Diajukan Oleh :
Kelompok 3
Diajukan Oleh :
Kelompok 3
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
NIDN. 0122089002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan
(PL).Laporan ini sebagai salah satu prasyarat penyelesaian Praktik Lapangan (PL)
pada Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit Institut Kesehatan Helvetia.
Selama Penulisan Laporan, praktikan telah mendapatkan bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini praktikan
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku, Pembina Yayasan
Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
5. Sri Agustina Meliala,SKM.,MKM selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi
Rumah Sakit
6. dr.Dyna Rangkuti, MKM selaku dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan untuk kesempurnaan Laporan ini
7. dr. Mohammad Fauzy Saleh selaku direktur Rumah Sakit Umum Tanjung Mulia
8. Miskah Lubis, SKM selaku pembimbing lapangan
9. Seluruh Dosen Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit yang telah
memberikan ilmu selama masa pendidikan
10. Keluarga yang telah memberikan segala bentuk dukungan dalam masa
studi.Praktikan menyadari bahwa Laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, praktikan mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat demi kesempurrnaan Laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu memberikan rahmatNya kepada kita semua. Akhir kata praktikan
mengucapkan terima kasih.
Medan, .........
Praktikan
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KULIT / COVER
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II GAMBARAN UMUM RSU MITRA MEDIKA TANJUNG MULIA
2.1 Sejarah dan Profil
2.2 Struktur Organisasi
BAB III GAMBARAN UMUM RUANG LINGKUP PRAKTIK LAPANGAN
(PL)
3.1 Gambaran Umum Bidang SDM
3.2 Gambaran Umum Bidang Diklat
3.3 Gambaran Umum Bidang Akreditasi dan Manajemen Resiko
3.4 Gambaran Umum Bidang Keuangan
3.5 Gambaran Umum Bidang SIRS
3.6 Gambaran Umum Bidang Logistik
3.7 Gambaran Umum Bidang Tata Kelola dan Pemasaran
3.8 Gambaran Umum Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Judul Halaman
Judul
Lampiran I Daftar Hadir Praktek Lapangan
Lampiran II Catatan Kegiatan Harian Di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia
Lampiran III Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktik lapangan (PL) adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang SDM dan Diklat
2. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Keuangan
3. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Logistik
4. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang SIMRS
5. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Akreditasi
6. Untuk memenuhui Sistem administrasi Rumah sakit dan ruang lingkup
pelayanan yang ada di Rumah sakit Bidang Pemasaran dan Tata Kelola RS.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat Praktik Lapangan (PL) yaitu:
1.3.1. Bagi Tempat Praktek
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan saran bagi karyawan RSU Mitra
Medika Medan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan lebih baik.
1.3.2. Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Dapat dijadikan Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan serta sebagai
referensi bagi mahasiswa/i Program Studi Administrasi Rumah Sakit Institut
Kesehatan Helvetia agar lebih dikenal dalam dunia idustri.
1.3.3. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa dalam hal memperoleh pengalaman
di dunia kerja.
BAB II
Kepala SDM
Tugas dan fungsi bagian diklat rumah sakit selain meningkatkan kapasitas
sumber daya manusianya juga harus mampu menjalin kerjasama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Dalam penyelenggaraan diklat
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan di lapangan. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan sampai
dengan evaluasi program pendidikan dan latihan bagi SDM di rumah sakit agar
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada pasien dan keluarga
3.3.1 Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit,
setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar
Akreditasi ( PMK No.12 Tahun 2020 ttg Akreditasi ). Lembaga yang berwenang
untuk melakukan akreditasi adalah Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS )
yang mana KARS akan mengutus surveyor. Standard akreditasi yang digunakan
adalah SNARS edisi 1.1.(8)
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
kemudian pada pasal 40 ayat 1 disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun
sekali. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas dirumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanannya. (2)
Nama-nama Pokja pada Versi SNARS edisi 1.1 tahun 2020, memang
tidak banyak yang berubah.Namun ada beberapa diantaranya yang mengalami
penggabungan dan penyempurnaan dari Akreditasi KARS versi 2012. Dengan
adanya penggabungan tersebut, diakuinya akan semakin banyak elemen penilaian
yang akan dilihat oleh tim surveior. SNARS edisi 1.1 tahun 2020 juga memiliki
16 Bab untuk Rumah Sakit pendidikan dan 15 Bab untuk Rumah Sakit non
pendidikan. Adapun nama-nama Pokja akreditasi versi SNARS edisi 1.1, yakni;
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK), Asesmen Pasien (AP),
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP), Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB), Hak
Pasien dan Keluarga (HPK), Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Manajemen Informasi dan Rekam
Medis (MIRM), Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Pelayanan Kefarmasian dan
Pelayanan Obat (PKPO), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP),
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK),
Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS), Program Nasional (PROGNAS).(9)
e. Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan
atau respon terhadap risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa
yang dihadapi. Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :
1. Menghindari risiko (avoidance)
2. Mengurangi risiko (reduction)
3. Memindahkan risiko (sharing)
4. Menerima risiko (acceptance)
f. Aktivitas Pengendalian
4.1. Hasil
4.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bagian Bidang Sumber Daya Manusia merupakan bidang yang dibawahi
oleh Sub Bagian Sekretariat dan Umum kemudian bagian Umum dan Keuangan.
Setiap tahun jajaran Direksi RSU. Mitra Medika harus membuat perencanaan
program kerja bagian kepegawaian dan pengembangan SDM yang jelas dan
dilaporkan setiap bulannya terkait program dan kegiatan yang sudah dijalankan
serta untuk memantau apa kendala serta tindak lanjut permasalahan yang ditemui.
Penilaian kinerja dan evaluasi staf dilakukan setiap bulannya yang dinilai
oleh kepala unit masing-masing yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
pelayanan dan bahan perencanaan manajemen ptogram SDM dimasa datang,
apakah staf tersebut akan dilakukan promosi/naik jabatan, demosi/turun jabatan
atau rotasi. Dalam pelaksanaanya rutin dilakukan setiap bulan, tetapi ada juga
dilakukan penilaian kinerja secara keseluruhan dalam waktu setahun sekali,
kecuali staf dalam masa percobaan akan dinilai setelah masa percobaannya
selesai. Dalam kegiatan penilaian kinerja dan evaluasi staf, Bagian SDM
melakukannya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit.
Adapun rincian kegiatan di unit SDM di RSU Mitra Medika Tanjung
Mulia sebagai berikut :
1. Analisa kebutuhan sumber daya manusia
2. Perencanaan kesejahteraan dan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi berdasarkan evaluasi kinerja
3. Perencanaan formasi pegawai, mutasi dan usulan pemberhentian pegawai
4. Menetapkan program retensi pegawai
5. Perencanaan pendidikan dan pelatihan untuk pegawai
6. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
7. Pelaksaan orientasi pegawai baru, tenaga sukarela dan tenaga outsourching
8. Penetapan Indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan SDM
9. Pengumpulan data indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan
SDM
10. Pelaporan indikator mutu bagian kepegawaian dan pengembangan SDM
11. Membuat laporan bulanan
12. Membuat rapat bulanan
13. Merencanakan dan menumbuhkan rasa kebersamaan sesama karyawan
A. Program Kerja Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Rekrutmen merupakan salah satu fungsi MSDM pada aspek pengadaan
tenaga kerja yang khusus mendapatkan calon-calon karyawan untuk
kemudian diseleksi mana yang paling baik dan paling sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan, salah satunya adalah melalui proses
rekrutmen. Kesemuanya ini menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari
departemen SDM. Rekrutmen sebagai usaha mencari dan mempengaruhi
calon tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan, (20).
2. Monitoring dan evaluasi merupakan mengecek, memantau, dan
mengevaluasi jalannya program pengembangan SDM yang sedang
berlangsung dan proses untuk menilai kualitas yang terjadi dengan
menggunakan standar krereria keberhasilan serta proses suatu program dan
dilaksanakan bulanan dan tahunan.
3. Orientasi umum adalah masa pengenalan dan pembelajaran karyawan baru
selama 6 hari sejak pertama sekali dipanggil bekerja dan mendapat materi
terkait unit di rumah sakit.
Orientasi khusus adalah masa pengenalan dan pembelajaran karyawan
baruu selama 3 bulan atau selama masa training terkait kompetensi dan
keahlian sesuai dengan bidang nya masing – masing.
B. Medical Staf By laws
Medical staff bylaws adalah suatu peraturan internal staf medis dan komite
medis di rumah sakit yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau Governing
Body. Medical staff bylaws mengatur pengorganisasian staf medis, komite medis,
peran, tugas dan kewenangan staf medis.
1. Fungsi
a. Mengatur kewenangan dan tanggung jawab pemilik, dreksi, manajer,
profesional serta tenaga kerja lainnya.
b. Mengatur hak dan kewajiban semua pihak yang terinteraksi dengan RS.
c. Mengatur hubungan interaksi semua pihak.
d. Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban RS terhadap
pemerintah serta lembaga penegakan hukum.
e. Mengatur tata-laksana melaksanakan ke kewenangan, kewajiban dan hak.
2. Kegunaan
a. Sebagai pedoman intern rumah sakit.
b. Sebagai pedoman bagi pihak ekstern yang berinteraksi dengan RS
(termasuk pasien).
c. Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas, efesiensi dan mutu bagi
pelaksanaan tugas dan kewajiban rumah sakit.
d. Sebagai syarat bagi kepentingan akreditasi.
e. Sebagai sarana perlindungan hukum bagi semua pihak.
f. Sebagai acuan bagi penyelesaian sengketa atau konflik, baik di dalam
maupun di luar pengadilan. (23)
3.1 Diklat
Pada suatu rumah sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat
kompetensinya karena teknologi dan ilmu pengetahuan tentang pelayanan
kesehatan yang berkembang sangat pesat dari waktu kewaktu. Kompetensi ini
harus dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Peningkatan
kompetensi dapat dilakukan dengan membuat kegiatan pendidikan dan pelatihan
dalam rangka meningkatkan mutu layanan rumah sakit.
Untuk mendukung kegiatan pengembangan kompetensi SDM, terutama
pada organisasi pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah rumah sakit,
diperlukan suatu sistem manajemen pelatihan dan pengembangan karyawan.
Fungsi manajemen yang mengelola pelatihan dan pengembangan karyawan pada
umumnya dibentuk unit PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) atau unit
Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) di suatu rumah sakit. Tujuan dari dilakukan
pendidikan dan pelatihan untuk seluruh staf di dalam Rumah Sakit yaitu untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seluruh staf.
Tugas dan fungsi bagian diklat rumah sakit selain meningkatkan kapasitas
sumber daya manusianya juga harus mampu menjalin kerjasama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Dalam penyelenggaraan diklat
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan di lapangan. Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan sampai
dengan evaluasi program pendidikan dan latihan bagi SDM di rumah sakit agar
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada pasien dan keluarga .
A. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok Unit Diklat adalah merencanakan, menyusun,
mengusulkan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh cakupan kegiatan unit diklat.
Adapun rincian Kegiatan Unit Diklat sebagai berikut:
1. Pendidikan keterampilan baru, teknologi serta prosedur baru
1) Pendidikan keterampilan baru
a. Pelatihan HIV dan AIDS
b. Orientasi Umum
c. Pelatihan PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antimikroba)
2. Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasien
1) Mengurangi Risiko Infeksi
a. Pelatihan Hand Hygiene
b. Pelatihan PPI Dasar
2) Pelatihan pemberian obat/infus/cairan dengan menggunakan peralatan
a. Pelatihan Infus Pump dan Sryring Pump
b. Pelatihan Pemasangan Infus
3) Mengurangi kesalahan terjadinya insiden
a. Pelatihan Pemberian Obat High Alert
b. Pelatihan Pemasangan Pnfus pada Bayi
4) Meningkatkan penanganan gawat darurat
a. Pelatihan Resusitasi Neonatus
b. Pelatihan BTCLS
c. Pelatihan BHL
d. Pelatihan BHD
e. Pelatihan ICU Dasar
5) Pelatihan Alat – alat Medis
6) Pelatihan Pengoperasian Alat alat Medis di IPI
7) Mempertahankan mutu Pelayanan dan keselamatan pasien
a. Pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Pelatihan Quality Control
c. Pelatihan PAGT
d. Pelatihan Budaya Keselamatan
e. Pelatihan Hygiene dan Sanitasi
f. Pelatihan Sedasi
g. Pelatihan Asisten Bedah
h. Pelatihan New Bobat Concept
i. Pelatihan Ct-Scan Vertebrae
j. Pelatihan Food Service
k. Pelatihan Midwiferi Update
l. Pelatihan Analisa Beban Kerja
m. Workshop KKS
n. Pelatihan Fisioterapi Untuk Kasus Tumbang (Tumbuh Kembang)
Anak
o. Pelatihan Penggunaan Spiil Kit
8) Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit
a. Pelatihan Pengelolaan Hydrant
b. Pelatihan Pengelolaan Genset
c. Pelatihan Pemeliharaan Lift
9) Pelatiahan Terkait Akreditasi
a. Pelatihan Code Blue
b. Pelatihan Pengelolaan B3
c. Pelatihan EWS
d. Pelatihan BDRS
e. Pelatihan Manajemen Nyeri
f. Pelatihan Komunikasi Efektif
g. Pelatihan Hak Pasien dan Keluarga
h. Pelatihan Keselamatan dan Keamanan
i. Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
j. Pelatihan Penanggulangan Bencana
k. Pelatihan PMKP
l. Pelatihan Sistem Utilitas
m. Pelatihan Transfer Pasien
n. Pelatihan Triage
o. Pelatihan dispensing sediaan steril farmasi
p. Pelatihan K3 Laboraturium
q. Pelatihan B3 Laboraturium
r. Pelatihan K3 Radiologi
s. Pelatihan Risiko Tinggi
t. Pelatihan pengelolaan PKRS
u. Pelatihan islamic service excellent
v. Pelatihan tahsin
w. Pelatihan fiqih thoharoh dan shalat
x. Pelatihan fiqih ibu hamil, melahirkan dan menyusui
y. Pelatihan Spiritual care at the end of life
B. Program Kerja Diklat
Adapun program kerja diklat antara lain:
1. Diklat dilaksanakan sesuai program RSU Mitra Medika
2. Setiap unit kerja/instalasi menyerahkan laporan program kerja tahunan
kepada kepala diklat untuk di olah dan dipertimbangkan
3. Ka. Diklat membuat rekapan program yang telah di serahkan dari
masing-masing unit
4. Ka. Diklat menyerahkan hasil rekapan program kerja tahunan pada
Direktur yang kemudian akan di lanjutkan pada Ketua Yayasan untuk
disetujui
5. Program kerja yang telah di setujui dan dana mendukung akan
diserahkan pada Ka. Diklat untuk di tindak lanjuti oleh Ka. Diklat.
6. Ka. Diklat akan memilih unit kerja untuk melaksanakan kegiatan dan
pembuatan laporan
7. Ka. Diklat tetap bertanggung jawab dalam terlaksananya kegiatan
8. Unit Kerja/Instalasi yang telah di tunjuk oleh Ka. Diklat membuat
laporan dalam bentuk proposal yang bertujuan untuk pengajuan dana ke
Ka. Sub. Bag Keuangan kemudian akan di serahkan pada Ka. Diklat
9. Unit Kerja/Instalasi mengatur penyelenggaraan/ikut serta dalam
berlangsungnya kegiatan diklat
10. Unit kerja/Instalsi membuat laporan penggunaan dana dalam bentuk
laporan pertanggung jawaban kepada Ka. Sub. Bag keuangan dan
tembusan ke bagian diklat
11. Unit Kerja membuat daftar nama peserta yang hadir, yang diserahkan
pada Ka. Diklat untuk pembuatan sertifikat.
4.1.4 Keuangan
Manajemen Keuangan Rumah Sakit ialah bagaimana merencanakan dan
memperoleh biaya atau dana, kemudian mempergunakannya dengan efisien,
dengan tujuan untuk mencegah meningkatnya pembiayaan dan mencegah
kebocoran yang tidak berguna. Secara operasional manajemen keuangan di
Rumah Sakit harus dapat menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk
membantu pimpinan Rumah Sakit dalam merencanakan, mengendalikan dan
mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan dapat
dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar. Laporan
keuangan ditujukan agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
Hal ini menunjukkan adanya tuntutan kualitas informasi tertentu yang
bersifat dapat dipahami, relevan yaitu bermanfaat bagi peramalan dan penegasan
keputusan serta evaluasi masa lalu, Handal (reliable) yaitu penyajian jujur,
substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat dan lengkap,
berdaya banding (comparability). Oleh karena itu kebijakan akuntansi yang dianut
harus konsisten, namun bila ada alternatif lain yang lebih relevan dan andal
konsistensi ini tidak perlu dipertahankan. Hanya perubahan tersebut perlu
diberitahukan kepada pembaca laporan keuangan. Kendala terhadap terpenuhinya
kualitas umum dari informasi di atas antara lain Ketepatan waktu, Laporan yang
tertunda dapat menghasilkan informasi yang kurang relevan. Sebaliknya untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu sering kali mengurangi keandalan
informasi .
RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan memiliki Kas besar dan Kas
kecil, dimana kas besar dikelola langsung oleh pemilik sedangkan kas kesil
dikelola oleh kepala bagian keuangan RSU Mitra Medika Tanjung Mulia yang
digunakan untuk operasional sehari-hari dengan jumlah kecil salah satu contohnya
yaitu uang untuk mengisi Bahan Bakar Minyak Ambulance dan pengeluaran kecil
lainnya.
3. Modul Farmasi.
5. Paket Operasi.
6. CaseBook.
7. Modul Kasir
4.2 Pembahasan
4.2.1 Akreditasi
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses evaluasi dan penilaian mutu
suatu institusi yang dilakukan oleh lembaga yang berkompeten dan juga
pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit karena
telah memenuhi standar yang ditetapkan.Adapun tujuan akreditasi rumah sakit
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan
yang bermutu.
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
kemudian pada pasal 40 ayat 1 disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun
sekali. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas dirumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanannya.
Nama-nama Pokja pada Versi SNARS edisi 1.1 tahun 2020, memang tidak
banyak yang berubah.Namun ada beberapa diantaranya yang mengalami
penggabungan dan penyempurnaan dari Akreditasi KARS versi 2012. Dengan
adanya penggabungan tersebut, diakuinya akan semakin banyak elemen penilaian
yang akan dilihat oleh tim surveior. SNARS edisi 1.1 tahun 2020 juga memiliki
16 Bab untuk Rumah Sakit pendidikan dan 15 Bab untuk Rumah Sakit non
pendidikan. Adapun nama-nama Pokja akreditasi versi SNARS edisi I, yakni;
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK), Asesmen Pasien (AP),
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP), Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB), Hak
Pasien dan Keluarga (HPK), Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Manajemen Informasi dan Rekam
Medis (MIRM), Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Pelayanan Kefarmasian dan
Pelayanan Obat (PKPO), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP),
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK),
Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS), Program Nasional (PROGNAS).
Di dalam SNARS edisi 1.1 tahun 2020 pokja juga dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
1. Pokja Manajemen
1. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
2. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
3. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
4. Pelayanan Kefarmasian dan Pelayanan Obat (PKPO)
5. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Pokja Medis
1. Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Assesmen Pasien (AP)
3. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
4. Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB)
5. Prognas (GERIATRI, TB-Dots, PPRA)
3. Pokja Keperawatan
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Tujuan Akreditasi adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit
3. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, SDM Rumah
Sakit, dan Rumah Sakit sebagai institusi
4. Mendukung program pemerintah dibidang kesehatan.
A. Prosedur Kegiatan Akreditasi
Kegiatan program pokja akreditasi meliputi:
1. Mengadakan rapat setiap bulan dengan pokja-pokja yang lain
2. Merencanakan Standar Pelayanan Operasional yang berjalan dirumah sakit
setiap bulan pada unit pokja
3. Menganalisis Standar PelayananOperasional berjalan atau tidaknya
dirumah sakit setiap bulan pada unit pokja
4. Melakukan evaluasi dokumen–dokumentiap pokja untuk dilakukan
pendokumentasian.
B. Rincian Kegiatan Akreditasi
Strategi persiapan sebelum melakukan akreditasi :
a. Rumah sakit menyiapkan SDM / Tim Pokja
b. Mensosialisasikan dokumen ke setiap ruangan / instalasi
c. Melakukan penyusunan berkas
d. Melakukan pengumpulan data
1. Proses Pra akreditasi :
a. Mengajukan surat permohonan (3 bulan) sebelum tanggal yang kita
ajukan
b. Dilakukan evaluasi permohonan olek pihak (KARS)
c. Kemudian mendapat jawaban dan juga jadwal yang sudah ditentukan
d. Rumah Sakit berkomunikasi dengan surveior perlengkapan apa saja
yang harus disediakan saat akan melakukan akreditasi
e. Rumah Sakit memberikan hak akses SISMADAK untuk surveyor
2. Proses Akreditasi :
a. Pelaksanaan dilakukan selama 3 hari
b. Surveior terdiri dari 3 orang sesuai dengan keahlian di bidangnya
masing-masing
c. Surveior melakukanwawancara, pengamatan, dan peninjauanlangsung
ke lapangan
3. Pasca Akreditasi :
Rumah Sakit melakukan perbaikan terhadap dokumen dan hasil tinjauan
dilapangan yang telah dikoreksi oleh surveior.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran dari 8 unit manajemen yaitu:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia, agar lebih memenuhi kebutuhan
karyawan setiap unit pelayanan terlebih pelayanan medis agar pelayanan
dapat jauh lebih baik lagi.
2. Diklat, Peningkatan kinerja juga perlu agar pelatihan yang dibuat dapat
terlaksana dengan baik sehingga tidak menghambat rencana pelatihan di tahun
berikutnya
3. Akreditasi, Kerjasama antara harus tetap dan terus dijaga agar tidak terjadi
hambatan dalam proses pekerjaan.
4. Keuangan, sudah berjalan dengan baik namun sebaiknya petugas diadakan
pelatihan lagi agar pelayanan jauh lebih baik lagi
5. Sistem Informasi Rumah Sakit, masing-masing unit sebaiknya melaporkan
data dengan lengkap agar dokter maupun petugas yang membaca jauh lebih
memahaminya.
6. Manajemen Pelayanan Kesehatan, kinerja karyawan sudah baik namun
sebaiknya dilakukan pelatihan agar kinerja pelayanan dapat lebih maksimal
7. Logistik, staff sudah melakukan tugasnya dengan baik, namun lebih
ditingkatkan lagi agar kinerja tercapai jauh lebiih baik.
8. Bagian Pemasaran dan Tata kelola yang ada di RSU Mitra Medika Tanjung
Mulia sudah cukup baik, akan tetapi lebih baik lagi jika bagian pemasaran
tidak hanya berkonsentrasi pada produk, tempat, promosi, dan harga,
melainkan juga harus melibatkan proses dan person. Sehingga secara terus
menerus mengetahui apa yang di pikirkan dan diharapkan oleh para
konsumennya dan menganggap berharga seluruh masukkan untuk
mengembangkan produk baik melakukan spesialisasi dan berinovasi terhadap
produk dan target pemasaran yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
9. Sakit KAR. Standar nasional akreditasi rumah sakit edisi 1. Jakarta: Komisi
Akreditasi Rumah Sakit. 2017;217–25.
13. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun
2013 tentang sistem informasi manajemen Rumah Sakit, no. 87. Jakarta Sekr
Negara. 2014;
16. Royan FM. Kiat Sukses Merancang dan Mengaplikasikan: Marketing Plan. Elex
Media Komputindo; 2013.
17. Fatimah FND. Teknik Analisis SWOT. Anak Hebat Indonesia; 2016.
18. Rangkuti F. Creating effective marketing plan. Gramedia Pustaka Utama; 2002.
19. Depkes RI. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta Dep Kesehat RI.
2008;18.
21. Muhadi M. Implementasi PMK No. 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karier
Profesional Perawat Rumah Sakit Islam Surabaya. J Kebijak Kesehat Indones
JKKI. 10(1):17–22.
23. Setiawan LRD, Asmara MG, SH M, Purnomo CE, SH MH. Hospital Bylaws:
Implikasi Penerapannya. J Ilm Huk DE’JURE Kaji Ilm Huk. 2019;4(1):84–109.
LAMPIRAN II
Unit Akreditasi
Unit Keuangan
Unit SIRS
Unit Logistik