukan pengamatan yang kemudian dipahami untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.

Disini penulis diarahkan untuk melihat dan mengamati sekaligus

membantu beberapa kegiatan yang di lakukan staff dan instruktur yang berkerja

di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang.

2) Diskusi

Secara umum, Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua

orang atau lebih atau kelompok yang biasanya dilakukan dengan cara

membahas suatu pembahasan tentang materi yang sedang di pelajari.

Pada Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang Penulis mendapatkan

kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada instruktur tentang bagaimana

alur/ proses masuk dan keluar surat, konsep surat, disposisi surat, pengarsipan

surat hingga surat sampai diterima kepada yang bersangkutan.


B. Bidang Kerja

Rumah Sakit Ibnu Sina Padang Panjang adalah instansi kesehatan yang terdiri

dari berbagai bidang atau bagian pelayanan. Salah satunya adalah Bagian

Administrasi, Umum dan Perencanaan. Bagian Administrasi Umum dan

Perencanaan mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi perencanaan sumber

daya , pengelolaan dan monitoring dan evaluasi kegitan sub unit Sekretariat dan

Perencanaan, Sub Unit administrasi logistik umum dan Inventaris, Sub Unit

Pemeliharaan sarana prasarana ( UPRS), Sub Unit Sanitasi, Sub Unit Transportasi

dan Sub unit Keamanan dan Parkir.

Berikut merupakan bidang kerja yang Penulis kerjakan selama Praktik Kerja

Lapangan, meliputi:

a) Mengelola Surat Masuk

b) Disposisi Surat

c) Pengarsipan Surat

d) Memproses Surat Keluar

e) Scan dokumen

Untuk melakukan kegiatan disini Penulis berpedoman dengan SPO yang ada

yaitu:

a) SPO Surat Masuk

b) SPO Disposisi Surat

c) SPO Pengarsipan Surat


d) SPO Surat Keluar

C. Prosedur Kerja Praktek

1) Mengelola Surat Masuk

Surat masuk adalah semua surat yang ditujukan kepada Direktur Rumah

Sakit, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam lingkungan Rumah

Sakit. Tujuannya Agar semua surat masuk dapat diproses dan di distribusikan

sesuai tujuan si pengirim surat.

Prosedurnya:

a) Surat diterima di unit Administrasi umum & Perencanaan, baik melalui

jasa pengiriman (pos), via fax ataupun diantar langsung oleh si pengirim

surat.

b) Membuat tanda terima surat (jika dibutuhkan si pengantar surat)

c) Surat dicatat pada buku agenda surat masuk dan diberi lembaran disposisi.

d) Surat Diteruskan Ke Kabag Umum, SDM & Keuangan untuk diparaf

e) Surat diletakkan di meja Direktur untuk proses selanjutnya (disposisi

pertama)

f) Mendistribusikan surat ke bidang terkait sesuai disposisi Direktur dengan

memakai buku disposisi

g) Membuat surat balasan jika diperlukan

h) Surat diarsipkan di ruangan Adum & Perencanaan

2) Disposisi Surat
Disposisi Surat adalah instruksi dari Direktur kepada Kabid / Kabag

terkait dan seterusnya untuk memproses surat masuk sesuai isi disposisi dan

tujuan surat. Tujuannya Agar surat-surat masuk ke Rumah Sakit dapat segera

diproses sesuai maksud dan tujuan surat.

Penulis selaku unit bagian Adum & Perencanaan menerima surat masuk

dan segera membuatkan disposisi surat masuk tersebut dengan mencatat

perihal surat, tanggal dan nomor surat, asal dari surat tersebut.

Prosedurnya:

a) Surat masuk ke Rumah Sakit harus melalui Adum & Perencanaan untuk

diberikan lembaran disposisi.

b) Surat dari Direktur didisposisikan ke Bidang terkait dengan buku bantu

disposisi.

c) Surat yang telah selesai diproses di tingkat bidang dikembalikan ke Adum

& Perencanaan untuk diarsipkan. Jika surat butuh tindak lanjut (dibalas,

dll) dikembalikan ke Adum & Perencanaan untuk dilaksanakan .

3) Pengarsipan Surat

Pengarsipan Surat adalah Pengklasifikasian, penyimpanan dan pengaturan

surat sedemikian rupa, sehingga surat tersebut dapat ditemukan dengan

segera sewaktu dibutuhkan. Tujuannya agar surat-surat masuk/keluar dapat

segera ditemukan.

Prosedurnya :
a) Penulis meletakkan dokumen yang telah dibolongkan menggunakan

porforator agar dokumen dapat diletakkan kedalam map arsip.

b) Melakukan pemilahan surat (surat masuk dan keluar)

c) Lampiran surat disatukan dengan surat

d) Surat dipisah berdasarkan subjek surat

e) Surat disimpan/diarsipkan berdasarkan subjek surat

f) Setelah aurat diarsip dan diletakkan kedalam map arsip, lalu letakkan

kembali map tersebut kedalam lemari arsip

4) Memproses Surat Keluar

Surat keluar adalah surat yang berasal dari Direktur Rumah Sakit yang

ditujukan kepada pihak luar maupun dalam lingkungan Rumah Sakit. Yang

bertujuan untuk menyampaikan informasi secara tertulis, agar mudah

dimengerti dan dipahami oleh orang atau pihak yang dituju

Prosedurnya:

a) Penulis selaku petugas Adum & Perencanaan membuat surat sesuai

instruksi Direktur

b) Petugas Adum & Perencanaan membuat konsep surat untuk kemudian

meminta persetujuan kepada yang memberikan instruksi (kecuali untuk

surat yang sifatnya rutin)

c) Jika konsep surat sudah disetujui, surat segera diprint rangkap 2 atau

sesuai kebutuhan untuk ditandatangani Direktur

d) Surat diparaf oleh Kabag Umum, SDM & Kauangan


e) Surat yang sudah diparaf diletakkan di meja Direktur untuk ditandatangani

f) Surat diberi stempel Rumah Sakit dan dimasukkan dalam amplop yang

sudah dilengkapi dengan alamat sesuai tujuan surat

g) Surat tersebut kemudian dikirim ke alamat yang dituju (via pos) atau

diantar langsung jika lokasi tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit dengan

memakai buku ekspedisi

5) Scan Dokumen

Penullis ditugaskan untuk scan dokumen yang akan disimpan kedalam

komputer atau diminta untuk print ulang dokumen tersebut. Langkah-langkah

yang Penulis lakukan untuk scanning dokumen yaitu

Prosedurnya :

a) Nyalakan komputer serta mesin printer, lalu pastikan kabel printer dengan

komputer terhubung

b) Masukkan dokumen yang akan di scan kedalam mesin printer

c) Klik Start, lalu klik fitur scan pada komputer

C. REKAM MEDIS
A. Bentuk Kegiatan Praktek

Dalam pelaksanaan praktek lapangan di bagian rekam medis Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Padang Panjang yaitu dilakukan berupa :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap

unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek. Disini penulis

diarahkan untuk melihat dan mengamati sekaligus membantu beberapa

kegiatan yang dilakukan staf dan instruktur yang bekerja di Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Padang Panjang.

b. Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua atau lebih atau

kelompok. Biasanya dilakukan dengan cara membahas suatu pembahasan

tentang materi yang sedang di peajari. Pada Rumah Sakit Ibnu Sina

Padang Panjang mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan

tanya jawab kepada instruktur tentang bagaimana alur kerja di rekam

medis.

B. Bidang Kerja

1. Gambaran Umum Rekam Medis

Rekam medis merupakan dokumen penting bagi setiap instalasi rumah

sakit. Menurut PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud

rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas

pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-
tulisan dibuat oleh dokter mengenai tindakan yang dilakukan keoada pasien dalam

rangka pelayanan pasien.

Menurut SK Dirjen Yanmed No. 78 Tahun 1991 dijelaskan bahwa rekam

medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,

anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang

diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumh sakit yang dilakukan di

unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan rawat inap.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yangterekam

tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose serta

segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan

pengobatan di unit rawat inap, rawat jalan maupun yangmendapat pelayanan

gawat darurat (Depkes RI, 2006).

Tujuan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit yaitu:

a. Dokumentasi semua kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pasien

b. Media komunikasi antara tenaga kesehatan bagi kepentingan perawatan

penyakit pasien yang sekarang maupun yang akan datang

c. Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai administasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai

tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatantersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakanpengobatan/perawatan

yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena

isinyamenyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasarkeadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta pengisian

bahantanda bukti untuk menegakkan keadilan.

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

keuangan.

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai

aspekpenelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

mengandung data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan

pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.

2. Struktur Organisasi Rekam Medis

STRUKTUR ORGANISASI REKAM MEDIS

RS Islam "Ibnu Sina" YARSI SUMBAR Padang Panjang


3. Tanggung Jawab, Wewenang, dan Uraian Tugas

1) Kepala Sub Unit Rekam Medis

Tanggung Jawab

1. Memimpin kegiatan pelayanan rekam medis yang meliputi : rekam

medis rawat jalan, rawat inap, data dan pelaporan.

2. Merencanakan dan mengembangkan sistem penyelenggaraan rekam

medis dan informasi kesehatan, agar tercapai tujuan yang diinginkan.

3. Mengkoordinir logistik, sarana dan prasarana untuk terlaksananya

pelayanan yang maksimal dilapangan.

4. Meningkatkan program pendidikan bagi petugas rekam medis untuk

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.

5. Menyusun Standar Prosedur Operasional Rekam Medis

6. Menyusun dan menyajikan data dan informasi yang bermutu bagi

pimpinan/manajemen rumah sakit.

7. Kebenaran hasil evaluasi dan laporan kegiatan.

Wewenang

1. Mengkoordinir pelayanan rekam medis di rumah sakit.

2. Mengatur seluruh sumber daya rekam medis yang ada : staf,

peralatan, ruangan dan fasilitas lain yang diperlukan.

Uraian Tugas

1. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di unit

rekam medis agas bekerja sesuai SPO.


2. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin,

kebersihan, keamanan dan kelancaran tugas di seksi rekam medis.

3. Melaksanakan pembinaan petugas di unit rekam medis sehingga

terjalin kerja sama yang baik, semangat kerja yang tinggi,

keterampilan petugas yang memadai

4. Mengadakan koordinasi dengan unit lain yang terkait untuk

kelancaran tugas di unit rekam medis dan unit yang lain.

5. Mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua

peralatan dan sarana yang ada di unit rekam medis agar selalu dalam

keadaan terawat dan siap pakai.

6. Mengadakan / mempimpin rapat di unit rekam medis.

7. Membuat Uraian Tugas bagi masing-masing petugas di unit rekam

medis.

8. Menyusun program kerja unit rekam medis

9. Mengevaluasi kebutuhan tenaga, peralatan dan sarana untuk

menunjang kelancaran tugas di unit rekam medis.

10. Menyampaikan laporan kepada unit Penunjang Medis yang berkaitan

dengan rekam medis untuk menilai kinerja rekam medis.

11. Membantu mengawasi mutu pelayanan rekam medis.

2) Staf Statistik dan Pelaporan

Tanggung Jawab

1. Melaksanakan pengolahan dan analisis data rekam medis


2. Menyusun pelaporan data rekam medis sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan

3. Melaksanakan administrasi bagian rekam medis

4. Melakukan proses koding berkas rekam medis

5. Melaksanakan pengarsipan berkas rekam medis

6. Tersedianya analisis data medis yang akurat dan mutakhir

7. Kelancaran, kebenaran dan ketetapan analisis dan pelaporan data

rekam medis

8. Kebenaran hasil evaluasi dan laporan kegiatan

Wewenang

1. Mengelola dan menganalisis data medis dan berkas rekam medis

2. Memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada atasan yang

berkaitan dengan tugas pengelolaan rekam medis

3. Meneliti dan mengoreksi kelengkapan data dan berkas rekam medis

4. Mengkoordinasikan dengan Ka. Unit Rekam medis dalam

rangka penyelenggaraan pengarsipan dan kelengkapan berkas

rekam medis

5. Memberikan masukan, saran, dan pertimbangan kepada atasan yang

berkaitan dengan tugas pengelolaan rekam medis

Uraian Tugas

1. Melakukan pengecekan dan monitoring kelengkapan berkas rekam

medis pasien pulang


2. Mengkoordinasikan upaya pemenuhan kelengkapan data berkas

rekam medis sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

3. Melakukan proses pengkodingan diagnosa berkas rekam medis rawat

jalan dan rawat inap.

4. Memberi kode penyakit pasien sesuai dengan ICD 10

5. Memberi kode tindakan (operasi) dokter sesuai dengan ICD 9 CM

6. Mengarsipkan berkas rekam medis yang telah lengkap

7. Memberikan informasi kepada pengguna jasa rumah sakit sesuai

dengan batas kewenangannya

8. Melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pengarsipan surat –

surat dinas dan berkas bagian rekam medis

9. Melaksanakan pengolahan dan analisa data rekam medis

10. Melakukan analisa kualitatif dan kuantitatif data rekam medis

11. Melaksanakan bentuk-bentuk laporan rutin, baik ditingkat unit,

bagian maupun laporan-laporan yang ditentukan dan atau diminta

oleh Departemen Kesehatan.

12. Melaksanakan permintaan layanan rekam medis lainnya, antara lain :

resume dan visum, pengurusan jaminan jasa raharja, permintaan

asuransi lainnya.

3) Staf Registrasi Rawat Inap dan Staf Registrasi Rawat Jalan

Tanggung Jawab

1. Keakuratan data identitas pasien

2. Kelancaran, kebenaran dan ketepatan pendaftaran pasien


3. Kerahasiaan dan keamanan data dan berkas rekam medis

4. Kebenaran hasil evaluasi dan laporan kegiatan

5. Terciptanya suasana lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis

Wewenang

1. Mengkoordinasikan kepada kepala unit rekam medis dalam rangka

penyelenggaraan pendaftaran pasien.

2. Memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada atasan yang

berkaitan dengan tugas pengelolaan rekam medis.

Uraian Tugas

1. Melaksanakan pendaftaran pasien gawat darurat, rawat jalan dan

rawat inap, yaitu : mencatat data identitas pasien yang dibutuhkan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, memberikan nomor

regiter baru bagi pasien baru, mencarikan nomor register lama bagi

pasien kunjungan ulang (pasien lama).

2. Memberikan informasi kepada pengguna jasa rumah sakit sesuai

dengan batas kewenangannnya.

3. Memeriksa kelengkapan surat pengantar atau surat rujukan pasien

bpjs

4. Mengecek dan mengontrol kelengkapan data rekam medis rawat

jalan dan mengkoordinasikannya dengan bagian yang bersangkutan.

5. Memberikan informasi ketersediaan tempat tidur kepada pasien

4) Staf Penyimpanan dan Pendistribusian Rekam Medis

Tanggung Jawab
1. Mengambil berkas rekam medis ke rak penyimpanan

2. Mendistribusikan berkas Rekam Medis untuk pasien yang akan

berobat sesuai permintaan.

3. Menyimpan status yang telah selesai di pelayanan untuk disimpan ke

rak penyimpanan (Filling)

4. Membuat ruang penyimpanan rekam medisbersih dan rapi

Wewenang

1. Memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada atasan

yang berkaitan dengan tugas pengelolaan rekam medis.

Uraian Tugas

1. Menerima permintaan berkas rekam medis dari pendaftaran.

2. Menyiapkan tracer untuk berkas rekam medis yang keluar.

3. Mengeluarkan berkas rekam medis sesuai dengan nomor berkas

rekam medis yang diminta, dengan menempatkan tracer pada posisi

rekam medis yang keluar.

4. Mencatat berkas rekam medis yang akan dikirim ke poliklinik atau

ruang perawatan dalam buku ekspedisi.

5. Memberikan berkas rekam medis pasien yang diambil dari

ruang penyimpanan ke pendaftaran untuk disiapkan berkasnya

oleh petugas registrasi maupun admission sebelum diantar ke ruang

pemeriksaan atau perawatan.

6. Melaksanakan serah terima berkas rekam medis dengan petugas

Registrasi dan Admission.


7. Menerima berkas rekam medis rawat jalan yang sudah diantar oleh

petugas Registrasi dan Administrasi rawat inap dari poliklinik.

8. Mencocokkan berkas rekam medis yang kembali dan keluar dengan

buku ekspedisi.

9. Memberikan berkas rekam medis yang baru diterima ke petugas

Assembling dan Indeks Kode Penyakit.

10. Menerima berkas rekam medis dari petugas Assembling dan

Indeks Kode Penyakit untuk memasukkan berkas ke dalam rak

penyimpanan sesuai nomor.

11. Melayani permintaan peminjaman berkas rekam medis dengan

menggunakan bon peminjaman, mencari dan mengantar berkas

rekam medis yang dipinjam.

12. Mengontrol pengembalian rekam medis yang dipinjam dengan

mencocokkan rekam medis yang kembali dengan bon peminjaman.

13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan untuk

menyelesaikan / menangani bila terjadi penyimpangan/kasus yang

terjadi di kegiatan penjajaran dan pendistribusian rekam medis

pasien rawat jalan/inap.

4. Tata Hubungan Kerja

a. Tata hubungan kerja


Hubungan tata kerja di Unit Rekam Medis bersifat garis komunikasi, koordinasi

dan informasidalam pelaksanaan kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau

surat dinas.

Hubungan Intern :

1. Unit rekam medis menyediakan data-data sebagai bahan komunikasi,

koordinasi dan informasi yang dibutuhkan unit rawat jalan, unit rawat

inap, keuangan dan manajemen dalam pengambilan keputusan

2. Antara pasien dan dokter rekam medis berfungsi sebagai mediator dalam

penyediaan rekam medis

Hubungan Ekstern :

1) Unit rekam medis merupakan penyedia informasi kepada pihak ketiga

yaitu Asuransi, Rekanan dan pihak lain.


2) Unit rekam medis juga berkewajiban memberikan laporan kepada

Departemen Kesehatan Pemerintah

5. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Rekam Medis

Pola Ketenagaan

Dalam upaya mempersiapkan tenaga rekam medis yang handal, perlu kiranya

melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang

tepat bagi organisasi. Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, proses

mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke

luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber/sumber tersebut

seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah

orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan bertujuan untuk

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai

sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi. Adapun pola ketenagaan

dan kualifikasi sumber daya manusia di Unit Rekam Medis RS Islam “Ibnu

Sina” YARSI SUMBAR Padang Panjang adalah sebagai berikut:


Standarisasi tenaga rekam medis:

NAMA JABATAN KUALIFIKSI TENAG


FORMAL & INFORMAL
Kepala Sub Unit Rekam DIII Rekam Medis (Pelatihan A 1

Medis ICD 10 + Pelatihan Pelaporan RS

+ Pengalaman Kerja minimal 5


Penanggung jawab DIII Rekam Medis/ SLTA Plus 1
Rekam Medis
(Pengalaman minimal 2 tahun +

Staf Admission Pelatihan


DIII RekamCustomer
Medis/Service)
SLTA Plus 1

(Pelatihan Customer Service)


Staf Registrasi DIII Rekam Medis/ SLTA Plus 7

(Pelatihan Customer Service)


Staf Assembling dan DIII Rekam Medis/ SLTA 1
Kode Penyakit (Pelatihan ICD 10)
Indeks
Staf Pendistribusian Rekam SLTA(Pelatihan Rekam 1

Medis Medis)

Distribusi tenaga saat ini:

1. Registrasi

a. Pagi : 3 orang

b. Sore : 2 orang

c. Malam : 1 orang

d. Libur : 1 orang

Total : 7 orang

2. Filling

a. Menyimpan :
Mengambil runner 2 orang

b. Distribusi :

3. Assembling : Rangkap Pelaporan

4. Koding : Rangkap assembling

5. Admision : 1 orang

6. Karu : 1 orang

Dilihat dari distribusi tenaga sekarang untuk rekam medis dirasakan cukup

untuk pelayanan dan pengolahan rekam medis.

Dasar penghitungan tenaga

Pedoman penghitungan tenaga yang ditetapkan oleh Yarsi Sumatera Barat

berdasarkan beban kerja.

Pengembangan SDM

Semua tenaga rekam medis diberikan pelatihan yang berkaitan dengan

pelayanan, ilmu dan teknologi yang berkembang pada saat ini.

a. Pelatihan servis excelent

b. Pelatihan komunikasi efektif

c. Pelatihan penggunaan SIMRS dan Internet

d. dll
C. PROSEDUR KERJA PRAKTEK

1. Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Pendaftaran pasien rawat jalan adalah tata cara penerimaan pasien yang

akan berobat ke poliklinik agar dapat berjalan teratur, tertib, dan aman

serta untuk mengurangi waktu tunggu pasien.

a. Pendaftaran Pasien Umum

Pendaftaran pasien untuk berobat ke poliklinik :

1) Pasien mendaftar ketempat penerimaan pasien (TPP) rawat jalan

dan mengambil nomor antrian

2) Petugas mencek nomor antrian

3) Petugas tempat penerimaan pasien rawat jalan menanyakan kepada

pasien pernah/belum berobat ke RS Islam ‘Ibnu Sina’

4) Setiap pasien baru mendaftarkan diri dengan mengisi formulir

identitas pasien.

5) Pasien diwawancarai oleh petugas tempat pendaftaran pasien

tentang identitas pasien dengan meminta KTP pasien.

6) Petugas mencek pada aplikasi rekam medis untuk menemukan data

pasien yang sudah pernah berobat.

7) Lalu petugas pendaftaran membuat identitas pasien di map rekam

medis pasien.

8) Petugas mencatat pada buku register pasien rawat jalan umum.

9) Petugas kemudian memberikan NCR kepada pasien untuk

pembayaran pendaftaran ke kasir.


10) Petugas pendaftaran memberitahu kepada pasien bahwa kartu ulang

berobat harus dibawa setiap kali berobat.

11) Petugas pendaftaran mempersilahkan untuk menunggu di poliklinik

yang dituju sedangkan berkas medis pasien akan diantar oleh

petugas.

12) Petugas mengambil status di rak penyimpanan untuk pasien yang

pernah berobat sebelumnya.

13) Petugas rekam medis mengantarkan berkas rekam medis ke

poliklinik yang dituju.

14) Pasien mendapatkan pelayanan di poliklinik.

b. Pendaftaran Pasien BPJS

1) Pasien mendaftar ketempat penerimaan pasien (TPP) rawat jalan

dan mengambil nomor antrian

2) Petugas mencek nomor antrian

3) Petugas tempat penerimaan pasien rawat jalan menanyakan kepada

pasien pernah/belum berobat ke RS Islam ‘Ibnu Sina’

4) Setiap pasien baru mendaftarkan diri dengan mengisi formulir

identitas pasien.

5) Bagi pasien yang pernah berobat petugas meminta kartu berobat

pasien.

6) Pasien diwawancarai oleh petugas tempat pendaftaran pasien

tentang identitas pasien dengan meminta KTP pasien.


7) Petugas mencek pada aplikasi rekam medis untuk menemukan data

pasien yang sudah pernah berobat.

8) Lalu petugas pendaftaran membuat identitas pasien di map rekam

medis pasien.

9) Petugas memberikan kartu berulang kepada pasien dan

menjelaskan pengunaan kartu

10) Petugas meminta berkas BPJS kepada pasien

11) Petugas mencatat pada buku register pasien rawat jalan BPJS.

12) Petugas mencetak SEP ( Surat Elegibilitas Peserta)

13) Petugas mengisi identitas pasien pada SPBK (Surat Bukti

Pembayaran Kesehatan)

14) Petugas mengklip SEP,SPBK dan berkas BPJS berserta resep.

15) Petugas mempersilahkan pasien menuggu di poliklinik tujuan.

2. Pendaftaran Pasien Rawat Inap

Pendaftaran pasien rawat inap adalah proses pendaftaran pasien yang

kondisi penyakitnya dipandang perlu menjalani rangkaian perawatan,

pemeriksaan dan pengobatan yang menyeluruh di ruang rawat inap RSI

Ibnu Sina Padang Panjang.

1) Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat dan

ruangan yang diperlukan sudah tersedia.Maka pasien segera mendaftar

ketempat penerimaan pasien rawat inap (admission)

2) Jika pasien pernah berobat kepoliklinik atau pernah dirawat

sebelumnya maka petugas admission mencari nomor Rekam Medis


pasien dikomputer dan mencari berkas rekam medisnya dilemari

penyimpanan.

3) Petugas IGD atau petugas Poliklinik menghubungi ruang perawatan

untuk menanyakan kamar yang kosong.

4) Petugas menjelaskan isi general consent pada pasien dan

menerangkan hak dan kewajiban pasien dan biaya perawatan atau

pasien langganan.

5) Apabila pasien / keluarga sudah menyetujuinya maka pasien atau

keluarganya diminta untuk membaca kembali isi general consent atau

formulir pasien rawat inap dan kemudian membubuhkan tanda

tanggannya pada general consent tersebut.

6) Petugas melakukan wawancara untuk mendapatkan identitas pasien.

Data identitas pasien dicatat dan dibubuhkan pada ringkasan masuk

dan keluar (RM 01 B).

7) Petugas admisi memberikan kartu penunggu dan memberikan

informasi tentang manfaat atau tata cara pengunaan kartu penunggu

pasien.

8) Petugas admisi mempersilahkan keluarga pasien untuk mengisi buku

serah terima kartu penunggu pasien.

9) Apabila urusan administrasi sudah selesai, maka pasien dipersilahkan

keruangan IGD atau Poliklinik untuk menunggu sampai perawat

ruangan menjemput pasien.

3. Penerimaan Pasien IGD


1) Petugas penerimaan pasien mewawancarai pasien untuk mengetahui

identitasnya,apabila pasien datang dengan pengantar maka identitas

pasien ditanyakan kepada pengantarnya sesuai dengan kartu tanda

pengenal pasien yang berlaku kemudian pengantar mengisi data

identitas pasien dalam formulir identitas dan petugas menuliskanya

pada map rekam medis.

2) Identitas pasien tersebut juga ditulis pada kartu berobat.

3) Petugas mencatat register pasien pada buku register penerimaan

pasien rawat jalan.

4) Petugas penerimaan pasien membuatkan NCR dan pasien atau

pengantarnya diminta untuk membayar jasa dokter bagi pasien umum.

dan untuk pasien BPJS petugas menanyakan kelengkapan berkas

BPJS lalu mengecek kartu BPJS pasien. Apabila pembayaran jasa

dokter tidak dapat dilakukan langsung di kasir maka NCR nya

dikirimkeapotik bersamaan dengan resep obat yang akan ditebus.

5) Setelah pelayanan administrasi selesai maka status rekam medis

pasien diantarkan langsung oleh petugas ke IGD.

6) Apabila pasien telah mendapatkan pelayanan yang cukup di IGD

maka ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien tersebut :

a. Pasien dapat langsung pulang

b. Pasien harus dirawat inap

c. Pasien dirujuk kerumah sakit lain


7) Bagi pasien yang tidak dirawat inap langsung menuju apotik untuk

mengambil obat

8) Bila pasien memerlukan rawat inap,maka keluarga pasien melapor

ketempat penerimaan pasien rawat inap (admission) untuk

menjelaskan General Consent dan menerangkan Hak dan Kewajiban

Pasien jika pasien telah setuju dengan penjelasan petugas admisi

petugas meminta tanda tangan pasien dan memberikan kartu

penunggu ke pasien atau ke keluarga pasien dan menjelaskan fungsi

dari kartu penunggu.

4. Penyelenggaraan Rekam Medis Rawat Inap

Penyelenggaraan rekam medis rawat inap adalah proses penyiapan rekam

medis rawat inap untuk pasien masuk rawat inap dari penerimaan pasien sampai

ke ruang rawat inap.

a. Pasien yang dinyatakan dirawat adalah pasien yang sudah mendapat

persetujuan dari dokter poliklinik dan IGD.

b. Pasien atau keluarga pasien mendatangi tempat peneriman pasien

rawat inap (Admission) untuk mendapatkan penjelasan general

consent dan hak dan kewajiban pasien dan menandatangani General

Consent.

c. Berkas rawat inap diantar ke IGD atau Poliklinik dan bersama dengan

pasien tersebut dibawa

d. keInstalasi Rawat Inap.


e. Perawat menerima pasien, mengecek seperlunya kelengkapan Rekam

Medis ditempat penerimaan pasien, petugas penerima menyerahkan

rekam medis kepada dokter.

f. Setelah dokter memeriksa pasien tersebut, dokter mengisi lembaran

RM 02 B (Assemen awal medis rawat inap).

g. Petugas yang bertugas saat itu melaksanakan:

h. Intruksi oleh dokter, kemudian harus mencatat setiap tindakan yang

telah dilakukan.

i. Mengisi lembaran Assemen awal keperawatan rawat inap (RM 02 D)

j. Setiap hari semua petugas yang terlibat dalam perawatan (medis dan

non medis) harus mencatat segala sesuatu yang sudah di lakukan

kedalam lembaran Rekam Medis yang telah disediakan dengan

membubuhi tanggal, tandatangan dan nama jelas petugas.

k. Jika pasien harus menjalani operasi atau bedah, pasien diberi

penjelasan oleh dokter yang merawat setelah itu pasien atau keluarga

pasien diminta untuk menandatangani formulir persetujuan (informed

Consent).

l. Lembaran hasil-hasil pemeriksaan penunjang (yang asli) ditempelkan

pada lembaran rekam medis.

m. Rekam medis harus terletak pada tempat yang aman, terhindar dari

kemungkinan dilihat dan dibaca oleh orang yang tidak berhak.


n. Setelah pasien selesai dirawat (pulang/meninggal), selambat-

lambatnya dalam waktu 1x24 jam resume (RM 01 C) harus sudah diisi

dan ditandatangani oleh dokter yang merawat.

o. Petugas rawat inap menata kembali berkas rekam medis tersebut dan

diserahkan ke Instalasi rekam medis

p. pada petugas penerima rekam medis.

q. Setiap penyerahan rekam medis oleh petugas rawat inap harus

memakai buku ekspedisi

5. Penyelenggaraan Rekam Medis Rawat Jalan dan IGD

Penyelenggaraan rekam medis rawat jalan dan IGD adalah proses

penyiapan rekam medis rawat jalan dan IGD yang dilakukan di loket pendaftaran.

a. Pasien mendaftar ditempat pendaftaran pasien rawat jalan. Untuk

pasien baru diminta mengisi formulir identitas pasien, yang kemudian

akan diisikan ke map rekam medis, dan kartu berobat pasien. Untuk

pasien langganan menyerahkan berkas dan surat rujukan atau surat

pengantar.

b. Untuk pasien lama menyerahkan kartu berobatnyadan petugas akan

mencarikan rekam medis pasien tersebut.

c. Untuk pasien yang datang ke IGD pasien baru dibuatkan rekam medis

baru dan pasien lama dicarikan rekam medisnya ditempat

penyimpanan sedangkan formulir IGD sudah disediakan diruangan

IGD sesuai dengan jenis kedatangannya.


d. Petugas rekam medis memberikan rekam medis pasien ke perawat

poliklinik atau IGD sesuai dengan tujuan pasien berobat.

6. Penyimpanan Rekam Medis

Penyimpanan rekam medis adalah menyimpan rekam medis menurut

urutan nomor rekam medis pada rak penyimpanan. Penyimpanan berkas rekam

medis terpusat pada satu tempat penyimpanan baik rawat jalan, rawat inap dan

IGD (sentralisasi).

Berikut langkah penyimpanan berkas rekam medis:

a. Untuk mencgah kekeliruan penyimpanan.

b. Penyimpanan berkas rekam medis dilakukan secara sentralisasi yaitu

rekam medis rawat jalan , rawat inap, dan IGD terpusat pada satu

tempat penyimpanan.

c. Penyimpanan status rekam medis hanya boleh dilakukan oleh petugas

rekam medis.

d. Penyimpanan status rekam medis dilakukan oleh petugas yang shift

sore.

e. Sebelum berkas rekam medis disimpan dicek kelayakan berkas rekam

medis, apabila nomor rekam medis tidak jelas diperjelas dengan

spidol, apabila sampul rusak diganti dengan yang baru.

f. Berkas rekam medis yang akan disimpan disortir terlebih dahulu dan

dicatat kedalam buku ekspedisi penyimpanan rekam medis dengan

identifikasi:
g. Tanggal penyimpanan.

h. Nama penyimpanan.

i. Nomor rekam medis pasien.

j. Nama lengkap pasien.

k. Berkas rekam medis yang disimpan diurutkan nomornya agar

memudahkan dalam penyimpanan.

l. Pengecekan dilakukan secara periodek

7. Persetujuan Rawat Inap

1) Pasien yang dilayani :

a) Semua pasien yang datang dengan :

a. Membawa surat kiriman dokter praktek

b. Membawa surat kiriman Instalasi kesehatan lainnya

c. Datang sendiri

b) Pasien memilih ruang perawatan yang diinginkan atau sesuai

dengan kamar kosong pada saat pasien mendaftar untuk dirawat

yaitu :

a. VIP

b. Kelas 1

c. Kelas 2

d. Kelas 3

c) Dokter yang bertanggung jawab di setiap ruangan sudah

ditetapkan

2) Fasilitas pelayanan terhadap pasien diruang rawat inap:


a) Pasien dirawat oleh dokter sesuai dengan ruangannya dan dokter

spesialis sesuai dengan penyakit

b) Pada keadaan-keadaan tertentu pemeriksaan pasien dapat

dilakukan oleh dokter jaga yang bertugas diruang rawat inap

c) Pemeriksaan rutin setiap hari (Visite ) dilaksanakan oleh dokter

yang merawat sebanyak 1X sehari selama hari kerja

Jam tamu:

a. Pagi : jam 11.00-13.00

b. Sore : jam 16.00-19.00

c. Hari libur : pagi : jam 11.00-14.00

d. Sore : jam 16.00-20.00

d) Bagi pasien yang keadaannya memerlukan ketenangan, ditunggu

oleh keluarga dibatasi sebanyak 1 orang setiap pasien

e) Apabila pasien setuju, pasien mengisi dan menandatangani

formulir persetujuan rawat inap Rekam Medis 03.A.6


D. LOGISTIK UMUM

A. Bentuk Kegiatan Praktek

Dalam pelaksanaan praktek perkantoran medik, bentuk kegiatan yang

dilakukan yaitu observasi langsung. Observasi dilakukan setiap hari kerja.

Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 22-27 Februari 2021.

Mahasiswa ikut berpatisipasi dalam kegiatan operasional instansi Rumah

Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang dan juga memilki rasa tanggung jawab

sesuai dengan bidang mahasiwa di tempatkan khususnya bidang Logistik

Umum.

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan terhadap proses dan

pengamatan yang kemudian di pahami untuk mendapatkan informasi yang di

butuhkan khususnya Logistik Umum rumah sakit. Tentang bagaimana

kegiatan pengadaan perlengkapan dan Logistik umum oleh tim pengadaan

perlengkapan dan Logistik umum Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Panjang.

B. Bidang Kerja

Bidang Kerja adalah Bidang Logistik Umum. Pada bidang Logistik

Umum terdapat berbagai macam kegiatan kerja yang kita lakukan seperti

merekap amprah, membuat permintaan ke bagian pengadaan barang,

mendistribusikan barang sesuai SPO yang telah di tetapkan sebelumnya.

C. Prosedur Kerja Praktek


Logistik bisa diartikan sebagai proses pada aliran perpindahan barang dari

suatu titik asal yang berakhir pada titik konsumsi untuk memenuhi

permintaan tertentu dari konsumen atau pihak-pihak lain yang terlibat.

Logistik melibatkan keberadaan produk berwujud maupun tidak berwujud.

Logistik Umum secara umum merupakan teknik dalam menyalurkan

barang secara baik, terencana, terstruktur, efektif, dan efisien mulai dari

pengiriman barang dari pemasok atau supplier ke toko sampai ke tangan

konsumen.

Logistik Umum Rumah Sakit adalah kegiatan pengadaan barang

perlengkapan dan Logistik umum oleh tim pengadaan perlengkapan dan

Logistik Umum Rumah Sakit.

Tujuannya sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi tim pembelian

perlengkapan dan logistik umum dalam menyediakan barang dan

perlengkapan sesuai kebutuhan.

Ada beberapa alur kegiatan kerja di bagian Logistik seperti:

1. Merekap Amprah Dari Seluruh Ruangan

Pada kegiatan ini perekapan semua permintaan dari berbagai

ruangan dengan menyatukan, menjumlahkan dan mengumpulkan

semua permintaan yang telah di buat dalam nota permintaan barang

ke form yang telah ditentukan.

2. Membuat Permintaan ke Bagian Pengadaan Barang


Pada kegiatan ini permintaan yang telah selesai di rekap, kemudian

diserahkan ke bagian pengadaan barang untuk di lakukan pemesanan

kepada suplier yang telah ditetapkan.

3. Barang Datang

Pada alur ini akan dilakukan pengecekkan pada barang yang sudah

datang, dan dicocokkan dengan permintaan yang sebelumnya telah di

buat dalam nota permintaan barang.

4. Penyusunan Barang

Setelah selesai cocokkan barang dengan permintaan selanjutnya

akan dilakukan penyusun barang tersebut sesuai ketentuan dan tempat

barang akan di simpan guna untuk memudahkan dalam pengambilan

barang, barang yang disusun harus sesuai dengan jenis dan bentuknya.

Ruang penyimpanan harus aman agar tidak terjadi kehilangan.

5. Pembagian Amprah

Kegiatan logistik selanjutnya adalah pembagian amprah sesuai

dengan permintaan dari masing-masing ruangan.

6. Pendistribusian

Kegiatan pendistribusian barang ke masing-masing ruangan sesuai

permintaan yang telah disiapkan sebelumnya harus dilakukan dengan

teliti, agar tidak terjadi kesalahan pada saat pemberian,

pendistribusian ini dilakukan dengan cara masing-masing unit

menjemput sendiri permintaan ke bagian logistik umum pada tanggal

yang telah di tentukan.


Ada juga kegiatan lainnya yang biasa di lakukan di logistik seperti:

1. Memasukkan permintaan barang ke dalam rekap permintaan di pilar

logistik

2. Mengisi nota permintaan barang di pilar logistik

3. Mengentri data permintaan ke dalam pilar

4. Membuat laporan logistik

5. Membuat stok logistik di nota permintaan barang di ruangan logistik

6. Mengisi blangko amprah di nota permintaan barang

7. Menyelesaikan pengisian blangko amprah

D. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang dilakukan

Kendala untuk saat ini adalah keterbatasan tenaga karena ruangannya ada

2 (dua) jadi unit agak susah membagi tenaga karena di ruang pertama tempat

untuk merekap amprah dan membuat laporan Logistik umum, sedangkan

ruangan kedua yaitu tempat pembagian amprah atau penyimpanan amprah.

Jadi upaya yang harus di lakukan adalah penambahan karyawan agar

kegiatan kerja di bidang Logistik umum lebih efektif dan efisien.


E. KEPERAWATAN

A. Bentuk Kegiatan Praktek

Dalam pelaksanaan praktek perkantoran medik, bentuk kegiatan yang

dilakukan yaitu observasi langsung. Observasi dilakukan setiap hari kerja.

Mahasiswa ikut berpatisipasi dalam kegiatan operasional instansi

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang dan juga memilki rasa tanggung

jawab sesuai dengan bidang mahasiwa di tempatkan khususnya bidang

Keperawatan.

B. Bidang Kerja

Bidang Kerja adalah Bidang Keperawatan. Pada bidang Keperawatan

terdapat Kabid Keperawatan, Ka Unit Profesi dan Asuhan Keperawatan.

C. Prosedur Kerja Praktek

Fungsi Manajemen Keperawatan yaitu POAC

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Actuating (Pelaksaan)

4. Controling (Pengawasan)

Ada beberapa kompetensi di bagian keperawatan sebagai berikut :

33
1. Mengetahui Metode Kerja Keperawatan

Di dalam keperawatan ada beberapa metode kerja yaitu :

a. Metode Kasus

Metode ini digunakan sebagai pilihan terbatasnya jumlah dan

kemampuan perawat, sehingga setiap perawat hanya mampu

menjalankan 1-2 jenis tindakan/intervensi kepada semua pasien yang

dirawat. Perawat melaksanakan tugas(tindakan) tertentu berdasarkan

jadwal kegiatan yang ada.

b. Metode Fungsional

Metode ini umumnya dijalankan diruang intensif atau isolasi.

Rasio perawat adalah 1:1 dimana perawat bertanggung jawab

melakukan asuhan dan observasi pasien tertentu. Pasien akan dirawat

oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak ada jaminan

pasien akan dirawat oleh perawat yang sama hari berikutnya.

c. Metode Tim

Metode ini digunakan pada rumah sakit yang memilki tenaga

keperawatan lebih banyak. Karena metode Tim memerlukan cukup

banyak tenaga perawat. Metode Tim terdiri dari beberapa perawat

profesional dan perawat pelaksana yang akan di pimpin oleh ketua tim

(KATIM). Setiap Tim memiliki tanggung jawab atas beberapa pasien,

pembagiannya sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

d. Metode Primer
Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan

keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinasi

asuhan keperawatan. Perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam

terhadap asuhan keperawatan. Metode ini ditandai dengan adanya

keterkaitan antara pasien dengan perawat yang bertugas untuk

merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama

pasien dirawat.

e. Metode Modular

Adalah bentuk variasi dari metode keperawatan primer, dengan

perawat professional dan perawat non-profesional bekerja sama dalam

memberikan asuhan keperawatan. Disamping itu karena dua atau tiga

orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien, dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode

modifikasi primer, satu tim terdiri dari 2-3 perawat memiliki tanggung

jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8- 12 orang.

Dan di RSI Ibnu Sina Pdang Panjang menggunakan metode

Keperawatan Situsional yang mana metode ini digunakan sesuai

dengan situasi banyak nya pasien masuk, karena rumah sakit ini masih

kekurangan tenaga keperawatan.

2. Cara Supervisi
Supervisi adalah orang yang bertugas memantau dan mengontrol

keadaan tenaga keperawatan yang berada pada masing-masing unit.

Seorang supervisi akan selalu melihat bagaimana tenaga keperawatan yang

sedang bertugas dalam melakukan timbang terima/oferan.

3. Menghitung BOR

Jumlah hari perawatan rumah sakit


Rumus : x 100 %
(Jumlahtempat tidur x Jumlah har dalam satu periode)

4. Menghitung Ketenagaan

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang menggunakan

metode ilyas untuk menghitung ketenagaan.

Rumus :

AxB
Tenaga Perawat =
(255 x jam kerja/hari)

D. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang dilakukan

Kendala kerja yang terjadi pada proses keperawatan. Upaya yang

dilakukan yaitu masih mencoba mempelajari dan memahami prosedur kerja

di bagian keperawatan dan manajemen dalam keperawatan.


F. INSTALASI GIZI

A. Bentuk Kegiatan Praktek

Bentuk kegiatan pada praktek perkantoran medik ini yaitu pada bagian

Instalasi Gizi dengan pembekalan materi,melakukan wawancara dan observasi,

adapun kegiatan praktek pada Instalasi Gizi dimulai pada tanggal 22 Februari

2021 – 27 Februari 2021. Di minggu pertama melaksanakan praktek di RSI Ibnu

Sina Padang Panjang yaitu di Instalasi Gizi, saya melakukan beberapa uraian

kegiatan yaitu:

1. Setelah acara serah terima mahasiswa praktek dari Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat dengan pihak RSI Ibnu Sina Padang

Panjang kami diberikan sosialisasi dan pembekalan dari pihak RSI Ibnu

Sina Padang Panjang dengan materi Patien Safety dan PPI.

2. Melakukan orientasi di Ruangan Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang

Panjang.

3. Mempelajari struktur organisasi, alur gizi dari penerimaan, persiapan dan

sampai tahap pengolahan.

4. Mempelajari bentuk- bentuk laporan, pembukuan, surat pengajuan alat

yang ada di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang.

5. Mempelajari cara pembagian jam kerja karyawan di Instalasi Gizi RSI

Ibnu Sina Padang Panjang.

6. Mencek databpasien dan mencetak label nama pasien untuk identitas di

kotak makanan yang akan di distribusikan.


7. Mengikuti proses penerimaan barang belanjaan di Instalasi Gizi RSI Ibnu

Sina Padang Panjang.

8. Penginputan data belanja harian dan bulanan di Instalasi Gizi RSI Ibnu

Sina Padang Panjang.

9. Ikut serta dalam proses persiapan bahan makanan di Instalasi Gizi RSI

Ibnu Sina Padang Panjang.

10. Penginputan data sisa makanan pasien.

11. Mencek dan mengisi form pemantauan suhu di ruangan Instalasi Gizi RSI

Ibnu Sina Padang Panjang.

12. Mencek daftar belanjaan di ruang penerimaan barang belanjaan di Instalasi

Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang.

13. Mendokumentasikan ruangan Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang

Panjang.

14. Pembuatan laporan praktek di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang

Panjang.

15. Konsultasi dengan pembimbing lapangan di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina

Padang Panjang.

16. Pencatatan sarana dan prasarana yang ada di ruangan Instalasi Gizi RSI

Ibnu Sina Padang Panjang.


B. Bidang Kerja

1. Gambaran Umum Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang

disesusaikan dengan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme

tubuhnya.

Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses

peneyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat

berpengaruh terhadap keaadaan gizi pasien (Depkes 2003).

Pelayanan gizi rumah sakit meupakan salah satu pelayanan

penunjang medik dalam pelayanan paripurna rumah sakit yang

terintegrasi dengan kegiatan lainnya, mempunyai peranan penting

dalam mempercepat pencapaiaan tingkat kesehatan baik bersifat

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitaif.

Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi :

1) Pengadaan dan pengolahan/produksi makanan

2) Pelayanan gizi di ruang rawat inap.

Konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembanagan

bidang terapan
1) Tujuan Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

a. Tujuan umum

Memberikan pelayanan gizi yang optimal menunjang

penyembuhan pengobatan pasien rawat inap dan rawat jalan.

b. Tujuan khusus

1) Terselenggaranya kegiatan produksi dan distribusi makanan

untuk pasien dan pegawai sesuai dengan standard an kebijakan.

2) Terselenggaranya pelayanan gizi diruang rawat inap.

3) Terselenggaranya penyuluhan atau konsultasi dan rujukan gizi

bagi pasien, pegawai dan masyarakat lainnya.

4) Terselenggaranya penelitian dan pengembangan gizi terapan

untuk meningkatkan mutu pelayanan.

5) Tercapainya mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi rumah

sakit

2) Fungsi Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

a. Menyelenggarakan pengadaan, pengolahan,dan penyaluran

makanan.

b. Melaksanakan asuhan gizi pada pasien rawat inap dan rawat jalan.

c. Menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan gizi.

d. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanan gizi.


3) Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

Struktur organisasi Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

digambarkan sebagai berikut:

Direktur
dr. Hj. Fair Ruza

Kabid pelayanan medis


dr. Fuadi Sazli

Ka. Unit Penunjang


Medis
dr. Erdiansyah Putra

Ka. Sub. Unit Gizi


Desi S, S.Gz, RD

Petugas Logistik Pramu Gizi Ahli Gizi Ruangan Pramu Saji

Gambar 3.4.1- Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang
4) Ketenagaan Instalasi Gizi di RSI Ibnu Sina Padang Panjang

a. Waktu Kerja

1. Jadwal Dinas

Instalasi gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

memberlakukaan waktu kerja sebagai berikut :

No Jabatan Pengaturan Jadwal


1. Ka Sub Unit Gizi Dinas Pagi 07.30-14.30
2. Pramugizi Dinas Pagi 05.30-12.30

Dinas Sore 12.00-19.00


3. Petugas Logistik Dinas Pagi 07.30-14.30
4. Pramusaji Dinas Pagi 06.00-13.00

Dinas Sore 13.00-20.00


5. Ahli Gizi Ruangan Dinas Pagi 07.30-14.30
Tabel 3.4.1-Waktu Kerja Ketenagaan Instalasi Gizi di RSI Ibnu Sina

Padang Panjang

2. Jadwal Libur / Cuti

1. Semua tenaga kerja atau SDM yang ada di Instalasi Gizi RSI
Ibnu Sina Padang Panjang memiliki hari kerja selama 6 hari
dalam seminggu, dengan jam kerja 7 jam perhari. Dan
mendapatkan libur sesuai dengan libur kelender.
2. Apabila ada tenaga kerja yang sakit, tenaga kerja tersebut harus
menyerahkan surat keterangan sakit dari fasilitas kesehatan
tingkat I.
3. Untuk cuti melahirkan bagi setiap pekerja wanita diberikan
waktu cuti 3 bulan, yang terhitung dari satu setengah bulan
sebelum melahirkan dan satu setengah bulan setelah
melahirkan.
4. Sedangkan untuk cuti tahunan keseluruhan tenaga kerja atau
SDM yang ada di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang
mendapatkan 12 hari libur pertahunnya.

b. Kualifikasi pendidikan ketenagaan Instalasi Gizi

1. Ka. Sub Unit Gizi

Kualifikasi : Lulusan S1 GIZI

2. Pramugizi

Kualifikasi : SMP

3. Petugas Logistik

Kualifikasi : Lulusan SMK Jurusan Tata Boga

4. Pramusaji

Kualifikasi : SMA

5. Ahli Gizi Ruangan

Kualifikasi : Lulusan S1 GIZI

c. Tanggung Jawab, Uraian Tugas Dan Wewenang Ketenagaan

1) Ka. Sub Unit Gizi

a) Tanggung Jawab

1. Tersedianya formulir-formulir dan berkas-berkas untuk

kebutuhan unit gizi

2. Pengaturan pembagian tugas di unit gizi

3. Penyusunan standart pemberian makanan bagi pasien

4. Pelayanan makanan diruang rawat inap

5. Pengelolaan sumber dana dan sarana dalam kegiatan

pelayanan makanan

6. Keamanan produksi makanan yang dihasilkan


7. Pengaturan unit cost bahan makanan dalam kegiatan

pelayanan makanan

8. Sanitasi hygienis makanan, peralatan dan penjamah serta

individu di lingkungan unit gizi

9. Pemberian konsultasi gizi pasien rawat inap dan pasien

rawat jalan

10. Visite giziseluruh pasien rawat inap

11. Keamanan, ketertiban dan kelancaran pelaksanaan gizi

pasien di ruang rawat inap

b) Uraian Tugas

1. Menyiapkan bahan rancangan kebijakan kegiatan gizi

berdasarkan peraturan yang berlaku dan referensi yang

terkait

2. Menyiapkan bahan usulan program kerja unit gizi

3. Menyusun rencana kerja unit gizi

4. Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan

pengelolaan gizi

5. Menyusun usulan kebutuhan dan pemeliharaan alat, sarana

dan prasarana unit gizi

6. Menyusun usulan pengembangan staf unit gizi

7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan pelayanan di unit gizi


8. Menyiapkan bahan rancangan pedoman, anduan dan standart

prosedur operasional unit gizi

9. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan unit gizi

10. Membuat laporan pelaksanaan unit gizi

11. Melakukan penilaian kinerja karyawan unit gizi

12. Membuat draft pengaturan dinas di unit gizi

c) Wewenang

1. Menentukan kebijaksanaan operasinal unit gizi sesuai

dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan direktur

2. Mengusulkan jumblah tenaga dilingkungan unit gizi

3. Mengajukan usulan anggaran kebutuhan unit gizi RAPG

RSI Ibnu Sina Padang Panjang

4. Menentukan sarana dan prasarana di unit gizi

5. Membuat daftar dinas di unit gizi

6. Mendata dan memesan formulir-formulir, peralatan dan

bahan makanan yang diperlukan

7. Merotasi petugas di unit gizi

a) Ahli Gizi Ruangan

a. Tanggung Jawab

a) Menyusun rancangan makanan pasien di ruang rawat inap

sesuai dengan jenis penyakit pasien

b) Penyuluhan dan konsultasi gizi pada pasien rawat inap dan

rawat jalan
c) Memonitor dan mengefaluasi kegitan pelayanan gizi di

ruang rawat inap

b. Uraian Tugas

1. Melakukan pengkajian gizi awal pada pasien yang berresiko

malnutrisi berdasarkan hasil skrining gizi (MST) dari

pengkajian awal keperawatan

2. Melakukan pengkajian ulang atau follow up lanjut di form

terintegrasi sesuai dengan format ADIME

3. Memberikan edukasi kepada pasien tentang diet yang

diberikan dan menuliskannya dalam formulir edukasi

terintegrasi

4. Menentukan makanan pasien sesuai anjuran dokter dan

hasil analisa

5. Melihat kesesuaian makanan atau diit sesuai dengan kondisi

pasien dan permintaan makanan dari ruang rawat inap

6. Melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi pada pasien dan

keluarga pasien

7. Melaksanakan kunjungan keliling (visite) kepada pasien

untuk mengevaluasi peneriman makanan

8. Melakukan kunjungan keliling (visite) sendiri atau bersaa

tim kesehatan diruang rawat inap

c) Pramugizi

a. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam penerimaan sampai dengan

pendistribusian makanan

b. Uraian Tugas

1. Melakukan proses penyediaan makanan dan minuman

pasien, mulai dari persiapan pengolahan hingga

pendistribusian

2. Membuat daftar permintaan bahan kering untuk

keperluan proses pengolahan satu hari

3. Membuat daftar belanja ke pasar jika karyawan bertugas

libur

4. Menerima dan menimbang bahan-bahan yang datang

dari petugas pembelian dan di chek sesuai dengan daftar

permintaan bahan (daftar belanja) dan spesifikasi bahan

5. Menyimpan bahan makanan yang tidak digunakan

ketempat yang telah disediakan

6. Membersihkan semua peralatan yang telah dignakan

baik untuk persiapan, pengolahan dan distribusi

7. Membersihkan area pengolahan dan distribusi

8. Mlakukan organoletik terhadap makanan sebelum

disajikan

9. Mencatat porsi yang dikeluarkan, pemakaian stock,

pemakaian gas
10. Mencatat suhu semua ruangan yang ada di unit gizi

kedalam formulir yang telah disediakan

11. Mengambil sampah makanan

12. Membersihkan dan mengisi air gallon serta menjaga

ketersediaan stock

13. Menyesuaikan permintaan amprah diet makanan dari

ruangan dengan pilar yang ada di unit gizi dan print

blanko diet

14. Menjaga kebersihan ruangan

d) Petugas Logistik

a. Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesiapan serta

penyimpanan bahan bahan yang diperlukan sesuai dengan

pesanan dan spesifikasi bahan yang bermutu

b. Uraian Tugas

1. Membuat daftar permintaan bahan makanankering setiap

bulan

2. Mengeluarkan bahan permintaan dari gudang kering

3. Menghitung stock bahan makanan kering dan bahan

makanan basah digudang penyimpanan

4. Menghitung kebutuhan bahan makanan sesuai dengan

menu dan perkiraan jumlah pasien untuk setiap shift

dinas (Pagi, Sore, Malam)


5. Menjaga kesebrsihan gudang bahan kering dan gudang

bahan basah

6. Melakukan penilaian mutu terkait ketepatan identifikasi

pasien dalam pemberian makanan

7. Membuat amprah barang kebutuhan bulanan kegudang

logistic umum dan farmasi

e) Pramusaji

a. Tanggung Jawab

Bertanggung jawab dalam penyajian makanan sanpai

dengan pencucian peralatan makanan pasien serta

pencatatan dan pelaporan kegiatan penyajian dan sisa

makanan pasien.

b. Uraian Tugas

1. Mempersiapkan alat-alat makan pasien rawat inap dalam

keadaan bersih dan siap pakai

2. Mendistribusikan air munum, makanan dan snack ke

ruang rawat inap sesuai dengan diet dan kelas perawatan

secara hygienis dan komunikasi yang baik sesuai dengan

SPO yang berlaku

3. Menyajikan makan dan minum pasien sesuai

identifikasi pasien (Nama, No. rekam medis, Tanggal

lahir dan diet)


4. Mengumpulkan dan mencuci alat-alat makan secara

hygienis dan menjaga kelengkapam alat dan kerapian

sesuai standar

5. Mengecek pasien baru, pasien pulang, pasien tukar diet,

dan pasien pindah ruangan

6. Menempel etiket makanan

7. Membantu ahli gizi untuk memantau jumlah makanan

yang dihabiskan (data sisa makanan) pasien sesuai diet

yang diberikan

8. Mengumpulkan informasi atau keluhan dan melaporkan

permasalahan kepada ahli gizi terkait yang disampaikan

pasien tentang makanan atau pelayanan gizi

9. Mendistribusikan snack dokter spesialis

10. Menjaga kebersihan ruang pencucian rantang pasien dan

mencatat semua stock peralatan makan pasien

11. Berpartisipasi dalam keamanan dan kepuasan pelanggan

rumah sakit

d. Uraian Tugas Pelaksana Gizi

a) Dinas subuh (I)

1. Memsak nasi, sayur, memanaskan sambal pasien, memasak

sambal untuk keluarga Vip, merebus telur untuk pasien

2. Menggoreng kerupuk

3. Membuat extra protein nabati


4. Membuat snack ex: kolak, kacang hijau

5. Memasak nasi untuk makan siang pasien

6. Mengisi buku stock bahan makan sesuai amprah dan bahan

yang terpakai

7. Mengisi jumlah porsi makanan pagi pasien ke dalam buku

8. Membersihkan alat masak

9. Ikut serta dalam pengolahan makanan setelah petugas

pulang dari pasar

10. Ikut serta dalam membersihkan seluruh peralatan yang

dipakai dalam ruangan gizi

b) Dinas subuh (II)

1. Mengambil amprah diit dari bangsal dan menyesuaikan

dengan rekapan diit yang ada di gizi

2. Membuat dan menyiapkan air minum pagi (teh atau susu)

pasien kedalam cangkir

3. Menyediakan diit pasien kedalam rantang makan

4. Memotong wortel, bawang prei, seledri untuk campuran

sayuran pasien

5. Menyiapkan untuk snacak pasien seperti mengumpas bahan

untuk kolak

6. Belanja kepasar sesuai amaprah

7. Pengolahan makanan pasien

8. Ikut serta dalam membersihkan peralatan dan ruang gizi


c) Dinas So

1. Ikut serta dalam pengolahan makanan siang (menyiapkan

bahan protein hewani dan sayuran)

2. Menyajikan diit pasien kedalam rantang (makan siang)

3. Mengisi jumlah porsi makan siang pasien kedalam buku

4. Mengisi air gallon

5. Membersihkan peralatan dan ruang gizi

6. Menyajikan air minum sore pasien (teh)

7. Menyajikan makan sore pasien kedalam rantang

d) Dinas Sore

1. Menyipkan sayur untuk makan pagi pasien

2. Menanak nasi untuk makan sore pasien

3. Memasak sambal untuk makan pagi pasien

4. Membersihkan alat masak daan ruang gizi

5. Mengisi buku pemakaian bahan dan porsi yang dikeluarkan

sekaligus mengunci semua peralatan dan menyiapkan

ruangan secara rapi

C. Prosedur Kerja di Instalasi Gizi di RSI Ibnu Sina Padang Panjang

Berdasarkan buku pedoman PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit)

kementrian kesehatan 2013 dan SPO (Standar Prosedur Operational) Instalasi

Gizi di RSI Ibnu Sina Padang Panjang.


Prosedur Kerja yang praktikan peroleh di Instalasi Gizi di RSI Ibnu Sina

Padang Panjang sebagai berikut:

1. Pengertian Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian

kegiatan mulai dari perencanaan menu,perencanaan kebutuhan bahan

makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan,

penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan

pencatatan pelaporan serta evaluasi.

2. Tujuan

Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan

gizi, biaya, aman, dan dapat di terima oleh konsumen guna mencapai

status yang optimal.

3. Sasaran dan ruang lingkup

Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien

yang rawat inap. Sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga di lakukan

penyelenggaraan makanan bagi karyawan. Di RSI Ibnu Sina Padang

Panjang selain memberikan makanan kepada pasien rumah sakit terutama

Instalasi Gizi juga menyediakan snack pagi untuk dokter spesialis yang

betugas.

4. Sarana dan Prasaran di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang

a) Denah Ruangan di Instalasi Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang


Instalasi Gizi RSI Ibnu Sani Padang Panjang terletak di gedung

utama rumah sakit dan terdiri atas beberapa bagian ruangan. Adapun

denah ruangan Instalasi Gizi dapat digambarkan sebagai berikut:

GUDANG GUDANG WC GUDANG


WC
KERING BASAH BASAH

R. R. R.
KANTOR
RUANG PENERIMAAN SNACK SUSU KANTOR SUSU

RUANG PERSIAPAN

RUANG
RUANG DISTRIBUSI RUANG PENGOLAHAN
ALAT

RUANG DISTRIBUSI AIR

Gambar 3.6.1-Denah ruangan di Instalasi gizi Ibnu sina padang panjang

b) Peralatan Dan Perlengkapan Di Instalasi Gizi Ibnu Sina Padang

Panjang

a. Ruang Penerimaan

1. Insect- killer

2. Trolley barang

3. Timbangan barang

4. Wastafel cuci tangan

5. Wastafel pencucian bahan mentah


6. Handsanitizer

7. Rak sandal

8. Lemari APD

9. Kotak P3K

10. Tempat sampah non infeksius

11. Pisau persiapan lauk hewani

b. Ruang Gudang Kering

1. Handsanitizer

2. Temperature suhu ruangan

3. Tempat beras

4. Box stok bahan makanan kering

5. Adjustable Punched Pan Rack

c. Ruang Snack dan Buah

1. Pisau buah dan snack

2. Meja

3. Buah-buahan dan snack

4. Box snack

d. Ruang Dapur Susu

1. Tempat sampah

2. Meja

3. Box gula, susu dan the

4. Timbangan digital

e. Ruang Gudang Basah


1. Handsanitizer

2. Kulkas sampel makanan

3. Kulkas penyimpanan sayur-sayuran

4. Freezer

5. Temperature suhu ruangan

f. Ruang Persiapan

1. Parutan kelapa

2. Box stok bahan makanan

3. Pisau persiapan sayur-sayuran

4. Meja tempat persiapan bahan makanan

5. Telephone

6. Temperature suhu ruangan

g. Ruang Alat

1. Wastafel cuci piring

2. Etalase penyimpanan peralatan masak

3. Rak peralatan masak

4. Tempat sampah non infeksius

5. Peralatan-peralatan masak

h. Ruang Pengolahan

1. Insect-killer

2. APAR (alat pemadam api)

3. Magic penanak nasi

4. Kompor gas
5. Peralat masak

6. Oven

7. Blender

8. Box bumbu dapur

9. Timbangan barang

10. Ulekan

11. AC

12. CCTV

13. Temperature suhu ruangan

14. Pisau ruang pengolahan

i. Ruang Pengisian Galon Air Minum

1. Filter air (bio water)

2. Alat pembersih galon air

3. Galon air

4. Tempat sampah

5. Etalase

j. Ruang Penyimpanan Gas

Gas

k. Ruang Distribusi

1. Meja persiapan distribusi makanan

2. AC

3. Temperature suhu ruangan

l. Kantor
1. Jam dinding

2. Mading

3. Lemari berkas/file

4. Meja

5. Komputer

6. Printer

7. CPU

8. Lemari

9. Tong sampah

10. Kursi

11. Rak buku

12. Kalender

5. Alur Penyelenggaraan Makanan

Pelayanan Perencanaan Penerimaan dan


makanan
Pengadaan
menu (1) bahan (2) penyimpanan
pasien (7)
bahan (3)

Penyajian
makanan di Persiapan &
Distribusi makanan (5)
ruang (6) pengolaan
makanan (4)
Gambar 3.6.2-Alur Penyelenggaraan Makanan

5) Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

Mekanisme kerja penyelenggaraan makanan pasien rumah sakit adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan Menu
Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang

akan diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan kebutuhan zat

gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.

a. Tujuan

Tersedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di

rumah sakit (misalnya 10 hari/seminggu).

b. Langkah Perencanaan Menu

1. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari ahli

gizi/dietisian, kepala masak (chief cook), dokter spesialis gizi klinik, dll

2. Menetapkan macam menu.

3. Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu.

4. Menetapkan pola menu

5. Menetapkan besar porsi menu.

6. Mengumpulkan mcam hidangan untuk pagi , siang dan malam pada

satu putaran menu termasuk jenis makanan selingan.

7. Merancang format menu.

8. Melakukan penilaian menu dan revisi menu.

9. Melakukan test awal menu.

2. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


Serangkaian kegiatan menetapkan macam , jumlah dan mutu bahan

makanan yang diperluakan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka

mempersiapkan penyelenggaraan makanan di rumah sakit.

a. Tujuan

Tersedianyan taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan

spesifikasi yang ditetapkan dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk

pasien.

b. Langkah langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan

1. Susun macam bahan makanan yang diperlukan , kemudian

golongkan ke dalam bahan makanan basah dan kering.

2. Hitung semua bahan makanan satu persatu dengan cara :

a. Tetapkanlah jumlah pasien rata rata yang dilayani

b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus

menu.

c. Tetap kurun waktu kebutuhan bahan makanan.

d. Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah di tetapkan

dengan menggunakan kalender.

e. Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk

kurun waktu yang ditetapkan.

f. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang

telah dilengkapi dengan spesifikasinya.

Secara umum dapat juga di hitung secara sederhana dengan


rumus sebagai berikut( contoh menu 10 hari )
( 365 hari/10)× ∑ konsumen rata−rata× total macam dan ∑ makanan 10 hari
Gambar 3.6.2 Rumus kebutuhan bahan makanan untuk 1 tahun

3. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan

Penyusunan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan

penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan

makanan bagi konsumen/ pasien yang dilayani.

a. Tujuan

Tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan

untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani

sesuai dengan standar kecukupan gizi.

b. Langkah Perencanaan Anggaran Belanja Makanan

1. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun

sebelumnya.

2. Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien.

3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan

melakukan survei pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan

makanan.

4. Buat standar kecukupan gizi (standar porsi) ke dalam berat kotor.

5. Hitung indeks harga makanan perorang perhari sesuai dengan

konsumen yang mendapat makan.

6. Hitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing masing

konsumen / pasien (termasuk pegawai).

7. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil

keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing)


untuk meminta perbaikan.

8. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur

administratif.

4. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

a) Pemesanan makanan

Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makan

berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen

atau pasien yang dilayani.

a. Tujuan

Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau

spesifikasi yang ditetapkan.

b. Langkah Pemesanan Bahan Makanan

1. Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan basah dan

kering.

2. Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara

mengalikan standar porsi dengan jumlah konsumen / pasien

kali kurun waktu pemesanan.

b) Pembelian bahan makanan

Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan

penyediaan macam , jumlah spesifikasi bahan makanan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai ketentuan /

kebijakanyang berlaku.
Sistem pembelian bahan makanan yang dilakukan di Instalasi

Gizi RSI Ibnu Sina Padang Panjang yaitu dengan pembelian

langsung ke pasar ( the open market of b

5. Penerimaan Bahan Makanan

Suatu kegiatan penerimaan bahan makanan meliputi memeriksa

atau meneliti , mencatat dan melaporkan macam , kualitas dan kuantitas

bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang

telah di tetapkan.

a. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah langkah agar tersedia bahan

makanan yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan makanan untuk

menghasilkan makanan yang di perlukan.

b. Kebijakan

Surat Keputusan Tentang Direktur Rumah Sakit Ibnu Sina Padang

Panjang No : 29/KPTS/IS-PP/III-2017 tentang Kebijakan Pelayanan Unit

Gizi.

a. Langkah Penerimaan Bahan Makanan

1. Mempersiapkan sarana penerimaan bahan makanan (timbangan

alat untuk mengukur kualitas bahan makanan tertentu).

2. Periksa surat pengantar atau daftar belanja bahan makanan dari

rekanan atau petugas pembelian dengan surat permintaan bahan

makanan (order pembelian bahan makanan).

3. Periksa bahan makanan yang datang dan cocokkan dengan jumlah


dan spesifikasi yang telah di tetapkan.

4. Timbang dan hitung bahan makanan yang diperiksa.

5. Tanda tangani surat pengantar atau blanko serah terima barang dan

serahkan pada rekanan setelah bahan makanan di terima dan dicatat

dalam buku penerimaan bahan makanan

6. Serahkan semua bahan makanan yang diterima pada petugas

logistik gizi dan petugas persiapkan bahann makanan.

6. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan

a) Penyimpanan bahan makanan

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,

menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah

baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan

basah serta pencatatan dan pelaporannya.

a. Tujuan

Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan

kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.

b. Prasyarat

1. Adanya sistem penyimpanan barang.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai

persyaratan.

3. Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan

makanan

c. Langkah Penyimpanan Bahan Makanan


1. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus

segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang

pendingin.

2. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan setelah

ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan

makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.

d. Syarat ruang penyimpanan bahan kering (gudang)

1. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut

macam, golongan ataupun urutan pemakaian bahan makanan.

2. Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu (FIFO =

First In First Out). Untuk mengetahui bahan makanan yang

diterima diberi tanda tanggal penerimaan.

3. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai

pembukuan di bagian penyimpanan bahan makanan ini,

termasuk kartu stok bahan

4. makanan harus segera diisi tanpa ditunda, diletakkan pada

tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinyu.

5. Kartu/buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan,

harus segera di isi dan diletakkan pada tempatnya.

6. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.

7. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup,

terbungkus rapat dan tidak berlobang. Diletakkan di atas rak

bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada dinding.


8. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta

dibuka pada waktu-waktu yang ditentukan. Pegawai yang

masuk keluar gudang juga juga hanya pegawai yang

ditentukan.

9. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19- 210C.

10. Pembersihan ruangan secara periodik, 2 kali seminggu.

11. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya

dilakukan secara periodik dengan mempertimbangkan keadaan

ruangan.

12. Semua lubang yang ada digudang harus berkasa, serta bila

terjadi pengrusakan oleh binatang pengerat, harus segera

diperbaiki.

c. Syarat Penyimpanan Bahan Makanan Segar

1. Tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan

makanan, agar tidak menjadi rusak.

2. Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan

pembersihan lemari es/ruangan pendingin dilakukan setiap hari.

3. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi

pengerasan.

4. Semua bahan yang akan dimasukkan ke lemari/ruang pendingin

sebaiknya dibungkus plastik atau ketas timah.

5. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama

bahan makan yang tidak berbau.


6. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul

diperhatikan.

7. Untuk buah-buahan, ada yang tidak memerlukan pendingin,

perhatikan sifat buah tersebut sebelum dimasukkan ke dalam

ruang/lemari pendingin.

b) Penyaluran Bahan Makanan

Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan

bahan makanan berdasarkan permintaan harian.

a. Tujuan

Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan

kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan.

b. Prasyarat

a. Adanya bon permintaan bahan makanan.

Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan

7. Persiapan Bahan Makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam

penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain

membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dsb.

a. Tujuan

Mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-bumbu sebelum

dilakukan kegiatan pemasakan.

b. Prasyarat

1. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan.


2. Tersedianya peralatan persiapan.

3. Tersedianya protap persiapan.

4. Tersedianya aturan proses-proses persiapan.

8. Pemasakan Bahan Makanan

Pemsakan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah

(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap

dimakan,berkualitas,,dan aman untuk di konsumen.

a. Tujuan

1. Mengurangi resiko kehilangan zat zat gizi bahan makanan .

2. Meningkatkan nilai cerna.

3. Meningkatkan dan mempertahankan warna,rasa keempukan dan

penampilan makanan.

4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

b. Prasyarat

1. Tersedianya menu,pedoman menu, dan siklus menu.

2. Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak

3. Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan

4. Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan.

5. Tersedianya prosedur tetap pemasakan

6. Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP)

c. Macam Proses Pemasakan di Instalasi gizi RSI Ibnu Sina Padang

Panjang.

1. Pemasakan dengan medium udara , seperti :


memanggang/mengoven .

2. Pemasakan dengan menggunakan medium air,seperti:

a. Merebus yaitu memasak dengan menggunakan air

b. Menyetup yaitu memasak dengan sedikit.

3. Pemasakan dengan menggunakan lemak (menggoreng)

4. Pemasakan langsung dengan menggunakan dinding panic.

5. Memasak dengan kombinasi seperti menumis

6. Pemasakan dengan menggunakan elegtromagnetik.

9. Pendistribusian Makanan

Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran

makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang

dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus).

a. Tujuan

Konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang

berlaku.

b. Prasyarat

1. Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit, menyangkut

standar penyediaan energi dan zat gizi lainnya serta dietetika.

2. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit.

3. Adanya peraturan pengambilan makanan.

4. Adanya bon permintaan makanan.

5. Tersedianya makanan sesuai dengan ketentuan diet

pasien/kebutuhan konsumen.
6. Tersedianya peralatan makan.

7. Tersedianya sarana pendistribusian makanan.

8. Tersedianya tenaga pramusaji.


G. LOGISTIK FARMASI

A. Bentuk Kegiatan Praktek

Bentuk kegiatan praktek yang praktikan kerjakan ialah melakukan kegiatan

administrasi dan manajerial di bagian logistik Farmasi rumah sakit

B. Bidang Kerja

Berikut merupakan bidang kerja yang Penulis kerjakan selama Praktik Kerja

Lapangan, meliputi:

a) Menerima barang yang datang dari supplier dan menata barang di masing-

masing rak gudang farmasi

b) Menghitung jumlah persediaan stock barang secara rutin

c) Menginput data obat yang ada di gudang

d) Distribusi barang farmasi ke depo-depo instalasi farmasi

e) Menginput laporan mutasi barang

f) Pengecekan terhadap obat kadaluarsasecara rutin, maksimal 3 bulan sebelum

masa kadaluwarsa.

g) Menginput laporan semua kegiatan serta membuat arsip faktur.

Bentuk kegiatan praktek yang praktikan kerjakan ialah Melakukan kegiatan

administrasi dan manajerial di bagian logistik rumah sakit.

Berikut merupakan bidang kerja yang Penulis kerjakan selama Praktik Kerja

Lapangan, meliputi:

1. Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

2. Penganggaran

3. Pengadaan
4. Penyimpanan

5. Pemeliharaan

6. Pendistribusian

7. Penghapusan

8. Pengendalian

C. Prosedur Kerja Praktek

1. Prosedur dan alur kerja yang dipraktekkan :

a. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Perencanaan dan penentuan kebutuhan merupakan proses pemilihan untuk

merumuskan sasaran dan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Tujuan perencanaan kebutuhan obat adalah

untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan,

menghindari terjadinya kekosongan obat, meningkatkan penggunaan obat

secara rasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat (Badaruddin,

2015).

b. Fungsi Penganggaran

Penganggaran (budgeting) adalah semua jenis kegiatan dan usaha

untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala

standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya, dengan

memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya

(Palupiningtyas, 2014).
c. Fungsi pengadaan

Fungsi pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan

dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian

antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan

pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan,

dan pembayaran.

d. Fungsi penyimpanan

Menurut Kemenkes RI (2010), tujuan penyimpanan adalah

memelihara mutu dari sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang

tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan dan memudahkan

pencarian dan pengawasan.

e. Fungsi Pemeliharaaan

Fungsi Pemeliharaan merupakan usaha atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang

inventaris (Aditama, 2007).

f. Fungsi Pendistribusian

Menurut Subagya (1995), Pendistribusian atau Penyaluran adalah

kegiatan menyalurkan barang sesuai permintaan, tepat waktu, tepat

jumlahdan sesuai dengan spesifikasi. Distribusi adalah suatu kegiatan

mendistribusikan perbekalan farmasidi rumah sakit untuk pelayanan

individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serrta

untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah agar


tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan kesehatan secara

tepat waktu, tepat jenis dan jumlah (Depkes, 2008).

g. Fungsi Penghapusan

Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan

farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak

memenuhi standardengan caramembuat usulan penghapusan perbekalan

farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan

penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak

memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya

penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi

resiko terjadi penggunaan obat yang sub standar.

h. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berhubungan dengan aktivitas dalam

pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat dapat menjamin kelancaran

proses produksi atau persediaan obat di apotek dan farmasi rumah sakit

agar menjamin kelancaran pelayanan pasiennya secara efektif dan efisien

(Seto,2004). Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk

memastikantercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan

program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan obat di unit-unit pelayanan. Pengendalian

persediaan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan

bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan dan

permintaan.
H. SANITASI

A. Bentuk Kegiatan Praktek

Dalam pelaksanaan praktek lapangan di bagian instalasi limbah dan sanitasi

rumah sakit islam ibnu sina padang panjang yaitu dilakukan berupa:

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada objek. Di sini penulis

di arahkan untuk melihat dan mengamati sekaligus membantu beberapa

kegiatan yang di lakukan staf dan instruktur yang berkerja di Rumah Sakit

Islam Ibnu sina padang panjang.

b) Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua atau lebih atau

kelompok. Biasanya dilakukan dengan cara membahas suatu pembahasan

tentang materi yang sedang di pelajari.

Pada Rumah sakit islam ibnu sina padang panjang mahasiswa mendapatkan

kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada instruktur tentang

bagaimana alur penyelenggaraan limbah mulai dari limbah itu ada dan

terkontaminasi. Sehingga menjadi limbah yang aman dan dapat dialihkan ke

lingkungan masyarakat.

B. Bidang Kerja

Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia No.7 tahun 2019

tentang kesehatan lingkungan rumah sakit, kegiatan kesehatan lingkungan

mencakup:
1) Penyehatan

Meliputi : air, udara, tanah, sarana dan prasaran

2) Pengamanan

Meliputi : limbah dan radiasi

3) Pengendalian

Meliputi : vektor dan binatang pengganggu lainnya.

4) Pengewasan pengelolaan linen dan laundry

Di instalansi ini kesehatan lingkungan bentuk kegiatan kerjanya yaitu

melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap saranan dan prasarana

kesehatan lingkungan di rumah sakit. Seperti TPS limbah padat infeksius,

TPS limbah padat non infeksius, limbah domestic, pengurasan bak di IPAL,

dan pengurasan bak di IPAL gizi dll.

C. Prosedur Kerja Praktek

Kegiatan kesehatan lingkungan secara spesifik ada beberapa macam yang

berhubungan dengan pengelolaan limbah dan sanitasi di Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Padang Panjang ada beberapa kegiatan, yaitu:

1. Administrasi
a) Perencanaan program kerja bulanan

b) Pembuatan laporan semester

c) Pembuatan SPO (Standar Prosedur Operasional )

d) Diskusi tentang hasil pengambilan sampel

2. Pengelolaan Limbah

Limbah ada 2 macam anatara lain yaitu

a) pengelolaan limbah cair

manajerial limbah cair adalah proses kegiatan yang berawal dari sumber

penghasil limbah yang berada di ruang inap, poli, labor, kantor, instalansi-

instalansi, IGD dll. Selanjutnya menuju IPAL utama melalui saluran air

limbah. Bentuk kegiatan kerjanya seperti :

Alur Pengelolaan Limbah cair

LABORATORIUM

LAUNDRY

RUANG OPERASI
(OK)/ ICU/CSSD
INSTALASI
UGD PENGELOLAAN
AIR LIMBAH
RUANG RAWAT

POLIKLINIK

SALURAN
APOTIK
PENGELOLAAN
AIR LIMBAH

GIZI/ DAPUR GREASE TRAP

CLOSET/ TOILET SEPTIC TANK

KAMAR MANDI
AIR HUJAN SALURAN
DRAINASE
UMUM

INSTALASI
PENGELOLAAN
AIR LIMBAH

Penjelasan dari bagan alur limbah cair di RSI Ibnu Sina Padang Panjang:

1) Semua limbah dari laboratorium, laundry, ruang operasi, UGD, ruang rawat,

poliklinik dan apotik semua limbah cair di ruangan tersebut masuk ke

dalam saluran pengelolaan air limbah setelah itu langsung ke instalasi

pengelolaan air limbah.

Proses IPAL

Bak Skreening

Bak Aerob
Bak Ekualisi Bak An Aerob

Deklorinasi Clanrifier Tank /


Klorinasi
Bak Lumpur
Bak Karbon Aktif Bak bioindikator Outlet

Di RSI Ibnu Sina Padang Panjang rata- rata masuk limbah perharinya

yaitu 4- 5 kubik.

2) gizi / dapur, limbah cair menuju grease trap, alat ini membantu untuk

memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak menggumpal dan

membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat.,grease trap

juga dikenal sebagai pencegat lemak, perangkat pemulihan (recovery)

minyak dan converter limbah minyak merupkan pipa yang dirancang

untuk mencegah sebagian besar gemuk/minyak dan zat padat lainnya

sebelum memasuki system pembuangan air limbah. Limbah pada

umumnya mengandung sejumlah kecil minyak yang masuk ke dalam

septik tank daan fasilitas pengolahan untuk membentuk lapisan nuih

mengembang. Grease(lemak) dari dapur adalah salah satu limbah domestik

yang tidak bisa diurai secara alami. Setelah dari grease trap limbah cair

langsung ke saluran pengelolaan air limbah dank e instalansi pengelolaan

air limbah.

Pembersihan grese trap di RSI Ibnu Sina Padang Panjang di lakukan 1x

seminggu

3) Closet/ Toilet limbah nya menuju septic tank selanjutnya air menuju IPAL

4) Air hujan limbah cair menuju saluran drainase umum.


b) Pengelolaan Limbah Padat

Berikut adalah bagan limbah padat di RSI Ibnu Sina Padang Panjang alur

limbah padat

LABORATORIU
M
LAUNDRY

RUANG TEMPAT
OPERASI (OK)/ LIMBAH SAMPAH
ICU TPS
UGD PADAT INFEKSIU LIMBAHTPS LIMBAH
INFEKSIUS S DAN B3 B3
RUANG RAWAT KANTONG
KUNING
POLIKLINIK

GIZI/ DAPUR
LIMBAH TEMPAT
PERKANTORAN PADAT SAMPAH NON
/ ADM NON INFEKSIUS
INFEKSIU DAN
KANTIN KANTONG
TPS LIMBAH
RUANG TPS DOMESTIK
TUNGGU,
LIMBAH
HALAMAN,
AREA PARKIR
DOMESTI
K

Berikut Penjelasan Bagan Limbah Padat :

1) Limbah Padat Infeksius

Limbah infeksius ini berasal dari IGD,rawat jalan,rawat inap,

laboratorium dan instalasi medis lainnya. Limbah infeksius ini misalnya

limbah medis, obat dan bahan kadaluasa, botol infus, jarum suntik,
potongan jaringan tubuh, darah dll. Upaya pengurangan dan pemeliharaan

limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO dan dapat dilakukan pemuktarian

secara berkala dan berkesinabungan. Pemilahan limbah B3 di Rumah

Sakit, dilakukan di TPS limbah B3 dengan cara lain yaitu: memisahkan

limbah B3 berdasarkan jenis, kelompok dan karakteristik limbah B3.

Mewadahi limbah sesuai kelompok limbah B3, wadah limbah B3

dilengkapi dengan palet.

Lamanya penyimpanan limbah B3 untuk jenis limbah dengan

karakteristik infeksius, benda tajam dan patologis di rumah sakit sebelum

dilakukannya pengangkutan limbah B3 atau penimbunan limbah B3 harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Limbah medis kategori infeksius, patologis, bahan tajam harus

disimpan pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0C

dalam waktu sampai 90 hari.

b) Limbah medis kategori infeksius, patologis, bahan tajam harus

disimpan pada TPS dengan suhu 3 sampai dengan 8C dengan waktu

sampai 7 hari.

Sedangkan untuk limbah B3 bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan,

atau sisa kemasan, radioaktif, farmasi, sintoksik, peralatan medis yang

container bertekanan, dapat disimpan di tempat penyimpanan limbah B3

dengan ketentuan paling lama sebagai berikut:

a) 90 hari , untuk limbah B3 yang dihasilakan sebesar 50kg per hari

atau lebih, 180 hari, untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang


dari 50 kg per hari untuk limbah kategori 1, sejak limbah B3 di

hasilkan.

b) Pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan cara:

Pengangkutan limbah B3 keluar dari rumah sakit dilaksanakan

apabila tahap pengelolaan limbah B3 diserahkan kepada pihak

pengelola atau penimbun limbah B3 dengan pengangkutan

limbah B3. Cara pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi

dengan SOP dan dapat dimuktahirkan secraa berkala dan

berkesinabungan. Dan harus dilengkapi juga dengan perjanjian

kerjasama secara three parted dari pihak Rumah Sakit, pihak

pengangkut limbah B3 dan pengelolan atau penimbunan limbah

B3.

Pengolahan Limbah B3 di rumah sakit dapat dilaksanakan secara Internal

dan Eksternal :

a) Pengolahan secara internal dilakukan di lingkungan rumah sakit

dengan menggunakan alat insinerator atau alat pengolah limbah B3

lainnya yang disediakan sendiri oleh pihak rumah sakit seperti:

penguburan, enkapsulasi, inertisiasi yang dapat izin operasional dan

dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

b) Pengolahan secara eksternal dilakukan melalui kerja sama dengan

pihak pengelola atau penimbun limbah B3 yang telah memiliki ijin.

Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan Limbah B3 secara


internal dengan menggunakan incinerator, harus memiliki

spesifikasi alat yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yaitu :

1) Kapasitas sesuai dengan volume limbah B3 yang akan dikelola

2) Memiliki 2 ruang bakar dengan ketentuan: ruang bakar 1

sekurang-kurangnya 800C , ruang bakar 2 memiliki suhu bakar

sekurang-kurangnya 1.000C untuk waktu tinggal 2 detik.

3) Tinggi cerobong minimal 14 meter dari permukaan tanah dan

dilengkapi dengan lubah pengambilan sampel emisi.

4) Dilengkapi dengan alat pengendalian pencemaran udara.

5) Tidak diperkenankan membakar limbah B3 radioaktif, limbah

B3 dengan karakteristik mudah meledak, atau limbah B3

merkuri atau logam berat lainnya.

Warna kemasan atau wadah limbah B3 yaitu:

a) Merah untuk limbah radioaktif

b) Kuning untuk limbah infeksius dan limbah patologis

c) Ungu untuk limbah sitosik(obat kangker)

d) Coklat untuk limbah bahan kimia kedaluasa, tumpahan atau sisa

kemasan dan limbah farmasi.

e) Hitam untuk limbah non infeksius

2) Limbah Padat Non Infeksius


Limbah non infeksius verasal dari laboratorium, ruang inap dan

instalasi lainnya. Limbah non infeksius ini seperti bola lampu, kertas,

plastik, cairan fixer, laboratorium dll. Sebelum dilakukannya pengumpulan

di tempat sampah dengan plastik berwana hitam masing-masing instalasi.

Pengangkutan dengan tempat sampah dibawah ke TPA ( tempat

pembuangan akhir) oleh dinas lingkungan hidup kota untuk di musnahkan.

3) Sanitasi Rumah Sakit

Sanitasi rumah sakit adalah uapaya kegiatan kesehatan lingkungan

yang dilakukan di rumah sakit bertujuan untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit yang berbasis lingkungan melakukan penyehatan

terhadap air, penyehatan terhadap udara, terhadap sarana dan prasarana

kesehatan lingkungan ( seperti: wc, wastafel dan lainnya).

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang melalu instalasi kesehatan

lingkungan sudah memiliki sarana dan prasarana kesehatan seperti:

reservoir, air WTP(penngelolaan air bersih).

Sumber air di RSI Ibnu Sina padang panjang yaitu

PDAM yang pemakaian nya 17 kubik per hari.

Daftar Grafik
GRAFIK TREND SAMPAH MEDIS
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG
PANJANG 2020
564
Volume (Kg)
420
371 345 334
296
198 205 222
157 167
0

ri ri et ril ei ni li us r r r r
ua rua ar Ap M Ju Ju st be obe be be
n b M u m t m m
Ja Fe Ag pt
e Ok ove ese
Se N D

Anda mungkin juga menyukai