Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Di Apotek Kimia Farma Sudirman

Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti


Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

Disusun Oleh :
1. Arin Widya Nurrahmah
2. Assifa Nurul Fadilah
3. Kamelia
4. Nizzam Syam Aikho
5. Nurelina Agustin
6. Serlin Nursela

YAYASAN KARYA SYANDANA PERSADA


SMK PERSADA KUNINGAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Kompetensi Keahlian : Farmasi
Jl. Raya Luragung – Kuningan Desa Mekarwangi Kec.Lebakwangi
Kab.Kuningan

Email : smkpersadakng@gmail.com No. Telp.081213487601


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK KIMIA FARMA SUDIRMAN

Menyetujui,
Pembimbing Sekolah Pembimbing Apotek

Tita Hernawati, A.Md., Farm Sifa Rismawati, S.Farm., Apt

Mengetahui,
Kepala Program Kepala SMK Persada
Farmasi Kuningan

Hety Ergasari, S.Farm Arika Budiarka, S.Ners.,SKM.,M.M.kes


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuni-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan hasil Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) ini tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan tugas yang
diberikan kepada kami sebagai bagian dari kelengkapan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL) di Apotek Kimia Farma Sudirman, juga sebagai bukti bahwa
kami telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di Apotek Kimia
Farma Sudirman. Laporan ini dapat tersusun dan diselesaikan dengan adanya
bantuan dari pihak pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.Bapak Arika Budiarka,S.Ners.,SKM.,M.M.Kes selaku kepala SMK Persada
Kuningan
2.Ibu Sifa Rismawati,S.Farm.,Apt selaku apoteker di Kimia Farma Sudirman
3.Ibu Hety Ergasari,S.Farm selaku ketua pelaksana dan kepala program farmasi
4.Ibu Tita Hernawati,A.Md.,Farm selaku pembimbing yang penuh dengan
kesabaran dan ketulusannya dalam memberi bimbingan dan dorongan di setiap
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini sehingga dapat
terselesaikan
5.Guru dan Staff TU SMK Persada kuningan
6. Para orang tua kami yang telah memberikan do’a, semangat dan
dukungannya
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi penbaca atau adik-
adik kelas kami khususnya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat
membangu dan dapat bermanfaat bagi kami semua.

Kuningan, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.......................................................1
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................1
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.....................................................1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi dan Analisis Farmasi (Menkes RI, 2017). Apotek juga sebagai pelayanan
kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud

Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian


mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Menurut Keputusan

di Apotek. Apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi serta pembekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Menkes RI, 2016).

Menurut Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintahan No.51 Tahun 2009 tentang Peraktik Kefarmasian, maka Pekerjaan Apoteker
dan atau Teknisi Kefarmasian atau Asisten Apoteker meliputi, Industri Farmasi (Indusrti
Obat, Obat Tradisional, Makanan dan Minuman, Kosmetika dan Alat Kesehatan ), Pedagang
Besar Farmasi, Apotek, Toko Obat, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Instalasi Farmasi
Kabupaten (Permenkes,2009).

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan bagi Siswa/Siswi SMK Persada Kuningan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman Siswa/Siswi peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab


Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Praktik Kefarmasian di Apotek.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktik untuk
melakukan pekerjaan Kefarmasian di Apotek.
3. Meningkatkan kemampuan menyelsaikan permasalahan tentang pekerjaan Kefarmasian
di Apotek.
4. Mempersiapkan Siswa/Siswi dalam memasuki dunia kerja sebagai Tenaga Teknis
Kefarmasian yang Profesional di Apotek.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


a) Bagi Siswa/Siswi
1. Siswa/Siswi dapat mengimplementasikan langsung bekal Ilmu dan Pengetahuan

2. Melatih calon Ahli Madya Farmasi agar bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja .
dalam dunia kerja.

3. Dapat menambah Ilmu Pengetahuan, keterampilan pemahaman, kreativitas serta


Kinerja Praktek Siswa/Siswi dalam pelayanan Kefarmasian di Apotek.
b) Bagi Institut Pendidikan
1. Dapat menjalin kerja sama dengan Institut tempat PKL dan dapat dijadikan tolak
ukur pencapaian kinerja program studi terkhusus untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran oleh Institut tempat PKL.
2. Mengetahui, memahami dan menguasai tugas dan tanggung jawab dalam mengelola
perbekalan Farmasi di Apotek.
c) Bagi Institut Tempat PKL
Bisa dijadikan bahan masukan bagi apotek untuk menentukan kebijakan dalam
perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil pengkajian dan Analisis yang
dilakukan oleh Siswa/Siswi selama PKL.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di Apotek Kimia Farma 0975 Sudirman Jln.Jendral
Sudirman no.31 Kuningan, Ini dilaksanakan mulai dari tanggal 15 Agustus 2022 sampai dengan 8
Oktober 2022 .Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami beranggotakan 6 orang dan dibagi menjadi
tiga kelompok shift,yaitu:
1.Arin Widya Nurahmah
2.Assifa Nurul Fadilah
3.Kamelia
4.Nizzam Syam Aikho
5.Nurelina Agustin
6.Serlin Nursela

Shift pagi dilaksanakan dari pukul 07.30-14.30

Shift middle dilaksanakan dari pukul 12.00-19.00

Shift siang dilaksanakan dari pukul 14.30-21.30


BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi Apotek

Menurut permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di


apotek. Yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah


jabatan Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang di gunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara
lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, prnyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembanggan obat, bahan obat dan obat tradisional.

2.1.3 Profil Apotek

PT Kimia Farma Apotek (KPA) adalah anak perusahaan Perseron yang didirikan
berdasarkan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011 KFA menyediakan
layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi layanan Farmasi (Apotek). Klinik kesehatan
konsep One Stop Health Care Solution (OSHCS) sehingga semakin memudahkan masyarakat
mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.

Kimia Farma adalah Perusahaan Industri Farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. Berdasarkan kebijakan nasionalisasi atau
eks Perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah Perusahaan Farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farmasi. Pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseron Terbatas, sehingga nama Perusahaan berubah menjadi
PT Kimia Farma (Perseron). Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Perseron) kembali
mengubah statusnya menjadi Perusahaan Publik, PT Kimia Farma Tbk, dalam penulisan
berikutnya disebut Perseron. Tanggal 28 Februari 2020, terjadi perubahan nama Perusahaan
yang semula PT Kimia Farma (Perseron) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk.

Apotek Kimia Farma 0975 Sudirman yang terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 31 adalah
salah satu outlet Kimia Farma yang ada di Kuningan. Profil dan Apotek Kimia Farma 9 75
Sudirman, yaitu :

a. Nama Apotek : Apotek Kimia Farma No.31 Sudirman


b. APA/Pharmacy Manager : Sifa Rismawati, S.Farm., Apt.
c. Kepemilikan : Perjanjian Sewa Menyewa
d. Alamat : Jl. Jendral Sudirman No.31 Kuningan
e. Nomor Telpon : (0232)8893167

2.1.4 Pelengkapan dan Peralatan Apotek

Perlengkapan dan peralatan yang ada di apotek dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pembukuan / Pencatatan Administrasi


 Buku terkait pembelian
 Buku terkait penjualan
 Buku Defecta
 Buku Barang ED ( ED dekat / ED tahun bejalan )
 Buku Penerimaan Barang
b. Buku terkait Peraturan Apotek
Beberapa buku yang harus ada di Apotek adalah Farmakope Indonesia dan buku-
buku yang berisi tentang peraturan-peraturan pelayanan kefarmasian, dan BPJS.
c. Buku pengetahuan terkait obat di Apotek. Misalnya, ISO, dan Kamus kedokteran.
d. Program Apotek
Sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak apotek untuk mempermudah
pengelolaannya. Program apotek ini meningkatkan pelayanan apotek kepada
pelanggan anara lain karena dapat memberikan informasi ketersediaan obat
dengan cepat. Selain itu, pemesanan obat ke PBF menjadi lebih akurat baik waktu
maupun jumlahnya.
e. Papan nama apotek dan papan nama apoteker
Setiap apotek harus memasang papan nama apotek dan papan nama apoteker
penanggung jawaba apotek sesuai ketentuan. Papan nama apotek paling sedikit
harus mencantumkan nama apotek, nomor Surat Izin Apotek (SIA), dan alamat
apoteker. Nomor Surat Izin Praktek Apotek (SIPA), dan jadwal praktek apoteker.
f. Mebel dan rumah tangga
Jenis dan kelengkapan mebel, rumah tangga, dan peralatan yang tersedia diapotek
disesuaikan dengan kebutuhan tiap apotek, antara lain:
 Kursi untuk pelanggan : kursi pelanggan di ruang tunggu apotek disediakan
bagi pelanggan atau pembeli untuk kenyamanan menunggu penyiapan obat
dalam resep.
 Cash register : cash register atau mesin hitung yang digunakan di apotek
sangat beragam. Apotek sederhana biasanya menggunakan mesin hitung tipe
yang sederhana juga, sedangkan apotek semimodern dan modern biasanya
menggunakan mesin hitung yang merupakan bagian dari satu set peralatan
yang sekaligus berfungsi sebagai alat penyetok ketersediaan obat.
 Etalase : digunakan untuk menyimpan dan memajang obat dan barang di
bagian depan apotek.
 Rak obat : ukuran dan jumlah rak obat di setiap apotek berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan masing-masing apotek. Obat-obat yang beharga
mahal biasanya disimpan didalam rak atau lemari yang bisa dikunci.
 Telepon dan mesin faks.
 Televisi.
 Meja racik, digunakan untuk menyiapkan obat.
 Alat untuk meracik, antara lain mortir dan stamper, gelas ukur, alat pengisi kapsul,
alat pembungkus puyer, dan lain-lain.
 Lemari narkotika dan psikotropika : obat golongan ini harusdisimpan secara
khusus sesuai peraturan perundang-undangan untuk mencegah kemudahan
pengambilan oleh pihak yang tidak berhak.
 Lemari buk administrai : digunakan untuk menyimpanan buku-buku, arsip surat,
dan buku-buku administrasi.
 Lemari/rak wadah atau kemasan : dipakai untuk menyimpan kemasan obat,
antara lain perkamen, cangkang kapsul, plastik klip, kantong plastik, dan lain-
lain.
 Kursi.
 Wastafel dan rak pengering.
 Toilet.
 Tempat sampah : tempat sampah yang disediakan sebaiknya terdiri atas tempat
sampah organic dan non-organik.
 Alat pemadam kebakaran (APAR) yang ditata secara berkala sesuai ketentuan.
 Lemari pendingin untuk obat : digunakan untuk menyimpan obat atau barang
yang tidak stabil pada suhu tinggi dan harus disimpan pada suhu dibawah
temperatur kamar.

2.1.5 Pengelolaan Apotek

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1332/MENKES/SK/X/2002 menyebutkan bahwa apoteker berkewajiban
menyediakan, menyimpan, menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
yang keabsahannya terjamin. Obat dan perbekalan farmasi yang karena sesuatu hal
tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan cara
dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan Direktur Jendral.
Pemusnahan tersebut dilakukan oleh Apoteker Penelola Apotek atau Apoteker
pengganti dibantu sekurang- kurangnya seorang karyawan apotek dan wajib dibuat
berita acara pemusnahan. Pemusnahan narkotika dan psikotropika wajib mengikuti
ketentuan Undang-Undang yang berlaku.

Pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker pengelola
apotek yang sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan No.
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang pengelolaan apotek yang meliputi:

a. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran,


penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

2.1.6 Pengelolaan Obat

Pengelolaan menyangkut berbagai tahap dan kegiatan yang seharusnya saling


terkait antara satu dengan yang lain. Siklus pengelolaan dan penggunaan obat di
apotek terdiri dari beberapa tahap meliputi perencanaan, pengadaan (pembelian),
penyimpanan, distribusi (penjualan),dan penggunaan.

a. Perencanaan
Perencanaan untuk pengadaan barang dapat dikatakan baik bila pembelian
memenuhi beberapa ketentuan antara lain:
Komposisi produk sesuai dengan kebutuhan , pembelian mampu melayani jenis obat
yang diperlukan pasien dan jumlah pembelian untuk keperluan rutin sebulan telah
menunjukan keseimbangan dengan penjualan secara profesional. Tujuan
perencanaan adalah agar proses perencanaan perbekalan farmasi atau obat yang ada
di apotek menjadi lebih efektif dan efisien serta di sesuaikan dengan anggaran.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan:
1. Pemilihan pemasok, yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Legalitas pemasok (PBF)
b. Service, meliputi ketepatan waktu, barang yang dikirim,ada tidak nya
diskon atau bonus, layanan obat ED dan tenggang waktu penagihan.
c. Kualitas obat, perbekalan farmasi lain.
d. Ketersediaan obat yang dibutuhkan.
e. Harga.

Melakukan Pemilihan Terhadap PBF/Distributor

 Dibuat daftar PBF/Distributor yang menyediakan obat yang sesuai


dengan kebutuhan.
 Menetapkan standar kualifikasi PBF/Diatributor.
 Dibuat pilihan PBF/Distributor yang sesuai.

Berdasarkan standar yang telah ditetapkan maka pilih distributor yang sesuai
dengan kondisi apotek, umumnya dipilih Distributor yang:
1) Memberikan Diskon Besar
2) Lokasinya dekat dengan apotek/hemat biaya pengiriman
3) Cepat dan tepat waktu dalam pengiriman barang.

Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pembelian:


 Jenis barang yang akan dibeli
 Sifat barang ( fist moving/slow moving )
 Buffer stock
 Jarak apotek dengan pemasok/PBF(oleh karena itu butuh buffer
stock)
 Frekuensi dan volume pembelian
 Persediaan minimum dan maksim um
2. Ketersediaan barang atau perbekalan farmasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan: sisa stok, rata-rata pemakaian obat
dalam satu periode pemesanan, frekuensi pemakaian dan waktu tunggu
pemesanan, pemilihan metode perencanaan. Adapun metode perencanaan yaitu:
a. Metode konsumsi
Memperkirakan penggunaan obat berdasarkan pemakaian sebeumnya
sebagai dasar perencanaan yang akan datang.
b. Metode epidemiologi
Berdasarkan penyebaran penyakit yang paling banyak terdapat didaerah
sekitar apotek.
c. Metode kombinasi
Mengkombinasikan antara metode konsumsi dan epidemiologi
d. JIT (Just In Time)
Membeli obat pada saat dibutuhkan.
b. Pengadan Barang
Pengadaan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai:
 Sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik
 Alat kesehatan meliputi intrumen, apparatus, mesin dan/atau implant yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan, dan meringakan penyakit, merawat orang
sakit,memulihkan kesehatan pada manusia.
 Bahan medis habis pakai adalah kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (singel use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
 Fungsi management pengadaan dan sediaan obat
 Demi menyediakan pelayanan yang maksimal di apotek harus ditunjang
dengan adanya kelengkapan barang yang dijual
 Salah satu cara memberi kepercayaan kepada pelanggan bahwa apotek yang
dituju selalu akan menyediakan segala kebutuhan obat-obatan.
 Jika salah satu barang tidak tersedia/jumlahnya tidak mencukupi akan
berdampak buruk pada citra apotek dari segi kelengkapan barang dimata
konsumen.
c. Penerimaan
Penerimaan barang dilakukan Langsung di Apotek Kimia Farma Sudirman.
Petugas pengiriman barang dari distributor akan datang langsung ke apotek dengan
membawa barang dan faktur. Petugas apotek menandatangani faktur dengan rangkap
empat, dua tembusan faktur diambil oleh pihak apotek untuk pembukuan, sedangkan
faktur asli dan tembusan lainnya diambil oleh pihak distributor. Faktur asli
digunakan untuk penagihan kepada pihak BM. Faktur diinput sesuai dengan nama
barang, jumlah, expire date, dan nomor batch. Satu lembar faktur untuk arsip apotek
dan satu lembar faktur untuk dikirim ke Bisnis Manager (BM). Faktur disimpan dan
diurutkan sesuai tanggal dan nomor faktur kemudian dikelompokkan berdasarkan
bulan.
Pada proses penerimaan harus dilakukan verifikasi antara faktur dan barang yang
diterima meliputi alamat apotek yang dituju, nama barang, kemasan dan isi, bentuk
sediaan, jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa. Jika tanggal kadaluwarsa
hanya berjarak kurang dari satu tahun untuk obat-obatan maka barang tersebut
dikembalikan kepada pihak distributor (retur). Selain diperiksa kecocokan antara
barang dengan faktur, juga dicocokkan dengan surat pesanan untuk memastikan
apakah obat atau barang yang dikirimkan sesuai dengan pesanan pihak apotek.
d. Penyimpanan
Penyimpanan dimaksudkan untuk keamanan, menghindari kehilangan, menjaga
barang/obat, menjamim ketersediaan dan kelancaran distribusi obat.
Penyimpanan barang di Apotek Kimia Farma Sudirman :
 Suhu
1. Suhu Kamar
Penyimpanan pada suhu kamar dilakukan untuk obat yang dapat stabil
pada suhu kamar yaitu antara 20°C-25°C.
2. Suhu Dingin
Penyimpanan pada suhu dingin dilakukan untuk obat yang tidak stabil
pada suhu kamar maka dari itu memerlukan penyimpanan pada suhu
dingin antara 2-8°C. Misalnya insulin, suppositoria, ovula, injeksi
tertentu dan lain-lain.
 Golongan
1. Swalayan Farmasi
Swalayan farmasi terdiri dari obat-obat bebas, obat bebas terbatas yang
disimpan didepan dalam rak OTC bersama produk HV atau produk
bebas, misalnya minyak angin dan minyak gosok, kosmetik, produk
herbal, perawatan gigi, dan mulut, skincare.
2. Ethical
Ethical terdiri dari obat-obatan keras dan OWA (Obat Wajib Apotek)
yang disimpan di dalam counter apotek, yang tidak mudah dijangkau
oleh banyak orang. Obat-obatan Narkotika dan Psikotropika disimpan
dilemari dengan pintu kunci ganda
3. Bentuk Sediaan
Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan diantaranya sediaan padat,
semi padat dan cair. Misalnya tablet, kapsul, sirup, salep, injeksi dan
lain-lain.
4. Farmakologi dan Alphabetis
Penyimpanan berdasarkan farmakologi diantaranya antibiotic,
antihistamin, kardiovaskular, pencernaan, syaraf, analgetik antipiretik,
NSID, hormone, dan vitamin yang kemudian disusun kembali
berdasarkan alphabetis.
 Distribusi
Distribusi atau Penjualan di Apotek Kimia Farma dilakukan berdasarkan
transaksi sebagai berikut :
1. Tunai
Penjualan tunai yaitu penjualan secara langsung yang dibagimenjadi 3
macam transaksi yaitu HV, UPDS, Resep.
a. HV ( Haans Velaag )
Yaitu Penjualan barang atau obat-obatan bebas dan bebas terbatas
yang telah disediakan apotek Kimia Farma dengan konsep Swalayan
Farmasi.
b. UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
Yaitu pembelian obat tanpa resep dokter. Dilayani oleh petugas
apotek dan sekaligus diberi informasi pemakaian obat Oleh Apoteker
agar pasien lebih mengerti tentang penggunaan aturan pakai obat
tersebut.
c. Resep umum
Penjualan obat dengan resep berarti penjualan obat sesuai
permintaan dokter secara tertulis dalam resep.
2. Kredit
Penjualan obat dengan resep BPJS berarti penjualan obat sesuai
permintaan dokter secara tertulis dalam resep tetapi pasien tidak
membayar langsung kepaa apotek, tetapi akan ada surat pengantar
kepada pihak BPJS untuk penagihan yang dilakukan setiap satu bulan.

2.1.7 Pelayanan Apotek

Berdasarka Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan
apotek termasuk pelayanan resep, promosi dan edukasi,sebuh pelayanan
residensial(perawatan di rumah).

1) Pelayanan Resep
Secara pelayanan umum resep di apotek terdiri atas resep skrin dan penyiapan obat.
Apoteker melakukan layanan resep sesuai kelengkapan administrasi,kesesuaian
farmasetik, dan pertimbangan klinis:
a. Kelengkapan Administrasi
 Nama dokter, Nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter, alamat dokter,
nomor telepon dokter,paraf dokter
 Tanggal penulisan resep
 Nama pasien, alamat pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, berat
badan pasien,
 Nama obat, dosis
 Aturan pakai
 Jumlah obat

b. Kesesuaian Farmasetik
 Bentuk sediaan
 Takaran
 Potensi
 Absolusi
 Cara penggunaan
 Lama penggunaan
c. Pertimbangan klinik
 Indikasi
 Alergi obat
 Efek samping
 Intraksi obat
 Kesesuaian dosis
 Kesesuaian jumlah obat
 Duplikasi obat
 Efek adiktif
 Biaya
 Bila ditemukan adanya keraguan maka harus dikomunikasikan
kepada dokter penulis resep.

2) Pelayanan Nonresep
Pelayanan obat nonresep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan
pengobatan sendiri yang dikenal sebagai swamedikasi. Obat untuk swamedikasi
meliputi obat-obat yang bisa di dapatkan tanpa resep dokter yang meliputi obat wajib
apotek (OWA), obat bebas terbatas, obat bebas.
a.Standar Prosedur Operasional/SPO untuk swamedikasi
Pelayanan swamedikasi dilakukan dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1).Petugas melakukan persiapan dengan selalu meningkatkan pengetahunnya tentang
obat, minimal meliputi jenis,khasiat,serta aturan dan cara pakainya.
2).Melaksanakan swamedikasi dengan WWHAM
- Who?(Siapa yang sakit?)
- What?(Apa gejalanya?)
- How long?(Sudah berapa lama?)
- Action?(Pasien sudah pernah minum obat apa sebelumnya?)
- Medication?(Obat lain apa yang sedang dikonsumsi pasien untuk menghindari
terjadinya interaksi antar obat yang tidak diinginkan?)

3) Peracikan obat
Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbangan, pencampuran,
mengemasan, dan memberikan etiket pada wadah. Bila ada obat yang belum diambil
maka dapat dilakukan pembuatan resep baru. Salinan resep yang dibuat harus
ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab. Sebelum dilakukan bagian obat
dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan resep. Penyerahan obat dilakukan
oleh apoteker disertai dengan mempersembahkan informasi tentang cara penggunaan
obat dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh pasien.

2.1.8 Pengelolaan Narkotika

Berdasarkan Undang-Undangn No.22 Tahun 1997, Pengaturan Narkotika bertujuan untuk


menjamin ketersediaan, narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya penyebaran narkoba,dan pemberantas
pusaran gelap narkoba.
Pengelola narkoba termasuk pemesanan, penyimpanan, pelayanan, pelaporan,dan
pemusnahan.
a) pemesanan
Apoteker hanya dapat memesan narkoba melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF)
tertentu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,yaitu PT.Kimia Farma,dengan
tujuan untuk memudahkan peredaran narkoba.
Pemesanan Narkotika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus
narkoba yang terdiri dari 4 rangkap yang ditanda tangani oleh APA serta dilengkapi
dengan nama yang jelas, stempel apotek, nomor Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat
Izin Apotek (SIA). Satu Surat Pesanan (SP) hanya untuk memesan satu jenis narkoba.
.
b) Penyimpanan
Apotek harus memiliki tempat yang khusus terkunci dengan baik untuk
menyimpan narkotika. Tempat penyimpanan narkotika diapotek harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
a. Sebuah lemari penyimpanan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
dilengkapi dengan kunci ganda yang kuat dan tahan lama.
b. Lemari penyimpanan terbagi menjadi masing-masing dengan kunci yang
berlainan.
c. Lemari berukuran kurang lebih 40x80x100cm dan lemari tersebut harus
menempel pada tembok atau lantai.
d. Lemari khusus tidak dapat digunakan untuk menyimpan barang lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
e. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau
pegawai lain yang dikuasakan.
f. Lemari harus ditempatkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
c) Pelayanan
Dalam Undang Undang No.35 Tahun 2009 tentang Nakotika disebutkan bahwa
Narkotika digunakan untuk kepentingan pengobatan dan pengetahuan. Narkotika
digunakan untuk kepentingan pengobatan hanya berdasarkan resep dokter.
Apotek dilarang melayani resep baru yang mengandung Narkotika. Apotek boleh
membuat resep apabila dalam resep terdapat Narkotika yang belum atau sebagian
dilayani. Salina resep hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep asli.
Apotek tidak boleh menerima resep Narkotika dengan tulisan iter. Oleh karena itu
dokter tidak boleh menambahkan tulisan iter pada resep yang mengandung
Narkotika.
d) Pelaporan
Saat ini pelaporan Narkotika dilakukan secara online dengan menggunakan Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP). Meskipun demikian, pelaporan
secar fisik tetap diperlukan. Apotek wajib menyusun dan mengirim laporan yang
ditandatangani oleh APA. Laporan tersebut terdiri dari :
1) Laporan penggunaan bahan baku Narkoba.
2) Laporan penggunaa sediaan jadi Narkoba.
3) Laporan khusus penggunaa morfin, petidin dan turunannya.

Laporan dikirim ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya, dengan tebusan untuk Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Balai/Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan. Kemudian sebagai arsip
untuk Apotek.

e) Pemusnahan
APA dapat melakukan pemusnahan Narkotika, apabila :
1) Rusak
2) Kadaluarsa
3) Tidak memenuhu syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan

APA yang memusnakah narkotika harus membuat berita acara pemusnahan


Narkotika yang sekurang-kurangnya :

1) Hari
2) Tanggal
3) Bulan
4) Tahun pemusnahan
5) Nama APA
6) Nama seorang saksi dari pemerintahan dan seorang dari perusahaan.
7) Nama dan jumlah Narkotika yang dimusnahkan.
8) Cara pemusnahan
9) Serta tanda tangan penanggung jawab apotek.

Berita pemusnahan harus disaksikan oleh :

1. petugas Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan untuk Pengimpor,


Pabrik Farmasi,dan Satuan Pergudangan Pusat.
2. Petugas Kantor Wilayah Kementrian Kesehatan untuk pedagan besar
farmasi penyalur Narkotika, Lembaga Persatuan Pergudangan Provinsi.
3. Serta petugas Dinas Kesehatan Daerah tingkat II untuk Apotek, Rumah
Sakit, Puskesmas, dan Dokter.

Berita acara pemusnahan Narkotika tersebut dikirim kepada Kepala


Kantor Kementerin Kesehatan Republik Indonesia dengan tembusan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Balai/Balai Besar Pengawasan
Obat dan Makanan, dan sebagai arsip untuk Apotek.

2.1.8 Pengelolaan psikotropika

Ruang lingkup peraturan psikotropika dalam Undang Undang No. 5 Tahun 1997 adalah
segala hal yang berhubungan dengan psikotropika yang dapat mengakibatkan ketergantungan.
Tujuan pengaturan psikotropika sama dengan Narkotika, yaitu untuk menjaminketersediaan
psikotropika guna kepentingan Pelayanan Kesehatan dalam Ilmu Pengetahuan, mencegah
terjadinya penyalahgunaan psikotropika, dan pemberantas pusaran gelap psikotropika.
Pengelola psikotropika di apotek termasuk pemesanan, penyimpanan, pelayanan, pelaporan,
dan pemusnahan.

a. Pemesanan
Apotek dapat melakukan pemesanan psikotropika dengan menggunakan Surat
Pesanan Psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan dasar nomor SIA. Surat
Pesanan tersebut dibuat tiga rangkap dan setiap surat dapat digunakan untuk
memesan beberapa jenis psikotropika. Satu surat pesanan psikotropika dapat terdiri
dari berbagai macam nama obat psikotropika. Pemesanan psikotropika dapat
dilakukan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau Apotek lain.
b. Penyimpanan

Apotek harus memiliki tempat khusus yang terkunci dengan baik untuk penyimpanan
obat psikotropika. Tempat penyimpanan obat psikotropika diapotek harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :

a) Lemari penyimpanan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
dilengkapi dengan kunci ganda
b) Lemari penyimpanan terbagi menjadi 2 masing masing dengan kunci yang
berlainan.
c) Lemari tersebut sekurang-kurangnya berukuran 40x80x100 cm, dan harus
ditempel di tembok atau lantai.
d) Lemari khusus tidak dapat digunakan untuk menyimpan barang lain selain obat
psikotropika, kecuali ditentukan oleh Mentri Kesehatan.
e) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau pegawai
lain yang dikuasakan.
f) Lemari harus ditempatkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
Pemasukan dan pengluaran psikoropika dicatat dalam kartu stock
psikotropika.
c. Pelayanan
Dalam Undang Undang No.5 Tahun 1997 tentang psikotropika hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayana kesehatan dan/atau ilmu pengetahuan.
Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat psikotropika golongan I
dinyatakan sebagai barang terlarang.
Psikotropika hanya dapat diserahkan kepada Apotek lain, Rumah Sakit, Pusat
Kesehatan Masyarakat, Balai Pengobatan, Dokter dan Pasien dengan resep dokter.
d. Pelaporan
Pelaporan Psikotropika sama halnya dengan pelaporan Narkotika yang dilakukan
secara online dangan menggunakan web SIPNAP. Meskipun demikian pelaporan
secara fisik tetap diperlukan.
Berdasarkan Undang Undang No.5 Tahun 1997, Apotek wajib membuat dan
menyimpan catatan mengenai kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika dan
wajib dilaporkan untuk Mentri Kesehatan secara berkala. Pelaporan psikotropika
ditandatangani oleh APA ditunjukan kepada :
1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan kota setempat
2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat
3) Balai/Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan.

e. Pemusnahan

APA dapat melakukan oemusnahan Psikotropika, Apabila :

1) Rusak
2) Kadaluwarsa
3) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan

APA yang memusnakan psikotropika harus membuat berita acara pemusnahan


Psikotropika yang sekurang-kurangnya:

1) Hari
2) Tanggal
3) Bulan
4) Tahun pemusnahan
5) Nama APA
6) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang dari perusahaan
7) Nama dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan
8) Cara pemusnahan
9) Serta tanda tangan penanggung jawab apotek
Berita pemusnahan harus disaksikan :

1) Petugas Direktorat Pengawasan Obat dan makanan untuk mengimpor dan Pabrik
Farmasi dan satuan pergudangan pusat.
2) Petugas Kantor Wilayah Kementrian Kesehatan dan Pedagang Besar Farmasi
penyalur psikotropika, Lembaga Persatuan Pergudangan Provinsi.
3) Serta Petugas Dinas Kesehatan Tingkat II atau Apotek, Rumah Sakit, Pukesmas, dan
Dokter.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL


Selama melaksanakan kegiatan PKL dari tanggal 15 Agustus sampai 08 Oktober 2022,kami
mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Mengetahui alur penerimaan resep


2. Mengetahui alur perencanaan obat dan perbekalan kesehatan
3. Mengetahui alur pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
4. Mengetahui alur penerimaan barang
5. Mengetahui
penyimpanan obat
6. Distribusi obat
7. Mengetahui nam-
nama PBF
8. Mengetahui
perlakuan
terhadap obat
kadaluarsa
9. Stok Opname

3.2Pembahasan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Kimia Farma Sudirman, kami
mendapat banyak pengalaman. Diantaranya:

1. Mengetahui alur penerimaan resep


a) Resep Datang
Pasien datang membawa resep,lalu pihak apotek melakukan greeting kepada pasien dan
menkonfirrmasi identitas pasien
b) Skrining Resep
Selanjutunya Asisten Apoteker/ Apoteker melakukan Skrinning terhadap Resep
diantaranya:
 Skrinning Administratif, untuk menghindari kesalahan penlisan Resep.
Antara lain: Nama Dokter, SIP, alamat Dokter, tanggal Resep, paraf Dokter,
nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, berat badan.
 Skrinning Farmasetik, yaitu menyesuaikan dengan kondisi pasien. Antara lain:
Nama obat, signa, kegunaan.
 Skrinning Klinis, yaitu:
Antara lain: Efek samping obat, interaksi obat.
c) Pemberian harga obat
yaitu memberikan harga obat sesuai yang dibeli oleh pembeli.
d) Pelayanan Informasi Obat
Apoteker memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, cara pemakaian obat,
jangka waktu pengobatan Sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien agar
terhindar dari penyalahgunaan obat.

2. Mengetahui alur perencanaan obat dan perbekalan kesehatan


Dalam mengelola sediaan sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di
Apotek Kimia Farma Sudirman, harus melakukan perencanaan terlebih dahulu, yaitu:
a) Epidemiologi
Perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, atau penyakit yang
paling banyak diderita di daerah itu.
b) Konsumsi
Perencanaan ini biasanya berdasarkan obat fast moving (obat yang sering
keluar).
c) Defecta Obat
Digunakan untuk mencatat barang yang akan di pesan untuk memenuhi
kebutuhan ketersediaan barang atau obat ke PBF (Pedagang Besar Farmasi).

3. Mengetahui alur pengadaan obat dan pengadaan kesehatan


barang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan Pengadaan untuk memenuhi
kebutuhan pembeli. Pengadaan barang dilakukan setiap hari dengan cara ke PBF melalui
salesman berdasarkan buku defecta dan SP (surat pesanan). Sebelum melakukan kegiatan
pengadaan barang dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a) Buku Defecta
b) Digunakan untuk mencatat barang yang akan dipesan untuk memenuhi
kebutuhan ketesediaan barang atau obat ke PBF (Pedagang Besar Farmasi).
c) Pemilihan PBF yang sesuai kriteria :
 Pelayanan yang baik dan cepat pengiriman
 Ketersediaan barang (kelengkapan barang dan kualitas barang).
 Rutinitas PBF datang ke apotek
 Adanya program yang menguntungkan (diskon dan bonus).
 Harga barang
 Prosedur PBF (jangka waktu pembayaran yang relatif lebih
panjang).
d) Pengadaanbarang dapat dilakukan dengan cara :
1) COD (Cash On Delivery), adalah pembayaran berdasarkan
pemesanan barang yang dibayar tunai.
2) Kredit, adalah pembayaran yang dilakukan secara kredit dengan
jangka waktu 1-2 bulan setelah pembelia.
3) Konsyasi, biasanya untuk produk baru yang belum atau jarang dijual
diapotek. Dalam konsyasi, PBF menitipkan barang diapotek,
pembayaran baru dilakukan apabila barang titipan tersebut telah
terjual.

4. Mengetahui alur penerimaan barang datang.


Distributor mengantarkan barang sesuai dengan Surat Pesanan denan membawa
Faktur ke apotek. Penerimaan barang dilakukan oleh petugas Apotek dengan memeriksa
kualitas dan kuantitas barang, jumblah barang, tanggal kadaluwarsa, nomor batch, dan
bila barang diterima tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera dikonfirmasi dengan
distributor yang bersangkutan. Setelah pengecekan selesai Faktur di tanda tangani dan di
beri stampel (cap) apotek dan petugas penerima Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Setiap penerimaan pembekalan farmasi di catat dibuku barang datang yang isinya terdiri
dari Nomor, Nama PBF, Nama barang, Expayer Date, No Batc, Diskon,Harga Satuan,
Jumlah dan keterangan. Kemudian dihitung jumlah harga jual apotek dan setelah selesai
di input ke komputer berdasarkan faktur yang telah dicocokan pada saat penerimaan
barang.

5. Mengetahui alur penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan


Selama kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di apotek kimia farma sudirman kami
melakukan penyimpanan barang sesuai dengan bentuk sediaan, golongan golongan obat,
khasiat farmakologinya, dan alfabetik. Kami juga melakukan pengamanan barang
terhadap resiko kerusakan, kehilangan dan kesalahan pengambilan serta melakukan
penyusunan barang diruangan.
Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang diterima disimpa dalam rak-rak
obat yang ada didalam ruangan apotek berdasarkan penggolongannya dan secara
alfabetis, penginputan stok dilakukan secara komputerisasi. Penyimpanan dilakukan
berdasarkan penggolongan sebagai berikut :
A. Berdasarkan bentuk sediaan, meliputi :
 Tabel atau kapsul : amlodipin, cataflam, ibuprofen, rhinos sr, asam
mefenamat.
 Sirup : hufagrif, sanmol, proris, tempra, siladex.
 Obat tetes mata : cendo xitrol, insto, rohto cool.
 Obat tetes telinga : erlamycetin, vital, H2O2.
 Obat semrot atau aerosol : ventolin nebu, ventolin inhaler.
 Salep atau krim : Betason, Betametason, Pi kang Suang, Mikonazole.
B. Berdasarkan golongan obat, meliputi :
 Obat golongan generik : Acarbose 100 mg, Cefixime 200, Salbutamol 2-
4, Lansoprazole, ketoconazole.
 Obat golongan produk Kimia Farma : Cataflam, Alergin, Lofrezole,
Rahistin, Topgesic 500.
 Obat golongan antibiotik : Amoxan,Biothicol 500, Cefat 500/250,
Capsinat, Micoral 200.
 Obat golongan antinyeri : Neurodex, Neurosanbe, Welmove, Neuralgin
RX, Mefinal 250/500.
 Obat golongan pencenaan : Imodium, Ardium, Anadium, Vometa, Lacto-
B.
 Obat golomgan pernafasan :Ataroc tab, Contusi tab, Lasal 2/4 tab,
Mucera, Tremenza.
 Obat golongan hormon : Andalan, Diane, Dexsaharsen, Mycroginon,
Yaz.
 Obat golongan antidiabetes : Eraphage, Gelucofance 500/2,5, Renabetik,
Forbetes 500-850, Nevox XR.
 Obat golongan vitamin :Albusmin, Biopran, Channa, Folavit, Imbus
force.
 Obat golongan cardifaskular : Adalat oros, Concor, Irvask, Tensivask,
Uresik.
 Obat golongan antihitamin : Aerius, Dextime plus, Cerini, Incidal OD,
Ozet.
 Obat golongan syaraf : Arkine, Forres, Kalxetin 10-20 mg, Myonep,
Neuline.
C. Berdasarkan letak gondola, meliputi :
 Baby Care : Shampoo & Body wash, rash cream, baby powder, balsem
bayi/anak, dot silicone, botol susu dan lain-lain
 Milk and Nutrition : SGM BBLR, SGM LLM+, Lactogen, Infatrini,
Nutribaby, Morinaga BMT, Dancow, Bebelove, Prenagen 0123 dan lain-
lain
 Paper Product : MamyPoko Pants, Confident Adult Pants, Softex daun
sirih, charm night
 Food Suplement : heath care, erphaceae, nutrimax, wellnes, sea quill
 Food & Snack : Beng-beng max, malkis roma, sari gandum, kuaci rebo,
vicee, xonce, golden ginger, woods lozengers
 Oral Care : Enkasari Herbal care, Pepsodent, Listerine, Polident, hexadol
 First Aid : Thermometer, Plester, Kasa Steril, Rivanol, Alkohol,
Povidone Iodine, Hand Sanitizer
 Medical Enquipment : Lumbar Korset, Arm sling, Celana Khitan
 Personal Care : Andalan testpack, sensitif testpack, sutra, durex, vigel,
andalan feminine
 Skincare : Himalaya Face wash, Acne gel, Acne lotion, Sunblock,
Sunscreen, Toner, Moisturizer
 Trdisional Medicine : Antangin, Tolak angin, Silex, Vermint, Laxing,
Ambeven, Komix Herbal
 Topical : Fresh care, safecare, Balsem lang, Salonpas, Body Relaxing,
Kalpanak, Thrombophob, jointfit, minyak tawon
 Medicine : Sanmol, Bodrex, Polysilane, Tuzalos, Lacoldin, Demacolin,
Benadryl, Alcoplus, Actifed, Hufaggrip, Vicks Formula 44, Rhinos
Junior, Rhinos neo, Termorex, Tempra
 Vitamin : CDR, Redoxon, Imboost, Fitkom, Cerebrofot, Natur-e, Eyevit,
Zamel, Verlin,Apialys, Becom-z, Enervon-c, Neurobion, sangobion
6. Distribusi obat
Obat dari PFB didistribusikan ke Apotek kemudian dari apotek didistribusikan
kembali kepada pasien.
7. Mengetahui nama-nama PBF
Mengetahui nama-nama PBF yang mendistribusikan obat di Apotek KimiaFarma
Sudirman:
1. PT. ANTARMITRA SEMBADA
Jl. Brigjen Dharsono No.95, RT.025, RW.006, Desa Kartawinangun.
2. PT.MARGA NUSANTARA JAYA
Jl. Pulo Kambing Kav. II-E No.9 KIP Jatinegara-cakung, Jakarta Timur
3. PT. PADANG GLOBAL
Jl. Wiratama No.25 Tuparev Kel, Kedung Jaya, Kec, Kedawung Cirebon
451553
4. PT. ANUGRAH ARGON MEDICA
Jl. Wiratama No.33, Rt.03, Rw.03, Kedungjaya. Kec, Kedawung- Kab,
Cirebon
5. PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING Tbk.
Jl. Nyi Gede cangkring blok Sikepu Cirebon
6. PT. BINA SAN PRIMA
Jl. Patireman No.11 b Cirebon, KOD. Cirebon 45113
7. PT. KIMIA FARMA APOTEK
Jl. Budi Utomo No.1 Jakarta-10710
8. PT. SAPTA SARI TAMA
Jl. Sunyaragi No.20
8. Mengetahui perlakuan terhadap obat kadaluwarsa
 Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis danbentuk
sediaan.
 Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktek atau
surat izin kerja.
 Pemusnahan resep dapat dimusnahkan sampai jangka waktu 5 tahun, dilakukan
oleh apoteker disaksikan sekurang-kurangnya petugas lain di apotek. Dengan cara
dibakar atau dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep. Selanjutnya
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
9. Stock Opname
Stock opname di Apotek Kimia Farma Sudiman dilakukan setiap tiga bulan sekali
biasanya dilakukan pada akhir bulan. Stock Opname ini dilakukan untuk mengecek
barang yang tersedia di gudang dan apotek, stok opname dilakukan dengan cara
menghitung jumlah stok yang tersedia ditiap unit nya lalu digabungkan dan mencatat
tanggal kadaluwarsa stok tersebut. Stok Opname dilakukan untuk memenuhi kesesuaian
ketersediaan fisik dengan data pembukuan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan di Apotek Kimia
Farma 0975 Sudirman dapat disimpulkan:

1) Pelayanan di Apotek Kimia Farma No.975 menerapkan konsep swalayan farmasi dalam
penjualan obat bebas (OTC).
2) Apotek Kimia Farma No.975 melayani resep dokter, BPJS, obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat wajib apotek.
3) Jenis
penyimpanan
obat yang dilakukan
oleh apotek
berdasarkan
system FIFO
( First In First
Out) yaitu barang
yang datang pertama
harus di
keluarkan
terlebih dahulu
agar tidak terjadi
penumpukan
barang yang
kemungkinan
dapat
kadaluwarsa
sehingga
mengakibatkan
kerugian dan system FEFO (First Expired First Out) yaitu barang yang kadaluwarsanya
lebih awal harus di keluarkan terlebih dahulu untuk memperkecil kemungkinan
penumpukan barang yang kadaluwarsa yang dapat mengakibatkan kerugian.
4) Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma No.975 di simpan berdasarkan farmakologi,
bentuk sediaan dan menurut alfabetisnya.
5) Semua harga obat dan barang tercantum di computer
6) Mengetahui tugas-tugas apa saja yang dilakukan seorang Asisten Apoteker.

B. Saran
1. Saran Umum
1) Apotek Kimia Farma No.975 Di Sudirman diharapkan dapat terus berusaha
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, sehigga dapat menimbulkan kepuasan pasien
dan dapat mempertahankan akreditas yang telah diperoleh.
2) Diharapkan siswa/siswi yang melaksanakan Peraktek Kerja Lapang benar-benar
mempersiapkan diri dalam hal menguasai materi yang behubungan dengan pelayanan
diapotek (Ilmu Resep, Undang-undang Kesehatan, Farmakologi, Farmakognosi dan
Persamaan Obat).
3) Perlu ditingkatkan pengawasan terhadap swalayan farmasi agar risiko pencurian dapat
dihindari.
4) Perlu adanya data data produk farmasi maupun non farmasi dalam bentuk buku (tidak
hanya tersimpan dalam computer) atau label pada produk untuk memudahkan pelayanan
bagi pasien dan mengefisienkan waktu pelayanan.
5) menunjang tinggi nilai etika profesi sebagai AsisteN Tenaga Kefarmasian, Kejujuran,
Kreatifitas, Kedisiplinan, Bertanggung Jawab dan Beretiket

2. Saran Sekolah

1) Saran kami untuk sekolah adalah untuk lebih memperbanyak pembekalan PKL
(Praktek Kerja Lapangan)kepada siwa/siswinya agar lebih mudah bekerja pada saaat
dilapangan dan tidak mendapat kesan yang kurang baik dilapangan.
2) Sekolah dapat meningkatkan lagi pembelajaran di bidang TIK khususnya Microsoft
Office dan Excel.
3) Kepada pihak Akademi seharusnya dilakukan pengawasan terhadap siswa di tempat
PKL, sehingga dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam masa PKL.
LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II

Lampiran III

Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
Lampiran VIII

Lampiran IX
Lampiran IX

Lampiran XI
Lampiran XII

Anda mungkin juga menyukai