Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INSTANSI

LABORATORIUM RSU MAL (MITRA ANUGRAH


LESTARI)

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Laporan Akhir
Praktek Kerja Lapangan

Disusun Oleh :

Sigid Haryo Yudantoro KHGE 19031


Amalia Sastrini Firdaus KHGE 19041
Elsa Zalfa Agustin KHGE 19051
Manzilah Ziyan KHGE 19059
M. Aldifa KHGE 19060

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Instalasi
Laboratorium RSU MITRA ANUGRAH LESTARI
(MAL)dibuat sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan Praktek
Kerja Lapangan
Periode : 02 Febuary – 28 Maret 2022

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Wenny Eliza. S. Si Astari Nurinsani, S.Tr.Ak

Mengetahui,

Kaprodi DIII Analis Kesehatan Kepala Laboratorium RSU MAL

M. Hadi Sulhan, S.Si., M.Sc dr. Florencia Idajanti Tandhana Sp.Pk


NIK 043298.0315.131
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Instalasi
Laboratorium RSU MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
dibuat sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan Praktek Kerja
Lapangan
Periode : 02 Febuary – 28 Maret 2022

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Wenny Eliza Astari Nurisani, S.Tr.Ak

Mengetahui,

Kaprodi DIII Analis Kesehatan Kepala Laboratorium RSU MAL

M. Hadi Sulhan, S.Si., M.Sc dr. Florencia Idajanti Tandhana Sp.Pk


NIK 043298.0315.131
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Menyusun laporan
ini.

Kegiatan PKL ini dilakukan dalam rangka memenuhi tujuan


dilaksanakannya PKL 2 ini untuk mempersiapkan calon lulusan yang siap bekerja.
Dalam penyusunan laporan PKL ini, kami banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat dukungan, bantuan, bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Untuk itu
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hadiyat, MA Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada Insani


Garut
2. Bapak H.D. Saepudin, S.Sos.,M.Si Selaku Pengurus Yayasan Dharma
Husada Insani Garut.
3. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep.,M.Kes selaku Ketua STIKes Karsa
Husada Garut.
4. Bapak M. Hadi Sulhan, S.Si.,M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII
Analis Kesehatan STIKes Karsa Husada Garut.
5. Ibu Astari Nurisani, S.Tr.Ak selaku Pembimbing Institusi PKL,
Puskesmas BL.Limbangan Garut.
6. Ibu dr. Florencia Idajanti Tandhana Sp.Pk Selaku ketua Laboratorium RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
7. Ibu Wenny Eliza.S. Si selaku Koordinator Laboratorium RSU MITRA
ANUGRAH LESTARI (MAL)
8. Ibu Nadiya Rizka, Amd. Ak selaku Pembimbing Lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
9. Ibu Fridayanti Resta, Amd. Ak selaku Pembimbing Lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)

i
ii

10. Ibu Dilla Mutia, Amd. Ak selaku Pembimbing Lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
11. Ibu Merry Ulva, Amd. Ak selaku pembimbing Lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
12. Bapak Yudiansyah, Amd. Ak selaku pembimbing lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
13. Bapak Yudi Wijaya, Amd. Ak selaku pembimbing lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
14. Ibu Ayu Mutiara, Amd. Ak selaku pembimbing lapangan PKL RSU
MITRA ANUGRAH LESTARI (MAL)
15. Ibu Annisa, Amd. Ak selaku pembimbing lapangan PKL RSU MITRA
ANUGRAH LESTARI (MAL)
16. Anggota kelompok serta rekan – rekan seperjuangan Praktek Kerja
Lapangan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
serta bermanfaat guna perbaikan pada penyusunan laporan PKL ini.

Akhir kata kami menyampaikan permohonan maaf dari segala kekurangan


dalam penyusunan laporan ini, semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penyusun dan umumnya untuk para pembaca.

Garut, 10 Febuary 2022

penyusun
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

v
DATA LAMPIRAN

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan merupakan salah satu


Pendidikan tinggi Analis yang mempunyai tujuan menghasilkan tenaga Analis
yang profesional pemula dengan sebutan Ahli Madya Analis Kesehatan.
Untuk melaksanakan proses Pendidikan sangat diperlukan kurikulum
Pendidikan sebagai pedoman dan arah dalam interkasi mahasiswa dengan
seluruh sumber – sumber belajar sehingga dapat dicapai kualitas lulusan yang
handal.
Lulusan Ahli Madya Analis Kesehatan harus memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan dalam bidang Analis Kesehatan yang diperoleh melalui
penerapan kurikulum Pendidikan. Kurikulum Pendidikan ini dirancang dengan
berbagai pengalaman belajar yang meliputi pengalaman belajar teori (T),
pengalaman belajar diskusi (D), pengalaman belajar praktek (P), pengalaman
belajar klinik (K) dan pengalaman belajar lapangan (L).
Pengalaman belajar lapangan diperlukan oleh mahasiswa untuk
meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah yang diberikan di kampus.
Belajar lapangan dimasukkan ke dalam struktur program dalam bentuk mata
kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL). PKL pada semester VI selama 2 bulan
di RSU MAL dengan jumlah Mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan sesuai daya tamping laboratorium yang bersangkutan.

1.2 Tujuan PKL

1) Mengimplementasikan praktikum pemeriksaan klinik dan kimia yang telah


didapatkan saat proses perkuliahan dalam dunia kerja.
2) Menambah keterampilan mahasiswa dalam pemeriksaan yang biasa diuji
ditempat kerja.
3) Mengetahui sistem pengelolaan laboratorium medis di tempat kerja.

1
2

1.3 Manfaat PKL

1) Bagi Instansi Pendidikan

Dapat mempererat Kerjasama dengan pihak instansi Pendidikan dan


sebagai lahan evaluasi kualitas mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah dipelajari.

2) Bagi Instansi Tempat PKL

Dapat mempererat Kerjasama dengan instansi Pendidikan dan membantu


pekerjaan Analis di laboratorium yang bersangkutan.

3) Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui pengelolaan laboratorium medis dan berbagai


pemeriksaan yang dilakukan dalam dunia kerja.
4

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Singkat Rumah Sakit

2.1.1 Profil singkat Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Mitra Anugerah Lestari adalah rumah sakit yang berawal
dari sebuah poliklinik kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Umum yang
dilengkapi dengan tenaga medis profesional dan telah terakreditasi penuh tingkat
dasar.

Rumah Sakit Umum Mitra Anugerah Lestari terletak di Jl. Cibaligo, kelurahan
Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Provinsi Jawa Barat.

2.1.2 Gambaran Umum Rumah sakit

2.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Umum Rumah Sakit


5

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi


2.1.5 Visi ,Misi dan Tujuan

a. Visi
Menyelenggarakan pelayanan Kesehatan yang bermutu untuk
meningkatkan derjat Kesehatan masyarakat umum
b. Misi
1. Kami berjuang untuk memberikan pelayanan Kesehatan secara paripurna
demi keselamatan jiwa dan raga masyarakat umum
2. Kami memberikan pelayanan Kesehatan tanpa membeda-bedakan suku
agama ras dan golongan
3. Pelayanan Kesehatan yang baik dengan biaya yang terjangkau oleh pasien
serta tidak hanya mencari keuntungan semata

c. Tujuan Umum
1. Menciptakan pelayanan laboratorium yang berkualitas dengan
menerapkan praktik laboratorium yang baik (good laboratory
practice)
2. Memenuhi standar akreditasi Rumah Sakit khususnya dalam hal
pelayanan laboratorium
d. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kualitas pemeriksaan laboratorium di Rumah
Sakit Mitra Anugerah Lestari agar dapat menunjang upaya
peningkatan kualitas pelayanan medik
b. Memastikan semua karyawan laboratorium mengetahui
praktek laboratorium yang baik (good laboratory practice),
sehingga dapat terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
i. Sarana dan Prasarana

Fasilitas pelayanan di lahan PKL :


1. Pendaftaran umum
2. Kasir
3. Laboratorium
4. Farmasi
5. Ruang BTA
6. Ruang menyusui
7. Ruang bermain anak
8. Poli KIA/USG
9. Poli gigi
10. Poli rehabilitasi medis
11. Poli anak
12. Poli penyakit dalam
13. Radiologi
6
14. Securicor
15. Poli paru
16. CCTV
17. Poli mata
18. Poli syaraf
19. Poli jantung
20. Poli THT
21. Poli orthopedi
22. Rekam medis
23. Poli Tindakan
24. Toilet karyawan
25. Toilet umum
26. Ruang melahirkan
27. Ruang CSSD
28. Ruang operasi kantor
29. Ruang operasi resusitasi
30. VK
31. ICU/NICU/PICU
32. Mushola
33. Ruang rawat inap Flamboyan
34. Ruang rawat inap Melati
35. Ruang rawat inap Nusa Indah
36. Ruang rawat inap Perinatologi
37. Instalasi gizi

Fasilitas pelayanan di Laboratorium


 Fasilitas
- Alat hematology analyzer
- Spektrofotometer
- Gen Xpert
- Sentrifugasi
- Mesin rotator
- Rapid imunologi (HIV, Sifilis,TPHA),dll.
 Pelayanan
- Hematologi

Meliputi TH1 (hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit), TH1 lengkap


(hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, hitung jenis leukosit, laju endap
darah), waktu pendarahan, waktu pembekuan, gambaran darah tepi, dan apus
malaria.
- Imunoserologi

Meliputi HIV, Sifilis, TPHA, Golongan darah ABO-Rhesus, Widal, HbsAg, Antigen
7
covid,
- Urinalisa

Meliputi Urine rutin, PP test, Protein urine.


- Parasitologi

Meliputi faeces rutin


- Mikrobiologi

Meliputi pewarnaan BTA.


- Biologi molekuler

Meliputi Tes cepat molekuler (TCM).


- Kimia darah

Meliputi SGOT,SGPT, Urea-N, Kreatinin, Asam urat, Glukosa, Bilirubin total,


Bilirubin direct, Bilirubin indirect, kolesterol total,trigliserida, glukosa puasa, glukosa
sewaktu, glukosa 2 jam PP, elektrolit (natrium,kalium, kalsium, clorida,
magnesium, dll).

b. Profil singkat laboratorium rumah sakit

2.2.1 gambaran umum

2.2.2 struktur unit pelayanan

2.2.3 Tugas pokok dan fungsi pelayanan fungsional laboratorium

a. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas


Penanggung jawab laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul
dalam pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatan laboratorium
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

b. Tenaga Teknis
Tenaga teknis laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan
dan standar prosedur operasional.
2. Melaksanakan kegiatan laboratorium
8
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium
atau tenaga kesehatan lain
6. Menyiapkan bahan rujuk spesimen

2.2.4 Visi dan misi

2.2.5 Sarana dan prasarana laboratorium

No Jenis Barang / Satuan Bahan Jumlah Keadaan Barang Ket


Peralatan Barang
Ada Tidak Ada
1. Alat tes cepat Buah 1
molekuler
2. Blood cell counter - -
3. Fotometer Buah 1
4. Hematology analyzer Buah 2
(HA)
5. Hemositometer set / - -
alat hitung manual
6. Lemari es / kulkas Buah 2
(penyimpanan reagent
dan obat)
7. Mikroskop binokuler Buah 2
Pembendung / Buah 3
8. tourniquet
9. Pipet mikro 5-50, 100- Buah 9
200,500-1000 ul
10. Rotator plate Buah 1
11. Sentrifuge listrik Buah 1
12. Sentrifuge Buah - -
mikrohematokrit
13. Tabung sentrifuse Buah
tanpa skala
14. Tally counter Buah
15. Westergren set Buah 2
(tabung laju endap
darah)
16. Urine analyzer Buah
17. Batang pengaduk Buah 5
18. Beaker glass Buah 6
19. Botol pencuci Buah 2
20. Corong kaca (5cm) Buah 1
21. Erlenmeyer glass Buah 2
22. Gelas pengukur (100ml) Buah 1
23. Gelas pengukur Buah 1
(500ml)
24. Pipet berskala (volt Buah 3
1cc)
25. Pipet berskala (volt Buah 3
10cc)
26. Rak pengering (untuk Buah 2
9
kertas saring SHK)
27. Tabung reaksi (12ml) Buah >100
28. Tabung reaksi dengan Buah >100
tutup karet gabus
29. Thermometer 0-50 Buah 1
derajat celcius
30. Wadah aquades Buah 1
31. Pot Urine Buah >50
32 Printer Buah 2
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Laboratorium

2.2.6 Mekanisme pelayanan laboratorium

1) Alur pelayanan lab dari pasien UGD

Formulir
Petugas lab Sampling Pemeriksaan
permintaan
masuk pasien sampel
pemeriksaan dari
ruang UGD
dokter/perawat

Jika umum, Menyerahkan


menyerahkan nota hasil ke
ke keluarga pasien dokter/perawat

2) Alur pelayanan lab dari pasien Poli

Formulir
Pasien ke permintaan Kasir Sampling
lab pemeriksaan (Umum) pasien

Menyerahkan Pemeriksaan
hasil ke pasien sampel

3) Alur pelayanan lab umum


BAB III
HASIL KEGIATAN PKL

3.1 Waktu dan Tempat PKL

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk program D3 Analis


Kesehatan pada tahun 2022 yang di laksanakan dari tanggal 2 February 2022
sampai dengan 28 Maret 2022 sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Mitra
Anugerah Lestari yang beralamatkan di Jl. Cibaligo No. 76, Cimindi, Cigugur
Tengah, Cimahi Tengah, Cigugur Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
Jawa Barat 40522.

3.2 Ketercapaian Target Kompetensi Pelaksanaan Kegiatan PKL

No Nama Pemeriksaan Jumlah Target Hasil


1 Flebotomi 1. Sampling 10 Tercapai
2 Hematologi 1. Darah Rutin Tercapai
2. LED
3. Hb 10

3 Kimia Klinik
1. Glukosa POCT
2. Kolesterol
total
3. Kolesterol
HDL
4. Trigliserida
5. Ureum
6. Kreatinin Tercapai
7. Asam urat
8. SGOT 10
9. SGPT
10. Bilirubin total
11. Bilirubin direk
12. Urin lengkap
13. Protein urin

17
4 Imunoserologi 1. Widal
2. Golongan
darah 10 Tercapai
3. Anti HIV
4. Anti Sifilis
5. Tes kehamilan
6. IgG/IgM Thypoid
7. HbsAg
5 Bakteriologi 1. BTA 10 Tercapai
2. TCM
Tabel 3.2 Ketercapaian Target Kompetisi Pelaksanaan Kegiatan PKL
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Teknik Pemeriksaan (pre, analitik, pasca analitik)

4.2.1 Bidang Hematologi

1) Pemeriksaan Darah Rutin (Hb, Ht, L, Tr)


a. Metode Pemeriksaan : Hematology Analyzer (Sysmex)
a. Prinsip : Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flowcytometer
a) Impedansi listrik
b) Light scattering

Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan


memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa
sekaligus beberapa parameter Hb, Leukosit, Trombosit, Eritrosit,
MCH, MCHC, MCV, dan Hitung Jenis Leukosit.

Pra analitik :

1. Persiapan pasien

2. Persiapan sampel darah

vena Alat bahan :

a. Tabung EDTA
b. Spuit
c. Kapas Alkohol
d. Plester
e. Torniquiet

Analitik

1. Siapkan alat dan bahan


Pasca analitik :

Interpretasi Hasil

1. Leukosit : 10.000/mm3
2. Eritrosit : perempuan = 4,0 – 5,2 jt/mm3
Laki – laki = 4,5 – 5,9 juta/mm3
3. Trombosit : 150.000 – 450.000/mm3
4. Hematokrit : perempuan = 36 – 46 %
Laki – laki = 41 – 53 %
5. Hb : perempuan = 12 – 16 g/dL
Laki – laki = 14 – 18 g/Dl

2) LED (Laju Endap Darah)


a. Metode Pemeriksaan : Westergreen
Pra Analitik :
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel darah Vena
3. Alat & Bahan :
a) Tabung
b) Spuit
c) Swab Alcohol
d) Plester
e) Natrium Sitrat 3,
f) Darah

Analitik :

1. Siapkan alat & bahan

2. Tambahkan darah pada tabung westergreen yang


berisi Natrium Sirat 3,8% sampai tanda batas
3. Homogenisasikan sampel sebelum diperiksa
4. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen
sampai tanda/skala 0
5. Letakkan tabung dengan posisi tegak pada rak
tabung
6. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm
(milimiter) menurunnya eritrosit
7. Kemudian setelah pembacaan pada jam ke-1 ,
biarkan Kembali selama 1 jam dan catatlah berapa
mm (milimeter) menurunnya eritrosit.

Pasca Analitik :

Nilai Normal :

1. Perempuan : <20 mm/jam


2. Laki-laki : <15 mm/jam
3) SADT
Metode : Mikroskopis
Prinsip : meneteskan darah pada salah satu ujung objek glass dipaparkan
membentuk apusan darah dengan deck glass dan melakukan pengecatan
menggunakan pewarnaan giemsa, wright, ataupun pewarnaan lainnya
kemudian dilakukan identifikasi pada mikroskop
Pra Analitik :
Alat dan Bahan
1. Darah EDTA
2. Objek glass
3. Giemsa
4. Methanol
5. mikroskop
Analitik :
1. Teteskan 1 tetes darah (10 uL) pada gelas objek
2. Buat apusan antara A gelas objek dan B gelas objek penghapus
membentuk sudut 30-45’
3. Biarkan kering, kemudian fiksasi dengan methanol selama 3-5
menit.
4. Sisa methanol dibuang sediaan diwarnai dengan giemsa selama 20-
30’
5. Selanjutnya sediaan dicuci dibawah air mengalir kemudian
keringkan.
6. Lakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit dan morfologi apus
darah tepi dengan mikroskop pembesaran 10x, 40x, dan 100x.
Pasca Analitik :
Interpretasi hasil , dilihat apakah ada morfologi nya lalu dihitung ada berapa
perlapang pandang :
1. Eosinofil : 2-4
2. Basophil : 0-1
3. Netrofil batang : 3-5
4. Netrofil segmen : 50-70
5. Monosit : 2-8
6. Limposit : 25-40

4.2.2 Bidang Kimia Klinik

1) Pemeriksaan Glukosa
a. Metode : Glucose GOD-PAP
b. Prinsip : glukosa dalam serum akan dioksidasi dengan
adanya enzim glukosa oksidase membentuk suatu asam
glukuronat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk
direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi
benzoic. Dengan adanya peroksida membentuk senyawa
kompleks yang berwarna merah yang terbentuk sebanding
dengan kadar glukosa dalam sampel yang diukur
absorbansinya pada Panjang gelombang maksimum dengan
fotometer.

Pra analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alcohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen glukosa
j. Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm
4. Masukan pada tabung reagen Glukosa sebanyak 1000 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 10 mikron
6. Inkubasi selama 10 menit
7. Lakukan pembacaam hasil Glukosa dalam satuan mg/Dl.
Pasca Analitik :

Nilai normal :

Glukosa puasa : 70 – 110 mg/Dl

Glukosa 2 jam : 120 mg/dL

Glukosa sewaktu : 70 – 150 mg/dL

2) Glukosa POCT
a. Metode : Test Stick
b. Prinsip : pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan pada
alat, Ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator akan
mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari electron yang terbentuk
dalam alat strip setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah.

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat Dan Bahan :
a) Lancet
b) Accu Check Soft Click
c) Alkohol Swab
d) Stick/strip
e) alat glukosa POCT

Analitik :

1. Pasang lancet pada alat Accu Check soft click. Atur sesuai kedalaman
yang diinginkan.
2. Usap jari tengah menggunakan alcohol swab dan tunggu hingga kering
3. Pasang stick, ambil satu stick dari tabung kemudian dipasang ke slot
tempat strip. Nyalakan alatnya menjadi on.
4. Check nomor kode kalibrasi. Bandingkan no.kode kalibrasi yang
muncul di layer dengan yang tertera di wadah stick harus sama. Yang
tertera di wadah stick 222 sama dengan nomor yang muncul dilayar.
5. Ambil sampling darah dengan menggunakan pena soft click. Lokasi
pengambilan sampling darah di samping jari karena sedikit jala ujung
saraf penyebab saraf.
6. Masukkan darah ke dalam bantalan strip sampai terisi penuh.
7. Tunggu proses pemeriksaan lalu hasilnya akan tertera di layar.
8. Baca hasil pemeriksaan.

Pasca Analitik

Nilai Normal <120 mg/dl


3) Pemeriksaan Cholesterol
a. Metode : CHOD PAP
b. Prinsip : kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan
oksidasi. Indicator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida
dan 4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroksidase.
Pra Analitik :
1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alkohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen Cholesterol
j. Serum
Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm
4. Masukan pada tabung reagen Cholesterol sebanyak 1000 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 10 mikron
6. Inkubasi selama 10 menit
7. Lakukan pembacaam hasil Cholesterol dalam satuan mg/Dl

Pasca Analitik :

Nilai normal : <200 mg/dL

4) Pemeriksaan Asam Urat


a. Metode : Enzimatik – trindet (PAP-Enzimatik Kolorimetrik)
b. Prinsip : Asam urat dioksidasi oleh uratase menjadi alantoin dan
hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dengan adanya peroksidase
bereaksi dengan 4-amino antifirin dan DHBS, mengandung
antimirilauinomine kromogen. Intensitas warna yang dihasilkan
berbanding lurus dengan konsentrasi asam urat dalam sampel.
Pra Analitik :
1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alcohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen Uric Acid
j. Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Centrifuge pada kecepatan 4000rpm
4. Masukan pada tabung reagen Asam urat sebanyak 1000 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 20 mikron
6. Inkubasi selama 15 menit
7. Lakukan pembacaam hasil Uric acid dalam satuan

mg/Dl Pasca Analitik :

Nilai normal :

Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl

Perempuan : 2,4 –5,7 mg/dl

5) Ureum
a. Metode : Urease/Two Point
b. Prinsip : Urea dalam sampel dengan bantuan enzim urease akan
menghasilkan ammonia dan karbon dioksida, dalam suasana alkali
akan bereaksi dengan hipoklorit dan salisilat yang menghasilkan warna
kompleks.

Pra analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alcohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen ureum
j. Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm
4. Masukan pada tabung reagen ureum 1000 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 10 mikron
6. Inkubasi selama 30-40 detik
7. Lakukan pembacaan hasil Ureum dalam satuan mg/Dl

Pasca Analitik :

Nilai normal :

8 – 18 mg/dl

6) Kreatinin
a. Metode : Jaffe Reactions (Two points kinetic method)
b. Prinsip : kreatinin direaksikan dengan alkali pikrat
menghasilkan creatinine pikrat membentuk kompleks warna merah,
intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin
dalam sampel.

Pra analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alcohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen kreatinin
j. Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm
4. Masukan pada tabung reagen kreatinin sebanyak 500 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 5 mikron
6. Inkubasi selama 7 menit
7. Lakukan pembacaan hasil Kreatinin dalam satuan mg/Dl

Pasca Analitik :
Nilai normal :

Laki-laki : 0,62 – 1,10 mg/dl


Wanita : 0,45 – 0,75 mg/dl

7) Trigliserida
a. Metode : GOP-PAP
b. Prinsip : Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan
lipases. Indicator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida 4-
aminoantipyrine dan 4-chlorophenol dibawah pengaruh katalisa
peroksidase.
Pra analitik :
1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a. Spuit
b. Alcohol swab
c. Plester
d. Tabung
e. Mikropipet
f. Yellow tip & blue tip
g. Fotometer
h. Centrifuge
i. Reagen Trigliserida
j. Serum

Analitik :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3.Darah di centrifuge pada kecepatan
4000rpm
4.Masukan pada tabung reagen Trigliserida sebanyak 1000
mikron.
5.Lalu tambahkan serum sebanyak 10 mikron
6. Inkubasi selama 10 menit
7. Lakukan pembacaam hasil Trigliserida dalam satuan
mg/Dl Pasca Analitik :

Nilai normal :

160 mg/Dl

8) Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase)


a. Metode : Kinetik – IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
b. Prinsip : Alanine aminotransferase (ALT) mengkatas transminasi
dari L-alanine dan a- kataglutarate membentuk 1-glutamate dan pyruvate,
pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzim
laktatdehidrogenase (LDH) dan nicotonamide adenine dinucleotide
(NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi
hasil penurunan sarapan (absobance) berbanding langsung dengan
aktivitas ALT dan dinukur secara fotometrik dengan panjang gelombang
340nm.

Pra Analitik:

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
a) Spuit
b) Torniquiet
c) Alcohol swab
d) Plester
e) Tabung
f) Mikropipet
g) Yellow tip & blue tip
h) Fotometer
i) Centrifuge
j) Reagen SGPT
k) Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm ±5 menit
4. Masukan pada tabung reagen SGPT sebanyak 1000 mikron
5. Lalu tambahkan serum sebanyak 100 mikron
6. Homogenkan dengan baik
7. Lakukan pembacaan hasil SGPT dalam satuan mg/dl
Pasca Analitik :

Interpretasi hasil

Perempuan: 0-35 mg/dl

Laki-laki : 0-50 mg/dl

1) Pemeriksaaan SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase)


a. Metode: Kinetik – IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
b. Prinsip: Aminotransferase (AST) mengatalisis transminasi dari L
aspartate dan a-kataglutarate membentuk L-glutamate dan
oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh enzyme
malate dehydrogenase (MDH) dan niconamide adenine
dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya
NADH yang teroksidasi,berbanding langsung dengan aktivitas
AST dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang
340nm.

Pra Analitik:

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
a) Spuit
b) Torniquiet
c) Alcohol swab
d) Plester
e) Tabung
f) Mikropipet
g) Yellow tip & blue tip
h) Fotometer
i) Centrifuge
j) Reagen SGOT
k) Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Lakukan pengambilan darah pada Vena

3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm selama ±5 menit

4 .Masukan pada tabung reagen SGOT sebanyak 1000 mikron

5. Lalu tambahkan serum sebanyak 100 mikron

6. Homogenkan dengan baik

7. Lakukan pembacaan hasil SGOT dalam satuan

mg/dl Pasca Analitik :

Interpretasi hasil

Perempuan : 0-35 mg/dl

Laki-laki : 0-50 mg/dl

2) Pemeriksaan Bilirubin direct


a. Metode : Jendrassik dan Grof
b. Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanitic acid
(DSA) untuk membentuk larutan azo merah. Absorbsi dari larutan pada
546 nm sesuai dengan kadar bilirubin dalam sampel. Bilirubin glucoronida
yang larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA sedangkan
bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tak langsung (indirect)
dengan DSA dengan adanya acellerator.

Pra Analitik:

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
3. Spuit
4. Torniquiet
5. Alcohol swab
6. Plester
7. Tabung
8. Mikropipet
9. Yellow tip & blue tip
10. Fotometer
11. Centrifuge
12. Reagen Bilirubin Direct
13. Serum

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Lakukan pengambilan darah pada Vena
3. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm selama ±5 menit
4. Siapkan 2 tabung (blanko dan sampel)
5. Masukan pada tabung blanko dan sampel reagen 1 sebanyak 200 mikron
6. Masukan NaCl sebanyak 50 mikron kedalam tabung sampel
7. Masukan Reagen 3 sebanyak 2000 mikron pada tabung blanko dan tabung
sampel
8. Lalu masukan sampelsebanyak 200 mikron
9. Homogenkan dengan baik
10. Inkubasi selama 10 menit pada suhu ±25°C
11. Lakukan pembacaan hasil Bilirubin Direct dalam satuan

mg/dl Pasca Analitik :

Interpretasi hasil

<0,2 mg/dl

3) Pemeriksaan Bilirubin Total


a. Metode : Jendrassik dan Grof
b. Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanitic acid
(DSA) untuk membentuk larutan azo merah. Absorbsi dari larutan pada
546 nm sesuai dengan kadar bilirubin dalam sampel. Bilirubin glucoronida
yang larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA sedangkan
bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tak langsung (indirect)
dengan DSA dengan adanya acellerator.

Total bilirubin = bilirubin direct + bilirubin

indirect Pra Analitik:

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
3. Spuit
4. Torniquiet
5. Alcohol swab
6. Plester
7. Tabung
8. Mikropipet
9. Yellow tip & blue tip
10. Fotometer
11. Centrifuge
12. Reagen Bilirubin Total
13. Serum

Analitik :

c. Siapkan alat dan bahan


d. Lakukan pengambilan darah pada Vena
e. Darah di centrifuge pada kecepatan 4000rpm selama ±5 menit
f. Siapkan 2 tabung (blanko dan sampel)
g. Masukan pada tabung blanko dan sampel reagen 1 sebanyak 200 mikron
h. Masukan NaCl sebanyak 50 mikron kedalam tabung sampel
i. Masukan Reagen 3 sebanyak 2000 mikron pada tabung blanko dan tabung
sampel
j. Lalu masukan sampelsebanyak 200 mikron
k. Homogenkan dengan baik
l. Inkubasi selama 10 menit pada suhu ±25°C
m. akukan pembacaan hasil Bilirubin Direct dalam satuan mg/dl
Pasca Analitik :

Interpretasi hasil

0,1 – 1 mg/dl

i. Bidang Imunoserologi

4) Pemeriksaan Golongan darah dengan Rhesus


a. Metode : Aglutinasi
b. Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa gumpalan (aglutinasi)

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a) Autoclick
b) Alcohol swab
c) Tissue
d) Kartu Golongan darah
e) Stik pengaduk
f) Reagen anti A, anti B, anti AB, anti D
g) Darah kapiler

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Diletakan jarum pada autoclick


3. Dilakukan antiseptis dengan kapas alkohol pada jari tengah, lalu tusuk
dengan autoclick

4. Tetesan darah pertama dihapus, lalu tetesan berikutnya diteteska sebanyak


4 kali pada kartu golongan darah

5. Diteteskan anti A, anti B, anti AB, dan anti D

6. Dihomogenkan setiap darah menggunakan stik pengaduk dengan arah


memutar membentuk lingkaran

7. Digoyangkan secara perlahan selama kurang lebih 2 menit

Pasca Analitik :

1. Aglutinasi : ada antigen pada sel darah merah

2. Tidak terjadi aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah

5) Pemeriksaan Widal

a. Metode : Aglutinasi

b. Prinsip : adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi


dalam sampel (serum) akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam
reagen widal. Reaksi dilihat dengan adanya aglutinasi.

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :

a. Spuit

b. Alcohol swab

c. Plester

b. Slide widal

c. Batang pengaduk
d. Mikropipet

e. Serum

f. Reagen H dan Reagen O

Analitik :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siapkan slide kemudian pipet serum dengan volume 20 mikron

3. Tetesi reagen O dan H pada slide tersebut, lalu aduk dengan batang
pengaduk

4. Digoyangkan selama 2

menit Pasca Analitik :

1. Positif : bila terjadi aglutinasi

2. Negatif : tidak terjadi aglutinasi

6) Pemeriksaan HIV

a. Metode : Immunokromatografi

b. Prinsip : sampel yang diteteskan pada ruang membrane bereaksi dengan


partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan
sampel. Selanjutnya akan bergerak secara kromatografi dan bereaksi
dengan antigen HIV rekombinan yang terdapat pada garis test. Jika sampel
mengandung antibody HIV maka akan timbul garis warna.

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan :
a) Cassete HIV
b) Spuit
c) Alcohol swab
d) Plester
e) Pipet tetes
f) Darah dan Serum
g) Buffer

Analitik :

Darah atau Whole Blood/ Plasma atau Serum

1. Bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol

2. Pipet 10 mikron serum atau plasma ( 20 mikron Darah)

3. Teteskan 4 tetes(120 mikron) buffer

4. Baca hasil setelah 15-20

menit

7) Pemeriksaan Sifilis
a. Metode : Immunokromatografi
b. Prinsip : Untuk mendeteksi antibody (IgG IgM) Treponema
Pallidum dalam serum, plasma, Whole blood. Antigen sifilis
rekombinann terdapat pada daerah garis tes, kemudian bereaksi dengan
antigen sifilis yang melapisi partikel pada daerah tes. Campuran ini
akan bergerak secara kromatografi sepanjang garis tes yang akan
bereaksi dengan antigen sifilis pada tes trip.

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
a. Cassete Sifilis
b. Spuit
c. Alcohol swab
d. Plester
e. Pipet tetes
f. Darah dan Serum
g. Buffer

Analitik

Darah atau whole blood/ serum/plasma

1. Tambahkan 10 mikron serum/plasma atau 20 mikron darah kedalam sumuran


specimen

2. Kemudian tambahkan buffer 3 tetes

3. Baca hasil setelah 15 menit

Pasca Analitik

8) Pemeriksaan Kehamilan
a. Metode : Immunokromatografi
b. Prinsip : Strip merupakan bantalan penyerap specimen, membran
dan bantalan penyerap sisa reaksi. Bantalan penyerap specimen
mengandung antibody monoclonal Mouse- anti hCG yang dikonjugasi
dengan zat warna Colloidal Gold. Zona test pada daerah membran
diikat dengan antibodi Goat anti hCG dan zona kontrol dengan Goat
anti mouse IgG. Selama proses berlangsung, specimen urin dihisap
oleh bantalan penyerap specimen dan dan mengalir melewati daerah
membrane sampai mencapai bantalan penyerap sisa rekasi dengan
gaya kapiler. Di dalam bantalan penyerap specimen , hCG dalam
specimen urin akan diikat oleh gold conjugate, membentuk kompleks
kemudian bergerak menuju daerah membran. Antibodi Goat anti-hCG,
yang terikat pada zona test akan menangkap kompleks tersebut,
membentuk sebuah garis berwarna merah muda yang menunjukkan
adanya hCG dalam specimen urin. Tidak terbentuknya garis pada zona
tes tersebut menunjukkan tidak terdeteksinya hCG dalam specimen
urin. Sebuah garis berwarna merah muda yang tampak pada zona
kontrol memastikan bahwa Pregna strip berfungsi baik.

Pra Analitik :

1. Persiapan pasien
2. Alat dan Bahan
a. strip Kehamilan
b. Urin

Analitik

1. ambil sampel urin yang sudah ditampung oleh wadah urin

2. celupkan strip tes kehamilan secara vertical dengan panah menunjuk


kearah sampel

3. ditunggu 10 detik, jangan sampai melebihi batas garis maksimum

4. ditunggu hingga muncul garis merah, hasil dibaca dalam waktu 15 menit,

Pasca Analitik

Garis satu : Negatif

Garis dua : Positif

9) IgG/IgM Thypoid

Metode : Immunokromatografi

Prinsip : reaksi imunokromatografi dimulai dengan terbentuknya ikatan Antigen


dalam serum pasien dan Antibodi yang terdapat dalam Cassette membentuk
warna merah pada bagian IgG atau IgM.
Pra analitik

Alat dan Bahan

a. Cassete thypoid
b. Spuit
c. Alcohol swab
d. Plester
e. Pipet tetes
f. Darah dan Serum
g. Buffer

Analitik

1. Tambahkan 30 mikron darah kedalam sumuran specimen

2. Kemudian tambahkan buffer 1 tetes

3. Baca hasil setelah 15-20 menit

Pasca Analitik

Interprestasi pemeriksaan Rapid test IgG IgM Antisalmonella sebagai berikut:


1. IgM + IgG - artinya pasien sedang terinfeksi Salmonella thyphi
2. IgM + IgG + artinya pasien sedang terinfeksi Salmonella thyphi dalam 4
minggu terakhir dan mulai mengalami kekebalan
3. IgM- IgG + artinya pasien telah terinfeksi Salmonella thyphi dalam 3 bulan
terakhir dan sekarang dalam kondisi kebal.
4. IgM – IgG- artinya pasien tidak terinfeksi Salmonella thyphi
10) HbsAg
Metode : Immunochromatography Test (ICT)
Prinsip : pemeriksaan kromatografi yang dilakukan berdasarkan prinsip double
antibody-sandwich. Membran dilapisi oleh anti-HBs pada bagian test line.
Selama tes dilakukan, HBsAg pada spesimen serum atau plasma bereaksi
dengan partikel anti-HBs.
Pra analitik
Alat dan bahan
1. Tabung kimia darah
2. Centrifuge
3. Mikropipet
4. Timer
5. Serum
6. Strip HBsAg
Analitik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil bungkusan strip pada suhu ruangan.
3. Masukkan strip kedalam serum yang telah di centrifuge , biarkan 10- 15
detik dalam serum. Batas serum jangan sampai pada MAX LINE
4. Keluarkan strip dan jalankan stopwatch, biarkan sampai 15 menit
5. kemudian baca hasilnya, sampai muncul garis pada area test.
Pasca analitik
Interprestasi hasil:
Positif : terbentuk dua garis merah pada area control(C) dan test(T)
Negatif : satu garis merah muncul pada area control (C)
Invalid : garis control gagal untuk muncul atau hanya terbentuk
garis merah pada area test (T).

11) Urin Lengkap


a. Metode : Carik Celup

b. Prinsip : Strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap


kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin dan
menunjukan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein dsb) atau tinggi
rendahnya zat dalam urine tersebut.
Pra Analitik

1. Persiapan alat dan sampel yang digunakan

Analitik

1. Setelah didapatkan urine, lalu celupkan kertas

2. Baca hasil

Pasca Analitik
Setelah pembacaan hasil, tulis dikertas yang sudah disediakan.
Interpertasi hasil : terdapat perubahan warna pada kertas carik celup, lihat
warna dan cocokan dengan warna standar.

Metode : Mikroskopis urin

Prinsip : Adanya bentukan-bentukan / elemen-elemen / unsur-unsur yang


tersuspensi dalam urine akan dipresipitatkan dengan cara dicentrifuge dan dianalisa
dibawah mikroskop.

Pra Analitik :

Alat dan bahan :

1. Cover glass / Deck glass


2. Objek glass

3. Mikroskop

4. Centrifuge

5. Tabung centrifuge

6. Pipet tetes

7. Sampel urine

Analitik :

1. Masukkan urine sebanyak 7-8 ml ke tabung centrifuge.

2. Pusing tabung centrifuge dengan alat centrifuge dengan kecepatan 1.500-


2.000 rpm dalam waktu 5 menit.

3. Buang cairan atas hingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml.

4. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen.

5. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass.

6. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x.

Cara melaporkan pemeriksaan sedimen urine :

a. leukosit dan eritrosit dilaporkan jumlah rata-rata per LPB (Lapang Pandang
Besar) dengan objektif 40x.

b. epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang Pandang


Kecil) dengan objektif 10x.

c. unsur-unsur lain dan kristal-kristal dilaporkan per LPK dengan


keterangan :

3 (-) tidak ada

4 (+) ada

5 (++) banyak
6 (+++) banyak sekali
Pasca Analitik :
Eritrosit,Leukosit,Epitel, : (-) 0-2 LPB
(+) 2-5 atau 5-10 LPB
(++) 10-25 atau 25-50 LPB
(+++) 50-99 atau >100 LPB
Silinder,Kristal : (-) 0 LPK
(+) 0-2 atau 2-5 LPK
(++) 5-10 atau 10-25 LPK
(+++) 25-50 atau >50 LPK
Bakteri,Jamur,Lemak,Trikomonas,BM (LPK),Spermatozoa :
(-) tidak ada
(+) Sedikit, ada beberapa
(++) Cukup,mudah dilihat
(+++) Banyak,mencolok
kristal-kristal dalam urine normal :
dalam urine asam : asam urat, natrium urat, calsium sulfat
dalam urine asam / netral / agak basa : calsium oksalat, asam hipurat
dalam urine basa / netral / agak asam : triple fosfat, dikalsium fosfat
dalam urine basa : calsium carbonat, calsium fosfat, amonium biurat
12) Protein Urin
Metode : Asam sulfat
Prinsip : Protein dalam urine akan dipresipitatkan oleh asam sulfat tanpa
pemanasan dan kekeruhan yang terjadi dinilai secara semi kuantitatif
Pra Analitik :
1. Alat dan bahan
2. Sampel urine
3. Tabung reaksi
4. Asam sulfat
Analitik :
1. Masukkan sampel urine ke dalam tabung reaksi 1 (tabung tes) dan
tabung reaksi 2 (tabung kontrol) masing-masing 2ml.
2. Tambahkan 1 tetes asam sulfat pada tabung 1 kemudian homogenkan.
3. Bandingkan tabung reaksi 1 dengan tabung reaksi 2.
Pasca Analitik :
Interprestasi hasil pemeriksaan protein urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi kekeruhan
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)

13) Feses rutin


Metode : Direct Slide (sediaan basah/langsung/)
Prinsip : dengan penambahan eosin 2% pada sampel feses untuk lebih jelas
membedakan telur-telur cacing dengan kotoran sekitarnya. Eosin memberikan
latar warna merah terhadap telur untuk lebih jelas memisahkan feses dengan
kotoran yang ada.
Pra Analitik :
Alat dan bahan
1. feses
2. Objek glass
3. Lidi
4. Cover glass
5. Eosin
6. mikroskop
Analitik :
Makroskopis
i. tekstur
ii. warna
iii. lender
iv. darah
Mikroskopis
1. feses di ambil dengan lidi
2. feses diratakan di atas objek glass dengan lidi
3. teteskan dengan eosin
4. tutup dengan cover glass
5. diamati dengan menggunakan pembesaran 10x atau 40x dibawah lensa
mikroskopis.
Yang diamati :
Leukosit
Eritrosit
Lemak
Larva
Telur cacing
Jamur
Pasca Analitik
Interpretasi hasil :
Eritrosit,Leukosit, : (-) 0-2 LPB
(+) 2-5 atau 5-10 LPB
(++) 10-25 atau 25-50 LPB
(+++) 50-99 atau >100 LPB
Bakteri,Jamur,Lemak,Trikomonas :
(-) tidak ada
(+) Sedikit, ada beberapa
(++) Cukup,mudah dilihat
(+++) Banyak,mencolok

14) Elektrolit (Kalium,Natrium,Chlorida)


Metode :
Prinsip :
Pra Analitik :
Alat dan Bahan
1. Micro tub
2. Serum
3. Pipet automatik
4. Sentrifugator
5. Elektrolit analizer
6. Darah
Analitik :
Preparasi Sampel

1. Dimasukkan darah yang diambil tadi kedalam sentrifugator.


2. Disentrifuse darah selama 3 menit dengan kecepatan 4000 rpm sampai
terpisah antara serum, buffycoat (sel darah putih), dan plasma pada sampel
tersebut.

Pemeriksaan Kadar Elektrolit 

1. Hidupkan alat

2. Pipet serum ke cup serum 

3. Masukkan kode pasien

4. Aspirasikan spesimen terhadap alat Elektrolit Analyzer

5. Hasil analisa berupa print out.

Pasca analitik :
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Elektrolit
Nilai Normal :
1. Natrium (Na+) : 135 – 145 mEq/L
2. Kalium (K+) : 3,5 – 5,3 mEq/L
3. Klorida (Cl‾) : 100 – 106 mEq/L

ii. Pemeriksaan Bakteriologi

1. Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam)


a. Metode : PCR (Polymerase Chain Reaction)
b. Prinsip : GenXpert merupakan instrumen in vitro diagnostik yang
berfungsi untuk melakukan pemeriksaan atau monitoring berbagai jenis
penyakit atau kelainan genetik sesuai dengan catridge yang digunakan
dengan teknik real time PCR (Pengendapan DNA).

Xpert MTB/RIF berfungsi untuk mendeteksi keberadaan dari


kompleks DNA bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB) dan resistensi
(kekebalan) bakteri tersebut terhadap pengobatan dengan Rifamfisin.
Secara lebih spesifik lagi, Xpert MTB/RIF mendeteksi gen rpoB (dan
mutasi yang terjadi, apabila di temukan) yang berhubungan dengan
resistensi bakteri MTB terhadap Rifamfisin.

Xpert MTB/RIF menggunakan sampel dahak (Sputum) dan


digunakan untuk diagnosa pasien terduga TB

Interpretasi Hasil

DETEKSI MTB UJI RESISTENSI HASIL


MTB NOT DERECTED NEGATIF TB
MTB DERECTED HIGHT RIF RESISTANCE NOT
DERECTED TB SENSITIF
MTB DERECTED HIGHT RIF RESISTANCE TB
DERECTED RESISTEN
MTB DERECTED RIF RESISTANCE NOT TB SENSITIF
MEDIUM DERECTED
MTB DERECTED RIF RESISTANCE TB
MEDIUM DERECTED RESISTEN
MTB DERECTED LOW RIF RESISTANCE NOT TB SENSITIF
DERECTED
MTB DERECTED LOW RIF RESISTANCE TB
DERECTED RESISTEN
MTB DERECTED VERY RIF RESISTANCE NOT TB SENSITIF
LOW DERECTED
MTB DERECTED VERY RIF RESISTANCE TB
LOW DERECTED RESISTEN
Tabel 4.2 Interpretasi Hasil Xpert MTB/RIF

2. Pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam)


a. Metode : Zeihl neelsen
b. Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin
dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan
pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic
fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan
merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin
tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan
mengambil warna biru dari methylen blue.

Pra Analitik

1. Persiapan pasien
2. Alat dan bahan
a) Objek glass
b) Ose bulat
c) Bunsen
d) Tissue
e) Pipet
3. Prosedur Pembuatan Sediaan
a) Diambil objek glass sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada
goresan.
b) Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm
sebagai pola.
c) Diletakkan pola dibawah objek glass sediaan.
d) Lampu spiritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung
sampai ke pangkal.
e) Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental
berwarna putih kekuningan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca
sediaan.
f) Sputum diratakan sampai rata untuk melihat kerataannya dengan
mendekatkan objek glass pada tulisan yang berlatar putih. Apabila terlihat
remang maka sediaan siap untuk diwarnai.
g) Ose dibakar di atas bara lampu spiritus sampai berwarna merah untuk
mematikan sisa partikeul sputum yang melekat pada ose. .
h) Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar
sampai pijar.
i) Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala
api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama
3-5 detik.

4. Prosedur Pewarnaan
a) Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.
b) Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan.
c) Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api
pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan sampai mendidih)
selama 3 menit.
d) Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
e) Sediaan dicuci dengan air mengalir.
f) Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari
fuchsin hilang.
g) Sediaan dicuci dengann air mengalir
h) Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-
20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
i) Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar.
j) Prosedur Pembacaan dan Interpretasi Hasil
k) Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.
l) Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan, periksa dengan
okuler 10X dan objektif 100X.
m) Carilah basil tahan asaam (BTA) yang berwarna merah dengan latar
belakang biru.
n) Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara
menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiripada
garis lurus.
o) Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD
sebagai berikut :

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif

Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.

Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)

Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)

Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)

4.2 Pengeloaan Limbah Padat dan Cair Laboratorium

Salah satu syarat akreditasi bagi RSU MAL yaitu adanya


pengolahan limbah yang di namakan IPAL (institusi pengolahan air
limbah). Pengolahan limbah di RSU MAL di bedakan menjadi dua yaitu
limbah medis (padat dan cair) dan limbah non medis (padat dan cair)
Dalam pengolahan limbah padat (medis dan non medis) RSU MAL
bekerja sama dengan pihak ke tiga yaitu sebuah perusahaan jasa yang
khusus mengolah limbah medis. Jadi rumah sakit hanya mengumpulkan
limbah medis tersebut kemudian limbah tersebut akan di bawa dan di
Kelola oleh pihak perusahaan tersebut.
Kemudian jika pengolahan limbah cair (medis dan non medis) telah
bekerja sama dengan wilayah setempat, dimana proses pembuangan
sambah non medis di buang ke tempat pembuangan sampah, kemudian
jika limbah medis maupun non medis yang buang melalui septic tank di
olah dengan menggunakan IPAL. Proses nya adalah limbah yang berada
pada septic tank di proses menggunakan mesin dalam bentuk cair yang
keluar dari IPAL, dimana air limbah tersebut akan menjadi jernih Kembali
seperti air kolam biasa. Kadar kimia air limbah tersebut akan berkurang
atau kadar kimia (pH) air limbah tersebut akan sama dengan air biasa.
untuk membuktikan air tersebut telah berkurang kadar kimia nya akan di
lakukan pengujian, yaitu dengan di uji dengan memelihara ikan, dimana
jika ikan tersebut mati berarti proses IPAL jelek dan begitu pun sebaliknya
jika ikan tersebut tidak mati di air kolam tersebut maka proses IPAL telah
baik dan bagus.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan untuk menerapkan


teori atau praktek yang di peroleh di pendidikan ke dalam dunia kerja yang
sebenarnya. Dari hasil kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang di laksanakan
pada tanggal 2 Februari - 28 Maret 2021 di Instansi Rumah Sakit Umum Mitra
Anugerah Lestari. Kami telah mempelajari berbagai pemeriksaan meliputi:
Imunoserologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Hematologi dan Urinalisis. Dengan
adanya PKL ini kami mendapatkan pengalaman di dunia kerja yang
sesungguhnya, Melatih diri dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga
kami dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Institusi

Sebaiknya Praktek Kerja Lapangan (PKL) waktunya lebih dimaksimalkan


sehingga mahasiswa/i dapat memperbanyak pengalaman dan ilmunya.

5.2.2 Saran Bagi Puskesmas/Laboratorium

Pelayanan nya lebih ditingkatkan lagi, dari segi intraksi kepada pasien
agar pasien merasa puas atas pelayanan yang diberikan Petugas Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Anggita Prameswari. (2014). Analis Kesehatan -Pembahasan SGOT SGPT. (Online).


Melalui https://gietapsquere.wordpress.com. [Diakses tanggal 29 Agustus2021]

Nimas Nita Etika M. (2019). Asam Urat. (Online). Melalui : https://www.academia.edu.


[diakses tanggal 29 Agustus 2021]

Anonim . 2019. Anemia . (Online). Melalui http://www.halodoc.com. [diakses pada


tanggal 29 Agustus 2021]

Listiyana AD, Mardiana, Pramesweri GN. 2013. Obesitas dan kadar Kolesterol Darah
Total. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 37-43. Melalui
https://jurnal.unes.ac.id./nju/indeks.php/kemas [diakses pada tanggal 30 Agustus
2021]
Lampiran 1

Anda mungkin juga menyukai