(RAKERIN)
SMK N 3 REJANG LEBONG
DINAS KESEHATAN
Disusun oleh:
Nama :Renda Renata
Kelas : XI
NIS :0065761228
Jurusan :Farmasi
Mengetahui:
Kepala sekolah Ketua Jurusan
Semoga laporan magang / Praktek kerja industry yang telah saya susun ini da-
pat menambah pengetahuaan, pengalaman, dan wawasan pembaca. Lebih dan ku-
rang saya mohon maaf dan saya mengharapkan saran dan masukan dari pembaca
supaya lebih baik lagi.
Motto
“Kamu Tidak Akan Pernah Jatuh Jikalau Kamu Takut Untuk Memanjat. Tapi
Tidak Akan Tersedia Kebahagiaan Ketika Kamu Hanya Hidup Di Tanah”
“Tak Apa Berhayal Tinggi Ketika Ada Niat Dan Usaha Pasti Bisa”
Praktik kerja industri adalah wujud aplikasi antara keterampilan, sikap dan
kemampuan siswa yang diperoleh pada masa pembelajaran di SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan). Maka dari itu berbagai materi dan teori yang dipelajari
sebelumnya dipraktekkan langsung dalam dunia industry.
Pengalaman di dunia industri merupakan hal yang penting bagi siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam tujuan Pendidikan yang dapat diperoleh dari
Pendidikan dikelas, laboraturium maupun lapangan. Perkembangan terbaru dalam
bidang kefarmasian adalah di turutnya kompetensi dari tenaga kefarmasian untuk
menjalankan praktik kefarmasian.
A. Perencanaan
B. Permintaaan
1. Permintaan rutin. Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Di-
nas Kesehatan kabupaten / kota.
2. Permintaan khusus.dilakukan jadwal distribusi rutin apabila:
a) kebutuhan meningkat
b) Menghindari kekosongan
c) Penanganan kejadian luar biasa (KLB), obat rusak atau kadaluarsa
C.Pengadaan
a) Alfabetis
b) Penggolongan
c) Bentuk sediaan
Dan sistem pengeluaran yaitu FIFO (First In First Out) biasa di sebut barang yang
diinput pertama dan FEFO (First Expire First Out) biasa disebut barang yang
dekat dengan expired.
a. Persyaratan Gudang
1. Cukup luas 3 x 4 m2
2. Ruangan kering tidak lembap
3. Ada ventilasi agar aliran udara dan tidak lembab / panas
4. Perlu cahaya yang cukup,namun jendela harus mempunyai perlindungan
untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis
5. Lantai terbuat dari tegel / semen yang tidak memungkinkan bertumpukan
debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet)
6. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
7. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
8. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
9. Tersedia lemari / laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu
dikunci
10. Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan
c. Kondisi Penyimpanan
1. Kelembapan
2. Sinar Matahari
3. Temperatur / panas
a) Vaksin
b) Sera dan produk darah
c) Antitoksin
d) Insulin
e) Injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa)
f) Injeksi oksitoksin
Ingat DPT, DT, TT dan vaksin kontrasepsi jangan dibekukan karena akan menjadi
rusak.
E. Distribusi
F. Pengendalian
Obat bebas terbatas dalah obat yang di jual bebas dan dibeli tanpa dengan re-
sep dokter, tetapi ditandai dengan tanda peringatan. Tanda khusus ini adalah
lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam.
Pada kemasan obat bebas terbatas tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasarkan warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam dengan tulisan seba-
gai berikut:
C. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dangan resep dokter. Ciri -
cirinya adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam,
dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual
di apotek dan dengan resep dokter pada saat membelinya.
D. Obat Generik
Obat generic adalah obat esensial yang tercantum dalam obat esensial nasional
(DOEN) dan mutunya terjamin karena produksi sesuai dengan persyaratan cara
pembuatan obat yang baik dan di uji ulang oleh pusat pemeriksaan obat dan
makanan departemen Kesehatan (IMO. Arif)
G. Obat Psikotropika
1. Golongan pertama: obat yang menyebabkan rasa candu yang sangat kuat
(hanya untuk penelitian). contohnya ektasi dan opium.
2. Golongan kedua: obat yang menyebabkan candu. Contohnya Amfetamin.
3. Golongan ketiga: obat yang menyebabkan rasa candu yang sedang. Co-
tohnya penobarbital.
4. Golongan keempat:obat yang daya candu ringan. Contohnya diazepam.
H. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang bearsal dari tanaman atau bukan dari
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyababkan penurunan
atau perubahan kesadaran,hilang nyeri dan menyebabkan ketergantunan.
Narkotika dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Golongan I : narkotika yang hanya di gunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Contohnya ganja, opium dan heroin.
2. Golongan II : yang dapat digunakan untuk terapi. Contohnya morfin.
3. Golongan III : yang dapat digunakan untuk pengobatan. Contohnya codein.
I. ALKES
Instrumen, apparatus, mesin dan yang tidak mengandung obat yang di gunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit atau
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
J. Obat Prekusor
Obat prekusor adalah bahan kimia yang zat utama dalam pembuatan narkotik
dan psikotropik yang digunakan dalam pembuatan obat yang berada dalam pen-
gawasan. Contohnya Epedrin, asam fenil asetat dan ergometrin.
OOT adalah obat yang berkerja di system susunan saraf pusat selain narkotik
dan psikotropika, yang penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan keter-
gantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh tra-
madol, haloperidol dan klorpromazin.
L. vaksin
Suatu antigen yang berwujud mikroorganisme yang tidak hidup adan sudaah
mati atau masih hidup tetapi sudah di lemahkan yang beberapa bagiaanya masih
utuh dan telah diolah bisa juga berupa toksoid ataupun protein rekombinasi yang
menimbulkan efek kekebalan spesifik terhadap infeksi tertentu.
Look A Like Sound A like disingkat menjadi LASA (nama obat rupa dan uca-
pan mirip/NORUM) adalah obat yang memiliki kemasan yang terliat mirip atau
obat yang memiliki nama yang terdengar mirip.
PEMBAHASAN
1. Visi
Menjadi pusat penyimpanan dan pendistribusian obat dan perbekalan Ke-
sehatan yang optimal dan dapat bertanggung jawab umtuk menunjang
pelayanan Kesehatan yang bermutu di Kabupaten Rejang Lebong.
2. Misi
- Menjamin ketersediaan obat dan perbekalan Kesehatan
- menjaga mutu, khasiat dan keamanan obat agar selalu terjamin
- Meningkatkan pecatataan dan pengolaan obat
1. Teras depan
2. Lobby depan
3. Ruang SDMK
4. WC
5. Ruang Distribusi
6. Ruang farmasi dan pangan
7. Lobby belakang
8. Ruang vaksin
9. Tangga lantai 2
10. 11.12. Ruang karantina
B, C, D, E, F, G, H Rolling
I, J, K Pintu
a. Perencanaan
Perencanan adalah proses kegiatan seleksi obat dan suatu perbekalan alat Kese-
hatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebu-
tuhan obat yang akan distribusikan puskesmas - puskesmas yang ada di wilayah
Dinas Kesehatan kabupaten Rejang Lebong. Setiap puskesmas harus memberikan
Lembar Pemakaian dan Lampiran Permintaan Obat (LPLPO). Setiap 3 bulan
sekali kepada gudang Farmasi agar apoteker Penangguang jawab gudang farmasi
dapat melihat pemakaian obat yang digunakan dalam rentan waktu selama 3 bu-
lan, maka dari gudang Farmasi akan melakukan pengadaan obat yang dibutuhkan
oleh puskesmas.
b. Pengadaan
Barang datang diperiksa pada jumlah obat, jenis obat, ed dan no batch tujuannya
agar apa yang di pesan sesuai dengan barang yang datang. Barang di gudang
transit (barang baru) tidak boleh dipindahkan ke gudang ditribusi sebelum
administrasi selesai, bahkan walaupun sudah tidak boleh di pindahkan secara
sembarang. Barang di gudang transit adalah penyediaan satu tahun ke depan. Jika
ada barang di gudang distribusi habis atau keaadaan terdesak boleh menggunakan
barang di gudang transit dengan mengisi kartu stok.
c. Penyimpanan
1. Alfabetis
2. Penggolongan
3. Bentuk sediaan
4. Farmakologi obat
dan system pengeluaran yaitu FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire
First Out).
Stok off Name dilakukan pada akhir bulan dan 1 kali setiap setiap bulan, untuk
mempermudah perhitungan barang disusun terlebih dahulu jika ada dus yang ter-
buka maka dihutung dulu obat yang penuh, saat stok off name dilakukan juga
pengecekan tanggal dan tahun expired, jika sudah 3 bulan akan exp maka dip-
isahkan ke tempat lain.
d. Pendistribusian
1. Puskesmas Curup
2. Puskesmas Perumnas
3. Puskesmas Talang Rimbo
4. Puskesmas Curup Timur
5. Puskesmas Tunas Harapan
6. Puskesmas Sambirejo
7. Puskesmas Simpang Nangka
8. Puskesmas Watas Marga
9. Puskesmas Kampung Melayu
10. Puskesmas Kampung Delima
11. Puskesmas Bangun Jaya
12. Puskesmas Sumber Urip
13. Puskesmas Bermani Ulu
14. Puskesmas Sindang Jati
15. Puskesmas Sindang Beliti Ilir
16. Puskesmas Beringin Tiga
17. Puskesmas Sindang Dataran
18. Puskesmastanjung Agung
19. Puskesmas Palak Ulak Tanding
20. Puskesmas Kepala Curup
21. Puskesmas Kota Padang
Sebelum mendapat obat - obatan, alat kesehatan dan perbekalan Kesehatan se-
tiap petugas pengelola obat harus memberi format LPLPO (laporan pemakaian
dan laporan permintaan obat) setiap bulan dan laporan LPLPO permintaan 3 bulan
sekali, adapun laporan diberikan kepada penanggung jawab Gudang farmasi dinas
Kesehatan. Gudang farmasi menjadwalkan pendistribusian dalam 1 bulan sekali
dilakukan pendistribusian sebanyak 7 puskesmas dan setiap tahun Gudang farmasi
mendistribusikan obat sebanyak 4 kali untuk 21 puskesmas.
d. Pengendalian
SBBK digunakan sebagai tanda bukti bahwa barang sudah di keluarkan oleh
petugas yang bertanda tangan dalam surat SBBK, SBBK mencakup data obat
yang diberikan sesuai permintaan dari LPLPO, SBBK terdapat dua rangkap 1
berwana putih 1 berwarna merah. Sbbk berwarna putih sebagai arsip di gudang
farmasi sedangkan yang berwarna merah sebagai arsip puskesmas. Sbbk wajib di
tanda tangani oleh pihak puskesmas yang sudah di berikan pihak gudang.
3. Kartu Stok
kartu stok digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengluaran obat serta sisa
persediaan. Manfaat kartu stok yaitu cepat mengetahui persediaan obat,bahan
perencanaan obat, catatan distribusi, pengendalian persediaan dan sebagai stock
opname (jumlah, jenis, ed).
Buku barang masuk adalah catatan ketika sediaan farmasi datang dari pabrik
maka dicatat (tanggal masuk,nama barang, nama pabrik, no batch, expired dan
jumlah barang), Ketika barang masuk maka petugas atau staf kefarmasian gudang
harus mengecek kesesuaia antara fisik barang dan faktur.
Buku expedisi SBBK digunakan untuk menulis nomor SBBK permintaan obat,
agar SBBK di keluarkan sesuai nomor yang telah berturut dan disusun sesuai
penomorannya.
6. Faktur
Faktur adalah bukti barang masuk yang diberikan dari pabrik, sebelum barang
masuk kedalam gudang staf atau petugas mengecek barang apakah sesuai dengan
isi faktur.
e. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan untuk obat yang telah expired dan obat yang rusak. Pe-
musnahan obat di gudang farmasi kabupaten dilakukan oleh pihak ketiga dengan
melakukan Kerjasama dengan PT. Nikosa Sejahtera. Kemudian Pt.Tenang Se-
jahterah dengan membuat berita acara pemusnahan obat expired yang telah di
tanda tangani oleh Kepala Dinas, Kepala Bidang Dan Pihak Keuangan Dinas Ke-
sehatan.
f. Pelaporan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di gudang farmasi Dinas Kesehatan
Rejang Lebong sebagian besar sudah memenuhi persyaratan yang tercan-
tum di dalam permenkes
2. Sistem pengelolaan obat yang telah memenuhi standar dimana system ad-
ministrasi menerapkan system FEFO dan FIFO,dan juga menggunakan
system kombinasi agar tidak terjadi obat yang kadaluarsa.
B. SARAN
1. Tetap pertahankan kebersihan dan kerapian gudang farmasi.
2. Penambahan penggunaan pendinginan ruangan untuk menjaga agar suhu
ruangan penyimpanan obat tetap stabil.
3. Memperbaiki letak obat, Agar tidak perlu mepet ke dinding karena dapat
menghambat sirkulasi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kesehatan republic Indonesia no.65 tahun 2014 tentang pengadaan obat
berdasarkan E-Catalog
www.acamedia.edu/PENGGOLONGAN OBAT
1.8 Coldbox
1.9 coldpack