Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PKL) ini, Telah dilaksanakan dari tanggal Dan
sebagai Persyaratan Ujian Praktik Kejuruan (UPK)

Laporan ini telah di setujui :


Hari :
Tanggal :
Tempat Praktik :
Di Setujui Oleh

Pembimbing Apotek Pembimbing PKL

Siska Andriyani, A. Md. Farm

Kepala Sekolah
SMK Amanah Husada Pemalang

Uripno, SE, M. SI
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang


Telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulislaporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Khadijah
dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semuapihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
2. Orang Tua yang telah mendukung proses Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sampai selsai.
3. Bapak Uripno, SE, M. SI selaku kepala sekolah SMK Amanda Husada
Pemalang.
4. Ibu Anggun Fina Riski Andriani, S. Farm. Apt selaku ketua program jurusan
Farmasi.
5. Ibu Siska Andriyani, A. Md. Farm selaku pembimbing PKL.
6. Ibu APT. Qurrata A'yun, S. Farm, M. SC selaku pengelolah Apotek.
7. Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek.
8. Teman teman yang telah memberikan dukungan.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Sekolah (UAS) tahun 2022/2023, serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, Penulis mengharapkan adanya Kritik dan Saran dari Pembimbing.

Pemalang, 2022

Afifah Azmi Nuron


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ........................................................................................... I
LEMBAR PENGESAHAN. .............................................................. II
KATA PENGANTAR. .......................................................................... III
DAFTAR ISI. ......................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................
1.1 Latar Belakang. ...................................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................................................
1.3 Manfaat............................................................................................................
BAB II TUJUAN UMUM
2.1 Definisi Apotek..................................................................................
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek...............................................................
2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi.....................................................
A. Perencanaan............................................................................................
B. Pengadaan................................................................................................
C. Penerimaan..............................................................................................
D. Penyimpanan...........................................................................................
E. Pendistribusian.......................................................................................
F. Pencatatan dan Pelaporan..............................................................
2.4 Perbekalan Farmasi di Apotek. ..........................................................
A. Bentuk Sediaan di Apotek..................................................................
B. Penggolongan Obat di Apotek.........................................................
C. Macam dan Fungsi Alat Kesehatan................................................
Bab III Tinjauan Khusus
3.1 Sejarah Apotek ...............................................................
3.2 Profil Apotek...................................................................
A. Denah Lokasi...............................................................
B. Denah Ruangan...........................................................
C. Struktur organisasi......................................................
D. Jadwal Shift.................................................................
Bab IV Pembahasan
4.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek Khadijah....
A. Perencanaan................................................................
B. Pengadaan...................................................................
C. Penerimaan..................................................................
D. Penyimpanan................................................................
E. Pemusnahan dan Penarikan........................................
F. Pengendalian................................................................
G. Pencatatan dan Pelaporan..........................................
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan................................................................
5.2 Saran..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SMK Kesehatan Amanah Husada Pemalang terletak di Jl. Pemuda No. 95
Kabupaten Pemalang. SMK Amanah Husada Pemalang merupakan salah satu
sekolah menengah kejuruan yang didirikan oleh Yayasan Amanah Barokah
Ibu dengan badan hukum akte Notaris Nomor : 08/VII/1997, Pembaruan No.
42 Tanggal 18/02/2010. SMK Amanah Husada Pemalang mempunyai dua
Kejuruan yaitu Perawat Kesehatan dan Kefarmasian dengan lama Pendidikan
3 Tahun. SMK Kesehatan Amanah Husada Pemalang menjadi Sekolah
Menengah Kejuruan yang menerapkan Pendidikan Terpadu dan Sistematis di
bidang Kesehatan guna menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di
bidangnya sehingga diharapkan dapat meraih Prospek kerja maupun sebagai
landasan Pengembangan Ilmu di bidang Kesehatan.
Pola Program pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
terampil tingkat Menengah Menengah. Semua siswa diwajibkan mengikuti
Program Praktik Industri (Prakering) Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
sesuai, guna memperoleh pengalaman magang kerja. Sehingga dengan adanya
Kerja Praktik Industri tersebut, siswa dapat mengaplikasikan teori dasar
Keperawatan dan Farmasi dan dapat mempraktikkan teori yang diterima
selama siswa KBM di Sekolah.
Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) / Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sekolah dengan
tuntutan Keahlian keahlian Profesional tertentu di Lapangan Kerja melalui
kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja. Keberhasilan Program ini
sangat mendukung peningkatan Mutu Sekolah Sekolah, oleh karena itu perlu
adanya dukungan dari beberapa pihak yang terkait dan relevan.
1.2 Tujuan.
1. Tujuan Umum Siswa mampu mengenal dan memahami kegiatan
pemeriksaan dan medis, pengenalan Fasilitas dan Alat untuk pemenuhan
kebutuhan dasar manusia serta Pelayanan Kefarmasian.
2. Tujuan Khusus Kegiatan :
1) Mengenal dan memahami sistem pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2) Mengenal dan memahami Distribusi obat di Apotek.

1.3 Manfaat.
1. Kami dapat memahami tugas serta tanggung jawab dan melaksanakan
tugas.
2. Kami dapat melihat secara langsung kegiatan yang dilaksanakan di
Apotek.
3. Kami mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat digunakan sebagai
bekal untuk menghadapi dunia nyata.
BAB II
TUJUAN UMUM

2.1 Definisi Apotek


Apotek adalah pelayanan Kefarmasian tempat di lakukan Praktik
Kefarmasian oleh Apoteker, pelayanan Farmasi adalah dan bertanggung jawab
kepadapasien yang berkaitan dengan sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yangpasti untuk meningkatkan mutu kehidupan Pasien
( PERMENKES. 2016 ), maka dapat dikatakan bahwa Apotek adalah salah
satu sarana pelayanan kesehatan yang diharapkan membantu mencapai derajat
Profesi Apoteker dalam melakukan pekerjaan Kefarmasian ( Hartini dan
Sulasmana, 2006 )
( Http : /repository.umy.ac.id )

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek


 Tugas Apotek
Pengelolaan Apotek menurut Permenkes No. 889/ MENKES / PER /
V / 2011, meliputi pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan Farmasi, Pengamanan, Pengadaan,
Penyimpanan, dan Pendistribusian atau penyaluran obat pengelolaan Obat,
Pelayanan obat atas resep Dokter, Pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat Tradisional.
( http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2014/10/tugas-dan
fungsi-Apotek. html? m:1 )

 Fungsi Apotek
Menurut Permenkes RI No. 9 Tahun 2017, tentang penyelenggaraan
menyatakan fungsi Apotek adalah :
1. Melakukan pengelolaan sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habispakai.
2. Melakukan Pelayanan Farmasi Klinik termasuk komunitas.
( http: //eprints.umg.ac.id )
2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
A. Perencanaan
Perencanaan pembekalan Farmasi merupakan kegiatan pemilihan jenis,
jumlah harga pembekalan Farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran, yang bertujuan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metodeyang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
perencanaan pengadaan ini ada tiga metode yang sering dipakai yaitu:

1) Metode Epidemiologi.
Metode ini berdasarkan pola penyebaran penyakit dan pola
pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat sekitar.

2) Metode Konsumsi.
Metode ini berdasarkan data pengeluaran barang periode lalu
selanjutnya data tersebut dikelompokkan dalam bentuk Fast Moving
( cepat beredar) maupun slowmoving.

3) Metode Just Intime.


Metode ini digunakan saat obat yang dibutuhkan dan obat yang
tersedia di Apotek dalam jumlah terbatas. Metode Just Intime
merupakan metode untuk obat-obatan yang jarang dipakai atau
diresepkan dan harganya mahal serta memiliki waktu kadaluwarsa
yang pendek. Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan
di Apotek adalah :
a. Buku catatan penjualan
b. Buku Konsultasi Pasien
c. Buku Defelta
(Buku pelayanan Farmasi volume 2)
B. Pengadaan
Pengadaan pembekalan Farmasi di Apotek di lakukan oleh bagian unit.
Pembelian yang meliputi ; Pengadaan obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras tertentu, narkotika, dan psikotropika, serta Alat-alat kesehatan.
Pengadaan pembentukan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber
yaitu:

1) Pengadaan rutin.
Pengadaan rutin merupakan cara pengadaan pembekalan farmasi
yangpalingutama. Pembelian rutin adalah pembelian barang kepada
para distributor pembekalanfarmasi untuk obat-obatan yang kosong
berdasarkan data dari buku defekta. Pemesanan dilakukan dengan cara
membuat surat pesanan (SP) dan dikirimkan kepada masing-masing
distributor atau PBF yang sesuai dengan jenis barang yang dipesan.
PBF akan mengirimkan barang-barang yang dipesan ke Apotek beserta
fakturnya sebagai bukti pembelian barang.

2) Pengadaan Mendesak (Cito)


Pengadaan mendesak dilakukan jika barang yang diminta tidak ada
dalam persediaan serta untuk menghindari penolakan obat atau resep
pembelian barang dapat dilakukan dari Apotek lain yang terdekat
sesuai dengan jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak
dilebihkan untuk stok di Apotek.

3) Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu kerja sama antara Apotek dengan
suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya untuk
dijual di Apotek misalnya alat kesehatan, obat-obatan baru, suplemen
kesehatan atau sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang baru
beredar di pasaran. Setiap dua bulan sekali perusahaan yang
menitipkan produknya atau memeriksa produk yang dititipkan di
Apotek, hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah produk
yang terjual padasetiap dua bulannya. Pembayaran yang dilakukan
oleh pihak Apotek sesuai denganjumlah barang yang laku. Jika barang
konsinyasi tidak laku dapat di rektur atau dikembalikan kepada
distributor perusahaan yang menitipkan.
Apotek melakukan kegiatan pengadaan atau pembelian hanya dari
Distributor atau PBF resmi. Pemilihan pemasok didasarkan pada
beberapa Kriteria antara lain; legalitasi PBF, kecepatan dalam
mengirim barang pesanan, jangka waktu pembayaran, harga yang
komperatif, dan untuk obat-obatan golongan narkotika hanya dapat
dipesanke PBF di tunjukkan oleh pemerintah yaitu PBF Kimia
Farmasi. Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan pengadaan di
Apotek adalah:
a. Surat pesanan obat bebas, bebas terbatas, dan keras
b. Surat pesanan prekursor
c. Surat pesanan psikotropika
d. Surat pesanan narkotika
( Buku pelayanan farmasi volume 2)

C. Penerimaan
Penerimaan obat merupakan tanggung jawab Apoteker dan karyawan
yang bertujuan untuk menghindari kesalahan pemesanan, penerimaan obat
harus disesuaikan dengan surat pesanan (SP) dengan menyamakan segala
hal yang terdapat dalam obat yang telah dipesan. Tahap penerimaan
barang di Apotek :

1) PBF akan mengirimkan barang yang dipesan sesuai faktur pengiriman


barang rangkap empat.

2) Barang yang akan datang kemudian di cocokan dengan item yang


tertulis pada faktur diperiksa nama sediaan, jumlah, dosis, Expired
date, dan kondisi sediaan.
3) Tiga lembar faktur di kembalikan ke PBF yang bersangkutan dan satu
kembar untuk Apotek.

4) Jika barang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP) atau ada yang rusak
maka bagian pembelian akan melakukan retur barang tersebut ke PBF
yang bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang sesuai. Barang
tersebut di retur karena :
 Tidak cocok dengan yang dipesan
 Kemasan Rusak
 Mendekati expired date atau sudah masuk expired date
Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan penerimaan di Apotek
adalah :
a. Faktur Pembelian
b. Buku penerimaan barang
c. Buku pembelian
( www.mipo.farmasi.com )

D. Penyimpanan
Tata cara dan pengelolaan penyimpanan obat secara tepat penting
untuk dilakukan karena obat merupakan salah satu faktor terpenting dalam
pelayanan kesehatan. Penyimpanan obat-obatan harus di perhatikan
beberapa hal berikut :
 Obat disimpan dalam wadah asli pabrik ( jika obat dipindahkan ke
wadah lain harus dicegah agar tidak terkontaminasi dan ditulis
informasi yang jelas) wadah obat juga harus membuat nomor batch
dan tanggal kadaluwarsa.
 semua obat-obatan harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan Stabilitas nya.
 Sistem penyimpanan dapat dilakukan dengan memperhatikan kelas
terapi obat, bentuk sediaan ( liquid, semisolid, dan solid), Stabilitas
obat ( dipengaruhi olehsuhu, cahaya, dan kelembapan), serta disusun
berdasarkan abjad.
 Pengeluaran obat menggunakan sistem FEFO ( Frist Expire First Out)
dan FIFO( FristIn Frist Out). FEFO yaitu obat yang sudah mendekati
tanggal kadaluwarsa akan dikeluarkan terlebih dahulu, sedangkan
FIFO artinya barang yang datang lebih dulu akan dikeluarkan pertama.
 Obat narkotika dan Psikotropika harus disimpan dilemari khusus dua
pintu dengan ukuran 40 × 80 × 100 cm dilengkapi kunci ganda.
 Obat narkotika dan psikotropika harus disimpan di lemari khusus,
tidak mudah dipindahkan dengan ukuran 40 × 80 × 100 cm. Lemari
khusus ini di letakkan di tempat yang aman serta tidak terlihat umum
dan kunci lemari dikuasai oleh Apoteker penanggung / Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dipercayakan. Dokumen yang
diperlukan dalam kegiatan penyimpanan di Apotek adalah :
1) Kartu Stok
2) Buku kontrol ED Suhu penyimpanan obat dibedakan menjadi :
- Suhu beku ( kurang dari 20°C)
- Suhu dingin ( 2° - 8°C)
- Suhu sejuk ( 8° - 15°C)
- Suhu kamar ( 15° - 30°C) - Suhu hangat ( 30° - 40°C)
( https : // krakataumedika. com)

E. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan pendistribusian pembekalan farmasi di
Rumahsakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap danrawat jalan serta untuk pelayanan medis. Tujuan
pendistribusian adalah tersedianya pembekalan farmasi di unit-unit
pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis danjumlah.
( https : //krakataumedika.com )

F. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan Farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi :
1) Pengadaan ( Surat Pesanan Faktur)
2) Penyimpanan ( Kartu Stok)
3) Penyerahan ( Nota atau struk penjualan)
4) Pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal


1) Pelaporan internal : digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek
meliputi ; keuangan, barang, dan laporan lainnya.
2) Pelaporan eksternal : dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi ; pelaporan
narkotika, psikotropika, danpelaporan lainnya.

Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan pencatatan dan pelaporan di


Apotek adalah:
1) Buku Penjualan
2) Buku Konsultasi
3) Buku Pencatatan Resep
4) Laporan Narkotika
5) Laporan Psikotropika
( Buku Pelayanan Farmasi Volume 2 )

2.4 Pembekalan Farmasi di Apotek


A. Bentuk Sediaan di Apotek
1. Sediaan Bentuk Padat
 Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut digunakan untuk oral. Contoh :
- Kapsul cangkang keras ( Hard Kapsul) yaitu omeprazol,
lansoprazol, dan Acetylistein.
- Kapsul cangkang lunak ( Soft Kapsul) yaitu Natur E, Ever-E,
dan Minyak ikan.
 Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat biasanya dalam
bentuk bubuk yang dibentuk menjadi padat. Macam-macam obat
Tablet sebagai berikut :

1) Tablet Effervescent
Jenis obat yang satu ini harus dikonsumsi dengan cara
dilarutkan terlebih dahuludalam segelas air, kemudian air
tersebut diminum sampai habis. Biasanya, vitamin C adalah
jenis yang harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi, contohnya; Supradyn, Siron forte, dan Fluimucil.

2) Tablet Dispersible
Berbeda dengan sebelum nya, tablet yang satu ini dapat
diletakkan diatas lidah sebelum didorong masuk dengan air.
Biasanya tablet Dispersible juga bisa dikonsumsi dengan cara
dilarutkan dalam air, namun jumlahnya dibatasi. Contohnya
adalah Amoxsan 250 mg, Zinc Sulfate Monohydrate.

3) Tablet Sublingual
Cara konsumsi tablet Sublingual sedikit berbeda dan
mungkin tidak banyak orang sudah mencobanya. Tablet yang
satu ini dikonsumsi dengan cara diletakkan di bawah lidah
hingga larut. Contohnya yaitu Buprenophine, Lorazepam,
Asenapine, dan Zolfidemtartrate.

4) Tablet Bukal
Obat steroid atau obat hormon biasanya merupakan obat jenis
Bukal, cara konsumsi nya juga sedikit berbeda dari obat
lainnya, yaitu dengan diletakkan diantara gigi dangusi.
Contohnya yaitu Teokop'SR.
5) Tablet Kunyah
Biasanya saat membelikan vitamin untuk anak, akan
mendapatkan bebagai jenis tablet yang bisa dikunyah, agar zat
aktif di dalamnya dapat dilepaskan, tablet jenis ini memang
harus dikunyah dan tidak boleh ditelan langsung atau
khasiatnya tidak akandidapatkan. Contohnya adalah Redoxon
Kids Vitamin C, dan Youvit Gummy.

6) Tablet Hisab
Adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat, umumnyadenganbahan dasar beraroma dan manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan di mulut.
Contohnya yaitu Dequalium Chioride.

7) Tablet Supositoria ( Rektal)


Supositoria adalah cara pemberian obat melalui rektal ( anus).
Pemberian obat secaraSupositoria memungkinkan obat
langsung terserap tubuh dan bekerja lebih cepat karena tidak
perlu melalui saluran pencernaan. Contohnya adalah Dulcolax
Supositoria.

 Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.
Serbuk dibagi menjadi dua yaitu serbuk terbagi ( Pulveres) dan
serbuk tak terbagi ( Pulvis). Jenis-jenis Serbuk yaitu:
2) Serbuk Adspersorius ( Serbuk ringan) adalah serbuk ringan
bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Umumnya di kemas dalam wadah yang bagianatasnya
berlubang yang berfungi untuk memudahkan penggunaan pada
kulit Contohnya Bedak.
3) Serbuk Dentifricius ( Serbuk gigi) biasanya menggunakan
Carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dahulu salam
Cloroform atau Etanol 90 % , Contohnya yaitu Exopen

4) Serbuk Sternutatorius ( Serbuk bersin) adalah serbuk bersin


yang penggunaannya dihisap melaui hidung sehingga serbuk
tersebut harus halus sekali. Contohnya adalah Adepslanae,
Cena , dan Paraffin.

5) Serbuk Effervescent ( Serbuk biasa) merupakan serbuk biasa


yang sebelum ditelan di larutkan terlebih dahulu dalam air
dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan
mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang
pada umumnya jernih. Contohnya yaitu Adem sari dan Extra
Joss.
 Pil adalah sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Contohnya Diane 35, Pil
KB Microgynan

 Kaplet adalah sediaan padat kompak dibuat dengan cara kempa


cetak, bentuknyaoval seperti kapsul. Contohnya yaitu Rifastar
Kaplet, dan Pronicy 4 mg.

 Lozenges atau tablet hisab adalah sediaan obat yang mengandung


satu atau lebih bahan obat umumnya dengan bahan beraroma dan
manis yang dapat membuat tablet larut atau hancur perlahan dalam
mulut. Contohnya Fg Troches, Vitamin, Biolycyndan Promag.
( Buku Pelayanan Farmasi Volume 2)
2. Sediaan Setengah Padat
 Salep ( Unguentum) adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian luar. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat
yang mudah di oleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obat yang harus larut atau terdispersi dalam dasar salep yang
cocok.
a. Salep menurut Konsistensi nya :
1) Uguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu biasa tapi mudah
dioleskan. Contohnya yaitu Calamine dan Hidrokortison.
2) Krim adalah salep yang banyak mengandung air, mudah
diserap kulit. Merupakan satu tipe salep yang dapat dicuci
dengan air. Contohnya New Astar Creamdan Ketoconazole
Hexpharin Krim
3) Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 30%
zat padat ( Serbuk). Contohnya yaitu Sinocort 0,1% Oral
paste 5 g
4) Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung
presentase tinggi lilinatauwaxes sehingga konsistensinya
lebih keras. Contohnya Salep kulit.
5) Jelly adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair
dan mengandung sedikit lilin digunakan terutama pada
membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Contohnya
yaitu Megatic Gel 20 g dan Thrombhopob Gel 20 g.
b. Salep menurut Dasarnya
1) Salep Hydrophobic yaitu salep dengan bahan dasar
berlemak, misalnya : Campuran dari lemak-lemak, minyak
lemak, malam yang tak tercuci dengan air.
2) Salep Hydrophilic yaitu salep yang kuat menarik air.
 Ekstrak adalah sediaan padat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari Simplisa nabati atau Simplisa hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudiansemua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

3. Sediaan Bentuk Cair


Sediaan Cair di rancang untuk memeriksa respon terapi maksimum
pada pasien yang mengalami kesulitan saat menelan tablet dan kapsul,
seperti anak-anak dan dan orang lanjut usia. Sediaan cair juga
dirancang untuk menghasilkan efek terapi yang lebih cepat karena zat
aktif lebih cepat terabsopsi. Dalam sediaan cair, pemberian dosis
dapat fleksibel karena hanya perlu menyesuaikan volume sediaan yang
diberikan. Contoh sediaan obat yang berbentuk cair yaitu :
 Injeksi arti secara luar adalah obat steril bebas pirogen yang
dimaksudkan untuk diberikan parental yaitu pemberian lewat
suntikan. Contohnya yaitu Furamin, dan Gastrofer Omeprazole
sodium
 Suspensi merupakan sediaan cair mengandung Partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair. Contohnya Episan Sucraltate
suspensi dam Rhelofen Suspensi.
 Emulsi merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam
sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cair. Contohnya yaitu Kompolax emulsi dan
Laxadine emulsi.
 Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
Simplisa nabati dengan air pada suhu 90 derajat 15 menit.
Contohnya Nanopolimer infusa daunsirih.
 Obat tetes mata ( guttae) merupakan sediaan cair berupa larutan,
emulsi atau suspensi untuk obat dalam atau obat luar. Contohnya
Insto cool, Rohto Eye FlushdanInsto Reguler.
 Obat tetes telinga adalah suatu bentuk obat yang digunakan untuk
membantu mengobati atau mencegah infeksi telinga, terutama
infeksi pada telinga luar dansaluran telinga. Contohnya Vita Earl
Oil dan Aklien Ofloxacin.
( Buku Pelayanan Farmasi Volume 2)

B. Penggolongan obat di Apotek


1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat
dijual bebas kepada umum tanpa resep
dokter, tidak termasuk dalam daftar
Narkotika, Psikotropika, Obat keras.
Obatbebas terbatas sudah terdaftar di
Depkes RI. Di Buku Iso ada tanda atau
tulisan B.
Penandaan obat bebas diatur
berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 .Tentang
tanda khusus untuk obat bebas. Tandak husus untuk obat bebas yaitu
bulatan berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya
yaitu :
 Minyak Kayu Putih  Tablet Vitamin
 Ibu Profen  Tablet Paracetamol
 Sanmol  Diatabs

2. Obat Bebas terbatas


Menurut keputusan menteri kesehatan RI
yangmenetapkan obat-obatan ke daftar
obat "W" ( Waarschuwing) memberikan
peringatan obat bebasterbatas adalah
obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari
Pabriknya atau pembuatan nya.
2) Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus
mencantumkan tanda peringatan.
Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm,
lebar 2 cm, dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut
:

Penandanya diatur berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI NO.


2380/A/SK/VI/83, tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa
lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contohnya : Bodrex Migran, Bodrex Extra, Tifalsic, Intunal

( https: //id.scibd.com)
3. Obat Keras
Menurut keputusan Menteri Kesehatan
RI yang menetapkan/memasukkan obat-
obatan kedalam daftar obat keras,
memeberikan peringatan obat keras
adalah Obat-obatan yang ditetapkan
sebagai berikut :
1) Semua obat yang pada bungkus luarnya olehsi pembuat disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
2) Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata
untuk digunakan secara parental.
3) Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan
telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak
membahayakan kesehatan manusia.
Adapun penandaannya di atur berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan RI NO.02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus obat
keras daftar G ( Gevorrlijk) adalah" lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi ", dan di penandanya harus dicantumkan kalimat " Harus
Dengan Resep Dokter ". Contohnya : Omestan, Bucafetin, Supertetra,
Tetracycline.
( https: //id.scibd.com)

4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman maupun bukan dari
tanaman baik itu secara sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan dan perubahan kesehatan,
mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menyebabkan
ketergantungan. ( UU RI NO 22/1997.
Narkotika terdiri
dari tiga golongan yaitu : 1). Golongan I : Narkotika yang digunakan
hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuandan tidak dipergunakan
untuk terapiterapi, serta memiliki potensi ketergantungansangat tinggi,
Contohnya : Kokain, Ganja, dan Heroin 2). Golongan II : Narkotika
yang digunakan sebagai obat, penggunaan sebagai terapi atau dengan
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi
ketergantungan sangat tinggi. Contohnya : Morfin, Petidin 3).
Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan
penggunaannya banyakdipergunakan untuk terapi, serta digunakan
untuk pengembangan ilmu pengetahuandan memiliki potensi
ketergantungan ringan. Contohnya : Codein ( https: //rs.unud.ac.id )

Anda mungkin juga menyukai