Disusun oleh :
TAHUN 2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari, tanggal :
Pembimbing Lapangan,
Maf’ulin S.Tr.Kes
Mengetahui,
Salikun, S.Pd,M.Kes
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, serta hidayah-
Nya, sehingga kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dapat dilaksanakan dengan baik oleh
mahasiswa prodi D-IV Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr Loekmono Hadi Kudus
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Loekmono Hadi
Kudus ini sudah melakukan kerjasama dengan pihak Poltekkes Kemenkes Semarang.
Namun tanpa adanya bantuan serta dorongan dan motivasi dari beberapa pihak, teutama
kepada dosen pembimbing kami yaitu Salikun, S.Pd,M.Kes yang telah menjadi pembimbing
kami dengan baik selama kurang lebih satu bulan masa Praktik kerja lapangan kami,selain
itu kami ucapkan terimakasih juga kepada para dokter dan perawat yang berada di poli gigi
tempat kami belajar yang telah mengajari kami banyak hal, tanpa bantuan dan arahan
mereka kami tidak akan bisa menyelesaikan praktek lapangan ini dengan baik dan lancar.
Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih yang mendalam karena telah menerima dan
mengajari kami dengan senang hati serta kami memohon maaf jika selama kegiatan praktek
kami banyak melakukan kesalahan dan masih belum bisa memberikan yang terbaik.
Akhir kata kami Mahasiswa Program Studi D-IV Kesehatan Gigi menyadari bahwa
masih banyak kekurangan sehingga kami akan sangat terbuka dalam menerima kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan kualitas kami serta progam ini selanjutnya.
6
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat PKL.............................................................................................9
BAB II PELAKSANAAN
D. PemecahanMasalah.................................................................................45
E. Evaluasi....................................................................................................45
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................81
B. Saran ........................................................................................................81
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan mengacu pada hal tersebut maka menuntut tersedianya tenaga kesehatan
yang terampil dan profesional khususnya di bidang keperawatan gigi. Hal tersebut
merupakan salah satu kegiatan pokok dalam menunjang upaya kesehatan masyarakat.
Rumah sakit merupakan salah satu unit dalam mata rantai upaya rujukan kesehatan
yang berperan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyelenggaraan upaya
kesehatan, semula berupaya dalam pelayanan kuratif dan rehabilitatif, telah berkembang
mencakup upaya promotif dan preventif.
Program PKL ini salah satu cara yang efektif untuk memadukan antara teori dan
praktek yang diterima di institusi dengan praktek kerja yang secara nyata di Instansi terkait.
Oleh karena itu, program PKL memegang peranan yang sangat penting bagi institusi
untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang telah dikuasai peserta didik dalam
penerapannya di dunia usaha yang sebenarnya.
1. Tujuan Umum
8
2. Tujuan Khusus
9
BAB II
PELAKSANAAN
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus bertempat di Jl. dr. Lukmonohadi 19 Kabupaten
Kudus. RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus sebagai Rumah Sakit Pemerintah tipe B non
pendidikan yang berada di Kabupaten Kudus yang dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik. Selaku penyelenggara pelayanan kesehatan dalam mendukung
tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, bertugas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat
Jenis pelayanan yang ada di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus meliputi:
5) Klinik bedah
6) Klinik anak
10
7) Klinik kulit dan kelamin
11
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk prodi DIV Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang dilaksanakan selama 6 hari efektif yaitu pada hari Selasa
hingga Sabtu (tanpa hari minggu). Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr Loekmono Hadi Kudus dimulai pada 6 April 2021 sampai 4 Mei 2021.
a. Dental Asisten
a) Melakukan persiapan ruangan sebelum digunakan perawatan
b) Membersihkan dental chair dan ruangan poli gigi
h) Melakukan asistensi :
3) Scaling
4) Bedah minor
12
5) Perawatan saluran akar
6) Heating
7) Buka jahitan
8) Open bur
9) Anestesi
1) Tindakan konservasi
2) Tindakan exodontia
3) Tindakan Scaling
m) Mematikan kompresor
p) Membereskan ruangan
Minggu Ke-1
No Nama Kegiatan
13
Kamis, 8 April 2021 (drg. Umi)
1. Asistensi penambalan
2. Asistensi pencabutan
14
Rabu, 7 april 2021 : (drg.Umi)
1. Asistensi penumpatan
Minggu Ke-2
15
2. Asistensi tindakan Pencabutan
3. Asistensi kontrol pasca-
Odontektomi
4. Asistensi Heating Off
Minggu ke-3
16
Jum’at, 23 April 2021 (drg. Sam)
1.Menyiapkan alat dan bahan sebelum
tindakan
2. Asistensi pencabutan gigi sulung
3. Asistensi pencabutan gigi desidui
Minggu ke-4
17
b. Scaling Elektrik
Mahasiswa melakukan Scaling Elektrik di poli gigi pada pasien rawat jalan
SOP tindakan :
1. Persiapan
- Operator : APD
- Alat dan bahan : OD set, scaler elektrik, pasta gigi, alcohol 70%,
cotton pellet, brush, batu poles
2. Komunikasi Terapeutik
3. Identifikasi Kasus
5. Pemolesan
6. Pemolesan desinfektan
Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
18
1 Wanda Naharul Maldina Norzy Kamis, 15 April 2021
Minggu ke-3
Minggu ke-4
a. Tindakan konservasi
b. Tindakan exodontia
19
5) Jangan banyak kumur kumur terlebih dahulu
c. Tindakan scaling
Minggu Ke-1
No Nama Kegiatan
20
1. Instruksi sebelum tindakan
perawatan
2. Instruksi setelah tindakan
perawatan
21
Sabtu, 10 April 2021 :
1. Intruksi sebelum tindakan
2. Intruksi setelah tindakan
22
1. Intruksi sebelum tindakan
2. Intruksi setelah tindakan
Minggu Ke-2
23
2 Intan Rachmawati S Selasa, 13 April 2021 :
1. Instruksi sebelum tindakan
perawatan
2. Instruksi setelah tindakan
perawatan
24
perawatan
Minggu ke-3
25
Rabu, 21 April 2021 :
1. Instruksi sebelum tindakan
perawatan
2. Instruksi setelah tindakan
perawatan
Minggu ke-4
26
perawatan
2. Instruksi setelah tindakan
perawatan
27
perawatan
28
Minggu Ke-1
No Nama Kegiatan
Minggu Ke-2
29
berlubang
2. Penyuluhan tentang cara
menyikat gigi yang baik dan
benar
3. Demonstrasi cara menyikat gigi
yang baik dan benar
Minggu ke-3
30
3. Demonstrasi cara menyikat
gigi yang baik dan benar
Minggu ke-4
31
b) Mengasistensi dokter gigi pada saat menangani pasien dengan kasus gangreen
pulpa
c) Mengasistensi dokter gigi pada saat menangani pasien dengan kasus gangreen
radix
d) Mengasistensi dokter gigi pada saat menangani pasien dengan kasus pulpitis
e) Mengasistensi dokter gigi pada saat menangani pasien dengan kasus impaksi
Minggu Ke-1
No Nama Kegiatan
Minggu Ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
32
c) Semua alat yang abis pakai di kirim ke CSSD
d) Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum dan
sesudah kegiatan
Minggu Ke-1
No Nama Kegiatan
33
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
34
1. Dekontaminasi DCMU
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
Minggu Ke-2
35
Rabu, 14 April 2021 :
1. Dekontaminasi DCMU
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
36
Kamis, 15 April 2021 :
1. Dekontaminasi DCMU
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
37
Jumat, 16 April 2021 :
1. Dekontaminasi DCMU
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
Minggu ke-3
38
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
Minggu ke-4
39
Senin, 03 Mei 2021
1. Dekontaminasi DCMU
2. Mencuci alat
3. Sterilisasi
40
Instalasi Steriloisasi Sentral ( CSSD ) adalah suatu instalasi yang berfungsi
mmberikan pelayanan sterilisasi, membantu semua unit di rumah sakit yang
membutuhkan barang dan alat medik dalam kondisi streril. CSSD ( Central Sterile
Supply Departement ) memlii peran yang esensial dalam mendukung keselamatan
pasien dan pelayan yang mengarah pada standart Internasoinal. Alat / Bahan steril
yang dihasilkan dari Instalasi CSSD ini telah melalui proses yang sangat ketat., setiap
tahap proses selalu dilengkapi dengan uji indikator mekanik ( suhu, tekanan, waktu ),
Indikator Biologi ( attest ) dan Uji Mikrobiologi serta alur pelayanan satu arah ( One Way
Flow ) mencegah terjadinya kontaminasi silang sehingga produk steril yang dihasilkan
terjamin kualitas sterilisasinya yang pada akhirnya dapat menekan angka kejadian
infeksi di rumah sakit.
a. Dekontaminasi
41
b. Pencucian
c. Pengeringan
Pengeringan alat ini bertujuan untuk membersihkan alat sebelum masuk kedalam
sterilant agar kering dan tidak lembab pada saat pengemasan
d. Setting alat
Sebelum alat dilakukan sterilisasi alat untuk sterilisasi baik autoclave maupun ozon
harus disetting terlebih dahulu untuk menyesuaikan alat apa yang akan disterilkan agar
tidak terjadi salahnya kebutuhan alat untuk sterilisasi karena dapat menyebabkan
rusaknya alat atu tidak matinya mikroorganisme
e. Pelabelan
42
Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang sudah bersih dan
kering untuk dilakukan proses sterilisasi.
f. Sterilisasi
g. Penyimpanan
Penyimpanan instrumen steril dan bahan medis ditempatkan dan diatur sesuai
persyaratan
h. Produksi kasa
43
Selain melakukan sterilisasi alat petugas CSSD juga membuat kassa sesuai dengan
kebutuhan tiap-tiap ruang kemudian akan disterilkan di ruang CSSD sekaligus sebelum
didstribusikan
i. Distribusi
B. Hambatan
a. Pada saat pembekalan dikampus materi yang telah disampaikan oleh dosen
tidak tepat dengan gambaran pelaksanaan praktek di Rumah Sakit.
b. Di hari pertama praktek di poli, masih merasa bingung harus melakukan apa
karena pada saat orientasi ke diklat belum diperkenalkan tentang kegiatan di poli.
c. Dokter masih belum yakin diasistensi oleh mahasiswa sehingga kami tidak
sepenuhnya mengasistensi tetapi kami masih di dampingi oleh perawat gigi
disana.
d. Ada beberapa alat dan bahan yang belum kami ketahui untuk tindakan karena
bahan yang digunakan berbeda dengan yang di kampus, sehingga kami
terkadang masih bingung dalam mengasistensi.
e. Pada waktu pembuatan laporan praktek rumah sakit kita sedikit bingung karena
sebelumnya belum diberi pengarahan pada saat pembekalan.
Dari beberapa hambatan yang terjadi diatas penyebab masalahnya yaitu yang
pertama pembekalan oleh dosen dikampus yaitu kurangnya gambaran pelaksanaan
praktek di Rumah Sakit, penyebab yang kedua mahasiswa masih kebingungan dalam
44
mengasistensi karena belum mengetahui apa saja alat dan bahan yang akan digunakan
untuk tindakan karena alat dan bahan ada beberapa yang berbeda yang belum
dipelajari di kampus, sehingga dokter belum yakin terhadap kemampuan mahasiswa
jadi kami mengasistensi masih dengan bimbingan dari perawat di sana.Kurang
komunikasi dan kepercayaan dokter terhadap kemampuan mahasiswa sehingga
terkadang proses asistensi tidak berjalan dengan baik Dan juga Kurangnya keaktifan
dari mahasiswa.
D. Pemecahan Masalah
e. Mahasiswa praktikan yang satu dengan yang lain saling bertukar tentang apa
yang telah didapat.
E. Evaluasi
b. Mahasiswa seharusnya lebih aktif dalam mencari referensi tentang rumah sakit
tersebut, serta alat dan bahan yang belum di ketahui ditanyakan dari awal
sebelum melakukan tindakan, sehingga tidak merasa bingung saat pelaksanaan
asistensi.
45
BAB IV
MATERI I
PENGENDALIAN INFEKSI SILANG DI RUANG PELAYANAN GIGI
A. Pengertian
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah meminimalkan kejadian infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
B. Latar Belakang
46
Faktor resiko HAIs :
- Faktor intrinsik : usia, status gizi, diabetes, perubahan respon imun,
obesitas, pre operasi, Riwayat merokok
- Faktor ekstrinsik : dari petugas (petugas kurang menerapkan
kewaspadaan isolasi)
- Factor lingkungan : udara, permukaan lingkungan, air, peralatan yang kita
gunakan
- Pemakaian antibiotic
a. Pasien itu sendiri (pasien dikelola agar tidak menimbulkan infeksi pada dirinya
sendiri)
b. Cross infeksi (staff ke pasien ataupun sebaliknya)
a. Mobilitas
b. Mortalitas
c. Kecacatan
d. Biaya yang meningkat
e. Pendapatan rumah sakit menurun
f. Produktivitas pasien menurun
g. Mutu dan citra rumah sakit menurun
h. Tuntutan hukum
5 program PPI :
- Kewaspadaan isolasi
- Surveillance
- Pendidikan
- Pelatihan
- Pencegahan infeksi
47
Macam – macam kewaspadaan standar (11) :
1. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan ini wajib hukumnya. Ada 5 moment dalam kebersihan tangan
yaitu :
- Sebelum kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan pasien
- Sebelum melakukan tindakan aseptik
- Setelah terkena cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Kita dapat mencuci tangan dengan handrub ataupun dengan handwash dan air
mengalir. Waktu yang tepat kita menggunakan handwash adalah ketika kita kontak
dengan cairan tubuh manusia, setelah kita melaksanakan cuci tangan dengan
handrub 5x, lalu kita netralkan 1x dengan handwash. Waktu yang tepat untuk
melakukan hand wash adalah 40 – 50 detik, sedangkan handrub 20 – 30 detik.
48
2. Penggunaan APD
APD merupakan pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya physical, kimia, biologis/bahan infeksius (OSHA)
- Digunakan sesuai indikasi
- Segera dilepas jika sudah selesai tindakan
a. Limbah padat infeksius ke kantong plastic kuning dan limbah padat non
infeksius ke kantong plastic hitam
49
b. Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk dan tahan air
(SAFETY BOX/JERIGEN)
c. Limbah cair infeksius ke saluran khusus
d. Container limbah tertutup, sebaiknya membuka injakan kaki
e. Hati – hati menangani benda tajam
f. Tidak pernah memberikan orang lain limbah benda tajam
g. Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
4. Pengendalian lingkungan
Pertahankan kondisi lingkungan sehat
● Udara bersih, sistem ventilasi
Natural Ventilation
Ventilasi alami menjamin aliran udara didalam kamar dengan baik bila
ventilasi alamiah tidak menjamin harus dilengkapi dengan AC
50
5. Penyuntikan yang aman
● Tidak direkomendasikan menggunakan spuit berulang kali (one needle, one
procedure, one time)
● Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan, bukan keranjang
plastik berulang – ulang
● Memberikan suntikan dengan Teknik aseptic dan antiseptik
● Gunakan tubing IV, bags , jarum dan syringes disposable sekali pakai
● Vial single dose
Jangan menggunakan obat multidose kepada beberapa pasien meskipun
jarum diganti. Buang jarum bekas injeksi ke safety box
51
7. Praktek lumbal punksi
Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi, anestesi
spinal/epidural/pasang kateter vena sentral. Cegah droplet flora orofaring, dapat
menimbulkan meningitis bakterial
52
Macam – macam perawatan pasien :
9. Penatalaksanaan linen
1) Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
2) Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
3) Memisahkan trolley linen bersih dan linen kotor
4) Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen kotor
tidak ternoda
53
5) Menempatkan linen kotor tidak dilantai
6) Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
7) Persediaan linen sesuai kebutuhan
54
Alur Luka Tusuk Jarum/Paparan Cairan Tubuh
55
MATERI II
Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi
yang meliputi penatalaksanaan berbagai jenis penyakit dan kelainan rongga mulut yang
memerlukan pendekatan secara bedah.
1. Sikap Antisipatif
Mencegah sebelum terjadi masalah :
a) Mengatur kedatangan dan jam operasi pasien
b) Pembuatan Inform Consent/Saksi
c) Bekerja secara asepsis (bekerja tanpa mikroorganisme yang melekat pada
tangan kita)
d) Mempunyai attitude yang baik
e) Bekerja secara profesional sesuai kewenangan klinis dan SOP
3. Sikap Prima/Unggul
a) Menguasai ilmu pengetahuan dan skill yang didapat
56
b) Menguasai instrument, fungsi dan perawatannya
c) Menguasai PPGD dan Dental Emergency
d) Mempunyai etos kerja yang tinggi
e) Bisa bekerja sama dengan baik dalam satu team
● Persiapan di kamar operasi dari serah terima pasien dari IGD, poliklinik dan bangsal.
● Mampu melakukan pemantauan vital sign
● Pemberian dokumen informasi bahwa akan dilakukan operasi sejelas – jelasnya
● Membuat persetujuan tindakan
● Menguasai asuhan keperawatan perioperatif
Di Ruang tindakan :
57
● Menguasai PPDG dan Dental emergency
MATERI III
PELAYANAN ASUHAN
Terapis Gigi dan Mulut sebagai profesi pemberi asuhan kesehatan gigi dan mulut
58
7. Tidak terpenuhinya kebutuhan untuk bertanggung jawab akan kesehatan gigi
dan mulutnya sendiri
8. Kurang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
c. Planning/ Perencanaan
Ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan gigi dan mulut pasien (klien).
Berdasarkan keseluruhan data yang dikumpulkan pada waktu proses pengkajian.
1. Intervensi mandiri
2. Intervensi kolaborasi
d. Intervensi
Ditujukkan untuk memnuhi kebutuhan pasien (klien) sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan.
1. Mandiri
2. Kolaborasi
e. Evaluation
Ditujukkan untuk memastikan tercapainnya tujuan perawatan. Evaluasi
dilaksanakan melalui tindakan monitoring/ pengkajian/ pemeriksaan ulang.
3. Penatalaksanaan pasca pelayanan asuhan
a. Flushing
MO Pseudomonas Aeruginosa dan Legionella Pneumophila merupakan bakteri
gram (-) yang terdapat didalam dental unit water line. Lakukan flushing selama
30 detik
b. Pembersihan dan pemeliharaan handpiece
Menggunakan H2O, Antiseptic (Chlorhexidine 20%), Oli
c. Tempatkan instrumen yang terkontaminasi dalam kontainer tertutup.
Prinsip-prinsip Pembersihan
1. Cairan pembersih :
- Hipoklorit 0,05 – 0,5 cairan yang digunakan
- Natrium Klorida (Klorin: 0,5% dan 0,05%)
- Bleaching (pemutih) Peroksida (H2O2) 0,5 – 1,4% untuk pembersihan rutin
dan 2% untuk permukaan infeksius
- Alkohol 70-94% untuk pembersih pada makhluk hidup
2. Semprotan desinfektan tidak disarankan (chamber desinfektan)
- Bersihkan dari area paling tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam
59
4. Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk meminimalisasi
debu
MATERI IV
KOMUNIKASI TERAUPETIK
Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus
berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh
karena itu, dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Perawat berkomunikasi
dengan orang lain yang mengalami tekanan, yaitu: klien, keluarga, dan teman sejawat (
Potter dan Perry, 2010 ).
60
Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta
nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
61
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati
bukan tindakan yang terapeutik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
keadaan sehat fisik, mental, sosial, spiritual, dan gaya hidup.
11. Disarankan mengekspresikan perasaan dianggap mengganggu.
12. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas
berkembang tanpa rasa takut.
13. Altruisme mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
14. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan
berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas
tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang
dikomunikasikan (Mundakir, 2006).
62
dengan keluhan yang dirasakan atau masalah pasien. Oleh karena itu, perawat
harus mampu beradaptasi dengan keunikan pasien, karena pasien yang satu
dengan pasien yang lain tidak sama, baik topik maupun cara berhubungan atau
berkomunikasi sehingga perawat harus memperhatikan dari sisi dimensi isi dan
hubungan. Perawat harus memprediksi dan menentukan isi pesan apa yang akan
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan harus dapat memberikan efek terapeutik
bagi pasien. Perawat harus membuat kontrak pertemuan dengan pasien terutama
kapan dan dimana pertemuan tersebut dilaksanakan sehingga diharapkan
komunikasi yang berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan dan materi/topik
yang akan dibicarakan atau disampaikan sesuai dengan tempat yang telah
disepakati.
4) Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman pasien. Dalam proses komunikasi
perawat harus memperhatikan kondisi emosional dari pasien sehingga dalam
berkomunikasi perawat mampu menempatkan diri dalam berinteraksi.
5) Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari pasien dan keluarga. Untuk
mempercepat proses penyembuhan pasien dan keluarga harus mengikuti pesan
yang disampaikan perawat. Untuk itu perawat harus menampilkan kesungguhan dari
perawat dimana pesan verbal sesuai dengan pesan nonverbal atau pesan yang
disampaikan sesuai kebutuhan pasien.
1) Suryani (2005)
a) Kejujuran (trustworthy).
63
Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah
dimengerti oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi
verbal yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien menjadi
bingung.
c) Bersikap positif.
Bersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian
dan penghargaan terhadap klien. Roger menyatakan inti dari hubungan
terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap
positif.
64
Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan
aman dalam menjalin hubungan intim terapeutik. Memberikan penilaian atau
mengkritik klien berdasarkan nilai-nilai yang diyakini perawat menunjukkan
bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya.
Tanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan baik,
karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas,
privasi dan menyinggung perasaan klien.
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri.
Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa
lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat
untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang masalah dan
ketidakpuasan dalam hidupnya.
2) Carl Rogers
65
3) Purwanto
a) Keterbukaan
b) Empati
c) Sifat mendukung sikap positif
d) Kesetaraan
5) Body & Nihrat (1998)
66
h) Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari
perubahan subjek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu
yang sangat menarik klien.
i) Implementasi intervensi berdasarkan teori.
j) Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai
tujuan terapeutik.
Dari banyak prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun hubungan dan
mempertahankan hubungan yang terapeutik, perawat harus memahami beberapa hal di
bawah ini :
67
c) Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi
tanpa mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Klien yang
mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya
diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri
yang jelas. (Sharif La Ode, 2012 Konsep Dasar Keperawatan, Nuhamedika
Yogyakarta)
68
kemampuan yang dimiliki, ragu akan menanggapi respons klien, tidak
terbangunnya hubungan rasyani, 2006). Demikian diri sendiri seperti masalah pribadi yang
akan mengganggu konsentrasi dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang sedang
dijalankan. Perawat harus mampu membedakan masalah pribadi dan menjalankan profesi.
Ketika berada dalam lingkungan pelayanan keperawatan, tentunya masalah pribadi dan
akan ditentukan sesuai criteria lasification. Klien disesuaikan dengan harapan klien
itu sendiri, dengan demikian, harapan yang akan ditentukan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang memenuhi kriteria Nursing Outcame Clasification.
· Analisis kekuatan diri.
Dalam diri seseorang terdapat kelebihan dan kekurangan. Sebelum kontak dengan klien,
perawat perlu menganalisis kelemahannya dan menggunakan kekuatannya untuk
berinteraksi dengan klien. Analisis kelemahan dalam rangka mencari solusi yang terbaik
saat sebelum berinteraksi dengan klien. Kesadaran untuk mengakui kelemahan
menumbuhkan minat untuk mencari alternative alternative koping dalam
mengatasi permasalahannya sendiri. Analisis dalam konteks berkomunikasi dengan orang
lain terutama pada aspek kekuatan mental. Pada diri dengan mudah terpengaruh ataupu
mudah emosional akan memengaruhi proses komunikasi. Dengan mudah marah,
maka perawat akan mudah kehilangan kendali ketika ada klien yang rewel. Waktu
pertemuan baik saat pertemuan maupun lama pertemuan.
Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini perawat menggali keluhan-keluhan yang di rasakan oleh klien dan
di validasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis
keperawatan.
69
2. Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
(Stuart,G.W,1998). Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi
terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk
menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun
pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula
perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu
membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari
penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya
dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan
menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan klien memiliki
pikiran dan ide yang sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan
dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa
keseluruhan pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan
benar-benar dipahami oleh perawat.
3. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi
sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan
perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan
kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh
perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
70
BAB V
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link :
https://docs.google.com/file/d/1HoTChDKlxfaFUtlxnFmcl7RXV3473SuK/edi
t?usp=docslist_api&filetype=msword
https://docs.google.com/file/d/1spRgJDyiIGYWoBlkGUMesY_EtV1sqWUv/e
dit?usp=docslist_api&filetype=msword
71
Penugasan : Laporan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Individu
Link :
https://docs.google.com/file/d/1eoxzglSIgNgfVCceK5t5J2Gp7GMbepfx/edit?
usp=docslist_api&filetype=msword
2. Lailli Zahrotul M
a. PKG III
Penugasan : 1) SAP Penyuluhan tentang Pertumbuhan Gigi
2) Video Penyuluhan tentang Pertumbuhan Gigi
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1AspDoh2Kq7krfOYjHE-
ilGzDvIAlFPFY?usp=sharing
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1ZIvrWYfDpaCGU1fkRT4l0sE28AKp
hBKM?usp=sharing
72
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1PV0dAsAsgcBCNz01IU8Ndf6XmYY
-WHe5?usp=sharing
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1yyXA0zpTsane9caLRTO59wQTlsdIV
HM-?usp=sharing
73
c. Pengendalian Infeksi Silang
Penugasan : 1) Laporan Observasi CSSD
2) Laporan Analisis Jurnal
Link :
https://drive.google.com/folderview?id=1840aTc_YbG24ftNizh1qYkyNJW2p
YW0f
g. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
74
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1A2ZrsRSh9Y_LYXVPAWM33cafR5SB
ZJSm?usp=sharing
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
75
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1CCo4WCA0jgCTo6SFn0QUVoLnyGK
NmKC6?usp=sharing
3. Nur Khamid
a. PKG III
Penugasan : 1) SAP Penyuluhan tentang Gigi Berlubang
2) Video Penyuluhan tentang Gigi Berlubang
Link : http://bit.ly/pendidikankesehatangigi
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link : http://bit.ly/dentalassisten
76
c. Pengendalian Infeksi Silang
Penugasan : 1) Laporan Observasi CSSD
2) Laporan Analisis Jurnal
Link : http://bit.ly/pengendalianinfeksisilang
b. Dental Asisten
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link :
https://drive.google.com/file/d/1JPII2sFBI91RhInQJ1witHCdw-
Z0xbac/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1CHq7m4HXDHPabOso4U6dnvQB5ROOyBgn
/view?usp=sharing
77
Link :
https://drive.google.com/file/d/1huXBWr2akqPkbHocJ9ROhBL7yaOBHOiG/vi
ew?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1Q0FNlTt3Bc-F-
q6JTa1YMa733i2P2kJK/view?usp=sharing
78
1) https://drive.google.com/file/d/12CgtSNkbx-MVzhUD1kK_Stg-
XefCY1hA/view?usp=sharing
2) https://drive.google.com/file/d/1Ub_akHv46Bni3t68QeGoAySRziPCb
YRh/view?usp=sharing
c. Pengendalian Infeksi Silang
Penugasan : 1) Laporan Observasi CSSD
2) Laporan Analisis Jurnal
Link :
1) https://drive.google.com/file/d/1StgbWOqwGjVz0MgOdC9vv3kgTi-
Z24G0/view?usp=sharing
2) https://drive.google.com/file/d/1zHDig-
jExUbuq25fsC7Wgy0lxBi6KytO/view?usp=sharing
d. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penugasan : Laporan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Individu
Link :
https://drive.google.com/file/d/107OBd4xJXRsGVoiOgKlx1N3VZgPc5cnK/v
iew?usp=sharing
e. Komunikasi dalam Keperawatan Gigi
Penugasan : Laporan Komunikasi Terapeutik Pasien Poli Gigi
Link :
https://drive.google.com/file/d/1VxMq_q4xSLc2k85NYWPwaTGSwb5U7fic/
view?usp=sharing
2. Galih Sulung Raharja
a. PKG III
Penugasan : 1) SAP Penyuluhan tentang Gigi Berlubang
2) Video Penyuluhan tentang Gigi Berlubang
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1XwshCc7xLfCdLFJnhdMIrjMezZRR
DuPu?usp=sharing
https://youtu.be/cg78dNmfoGQ
b. Dental Asisten
79
Penugasan : 1) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok kecil)
2) Laporan Observasi Potret Dental Asisten di Rumah Sakit
(kelompok RS)
Link :
https://drive.google.com/drive/folders/1OG1m_622rZ3bSUxVOqqsJxWa1W
GP9g0K?usp=sharing
80
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama kegiatan PKL di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, kami sebagai penyusun
laporan menyimpulkan, RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus khususnya di klinik gigi dan mulut
merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat serta merupakan suatu tempat
pengabdian profesi dan memiliki fungsi pelayanan kesehatan yang meliputi promotif
(peningkatan kesehatan kesgilut), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Klinik gigi dan mulut telah memiliki kelengkapan alat yang baik / memenuhi syarat
dan tata ruang yang baik untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu,
pelayanan di klinik gigi dan mulut RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus sudah baik. Penataan
ruang di klinik gigi dan mulut tersebut baik dan mempunyai ruang tunggu yang memadai.
Dengan adanya kegiatan PKL memberikan gambaran nyata bagi mahasiswa untuk
mengetahui penerapan ilmu yang telah dipelajari di dunia pendidikan untuk diterapkan di
dunia kerja. Selain itu siswa juga dapat mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan
wawasan yang belum atau bahkan tidak didapat di dunia pendidikan formal.
B. SARAN
Sebaiknya pihak jurusan mengadakan rapat dengan para dosen pemberi materi
pembekalan, sehingga pembekalan berjalan lancar dengan materi yang sudah mantap
untuk mahasiswa, serta tidak ada dosen yang terlewatkan untuk memberikan pembekalan
karena materi pembekalan itu penting untuk kami dapatkan.
81
Lampiran
82
2. Dental Asisten
3. Scaling Elektrik
83
B. Minggu kedua (13 April – 19 April 2021)
2. Dental Asisten
84
3. Sacling Elektrik
85
C. Minggu Ketiga (20 April – 26 April 2021)
1. Pendidikan Kesehatan Gigi
2. Scaling Elektrik
86
3. Pengendalian Infeksi Silang
87
2. Dental Asisten
3. Scaling Elektrik
88
Lampiran SATPEL
( SAP )
89
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL
90
10. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang periode pertumbuhan gigi,
seluruh pengunjung rumah sakit dapat menyebutkan periode pertumbuhan
gigi.
11. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang gejala pertumbuhan gigi pada
bayi, seluruh pengunjung rumah sakit dapat menjelaskan gejala pertumbuhan
gigi pada bayi dengan baik dan benar.
12. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pengertian gigi susu, seluruh
pengunjung rumah sakit dapat menjelaskan pengertian gigi susu dengan baik
dan benar.
13. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pengertian gigi bercampur,
seluruh pengunjung rumah sakit dapat menjelaskan pengertian gigi bercampur
dengan baik dan benar.
14. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pengertian gigi dewasa, seluruh
pengunjung rumah sakit dapat menjelaskan pengertian gigi dewasa dengan
baik dan benar.
15. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang tips merawat gigi yang baru
tumbuh, seluruh pengunjung rumah sakit dapat menjelaskan tips merawat gigi
yang baru tumbuh dengan baik dan benar.
V. MATERI
91
5. Bau mulut
6. Bila mengenai tulang pendukungnya maka gigi akan goyah
7. Penurunan gusi
D. Cara Menangani Karang Gigi
Karang gigi tidak dapat hilang dengan menggosok gigi ataupun dengan
berkumur. Karang gigi hanya bisa dibersihkan oleh praktisi kesehatan gigi. Pasien
dapat melakukan scaling tiap 6 bulan sekali sekaligus memeriksakan kesehatan
giginya secara teratur 6 bulan sekal.
E. Cara Mencegah Karang Gigi
1. Menyikat gigi secara teratur dan benar
2. Kumur air putih setelah makan
3. Membersihkan sela gigi dengan menggunakan benang gigi (dental floss) jika
diperlukan
4. Kumur dengan menggunakan mouthwash maksimal satu minggu
5. Makan buah dan sayur yang mengandung banyak serat
6. Kontrol ke tenaga kesehatan gigi minimal 6 bulan sekali berkonsultasilah
saat memeriksa apakah ada karang gigi atau karies pada rongga mulut anda
F. Pengertian Gigi Tiruan
Gigi palsu atau denture adalah alat bantu untuk menggantikan gigi yang hilang
dan jaringan gusi di sekelilingnya. Penggunaan gigi palsu dapat mengatasi
keluhan yang muncul akibat gigi hilang, seperti gangguan makan dan berbicara,
serta menurunnya rasa percaya diri.
G. Manfaat Gigi Tiruan
1. Menumbuhkan rasa percaya diri
2. Mengembalikan fungsi pengunyahan makanan
3. Sebagai aesthetic
4. Mengembalikan bantuk wajah
5. Mengembalikan pelafalan
H. Jenis dan macam-macam gigi tiruan
Gigi tiruan dibagi menjadi 2 yaitu
1. Gigi tiruan permanent
2. Gigi tiruan lepas pasang
Gigi tiruan permanent
92
Gigi Palsu Permanen terbagi menjadi beberapa macam atau jenis,
diantaranya :
1. Dental implant
Dental Implan adalah jenis gigi palsu permanen yang berdiri
sendiri dengan penanaman logam pada gusi kemudian diberikan
mahkota tiruan yang menyerupai gigi asli. Gigi palsu permanen jenis
ini sama sekali tidak telihat seperti gigi tiruan. Implan hanya dapat
dilakukan oleh seorang spesialis yang sudah berpengalaman. Tindakan
ini memerlukan ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang
baik. Pemasangan gigi implan dipelukan 3-4 kunjungan dari mulai
penanaman implan, pemasangan abuttment hingga pemasangan
mahkota tiruannya.
2. Crown
Crown atau biasa disebut dengan jaket gigi merupakan salah
satu jenis gigi palsu permanen yang diaplikasikan pada gigi patah atau
keropos. Pengerjaan crown memerlukan 2x kunjungan dari pencetakan
model gigi hingga pemasangan.
3. Bridge
Bridge merupakan gigi palsu permanen yang diaplikasikan
pada orang yang mengalami gigi ompong. Tindakan ini perlu
mengecilkan gigi disampingnya sebagai penopang gigi utama yang
ingin diperbaiki. Bridge Crown memerlukan 2x kunjungan sama
halnya dengan crown. Bedanya crown dengan crown bridge adalah
pengaplikasiannya. Crown digunakan pada gigi patah atau keropos
sedangkan crwon bridge pada gigi ompong.
Gigi tiruan lepas pasang
Macam-macam gigi tiruan jenis lepasan :
1. Akrilik
adalah gigi tiruan yang terbuat dari bahan akrilik dengan
kombinasi kawat di bagian gusi tiruannya. Kekurangan gigi tiruan jenis
ini kurang natural karena adanya penggunaan kawat. Selain itu jenis ini
hanya dapat bertahan 3-4 tahun saja.
2. Valpash
93
adalah gigi tiruan yang terbuat dari bahan valplas yang lentur.
Jenis ini baik untuk penampilan karena tampak menyatu dengan gusi
dan gigi aslinya. Jenis ini dapat bertahan 10-11 tahun hampir 3x lebih
awet dari jenis akrilik.
3. Kerangka logam
Jenis ini merupakan perpaduan penggunaan bahan valplas
dengan logam pada bagian gusi tiruannya. Penggunaan bahan logam
dan valplas menjadikan jenis ini lebih nyaman dan awet.
I. Pengertian Pertumbuhan Gigi
Periode pertumbuhan gigi anak dimulai sejak dalam kandungan pada usia
kehamilan kira-kira 5-6 minggu. Gigi sulung mulai erupsi (pergerakan gigi ke arah
rongga mulut dimulai ketika gigi masih di dalam tulang rahang) pada usia 5 - 6
bulan dan lengkap kira-kira usia 2,5 - 3 tahun. Waktu kemunculan gigi susu pada
anak berbeda-beda. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh ras, etnik, demografi, dan
asupan nutrisi anak.
J. Periode Pertumbuhan Gigi
1. Periode gigi susu dimulai dari 6 bulan sampai 7 tahun
2. Periode gigi bercampur dimulai dari 7 tahun sampai 12 tahun
3. Periode gigi dewasa dimulai dari 12 tahun keatas
K. Gejala Pertumbuhan Gigi Pada Bayi
1. Pipi bayi memanas dan memerah
2. Bayi mulai menggigit berbagai benda
3. Rewel
4. Tidak nafsu makan
5. Demam
L. Pengertian Gigi Susu
Gigi susu merupakan gigi yang tumbuh pada usia 6 bulan sampai 30 bulan dan
akan tanggal pada usia 6-12 tahun dan digantikan oleh gigi tetap. Jumlah gigi susu
ada 20 gigi.
Waktu Tumbuh Gigi Susu
1. Gigi seri tengah rahang bawah (tumbuh pada usia 6-10 bulan)
2. Gigi seri tengah rahang atas (usia 8-12 bulan)
3. Gigi seri samping rahang atas (usia 9-13 bulan)
4. Gigi seri samping rahang bawah (usia 10-16 bulan)
94
5. Gigi geraham pertama rahang atas (usia 13-19 bulan)
6. Gigi geraham pertama rahang bawah (usia 14-18 bulan)
7. Gigi taring rahang atas (usia 16-22 bulan)
8. Gigi taring rahang bawah (usia (17-23 bulan)
9. Gigi geraham kedua rahang bawah (usia 23-31 bulan)
10. Gigi geraham kedua rahang atas (usia 25-33 bulan)
M. Pengertian Gigi Bercampur
Gigi bercampur adalah suatu periode dimana dijumpai adanya gigi geligi
sulung dan gigi geligi permanen bersamaan berada dalam mulut yaitu pada usia
kira-kira 6-12 tahun dan pada periode gigi bercampur sering terjadi
persistensi(sundulan).
N. Pengertian Gigi Dewasa
Gigi dewasa/permanen adalah gigi yang menggantikan gigi susu, tumbuh
pada anak umur 6 tahun dengan jumlah gigi ada 32 gigi.
Waktu Tumbuh Gigi Dewasa
1. Pada usia 6-7 tahun, mulai tumbuh gigi molar atau gigi geraham rahang
bawah.
2. Pada usia 6-7 tahun, tumbuh gigi geraham rahang atas.
3. Pada usia 6-7 tahun, tumbuh gigi seri depan rahang bawah.
4. Pada usia 7-8 tahun, tumbuh gigi seri rahang atas.
5. Pada usia 9-10 tahun, tumbuh gigi taring rahang bawah.
6. Pada usia 10-11 tahun, gigi geraham kecil ke-1.
7. Usia 10—13 tahun, gigi geraham kecil ke-2.
8. Usia 11-12 tahun, tumbuh gigi taring.
9. Usia 12-13 tahun, tumbuh gigi geraham ke-2.
O. Tips Merawat Gigi Yang Baru Tumbuh
1. Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi
yang mengandung fluor terutama pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur.
2. Diusahakan menyikat gigi selama 2 menit.
3. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula.
4. Menghentikan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu perkembangan
oklusi ( suatu keadaan di mana gigi- gigi tersusun secara fit (pas) satu
dengan yang lainnya, di dalam dan di antara rahang) seperti menghisap ibu
95
jari, bernafas melalui mulut, mendorong lidah, menggigit bibir bawah.
Akibat kebiasaan buruk tersebut dapat menyebabkan gigitan terbuka, gigi
mendongos dan gigitan silang.
5. Pilih sikat gigi berbulu lembut.
6. Ganti sikat gigi anak secara berkala
7. Memeriksakan gigi secara rutin
VI. METODE
1. Ceramah
2. Phantom
3. Gambar
VII. MEDIA
1. Tanya jawab
96
akibat karang gigi
- Menjelaskan cara
menangani karang gigi
- Menjelaskan cara
mencegah karang gigi
3 09.30-09.45 Tanya Jawab Pengunjung Laili Zahrotul
rumah sakit Mauludiyah
memberikan
pertanyaan
kepada
penyuluh
4 09.45-09.50 Penutup Menjawab Intan Nur Afifah
salam dan
dokumentasi
HARI KE DUA
(Kamis, 8 April 2021)
5 08.00-08.10 Pembukaan Memperhatikan Intan Nur Afifah
- Menyapa dan
mengucap salam
- Perkenalan
Menjelaskan tujuan
penyuluhan Gigi Tiruan
6 08.10-09.30 Penyampaian Materi 2 : Memperhatikan Intan Nur Afifah
- Menjelaskan pengertian dan memahami
gigi tiruan
- Menjelaskan tentang
manfaat gigi tiruan
- Menjelaskan tentang
jenis dan macam-
macam gigi tiruan
7 09.30-09.45 Tanya Jawab Pengunjung Rizki Maita
rumah sakit Putri K.S.
memberikan
97
pertanyaan
kepada
penyuluh
8 09.30-09.35 Penutup Menjawab Laili Zahrotul
salam dan Mauludiyah
dokumentasi
HARI KE TIGA
(Sabtu, 8 April 2021)
9 08.00-08.10 Pembukaan Memperhatikan Laili Zahrotul M
- Menyapa dan
mengucap salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan
Pertumbuhan Gigi
10 08.10-09.30 Penyampaian Materi 3 : Memperhatikan Laili Zahrotul M
- Menjelaskan pengertian dan memahami
pertumbuhan gigi
- Menjelaskan periode
pertumbuhan gigi
- Menjelaskan gejala
pertumbuhan gigi pada
bayi
- Menjelaskan pengertian
gigi susu
- Menjelaskan pengertian
gigi bercampur
- Menjelaskan pengertian
gigi dewasa
- Menjelaskan tips
merawat gigi yang baru
tumbuh
11 09.30-09.45 Tanya Jawab Pengunjung Rizki Maita
98
rumah sakit Putri K.S
memberikan
pertanyaan
kepada
penyuluh
9 09.30-09.35 Penutup Menjawab Intan Nur Afifah
salam dan
dokumentasi
99
2. Minggu Kedua (13 April – 19 April 2021)
( SAP )
100
5. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara menyikat gigi dengan baik
dan benar, pengunjung poli dapat menerapkan cara menyikat gigi yang baik
dan benar.
V. MATERI
A. Pengertian Gigi Berlubang
Gigi berlubang (karies gigi) adalah kondisi dimana gigi mengalami kerusakan
yang mengikis bagian luar (email) hingga bagian dalam (dentin) sampai
membentuk lubang.
VI. METODE
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
VII. MEDIA
102
1. Penjelasan pengertian gigi berlubang instruksi
2. Penjelasan macam macam gigi berlubang penyuluh
3. Penjelasan penyebab gigi berlubang
4. Penjelasan cara mencegah gigi berlubang
5. Penjelasan cara menyikat gigi dengan baik
dan benar
5. 15 menit Demonstrasi cara menyikat gigi yang baik dan Memperhatikan
benar intruksi penyuluh
6. 15 menit Evaluasi Tanya Jawab Bertanya dan
1. Apa penyebab gigi berlubang menjawab
2. Bagaimana cara menyikat gigi yang baik pertanyaan
dan benar
7. 5 menit PENUTUP Mengikuti
-ucapan terimakasih dan salam penutup instruksi
penyuluh
103
3. Minggu Ketiga (20 – 26 April 2021)
( SAP )
104
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pengertian kesehatan gigi,
pengunjung poli dapat menyebutkan pengertian kesehatan gigi dengan baik dan
benar.
2. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang dampak tidak menjaga kesehatan
gigi dan mulut, pengunjung poli dapat mengetahui dampak tidak menjaga
kesehatan gigi.
3. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara menjaga kesehatan gigi,
pengunjung poli dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan gigi dengan baik dan
benar.
4. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara menyikat gigi dengan baik dan
benar, pengunjung poli dapat menerapkan cara menyikat gigi yang baik dan
benar.
5. Setelah selesai dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung poli makin
memperhatikan kesehatannya dan jika terdapat penyakit yang dialami segera
untuk memeriksakan giginya ke poli gigi atau klinik gigi
V. MATERI
A. Pengertian Kesehatan Gigi
Kesehatan gigi adalah keadaan rongga mulut, termasuk gigi geligi dan struktur
jaringan pendukungnya bebas dari penyakit dan rasa sakit, berfungsi secara optimal,
yang akan menjadikan percaya diri serta hubungan interpersonal dalam tingkatan
paling tinggi
a. Sakit gigi
b. Gusi berdarah dan bengkak
c. Karies gigi (gigi berlubang)
d. Nafas tidak segar/bau mulut
e. Gigi kuning
f. Gigi sensitif/linu
g. Sariawan
h. Karang gigi dll
105
C. Cara Menjaga dan Merawat Kesehatan Gigi Dan Mulut
1. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari setiap pagi hari setelah sarapan dan
sebelum tidur.
2. Gunakanlah sikat gigi khusus untuk anak-anak karena dirancang dengan bulu
sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil untuk memudahkan menyikat
mulut.
3. Gunakanlah takaran pasta gigi yang direkomendasikan dokter gigi Anda.
4. Sikat seluruh permukaan gigi dan sikatlah gigi selama 2 menit.
5. Ganti sikat gigi setiap 3 bulan.
6. Hindari kebiasaan mengemil makanan manis dan lengket diantara waktu
makan (misal permen, coklat, soda, dll), serta makan makanan yang
mengandung asam (misal cuka, asam jawa, kunyit) karena dapat mengikis
lapisan email gigi.
7. Perbanyak konsumsi makanan berserat, buah- buahan seperti apel, melon,
pepaya, bengkuang dan wortel karena dapat membantu membersihkan sisa-
sisa makanan yang menempel di sela- sela gigi dan mengurangi bau mulut.
8. Periksa rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali dengan keluhan ataupun
tanpa keluhan
C. METODE
3. Demonstrasi
4. Tanya Jawab
D. MEDIA
107
1. Cara menyikat gigi yang baik dan benar intruksi penyuluh
2. Gambar-gambar penyakit pada gigi dan
mulut
13. 15 menit Evaluasi Tanya Jawab Bertanya dan
3. Jika ada sisa akar harus dilakukan apa? menjawab
4. Mengapa perlu memeriksakan gigi setiap pertanyaan
6 bulan sekali?
14. 7 menit PENUTUP Mengikuti
a. Kesimpulan instruksi
b. Ucapan terimakasih penyuluh
c. Salam penutup
108
4. Minggu Keempat (27 April – 03 Mei 2021)
( SAP )
109
3. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara menjaga kesehatan gigi,
pengunjung poli dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan gigi dengan baik
dan benar.
4. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara menyikat gigi dengan baik
dan benar, pengunjung poli dapat menerapkan cara menyikat gigi yang baik
dan benar.
C. MATERI
1. Pengertian Gigi Berlubang
Gigi berlubang atau biasa disebut dengan katries gigi adalah rusaknya
jaringan luar gigi (email) hingga bagian dalam gigi (dentin) yang disebabkan
oleh bebrapa factor, seperti makanan, dan kurangnya menjaga kebersihan
gigi dan mulut sehingga memicu bakteri menempel pada sisa makanan dan
dalam waktu yang lama akan memicu munculnya lubang gigi.
D. METODE
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Phantom gigi dan sika gigi
2. Leaflet
V. PROSES BELAJAR MENGAJAR
111
17. menyampaikan tujuan penyuluhan
18. 30 menit PENYAMPAIAN MATERI Mengikuti
10. Penjelasan pengertian gigi berlubang, instruksi
penyebab dan macam gigi berlubang. penyuluh
11. Penjelasan cara menjaga kesehatan
gigi dan mulut
12. Penjelasan cara menyikat gigi dengan
baik dan benar
19. 20 menit Demonstrasi cara menyikat gigi yang baik Memperhatikan
dan benar intruksi
penyuluh
20. 15 menit Evaluasi Tanya Jawab Bertanya dan
5. Apa dampak dari lubang gigi dan menjawab
bagaimana gejalanya pertanyaan
6. Bagaimana cara menyikat gigi yang
baik dan benar
21. 5 menit PENUTUP Mengikuti
-ucapan terimakasih dan salam penutup instruksi
penyuluh
112