Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS
TENTANG HIPERTENSI
DI PUSKESMAS NANGA
TANGGAL 27 SEPTEMBER s. d. 18 OKTOBER 2021

NAMA KELOMPOK : 1. THERESIA MARIA PAULUS (0023761211)

2. OKTAVIANUS DADY (0022408030)

3. MARIA STEFANIA (0016613952)

4. EMILIANA N. R. SANGGO (0037858613)

KELAS : XII FARMASI

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ST. ELISABETH LELA
BIDANG KEAHLIAN: KESEHATAN
PROGRAM KEAHLIAN: KEPERAWATAN DAN FARMASI KLINIS
KOMPETENSI KEAHLIAN: ASISTEN KEPERAWATAN & FARMASI KLINIS
NOMOR STATISTIK SEKOLAH: 352240804011
AKREDITASI ‘A’
LELA – SIKKA – NTT
KODE POS: 86161 HP: 0822 3670 7088
Website.www.smkstelisabethlela.sch.id. Email: smksanbela@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN FARMASI


DI PUSKESMAS NANGA
TANGGAL 27 SEPTEMBER S.D. 18 OKTOBER 2021

DI TERIMA dan DI SETUJUI


Sebagai bukti fisik telah melaksanakan praktik kerja lapangan
Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis
Tahun Ajaran 2011/2012

Menyetujui

Pembimbing/CI Pembimbing/CT

Maria Goreti Sato, A.Md.Farm Maria Adelfina, S.Farm

Mengesahkan
Kepala SMK St. Elisabeth Lela

RD. Emilianus R. Dedyson, S.Pd


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
E. DAFTAR LAMPIRAN
F. DAFTAR PUSTAKA
G. LEMBAR KONSULTASI
BAB II : PEMBAHASAN
1. WAKTU PELAKSANAAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
2. TEMPAT PELAKSANAAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
3. PESERTA PKL DAN JADWAL PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
4. PELAKSANAAN KEGIATAN PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)
4.1 TINJAUAN UMUM
4.2 TINJAUAN KHUSUS
4.3 KASUS NYATA
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. STRUKTUR
2. LAMPIRAN MATERI
3. METODE
4. MEDIA PENYULUHAN
5. EVALUASI
D. DAFTAR LAMPIRAN
1. KEGIATAN DALAM GEDUNG
2. KEGIATAN LUAR GEDUNG
3. LEMBARAN CHECHLIST
4. FORMAT PTO
5. PENULISAN SINGKATAN
6. KARTU STOK
7. LEMBAR LPLPO
8. DAFTAR HADIR LANSIA DAN BALITA
9. SOP
 PELAYANAN INFORMASI OBAT
 PENERIMAAN RESEP
 PENYIAPAN OBAT
 PEMBERIAN INFORMASI TTG EFEK SAMPING OBAT
ATAU EFEK YANG TIDAK DIHARAPKAN
 PEMBERIAN INFORMASI OBAT (PIO)
 PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWAH SENDIRI OLEH
PELANGGAN ATAU KELUARGA
 PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
D. DAFTAR PUSTAKA
E. LEMBAR KONSULTASI
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini sebagai bukti fisik telah melaksanakan praktik kerja lapangan khusus
bidang kefarmasian dasar di Puskesmas Nanga tahun Pelajaran 2020/2021.
Kami menyadari bahwa akan keterbatasan kemampuan sehingga dalam
menyelesaikan laporan ini kami mendapatkan dukungan, bimbingan, arahan, serta
motivasi dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada.
1. Ambrosia B. B. Soeban Pulo A.Md Selaku kepala Puskesmas Nanga bersama
jajarannya yang telah memberikan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan
praktik kerja lapangan di Puskesmas Nanga.

2. RD. Emilianus R. Dedyson S.Pd Selaku kepala sekolah, beserta semua pendidik
yang telah membekali kami dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi
selama mengikuti praktik kerja lapangan.

3. Maria Goreti Sato A.Md.Farm selaku Clinical Instruktur yang terus membimbing
dan mengarahkan kami dengan menjelaskan praktik kerja lapangan di Puskesmas
Nanga dan telah membantu kami menyelesaikan laporan ini.

4. Maria Adelfina S.Farm selaku Clinical Teacher yang meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Bagi orang tua, kakak, adik, yang telah memberikan dukungan moral maupun
material selama pendidikan di SMK ST. ELISABETH LELA.

6. Pasien dengan keluarga Pasien yang telah bersedia dalam memberikan informasi
yang berkaitan dengan penyusunan laporan ini.

7. Teman-Teman Seperjuangan yang saling memberikan dukungan, motivasi, selama


mengikuti praktik kerja lapangan.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menyiapkan obat harus didasarkan dengan resep dokter. Resep
adalah permintaan tertulis dari seorang Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan, yang
diberi izin berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku kepada
Apoteker dan Tenaga Teknik Kefarmasian sebagai Pengelola Apotek untuk
menyiapkan dan membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Resep
asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien hanya dapat
diberikan copy resep atau salinanya.
Obat merupakan zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan
biologis. Kebijakan nasional merupakan obat atau bahan sediaan yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi dalam langkah penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, atau rasa sakit dan penyakit
untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan
darah diatas 130/80 mmhg atau lebih.
Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya
penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa seperti gagal jantung, penyakit
ginjal, dan stroke.
Bertitik tolak dan kenyataan diatas kami ingin mempelajar kompetensi
kefarmasian menyiapkan obat sesuai resep dokter pada Ny. I. D. dengan penyakit
hipertensi di Puskesmas Nanga.
Meskipun praktik kerja lapangan ini terjadi disaat pandemi Covid-19
seperti saat ini namun diharapkan, penulis agar mematuhi dan menaati protokol
kesehatan dan dapat dijalankan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan tentang farmasi dasar yang dipelajari disekolah kedalam
situasi nyata di Puskesmas baik di dalam gedung maupun di luar gedung.

2. Tujuan khusus
1. Setelah mengikuti pengalaman belajar praktik kerja lapangan (PKL) di
Puskesmas diharapkan siswa mampu:
a. Mengenal peran, fungsi dan tanggung jawab TTK di Puskesmas
b. Mengenal kegiatan kefarmasian di Puskesmas
c. Mengenal penggolongan obat dan spesalite obat
d. Mengenal penggunaan etiket dan label sesuai resep Dokter
e. Mengidentifikasi kelengkapan resep
f. Mengenal mekanisme kerja obat dalam tubuh
g. Mengenai perhitungan dosis
h. Mengenal alat-alat di laboratorium farmasi
i. Menerapkan dasar pembuatan sediaan obat sesuai dengan resep dokter
dibawah pengawasan CI.
j. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam pelayanan
obat di apotek dengan bimbingan CI.
k. Membantu melaksanakan tindakan farmasi dasar diluar gedung.
1. Posyandu
2. Memberikan penyuluhan kesehatan
3. Mengikuti kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
4. Mengikuti kegiatan uks (Usaha Kesehatan Sekolah)

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan observasi yaitu
melaksanakan secara langsung institusi terkait melalui teori yang kemudian
didapatkan dalam bentuk kegiatan atau praktik kerja lapangan (PKL).

D. Sistematika Penulisan
a. Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan umum, tujuan
khusus, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

b. Bab II : Pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan
(PKL), tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), peserta
praktik kerja lapangan (PKL), jadwal praktik kerja lapangan (PKL),
pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), tinjauan umum, tinjauan
khusus, kasus nyata.
c. Bab III : Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
d. Daftar Lampiran

e. Daftar Pustaka

f. Lembar Konsultasi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Waktu Pelaksanaan PKL (Praktik kerja Lapangan)


Praktik kerja Lapangan (PKL) dilakukan selama semester genap tahun pelajaran
2021/2022 dihitung mulai tanggal 27 September sampai dengan 06 November
2021 dengan pembagian jadwal sebagai berikut :
No Gelombang Lokasi Praktik Tanggal
1 I Puskesmas Nanga 27 September s. d. 18 Oktober
2 II Puskesmas Nanga 18 Oktober s. d. 06 November

2. Tempat Pelaksanaan PKL (Praktik kerja Lapangan)


a. Puskesmas Nanga
Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten
atau kota yang bertanggung jawab terhadap perkembangan diwilayah kerjanya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai
pusat pergerak pembangunan perwawasan dan upaya kesehatan pengembangan
yakni:
1. Upaya kesehatan wajib:
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Ibu Dan keluarga Berencana
d. Perbaikan Gizi Masyarakat.
e. Penanganan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan Dasar.

2. Upaya kesehatan pengembangan:


a. Upaya kesehatan Sekolah
b. Upaya kesehatan gizi dan mulut
c. Upaya kesehakan ranjut usia
d. Upaya kesehatan masyarakat
e. POSBINDU (Pos Binaan Terpadu)
f. Posling (Puskesmas keliling)
g. Kelas ibu hamil
h. Posyandu bayi balita
i. Prolanis
j. Upaya kesehatan mata
k. Upaya kesehatan kerja
l. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Untuk menunjang upaya kesehatan tersebut, Puskesmas Nanga mempunyai
wilayah kerja yang sama dengan wilayah kerja kecamatan Lela, yang terdiri
dari:
a. Keadaan umum
1. Luas wilayah kecamatan Lela : 31,33 km²

2. Jumlah desa
9 desa tersebut terdiri dari :
 Desa Lela
 Desa Sikka
 Desa Iligai
 Desa Hepang
 Desa Korowuwu
 Desa Kolidetung
 Desa Watutedang
 Desa Du
 Desa Baopa'at

3. Sarana Penunjang
 Jumlah Pustu : 3 unit
 Jumlah Polindes : 9 unit
 Jumlah Posyandu : 29 unit
 Jumlah Rumah sakit : 1 unit
 Jumlah Balai Pengobatan : 1 unit

4. Keterangan terdiri dari :


 Dokter Umum : 1 orang
 Dokter Gigi :-
 Perawat : 15 orang
 FKM : 2 orang
 Sanitarian : 1 orang
 Gizi : 1 orang
 Rekam Medis : 1 orang
 Administrasi : 3 orang
 Analisis : 2 orang
 Cleaning Service : 1 orang
 Sopir : 1 orang
 Tenaga Kefarmasian : 1 orang
 Bidan : 30 orang

b. Ekonomi
Pada umumnya penduduk Kecamatan Lela bermata pencarian sebagai
petani, nelayan, tukang, pegawai negri sipil (PNS), pegawai swasta,
wirausaha.
c. Agama
Pada umumnya masyarakat Kecamatan Lela memeluk agama Katolik.

d. Kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas meliputi kegiatan dalam gedung


dan luar gedung :
1. Kegiatan Dalam Gedung
 Pengambilan nomor antrian
 Pendaftaran diloket
 Pemeriksaan laboratorium
 Pelayanan obat di apotek
 Pelaporan

2. Kegiatan Luar Gedung


 Posyandu bayi balita
 Posyandu lansia
 UKS/UKGS (usaha kesehatan sekolah/usaha kesehatan gigi sekolah)
 Pendataan keluarga sehat
 Pemantauan sarang nyamuk (PSN)
Melakukan pemantauan sarang nyamuk di desa Hepang RT 002 dan
RT 003 hasilnya semua negatif.

e. Visi, Misi, Lokasi Praktik


1. Visi
Terwujud pelayanan kesehatan yang berwujud untuk sehat diwilayah
Kecamatan Lela.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang secara profesional
b. Menggerakkan unit-unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
c. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

f. Faktor Geografis
Kecamatan Lela berbatasan dengan :
 Sebelah barat : Kecamatan Nego
 Sebelah timur : Kecamatan Bola
 Sebelah selatan : Laut Sawu
 Sebelah utara : - Kecamatan Nita
- Kecamatan Nele
- Kecamatan Koting
g. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai
(BMHP) di Puskesmas setiap periode (2 bulan sekali) dilaksanakan oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelolah ruang farmasi.

 Pengadaan
Hasil persepakatan di Kabupaten (25 Puskesmas) unit pengadaan
perbekalan farmasi dilakukan setiap dua bulan sekali pengadaan rutin
dengan cara menghitung sebagai berikut:
SO=SK+ SWK+SP+SS
Keterangan :
SO : Stok
SK : Stok kerja (pemakaian rata-rata periode distribusi)
SWK : Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (land time)
SP : Stok penyangga
SS : Sisa stok
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan
rumus : permintaan SO-SS

 Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) dari
instalasi farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan sumber lainnya merupakan
salah satu kegiatan yang di lakukan apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian (TTK) penanggung jawab ruang farmasi.

 Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab menjaga
ketersediaan serta memudahkan pengawasan. Penyimpanan obat di
puskesmas nanga harus di lakukakan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi sediaan farmasi serta disusun secasa alfabetis.

 Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan
farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) daru puskesmas induk
untuk memenuhi kebutuhan pada jaringan pelayanan puskesmas
(puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan bidan desa).
 Pemusnahan resep dan penarikan
1. Pemusnahan dan penarikan obat
Sediaan farmasi kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai (BMHP) pemusnahannya dilakukan di kabupaten setiap tahun
sekali. Sediaan farmasi dan bahan habis pakai yang kadaluarsa berasal
dari pustu/polindes dan puskesmas di antar ke Dinas kesehatan untuk
di lakukan pemusnahan di Dinas Kesehatan dengan disertai berita
acara pengambilan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
(BMHP) kadaluarsa dan lampiran.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar atau
ketentuan peraturan perundang-undangan di lakukan oleh pemilik izin
oleh badan pengawasan obat dan makanan (BPOM). Penarikan alat
kesehatan dan medis habis pakai (BMHP) di lakukan terhadap produk
yang izin edarnya di cabut oleh menteri.
2. Pemusnahan resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat
dimusnahkan untuk resep pemusnahan bisa dilakukan di puskesmas di
dampingi pihak Dinas Kesehatan dan pihak puskesmas.

 Administrasi
Kesehatan Administrasi terdiri dari penataan dan pelaporan semua
kegiatan pelayanan dan kefarmasian di puskesmas.
1. Pencatatan (Dokumentasi)
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor
keluar dan masuknya obat di puskesmas. Adanya pencatatan akan
memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adaya
mutu sediaan farmasi yang substandar dan harus ditarik dari peredaran
pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital
maupun manual kartu yang umum digunakan untuk melakukan
pencatatan adalah kartu stok.
2. Pelaporan
Untuk pelaporan pelayanan yang sudah dilakukan sebulan atau dalam
bulan berjalan disepakati secara kabupaten (25 puskesmas) diantaranya
kabupaten terhitung setelah tutup buku tanggal 25 dalam bulan
berikutnya sampai dengan tanggal 5 bulan berikutnya untuk Farmasi
ada 7 laporan yang terdiri dari :
a. Laporan pemakaian dan lembar pemintaan obat (LPLPO) Sumber
program.
b. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) JKN.
c. Laporan pengunaan obat rasional (POR).
d. Laporan psikotropika, obat bebas tertentu.
e. Laporan Narkotika.
f. Laporan penggunaan obat rasional (POR) (laporan indikator
peresepan antibiotik dan puskesmas)
g. Laporan perhitungan perencanaan obat dan bahan medis habis pakai
(BMHP)

h. Tahapan Kegiatan Yang Di Lakukan Dalam Pelayanan Informasi Klinis


1. Pengkajian dan penyiapan resep
Pengkajian dan penyiapan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan
meliputi penerimaan, pemeriksaan, ketersedian, pengkajian resep,
penyimpanan termasuk peracikan obat dan penyerahan disertai pemberian
informasi obat.

2. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan pengadaan obat dan
Pemberian informasi dan rekomendasi obat yang dilakukan oleh apoteker
kepada dokter, perawat profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak
lainnya diluar puskesmas.

3. Konseling
Konseling merupakan salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap
muka atau wawancara dengan pasien dan keluarganya yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien yang membuat
terjadinya perubahan perilaku dalam penggunaan obat. Oleh karena
sumber daya manusia (SDM) dan ruang yang kurang. Untuk konseling
dilakukan oleh kerja kefarmasian (TTK) atau pengelola langsung di ruang
apotik puskesmas.

4. Pemantauan terapi Obat


Pemantauan terapi obat (PIO) adalah suatu proses yang mencangkup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional
bagi pasien. Pemantauan terapi obat di lakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian (TTK) di puskesmas.
3. Peserta PKL dan Jadwal PKL

A. Gelombang 1 ( 27 September s.d 18 Oktober )


1. Antonius Hendrico

2. Brigitha A. C. Paskua

3. Elisabeth Novita

4. Emiliana Nona Risna Sanggo

5. Maria Magdalena Yasinta Sue

6. Maria Sarabiti Beoang

7. Maria Stefania

8. Ignatius C. M. Normantos

9. Theresia Maria Paulus

10. Oktavianus Dady

B. Gelombang 2 (18 Oktober s.d 06 November 2021)

1. Bernadetha Wiwin Indriyani

2. Elisabeth Nelli

3. Lusia Efrata

4. Febiyola Dua Nita

5. Fransiskus Jefri

6. Maria Elivilia Nona Eti

7. Oktavianus M. A. Sola

8. Theresia S. Adventin

9. Yohanes Jago


4. Pelaksanaan Kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan)

4.1 Tinjauan Umum


Penggolongan obat bebas, bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika dan
obat narkotika.
 Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang di jual bebas di pasaran dan dapat di beli
tanpa resep dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam, contoh obat bebas yaitu :
paracetamol, ferrosulfat (penambah darah), antasida.

 Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat yang di jual bebas dan dapat di beli tanpa
resep dokter, tapi di sertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus untuk
obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus lingkaran
biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat, karena hanya
dengan takaran dan kemasan tertentu. Obat ini aman di pergunakan untuk
pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa persegi panjang dengan huruf
putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam yaitu:
 P No 1: Awas obat keras! Baca aturan pakainya.
Contoh obatnya: Antimo, degolgen, vicks formula 44 DT.

 P No 2: Awas obat keras! Hanya untuk kumur jangan di telan.


Contoh obatnya: Gargarisma

 P No 3: Awas obat keras! Hanya untuk bagian luar badan.


Contoh obatnya:Tinctura jodi, Neo ultrasilin

 P No 4 : Awas obat keras! Hanya untuk di bakar.


Contoh obatnya: Sigaret astma

 P No 5 : Awas obat keras! Tidak boleh di telan.


Contoh obatnya: sulfanilamide, steril

 P No 6 : Awas obat keras! Obat wasir tidak di telan.


Contoh obatnya: Anusol suppositoria.

 Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat di peroleh dengan resep dokter.
Tanda khusus obat ini adalah lingkaran bulat merah dengan garis tepi
berwarna hitam dengan huruf K di tengah yang menyentuh garis tepi.
Contoh obat keras: asam mefenamat, Loratadin, alparazolam, clobazam,
Pseudoefedrin.
 Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi
otak serta merangsang saluran syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi
berupa halusinasi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-
tiba dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Psikotropika dibagi kedalam empat golongan yaitu :
a. Golongan 1
Zat dan obat psikotropika Gol-1 merupakan psikotropika dengan daya
atau adiktif atau efek candu yang syarat kuat.

b. Golongan 2
Obat psikotropika juga memiliki efek candu yang kuat tetapi bisa
digunakan untuk kepentingan riset dan pengobatan. Contoh obat
psikotropika Gol-2 adalah amfetamin, deksamfetamin, ritail, dan
metilfenidat.

c. Golongan 3
Merupakan psikotropika yang memiliki efek ediksi sedang dan bisa
digunakan untuk penelitian dan pengobatan. Contoh obat psikotropika
Gol-3 adalah : kodein flunitrazepam, pentobarbital, buprenorfin,
pentazolin, dan glutetimit.

d. Golongan 4
Memiliki daya adiktif atau efek candu ringan dan boleh digunakan
untuk pengobatan. Contoh obat psikotropika Gol-4 adalah diazepam,
nitrazepam, estazolam, dan klobazam.

 Obat Narkotika
Obat Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik itu sintetis, maupun semisintetis yang menimbulkan efek
penurunan kesadaran halusinasi, serta daya rangsang. Obat tersebut dapat
menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Contoh obat
narkotika adalah : heroin, kokain, morfin, dan opium.

 Contoh-contoh obat Hipertensi:


1. Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan natrium
dalam tubuh, sehingga jumlah cairan dan garam yang mengalir dalam
pembuluh darah menurun. Efek dari obat ini menimbulkan penurunan
tekanan darah. Contoh obat deuretik:
 Ferosemit 40-80 mg
 Terosemid 40-80 mg
 Spironolactone 100-400 mg
 Hydrochiorothiazide 12,5 mg-100 mg
2. Angiotensin-Converting Enzime Inkibitor [Ace Inkibitor]
Ace Inkibitor bekerja dengan cara menghambat produksi hormon
angiotensi, yakni hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah.
Contoh obatnya:
 Captropil 12,5 mg, 25 mg, 50mg
 Enalapril 2,5 mg, 20 mg, 40mg
 Lisinopril 10 mg, 20 mg, 80 mg
 Perinalopril 4-8 mg
 Ramipril 2,5 mg, 5 mg

3. Angiotensi ll Reseptor Blocker [ARB]


ARB memiliki efek yang hampir sama dengan ACE inkibitor namun
cara kerja kedua golongan obat ini berbeda. ARB menghalangi kerja
hormon angitensi yang menyempitkan pembuluh darah sehingga
pembuluh darah bisa diperlebar agar sirkulasi darah berjalan lancar
sekaligus menurunkan tekanan darah. Contoh obatnya:
 Candesatan 32 mg
 Irbesartan 150 mg
 Losartan 50 mg
 Valsartan 80-160 mg
 Olmesartan 10-20 mg

4. Beta Blockers
Bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinefrin atau adrenalin,
yaitu hormon yang berperan dalam meningkatkan aliran dan tekanan
darah. Contoh obatnya:
 Atenolol 50-100 mg
 Bisoprolol 20 mg
 Metoprolol 100 mg

5. Calcium Channel Blocker [CCB]


CCB bekerja dengan cara menghambat jalan masuk kalsium kedalam
obat jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga membuat sel-sel
jantung dan pembuluh darah otot mengendur dan rileks. Contoh
obatnya:
 Amlodipine 5 mg dan 10 mg
 Dilteazem 60 mg
 Verapamil 120 mg-450 mg
 Nifedipine 10-40 mg

6. Nitrat
Obat ini untuk melebarkan pembuluh darah,sehingga aliran darah ke
jantung meningkat dan jantung tidak memompa darah lebih kuat.
Contoh obatnya:
 Isosorbide dinitrate 20-120 mg
 Isosorbide mononitrate 30 mg, 60 mg, 120 mg
 Glyceryl trinitrate 12,8 mg
4.2 Tinjauan Khusus
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa di sebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas normal yang lebih dari 140
mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg [lalito 2013, Ferri
2017]. Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan didunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia. [Mohammad Yogiantoro, 2019 buku ajar ilmu
penyakit dalam: Pengertian Hipertensi].

2. Faktor Resiko Hipertensi


Beberapa Faktor yang bisa meninggalkan risiko hipertensi yaitu:
 Berusia di atas 65 tahun
 Konsumsi makanan tinggi garam
 Berlebihan berat badan atau obesitas
 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama
 Kurang asupan buah dan sayuran
 Jarang berolahraga
 Mengonsumsi terlalu banayak makanan atau minuman yang
mengandung kafein
 Mengonsumsi minuman beralkohol
[Aris,s 2007. Mayo Clinie Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
PT Intisari Mediatama: Jakarta Armilawati, ddk.2007. Hipertensi dan
faktor resiko].

Risiko hipertensi dapat di cegah dengan mengubah pola hidup dan pola
makan menjadi lebih sehat dan rutin. Penuhi asupan gizi tubuh
seimbang, asupan cairan harian tubuh, dan olahraga secara teratur.

3. Penyebab hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Masing-masing memiliki penyebab yang berbeda, seperti berikut ini:
 Hipertensi primer
Seringkali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang
dewasa tidak di ketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang
secara bertahap selama bertahun-tahun.

 Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan
yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba
dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara
lain:
 Obstruktif sleep apnea [OSA]
 Masalah ginjal
 Tumor kelenjar adrenal
 Masalah tiroid
 Cacatan bawaan di pembuluh darah
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang
rasa sakit yang di jual bebas
 Obat-obatan terlarang
4. Gejala hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang
timbul, antara lain:
 Sakit kepala
 Lemas
 Masalah penglihatan
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Aritmia dan
 Adanya darah dalam urine

5. Diagnosa Hipertensi
Hasil pengukuran tekanan darah di bagi menjadi 4 kategori umum
 Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 Mmhg
 Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 Mmhg,
atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-90 Mmhg.
 Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 Mmhg, atau
tekanan diastolik berkisar 90-99 Mmhg.
 Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah, hipertensi tahap 2 adalah
tekanan sistolik 160 Mmhg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100
Mmhg atau lebih tinggi.

6. Pengobatan Hipertensi
Sebagai pengidap hipertensi harus mengkonsumsi obat seumur hidup guna
mengatur tekanan darah. Jika tekanan darah sudah terkendali melalui
perubahan gaya hidup. Obat-obatan yang umumnya di berikan kepada para
pengidap hipertensi, antara lain:
 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui
urine
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa
menurun
 Obat yang berkerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan
pembuluh darah
 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding
pembuluh darah lebih rileks
 Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi
menaikkan tekanan darah

7. Pencegahan hipertensi
Beberapa langkah untuk mencegah hipertensi:
 Mengonsumsi makanan sehat
 Batasi asupan garam
 Mengurangi konsumsi kofein yang berlebihan
 Berhenti merokok
 Berolahraga secara teratur
 Menjaga berat badan
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
[Harrison’s, 2018, menjelaskan tentang penyebab hipertensi gejala
hipertensi, diagnosa hipertensi dan pengobatan hipertensi].
4.3 Kasus Nyata
Contoh kasus yang diambil
Alur Pelayanan
A. Telaah Resep
Alur pelayanan resep Apotik unit pelayanan terpadu daerah Puskesmas Nanga
meliputi :
1. Resep masuk
2. Penomoran resep, yaitu no. 8
3. Screening resep

Pengkajian kelengkapan Ya Tidak Keterangan/Tindak


Penulis resep lanjut
Nama dokter penulis R/ ✓
Tanggal penulis R/ ✓
SIP dokter penulis R/ ✓
Nama, tanggal lahir/ umur resep
Kejelasan tulisan resep
BB untuk PX. anak ✓ Karena pasien yang
terdaftar adalah
pasien dewasa
Farmasetis
Nama, bentuk, kekuatan ,jumlah,
signa/aturan pakai
Farmasi klinik
Tepat obat ✓
Tepat dosis ✓
Tepat rute ✓
Tepat waktu ✓
Duplikat ✓
Alergi obat ✓
Interaksi obat ✓
Kontraindikasi ✓
Nama dan TTD penelaah

Pengkajian obat sebelum diserahkan Ya Tidak Keterangan/tindak


lanjut
Telaah obat ✓
Nama obat dengan resep ✓
Jumlah/dosis dengan resep ✓
Rute dengan resep ✓
Waktu dan frekuensi pemberian ✓
dengan resep
Nama dan TTD penelaah
Kesimpulan : Resep tersebut lengkap karena tidak tertera berat badan pasien
dan nomor telpon dokter.

Cara mengatasi : Nomor telpon dokter dapat ditanyakan langsung kepada


pasien bisa ditanyakan langsung kepada pasien

4. Menyiapkan obat sesuai resep


 Captropil 25 mg sebanyak 20 tablet
 Amlodipine 10 mg sebanyak 10 tablet
 Paracetamol 500 mg sebanyak 10 tablet

5. Diberi etiket
Etiket yang digunakan etiket putih,karena obat tersebut dalam berikut sediaan
tablet dan digunakan melalui oral.
Kelengkapan etiket :
a. Logo fasilitas pelayanan kesehatan
b. Nama fasilitas pelayanan kesehatan
c. Alamat dan nomor telpon fasilitas pelayanan kesehatan
d. Nomor resep yang berisi nomor urutan resep tersebut atau nomor rekan
medis pasien
e. Tanggal resep tersebut diberikan kepada pasien
f. Nama pasien yang mengkonsumsi obat
g. Aturan pakai obat
h. Bentuk sediaan obat
i. Menelan obat
j. Paraf yang memberikan informasi dan obat kepada pasien
k. Nama obat yang diberikan sekali permintaan
l. Batas kadaluarsa obat

 Obat captropil 25 mg
 Obat amlodipine 10 mg

 Obat Paracetamol 500 mg

Kesimpulan : Etiket tersebut tidak lengkap karena tidak tertera nomor SIK,
nomor telpon dokter, batas kadaluarsa.

6. Memberikan informasi obat (PIO)


 Obat captropil 25 mg
a) Pengobatan intensif akan dilaksanakan selama 1(satu) bulan
b) Jumlah tablet yang harus ditelan setiap dosis perharinya adalah 1 tablet
c) Cara minum obat,ditelan,diminum dengan air banyak
d) Jadwal minum obat captropil diminum setiap hari pagi,siang,malam 2 jam
sesudah makan atau 1 jam sebelum makan disaat perut kosong
e) Jika obat tidak diminum secara teratur maka terapi obat tersebut tidak
mendapatkan manfaat maksimal.
 Obat amlodipine 10 mg
a) Pengobatan intensif akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan
b) Jumlah kaplet yang harus ditelan setiap dosis perharinya adalah 1 tablet
c) Cara minum obat ditelan,diminum,dengan air banyak
d) Jadwal minum obat amlodipine diminum setiap hari pada malam hari ½
tablet sesudah makan
e) Jika obat tidak diminum secara teratur maka terapi obat tersebut tidak
mendapatkan manfaat yang maksimal

 Obat Paracetamol 500 mg


a) Pengobatan intensif akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan
b) Jumlah kaplet yang harus ditelan setiap dosis perharinya adalah 1 tablet
c) Cara minum obat ditelan,diminum dengan air banyak
d) Jadwal minum obat paracetamol diminum setiap hari pada pagi,siang
malam tiap 8 jam sesudah makan,jika demam atau nyeri.

Obat captropil dan amlodipine termasuk obat hipertensi terapi beda


golongan, pemberian jam, fungsinya sama yaitu menstabilkan hipertensi.
Captropil dapat menyebabkan batuk, sedangkan amlodipine aman
dikonsumsi. Pada penderita hipertensi, penggunaan paracetamol cukup
aman dikonsumsi karena dapat membantu meredakan nyeri.
Lembar Chechlist Pemberian Informasi Obat Pasien Rawat Jalan

Periode : 2021
Puskesmas : Nanga
Hari/tanggal : 29/09/2021

No Poli Dx Informasi Yang Diberikan Petugas Px./Kel.Px


Nama Pasien

Umur

Penunjang
(nama&ttd) (nama&ttd)

Kontra Indikasi

Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat

Cara Pakai

Stabilitas

Lain-lain
Interaksi
Indikasi
Sediaan

Dosis
8 I. D. 63 Umum HT       
b. Telaah obat
 Captropil 25 mg
Indikasi : untuk menangani hipertensi atau gagal jantung.Obat ini juga bisa
digunakan dalam pengobatan pasca serangan jantung atau penyakit ginjal akibat
diabetes (nefropati diabetik)

Kontraindikasi : Jika terdapat riwayat hipersensitivitas dengan obat ini,atau


golongan ACE inhibitros lainnya.

Cara pemakaian : diminum melalui mulut (oral)

Efek samping : prteinurea pada penderita penyakit ginjal,hipertensi


ruam,pruritis

Penyimpanan : simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius,ditempat kering dan


sejuk.

 Amlodipine 10 mg
Indikasi : untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi dan membantu
mencegah nyeri dada pada pasien angina pectoris

Kontraindikasi : hipertensi terhadap dihydropyridines

Cara pemakaian : diminum melalui mulut (oral)

Efek samping : pusing,sakit kepala,bengkak pada kaki,sakit perut atau


mual,lelah

Penyimpanan : simpan pada suhu 15-30 derajat Celcius, ditempatkan kering


dan sejuk.

 Paracetamol 500 mg
Indikasi : obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang
seperti sakit kepala,sakit gigi,nyeri otot,serta menurunkan demam

Kontraindikasi : paracetamol jangan diberikan kepada penderita


hipertensitive/alergi terhadap paracetamol.Penderita gangguan fungsi hati berat.

Cara pemakaian : diminum melalui mulut (oral)

Efek samping : mual atau muntah,sakit kepala,sulit tidur.

Penyimpanan : simpan ditempat sejuk dan kering,terlindung dari cahaya


matahari.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kami dapat mengenal kegiatan kefarmasian di Puskesmas
2. Kami dapat mengenal penggolongan obat dan spesialite obat
3. Kami dapat mengenal penggunaan etiket dan label seusai resep
4. Kami dapat mengidentifikasi kelengkapan resep
5. Kami dapat mengenal mekanisme kerja obat dalam tubuh
6. Kami dapat mengenal perhitungan dosis obat
7. Kami dapat mengenal alat-alat laboratorium dasar farmasi
8. Kami dapat mengenal penerapan dasar pembuatan sediaan obat sesuai dengan
resep dokter dibawah pengawasan CI
9. Kami dapat mengenal bagaimana cara melaksanakan komunikasi,
informasi,dan edukasi (KIE) dalam pelayanan obat di apotek dengan
bimbingan CI
10. Kami dapat mengetahui pentingnya tanggung jawab dan disiplin dalam
menjalankan tugas
11. Kami dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi dan mengetahui obat-obat
hipertensi
12. Kami dapat berinteraksi dengan keluarga, masyarakat,yang kami kunjungi dan
mengetahui apa yang mereka keluhkan
13. Kami dapat memberikan informasi tentang tanaman obat keluarga kepada
masyarakat

B. Saran
1. Untuk Puskesmas
a. Sebaliknya ruangan yang ada di unit pelayanan terpadu daerah (UPTD)
harus diperluaskan lagi.
b. Sebaiknya di Puskesmas lebih disiplin lagi,terutama disiplin waktu.
c. Disarankan kepada dokter,perawat,bidan yang menulis resep dengan lengkap
dan jelas supaya pasien mendapatkan pelayanan obat secepatnya dan
terhindar dari keributan.

2. Untuk sekolah
a. Sebaiknya di dalam laboratorium farmasi lebih banyak atau lengkapkan lagi
alat-alat laboratorium farmasi
b. Sebaiknya siswa-siswi tingkatkan semangat dan mandiri dalam berusaha
c. Seharusnya kepala sekolah lebih menertipkan lagi disiplin terutama disiplin
waktu baik untuk guru maupun murid.
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)

A.Struktur
1) Pokok bahasan : Tanaman kesehatan
2) Sub pokok bahasan : Tanaman obat keluarga (toga)
3) Hari/tanggal : Sabtu,09 Oktober 2021
4) Waktu : 09.00-0932
5) Sasaran : Lansia
6) Tempat : Posyandu dihit
7) Tujuan umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami tentang tanaman obat keluarga (toga)
8) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang tanaman obat keluarga diharapkan:
 Peserta dapat menyebutkan pengertian dari tanaman obat keluarga
(toga)
 Peserta dapat menjelaskan manfaat dari tanaman obat keluarga
(toga)
 Peserta dapat menyebut dan menjelaskan jenis-jenis tanaman obat
keluarga (toga)
 Peserta dapat menyebutkan cara panen tanaman obat keluarga
(toga)
9) Tujuan penyuluhan
Untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit
hipertensi.

No Tahap kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1.
B. Laporan Materi
1 . Tanaman obat keluarga atau sering disebut toga merupakan tanaman hasil
Budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.

2 . Manfaat :
 Upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit),promatif
(peningkatan derajat kesehatan),kuratif ( penyembuhan
penyakit) dan rehabilitatif ( pemulihan kesehatan)
 Mendukung menciptakan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga, antara lain:
 Memperbaiki status gizi keluarga
 Meningkatkan kesehatan lingkungan
 Menambah penghasilan keluarga
 Meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman
 Melestarikan tanaman obat dan budaya bangs

3 . Jenis-jenis toga :
a . Kunyit
b . Kencur
c . Jahe
d . Temulawak
e . Lidah buaya
f . Kumis kucing
g . Daun kemangi
h . Serai
i . Bayam merah
4.Cara penanaman toga
 Bahan/bibit diambil dari bumbu dapur yang sudah tidak terpakai
 Dapat ditanam menggunakan palybog/plastik
 Gunakan media tanah pekarangan yang kondisinya lembab
 Pelihara tanaman dengan pembentukan penumpukan
 Panen saat umur tanaman 6-1 tahun
 Lakukan dengan perasaan senang
5.Contoh pengobatan toga
Untuk batuk pilek dan menambahkan stamina tubuh
 Bahan :
a. Kunyit putih
b. Kunyit biasa
c. Serai
d. Jahe
e. Lengkuas
f. Gula merah
 Cara pembuatan :
Semua bahan diiris menjadi kecil-kecil,lalu direbuskan semua bahan
telah masak silahkan tambahkan gula merah jika perlu.Aturan
minumnya 2 kali 1 pagi dan malam satu gelas, sesudah makan.

C. Metode :
 Ceramah
 Tanggung jawab

D. Media penyuluhan :
 Poster

E. Evaluasi :
 Jumlah peserta
Peserta yang mengikuti penyuluhan 15 orang (daftar hadir terlampir)
 Proses
 Peserta memperhatikan penjelasan materi
 Media dapat digunakan
 Hasil
 Peserta dapat menjelaskan pengertian dari toga dengan baik
 Peserta dapat menjelaskan manfaat dari toga dengan baik
 Peserta dapat menyebut jenis-jenis toga dengan baik
 Peserta dapat menjelaskan contoh ramuan/obat dari toga
dengan baik

 Saran :
Sebaiknya Ibu/Bapak di rumah setidaknya di perkarangan rumah itu
harus menanam toga seperti :
 Kunyit
 Lengkuas
 Bawang merah dan bawang putih
 Kencur
 Dan masih banyak lagi
DAFTAR LAMPIRAN

A. Kegiatan dalam gedung


1 . Pemberian informasi obat (PIO)
2 . Mengisi kartu stok
3 . Mengisi register LPLPO
B . Kegiatan luar gedung
1 . Pemantauan sarang nyamuk
2 . Mengukur berat badan pasien
3 . Mengukur berat badan balita
4 . Pemeriksaan tekanan darah
5 . Memberikan penyuluhan di Dihit
6 . Memberikan penyuluhan di Bangboler
C . Lembaran chechlist memberikan informasi obat pasien rawat Jalan
D . Format pemantauan terapi obat (PTO)
E . Format dokumentasi konseling
F . Penulisan singkatan yang tidak boleh digunakan
G . Kartu stok obat Puskesmas Nanga
H . Laporan penarikan dan lembar permintaan obat (LPLPO)
I. Laporan pemakaian obat JKN
J. Laporan bulanan obat narkotika
K. Laporan bulanan obat keras tertentu
L. Laporan indikator peresepan antibiotik di Puskesmas
M. Form pemantauan ketersediaan obat dan vaksin indikator di Puskesmas
N. Daftar hadir lansia dan balita
O. SOP

1 . Penyimpanan resep
2 . Penyimpanan obat
3 . Pelayanan informasi obat
4 . Pemberitahuan informasi tentang efek samping obat atau efek yang
tidak diharapkan
5 . Pemberian informasi obat
6 . Penggunaan obat yang dibawah sendiri oleh pelanggan
atau keluarga
7 . Peresepan psikotropika dan narkotika.
LAMPIRAN

a. Kegiatan dalam gedung

Gambar 1 Pemberian Informasi Obat (PIO)

Gambar 2 Mengisi register LPLPO

Gambar 3 Mengisi kartu stok


b. Kegiatan luar gedung

Gambar 4 Memantau sarang nyamuk

Gambar 5 Mengukur berat badan lansia


Gambar 6 Memeriksa tekanan darah

Gambar 7 Mengukur berat badan balita

Gambar 8 Memberikan penyuluhan di posyandu Dihit


Gambar 9 Memberikan penyuluhan di posyandu Bangboler
Lembar Chechlist Pemberian Informasi Obat Pasien Rawat Jalan

Periode : 2021
Puskesmas : Nanga
Hari/tanggal :

No Poli Dx Informasi Yang Diberikan Petugas Px./Kel.Px


Nama Pasien

Umur

Penunjang
(nama&ttd) (nama&ttd)

Kontra Indikasi

Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat

Cara Pakai

Stabilitas

Lain-lain
Interaksi
Indikasi
Sediaan

Dosis
Form Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Nama pasien :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :

No Tanggal Catatan Nama obat, Identifikasi Rekomendasi/


. pengobatan dosis, cara masalah tindaklanjut
pasien pemberian terkait obat
Riwayat
penyakit

Riwayat
penggunaan
obat

Riwayat
alergi

…………………….,20….
Form Dokumentasi Konseling

Puskesmas : ………………
Jalan : ………………

Nama pasien :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Tanggal konseling :
Nama Dokter :
Diagnosa :
Nama obat, dosis dan cara pemakaian :

Riwayat alergi :

Keluhan :

Pasien pernah datang konseling Ya/tidak


sebelumnya :
Tindak lanjut :
Penulisan Singkatan Yang Tidak Boleh Digunakan

Singkatan Maksud Singkatan Misinterpretasi Koreksi


CPZ Compazine Disalahartikan Ditulis dengan
(Proklorperazin) sebagai ‘compazine’ atau
‘klorpromazine’ ‘proklorperazin’
DPT Derneral Disalahartikan Ditulis dengan
Phenergan sebagai ‘Difteri- ‘Derneral
Thorazine Pertusis-Tetanus’ Phenergan
(vaksin) Thorazine’
HCl Asam klorida Disalahartikan Ditulis dengan
sebagai kalium lengkap
klorida
HCT Hidrokortison Disalahartikan Ditulis dengan
sebagai ‘hidrokortison’
‘hidroklorotiazid’
HCTZ Hidroklorotiazid Disalahartikan Ditulis dengan
sebagai ‘hidroklorotiazid’
‘hidrokortison’
MgSO4 Magnesium sulfat Disalahartikan Ditulis dengan
sebagai ‘morfin ‘magnesium sulfat’
sulfat’
Cc Centimeter kubik Disalahartikan Tuliskan ‘ml’
sebagai ‘u’ (unit)
Kartu Stok Gudang Obat Puskesmas Nanga

Nama puskesmas : Nanga Nama obat :


Kecamatan : Lela Satuan :
Kabupaten : Sikka Sumber :

Tanggal No. Bukti Surat No. Batch No. Reg Diterima Masuk Keluar Sisa Paraf Expire
Masuk/Keluar Dari/Keluar Ke date
Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

Kota : .................
Puskesmas : .................
Bulan/tahun : ........../......
No. Nama Kelas Satuan Stok Penerimaan Persediaa Pemakaian Expire Sisa Permintaan Pemberian Keterangan
obat terapi awal n date stok

Jumlah kunjungan resep Rawat jalan Rawat inap Total

Mengetahui Mengetahui
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas

(………………………….……………) (………………………….……………)
NIP. NIP.
Laporan Pemakaian Obat JKN

Nama puskesmas : Nanga Bulan : Oktober


Alamat : Lela Tahun : 2021
Tanggal pelaporan :

No Nama obat, perbekalan Satuan Stok Penerimaan Persediaan Total pakai Stok sisa Obat Ket.
kesehatan awal ED/rusak
Pusk Tu/Des Total Pusk Tu/Des Total

Mengetahui Yang Melapor,


Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas

(………………….…………………) (………………….…………………)
NIP. NIP.
Laporan Bulanan Obat Narkotika

Nama puskesmas : Nanga Bulan : Oktober


Alamat : Lela Tahun : 2021
Kabupaten : Sikka

No. Nama sediaan Satuan Stok awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Sisa stok Kedaluwarsa/Rusak Keterangan

1 Kodein 10 mg Tablet

2 Kodein 20 mg Tablet

Mengetahui Maumere,
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas

(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Laporan Bulanan Obat Keras Tertentu

Nama puskesmas : Nanga Bulan : Oktober


Alamat : Lela Tahun : 2021
Kabupaten : Sikka

No. Nama sediaan Satuan Stok awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Sisa stok Kedaluwarsa/Rusak Keterangan
1 Diazepam Inj 5 mg/ml i.v/i.m Ampul
2 Diazepam Rektal 5 mg/2,5 ml Tube
3 Diazepam Tab 2 mg Tablet
4 Diazepam Tab 5 mg Tablet
5 Fenobarbital Inj 50 mg/ml Ampul
6 Fenobarbital Tab 100 mg Tablet
7 Fenobarbital Tab 30 mg Tablet
8 Klobazam 10 mg Tab Tablet

Mengetahui Maumere,
Kepala Puskesmas Pengelola Obat Puskesmas

(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Laporan Indikator Peresepan Antibiotik Di Puskesmas
Bulan: Oktober
Tahun: 2021

Nama puskesmas : Nanga


Kabupaten/Kota : Sikka
Provinsi : Nusa Tenggara Timur

% Penggunaan Antibiotik % Penggunaan Antibiotik Rerata Item Obat/Lembar Resep


pada ISPA Atas dan Batuk- pada Diare Non-Spesifik ISPA dan Batuk-pilek Diare Non-Spesifik Rata-rata
pilek (common cold) (Y1) (common cold) (Zb) (Z1)
(X1) (Za)

Pengelola Obat Puskesmas Kepala Puskesmas

(……………………………..) (……………………………..)
NIP. NIP.
Keterangan :
*) : berdasarkan rekapitulasi data peresepan harian di Puskesmas yang dikirimkan kepada Dinkes Kab/Kota
Bulan : bulan periode waktu pengambilan data
Tahun : tahun pengambilan data
Kolom 1 (X1) : diisi dari hasil perhitungan % Penggunaan Antibiotik pada ISPA Atas dan Batuk-pilek (common cold)
Kolom 2 (Y1) : diisi dari hasil perhitungan % Penggunaan Antibiotik pada Diare Non-Spesifik
Kolom 3 (Za) : diisi dari hasil perhitungan rerata item obat per lembar resep pada ISPA Atas dan Batuk-pilek (common cold)
Kolom 4 (Zb) : diisi dari hasil perhitungan rerata item obat per lembar resep pada Diare Non-Spesifik
Kolom 5 (Z1) : merupakan nilai rerata item obat/lembar resep dari kedua penyakit

Rumus perhitungan :

Z (1) = Rerata item resep obat = (Kolom (3) + Kolom (4)) / 2


Form Pemantauan Ketersediaan Obat Dan Vaksin Indikator Di Puskesmas

Periode laporan bulanan : Oktober Tahun : 2021


Nama puskesmas : Nanga Penanggung jawab farmasi : (………………….)
Kab. / Kota : Sikka No. HP :
Provinsi : NTT E-mail :

No. Nama obat/vaksin Bentuk sediaan Ketersediaan Ket.


Ada/tidak/NA
(1) (2) (3) (4) (5)
Obat
1 Albendazol/Pirantel Pamoat Tablet
2 Allopurinol Tablet
3 Amlodipine/Captopril Tablet
4 Amoksisilin 500 mg Tablet
5 Amoksisilin sirup Botol
6 Antasida tablet kunyah/antasida suspensi Tablet/Botol
7 Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet
8 Asiklovir Tablet
9 Betametason salep Tube
10 Deksametason tablet/deksametason injeksi Tablet/Vial/Ampul
11 Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul
12 Diazepam Tablet
13 Dihidroartemsin + piperakuin (DHP) dan primaquin Tablet
14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml Ampul
15 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCl) Ampul
16 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul
17 Furosemide 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT) Tablet
18 Garam Oralit serbuk Kantong
19 Glibenklamid/Metformin Tablet
20 Hidrokortison krim/salep Tube
21 Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi Tablet/Botol
22 Lidokain inj. Vial
23 Magnesium Sulfat injeksi Vial
24 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg - 1 ml Ampul
25 Natrium Diklofenak Tablet
26 OAT FDC Kat 1 Paket
27 Oksitosin injeksi Ampul
28 Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml Botol
29 Parasetamol 500 mg Tablet
30 Prednison 5 mg Tablet
31 Ranitidine 150 mg Tablet
32 Retinol 100.000/200.000 IU Kapsul
33 Salbutamol Tablet
34 Salep Mata/Tetes Mata Antibiotik Tube
35 Simvastatin Tablet
36 Siprofloksasin Tablet
37 Tablet Tambah Darah Tablet
38 Triheksifenidil Tablet
39 Vitamin B6 (Piridoksin) Tablet
40 Zinc 20 mg Tablet
Vaksin
1 Vaksin Hepatitis B Vial
2 Vaksin BCG Ampul
3 Vaksin DPT-HB-HIB Vial
4 Vaksin Polio Vial
5 Vaksin Campak/Vaksin Rubella Vial/Ampul
Keterangan :
F Kolom (1) : nomor urut
F Kolom (2) : nama obat, tertulis nama obat generik (kandungan zat berkhasiat)
F Kolom (3) : bentuk sediaan, berisi bentuk sediaan obat
F Kolom (4) : ketersediaan (ada/tidak):
 Diisi dengan “Ada” jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan
 Diisi dengan “Tidak” jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan
 Diisi dengan “NA” (Not Available) jika obat tersebut tidak dibutuhkan di Puskesmas
Daftar hadir

Posyandu : Dihit
Desa : Korowuwu
No Nama Umur Paraf
1 Aloesa Alisa 81
2 Fransiska M. Wisang 60
3 Martinus Baga 73
4 Wiliberdus 79
5 Elisabeth Bogar 63
6 Regina Raja 75
7 Marselina 74
8 Stefanus 65
9 Gbrela Nanyele 65
10 Petronella Dua Xlale 61
11 Triselia R. Winda 68
12 Belita Ine 75
13 Hermina Mince 64
14 Maria Binung 70
15 Nikodemus 77
16 Vinsensia Lusia 71
17 Lusia Kasang Gois 67
Daftar Hadir Penyuluhan

Hari/tanggal : Senin, 11 Oktober 2021


Posyandu : Lansia Tiget
Materi : Hipertensi

No. Nama Umur Jenis Kelamin Paraf


L P
1. Theresia S. Sabina 57 
2. Wendelina 63 
3. Yosefina Yusten 63 
4. Veneranda T. Soge 53 
5. Ursula Regina 64 
6. Sergius Petrus 52 
7. Penolong Raja 91 
8. Liberta Loar 70 
9. Yohanes Poin 59 
10. Lamberta Manis 57 
11. Imelda Nurak 63 
12. Magdalena Sengsara 50 
13. Marselina Marta 56 
14. Agnes Boda 76 
15. Ignasia 76 
16. Yasinta Kalista 59 
17. Alusia Meak 78 
18. Marselus Rovimus 58 
19. Yosefina Vince 50 
20. Maksina R. Viviani 56 
21. Wenselaus Nong 74 
22. Sisilia Sina 73 
23. Theresia Ngante 84 
24. Anastasia Avelina 53 
PENERIMAAN RESEP

No. Dokumen :
SOP / / APT.10/
SOP
V / 2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Suatu kegiatan diruang kefarmasian dimana lembar resep


dari pasien diserahkan kepada petugas farmasi.

2. Tujuan Memenuhi kebutuhan obat pasien di fasilitas pelayanan


kesehatan.
3. Kebijakan SK kepala UPTD Puskesmas Nanga tentang Penanggung
jawab Pelayanan Obat.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas tahun 2003.
5. Prosedur / 1. Pasien datang menyerahkan resep ke ruang farmasi.
Langkah- langkah 2. Petugas Farmasi memberikan nomor pada resep
secara berurutan.
3. Petugas Farmasi melakukan skrining resep.
4. Petugas Farmasi menyiapkan obat.
5. Petugas Farmasi mengisi kartu stok obat yang telah
dikeluarkan.
6. Petugas Farmasi menulis etiket pada setiap obat
yang telah disiapkan.
7. Petugas Farmasi mengkroscek kembali obat yang
telah disiapkan.
8. Petugas Farmasi menyerahkan obat ke pasien beserta
informasi obat.
6. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum, Ruangan Kesehatan Gigi dan
Mulut, Ruangan KIA, Ruangan KB, Ruangan Tindakan,
Ruangan Inap Bersalin.
7. Dokumen terkait Resep
PENYIAPAN OBAT

No. Dokumen : SOP


/ / APT.10/ V /
SOP
2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Penyiapan obat adalah proses pelayanan resep dalam


menyiapkan sediaan obat untuk pasien.

2. Tujuan Sebagai acuan langkah–langkah dalam pelaksanaan


pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter dan
dokter gigi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanga tentang Penanggung
jawab pelayanan obat.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas tahun 2003.
5. Prosedur / 1. Petugas Farmasi mengecek kelengkapan resep (nama
Langkah- langkah obat, aturan pakai, jumlah obat, bentuk sediaan).
2. Petugas Farmasi memberikan nomor pada resep
secara berurutan.
3. Petugas Farmasi menyiapkan obat sesuai dengan
permintaan resep.
4. Petugas Farmasi menghitung kesesuaian dosis obat
apabila melebihi ataupun mengurangi dosis
maksimal maka konfirmasi kembali ke dokter yang
memberikan resep.
5. Petugas Farmasi mengambil obat satuan tunggal
berupa blister, strip, tube, pot kemudian dimasukkan
ke dalam plastik obat.
6. Petugas Farmasi menyiapkan etiket obat sesuai
dengan jenis obat.
7. Petugas Farmasi menulis nama pasien,tanggal
penyiapan obat, cara pakai, aturan pakai obat sesuai
dengan permintaan resep.
8. Petugas Farmasi melakukan pemeriksaan akhir.
9. Petugas Farmasi menyerahkan obat kepada pasien
beserta informasi obat.
6. Unit terkait Ruang Farmasi, Pasien
7. Dokumen terkait Resep
PEMBERIAN INFORMASI
PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
SOP / /
SOP UKP.VIII / V / 2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Pemberian informasi penggunaan obat adalah:


Langkah-langkah petugas dalam memberikan informasi
mengenai penggunaan obat.

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan informasi


mengenai penggunaan obat.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tentang


Penanggung Jawab Pelayanan Obat di UPTD Puskesmas
Nanga.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas.
2. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas Tahun 2003.
5. Prosedur / 1. Petugas Farmasi memberikan informasi obat kepada
Langkah- langkah
pasien sesuai resep atas keluhan kesehatan pasien
baik lisan maupun tertulis.
2. Petugas Farmasi melakukan penelusuran literatur bila
diperlukan secara sistematis untuk memberikan
informasi.
3. Petugas Farmasi menjawab pertanyaan pasien dengan
jelas dan mudah dimengerti baik secara lisan maupun
tertulis.
4. Petugas Farmasi mendokumentasikan setiap kegiatan
pelayanan informasi obat.
6. Unit terkait Petugas Farmasi, Pasien.
7. Dokumen terkait Resep Obat.
PEMBERIAN INFORMASI
TENTANG EFEK SAMPING
OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN
No. Dokumen : SOP /
/ UKP.VIII / V / 2018
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02 Mei
2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek


yang tidak diharapkan adalah:
Proses pemberian informasi yang diberikan oleh petugas
farmasi atau yang melayani obat kepada pasien tentang
setiap respon/efek obat yang merugikan dan yang tidak
diharapkan serta terjadi karena penggunaan obat dengan
dosis atau takaran normal untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi.

2. Tujuan 1. Menghindari efek buruk yang mungkin terjadi pada


pasien setelah minum obat.
2. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga akan
efek samping obat.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tentang Penanggung


Jawab Pelayanan Obat di UPTD Puskesmas Nanga.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
2. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas Tahun 2003.

5. Prosedur / 1. Petugas farmasi menyerahkan obat kepada pasien sesuai


Langkah- langkah
resep dokter.
2. Petugas farmasi menjelaskan kepada pasien tentang efek
samping yang dapat timbul dari dari setiap jenis obat,
meskipun tidak selalu terjadi.
3. Petugas farmasi menjelaskan kepada pasien bila terjadi
efek samping yang tidak diharapkan segera hentikan
obat dan segera kembali kepada dokter.
6. Unit terkait Ruang Farmasi, Pasien.
7. Dokumen terkait Resep Obat.
PENGGUNAAN OBAT
YANG DIBAWA SENDIRI
OLEH PELANGGAN /
KELUARGA
No. Dokumen :
SOP / /
SOP
UKP.VIII / V / 2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh


pasien/keluarganya adalah penggunaan obat diluar obat
yang diresepkan oleh dokter/petugas pemeriksa pasien,
dan diperoleh sendiri oleh pasien atau keluarganya.
2. Tujuan Menjamin agar pasien /keluarga mendapat terapi obat
yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak terjadi
penggunaan obat ganda atau interaksi obat yang tidak
diinginkan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tentang
Penggunaan Obat Yang dibawa Sendiri Oleh Pasien/
Keluarga di UPTD Puskesmas Nanga.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.

5. Prosedur / 1. Petugas Farmasi menerima resep yang diserahkan


Langkah- langkah
oleh pasien/keluarga.
2. Petugas Farmasi melakukan skrining resep.
3. Petugas Farmasi menyiapkan obat sesuai dengan
resep yang ditulis.
4. Petugas Farmasi menuliskan etiket.
5. Petugas Farmasi menyerahkan obat beserta informasi
obat.
6. Petugas Farmasi menanyakan jika ada kemungkinan
obat lain yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
untuk dipergunakan dalam upaya penyembuhan
penyakit
7. Jika terdapat obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarganya maka, petugas farmasi memeriksa
jenis, dosis, jumlah dan keadaan obat yang dibawa
sendiri oleh pasien /keluarganya.
8. Petugas Farmasi memastikan bahwa obat yang dibawa
sendiri oleh pasien/keluarganya, (jika tetap
dikonsumsi) tidak menimbulkan efek interaksi obat
yang merugikan kesehatan pasien, kontra indikasi,
efek ganda ganda terhadap obat yang diberikan oleh
dokter atau petugas pemeriksa pasien lainnya.
6. Unit terkait Ruang Farmasi, Pasien
7. Dokumen terkait Resep
PERESEPAN
PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen : SOP
/ / UKP.VIII / V
SOP
/ 2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 02
Mei 2018
Halaman :1/2

UPTD Ambrosia B. B. S. Pulo, A.Md


PUSKESMAS NIP. 19731103 199312 2 001
NANGA

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pengawasan dan pengendalian


penggunaan psikotropika dan narkotika.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


peresepan psikotropika dan narkotika

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tentang Peresepan


Obat Psikotropika Dan Narkotika di UPTD Puskesmas
Nanga.
4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1997 Tentang Psikotropika.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas.
5. Prosedur / 1. Petugas farmasi mengidentifikasi pasien penerima
Langkah- langkah
resep psikotropika dan narkotika.
2. Petugas farmasi memberikan penandaan terhadap
resep psikotropika dan narkotika.
3. Petugas farmasi menyiapkan obat sesuai dengan
permintaan pada resep.
4. Petugas farmasi melakukan pengemasan, pemberian
etiket yang disesuaikan dengan lembar resep.
5. Petugas farmasi mengkroscek kembali kesesuaian
obat dengan lembar resep sebelum diserahkan
kepada pasien.
6. Petugas farmasi menyerahkan obat kepada pasien
disertai dengan pemberian informasi obat.
7. Petugas farmasi mencatat pengeluaran obat pada
kartu stok dan buku pengeluaran obat psikotropika
dan narkotika.
6. Unit terkait Ruang Farmasi, Gudang Obat.
7. Dokumen terkait Resep Obat Psikotropika dan Narkotika, Kartu Stok, Buku
Register Pengeluaran Psikotropika dan Narkotika.

Anda mungkin juga menyukai