Menyetujui
Pembimbing/CI Pembimbing/CT
Mengesahkan
Kepala SMK St. Elisabeth Lela
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
E. DAFTAR LAMPIRAN
F. DAFTAR PUSTAKA
G. LEMBAR KONSULTASI
BAB II : PEMBAHASAN
1. WAKTU PELAKSANAAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
2. TEMPAT PELAKSANAAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
3. PESERTA PKL DAN JADWAL PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
4. PELAKSANAAN KEGIATAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
4.1 TINJAUAN UMUM
4.2 TINJAUAN KHUSUS
4.3 KASUS NYATA
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. STRUKTUR
2. LAMPIRAN MATERI
3. METODE
4. MEDIA PENYULUHAN
5. EVALUASI
D. DAFTAR LAMPIRAN
1. KEGIATAN DALAM GEDUNG
2. KEGIATAN LUAR GEDUNG
3. LEMBARAN CHECHLIST
4. FORMAT PTO
5. PENULISAN SINGKATAN
6. KARTU STOK
7. LEMBAR LPLPO
8. DAFTAR HADIR LANSIA DAN BALITA
9. SOP
PELAYANAN INFORMASI OBAT
PENERIMAAN RESEP
PENYIAPAN OBAT
PEMBERIAN INFORMASI TTG EFEK SAMPING OBAT
ATAU EFEK YANG TIDAK DIHARAPKAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT (PIO)
PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWAH SENDIRI OLEH
PELANGGAN ATAU KELUARGA
PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
D. DAFTAR PUSTAKA
E. LEMBAR KONSULTASI
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini sebagai bukti fisik telah melaksanakan praktik kerja lapangan khusus
bidang kefarmasian dasar di Puskesmas Nanga tahun Pelajaran 2020/2021.
Kami menyadari bahwa akan keterbatasan kemampuan sehingga dalam
menyelesaikan laporan ini kami mendapatkan dukungan, bimbingan, arahan, serta
motivasi dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada.
1. Ambrosia B. B. Soeban Pulo A.Md Selaku kepala Puskesmas Nanga bersama
jajarannya yang telah memberikan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan
praktik kerja lapangan di Puskesmas Nanga.
2. RD. Emilianus R. Dedyson S.Pd Selaku kepala sekolah, beserta semua pendidik
yang telah membekali kami dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi
selama mengikuti praktik kerja lapangan.
3. Maria Goreti Sato A.Md.Farm selaku Clinical Instruktur yang terus membimbing
dan mengarahkan kami dengan menjelaskan praktik kerja lapangan di Puskesmas
Nanga dan telah membantu kami menyelesaikan laporan ini.
4. Maria Adelfina S.Farm selaku Clinical Teacher yang meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Bagi orang tua, kakak, adik, yang telah memberikan dukungan moral maupun
material selama pendidikan di SMK ST. ELISABETH LELA.
6. Pasien dengan keluarga Pasien yang telah bersedia dalam memberikan informasi
yang berkaitan dengan penyusunan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyiapkan obat harus didasarkan dengan resep dokter. Resep
adalah permintaan tertulis dari seorang Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan, yang
diberi izin berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku kepada
Apoteker dan Tenaga Teknik Kefarmasian sebagai Pengelola Apotek untuk
menyiapkan dan membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Resep
asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien hanya dapat
diberikan copy resep atau salinanya.
Obat merupakan zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan
biologis. Kebijakan nasional merupakan obat atau bahan sediaan yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi dalam langkah penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, atau rasa sakit dan penyakit
untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan
darah diatas 130/80 mmhg atau lebih.
Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya
penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa seperti gagal jantung, penyakit
ginjal, dan stroke.
Bertitik tolak dan kenyataan diatas kami ingin mempelajar kompetensi
kefarmasian menyiapkan obat sesuai resep dokter pada Ny. I. D. dengan penyakit
hipertensi di Puskesmas Nanga.
Meskipun praktik kerja lapangan ini terjadi disaat pandemi Covid-19
seperti saat ini namun diharapkan, penulis agar mematuhi dan menaati protokol
kesehatan dan dapat dijalankan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan tentang farmasi dasar yang dipelajari disekolah kedalam
situasi nyata di Puskesmas baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
2. Tujuan khusus
1. Setelah mengikuti pengalaman belajar praktik kerja lapangan (PKL) di
Puskesmas diharapkan siswa mampu:
a. Mengenal peran, fungsi dan tanggung jawab TTK di Puskesmas
b. Mengenal kegiatan kefarmasian di Puskesmas
c. Mengenal penggolongan obat dan spesalite obat
d. Mengenal penggunaan etiket dan label sesuai resep Dokter
e. Mengidentifikasi kelengkapan resep
f. Mengenal mekanisme kerja obat dalam tubuh
g. Mengenai perhitungan dosis
h. Mengenal alat-alat di laboratorium farmasi
i. Menerapkan dasar pembuatan sediaan obat sesuai dengan resep dokter
dibawah pengawasan CI.
j. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam pelayanan
obat di apotek dengan bimbingan CI.
k. Membantu melaksanakan tindakan farmasi dasar diluar gedung.
1. Posyandu
2. Memberikan penyuluhan kesehatan
3. Mengikuti kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
4. Mengikuti kegiatan uks (Usaha Kesehatan Sekolah)
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan observasi yaitu
melaksanakan secara langsung institusi terkait melalui teori yang kemudian
didapatkan dalam bentuk kegiatan atau praktik kerja lapangan (PKL).
D. Sistematika Penulisan
a. Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan umum, tujuan
khusus, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan
(PKL), tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), peserta
praktik kerja lapangan (PKL), jadwal praktik kerja lapangan (PKL),
pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), tinjauan umum, tinjauan
khusus, kasus nyata.
c. Bab III : Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
d. Daftar Lampiran
e. Daftar Pustaka
f. Lembar Konsultasi
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jumlah desa
9 desa tersebut terdiri dari :
Desa Lela
Desa Sikka
Desa Iligai
Desa Hepang
Desa Korowuwu
Desa Kolidetung
Desa Watutedang
Desa Du
Desa Baopa'at
3. Sarana Penunjang
Jumlah Pustu : 3 unit
Jumlah Polindes : 9 unit
Jumlah Posyandu : 29 unit
Jumlah Rumah sakit : 1 unit
Jumlah Balai Pengobatan : 1 unit
b. Ekonomi
Pada umumnya penduduk Kecamatan Lela bermata pencarian sebagai
petani, nelayan, tukang, pegawai negri sipil (PNS), pegawai swasta,
wirausaha.
c. Agama
Pada umumnya masyarakat Kecamatan Lela memeluk agama Katolik.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang secara profesional
b. Menggerakkan unit-unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
c. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
f. Faktor Geografis
Kecamatan Lela berbatasan dengan :
Sebelah barat : Kecamatan Nego
Sebelah timur : Kecamatan Bola
Sebelah selatan : Laut Sawu
Sebelah utara : - Kecamatan Nita
- Kecamatan Nele
- Kecamatan Koting
g. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai
(BMHP) di Puskesmas setiap periode (2 bulan sekali) dilaksanakan oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelolah ruang farmasi.
Pengadaan
Hasil persepakatan di Kabupaten (25 Puskesmas) unit pengadaan
perbekalan farmasi dilakukan setiap dua bulan sekali pengadaan rutin
dengan cara menghitung sebagai berikut:
SO=SK+ SWK+SP+SS
Keterangan :
SO : Stok
SK : Stok kerja (pemakaian rata-rata periode distribusi)
SWK : Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (land time)
SP : Stok penyangga
SS : Sisa stok
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan
rumus : permintaan SO-SS
Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) dari
instalasi farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan sumber lainnya merupakan
salah satu kegiatan yang di lakukan apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian (TTK) penanggung jawab ruang farmasi.
Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab menjaga
ketersediaan serta memudahkan pengawasan. Penyimpanan obat di
puskesmas nanga harus di lakukakan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi sediaan farmasi serta disusun secasa alfabetis.
Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan
farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) daru puskesmas induk
untuk memenuhi kebutuhan pada jaringan pelayanan puskesmas
(puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan bidan desa).
Pemusnahan resep dan penarikan
1. Pemusnahan dan penarikan obat
Sediaan farmasi kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai (BMHP) pemusnahannya dilakukan di kabupaten setiap tahun
sekali. Sediaan farmasi dan bahan habis pakai yang kadaluarsa berasal
dari pustu/polindes dan puskesmas di antar ke Dinas kesehatan untuk
di lakukan pemusnahan di Dinas Kesehatan dengan disertai berita
acara pengambilan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
(BMHP) kadaluarsa dan lampiran.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar atau
ketentuan peraturan perundang-undangan di lakukan oleh pemilik izin
oleh badan pengawasan obat dan makanan (BPOM). Penarikan alat
kesehatan dan medis habis pakai (BMHP) di lakukan terhadap produk
yang izin edarnya di cabut oleh menteri.
2. Pemusnahan resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat
dimusnahkan untuk resep pemusnahan bisa dilakukan di puskesmas di
dampingi pihak Dinas Kesehatan dan pihak puskesmas.
Administrasi
Kesehatan Administrasi terdiri dari penataan dan pelaporan semua
kegiatan pelayanan dan kefarmasian di puskesmas.
1. Pencatatan (Dokumentasi)
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor
keluar dan masuknya obat di puskesmas. Adanya pencatatan akan
memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adaya
mutu sediaan farmasi yang substandar dan harus ditarik dari peredaran
pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital
maupun manual kartu yang umum digunakan untuk melakukan
pencatatan adalah kartu stok.
2. Pelaporan
Untuk pelaporan pelayanan yang sudah dilakukan sebulan atau dalam
bulan berjalan disepakati secara kabupaten (25 puskesmas) diantaranya
kabupaten terhitung setelah tutup buku tanggal 25 dalam bulan
berikutnya sampai dengan tanggal 5 bulan berikutnya untuk Farmasi
ada 7 laporan yang terdiri dari :
a. Laporan pemakaian dan lembar pemintaan obat (LPLPO) Sumber
program.
b. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) JKN.
c. Laporan pengunaan obat rasional (POR).
d. Laporan psikotropika, obat bebas tertentu.
e. Laporan Narkotika.
f. Laporan penggunaan obat rasional (POR) (laporan indikator
peresepan antibiotik dan puskesmas)
g. Laporan perhitungan perencanaan obat dan bahan medis habis pakai
(BMHP)
3. Konseling
Konseling merupakan salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap
muka atau wawancara dengan pasien dan keluarganya yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien yang membuat
terjadinya perubahan perilaku dalam penggunaan obat. Oleh karena
sumber daya manusia (SDM) dan ruang yang kurang. Untuk konseling
dilakukan oleh kerja kefarmasian (TTK) atau pengelola langsung di ruang
apotik puskesmas.
2. Brigitha A. C. Paskua
3. Elisabeth Novita
7. Maria Stefania
8. Ignatius C. M. Normantos
2. Elisabeth Nelli
3. Lusia Efrata
5. Fransiskus Jefri
7. Oktavianus M. A. Sola
8. Theresia S. Adventin
9. Yohanes Jago
4. Pelaksanaan Kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan)
Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat di peroleh dengan resep dokter.
Tanda khusus obat ini adalah lingkaran bulat merah dengan garis tepi
berwarna hitam dengan huruf K di tengah yang menyentuh garis tepi.
Contoh obat keras: asam mefenamat, Loratadin, alparazolam, clobazam,
Pseudoefedrin.
Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi
otak serta merangsang saluran syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi
berupa halusinasi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-
tiba dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Psikotropika dibagi kedalam empat golongan yaitu :
a. Golongan 1
Zat dan obat psikotropika Gol-1 merupakan psikotropika dengan daya
atau adiktif atau efek candu yang syarat kuat.
b. Golongan 2
Obat psikotropika juga memiliki efek candu yang kuat tetapi bisa
digunakan untuk kepentingan riset dan pengobatan. Contoh obat
psikotropika Gol-2 adalah amfetamin, deksamfetamin, ritail, dan
metilfenidat.
c. Golongan 3
Merupakan psikotropika yang memiliki efek ediksi sedang dan bisa
digunakan untuk penelitian dan pengobatan. Contoh obat psikotropika
Gol-3 adalah : kodein flunitrazepam, pentobarbital, buprenorfin,
pentazolin, dan glutetimit.
d. Golongan 4
Memiliki daya adiktif atau efek candu ringan dan boleh digunakan
untuk pengobatan. Contoh obat psikotropika Gol-4 adalah diazepam,
nitrazepam, estazolam, dan klobazam.
Obat Narkotika
Obat Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik itu sintetis, maupun semisintetis yang menimbulkan efek
penurunan kesadaran halusinasi, serta daya rangsang. Obat tersebut dapat
menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Contoh obat
narkotika adalah : heroin, kokain, morfin, dan opium.
4. Beta Blockers
Bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinefrin atau adrenalin,
yaitu hormon yang berperan dalam meningkatkan aliran dan tekanan
darah. Contoh obatnya:
Atenolol 50-100 mg
Bisoprolol 20 mg
Metoprolol 100 mg
6. Nitrat
Obat ini untuk melebarkan pembuluh darah,sehingga aliran darah ke
jantung meningkat dan jantung tidak memompa darah lebih kuat.
Contoh obatnya:
Isosorbide dinitrate 20-120 mg
Isosorbide mononitrate 30 mg, 60 mg, 120 mg
Glyceryl trinitrate 12,8 mg
4.2 Tinjauan Khusus
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa di sebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas normal yang lebih dari 140
mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg [lalito 2013, Ferri
2017]. Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan didunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia. [Mohammad Yogiantoro, 2019 buku ajar ilmu
penyakit dalam: Pengertian Hipertensi].
Risiko hipertensi dapat di cegah dengan mengubah pola hidup dan pola
makan menjadi lebih sehat dan rutin. Penuhi asupan gizi tubuh
seimbang, asupan cairan harian tubuh, dan olahraga secara teratur.
3. Penyebab hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Masing-masing memiliki penyebab yang berbeda, seperti berikut ini:
Hipertensi primer
Seringkali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang
dewasa tidak di ketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang
secara bertahap selama bertahun-tahun.
Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan
yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba
dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara
lain:
Obstruktif sleep apnea [OSA]
Masalah ginjal
Tumor kelenjar adrenal
Masalah tiroid
Cacatan bawaan di pembuluh darah
Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang
rasa sakit yang di jual bebas
Obat-obatan terlarang
4. Gejala hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang
timbul, antara lain:
Sakit kepala
Lemas
Masalah penglihatan
Nyeri dada
Sesak napas
Aritmia dan
Adanya darah dalam urine
5. Diagnosa Hipertensi
Hasil pengukuran tekanan darah di bagi menjadi 4 kategori umum
Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 Mmhg
Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 Mmhg,
atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-90 Mmhg.
Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 Mmhg, atau
tekanan diastolik berkisar 90-99 Mmhg.
Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah, hipertensi tahap 2 adalah
tekanan sistolik 160 Mmhg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100
Mmhg atau lebih tinggi.
6. Pengobatan Hipertensi
Sebagai pengidap hipertensi harus mengkonsumsi obat seumur hidup guna
mengatur tekanan darah. Jika tekanan darah sudah terkendali melalui
perubahan gaya hidup. Obat-obatan yang umumnya di berikan kepada para
pengidap hipertensi, antara lain:
Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui
urine
Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa
menurun
Obat yang berkerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan
pembuluh darah
Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding
pembuluh darah lebih rileks
Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi
menaikkan tekanan darah
7. Pencegahan hipertensi
Beberapa langkah untuk mencegah hipertensi:
Mengonsumsi makanan sehat
Batasi asupan garam
Mengurangi konsumsi kofein yang berlebihan
Berhenti merokok
Berolahraga secara teratur
Menjaga berat badan
Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
[Harrison’s, 2018, menjelaskan tentang penyebab hipertensi gejala
hipertensi, diagnosa hipertensi dan pengobatan hipertensi].
4.3 Kasus Nyata
Contoh kasus yang diambil
Alur Pelayanan
A. Telaah Resep
Alur pelayanan resep Apotik unit pelayanan terpadu daerah Puskesmas Nanga
meliputi :
1. Resep masuk
2. Penomoran resep, yaitu no. 8
3. Screening resep
5. Diberi etiket
Etiket yang digunakan etiket putih,karena obat tersebut dalam berikut sediaan
tablet dan digunakan melalui oral.
Kelengkapan etiket :
a. Logo fasilitas pelayanan kesehatan
b. Nama fasilitas pelayanan kesehatan
c. Alamat dan nomor telpon fasilitas pelayanan kesehatan
d. Nomor resep yang berisi nomor urutan resep tersebut atau nomor rekan
medis pasien
e. Tanggal resep tersebut diberikan kepada pasien
f. Nama pasien yang mengkonsumsi obat
g. Aturan pakai obat
h. Bentuk sediaan obat
i. Menelan obat
j. Paraf yang memberikan informasi dan obat kepada pasien
k. Nama obat yang diberikan sekali permintaan
l. Batas kadaluarsa obat
Obat captropil 25 mg
Obat amlodipine 10 mg
Kesimpulan : Etiket tersebut tidak lengkap karena tidak tertera nomor SIK,
nomor telpon dokter, batas kadaluarsa.
Periode : 2021
Puskesmas : Nanga
Hari/tanggal : 29/09/2021
Umur
Penunjang
(nama&ttd) (nama&ttd)
Kontra Indikasi
Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat
Cara Pakai
Stabilitas
Lain-lain
Interaksi
Indikasi
Sediaan
Dosis
8 I. D. 63 Umum HT
b. Telaah obat
Captropil 25 mg
Indikasi : untuk menangani hipertensi atau gagal jantung.Obat ini juga bisa
digunakan dalam pengobatan pasca serangan jantung atau penyakit ginjal akibat
diabetes (nefropati diabetik)
Amlodipine 10 mg
Indikasi : untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi dan membantu
mencegah nyeri dada pada pasien angina pectoris
Paracetamol 500 mg
Indikasi : obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang
seperti sakit kepala,sakit gigi,nyeri otot,serta menurunkan demam
A. Kesimpulan
1. Kami dapat mengenal kegiatan kefarmasian di Puskesmas
2. Kami dapat mengenal penggolongan obat dan spesialite obat
3. Kami dapat mengenal penggunaan etiket dan label seusai resep
4. Kami dapat mengidentifikasi kelengkapan resep
5. Kami dapat mengenal mekanisme kerja obat dalam tubuh
6. Kami dapat mengenal perhitungan dosis obat
7. Kami dapat mengenal alat-alat laboratorium dasar farmasi
8. Kami dapat mengenal penerapan dasar pembuatan sediaan obat sesuai dengan
resep dokter dibawah pengawasan CI
9. Kami dapat mengenal bagaimana cara melaksanakan komunikasi,
informasi,dan edukasi (KIE) dalam pelayanan obat di apotek dengan
bimbingan CI
10. Kami dapat mengetahui pentingnya tanggung jawab dan disiplin dalam
menjalankan tugas
11. Kami dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi dan mengetahui obat-obat
hipertensi
12. Kami dapat berinteraksi dengan keluarga, masyarakat,yang kami kunjungi dan
mengetahui apa yang mereka keluhkan
13. Kami dapat memberikan informasi tentang tanaman obat keluarga kepada
masyarakat
B. Saran
1. Untuk Puskesmas
a. Sebaliknya ruangan yang ada di unit pelayanan terpadu daerah (UPTD)
harus diperluaskan lagi.
b. Sebaiknya di Puskesmas lebih disiplin lagi,terutama disiplin waktu.
c. Disarankan kepada dokter,perawat,bidan yang menulis resep dengan lengkap
dan jelas supaya pasien mendapatkan pelayanan obat secepatnya dan
terhindar dari keributan.
2. Untuk sekolah
a. Sebaiknya di dalam laboratorium farmasi lebih banyak atau lengkapkan lagi
alat-alat laboratorium farmasi
b. Sebaiknya siswa-siswi tingkatkan semangat dan mandiri dalam berusaha
c. Seharusnya kepala sekolah lebih menertipkan lagi disiplin terutama disiplin
waktu baik untuk guru maupun murid.
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
A.Struktur
1) Pokok bahasan : Tanaman kesehatan
2) Sub pokok bahasan : Tanaman obat keluarga (toga)
3) Hari/tanggal : Sabtu,09 Oktober 2021
4) Waktu : 09.00-0932
5) Sasaran : Lansia
6) Tempat : Posyandu dihit
7) Tujuan umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami tentang tanaman obat keluarga (toga)
8) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang tanaman obat keluarga diharapkan:
Peserta dapat menyebutkan pengertian dari tanaman obat keluarga
(toga)
Peserta dapat menjelaskan manfaat dari tanaman obat keluarga
(toga)
Peserta dapat menyebut dan menjelaskan jenis-jenis tanaman obat
keluarga (toga)
Peserta dapat menyebutkan cara panen tanaman obat keluarga
(toga)
9) Tujuan penyuluhan
Untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit
hipertensi.
1.
B. Laporan Materi
1 . Tanaman obat keluarga atau sering disebut toga merupakan tanaman hasil
Budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.
2 . Manfaat :
Upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit),promatif
(peningkatan derajat kesehatan),kuratif ( penyembuhan
penyakit) dan rehabilitatif ( pemulihan kesehatan)
Mendukung menciptakan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga, antara lain:
Memperbaiki status gizi keluarga
Meningkatkan kesehatan lingkungan
Menambah penghasilan keluarga
Meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman
Melestarikan tanaman obat dan budaya bangs
3 . Jenis-jenis toga :
a . Kunyit
b . Kencur
c . Jahe
d . Temulawak
e . Lidah buaya
f . Kumis kucing
g . Daun kemangi
h . Serai
i . Bayam merah
4.Cara penanaman toga
Bahan/bibit diambil dari bumbu dapur yang sudah tidak terpakai
Dapat ditanam menggunakan palybog/plastik
Gunakan media tanah pekarangan yang kondisinya lembab
Pelihara tanaman dengan pembentukan penumpukan
Panen saat umur tanaman 6-1 tahun
Lakukan dengan perasaan senang
5.Contoh pengobatan toga
Untuk batuk pilek dan menambahkan stamina tubuh
Bahan :
a. Kunyit putih
b. Kunyit biasa
c. Serai
d. Jahe
e. Lengkuas
f. Gula merah
Cara pembuatan :
Semua bahan diiris menjadi kecil-kecil,lalu direbuskan semua bahan
telah masak silahkan tambahkan gula merah jika perlu.Aturan
minumnya 2 kali 1 pagi dan malam satu gelas, sesudah makan.
C. Metode :
Ceramah
Tanggung jawab
D. Media penyuluhan :
Poster
E. Evaluasi :
Jumlah peserta
Peserta yang mengikuti penyuluhan 15 orang (daftar hadir terlampir)
Proses
Peserta memperhatikan penjelasan materi
Media dapat digunakan
Hasil
Peserta dapat menjelaskan pengertian dari toga dengan baik
Peserta dapat menjelaskan manfaat dari toga dengan baik
Peserta dapat menyebut jenis-jenis toga dengan baik
Peserta dapat menjelaskan contoh ramuan/obat dari toga
dengan baik
Saran :
Sebaiknya Ibu/Bapak di rumah setidaknya di perkarangan rumah itu
harus menanam toga seperti :
Kunyit
Lengkuas
Bawang merah dan bawang putih
Kencur
Dan masih banyak lagi
DAFTAR LAMPIRAN
1 . Penyimpanan resep
2 . Penyimpanan obat
3 . Pelayanan informasi obat
4 . Pemberitahuan informasi tentang efek samping obat atau efek yang
tidak diharapkan
5 . Pemberian informasi obat
6 . Penggunaan obat yang dibawah sendiri oleh pelanggan
atau keluarga
7 . Peresepan psikotropika dan narkotika.
LAMPIRAN
Periode : 2021
Puskesmas : Nanga
Hari/tanggal :
Umur
Penunjang
(nama&ttd) (nama&ttd)
Kontra Indikasi
Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat
Cara Pakai
Stabilitas
Lain-lain
Interaksi
Indikasi
Sediaan
Dosis
Form Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :
Riwayat
penggunaan
obat
Riwayat
alergi
…………………….,20….
Form Dokumentasi Konseling
Puskesmas : ………………
Jalan : ………………
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Tanggal konseling :
Nama Dokter :
Diagnosa :
Nama obat, dosis dan cara pemakaian :
Riwayat alergi :
Keluhan :
Tanggal No. Bukti Surat No. Batch No. Reg Diterima Masuk Keluar Sisa Paraf Expire
Masuk/Keluar Dari/Keluar Ke date
Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
Kota : .................
Puskesmas : .................
Bulan/tahun : ........../......
No. Nama Kelas Satuan Stok Penerimaan Persediaa Pemakaian Expire Sisa Permintaan Pemberian Keterangan
obat terapi awal n date stok
Mengetahui Mengetahui
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas
(………………………….……………) (………………………….……………)
NIP. NIP.
Laporan Pemakaian Obat JKN
No Nama obat, perbekalan Satuan Stok Penerimaan Persediaan Total pakai Stok sisa Obat Ket.
kesehatan awal ED/rusak
Pusk Tu/Des Total Pusk Tu/Des Total
(………………….…………………) (………………….…………………)
NIP. NIP.
Laporan Bulanan Obat Narkotika
No. Nama sediaan Satuan Stok awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Sisa stok Kedaluwarsa/Rusak Keterangan
1 Kodein 10 mg Tablet
2 Kodein 20 mg Tablet
Mengetahui Maumere,
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas
(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Laporan Bulanan Obat Keras Tertentu
No. Nama sediaan Satuan Stok awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Sisa stok Kedaluwarsa/Rusak Keterangan
1 Diazepam Inj 5 mg/ml i.v/i.m Ampul
2 Diazepam Rektal 5 mg/2,5 ml Tube
3 Diazepam Tab 2 mg Tablet
4 Diazepam Tab 5 mg Tablet
5 Fenobarbital Inj 50 mg/ml Ampul
6 Fenobarbital Tab 100 mg Tablet
7 Fenobarbital Tab 30 mg Tablet
8 Klobazam 10 mg Tab Tablet
Mengetahui Maumere,
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas
(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Laporan Indikator Peresepan Antibiotik Di Puskesmas
Bulan: Oktober
Tahun: 2021
(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Keterangan :
*) : berdasarkan rekapitulasi data peresepan harian di Puskesmas yang dikirimkan kepada Dinkes Kab/Kota
Bulan : bulan periode waktu pengambilan data
Tahun : tahun pengambilan data
Kolom 1 (X1) : diisi dari hasil perhitungan % Penggunaan Antibiotik pada ISPA Atas dan Batuk-pilek (common cold)
Kolom 2 (Y1) : diisi dari hasil perhitungan % Penggunaan Antibiotik pada Diare Non-Spesifik
Kolom 3 (Za) : diisi dari hasil perhitungan rerata item obat per lembar resep pada ISPA Atas dan Batuk-pilek (common cold)
Kolom 4 (Zb) : diisi dari hasil perhitungan rerata item obat per lembar resep pada Diare Non-Spesifik
Kolom 5 (Z1) : merupakan nilai rerata item obat/lembar resep dari kedua penyakit
Rumus perhitungan :
Posyandu : Dihit
Desa : Korowuwu
No Nama Umur Paraf
1 Aloesa Alisa 81
2 Fransiska M. Wisang 60
3 Martinus Baga 73
4 Wiliberdus 79
5 Elisabeth Bogar 63
6 Regina Raja 75
7 Marselina 74
8 Stefanus 65
9 Gbrela Nanyele 65
10 Petronella Dua Xlale 61
11 Triselia R. Winda 68
12 Belita Ine 75
13 Hermina Mince 64
14 Maria Binung 70
15 Nikodemus 77
16 Vinsensia Lusia 71
17 Lusia Kasang Gois 67
Daftar Hadir Penyuluhan
No. Dokumen :
SOP / / APT.10/
SOP
V / 2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2