Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang ttelah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga praktik kerja lapangan ini dapat dilakanakan dengan
lancer beegit pula dalam penyusunan laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan PKL ini disusun sebagai tugas akhir bagi siswa/siswi Sekolah Menengah
Kejurusan Analis Kesehatan DITKESAD yang telah dilaksanakan PKL dan penyusunan
laporannya dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak terkait. Untuk
itu pada kesempatan ini aku berterimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa kekurangan yang terdapat dalam menyusun laporan PKL ini.
Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, dapat bermanfaat bagi semua siswa/siswi
SMK Analis Kesehatan DITKESAD dan pembaca umumnya.
Tim Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesahatan DITKESAD merupakan
Sekolah yang bertujuan untuk melahirkan tenaga analis yang tanggap, tangguh,
terampil, disiplin, kompeten, teliti, dan inovatif.
Maka sebagai wujud aplikasi kegiatan belajar selama di Sekolah
Menengah Kejuruan Analis Kesehatan DITKESAD dilaksanakan sistem
pembelajaran langsung di lapangan kerja dalam hal ini di Laboratorium Patologi
Klinik, agar siswa dapat mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja tenaga
Laboratorium Medik.
Praktik Kerja Lapangan adalah proses untuk mmengukur kualitas dan
mengembangkan keterampilan siswa dengan dunia kerja lapangan agar
mendapat keseimbangan antara ilmu teori dan praktik. Siswa juga diharapkan
dapat beradaptasi dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sebagai miniature
dari dunia kerja. Harapan dari kegiatan ini agar siswa dapat lebih menguasai
dalam bidang analisa yang dapat meningkatkan kebutuhan manusia dan Ahli
Tenaga Medis. Lama pendidikan Praktik Kerja Lapangan ini adalah selama
kurang lebih dua bulan dengan jam kerja yg disesuaikan di Rumah Sakit dengan
adanya sistem pembelajaran langsung dilapangan, diharapkan siswa dapat
menjadi luusan analis yang profesional dan kompeten.
B. Tujuan
1. Tujuan Pelaksanaan PKL
a. Sebagai syarat mengikuti ujian pembelajaran sekolah.
b. Menambah pengalaman dalam penerapan praktikum dilapangan kerja.
c. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi laboratorium, serta
d. Menambah wawasan mengenai lapangan kerja.
2. Tujuan Pembuatan Laporan Kerja
a. Menambah wawasan siswa/siswi terhadap struktur pembuatan laporan.
b. Melaporkan kegiatan yang dilakukan siswa/i selama PKL.
2
C. Manfaat
1. Manfaat Pelaksanaan PKL
a. Siswa/i semakin terampil saat praktikum.
b. Siswa/i semakin cepat memahami tugas dan perannya di lapangan kerja.
c. Siswa/I semakin dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan-
lingkungan baru.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Sekolah
1. Data umum
a. Nama Sekolah : SMK Analis Kesehatan DITKESAD
b. Alamat Sekolah : Jln. Buntu Munjul, Cipayung, RT 10/01, Munjul
Jakarta Timur
c. Kode Pos : 13850
d. Website : http://smksmakditkesad.sch.id
e. Email : smakmunjul@yahoo.co.id
2. Sejarah dan Lulusan
Berdiri dijakarta sejak tahun 1964. 4 tahun pertama didirikan sebagai
sekolah kedinasan yang mendidik calon analis kesehatan untuk lingkungan
Angkatan Darat. Sejak tahun 1973 mulai menerima masyarakat umum,
sampai tahun 2018 telah meluluskan 2 tenaga analis kesehatan yang tersebar
luas di instansi pemerintahan (TNI, Polri, Depkes, maupun RS swasta
didalam dan diluar negeri).
4
5
Visi
SMK Analis Kesehatan DITKESAD bertekad menyediakan tenaga Analis
Kesehatan yang tanggap, tangguh, handal, profesional, disiplin, dan inovatif.
Misi
1. Menyediakan tenaga analis kesehatan untuk menunjang peran TNI, pemerintah
dan swasta yang makin meningkat.
2. Sebagai upaya meningkatkan kesehatan keluarga besar TNI dan masyarakat dalam
menyediakan sekolah kejuruan.
3. Sebagai wujud peran TNI untuk membantu proses pembangunan, khususnya
dalam bidang pendidikan tenaga kesehatan.
Lapangan pekerjaan
Tenaga laboratorium kesehatan : a. Rumah Sakit
b. Laboratorium Klinik Swasta
Tenaga QC di Laboratorium : a. Pabrik Kimia & Farmasi
b. Pabrik Makanan / Minuman
6
Gambar 2.0
Visi
Menjadikan Rumah Sakit yang unggul dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian dalam bidang NAPZA di Tahun 2019
Misi
1. Menyelenggarakan upaya prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif dalam
bidang NAPZA dan penyakit terkait secara komprensif dan paripurna yang
memenuhi kaidah mutu keselamatan pasien dan terjangkau oleh masyarakat
yang dikelola oleh tenaga yang berkompeten
7
Sejarah
FALSAFAH :
MOTTO : PROFESIONALISME, MODEL
UTAMA PELAYANAN KAMI
Ramah, Sigap, Kasih,
Optimis
Usulan untuk membentuk Drug Dependence Unit (DDU) kepada Bpk. H. Ali Sadikin
diterima, dan pada tanggal 6 November 1971 keluarlah instruksi Gubernur DKI Jakarta untuk
membentuk Drug Dependence Unit guna merawat korban penyalahgunaan zat.
Gambar 3.0
8
Pada tanggal 12 April 1972, Bpk. H. Ali Sadikin meresmikan bangunan DDU yang
terletak di komplek RS Fatmawati. Adapun pejabat yang ditunjuk untuk memimpin DDU
saat itu adalah Letkol (CKM) dr. Erwin Widjono, Psikiater.
Sejak tahun 1974, DDU berubah nama menjadi Lembaga Ketergantungan Obat
(LKO), dimana tujuan utamanya adalah usaha penanganan ketergantungan obat yang bersifat
komprehensif dan bersifat jangka pajang, meliputi bidang-bidang preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Pada tahun 1978, status LKO ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C dengan nama
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di bawah Departemen Kesehatan RI, dengan
keputusan Menkes RI nomor 138/Menkes/SK/IV/78, sebagai unit pelaksana fungsional dari
Dit Jen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.
Dengan keputusan ini maka RSKO dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh
satu orang Kepala Seksi Pelayanan Medis, satu orang Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha.
Gambar 4.0
mendirikan bangunan baru di Cibubur, Jakarta Timur dan pada tahun 2002 dilakukan soft
opening.
Gambar 5.0
10
Gambar 6.0
Gambar 7.0
11
Gambar 9.0
Fasilitas perawatan High Care Unit terdiri dari 4 (empat) tempat tidur dengan
dilengkapi dengan peralatan canggih untuk memonitor keadaan pasien. Pelayanan perawatan
24 jam terus menerus oleh perawat-perawat mahir dibawah pengawasan Dokter Spesialis
Anestesi menghadirkan pelayanan yang optimal sesuai yang dibutuhkan pasien.
Gambar 10.0
12
Gambar 11.0
Gambar 15.0
14
1 Laboratorium
2 Radiologi
3 Farmasi
Untuk dapat memberikan
pelayanan yang comprehensif, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Ketergantungan
Obat buka 24 jam. Keramah tamahan,
kecepatan layanan serta kecermatan
bekerja merupakan hal yang senantiasa
Gambar 21.0
selalu dijaga.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Rumah Sakit Umum Kelas B wajib memiliki fasilitas dan kemampuan layanan medik
minimal 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
2. Fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas B terdiri dari Pelayanan Medik
Umum, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik
Spesialis Lain, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
4. Untuk pelayanan Gawat Darurat wajib menyediakan layanan gawat darurat 24 jam
yang mempunyai kemampuan pemeriksaan awal kejadian gawat darurat, resusitasi
dan stabilisasi menurut standar yang berlaku.
5. Untuk pelayanan Medik Spesialis Dasar meliputi layanan penyakit dalam, kesehatan
anak, bedah, obstetri dan ginekologi.
16
3.2 Organisasi RS Ketergantungan Obat Jakarta
Gambar 2
17
18
2. Penanganan Pengobatan
Setelah pasien diperiksa di FASKES 1 dan ternyata masih bisa ditangani
disana maka tidak perlu kerumah sakit. Namun jika ternyata kondisi pasien tidak
memungkinkan ditangani disana maka FASKES 1 akan memberikan rujukan
kerumah sakit partner BPJS.
Setelah semua syarat administrasi terpenuhi maka pasien sudah bisa berobat ke
rumah sakit dan semua ditanggung oleh BPJS termasuk obat-obatan. Namun pada
beberapa kasus ada obat-obat jenis tertentu yang tidak tercover/ tidak masuk daftar
obat yang ditanggung BPJS maka pasien harus membelinya sendiri. Terlepas dari itu
tentunya BPJS memberikan keringanan ketika melakukan pengobatan. Demikian
informasi prosedur dan cara berobat menggunakan BPJS di rumah sakit.
SIM RS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah Sistem
Informasi Terpadu yang digunakan untuk melaksanakan segala bentuk kegiatan maupun
transaksi yang terjadi di Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas Pelayanan dan
memudahkan Manajemen Rumah Sakit dalam berbagai rutinitas transaksi yang dilaksanakan.
SIM RS diajukan untuk dapat diaplikasikan dan memenuhi kebutuhan Rumah Sakit yang
dirancang berdasarkan System Framework Standard dibanyak perusahaan / organisasi
International. Dengan pengalaman yang kami miliki diharapkan dapat memberikan solusi
sesuai harapan Rumah Sakit.
Keunggulan SIM RS :
Berbasis Web
Multi Platform
Multi Device Support
Software Pendukung Open Source
Pengembangan Berbasis Modular
Mudah diintegrasikan
Mudah Dikembangkan
High Fidelity and User Friendly
Maksimal dalam Interoperabilitas
Desain keamanan yang tinggi
Multi User
20
Kelebihan SIM RS :
Sistem adalah sekumpulan dari elemen - elemen yang saling berinteraksi atau
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Data adalah kenyataan (fakta) kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan
tertentu.
Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah ditentukan untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan
menguntungkan.
Jadi, sistem informasi laboratorium adalah suatu perangkat lunak yang menangani
penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses
laboratorium medis.
Manfaat sistem informasi
1. Menghemat waktu dan biaya.
2. Menghindari duplikasi pekerjaan.
3. Memperpendek proses.
4. Keakuratan data.
5. Memudahkan dalam pelaksanaan.
21
(TEKNOLOGI)
DATA –> INPUT –> PROSES –> OUTPUT –> TUJUAN –> PEMAKAI
(MODEL) (PENGENDALIAN)
SOFTWARE CMSM
(Complete Medical Software Management)
Merupakan perangkat lunak komputer yang melingkupi beberapa bidang seperti
registrasi, rekam medis, laboratorium, personalia, apotik dan akuntansi secara terintegrasi
dan realtime.
Dengan berbagai modul pendukung didalamnya dapat meningkatkan kinerja rumah sakit
menjadi optimal dan dapat memberikan informasi secara akurat. Untuk dapat menjalankan
aplikasi ini diperlukan beberapa sofware tambahan, antara lain:
22
Administrasi Ruang
Sampling
Toilet
Pengambilan
Sampel
Pemeriksaan Pemeriksaan
Kimia Hematologi
Darah
Ruang Dokter
Pantry
24
Quality Control (QC) adalah salah satu komponen dalam proses kontrol dan
merupakan elemen utama dari sistem manajemen mutu. Memonitor proses yg
berhubungan dengan hasil tes serta dapat mendeteksi adanya error yang bersumber
dari alat , keadaan lingkungan atau operator. Memberikan keyakinan bagi laboratorium
bahwa hasil yg dikeluarkan adalah akurat & reliabel.
Implementasi.
Memilih bahan kontrol :
1. Homogen & Stabilitas lama .
2. Kemasannya ( volum & jumlah ) disesuaikan kebutuhan.
25
Guidelines
CLIA 88 , CLSI
a. Minimum 2 level dalam 24 jam.
b. Frekuensi :
- tiap 8 jam
- tergantung jumlah tes :
< 50 tes/ hari ----- 1 level / 1 kali per hari
50- 100 tes/hari ----- 2 level / 1 kali per hari
100s / hari ----- 2 level / 2 kali per hari
c. Jika statistik IQC tidak cukup , dapat menggunakan spesimen pasien.
Menjalankan QC
1. Setiap hari sebelum sampel pasien.
2. Menggunakan alat, reagen & metode baru.
3. Tergantung kestabilan reagen.
4. Setelah melakukan preventive maintenance.
5. Setelah pergantian suku cadang.
6. Ada masalah dalam aplikasi klinik dari hasil pasien.
26
SYSTEMATIC ERROR
1. Pergantian reagen / kalibrator.
2. Maintenance alat.
3. Salah nilai kalibrator.
4. Persiapan reagen tidak benar.
5. Deteriorasi reagen/kontrol/kalibrator.
27
Random error
1. Ada gelembung dalam reagen.
2. Kontaminasi pada reagen.
3. Pencampuran reagen tidak adequate.
4. Tidak stabil suhu atau incubator.
5. Tidak stabil sumber listrik.
6. Variasi operator dlm pipetting.
7. Mempengaruhi presisi.
8. Rules : 1-3s, R-4s.
9. Deviasi positif atau negatif dari mean (x).
Dokumentasi
1. Data QC & grafik.
2. Data error, tipe error beserta penyebabnya.
3. Problem solving & tindakan korektif.
4. Data alat , reagensia,kalibrasi.
5. Preventif maintenance & troubleshooting.
Gambar 23.0
Gambar 24.0
29
- Goggles
Gambar 25.0
- Filter Mask
Gambar 26.0
e. Pakaian kerja
Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber – sumber bahaya tertentu
seperti :
Gambar 27.0
g. Sarung Tangan
Gambar 28.0
h. Pelindung kaki
Fungsinya untuk melidungi kaki dari tertimpah benda – benda berat, terbakar karena
logam cair, bahan kimia, tergelincir, tertusuk.
1. Nyaman dipakai
2. Tidak mengganggu
3. Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya tempat kerja.
31
1. Jas Laboratorium
2. Masker
3. Sarung tangan
C. Cara Pewarnaan ZN :
1) Sediaan dituangi Carbol Fuchsin sampai penuh
2) Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai mendidih
3) Biarkan dingin selama 5 menit, cuci dengan air
4) Dekolorisasi dengan alkohol asam 10-30 detik, cuci dengan air.
5) Tuangi dengan methylen blue selama 20-30 detik, cuci dengan air.
32
Gambar 29.0
Bahan – bahan :
1) Reagen Anti A
2) Reagen Anti B
3) Kapas alcohol
Cara kerja
1) Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
2) Darah kapiler diambil dari jari pasien dengan menggunakan autoclik.
3) Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan untuk
pemeriksaan.
4) Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.
5) Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang sebelah kanan
diteteskan reagen anti B.
6) Homogenkan.
7) Dilihat adanya aglutinasi pada kedua tetesan tersebut dan dicatat hasilnya.
34
a. Interprestasi Hasil
Keterangan :
Golongan darah A : terdapat aglutinasi
pada tetesan darah yang diberi reagen
anti A.
Golongan darah B : terdapat aglutinasi
pada tetesan darah yang diberi reagen
anti B.
Golongan darah AB : terdapat
aglutinasi pada tetesan kedua darah
tersebut.
Golongan darah O : tidak ada
Gambar 32.0 aglutinasi pada kedua tetesan darah
tersebut.
1 hari 31 – 35
3 - 3,5 bulan 31 – 43 MCHC 2 – 6 hari 24 – 36
5 - 7 bulan 32 – 44 g/dL 14 – 23 hari 26 – 34
8 bulan - 3 24 – 37 hari 25 – 37
35 – 43
tahun 40 hr - 7 bln 26 – 34
5 tahun 31 – 43 8 - 13,5 bln 28 – 32
10 tahun 33 – 45 1,5 - 3 thn 26 – 34
1 hari 15.2 – 23.6 5 - 10 thn 32 – 36
Hemoglobin 2 - 6 hari 150 – 24.6 1 hari 98 - 122
g/dL 14 - 23 hari 12.7 – 18.7 MCV 2 – 6 hari 94 – 150
24 - 37 hari 10.3 – 17.9 fL 14 – 23 hari 84 – 128
40 - 50 hari 9.0 – 16.6 24 – 37 hari 82 – 126
40 – 50 hari 81 – 125
2 - 2,5 bulan 9.2 – 13.6
2 – 2.5 bln 81 – 121
3 – 3.5 bln 77 – 113
3 - 3,5 bulan 9.6 – 12.8
5 – 7 bln 73 – 109
5 - 7 bulan 10.1 – 12.9 8 – 10 bln 74 – 106
8 - 10 bulan 10.5 – 12.9 11 - 13,5 bln 74 – 102
1.5 – 3 thn 73 – 101
11 - 13,5 bulan 10.7 – 13.1
5 thn 72 – 88
1,5 - 3 tahun 10.8 – 12.8 10 thn 69 – 93
5 tahun 10.7 – 14.7 1 hari 3–7
10 tahun 10.8 – 15.6 Retikulosit 3 hari 1–3
12 tahun 11.8 – 15.0 % 7 hari 0–1
15 tahun 12.8 – 16.8 1 bln 0.2 – 2
12 jam 1.5 bln 0.3 – 3.5
Lekosit/uL 1 hari 2 bln 0.4 – 4.8
1 minggu 2.5 bln 0.3 – 4.2
2 minggu 3 bln 0.3 – 3.6
4 minggu >4 bln 0.2 – 2.8
L 217.000 -
2 bulan
Trombosit 497.000
1 - 5 tahun
/uL P 229.000 –
4 – 12 bulan
553.000
36
L 181.000 –
2 tahun
521.000
6 - 10 tahun
P 184.000 –
4 tahun
488.000
L 156.000 –
6 tahun
11 - 15 408.000
tahun P 154.000 –
8 – 12 tahun
442.000
L 140.000 –
14 – 16 tahun
16 - 20 392.000
tahun P 154.000 –
18 tahun
386.000
Dikutip dari buku SI unit tabel konversi sistem satuan SI – Konvemsional dan nilai rujukan dewasa-
anak parameter laboratorium klinik. PDS PATKLIN Jakarta 2004
Nilai kritis
Rendah Tinggi
Kimia klinik
Amilase - 200 U/L
Bilirubin total - 20 mg/dL
CK - 3-5 × ULN
CKMB - 5% atau 10ug/L
Creatinin (Kecuali os HD) - 5.0 mg/L
Glukosa < 45 mg/dL 500 mg/dL
Glukosa (Bayi) < 30 mg/dL 300 mg/dL
Troponin I - 1.6 ug/L
Ureum 2mg/dL 80 mg/dL
Hematologi
Leukosit <2000 /uL 30.000/uL
Hemoglobin < 7 g/dL 20 g/dL
37
≤ 2.8 mg/dL
6 Kreatinin
≤ 0,4 mg/dL
7 Glukosa ≤ 50 mg/dL ≤ 500 mg/dL
8 Glukosa neonatus ≤ 45 mg/L ≤ 300 mg/dL
9 Albumin ≤ 1.5 g/dL ≤ 15 g/dL
10 Trigliserida - ≤ 1000 mg/dL
Lipase - ≤ 600 IU/L
12 Amilase - ≤ 251 IU/L
13 Magnesium ≤ 1.2 mg/dL ≤ 5.0 mg/dL
14 Fosfor ≤ 1.0 mg/dL -
15 Natrium ≤ 125 mg/dL ≤ 160 mEq/L
16 Kalium ≤ 2.5 mEq/L ≤ 8.0 mEq/L
17 Kalium (≤ 3 bln) ≤ 2,7 mEq/L ≤ 7.6 mEq/L
18 Klorida ≤ 70 mEq/L ≤ 120 mEq/L
19 Laktat - ≤ 4.0 mmol/L
20 Troponin T - ≤ 1.5 ng/mL
Imunologi
1 Procalcitonin - ≤ 10 ng/dL
2 D. Dimer - ≤ 5000 ng/dL
Pasien Hemodialisa
3.16 Phlebotomi
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomi yang berarti
proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara untuk memperoleh darah yaitu
skinpuncture, venipuncture, dan arteri. Venipuncture adalah cara yang paling umum
dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomis sering dikaitkan dengan pengambilan darah
vena (venipuncture).
Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena mediana cubiti yang
terletak pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak di permukaan kulit, cukup besar, dan tidak
dekat dengan syaraf. Apabila tidak memungkinkan, vena cephalica dan vena basilica bisa
menjadi pilihan dalam pengambilan darah vena. Venipuncture pada vena basilica harus
dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri branchialis dan
syaraf mediana. Jika vena basilica dan cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat
dilakukan pengambilan darah di vena pergelangan tangan dan vena kaki.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syringe), sedangkan cara vakum
dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
40
Gambar 33.0
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf mediana.
Tujuan
Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat
untuk dilakukan pemeriksaan.
Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick
injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy)
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :
Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh
tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
Pada Vacutainer pemasangan tabung vakum pada holder harus kuat,
dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan
jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri
memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan
mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam,
usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat
mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
Hematome, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit
disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri,
perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa
menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
42
Gambar 34.0
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien
dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
- Persiapkan alat-alat yang diperlukan :
Syiring
Tali pembendung
Sarung tangan
Kapas alkohol 70%
Plester
Tabung darah
- Tahapan Pengambilan :
Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.
Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu pula petugas
(Phlebotomis).
Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena
yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi
Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap
adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan
kering
43
Gambar 35.0
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
44
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel
darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa
tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan
kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke
dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama
pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak
bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum ―kupu-kupu‖ hampir sama dengan jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah
akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Tahap pengambilan
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu
sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah
tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
3 Hijau terang Zat Additive : Plasma Separating Tube (PST) dengan heparin
Lithium
Tindakan : Anticoagulates dengan heparin lithium; Plasma
dipisahkan dengan gel PST di bagian bawah tabung
Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia
4 Ungu Zat Additive : EDTA
Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan
kalsium
Digunakan untuk pemeriksaan : Hematologi (CBC) dan Bank
Darah (crossmatch); requires full draw - invert 8 times untuk
mencegah penggumpalan dan pembekuan darah.
5 Biru terang Zat Additive : Natrium sitrat
Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan
kalsium
Digunakan untuk pemeriksaan : Tes koagulasi (protime dan
waktu protrombin), full draw required
6 Hijau Zat Additive : Sodium heparin atau heparin lithium
Tindakan : Inactivates trombin dan tromboplastin
Digunakan untuk pemeriksaan : Untuk tingkat lithium,
menggunakan heparin natrium
Untuk level amonia, menggunakan heparin natrium atau lithium
7 Biru tua Zat Additive : EDTA-
Tindakan : Tabung ini di design untuk tidak terkontaminasi
oleh logam
Digunakan untuk pemeriksaan : Untuk Test Trace Elemen
(seng, tembaga, timah, merkuri) dan toksikologi
8 Abu abu Zat Additive : Sodium fluoride dan kalium oksalat
Tindakan : Agen Antiglycolytic mempertahankan glukosa
sampai 5 hari
Digunakan untuk pemeriksaan : Glucoses, requires full draw
(may cause hemolysis if short draw)
9 Kuning Zat Additive : ACD (acid-citrate-dextrose)
Tindakan : Complement inactivation
Digunakan untuk pemeriksaan : HLA tissue typing, paternity
testing, DNA studies
47
Gambar 36.0
Prosedur
Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan
sampling.
Pilih bagian arteri radialis.
Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan
letak arteri.
Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu
tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum
tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki
spuit dan mendorong thorak ke atas.
Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum
dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-
49
kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15
menit.
Gambar 37.0
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit.
Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga
Untukanakkecildanbayidiambil di tumit (heelstick) pada
1/3 bagiantepitelapak kaki atau pada ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran,
seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb),
kongesti atau sianosis setempat.
Gambar 38.0
Hematology Analyzer adalah suatu alat yang biasa digunakan oleh seorang analisis
kesehatan untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa digunakan dalam bidang
kesehatan atau kedokteran. Hematology Analyzer mampu membantu mendiagnosis
penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Hematology Analyzer digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara mengukur
serta menghitung sel darah dengan cara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau
berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilalui. Hematology Analyzer juga biasa digunakan
untuk pemeriksaan hematologi rutin yang meliputi hitung sel leukosit, hitung jumlah sel
trombosit dan pemeriksaan hemoglobin.
Cara kerja dari hematology analyzer itu sendiri yaitu sampel darah di cuci selama 200
kali lalu dicampur dengan hemolizying kemudian akan dihitung Hemoglobin (HB) dan
White Blood Cell (WBC)nya, kemudian untuk penghitungan Red Blood Cell (RBC) dan
platelet darah akan dicuci selama 200 kali dan kemudian semua data diolah di
mikroprosesor yang kemudian akan ditampilkan dalam monitor atau display.
52
Gambar 39.0
Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik, yaitu mengukur kadar
zat-zat yang terkandung dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT,
SGPT, kolesterol, trigliserid, gamma GT, albumin,dsb.
Prinsip dari alat ini adalah melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik secara
otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan
serapan cahayanya. Kelebihan autoanaliser adalah bahwa tahapan analitik dapat
dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk memeriksa sampel dengan jumlah
banyak secara bersamaan.
53
Pengoprasian alat :
Centrifuge
3. Nyalakan centrifuge
7. Set atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan
rotasi putaran (Rpm) yang diinginkan
Prinsip :
Adanya pengikatan antara antigen HBsAG dan antibody anti-HBs pada daerah test line.
Selanjutnya, antibody akan berkaitan dengan colloidal gold-labeled conjugate kompleks yang
terbentuk akan bergerak pada membrane nitroselulosa
Tujuan :
Unyuk mendeteksi adanya antigen yang terdapat pada permukaan Virus Hepatitis B (VHB)
didalam serum penderita
Alat : Strip HBsAg
Bahan : Serum
Cara kerja :
1. ambilah serum yang sudah diputar pada sentrifuge
2. buka kemasan strip HBsAg. kemudian masukan serum sebanyak 100 mikron pada sumur
sample.
interprestasi hasil :
a. bila terdapat pita merah / pink pada garis control menandakan reagen masih baik dan
pemeriksaan valis
b. apabila hanya ada pita merah pada garis c, ini menandakan bahwa didalam serum pasien
tersebut tidak terdapat anti-HBS(negatif) dan tidak memiliki indikasi hepatitis B
c. apabila terdapat pita merah pada garis control dan test, ini menandakan didalam serum
pasien tersebut terdapat anti HBS(positif) dan memiliki indikasi hepatitis B
55
Prinsip :
Adanya antibido salmonella thypi dan salmonella parathypi dalam serum
sample akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagent widal
dengan adanya aglutinasi
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya antibody salmonella thypi dan salmonella
parathypi A,B,C
Metode : aglutinasi lateks
Alat :
1.Tabung reaksi
2.Spuit
3.Kapas alkohol
4.Slide
5.Rotator
6.Sentrifuge
7.Pipet tetes
Bahan :
1. sampel serum
2. NaCl
Reagen :
1. antigen O, AO, BO, CO
2. antigen H, AH, BH, CH
Cara Kerja
A. Kualitatif :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet serum sebanyak 20 ul dan diletakkan pada slide test.
3. Ditambahkan 1 tetes antigen pada slide tersebut.
4. Kemudian rotator ―slide‖ selama 1 menit.
5. Perhatikan adanya reaksi aglutinasi dalam 1 menit.
6. Reaksi positif bila terjadi aglutinasi dalam 1 menit.
B. Semi Kuantitatif :
56
3. Pemeriksaan HIV
Tujuan :
Prinsip :
Alat
1.Pipet tetes
2. Sentrifuse
3. Rak tabung
4. Tabung k3
5. Darah lengkap (serum/plasma,whole blood)
6. Reagen HIV/Buffer HIV
Bahan
1. Sampel
2. Strip HIV
Prosedur kerja
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Sampel yg berupa serum yang telah di sentrifuse,diletakan di rak
tabung dan disiapkan tabung dengan pipet tetesnya
3. Diteteskan serum sebanyak 2 tetes kedalam lubang sampel kemudian
lanjutkan meneteskan 2 tetes buffer
4. Dibaca hasil antara 10-15 menit setelah meneteskan sampel
5. Pembacaan dilakukan tidak boleh lebih dari 15 menit karena dapat
menimbulkan positive palsu
Interprestasi hasil :
Positif : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna , satu pada zona garis
test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control. Hal ini berarti pada serum
terdapat antibody HIV.
58
Negatif : Terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja, ini
berarti pada serum dan plasma dan darah tidak ada antibody
HIV.Invalid/Test gagal : Jika tidak timbul garis warna zona Control
maka tes di nyatakan gagal, ulagi test dengan alat yang baru
3.23 Pemeriksaan hemostasis
Hemostasis adalah mekanisme untuk menghentikan dan mencegah
perdarahan. Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang
terluka berkurang. Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian
pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor
pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan
membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat
dihentikan.
Jadi dalam proses hemosatasis terjadi 3 reaksi yaitu reaksi vascular berupa
vasokontriksi pembuluh darah, reaksi selular yaitu pembentukan sumbat trombosit,
dan reaksi biokimiawi yaitu pembentukan fibrin. Faktor-faktor yang memegang
peranan dalam proses hemostasis adalah pembuluh darah, trombosit, dan faktor
pembekuan darah. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi hemostasis adalah
faktor ekstravascular, yaitu jaringan ikat disekitar pembuluh darah dan keadaan otot.
Alat-alat:
1. Tabung reaksi
2. Ose
3. Waterbath
4. Stopwatch
5. Mikropipet 100ml
6. Centrifuge
Bahan:
1. CaCl2 0,025 M
2. Reagen APTT (dari Biopool)
3. Natrium Sitrat 3,8%
Cara Kerja:
1. Hangatlah terlebih dahulu APTT-P pada suhu 370C campur sampai
homogen.
2. Hangatkan terlebih dahulu 0,1 ml plasma test pada suhu 370C selama 2
menit.
3. Tambahkan cepat dengan 0,1 ml APTT-P yang telah dihangatkan ke
plasma dan atur waktunya.
4. Inkubasi tepat 5 menit pada suhu 370C.
5. Tambahkan 0,1 ml 0,025 M Calsium Chlorida hangatkan pada duhu
370C.
6. Catat waktu pada saat terjadi pembekuan benang fibrin.
7. Lakukan pemeriksaan ganda
8. Laporkan hasil sebagai APTT time dalam detik.
Nilai normal : 20-35 detik
Tujuan :
Pemeriksaan ini dipakai untuk menguji faktor extrinsic. Sebagai
tissuthromboplastin dipakai aceton dehydrated rabbit brain.Test ini digunakan
untuk menguji extrinsic pathway. Jadi diperlukan faktor VII, faktor V, faktor
X, faktor II serta faktor I yang normal, sedangkan tissue thromboplastin tidak
perlu normal.
Cara kerja :
1. Campur satu vial reagen tromboplastin (Simplastin®Excel S) dengan
Satu vial pelarut, goyang (putar-putar) dengan kuat untuk menjamin
rehidrasi lengkap. Dan sebelum digunakan harus dicampur dengan
baik hingga homogen.
2. Hangatkan sejumlah volume reagen thromboplastin pada 37 derajat
Celcius.
3. Beri label tabung test (sampel dan kontrol), dan masukan 0.1 ml
sampel ataukontrol kedalam tabung yang sesuai.
4. Inkubasi masing-masing tabung ( sampel dan kontrol) pada 37 oC
selama 3 –10 menit.
5. Tambahkan 0.2 larutan reagen thromboplastin hangat kedalam
tabung yangberisi plasma diatas dan secara bersamaan jalankan
stopwatch.
6. Tabung digoyang dan perhatikan terbentuknya bekuan, saat
terbentuknyabekuan stopwatch dihentikan dan catat waktu ( dalam
detik).
Nilai normal : 11-13,5 detik
Prinsip :
Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian
dibiarkan membeku. Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat
darah membeku dicatat sebagai masa pembekuan.
Prosedur :
1. Sediakan tabung beku pada rak
2. Tangan diluruskan dan tidak boleh bengkok dan lengan dikepalkan.
3. Tangan pasien dibersihkan dengan kapas alcohol 70 %
4. Ambil darah vena. Tuangkan sebanyak 1 µl darah ke dalam tabung beku
(segera jalankan stopwatch pada saat darah tampak dalam jarum dan
lakukan dengan cepat).
5. Setelah 3 menit, mulailah mengamati tabung
o Angkat keluar tabung secara tegak lurus lalu miringkan
o Perhatikan darah, masih bergerak atau diam
o Lakukan hal ini pada setiap tabung selang waktu 30 detik sampai
terlihat darah dalam tabung tidak lagi bergerak (sudah membeku)
6. Catat hasil pengamatan.
Nilai Normal : 6-14 menit
Metode : Duke
Alat : Hemolet/Lanset, Stop watch, Kapas/Tissu,dan Alkohol 70%,
Prinsip :
Dibuat luka standar pada daun telinga dan dicatat lama waktu
pendarahan. Bleeding Time dilakukan untuk menilai factor-faktor
hemostatis yang letakknya extravaskuler dimana keadaan dinding kapiler
dan jumlah trombosit juga berpengaruh.
Prosedur
1. Cuping telinga dibersihkan dengan kapas alkohol
2. Tusuk dengan hemolet/lanset (sedalam 2 mm), hitung waktu bersamaan
dengan keluarnya darah dari kulit
62
Setelah hasil pemeriksaan selesai salin hasil ke dalam buku arsip laboratorium,
penyalinan hasil dilakukan sebagai arsip laboratorium apabila hasil yang sudah
diberikan kepada pasien hilang
4. Tanda tangan penanggung jawab
5. Stempel
6. Berikan hasil kepada pasien
63
3.25 URINALISA
Jenis sedimen dalam urin
Eritrosit Lekosit
Cystin Amorf
Parasit Sperma
1. Combur
Gambar 60.0
66
2. Centrifuge urin
Gambar 61.0
Gambar 62.0
BAB IV
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Rumah Sakit Marinir Cilandak merupakan rumah sakit militer Kops
Marinir TNI-AL golongan II B yang terakreditasi dengan DEPKES RI yang
terletak di wilayah Jakarta selatan dengan Motto ―Keselamatan Pasien adalah
Prioritas Kami― berusaha memberikan pelayanan keshatan yang terbaik untuk
TNI POLRI dan keluarganya, serta masyarakat umum yang membutuhkan.
Laboratorium RSMC melayani pemeriksaan Darah Rutin, pemeriksaan
Darah Lengkap, pemeriksaan Urin Lengkap, pemeriksaan Faeces,
pemeriksaan HBsAg, pemeriksaan Golongan Darah, pemeriksaan Widal,
pemeriksaan BTA, pemeriksaan HCG, pemeriksaan Tubex TF, pemeriksaan
Malaria, pemeriksaan SAD, pemerksaan Kimia Darah, dsbg.
Laboratorium RSMC bekerja sama dengan PARAHITA dan
WESTERINDO untuk pemeriksaan yang tidak ada di laboratorium RSMC
seperti pemeriksaan Patologi Klinik
Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini, kami dapat
mengetahui gambaran bagaimana melayani masyarakat dengan keahlian yang
kami punya sebagai Analis. Dengan ilmu yang diberikan dari para
pembimbing pula dapat menambah wawasan bagi kami.
B. SARAN
Laboratorium di susun tata lebih rapih sesuai dengan peraturan rumah sakit type II
B.
67
68
DAFTAR PUSTAKA
1. (http://analis-kesehatan-yogyakarta.blogspot.co.id/2013/12/mekanisme-
phlebotomy.html)
2. https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-pengambilan-darah-
vena.pdf
3. http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/12/phlebotomy.html
4. http://praktekanalislab.blogspot.co.id/2013/05/pengambilan-darah-vena.html
5. http://handvy.blogspot.co.id/2011/04/pengambilan-darah-vena-dengan-
tabung.html
6. http://imadanalis.blogspot.co.id/2012/03/macam-macam-tabung-
phlebotomi.html
7. http://weareanalyst.blogspot.co.id/2013/06/pengambilan-darah-kapiler.html
8. http://iyayaciemy.blogspot.co.id/2016/01/cara-pewarnaan-gram.html
9. http://mediblock.blogspot.co.id/2012/10/pratktikum-mikrobiologi-1-
pewarnaan.html
10. http://www.atlm.web.id/2013/04/pembuatan-dan-pewarnaan-sediaan-
apus.html
11. http://sharing-analiskesehatan.blogspot.co.id/2013/06/pemeriksaan-golongan-
darah.html
12. https://www.google.com/search?q=gambar+bakteri+BTA&client=opera&hs
=hYw&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi6vbCV-
JzVAhXMpI8KHTojAHoQ_AUICigB&biw=1366&bih=658#imgrc=uFT0nkM
_jFeCoM(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Malaria).
13. http://ndarujati7.blogspot.com/2014/05/cara-mengitung-kepadatan-parasit-
malaria.html?m=1.
14. http://medicalmagical.blogspot.co.id/2013/04/pemeriksaan-jamur-mycologi.html
15. http://cekdaftar.blogspot.com/2014/08/prosedur-cara-cek-gula-darah-sendiri.html