Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(RAKERIN)
SMK N 3 REJANG LEBONG
DINAS KESEHATAN

Disusun oleh:
Nama :Renda Renata
Kelas : XI
NIS :0065761228
Jurusan :Farmasi

PEMERINTAHAN PROVINSI BRNGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK N 3 REJANG LEBONG
Jalan.H Agus Salim,Desa lubuk ubar,kec.curup selatan,Kab.Rejang Lebong
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRY
SMK N 3 REJANG LEBONG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Telah Disahkan Oleh:


Pembimbing lapangan Pembimbing sekolah

Fransiska putriani S.Si.,Apt Apt.Shelfiananda EP

Mengetahui:
Kepala sekolah Ketua Jurusan

Firnando,M.Pd Hilda wiryanti S.Pd


NIP:166812993031117 NIP:197908072006042021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya se-
hingga dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan
Kab. Rejang Lebong yang berlangsung dari tanggal 5 Oktober – 5 Novem-
ber (secara tepat waktu). Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah
untuk menambah wawasan tentang Dinas Kesehatan bagi pembaca dan juga
bagi penulis.
Alhamdulillah Praktek Kerja Indutri ini dapat di selesaikan dengan baik
dan lancar tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Firnando M. pd selaku kepala sekolah SMK N 3 Rejang Lebong


2. Ibu Hilda Wiryanti S. pd selaku ketua jurusan farmasi klinis dan komuni-
tas SMK N 3 Rejang Lebong
3. Ibu Shelfiananda EP S. farm Apt selaku pembimbing sekolah.
4. Ibu Fransiska Putriani S. Si Apt sebagai pembimbing lapangan yang mem-
berikan banyak pengetahuan baru bagi kami.
5. Apoteker Dinas Kesehatan berserta karyawannya
6. Guru-guru SMK N 3 Rejang Lebong
7. Orang tua serta teman-teman seperjuangan yang mendukung dan mem-
bantu secara langsung maupun tak langsung.

Semoga laporan magang / Praktek kerja industry yang telah saya susun ini da-
pat menambah pengetahuaan, pengalaman, dan wawasan pembaca. Lebih dan ku-
rang saya mohon maaf dan saya mengharapkan saran dan masukan dari pembaca
supaya lebih baik lagi.

Demikian saya ucapkan terimakasih

Curup 5 November 2022


Penulis

Motto

“Jangan Biarkan Hari Kemarin Meregut Bayak Hal Hari Ini”

“Kamu Tidak Akan Pernah Jatuh Jikalau Kamu Takut Untuk Memanjat. Tapi
Tidak Akan Tersedia Kebahagiaan Ketika Kamu Hanya Hidup Di Tanah”

“Tak Apa Berhayal Tinggi Ketika Ada Niat Dan Usaha Pasti Bisa”

“Jadikan Kegagalanmu Menjadi Motivasi Untuk Kedepannya”


Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
MOTTO
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Prakerin
1.3 Waktu Dan Tempat Prakerin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dinas Kesehatan Dan Gudang Farmasi
2.2 Tugas Dan Fungsi Dinas Kesehatan
2.3 Penglolaan Obat Digudang Farmasi
A. Perencanaan
B. Permintaan
C. Penerimaan
D. Penyimpanan
a) Kelembapan
b) Sinar Matahari
c) Temperatur/Panas
d) Tata Cara Penyimpanan Obat
E.Distribusi
F.Pengendalian
2.4 Penggolongan Obat
a) Obat Bebas
b) Obat Bebas Terbatas
c) Obat Keras
d) Obat Generik
e) Obat Psikotropika
f) Alkes
g) Obat Prekusor
h) Obat-Obat Tertentu (OOT)
i) Vaksin
j) Obat LASA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Rejang Lebong
3.2 Propil Gudang Farmasi
a) Visi Dan Misi Gudang Farmasi
b) Sejarah Berdirinya Gudang Farmasi Kab.Rejang Lebong
c) Struktur Organisasi Gudang Farmasi
d) Tata Ruang Dinas Kesehatan
3.3 Uraian Kegiatan
3.4 Pengelolaan Sedian Farmasi Di Gudang Farmasi Kabupaten
a) Perencanaan
b) Pengadaan
c) Penyimpanan
d) Pendistribusian
e) Pengendalian
f) Pemusnahan
g) Pelaporan
BAB IV PENUTUP
a) Kesimpulan
b) Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja industri (prakerin) dilaksanakan untuk melatih dan memberikan
pengajaran kepada siswa dalam dunia industri. Praktek kerja industri juga
bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa
mendatang memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang luas dan fleksible
di era kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Praktik kerja industri adalah wujud aplikasi antara keterampilan, sikap dan
kemampuan siswa yang diperoleh pada masa pembelajaran di SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan). Maka dari itu berbagai materi dan teori yang dipelajari
sebelumnya dipraktekkan langsung dalam dunia industry.

Pengalaman di dunia industri merupakan hal yang penting bagi siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam tujuan Pendidikan yang dapat diperoleh dari
Pendidikan dikelas, laboraturium maupun lapangan. Perkembangan terbaru dalam
bidang kefarmasian adalah di turutnya kompetensi dari tenaga kefarmasian untuk
menjalankan praktik kefarmasian.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

a) Menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang profesional


pada siswa.
b) Meningkatkan mutu dan relevansi melalui peran serta institusi pasangan
(IP).
c) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
d) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya berkelanjutan.
e) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses Pendidikan.
f) Meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kurikulum dan
kebutuhan dunia kerja.
g) Menyiapkan kemandirian siswa untuk bekerja dan berwirausaha.
1.3 Waktu Dan Tempat Prakerin
Praktik Kerja Industri (prakerin) dilaksanakan di Dinas Kesehatan yang
terletak di JL. Susilawati kel. Cawang Baru Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang
Lebong dilaksanakan selama 5 minggu dimulai tanggal 5 Oktober 2022
sampai dengan 5 November 2022. Berdasarkan ketentuan dengan jadwal
praktik 5 hari kerja yaitu hari senin-jumat mulai pukul 07.30-14.30 WIB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan kabupaten atau kota adalah suatu kerja pemerintah


daerah kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan
pemerintah dalam bidang Kesehatan kabupaten / kota (Permenkes no.75
tahun 2014).
Dinas Kesehatan daerah kabupaten / kota dipimpin oleh kepala dinas
Kesehatan kabupaten / kota yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada gubernur / bupati / walikota melalui sekretaris daerah
(Permenkes no.49 tahun 2016).
Gudang farmasi adalah tempat atau pusat penerimaan, penyimpanan, dan
pendistribusian berupa obat-obatan dan bahan medis habis pakai(BHMP).

2.2 Tugas Dan Fungsi Dinas Kesehatan

a) Melakukan pengelolaan, penyimpanan, pemeliharaan dan distribusi obat


serta barang medis habis pakai (BMHP).
b) Pengawasan mutu dari obat dan bahan medis habis pakai (BMHP).
c) Melangsungkan pelayanaan farmasi yang optimal di wilayah kerjanya.
d) Melakukan kegiatan farmasi yang professional berdasarkan prosedur
farmasi.

2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Dinas Kesehatan

A. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan


kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas. ketetapan dan keberadaan data dari Puskesmas akan berpengaruh
terhadap ketersedediaan obat dan perbekalan kesehatan secara keseluruhan. Setiap
Puskesmas harus memberikan Lembar Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat
(LPLPO) dan surat permintaan obat tambahan kepada Gudang farmasi. Maka dari
itu gudang farmasi akan melakukan pengadaan obat yang dibutuhkan oleh
Puskesmas.
Tujuan dari perencanaan:

1. Meningkatkan efisien penggunaan obat


2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan.

B. Permintaaan

Penyediaan obat di puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan kabupaten


/ kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esen-
sial yang ditentukan setiap tahun oleh Mentri Kesehatan.

Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing


Puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada kepala Dinas Kesehatan kabu-
paten / kota dengan menggunakan LPLPO dan surat permintaan obat tambahan.

Adapun permintaan-permintaan dari Puskesmas:

1. Permintaan rutin. Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Di-
nas Kesehatan kabupaten / kota.
2. Permintaan khusus.dilakukan jadwal distribusi rutin apabila:
a) kebutuhan meningkat
b) Menghindari kekosongan
c) Penanganan kejadian luar biasa (KLB), obat rusak atau kadaluarsa

C.Pengadaan

Pengadaan adalah proses penyediaan obat yang dibutuhkan di gudang farmasi


untuk unit pelayanan kesehatan yang diperoleh dari pemasok ke distributor.
Pengadaan obat mencakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan,
pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, penyimpanan, pendistribusi dan
pengumpulan informasi penggunaan obat. Dinas Kesehatan melakukan pengadaan
dalam skala satu tahun sekali. Dengan menggunakan system pemesanan obat E-
katalog obat dan obat-obat tersebut dikirim melalui PBF resmi.
D. Penyimpanan Obat

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaman terhadap obat-obat agar aman,


tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya masi tetap
terjamin.Pengelolaan di Gudang farmasi di simpan di etalase, lemari kaca dan di
lantai tetapi dialasi pallet.

Pengelolaan di bidang farmasi menggunakan system:

a) Alfabetis
b) Penggolongan
c) Bentuk sediaan

Dan sistem pengeluaran yaitu FIFO (First In First Out) biasa di sebut barang yang
diinput pertama dan FEFO (First Expire First Out) biasa disebut barang yang
dekat dengan expired.

a. Persyaratan Gudang

1. Cukup luas 3 x 4 m2
2. Ruangan kering tidak lembap
3. Ada ventilasi agar aliran udara dan tidak lembab / panas
4. Perlu cahaya yang cukup,namun jendela harus mempunyai perlindungan
untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis
5. Lantai terbuat dari tegel / semen yang tidak memungkinkan bertumpukan
debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet)
6. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
7. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
8. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
9. Tersedia lemari / laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu
dikunci
10. Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan

b. Pengaturan Penyimpanan Obat

1. Obat disusun secara alfabetis


2. Obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO
3. Obat disimpan pada rak
4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan di atas palet
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
6. Cairan dipisahkan dari padatan dan cairan
7. Serum,vaksin,suppositoria di simpan dalam lemari pendingin

c. Kondisi Penyimpanan

1. Kelembapan

a) Ventilasi harus baik,jendela dibuka


b) Simpan obat ditempat yang kering
c) Wadah harus selalu tertutup rapat,jangan dibiarkan terbuka
d) Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC. Karena makin panas
udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab
e) Biarkan pengeringan tetap dalam wadah tablet dan kapsul
f) Kalau ada atap yang bocor harus segera di perbaiki

2. Sinar Matahari

a) Mencegah wadah botol atau vial yang berwarna gelap (coklat)


b) Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka
c) Obat yang penting dapat disimpan di dalam lemari
d) Jendela - jendela diberi gorden
e) Kaca jendela di cat putih

3. Temperatur / panas

Obat yang disimpan di lemari pendingin 4-8oC

a) Vaksin
b) Sera dan produk darah
c) Antitoksin
d) Insulin
e) Injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa)
f) Injeksi oksitoksin
Ingat DPT, DT, TT dan vaksin kontrasepsi jangan dibekukan karena akan menjadi
rusak.

4. Tata Cara Menyimpan Obat

a) Pengaturan Penyimpanan Obat


Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara
alfabetis nama generiknya. Contohnya kelompok sediaan tablet,kelompok sedi-
aan sirup dan lain - lainya.
b) Penerapan Sistem FIFO dan FEFO
Penyusunan dilakukan FIFO (First In First Out) biasa di sebut barang yang di-
input pertam
a dan FEFO (First Expire First Out) biasa disebut barang yang dekat dengan
expired.
c) Obat yang sudah diterima, disusun sesuai dengan pengelompokan untuk
memudahkan pencairan,pengawasan dan pengendalian stok obat.
d) Pemindahan obat harus hati - hati supaya obat tidak pecah atau rusak
e) Golongan antibiotic harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya matahari, disimpan di tempat kering
f) Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari ca-
haya dan simpan dalam lemari es
g) Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya matahari
h) Bentuk drgee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat dan pengam-
bilannya menggunakan sendok
i) Untuk obat yang mempunyai kadaluarsa, supaya waktu kadaluarsanya mudah
diketahui maka dituliskan pada dus luar dengan menggunakan spidol
j) Penyimpanan untuk obat dengan kondisi khusus, maka disimpan dalam lemari
tertutup rapat, lemari dingin atau kotak kedap udara lainnya.
k) Cairan diletakkan di rak bagian bawah.

E. Distribusi

Tujuan pendistribusian untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan kese-


hatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas. Penyerahan di gudang Puskesmas di-
ambil sendiri oleh sub unit pelayanan, obat diserahkan bersama-sama dengan for-
mular LPLPO.

F. Pengendalian

Pengendalian sediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya


sasaran yang diinginkan sesuai dengan startegi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak kelebihan dan kekurangan / kekosongan obat diunit pelayanaan
Kesehatan dasar.

2.4 Penggolongan obat


a. Obat bebas
Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan
garis tepi berwarna hitam.

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas dalah obat yang di jual bebas dan dibeli tanpa dengan re-
sep dokter, tetapi ditandai dengan tanda peringatan. Tanda khusus ini adalah
lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam.
Pada kemasan obat bebas terbatas tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasarkan warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam dengan tulisan seba-
gai berikut:

C. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dangan resep dokter. Ciri -
cirinya adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam,
dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual
di apotek dan dengan resep dokter pada saat membelinya.

D. Obat Generik

Obat generic adalah obat esensial yang tercantum dalam obat esensial nasional
(DOEN) dan mutunya terjamin karena produksi sesuai dengan persyaratan cara
pembuatan obat yang baik dan di uji ulang oleh pusat pemeriksaan obat dan
makanan departemen Kesehatan (IMO. Arif)
G. Obat Psikotropika

Obat psikotropika obat yang berkerja merangsang syaraf pusat sehingga


menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berfikkir, perubahan
perasaan yang tiba-tiba dan menimbulkan rasa kecaunduan pada pemakainya.

Psikotropika terbagi menjadi 4 golongan yaitu:

1. Golongan pertama: obat yang menyebabkan rasa candu yang sangat kuat
(hanya untuk penelitian). contohnya ektasi dan opium.
2. Golongan kedua: obat yang menyebabkan candu. Contohnya Amfetamin.
3. Golongan ketiga: obat yang menyebabkan rasa candu yang sedang. Co-
tohnya penobarbital.
4. Golongan keempat:obat yang daya candu ringan. Contohnya diazepam.

H. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang bearsal dari tanaman atau bukan dari
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyababkan penurunan
atau perubahan kesadaran,hilang nyeri dan menyebabkan ketergantunan.
Narkotika dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Golongan I : narkotika yang hanya di gunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Contohnya ganja, opium dan heroin.
2. Golongan II : yang dapat digunakan untuk terapi. Contohnya morfin.
3. Golongan III : yang dapat digunakan untuk pengobatan. Contohnya codein.

I. ALKES

Instrumen, apparatus, mesin dan yang tidak mengandung obat yang di gunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit atau
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

J. Obat Prekusor

Obat prekusor adalah bahan kimia yang zat utama dalam pembuatan narkotik
dan psikotropik yang digunakan dalam pembuatan obat yang berada dalam pen-
gawasan. Contohnya Epedrin, asam fenil asetat dan ergometrin.

K. Obat Obat Tertentu (OOT)

OOT adalah obat yang berkerja di system susunan saraf pusat selain narkotik
dan psikotropika, yang penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan keter-
gantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh tra-
madol, haloperidol dan klorpromazin.

L. vaksin

Suatu antigen yang berwujud mikroorganisme yang tidak hidup adan sudaah
mati atau masih hidup tetapi sudah di lemahkan yang beberapa bagiaanya masih
utuh dan telah diolah bisa juga berupa toksoid ataupun protein rekombinasi yang
menimbulkan efek kekebalan spesifik terhadap infeksi tertentu.

M. Golongan Obat LASA

Look A Like Sound A like disingkat menjadi LASA (nama obat rupa dan uca-
pan mirip/NORUM) adalah obat yang memiliki kemasan yang terliat mirip atau
obat yang memiliki nama yang terdengar mirip.

2.5 Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian di Gudang Farmasi meliputi standar.

- Pengelolaan sedian farmasi dan bahan medis habis pakai


BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Rejang Lebong

Gudang farmasi Dinas Kesehatan Rejang Lebong adalah tempat penyimpanan


dan penyaluran obat ke 21 puskesmas dan 1 PSC (Public Sfety Center).

3.2 Profil Gudang Farmasi

a. Visi dan misi Gudang farmasi

1. Visi
Menjadi pusat penyimpanan dan pendistribusian obat dan perbekalan Ke-
sehatan yang optimal dan dapat bertanggung jawab umtuk menunjang
pelayanan Kesehatan yang bermutu di Kabupaten Rejang Lebong.
2. Misi
- Menjamin ketersediaan obat dan perbekalan Kesehatan
- menjaga mutu, khasiat dan keamanan obat agar selalu terjamin
- Meningkatkan pecatataan dan pengolaan obat

b. Sejarah Berdirinya Gudang Farmasi Kabupaten Rejang Lebong

Pada awal Gedung farmasi kebupaten berlokasi di Jalan Sukawati Curup


pada tahun 2006 terjadi pengembangan tambahan pembangunan Gudang obat.
Pada tahun 2015 gudang farmasi kabaupaten berpindah di Jalan Susilawati Kelu-
rahan Cawang Baru Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Gu-
dang farmasi secara struktur organisasi di Dinas Kesehatan terdapat dibawah
Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) dan pada tahun 2020 sampai dengan saat
ini di pimpin oleh seksi kefarmasian dan pangan yaitu Apt. Fransiska Putriani S.
si.

Gudang farmasi sebagai tempat penyimpanan obat an alkes, yang disimpan


pada rak besi (untuk kardus) dan juga di etalase (untuk yang sudah terbuka dari
kardus). Gudang farmasi hanya menyimpan obat – obatan dan alkes saja.
c. Struktur Organisasi

d. Tata Ruang Di Gudang Farmasi


Keterangan:

1. Teras depan
2. Lobby depan
3. Ruang SDMK
4. WC
5. Ruang Distribusi
6. Ruang farmasi dan pangan
7. Lobby belakang
8. Ruang vaksin
9. Tangga lantai 2
10. 11.12. Ruang karantina

13.Ruang narkotika dan psiktropika

B, C, D, E, F, G, H Rolling

I, J, K Pintu

3.3 Uraian Kegiatan

Jam kerja siswa / siswi magang yaitu:

-Hari senin, selasa, rabu, kamis, jum`at dari jam 7:40-15:00

3.4 Pengelolaan di Gudang Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi (sediaan farmasi) merupakan sebuah siklus


kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan, pengadaan, penerimaan penyim-
panan, pendistribusian dan pemusnahan.

a. Perencanaan

Perencanan adalah proses kegiatan seleksi obat dan suatu perbekalan alat Kese-
hatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebu-
tuhan obat yang akan distribusikan puskesmas - puskesmas yang ada di wilayah
Dinas Kesehatan kabupaten Rejang Lebong. Setiap puskesmas harus memberikan
Lembar Pemakaian dan Lampiran Permintaan Obat (LPLPO). Setiap 3 bulan
sekali kepada gudang Farmasi agar apoteker Penangguang jawab gudang farmasi
dapat melihat pemakaian obat yang digunakan dalam rentan waktu selama 3 bu-
lan, maka dari gudang Farmasi akan melakukan pengadaan obat yang dibutuhkan
oleh puskesmas.

b. Pengadaan

Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Gudang far-


masi untuk unit pelayanan kesehatan yang diperoleh dari pemasok melalui distrib-
utor, atau pedagang besar farmasi. Pemesanan obat dapat melalui E - katalog obat.

Penanggung jawab gudang farmasi (Apoteker) harus membuat pengadaan obat


untuk setiap tahun, agar dapat memenuhi kebutuhan unit Kesehatan (Puskesmas).

Barang datang diperiksa pada jumlah obat, jenis obat, ed dan no batch tujuannya
agar apa yang di pesan sesuai dengan barang yang datang. Barang di gudang
transit (barang baru) tidak boleh dipindahkan ke gudang ditribusi sebelum
administrasi selesai, bahkan walaupun sudah tidak boleh di pindahkan secara
sembarang. Barang di gudang transit adalah penyediaan satu tahun ke depan. Jika
ada barang di gudang distribusi habis atau keaadaan terdesak boleh menggunakan
barang di gudang transit dengan mengisi kartu stok.

c. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan agar


aman / tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
masih tetap terjamin.

Pengelolaan obat di gudang farmasi menggunakan system:

1. Alfabetis
2. Penggolongan
3. Bentuk sediaan
4. Farmakologi obat
dan system pengeluaran yaitu FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire
First Out).

Stok off Name dilakukan pada akhir bulan dan 1 kali setiap setiap bulan, untuk
mempermudah perhitungan barang disusun terlebih dahulu jika ada dus yang ter-
buka maka dihutung dulu obat yang penuh, saat stok off name dilakukan juga
pengecekan tanggal dan tahun expired, jika sudah 3 bulan akan exp maka dip-
isahkan ke tempat lain.

d. Pendistribusian

Untuk pendistribusian obat digudang farmasi mendistribusikan obat keseluruh


Puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Rejang Lebong, terdapat Puskesmas:

1. Puskesmas Curup
2. Puskesmas Perumnas
3. Puskesmas Talang Rimbo
4. Puskesmas Curup Timur
5. Puskesmas Tunas Harapan
6. Puskesmas Sambirejo
7. Puskesmas Simpang Nangka
8. Puskesmas Watas Marga
9. Puskesmas Kampung Melayu
10. Puskesmas Kampung Delima
11. Puskesmas Bangun Jaya
12. Puskesmas Sumber Urip
13. Puskesmas Bermani Ulu
14. Puskesmas Sindang Jati
15. Puskesmas Sindang Beliti Ilir
16. Puskesmas Beringin Tiga
17. Puskesmas Sindang Dataran
18. Puskesmastanjung Agung
19. Puskesmas Palak Ulak Tanding
20. Puskesmas Kepala Curup
21. Puskesmas Kota Padang
Sebelum mendapat obat - obatan, alat kesehatan dan perbekalan Kesehatan se-
tiap petugas pengelola obat harus memberi format LPLPO (laporan pemakaian
dan laporan permintaan obat) setiap bulan dan laporan LPLPO permintaan 3 bulan
sekali, adapun laporan diberikan kepada penanggung jawab Gudang farmasi dinas
Kesehatan. Gudang farmasi menjadwalkan pendistribusian dalam 1 bulan sekali
dilakukan pendistribusian sebanyak 7 puskesmas dan setiap tahun Gudang farmasi
mendistribusikan obat sebanyak 4 kali untuk 21 puskesmas.

d. Pengendalian

1. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan obat)

Petugas pengelolaan obat di puskesmas yang bertanggung jawab atas gudang


obat wajib melakukan penyiapan dan pengecekan terhadap obat-obat yang diser-
ahkan, dokumen penting dalam pengendaliaan persediaan obat ini mencakup jenis
jumlah obat dan bentuk sediaan sesuai isi dokumen LPLPO dan di tanda tangani
oleh petugas penerima / diketahui kepala puskesmas dan diterima oleh
kepala seksi kefarmasian dan pangan serta mengetahui kepala Dinas Kesehatan
kabupaten Rejang Lebong.

2. SBBK (Surat Bukti Barang Keluar)

SBBK digunakan sebagai tanda bukti bahwa barang sudah di keluarkan oleh
petugas yang bertanda tangan dalam surat SBBK, SBBK mencakup data obat
yang diberikan sesuai permintaan dari LPLPO, SBBK terdapat dua rangkap 1
berwana putih 1 berwarna merah. Sbbk berwarna putih sebagai arsip di gudang
farmasi sedangkan yang berwarna merah sebagai arsip puskesmas. Sbbk wajib di
tanda tangani oleh pihak puskesmas yang sudah di berikan pihak gudang.

3. Kartu Stok

kartu stok digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengluaran obat serta sisa
persediaan. Manfaat kartu stok yaitu cepat mengetahui persediaan obat,bahan
perencanaan obat, catatan distribusi, pengendalian persediaan dan sebagai stock
opname (jumlah, jenis, ed).

4. Buku Barang Masuk

Buku barang masuk adalah catatan ketika sediaan farmasi datang dari pabrik
maka dicatat (tanggal masuk,nama barang, nama pabrik, no batch, expired dan
jumlah barang), Ketika barang masuk maka petugas atau staf kefarmasian gudang
harus mengecek kesesuaia antara fisik barang dan faktur.

5. Buku Nomor SBBK (Buku Expedisi)

Buku expedisi SBBK digunakan untuk menulis nomor SBBK permintaan obat,
agar SBBK di keluarkan sesuai nomor yang telah berturut dan disusun sesuai
penomorannya.

6. Faktur

Faktur adalah bukti barang masuk yang diberikan dari pabrik, sebelum barang
masuk kedalam gudang staf atau petugas mengecek barang apakah sesuai dengan
isi faktur.
e. Pemusnahan

Pemusnahan dilakukan untuk obat yang telah expired dan obat yang rusak. Pe-
musnahan obat di gudang farmasi kabupaten dilakukan oleh pihak ketiga dengan
melakukan Kerjasama dengan PT. Nikosa Sejahtera. Kemudian Pt.Tenang Se-
jahterah dengan membuat berita acara pemusnahan obat expired yang telah di
tanda tangani oleh Kepala Dinas, Kepala Bidang Dan Pihak Keuangan Dinas Ke-
sehatan.

Sebelum pemusnahan dilakukan terlebih dahulu pencatatan obat yang ingin


dimusnahkan. Pencatatan meliputi nomor batch, jenis, jumlah, tanggal, bulan, dan
tahun expired.

f. Pelaporan

Pelaporan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah pelaporan obat


narkotika dan psikotropika melalui aplikasi SIPNAP (system pelaporan narkotika
dan psikotropika), Pelaporan Por ( pemakaian obat rasional), Pelaporan ketersedi-
aan 40 indikator obat, laporan TB (tuberculosis), melalui aplikasi TB, laporan
vaksin melalui aplikasi SMILE, pelaporan sisa persediaan barang / mutase obat
dan laporan persediaaan obat setiap perbulan, perenambulan dan pertahun.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di gudang farmasi Dinas Kesehatan
Rejang Lebong sebagian besar sudah memenuhi persyaratan yang tercan-
tum di dalam permenkes
2. Sistem pengelolaan obat yang telah memenuhi standar dimana system ad-
ministrasi menerapkan system FEFO dan FIFO,dan juga menggunakan
system kombinasi agar tidak terjadi obat yang kadaluarsa.
B. SARAN
1. Tetap pertahankan kebersihan dan kerapian gudang farmasi.
2. Penambahan penggunaan pendinginan ruangan untuk menjaga agar suhu
ruangan penyimpanan obat tetap stabil.
3. Memperbaiki letak obat, Agar tidak perlu mepet ke dinding karena dapat
menghambat sirkulasi udara.
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI 2016.Undang-Undang Nomor 49 tahun 2016 Tentang Pedoman


Teknis pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten atau kota

Permenkes RI 2009.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(Lembar Negara Republik Indonesia) Nomor 144,tambahan lembar negara repub-
lic Indonesia nomor 5063

Peraturan Kesehatan republic Indonesia no.65 tahun 2014 tentang pengadaan obat
berdasarkan E-Catalog

Keputusan mentri republic Indonesia nomor 189/Menkes/SK/III2006 tentang Ke-


bijakan Obat Nasional

www.acamedia.edu/PENGGOLONGAN OBAT

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 42 tahun 2013


LAMPIRAN

Gambar 1.0 Pendistribusiaan obat tambahan

Gambar 1.2 Barang Masuk


Gambar 1.3 Rak stok obat Gudang farmasi

Gambar 1.4 Stok Obat high alert


Gambar 1.5 Stok BMHP

1.6 Ruang Narkotika dan Psikotropika


1.7 Coldcaint

1.8 Coldbox
1.9 coldpack

2.1 Vaksin dalam coldcaint


2.2 Etalase penyimapan Psikotropika

2.3 Etalase Obat


2.4 Etalase Obat topical

2.5 Etalase BMHP


Gambar 2.6 Etalase sirup

Gambar 2.7 Etalase Injeksi


Gambar 2.8 Lemari penyimpan psikotropika

Gambar 2.9 Alat pemantau suhu lemari psikotropika


d

3.1 Stok barang narkotika dan psikotropika

Gambar 3.1 Alat pemantau suhu Gudang distribusi


3.2 Kartu stok

Gambar 3.3 Pemusnahan


3.3 Alat pemusnahan Obat

3.4 Pemmusnahan secara manual


3.5 Pemusnahan box/kotak

Gambar 3.6 pemusnahan tablet dan kapsul


Gambar 3.7 Palet

Gambar 3.7 Troli

Anda mungkin juga menyukai