Anda di halaman 1dari 96

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

RUMAH SAKIT UMUM MITRA MEDIKA TANJUNG MULIA


MEDAN

Diajukan Oleh :

Kelompok 3

1. ANASTASIA SURYA NINGSIH TELAUMBANUA (1802041057)


2. ASTRID PRATIWI (1802041060)
3. LAUREN CIUS SARAGIH (1802041042)
4. MUHAMMAD ANDIKA ARIYONO (1802041080)

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Praktik Lapangan


Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021
Diajukan Kepada Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sebagai Salah Satu Prasyarat Penyelesaian Praktik Lapangan (PL)

Diajukan Oleh :
Kelompok 3

1. ANASTASIA SURYA NINGSIH TELAUMBANUA (1802041057)


2. ASTRID PRATIWI (1802041060)
3. LAUREN CIUS SARAGIH (1802041042)
4. MUHAMMAD ANDIKA ARIYONO (1802041080)

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Miskah Lubis, SKM


dr. Dyna Rangkuti, MKM
NIDN. 0104038403

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia

Sri Agustina Meliala, SKM., MKM

NIDN. 0122089002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan
(PL).Laporan ini sebagai salah satu prasyarat penyelesaian Praktik Lapangan (PL)
pada Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit Institut Kesehatan Helvetia.
Selama Penulisan Laporan, praktikan telah mendapatkan bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini praktikan
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku, Pembina Yayasan
Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
5. Sri Agustina Meliala,SKM.,MKM selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi
Rumah Sakit
6. dr.Dyna Rangkuti, MKM selaku dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan untuk kesempurnaan Laporan ini
7. dr. Mohammad Fauzy Saleh selaku direktur Rumah Sakit Umum Tanjung Mulia
8. Miskah Lubis, SKM selaku pembimbing lapangan
9. Seluruh Dosen Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit yang telah
memberikan ilmu selama masa pendidikan
10. Keluarga yang telah memberikan segala bentuk dukungan dalam masa
studi.Praktikan menyadari bahwa Laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, praktikan mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat demi kesempurrnaan Laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu memberikan rahmatNya kepada kita semua. Akhir kata praktikan
mengucapkan terima kasih.
Medan, .........
Praktikan
Kelompok 3
DAFTAR ISI

KULIT / COVER
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II GAMBARAN UMUM RSU MITRA MEDIKA TANJUNG MULIA
2.1 Sejarah dan Profil
2.2 Struktur Organisasi
BAB III GAMBARAN UMUM RUANG LINGKUP PRAKTIK LAPANGAN
(PL)
3.1 Gambaran Umum Bidang SDM
3.2 Gambaran Umum Bidang Diklat
3.3 Gambaran Umum Bidang Akreditasi dan Manajemen Resiko
3.4 Gambaran Umum Bidang Keuangan
3.5 Gambaran Umum Bidang SIRS
3.6 Gambaran Umum Bidang Logistik
3.7 Gambaran Umum Bidang Tata Kelola dan Pemasaran
3.8 Gambaran Umum Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar2.1 Struktur Organisasi RSU Mitra Medika


DAFTAR LAMPIRAN

Judul
Lampiran I Daftar Hadir Praktek Lapangan
Lampiran II Catatan Kegiatan Harian Di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia
Lampiran III Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.(1)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang
meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga non kesehatan di Indonesia.
Rumah Sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar
memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan menunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. (2)
Dari pengertian diatas, Rumah Sakit melakukan beberapa jenis pelayanan
diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari resiko
dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya
penyelenggaraan kesehatan lingkungan Rumah Sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan. Dengan adanya perkembangan ilmu administrasi Rumah Sakit, maka
sistem pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat dicapai dengan optimal. Oleh
karena itu dalam menjalankan sistem manajemen Rumah Sakit sangat diperlukan
tenaga profesional dalam mengolah manajemen Rumah Sakit.
Praktik Lapangan (PL) Rumah sakit adalah suatu bentuk pendidikan dengan
cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dan tugas
secara langsung di lapangan untuk memperoleh keahlian dibidang pelayanan,
menejemen dan Administrasi Rumah Sakit. Praktik Lapangan (PL) dipandang perlu
karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktik
Lapangan (PL) akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta
menilai kenyataan yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik
dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktik lapangan (PL) adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang SDM dan Diklat
2. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Keuangan
3. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Logistik
4. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang SIMRS
5. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Akreditasi
6. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Pemasaran dan Tata Kelola RS.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat Praktik Lapangan (PL) yaitu:
1.3.1. Bagi Tempat Praktek
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan saran bagi karyawan RSU Mitra
Medika Medan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan lebih baik.
1.3.2. Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Dapat dijadikan Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan serta sebagai
referensi bagi mahasiswa/i Program Studi Administrasi Rumah Sakit Institut
Kesehatan Helvetia agar lebih dikenal dalam dunia idustri.
1.3.3. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa dalam hal memperoleh pengalaman
di dunia kerja.
BAB II

GAMBARAN UMUM RSU MITRA MEDIKA TANJUNG MULIA

2.1 Sejarah dan Profil RSU Mitra Medika Tanjung Mulia


RSU. Mitra Medika Medan merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
ada di Kawasan Medan Utara yang merupakan kepemilikan swasta di bawah naungan
Yayasan RSU Mitra Medika dengan klasifikasi Kelas C yang telah mendapatkan
penetapan kelas dari Kementerian Kesehatan Nasional melalui SK Penetapan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0972/2014. Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan
telah berdiri sejak 3 Januari 2004 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Medan Nomor 445/0175/RS.11/1/04 dengan Nomor Izin
Penyelenggaraan: 440/9697/IX/05 tertanggal 26 September 2005.
RSU. Mitra Medika Medan beralamat di Jl. K.L Yos Sudarso Km 7,5 Kel.
Tanjung Mulia, Kec. Medan Deli dengan jumlah tempat tidur 146 unit, yang
dibangun di atas lahan seluas  1899 m2 dengan luas bangunan 5398,37 m2.
Jenis Pelayanan yang tersedia di RSU. Mitra Medika Medan meliputi,
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis serta pelayanan
administrasi, yang meliputi: Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Ambulance 24 jam,
Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Spesialis dan Unit Rehabilitasi Medik), Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ NICU/ PICU), Instalasi Kebidanan
dan Penyakit Kandungan, Instalasi Perawatan Bayi, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi
Laboratorium (Patologi Klinik, Patologi Anatomi dan Bank Darah), Instalasi
Radiologi, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Sanitasi dan Laundry, Instalasi
Rekam Medis, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.
2.1.1 Profil RSU Mitra Medika Tanjung Mulia
Nama : RSU Mitra Medika
Alamat : JL. K.L. Yos Sudarso Km 7,5
Kel. Tanjung Mulia. Kec. Medan Deli
Status Kepemilkan : Yayasan Mitra Medika
Status Akreditasi : Terakreditasi KARS
Kelas Rumah Sakit : Tipe C
Kapasitas : 146 Tempat Tidur
Luas Lahan : 1899 m²
Luas Bangunan : 5398,37 m²
Luas Parkiran : 671 m²

2.1.2 Visi dan Misi RSU MITRA MEDIKA


Visi RSU MITRA MEDIKA
Adapun visi dari RSU MITRA MEDIKA adalah:
“Menjadi Rumah Sakit syariah terbaik di kawasan Medan Utara”

Misi RSU MITRA MEDIKA


Adapun misi dari RSU MITRA MEDIKA adalah:
1. Melakukan pelayanan kesehatan berbasis Syariah islam ilmu
pengetahuan dan teknologi
2. Meningkatkan mutu pelayanan yang berkesinambungan dengan
komitmen kerja yang profesional sesuai Syariah islam
3. Memberikan pelayanan kesehatan prima yang sesuai Syariah islam
dan menjunjung rasa kemanusiaan dan keadilan dengan
mengutamakan kecepatan waktu, ketepatan mendiagnosa, tanggap,
cakap, berempati, beretika sesuai Syariah islam dan menjadikan pasien
sebagai pusat pelayanan.
2.1.3 Tujuan
1. Membantu program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan
sesuai syariah islam yang maksimal yang maksimal dan terpadu kepada
masyarakat, dengan kecepatan dan ketepatan penanganan serta cakap dan
tanngap.
2. Menciptakan pelayanan kesehatan syariah islam yang menjadikan pasien
sebagai pusat pelayanan dengan tetap mengutamakan etika dan rasa
empati serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Menghasilkan tenaga profesional yang berakhakul karimah, memiliki
produktifitas yang tinggi dan inovatif serta menjalankan pelayanan
berlandaskan kepada prinsip syariah.

2.1.4 Moto RSU Mitra Medika

Adapun moto dari RSU MITRA MEDIKA adalah:

“MELAYANI DENGAN SENYUM”


2.2. Struktur Organisasi RSU Mitra Medika Medan
BAB III
GAMBARAN UMUM RUANG LINGKUP RSU MITRA MEDIKA
TANJUNG MULIA

3.1 Gambaran Umum Bidang Manajemen SDM


3.1.1 Definisi Manajemen SDM
Manajemen adalah proses pendayagunaan seluruh sumber daya yang
dimilki organisasi untuk mencapai tujuan yang teah ditetapkan. Proses dimaksud
melibatkan organisasi, arahan, koordinasi, dan evaluasi orang – orang guna
mencapai tujuan yang ditetapkan. Manajemen sumber daya manusia didefinisikan
sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada
individu. (3)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan
SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan dalam memfasilitasi karyawan agar
memiliki pengetahuan, keahlian, dan/ atau sikap yang dibutuhkan dalam
menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud,
tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut
aspek karier dan pengembangan kepribadian.
3.1.2 Peran Manajemen SDM di Rumah Sakit
Didalam Buku Manajemen SDM mengatur dan menetapkan program
kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif
sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan dengan job
descriptionnya (tugas dan tanggungjawab).
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan
ketentua yang sudah ditetapkan.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa
yang akan datang.
5. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.(4)
3.1.3 Uraian Tugas Unit SDM
Uraian Tugasnya adalah:
1. Menyusun prosedur seleksi recruitment karyawan baru
2. Melakukan koordinasi ke departemen lain untuk mengumpulkan
rencana permintaan karyawan setiap tahun dan membuat status data
karyawan dan turnover setiap bulan dari masing-masing divisi
3. Memasang iklan lowongan kerja, melakukan sortir lamaran,
melakukan tes psikologi dan interview awal untuk mendapatkan calon
karyawan yang sesuai
4. Merekomendasikan kandidat berdasarkan hasil tes psikologi dan
interview awal, serta mengatur jadwal interview lanjutan (user, sdm,
presdir), agar proses rekrutmen dapat berjalan dengan baik sesuai
rencana
5. Menyiapkan perjanjian kerja dan kontrak kerja karyawan serta meng-
update masa berlakunya kontrak kerja
6. Menginput data karyawan dan ke sistem agar semua terdata dengan
baik
7. Membuat laporan rekapitulasi mutasi, promosi dan status karya.(5)
3.1.4 Struktur Organisasi Unit SDM

Kepala SDM

Staf SDM Staf TU Bagian Diklat

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Unit SDM


(Sumber: Buku Pedoman Pengorganisasian SDM)
3.2 Gambaran Umum Bidang Diklat
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah suatu program yang dirancang untuk
dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pemahaman pekerja (pegawai)
terhadap keseluruhan lingkungan kerjanya. Pada suatu rumah sakit diperlukan
karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena teknologi dan ilmu
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang berkembang sangat pesat dari
waktu kewaktu. Kompetensi ini harus dikembangkan secara terencana sesuai
dengan pengembangan usaha agar menjadi kekuatan untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan
membuat kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan mutu
layanan rumah sakit. (6)
Fungsi manajemen yang mengelola pelatihan dan pengembangan
karyawan pada umumnya dibentuk unit PSDM (Pengembangan Sumber Daya
Manusia) atau unit Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) di suatu rumah sakit. Tujuan
dari dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk seluruh staf di dalam Rumah Sakit
yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seluruh staf.(7)

Tugas dan fungsi bagian diklat rumah sakit selain meningkatkan kapasitas
sumber daya manusianya juga harus mampu menjalin kerjasama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Dalam penyelenggaraan diklat
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan di lapangan. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan sampai
dengan evaluasi program pendidikan dan latihan bagi SDM di rumah sakit agar
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada pasien dan keluarga

3.3 Gambaran Umum Bagian Akreditasi dan Manajemen Resiko

3.3.1 Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit,
setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar
Akreditasi ( PMK No.12 Tahun 2020 ttg Akreditasi ). Lembaga yang berwenang
untuk melakukan akreditasi adalah Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS )
yang mana KARS akan mengutus surveyor. Standard akreditasi yang digunakan
adalah SNARS edisi 1.1.(8)
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
kemudian pada pasal 40 ayat 1 disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun
sekali. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas dirumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanannya. (2)
Nama-nama Pokja pada Versi SNARS edisi 1.1 tahun 2020, memang
tidak banyak yang berubah.Namun ada beberapa diantaranya yang mengalami
penggabungan dan penyempurnaan dari Akreditasi KARS versi 2012. Dengan
adanya penggabungan tersebut, diakuinya akan semakin banyak elemen penilaian
yang akan dilihat oleh tim surveior. SNARS edisi 1.1 tahun 2020 juga memiliki
16 Bab untuk Rumah Sakit pendidikan dan 15 Bab untuk Rumah Sakit non
pendidikan. Adapun nama-nama Pokja akreditasi versi SNARS edisi 1.1, yakni;
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK), Asesmen Pasien (AP),
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP), Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB), Hak
Pasien dan Keluarga (HPK), Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Manajemen Informasi dan Rekam
Medis (MIRM), Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Pelayanan Kefarmasian dan
Pelayanan Obat (PKPO), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP),
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK),
Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS), Program Nasional (PROGNAS).(9)

A. Tujuan Pengaturan Akreditasi


Adapun Tujuan dari akreditasi sebagai berikut :
a.Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi keselamatan
pasien Rumah Sakit;
b. Meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di
Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi;
c.Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
d. Meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata
Internasional.(8)

3.3.2 Manajemen Resiko


Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata
untuk meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di
dalamnya ada kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan
dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha.
A. Komponen Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu yang
membedakannya dengan manajemen bisnis lain. Instrumen inilah yang harus ada
di dalam manajemen baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan
maksimal. komponen yang dimaksud:
a. Lingkungan Internal
Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko yang kemungkinan
terjadi di dalam internal perusahaan. Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi
terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan dengan faktor luar seperti
pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga
berimbas pada hal tersebut.
b. Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak perusahaan harus
memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan coba diselesaikan melalui sistem
manajemen. Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari
statemen visi dan misi usaha serta sasaran risiko yang datang dari kegiatan teknis
atau operasional.
c. Identifikasi Peristiwa
Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi peristiwa.
Maksudnya adalah tidak disebutkan manajemen risiko jika pihak perusahaan tidak
memiliki data detail hasil identifikasi peristiwa. Seharusnya ini memang sudah
didapatkan sebelum usaha mulai dijalankan.
d. Penilaian Risiko
Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun bisnis untuk
menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan
perusahaan atau bisnis tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai
dampak yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :
Likelihood (kecenderungan/ peluang) dan Impact/consequence (besaran dari
realisasi risiko).

e. Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan
atau respon terhadap risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa
yang dihadapi. Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :
1. Menghindari risiko (avoidance)
2. Mengurangi risiko (reduction)
3. Memindahkan risiko (sharing)
4. Menerima risiko (acceptance)
f. Aktivitas Pengendalian

Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan


kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih
memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara
lain :
1. Pembuatan kebijakan dan prosedur
2. Delegasi wewenang
3. Pengamanan kekayaan perusahaan
4. Pemisahan fungsi
5. Supervisi

g. Informasi dan komunikasi


Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya
kepada pihak terkait melalui media komunikasi. Informasi yang relevan
diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
h. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses
pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen
lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
B. Jenis-Jenis Manajemen Risiko
Pengelolaan risiko juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya
adalah:

a. Manajemen Risiko Operasional


Manajemen Risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan
pada terjadinya permasalahan-permasalahan usaha yang muncul akibat faktor
internal. Seperti kinerja pegawai yang rendah, sumber daya yang kurang
berkualitas, terjadinya bencana, modal tidak sehat dan selainnya.
b. Manajemen Hazard
Manajemen Hazard adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada
masalah yang potensial membuat perusahaan gulung tikar. Biasanya problem
usaha yang dideteksi adalah masalah-masalah yang besar dan berbahaya.
c. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang
biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku
bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.

3.4 Gambaran Umum Bidang Keuangan


Manajemen keuangan merupakan bidang keuangan yang menerapkan
prinsip-prinsip keuangan dalam suatu organisasi perusahaan untuk menciptakan
dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan pengelolaan
sumber daya yang tepat. Manajemen keuangan merupakan manajamen fungsi
keuangan yang terdiri atas keputusan investasi, pendanaan, dan keputusan
pengelolaan asset (10).
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan
(memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham
perusahaan.(11).

3.4.1 Prosedur Kegiatan dan Rincian Kegiatan Kerja


Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan suatu rencana kegiatan
yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit
moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode)
tertentu dimasa yang akan datang.
a Rincian kegiatan kerja keuangan yaitu:

1. Menyiapkan Laporan Keuangan


2. Pengajuan Anggaran dan Pembayaran Vendor
3. Menghitung dan membayarkan Jasa Medis
4. Pengelolaan Piutang Usaha
5. Pengelolaan Pendapatan dan Penerimaan RS
6. Pembuatan Billing pasien
b Prosedur pelaksanaan kegiatan keuangan yaitu:
1. Menyiapkan Laporan Keuangan antara lain:
a. Menyiapkan Laporan Laba-Rugi berdasar data SIMRS
b. Menyiapkan Laporan Detail Pendapatan berdasarkan data SIMRS
c. Menyiapkan Laporan Arus Kas berdasarkan data Rekening Koran RS.
d. Departemen Akuntansi membuat laporan keuangan.
e. Rekonsiliasi antara laporan “versi keuangan” dengan “versi akuntansi”.
2. Pengajuan Anggaran dan Pembayaran Vendor antara lain:
a. Mengajukan anggaran operasional/investasi
b. Melakukan pembayaran kepada Vendor RS setelah dana cair
c. Mengelola dana untuk operasional RS
3. Menghitung dan membayarkan Jasa Medis antara lain:
a. Proses perhitungan jasa medis melalui SIMRS.
b. Pengajuan Anggaran dan pembayaran Jasa medis.
4. Pengelolaan Piutang Usaha antara lain:
a. Pembuatan Invoice Piutang usaha Jaminan Perusahaan/Asuransi .
b. Penagihan dan pembayaran Piutang usaha.
c. Hapus buku piutang usaha.
5. Pengelolaan Pendapatan dan Penerimaan RS antara lain:
a. Proses penerimaan pembayaran kasir tunai/non tunai.
b. Pembuatan Billing pasien.
c. Menyiapkan billing pasien tunai/kartu Kredit/Debit.

3.5 Gambaran Umum Bagian SIMRS


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ( SIMRS ) adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Pengaturan SIMRS
bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses
dan pelayanan Rumah Sakit ( Permenkes No 82 Tentang SIMRS ). (12)
Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan
SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu
meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan
efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi
masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan
manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengu rangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.(13)

3.6 Gambaran Umum Bidang Logistik


Logistik umum atau non medis (obat) merupakan bagian yang penting
dalam sebuah organisasirumah sakit dan memiliki tanggung jawab untuk
melakukan koordinasi dalam hal identifikasi, analisa, permintaan, pemenuhan
permintaan dari semua bagian internal bagian rumah sakit.(14)
Semua bagian didalam rumah sakit wajib wajib melaporkan pada bagian
logistik setiap permintaan dan pemenuhan kebutuhan. Hal ini sagat penting di
lakukan salah satunya agar pencatatan keluar masuk barang dapat diketahui
sehingga proses organisasi, analisa, permintaaan dan pemenuhan barang menjadi
lebih akurat.
Bagian logistik juga memiliki kewajiban untuk memberikan laporan dan
hasil evaluasi internal logistik kepada pemimpin rumah sakit/owner secara
berkala. Semua peroses tersebut dilakukan berdasarkan SOP yang telah ditetapkan
oleh rumah sakit.

3.7 Gambaran Umum Bagian Tata Kelola dan Pemasaran


3.7.1 Tata Kelola Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat Inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk dapat memberikan pelayanan
prima kepada pasien, Rumah Sakit dituntut memiliki kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif antara pemilik
Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit, para pimpinan di Rumah Sakit dan kepala
unit kerja unit pelayanan. (2)
Direktur Rumah Sakit secara kolaboratif mengoperasionalkan Rumah
Sakit bersama dengan para pimpinan, kepala unit kerja dan unit pelayanan untuk
mencapai visi misi yang ditetapkan dan memiliki tanggung jawab dalam
pengelolaan manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien, manajemen
kontrak serta manajemen sumber daya. Di bawah ini adalah fokus area standar
tata kelola rumah sakit :
1. Pemilik.
2. Direksi.
3. Kepala bidang/divisi.
4. Manajemen sumber daya manusia.
5. Manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
6. Manajemen kontrak.
7. Manajemen sumber daya
8. Organisasi dan tanggung jawab staf.
9. Unit pelayanan.
10. Manajemen etis.
11. Budaya keselamatan.(9)
3.7.2 Pemasaran
Pelayanan rumah sakit berbeda-beda dan ini sesuai dengan yang telah
dijelaskan di atas bahwa pelayanan rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua
yaitu umum dan khusus.Pelayanan rumah sakit umum yaitu melayani semua
keluhan kesehatan, sedangkan pelayanan rumah sakit khusus yaitu melayani satu
keluhan kesehatan sesuai dengan keahliannya.
Pemasaran rumah sakit adalah suatu perencanaan, implementasi dan
kontrol terhadap program yang telah dirancang guna meningkatkan penjualan jasa
kesehatan yang di sediakan oleh rumah sakit yang nantinya menghasilkan
keuntungan atau laba sesuai harapan manajemen rumah sakit. Pemasaran rumah
sakit dilakukan manajemen rumah sakit untuk mengetahui kebutuhan pelanggan,
sasaran pelanggan sehingga nantinya terciptalah kepuasan pelanggan.(15)
Dalam hal ini Rumah Sakit memerlukan Rencana Pemasaran serta strategi
pemasaran untuk mencapai target yang diinginkan. Rencana pemasaran
merupakan ide awal dalam suatu bisnis. Ini merupakan suatu bentuk umum dari
sebuah keterkaitan proses tata kelola dengan arah tujuan untuk mengembangkan
strategi bisnis dalam memperoleh pencapaian yang maksimal. Dalam menerapkan
suatu strategi pemasaran, tentunya sistem kelolaannya diambil secara sistematis.
Artinya, dalam setiap ketuk palu yang dilakukan, hal itu telah mendapat
persetujuan dari seluruh elemen yang terlibat didalamnya. Baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Adapun kategori marketing plan Sebagai berikut :
a. Strategi dalam pengumpulan informasi.
Pengumpulan informasi sangat penting, karena merupakan tonggak awal
dalam rantai utama menciptakan strategi yang tepat sasaran. 
b. Pendistribusian informasi, dalam langkah ini, informasi sangatlah penting
untuk didistribusikan. Mengingat persaingan yang ketat tentu saja informasi
menjadi suatu hal yang riskan. Karen itu harus memiliki strategi yang
memadai dan benar-benar efektif.
c. Strategi promosi, dalam dunia bisnis, strategi yang tepat akan membawakan
hasil yang maksimal. Dengan memaksimalkan strategi awal, suatu
perusahaan akan lebih mudah dan cepat dalam menambah keuntungan bisnis
yang dikelolanya. Artinya, tonggak awal merupakan pengumpulan strategi
yang tepat sehingga tidak memerlukan perubahan di kemudian harinya.
d. Koordinasi marketing. Seluruh sistem pasti memerlukan koordinasi untuk
berkembang. Ini artinya, dalam melaksanakan rencana pemasaran, juga
dibutuhkan kelolaan koordinasi yang tepat guna. Sehingga, dalam
kelolaannya akan lebih maksimal dan tidak terjadi miss komunikasi. (16)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana
pemasaran. Karena ada komponen-komponen penting yang wajib masuk
didalamnya. Dalam marketing plan,  fokus utamanya tidak hanya pada self
development, namun juga harus mencakup data lawan perusahaan atau bisa
disebut pesaing, produk apa yang diinginkan konsumen, dan mengenai kelebihan
serta kelemahan pesaing yang bisa dimanfaatkan. Langkah - langkah dalam
marketing plan adalah :
1. Lakukan analisis SWOT
2. Tujuan Serta Sasaran Harus Terbentuk
3. Penyusunan Strategi dan Program Berkelanjutan(17)
A. Tujuan Rencana Pemasaran
Kelolaan organisasi banyak sekali yang membuat rencana pemasaran
namun pada akhirnya tidak menggunakannya. Namun faktanya, marketing plan
menjadi sebuah kompas dalam mencapai sebuah tujuan bisnis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwasanya marketing plan haruslah menjadi sebuah rujukan yang
hasilnya dapat dinilai secara berkelanjutan. Beberapa tujuan marketing plan
adalah:

1. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai arah perubahan


pasar serat kompetitor yang ada
2. Sebagai kail untuk berafiliasi dengan banyak kelolaan organisasi lainya
3. Menjadi sarana dalam menyesuaikan diri dalam lingkup bisnis modern
4. Memaksimalkan benefit dengan effort yang sederhana namun dapat
terlaksana secara efektif dan efisien. (18)

3.8 Gambaran Umum Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SKII/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit,
adapun jenis-jenis pelayanan yang wajib disediakan setiap rumah sakit meliputi
pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, bedah, persalinan dan
perinatologi, pelayanan intensif, radiologi, laboratorium patologi klinik,
rehabilitas medik, farmasi, gizi, transfusi darah, pelayanan keluarga miskin, rekam
medis, pengelolaan limbah, pelayanan administrasi manajemen, ambulans/kereta
jenazah, pemulasaraan jenazah, laundry, pemeliharaan sarana rumah sakit, dan
pencegahan pengendalian infeksi. (19)
Dengan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan maka
diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
yang menggunakan jasa mereka sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan menjadi terpenuhi tanpa harus berpindah kerumah sakit lain.
Terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat pada satu rumah sakit
akan membuat rumah sakit tersebut menjadi andalan dan akhirnya akan membuat
pasien hanya akan menggunakan jasa dari rumah sakit tersebut.
Manajemen Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit secara sederhana adalah
suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber daya medik
dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut diikuti dengan
evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang
merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bagian Bidang Sumber Daya Manusia merupakan bidang yang dibawahi
oleh Sub Bagian Sekretariat dan Umum kemudian bagian Umum dan Keuangan.
Setiap tahun jajaran Direksi RSU. Mitra Medika harus membuat perencanaan
program kerja bagian kepegawaian dan pengembangan SDM yang jelas dan
dilaporkan setiap bulannya terkait program dan kegiatan yang sudah dijalankan
serta untuk memantau apa kendala serta tindak lanjut permasalahan yang ditemui.
Penilaian kinerja dan evaluasi staf dilakukan setiap bulannya yang dinilai
oleh kepala unit masing-masing yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
pelayanan dan bahan perencanaan manajemen ptogram SDM dimasa datang,
apakah staf tersebut akan dilakukan promosi/naik jabatan, demosi/turun jabatan
atau rotasi. Dalam pelaksanaanya rutin dilakukan setiap bulan, tetapi ada juga
dilakukan penilaian kinerja secara keseluruhan dalam waktu setahun sekali,
kecuali staf dalam masa percobaan akan dinilai setelah masa percobaannya
selesai. Dalam kegiatan penilaian kinerja dan evaluasi staf, Bagian SDM
melakukannya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit.
Adapun rincian kegiatan di unit SDM di RSU Mitra Medika Tanjung
Mulia sebagai berikut :
1. Analisa kebutuhan sumber daya manusia
2. Perencanaan kesejahteraan dan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi berdasarkan evaluasi kinerja
3. Perencanaan formasi pegawai, mutasi dan usulan pemberhentian pegawai
4. Menetapkan program retensi pegawai
5. Perencanaan pendidikan dan pelatihan untuk pegawai
6. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
7. Pelaksaan orientasi pegawai baru, tenaga sukarela dan tenaga outsourching
8. Penetapan Indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan SDM
9. Pengumpulan data indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan
SDM
10. Pelaporan indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan SDM
11. Membuat laporan bulanan
12. Membuat rapat bulanan
13. Merencanakan dan menumbuhkan rasa kebersamaan sesama karyawan
A. Program Kerja Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Rekrutmen merupakan salah satu fungsi MSDM pada aspek pengadaan
tenaga kerja yang khusus mendapatkan calon-calon karyawan untuk
kemudian diseleksi mana yang paling baik dan paling sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan, salah satunya adalah melalui proses
rekrutmen. Kesemuanya ini menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari
departemen SDM. Rekrutmen sebagai usaha mencari dan mempengaruhi
calon tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan, (20).
2. Monitoring dan evaluasi  merupakan mengecek, memantau, dan
mengevaluasi jalannya program pengembangan SDM  yang sedang
berlangsung dan proses untuk menilai kualitas yang terjadi dengan
menggunakan standar krereria keberhasilan serta proses suatu program dan
dilaksanakan bulanan dan tahunan.
3. Orientasi umum adalah masa pengenalan dan pembelajaran karyawan baru
selama 6 hari sejak pertama sekali dipanggil bekerja dan mendapat materi
terkait unit di rumah sakit.
Orientasi khusus adalah masa pengenalan dan pembelajaran karyawan
baruu selama 3 bulan atau selama masa training terkait kompetensi dan
keahlian sesuai dengan bidang nya masing – masing.
B. Medical Staf By laws
Medical staff bylaws adalah suatu peraturan internal staf medis dan komite
medis di rumah sakit yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau Governing
Body. Medical staff bylaws mengatur pengorganisasian staf medis, komite medis,
peran, tugas dan kewenangan staf medis.

a. Medical staff bylaws mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. Menggambarkan pengorganisasian staf medis di rumah sakit.
2. Memuat prosedur persyaratan dan penerimaan tenaga medis di rumah
sakit
3. Mengatur mekanisme peer review, reapoinment, kewenangan yang
diberikan (clinical privileges) dan pendisiplinan.
4. Memuat prosedur pengajuan permohonan sebagai staff medis profesi
medis.
b. Tujuan Medical Staff Bylaws
Medical staff bylaws mempunyai tujuan sebagai berikut :
Umum :
Sebagai pedoman bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan
medis di rumah sakit.
Khusus :
1. Tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis dengan pemilik
rumah sakit atau yang mewakili dan antara staff medis dengan
Direktur/ Pimpinan rumah sakit.
2. Tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk
kepentingan pasien.
3. Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan
medis di rumah sakit.
C. Nursing Staf Bylaws
Peraturan Internal Staf Keperawatan merupakan peraturan
penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata kerja Komite
Keperawatan. Yang dimaksud staf keperawatan meliputi perawat dan bidan.
Peraturan Internal Staf keperawatan dianggap penting, karena staf keperawatan
memiliki jumlah terbesar di rumah sakit di bandingkan dengan tenaga kesehatan
yang lain, memiliki kualifikasi berjenjang dan profesi yang paling banyak
berinteraksi dengan pasien dan keluarganya. (21)
Peraturan Internal Staf Keperawatan merupakan acuan dan sebagai dasar
hukum yang sah bagi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit dalam hal
pengambilan keputusan tentang staf keperawatan. Termasuk di dalamnya
mengatur mekanisme pertanggungjawaban Komite Keperawatan kepada Direktur
Rumah Sakit tentang profesionalisme tenaga keperawatan di rumah sakit.
Kelompok Keperawatan merupakan kelompok yang mengkoordinasikan
pelayanan profesi keperawatan dan kebidanan.
Kewenangan klinis ( clinical privilege ) tenaga keperawatan adalah
kewenangan yang diberikan oleh kepala rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan rumah
sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan
klinis.Penugasan klinis adalah penugasan kepala/direktur rumah
sakitkepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau
asuhan kebidanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan
klinis yang telah ditetapkan baginya.Kewenangan klinis diberikan kepada
perawat dengan tujuan agar tidak menimbulkan konflik di antara tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan lain dapat merasa bahwa lahan pekerjaan yang
dimilikinya dicampuri atau diambil alih oleh pihaklain. Konflik yang
timbul tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan dari perawat dan
rumah sakit yang bersangkutan.
Pemberian kewenangan klinis (clinical privilege) kepada seorang
perawat dilakukan dengan melakukan suatu proses yang disebut
kredensial. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.Proses kredensial
mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen –
dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.Proses
kredensial dilakukan oleh sub komite kredensial di komite keperawatan
rumah sakit. Kredensial secara umum merupakan istilah yang
memayungi lisensi, sertifikasi, akreditasi dan pendaftaran/registrasi yaitu :
1. Sertifikasi
Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
seorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau
pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi
(PMK 1796, pasal 1). Untuk memperoleh sertifikat kompetensi,
sebelumnya dilakukan uji kompetensi. Uji kompetensi adalah suatu proses
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kesehatan
sesuai dengan standar profesi (PMK 1796, pasal 1).Pelaksanaa uji
kompetensi dilaksanakan oleh MTKP (Majelis Tenaga Kesehatan
Propinsi). Setelah dinyatakan lulus, yang bersangkutan akan
memperoleh Sertifikat Kompetensi yang ditetapkan oleh ketua MTKP.
2. Registrasi
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi dan telah memenuhi kualifikasi tertentu
serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan
profesinya (PMK 1796, pasal 1). Surat Tanda Registrasi (STR) adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi. Penjelasan
tersebut tertuang dalam Permenkes RI No. 1796 tahun 2011, pasal 9.
3. Akreditasi
Aspek kredensial yang terkait dengan akreditasi meliputi ijasah yang
dikeluarkan oleh institusi pendidikan. Hal ini berhubungan dengan
persyaratan untuk memperoleh STR dimana salah satu syaratnya
memiliki ijasah. Ijasah tersebut akan diberikan atau dikeluarkan oleh
institusi pendidikan yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi. (22)
D. Hospital Bylaws
Hospital Bylaw merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara
lain: tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien,
dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib
simpan rahasia kedokteran, komite medik, panitia etik kedokteran, panitia etika
rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja,
jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan
rekanan. Bentuk HBL dapat merupakan kumpulan dari Peraturan Rumah Sakit,
Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan,
Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Adapun Fungsi dan
kegunaan Hospital Bylaws sebagai berikut :

1. Fungsi
a. Mengatur kewenangan dan tanggung jawab pemilik, dreksi, manajer,
profesional serta tenaga kerja lainnya.
b. Mengatur hak dan kewajiban semua pihak yang terinteraksi dengan RS.
c. Mengatur hubungan interaksi semua pihak.
d. Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban RS terhadap
pemerintah serta lembaga penegakan hukum.
e. Mengatur tata-laksana melaksanakan ke kewenangan, kewajiban dan hak.
2. Kegunaan
a. Sebagai pedoman intern rumah sakit.
b. Sebagai pedoman bagi pihak ekstern yang berinteraksi dengan RS
(termasuk pasien).
c. Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas, efesiensi dan mutu bagi
pelaksanaan tugas dan kewajiban rumah sakit.
d. Sebagai syarat bagi kepentingan akreditasi.
e. Sebagai sarana perlindungan hukum bagi semua pihak.
f. Sebagai acuan bagi penyelesaian sengketa atau konflik, baik di dalam
maupun di luar pengadilan. (23)

3.1 Diklat
Pada suatu rumah sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat
kompetensinya karena teknologi dan ilmu pengetahuan tentang pelayanan
kesehatan yang berkembang sangat pesat dari waktu kewaktu. Kompetensi ini
harus dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Peningkatan
kompetensi dapat dilakukan dengan membuat kegiatan pendidikan dan pelatihan
dalam rangka meningkatkan mutu layanan rumah sakit.
Untuk mendukung kegiatan pengembangan kompetensi SDM, terutama
pada organisasi pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah rumah sakit,
diperlukan suatu sistem manajemen pelatihan dan pengembangan karyawan.
Fungsi manajemen yang mengelola pelatihan dan pengembangan karyawan pada
umumnya dibentuk unit PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) atau unit
Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) di suatu rumah sakit. Tujuan dari dilakukan
pendidikan dan pelatihan untuk seluruh staf di dalam Rumah Sakit yaitu untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seluruh staf.
Tugas dan fungsi bagian diklat rumah sakit selain meningkatkan kapasitas
sumber daya manusianya juga harus mampu menjalin kerjasama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Dalam penyelenggaraan diklat
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan di lapangan. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan sampai
dengan evaluasi program pendidikan dan latihan bagi SDM di rumah sakit agar
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada pasien dan keluarga .
A. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok Unit Diklat adalah merencanakan, menyusun,
mengusulkan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh cakupan kegiatan unit diklat.
Adapun rincian Kegiatan Unit Diklat sebagai berikut:
1. Pendidikan keterampilan baru, teknologi serta prosedur baru
1) Pendidikan keterampilan baru
a. Pelatihan HIV dan AIDS
b. Orientasi Umum
c. Pelatihan PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antimikroba)
2. Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasien
1) Mengurangi Risiko Infeksi
a. Pelatihan Hand Hygiene
b. Pelatihan PPI Dasar
2) Pelatihan pemberian obat/infus/cairan dengan menggunakan peralatan
a. Pelatihan Infus Pump dan Sryring Pump
b. Pelatihan Pemasangan Infus
3) Mengurangi kesalahan terjadinya insiden
a. Pelatihan Pemberian Obat High Alert
b. Pelatihan Pemasangan Pnfus pada Bayi
4) Meningkatkan penanganan gawat darurat
a. Pelatihan Resusitasi Neonatus
b. Pelatihan BTCLS
c. Pelatihan BHL
d. Pelatihan BHD
e. Pelatihan ICU Dasar
5) Pelatihan Alat – alat Medis
6) Pelatihan Pengoperasian Alat alat Medis di IPI
7) Mempertahankan mutu Pelayanan dan keselamatan pasien
a. Pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Pelatihan Quality Control
c. Pelatihan PAGT
d. Pelatihan Budaya Keselamatan
e. Pelatihan Hygiene dan Sanitasi
f. Pelatihan Sedasi
g. Pelatihan Asisten Bedah
h. Pelatihan New Bobat Concept
i. Pelatihan Ct-Scan Vertebrae
j. Pelatihan Food Service
k. Pelatihan Midwiferi Update
l. Pelatihan Analisa Beban Kerja
m. Workshop KKS
n. Pelatihan Fisioterapi Untuk Kasus Tumbang (Tumbuh Kembang)
Anak
o. Pelatihan Penggunaan Spiil Kit
8) Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit
a. Pelatihan Pengelolaan Hydrant
b. Pelatihan Pengelolaan Genset
c. Pelatihan Pemeliharaan Lift
9) Pelatiahan Terkait Akreditasi
a. Pelatihan Code Blue
b. Pelatihan Pengelolaan B3
c. Pelatihan EWS
d. Pelatihan BDRS
e. Pelatihan Manajemen Nyeri
f. Pelatihan Komunikasi Efektif
g. Pelatihan Hak Pasien dan Keluarga
h. Pelatihan Keselamatan dan Keamanan
i. Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
j. Pelatihan Penanggulangan Bencana
k. Pelatihan PMKP
l. Pelatihan Sistem Utilitas
m. Pelatihan Transfer Pasien
n. Pelatihan Triage
o. Pelatihan dispensing sediaan steril farmasi
p. Pelatihan K3 Laboraturium
q. Pelatihan B3 Laboraturium
r. Pelatihan K3 Radiologi
s. Pelatihan Risiko Tinggi
t. Pelatihan pengelolaan PKRS
u. Pelatihan islamic service excellent
v. Pelatihan tahsin
w. Pelatihan fiqih thoharoh dan shalat
x. Pelatihan fiqih ibu hamil, melahirkan dan menyusui
y. Pelatihan Spiritual care at the end of life
B. Program Kerja Diklat
Adapun program kerja diklat antara lain:
1. Diklat dilaksanakan sesuai program RSU Mitra Medika
2. Setiap unit kerja/instalasi menyerahkan laporan program kerja tahunan
kepada kepala diklat untuk di olah dan dipertimbangkan
3. Ka. Diklat membuat rekapan program yang telah di serahkan dari
masing-masing unit
4. Ka. Diklat menyerahkan hasil rekapan program kerja tahunan pada
Direktur yang kemudian akan di lanjutkan pada Ketua Yayasan untuk
disetujui
5. Program kerja yang telah di setujui dan dana mendukung akan
diserahkan pada Ka. Diklat untuk di tindak lanjuti oleh Ka. Diklat.
6. Ka. Diklat akan memilih unit kerja untuk melaksanakan kegiatan dan
pembuatan laporan
7. Ka. Diklat tetap bertanggung jawab dalam terlaksananya kegiatan
8. Unit Kerja/Instalasi yang telah di tunjuk oleh Ka. Diklat membuat
laporan dalam bentuk proposal yang bertujuan untuk pengajuan dana ke
Ka. Sub. Bag Keuangan  kemudian akan di serahkan pada Ka. Diklat
9. Unit Kerja/Instalasi mengatur penyelenggaraan/ikut serta dalam
berlangsungnya kegiatan diklat
10. Unit kerja/Instalsi membuat laporan penggunaan dana dalam bentuk
laporan pertanggung jawaban kepada Ka. Sub. Bag keuangan dan
tembusan ke bagian diklat
11. Unit Kerja membuat daftar nama peserta yang hadir, yang diserahkan
pada Ka. Diklat untuk pembuatan sertifikat.

4.1.4 Keuangan
Manajemen Keuangan Rumah Sakit ialah bagaimana merencanakan dan
memperoleh biaya atau dana, kemudian mempergunakannya dengan efisien,
dengan tujuan untuk mencegah meningkatnya pembiayaan dan mencegah
kebocoran yang tidak berguna. Secara operasional manajemen keuangan di
Rumah Sakit harus dapat menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk
membantu pimpinan Rumah Sakit dalam merencanakan, mengendalikan dan
mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan dapat
dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar. Laporan
keuangan ditujukan agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
Hal ini menunjukkan adanya tuntutan kualitas informasi tertentu yang
bersifat dapat dipahami, relevan yaitu bermanfaat bagi peramalan dan penegasan
keputusan serta evaluasi masa lalu, Handal (reliable) yaitu penyajian jujur,
substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat dan lengkap,
berdaya banding (comparability). Oleh karena itu kebijakan akuntansi yang dianut
harus konsisten, namun bila ada alternatif lain yang lebih relevan dan andal
konsistensi ini tidak perlu dipertahankan. Hanya perubahan tersebut perlu
diberitahukan kepada pembaca laporan keuangan. Kendala terhadap terpenuhinya
kualitas umum dari informasi di atas antara lain Ketepatan waktu, Laporan yang
tertunda dapat menghasilkan informasi yang kurang relevan. Sebaliknya untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu sering kali mengurangi keandalan
informasi .
RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan memiliki Kas besar dan Kas
kecil, dimana kas besar dikelola langsung oleh pemilik sedangkan kas kesil
dikelola oleh kepala bagian keuangan RSU Mitra Medika Tanjung Mulia yang
digunakan untuk operasional sehari-hari dengan jumlah kecil salah satu contohnya
yaitu uang untuk mengisi Bahan Bakar Minyak Ambulance dan pengeluaran kecil
lainnya.

4.1.5 Sistem Informasi dan Komunikasi Rumah Sakit ( SIMRS )


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ( SIMRS ) adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Pengaturan SIMRS
bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses
dan pelayanan Rumah Sakit ( Permenkes No 82 Tentang SIMRS ). Nama aplikasi
SIMRS RSU Mitra Medika adalah E-Med dan PACS ( Picture Archiving and
Communication System ) untuk proses diagnose radiologi.
E-Med adalah program untuk medical record yang meliputi modul-modul
yang terintegrasi dengan rincian sebagai berikut :
1. Modul Receiptionist.
2. Modul Nurse Station.

3. Modul Farmasi.

4. Modul One Dosage.

5. Paket Operasi.

6. CaseBook.

7. Modul Kasir

8. Modul Bridging BPJS SEP Vclaim.

9. Modul Bridging InaCbgs E-Klaim.

10. Modul Aplikasi Service Mobile JKN.

11. Modul Back Office.

Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan


SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu
meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan
efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi
masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan
manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.
4.1.6 Logistik
Logistik adalah proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan, serta penghapusan
materi dari alat–alat. Logistik obat adalah meliputi aktivitas logistik yang terkait
dengan obat-obatan yang digunakan dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit.
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut,
logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau
barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan).
Logistik di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan terbagi menjadi 3
yaitu, logistik umum, logistik farmasi dan logistik makanan. Pengamprahan
logistik di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan bagian logistik umum setiap
awal bulan sebelum tanggal 20 dan di bagikan secara bertahap 1 minggu sekali
setiap hari kamis dan mengirim laporan ke owner atau yayasan setiap tanggal 20.
Untuk tahap akhir pihak logistik akan menginput pengeluaran sesuai dengan
barang yang sudah didistribusikan ke setiap unit melalui aplikasi ACCURATE.
Kegiatan kerja logistik meliputi :
1. Permintaan unit
2. Pengolahan permintaan
3. Penentuan anggaran dan vendor
4. Pengajuan laporan kepada kepala keangan
5. Revisi permintaan
6. Pengajuan laporan kepada owner rumah sakit mitra medika
7. Proses pengadaan
a. Pembuatan PO ( Pre Order) kepada Vendor
b. Mennginput barang yang masuk
8. Pendistribusian dan
9. Pembukuan dan pembuatan laporan akhir
4.1.7 Tata Kelola Rumah Sakit dan Pemasaran
A. Tata Kelola Rumah Sakit
Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja,
komite dan/atau satuan sesuai dengaan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit.
Unsur organisasi Rumah Sakit tersebut dapat digabungkan sesuai kebutuhan,
beban kerja, dan atau klasifikasi Rumah Sakit.
Di bawah ini adalah fokus area sandar tata kelola Rumah Sakit:
a. Pemilik
b. Direksi
c. Kepala bidang/divisi
d. Manajemen sumber daya manusia
e. Manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien
f. Manajemen kontrak
g. Organisasi dan tanggung jawab staf
h. Unit pelayanan
i. Manajemen etis
j. Budaya keselamatan.
Tata Kelola RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan yaitu Rumah Sakit
dengan status Yayasan, terdiri dari Representasi pemilik, Direktur, Kepala bidang,
Manajemen SDM, Komite Medis, Komite Keperawatan, Organisasi dan tanggung
jawab staf.
B. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai kepada pihak lain, Sedangkan, manajemen pemasaran adalah seni dan
ilmu memilih pasar-pasar sasaran serta mendapatkan, memelihara, dan
memperbanyak pelanggan melalui penciptaan, penyediaan, dan komunikasi hal-
hal yang bermanfaat.
Setiap Rumah Sakit harus dapat mengidentifikasi secara formal
permasalahan-permasalahan pemasaran yang dihadapinya, bukan sekadar
menerka-nerka.Bila hanya menerka-nerka, mungkin tidak semua masalah utama
diketahui. Boleh jadi akan ada masalah penting yang terabaikan. Di samping itu,
masing-masing Rumah Sakit tentu menghadapi masalah yang berbeda. Oleh
karena itu, tidak tepat bila digunakan hasil identifikasi masalah dari Rumah Sakit
lain untuk menyusun strategi pemasaran suatu Rumah Sakit. Dengan
dilakukannya identifikasi secara formal semua masalah penting akan terungkap.
Alasan mendasar mengapa Rumah Sakit harus mempertimbangkan upaya
pemasaran adalah bahwa prinsip-prinsip pemasaran akan memungkinkan Rumah
Sakit mencapai tujuan-tujuannya secara lebih efektif. Untuk mencapai tujuan-
tujuannya Rumah Sakit sangat tergantung kepada adanya tukar-menukar secara
sukarela dengan publiknya.Dana yang memadai harus diperoleh, karyawan-
karyawan Rumah Sakit harus bekerja dengan baik, dan pemanfaatan Rumah Sakit
oleh klien atau pasien harus di tingkatkan. Hal itu semua akan dicapai bila Rumah
Sakit dapat memberikan imbalan-imbalan yang dirancang dengan baik. Pemasaran
adalah suatu ilmu terapan yang sangat berkaitan dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan kenyataan di lapangan RSU Mitra Medika Tanjung Mulia
merupakan suatu yayasan atau grup dimana staff di bagian pemasaran sekarang
bergabung dengan Mitra Medika Grup sehingga lebih terkontrol dan satu tujuan.

4.1.8 Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SKII/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit,
adapun jenis-jenis pelayanan yang wajib disediakan setiap rumah sakit meliputi
pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, bedah, persalinan dan
perinatologi, pelayanan intensif, radiologi, laboratorium patologi klinik,
rehabilitas medik, farmasi, gizi, transfusi darah, pelayanan keluarga miskin, rekam
medis, pengelolaan limbah, pelayanan administrasi manajemen, ambulans/kereta
jenazah, pemulasaraan jenazah, laundry, pemeliharaan sarana rumah sakit, dan
pencegahan pengendalian infeksi.
Dengan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan maka
diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
yang menggunakan jasa mereka sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan menjadi terpenuhi tanpa harus berpindah kerumah sakit lain.
Terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat pada satu rumah sakit
akan membuat rumah sakit tersebut menjadi andalan dan akhirnya akan membuat
pasien hanya akan menggunakan jasa dari rumah sakit tersebut.
Manajemen Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit secara sederhana adalah
suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber daya medik
dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut diikuti dengan
evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang
merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit.
A. Jenis-jenis Pelayanan di RSU Mitra Medika
Jenis pelayanan yang tersedia di RSU MITRA MEDIKA Medan meliputi,
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis serta pelayanan
administrasi yang meliputi:
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Ambulance 24 jam
2. Instalansi Rawat Jalan (Poliklinik Spesialis dan Unit Rehabilitasi Medik)
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalansi Perawatan Intensif (ICU/NICU/PICU)
5. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
6. Instalasi Perawatan Bayi
7. Instalasi Bedah Sentral
8. Instalsi Laboratorium (Patologi Klinik, Patologi Anatomi9 dan Bank Darah).
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi farmasi
11. Instalasi Gizi
12. Instalasi Sanitasi dan Laundry
13. Instalasi Rekam Medis

4.1.9 Gambaran Umum Bidang Manajemen Resiko


Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata
untuk meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di
dalamnya ada kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan
dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha.
Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu yang
membedakannya dengan manajemen bisnis lain. Instrumen inilah yang harus ada
di dalam manajemen baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan
maksimal. komponen yang dimaksud:
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko yang kemungkinan
terjadi di dalam internal perusahaan. Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi
terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan dengan faktor luar seperti
pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga
berimbas pada hal tersebut.
b. Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak perusahaan harus memasukkan
sasaran risiko yang jelas yang akan coba diselesaikan melalui sistem manajemen.
Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari statemen
visi dan misi usaha serta sasaran risiko yang datang dari kegiatan teknis atau
operasional.
c. Identifikasi Peristiwa
Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi peristiwa.
Maksudnya adalah tidak disebutkan manajemen risiko jika pihak perusahaan tidak
memiliki data detail hasil identifikasi peristiwa. Seharusnya ini memang sudah
didapatkan sebelum usaha mulai dijalankan.
d. Penilaian Risiko
Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun bisnis untuk menilai
sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan
atau bisnis tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang
mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu : Likelihood
(kecenderungan/ peluang) dan Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).
e. Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan atau
respon terhadap risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa
yang dihadapi. Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :
1. Menghindari risiko (avoidance)
2. Mengurangi risiko (reduction)
3. Memindahkan risiko (sharing)
4. Menerima risiko (acceptance)
f. Aktivitas Pengendalian
Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan
kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih
memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara
lain :
1. Pembuatan kebijakan dan prosedur
2. Delegasi wewenang
3. Pengamanan kekayaan perusahaan
4. Pemisahan fungsi
5. Supervisi
6. Informasi dan komunikasi
Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya
kepada pihak terkait melalui media komunikasi. Informasi yang relevan
diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
g. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses
pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen
lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
B. Jenis-Jenis Manajemen Risiko

Pengelolaan risiko juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya


adalah:
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen Risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan
pada terjadinya permasalahan-permasalahan usaha yang muncul akibat faktor
internal. Seperti kinerja pegawai yang rendah, sumber daya yang kurang
berkualitas, terjadinya bencana, modal tidak sehat dan selainnya.
2. Manajemen Hazard
Manajemen Hazard adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada
masalah yang potensial membuat perusahaan gulung tikar. Biasanya problem
usaha yang dideteksi adalah masalah-masalah yang besar dan berbahaya.
3. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang
biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku
bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Akreditasi

Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses evaluasi dan penilaian mutu
suatu institusi yang dilakukan oleh lembaga yang berkompeten dan juga
pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit karena
telah memenuhi standar yang ditetapkan.Adapun tujuan akreditasi rumah sakit
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan
yang bermutu.
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
kemudian pada pasal 40 ayat 1 disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun
sekali. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas dirumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanannya.
Nama-nama Pokja pada Versi SNARS edisi 1.1 tahun 2020, memang tidak
banyak yang berubah.Namun ada beberapa diantaranya yang mengalami
penggabungan dan penyempurnaan dari Akreditasi KARS versi 2012. Dengan
adanya penggabungan tersebut, diakuinya akan semakin banyak elemen penilaian
yang akan dilihat oleh tim surveior. SNARS edisi 1.1 tahun 2020 juga memiliki
16 Bab untuk Rumah Sakit pendidikan dan 15 Bab untuk Rumah Sakit non
pendidikan. Adapun nama-nama Pokja akreditasi versi SNARS edisi I, yakni;
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK), Asesmen Pasien (AP),
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP), Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB), Hak
Pasien dan Keluarga (HPK), Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Manajemen Informasi dan Rekam
Medis (MIRM), Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Pelayanan Kefarmasian dan
Pelayanan Obat (PKPO), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP),
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK),
Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS), Program Nasional (PROGNAS).
Di dalam SNARS edisi 1.1 tahun 2020 pokja juga dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
1. Pokja Manajemen
1. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
2. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
3. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
4. Pelayanan Kefarmasian dan Pelayanan Obat (PKPO)
5. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Pokja Medis
1. Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Assesmen Pasien (AP)
3. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
4. Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB)
5. Prognas (GERIATRI, TB-Dots, PPRA)
3. Pokja Keperawatan
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Tujuan Akreditasi adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit
3. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, SDM Rumah
Sakit, dan Rumah Sakit sebagai institusi
4. Mendukung program pemerintah dibidang kesehatan.
A. Prosedur Kegiatan Akreditasi
Kegiatan program pokja akreditasi meliputi:
1. Mengadakan rapat setiap bulan dengan pokja-pokja yang lain
2. Merencanakan Standar Pelayanan Operasional yang berjalan dirumah sakit
setiap bulan pada unit pokja
3. Menganalisis Standar PelayananOperasional berjalan atau tidaknya
dirumah sakit setiap bulan pada unit pokja
4. Melakukan evaluasi dokumen–dokumentiap pokja untuk dilakukan
pendokumentasian.
B. Rincian Kegiatan Akreditasi
Strategi persiapan sebelum melakukan akreditasi :
a. Rumah sakit menyiapkan SDM / Tim Pokja
b. Mensosialisasikan dokumen ke setiap ruangan / instalasi
c. Melakukan penyusunan berkas
d. Melakukan pengumpulan data
1. Proses Pra akreditasi :
a. Mengajukan surat permohonan (3 bulan) sebelum tanggal yang kita
ajukan
b. Dilakukan evaluasi permohonan olek pihak (KARS)
c. Kemudian mendapat jawaban dan juga jadwal yang sudah ditentukan
d. Rumah Sakit berkomunikasi dengan surveior perlengkapan apa saja
yang harus disediakan saat akan melakukan akreditasi
e. Rumah Sakit memberikan hak akses SISMADAK untuk surveyor
2. Proses Akreditasi :
a. Pelaksanaan dilakukan selama 3 hari
b. Surveior terdiri dari 3 orang sesuai dengan keahlian di bidangnya
masing-masing
c. Surveior melakukanwawancara, pengamatan, dan peninjauanlangsung
ke lapangan
3. Pasca Akreditasi :
Rumah Sakit melakukan perbaikan terhadap dokumen dan hasil tinjauan
dilapangan yang telah dikoreksi oleh surveior.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari 8 unit manajemen di RSU Mitra Medika yaitu:


1. Bagian Manajemen Sumber Daya Manusia, kinerja pada bagian SDM sudah
berjalan dengan baik dari Perencanaan dan analisis kebutuhan akan sumber
daya manusia, rekrutmen, orientasi hingga evaluasi.
2. Bagian Diklat, beberapa rencana kegiatan pelatihan yang sudah di susun sudah
terlaksana dan masi ada yang belum dilaksanakan dikarenakan beberapa
hambatan terutama di masa pandemic.
3. Bagian akreditasi, tim pokja bagian akreditasi sudah baik dalam menjalankan
akreditasi, baik dari penyusunan dokumen serta implementasi dengan baik.
Bagian akreditasi juga sudah menggunakan system SISMADAK dalam
penyimpanan dokumen akreditasi agar dapat akses oleh pihak KARS.
4. Bagian Keuangan, laporan kas dilaporkan secara rutin setiap bulannya, dan
mengenai penyusunan laporan laba rugi sudah berjalan dengan baik di RSU
Mitra Medika Tanjung Mulia, dilaksanakan dengan akurat dan cermat
sehingga benar-benar mengarah kepada pencapaian sasaran melalui penetapan
rencana kinerja di tahun yang akan datang, dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan terlebih dahulu dan disepakati secara bersama-sama.
5. Sistem Informasi Rumah Sakit, sudah berjalan dengan baik sehingga semua
unit pelayanan sudah saling terintegrasi dari unit 1 ke unit yang lain. Staff IT
juga berkompeten dalam melakukan sosialisasi SIMRS. Saat ini RSU Mitra
Medika menggunakan SIMRS E-Med untuk pengimputan modul modul yang
sudah ditentukan kemudian juga menggunakan PACS untuk diagnose
radiologi sehingga dapat di akses dengan cepat.
6. Manajemen pelayanan kesehatan sudah berjalan dengan baik, baik dari
beragamnya jenis pelayanan kesehatan maupun ruang poli bagian rawat jalan.
Terjalinnya kerjasama yang baik antar Rumah Sakit dan Perusahaan sekitar
Rumah Sakit maupun Asuransi atau BPJS dan sebagainya juga semakin
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik dari lingkungan sekitar
Rumah Sakit maupun luar lingkungan Rumah Sakit dan juga rumah sakit
bekerjasama dengan asuransi in-health.
7. Bagian Logistik, penyusunan rekapan kebutuhan logistic masing – masing unit
dikirim ke bagian logistic umum, kemudian logistic umum akan melakukan
perekapan untuk rencana perbelanjaan atau pengadaan barang yang di
butuhkan. Alur pengadaan barang juga tersusun dengan baik kecuali logistic
farmasi ditangani oleh bagian farmasi
8. Tata Kelola dan Pemasaran RSU Mitra Medika memiliki 127 elemen
penilaian dan terlaksana dengan baik serta pemasaran melakukan tugasnya
dalam mempromosikan pelayanan RSU Mitra Medika ke klinik ataupun
perusahaan yang ada di sekitar Rumah Sakit dengan melakukan strategi dan
analisis pemasaran.

5.2 Saran
Adapun saran dari 8 unit manajemen yaitu:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia, agar lebih memenuhi kebutuhan
karyawan setiap unit pelayanan terlebih pelayanan medis agar pelayanan
dapat jauh lebih baik lagi.
2. Diklat, Peningkatan kinerja juga perlu agar pelatihan yang dibuat dapat
terlaksana dengan baik sehingga tidak menghambat rencana pelatihan di tahun
berikutnya
3. Akreditasi, Kerjasama antara harus tetap dan terus dijaga agar tidak terjadi
hambatan dalam proses pekerjaan.
4. Keuangan, sudah berjalan dengan baik namun sebaiknya petugas diadakan
pelatihan lagi agar pelayanan jauh lebih baik lagi
5. Sistem Informasi Rumah Sakit, masing-masing unit sebaiknya melaporkan
data dengan lengkap agar dokter maupun petugas yang membaca jauh lebih
memahaminya.
6. Manajemen Pelayanan Kesehatan, kinerja karyawan sudah baik namun
sebaiknya dilakukan pelatihan agar kinerja pelayanan dapat lebih maksimal
7. Logistik, staff sudah melakukan tugasnya dengan baik, namun lebih
ditingkatkan lagi agar kinerja tercapai jauh lebiih baik.

8. Bagian Pemasaran dan Tata kelola yang ada di RSU Mitra Medika Tanjung
Mulia sudah cukup baik, akan tetapi lebih baik lagi jika bagian pemasaran
tidak hanya berkonsentrasi pada produk, tempat, promosi, dan harga,
melainkan juga harus melibatkan proses dan person. Sehingga secara terus
menerus mengetahui apa yang di pikirkan dan diharapkan oleh para
konsumennya dan menganggap berharga seluruh masukkan untuk
mengembangkan produk baik melakukan spesialisasi dan berinovasi terhadap
produk dan target pemasaran yang baru.
DAFTAR PUSTAKA

1. Triwibowo C, Yuliawati S, Husna NA. Handover sebagai upaya peningkatan


keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit. J Keperawatan Soedirman.
2018;11(2):76–80.

2. INDONESIA PR. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit. 44M;

3. Sinambela LP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Suryani. Suryani, Restu,


editor. Jakarta; 2016. 7 hal.

4. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan 2013. manajemen SDM. 2013.

5. Daya S. Manajemen sumber daya manusia. Univ Gunadarma. 1996;

6. Frank M, Sherwood P, Wallace H. Pengertian Manajemen Pelatihan.

7. Nuraeni I. PENGERTIAN MANAJEMEN PELATIHAN.

8. Sakit KAR. Standar akreditasi rumah sakit. Jakarta KARS. 2011;

9. Sakit KAR. Standar nasional akreditasi rumah sakit edisi 1. Jakarta: Komisi
Akreditasi Rumah Sakit. 2017;217–25.

10. Maiti, Bidinger. Manajemen Keuangan. J Chem Inf Model. 1981;53(9):1689–99.


11. Horne dan Wachowicz 2005. Manajemen Keuangan. J Chem Inf Model.
1981;53(9):1689–99.

12. yang Diharapkan KA. BAB IV SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH


SAKIT (SIMRS). Buku Ajar Prakt Kerja Lapang Manaj Pelayanan Kesehat (PKL
MPK). 2021;71.

13. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun
2013 tentang sistem informasi manajemen Rumah Sakit, no. 87. Jakarta Sekr
Negara. 2014;

14. Garside AK. Manajemen Logistik. UMMPress; 2017.

15. Wibowo RA. Manajemen Pemasaran. Radna Andi Wibowo; 2019.

16. Royan FM. Kiat Sukses Merancang dan Mengaplikasikan: Marketing Plan. Elex
Media Komputindo; 2013.

17. Fatimah FND. Teknik Analisis SWOT. Anak Hebat Indonesia; 2016.

18. Rangkuti F. Creating effective marketing plan. Gramedia Pustaka Utama; 2002.

19. Depkes RI. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta Dep Kesehat RI.
2008;18.

20. Hasibuan 2007:40 )rekrutmen. Landasan teori rekrutmen. 2011;14–52.

21. Muhadi M. Implementasi PMK No. 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karier
Profesional Perawat Rumah Sakit Islam Surabaya. J Kebijak Kesehat Indones
JKKI. 10(1):17–22.

22. Pertiwiwati E, Alfianur A. Peran Komite Keperawatan terhadap PEningkatan


Mutu Pelayanan Keperawatan. Dunia Keperawatan J Keperawatan dan Kesehat.
2018;6(1):57–62.

23. Setiawan LRD, Asmara MG, SH M, Purnomo CE, SH MH. Hospital Bylaws:
Implikasi Penerapannya. J Ilm Huk DE’JURE Kaji Ilm Huk. 2019;4(1):84–109.

LAMPIRAN II

Catatan Kegiatan Harian Di RSU Mitra Medika


LAMPIRAN I

DAFTAR HADIR MAHASISWA PRAKTEK LAPANGAN


LAMPIRAN III
DOKUMENTASI
Unit Manajemen Sumber Daya Manusia
Unit Diklat

Unit Akreditasi
Unit Keuangan

Unit SIRS
Unit Logistik

Unit Tata Kelola dan Pemasaran


Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan

Unit Manajemen Resiko

Anda mungkin juga menyukai