FARMASI KOMUNITAS/APOTEK
di
Disusun Oleh:
Lestiani Lubis, S.Farm.
NIM 173202243
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
praktik kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 107 PWS Medan. Tujuan
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku
fasilitas dan masukan selama masa pendidikan, kepada Ibu Dr. Aminah
Kurniawan, S.Si., Apt., selaku Bisnis Manager PT. Kimia Farma Apotek Medan,
kepadaHengki Hadi Saputra, S.Farm., Apt., selaku Pembimbing Apotek dan Ibu
Dr. Poppy Anjelisa Z. Hasibuan., M.Si., Apt., selaku Pembimbing Fakultas, kepada
seluruh staf pegawai Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan staf pegawai
Apotek yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan Praktik Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 107 PWS Medan atas kerja sama
dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan praktik di apotek ini.
terhingga kepada Ayahanda Rinaldi Lubis dan Ibunda Suryati, yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun,
pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang tidak pernah
berhenti. Kakak dan adik tercinta Duma Sari Lubis, Fina Sarita Lubis, Agung
Agustian Lubis, Khansa Zhafirah Lubis serta seluruh keluarga, sahabat dan teman-
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
farmasi.
PENDAHULUAN
orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab. Salah satu sarana yang dapat digunakan adalah
kefarmasian oleh apoteker dimana pelayanan kefarmasiaan pada saat ini telah
masyarakat. Selama ini masyarakat lebih mengenal apoteker sebagai pembuat obat
di industri farmasi atau penjual/peracik obat–obat resep di rumah sakit dan apotek
saja. Disisi lain, apoteker juga ikut berperan dalam penanganan masalah-masalah
kesehatan yang lainnya, yaitu dokter, perawat, bidan dan dokter gigi. Selain peran
di bidang pengadaan dan distribusi obat, peran apoteker saat ini bertambah menjadi
faktor keterampilan dalam Program Studi Profesi Apoteker (PSPA), dalam rangka
perlu dibekali keterampilan dan keahlian dalam mengelola apotek melalui Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek, hal ini bertujuan agar mahasiswa
apoteker dapat mengetahui dan memahami secara langsung peran apoteker dalam
dan mengelola apotek. Berdasarkan hal tersebut, maka PSPA Fakultas Farmasi,
(Persero) Tbk. Unit Bisnis Medan, salah satunya Apotek Kimia Farma 107 PWS
Medan di Jalan Gatot Subroto No.72 C. Adapun Praktik Kerja Profesi Apoteker
serta swamedikasi.
diharapkan calon apoteker dapat mengetahui peran dan tugas serta tanggung jawab
Juli 2018 sampai 10 Agustus 2018. Pembagian tugas PKPA di Apotek Kimia Farma
107 dengan menggunakan 3 shift, yaitu pukul 08.00 – 15.00 WIB, 12.00 – 19.00
Apotek yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek dan PMK No. 73
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
Tahun 2017 tentang Apotek pada Pasal 2, pengaturan apotek bertujuan untuk:
Sebagai manager harus mampu mengelola apotek dengan baik sehingga semua
1. Kepemimpinan (Leadership)
(anggota atau bawahan) untuk bekerja dengan rela sesuai dengan apa yang
2. Perencanaan (Planing)
sesuatu dengan baik. Perencanaan yang baik harus berdasarkan atas fakta
bukan atas emosi maupun harapan yang hampa,oleh karena itu perencanaan
yang baik harus dilengkapi dengan menyusun jadwal waktu dan pembiayaan
(Anief, 1995).
3. Pengorganisasian (Organizing)
yang ada dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu
4. Pengarahan (Actuating)
5. Pengawasan (Controling)
rencana mengenai pemasaran obat, sehingga obat yang diterima atau pun
dikeluarkan ke pasaran berada dalam jumlah yang tepat. Kunci sukses seorang
- Identifying
Identifying adalah menganalisis dan mengumpulkan informasi-informasi
- Stimulating-Satisfying Demands
Stimulating yaitu memberi isyarat atau dorongan sosial dan komersial dengan
pelayanan yang terbaik, jujur serta penuh kesabaran dan yang terpenting
adalah produk yang dijual harus tepat kualitas, tepat jumlah dan tepat waktu
(Hartono, 1998).
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
kefarmasian, apoteker dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang terdiri atas
sarjana farmasi, ahli madya farmasi dan analis farmasi (Menkes RI, 2016).
Fungsi dan tugas apoteker menurut WHO yang semula dikenal dengan
Pharmacist", yaitu:
Pada tingkat lokal dan nasional Apoteker memainkan peran dalam penyusunan
kebijaksanaan obat-obatan. Dalam hal ini Apoteker dituntut sebagai penentu
efikasi, efektifitas dan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang tepat,
bermanfaat, aman dan tepat guna seperti SDM, obat-obatan, bahan kimia, alat
Apoteker merupakan posisi ideal untuk mendukung hubungan antara dokter dan
masyarakat. Apoteker harus memiliki ilmu pengetahuan dan rasa percaya diri
serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pasien dan profesi
4. Leader (pemimpin)
Sebagai leader mampu menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multi
keputusan yang tepat dan efektif, serta mampu mengelola hasil keputusan
dan anggaran) dan informasi secara efektif, juga harus dapat dipimpin dan
Apoteker harus selalu belajar, baik pada jalur formal maupun informal sepanjang
kariernya dan menggali informasi terbaru sehingga ilmu dan keterampilan yang
Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan melatih sumber daya
yang ada, membagi ilmu pengetahuan pada yang lainnya, tetapi juga memberi
praktek farmasi, sistem kesehatan) yang efektif dalam memberikan nasehat pada
pengguna obat secara rasional dalam tim pelayanan kesehatan. Sebagai peneliti,
9. Enterpreneur (Wirausahawan)
sebagai apoteker atau lulusan farmasi merupakan profesi yang meluas yang tidak
hanya mengeluarkan atau menyerahkan obat dan kegiatan yang terkait dalam
rumah sakit atau pengaturan klinis karena bisnis farmasi memiliki kesempatan
yang tak terbatas untuk lulusan farmasi atau Apoteker. Apoteker harus mampu
tentang Pekerjaan Kefarmasian pada Pasal 1, disebutkan tentang tugas dan fungsi
apotek adalah:
jabatan apoteker.
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
mendirikan apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik
kefarmasian.
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis. Bangunan
apotek harus bersifat aman, nyaman dan mudah dalam memberikan pelayanan
kepada pasien serta memiliki fungsi perlindungan dan keselamatan bagi semua
sarana ruang yang berfungsi sebagai penerimaan resep; pelayanan resep dan
peracikan; penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan; konseling;
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan; dan arsip. Prasarana apotek
paling sedikit terdiri atas: instalasi air bersih; instalasi listrik; sistem tata
apotek berupa rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin,
SIA (surat izin apotek) dan dapat dibantu oleh apoteker lain, Tenaga Teknis
apoteker. Suatu apotek dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA).
2017 tentang Apotek, Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan
pemberian izin apotek kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dimana izin
yang dimaksud adalah Surat Izin Apotek (SIA). SIA berlaku 5 (lima) tahun dan
pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotik sekali setahun kepada
tahun 2017 Pasal 13 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Pendirian
Apotek, yaitu:
STRA asli;
meliputi tenaga kefarmasian dan tenaga lainnya yang menangani bidang sarana
Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala
10. Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA, maka penerbitannya bersama
dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA. Masa berlaku SIA
2.4.2 Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA)
d. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
berlaku selama lima tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi
persyaratan.
d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik.
sebanyak 2 lembar.
menjalankan praktiknya.
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan dari
atau distribusi/penyaluran;
tahun 2016, SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1
Apabila Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang
kefarmasian lain.
Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan
pindah lokasi, perubahan apoteker pemegang SIA, atau nama apotek harus
alamat di lokasi yang sama atau perubahan nama apotek, maka apotek tersebut tidak
perlu dilakukan pemeriksaan setempat oleh tim pemeriksa. Tata cara permohonan
perubahan izin bagi apotek yang melakukan perubahan alamat dan pindah lokasi
atau perubahan apoteker pemegang SIA mengikuti tata cara dan ketentuan
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Apotek hanya dapat menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai kepada apotek lainnya; puskesmas; instalasi farmasi rumah
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis apabila terjadi kelangkaan di
Apotek dapat menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai kepada dokter; bidan praktik mandiri; pasien dan masyarakat sesuai
terdiri:
1. Papan nama apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama
apotek, nomor SIA, dan alamat. Papan nama tersebut harus dipasang di dinding
bagian depan bangunan atau dipancangkan di tepi jalan, secara jelas dan mudah
terbaca.
2. Papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling sedikit informasi mengenai
nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker. Jadwal praktik
kriteria:
1. Persyaratan administrasi
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku (Menkes RI, 2016).
mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana Apotek dapat menjamin
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta kelancaran
Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label
obat. Ruang ini diatur sedemikian rupa agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi
udara yang cukup, dan dapat juga dilengkapi dengan pendingin ruangan (air
conditioner).
4. Ruang konseling
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, poster, alat bantu konseling, buku
5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai
suhu.
6. Ruang arsip
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
2.5.4 Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
a. Perencanaan
Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
b. Pengadaan
undangan.
c. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
d. Penyimpanan
1. Obat/ bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
2. Semua obat/ bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out).
e. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
4. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
6. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
f. Pengendalian
stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Menkes RI,
2016).
pertimbangkan klinis.
a. Kajian administratif, yaitu nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, nama
dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon, paraf dan tanggal
penulisan resep.
b. Kajian kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk dan kekuatan sediaan, stabilitas dan
c. Pertimbangan klinis, yaitu ketepatan indikasi, dosis obat, aturan, cara dan lama
penggunaan obat, duplikasi dan/ atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak
diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain), kontra indikasi
dan interaksi.
Apoteker harus menghubungi dokter penulis resep. Pelayanan Resep dimulai dari
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan Obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep
2.6.2 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil.
g. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(apabila diperlukan).
Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal (Menkes RI, 2016).
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
(penyuluhan)
2.6.4 Konseling
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
obat.
Questions, yaitu:
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda
penggunaan Obat
2016).
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan status kesehatan dan kepatuhan penggunaan obat pada pasien
yang sulit melakukan aktivitas dan butuh pelayanan kesehatan berupa home
terapi obat yang efektif dan terjangkau. Hal tersebut bertujuan untuk
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
apotek yang akan didirikan, yang mengandung resiko belum jelas untuk
menghindari sedapat mungkin dari kegagalan. Dengan kata lain, studi kelayakan
ditentukan tersebut sudah layak atau belum didirikan (Satibi, dkk., 2016).
b. Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang diperkirakan.
c. Terlalu sedikit konsumen yang datang ke apotek, sehingga kapasitas kerja jauh
untuk menentukan lokasi suatu usaha. Dasar pertimbangan yang paling utama ialah
pasar. Pasar merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan dan harus
diperhitungkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam pemilihan lokasi suatu
a. Jumlah penduduk
d. Jarak lokasi apotek dengan supplier, sebaiknya relatif dekat dan mudah dicapai
e. Ada tidaknya fasilitas kesehatan lain di sekitar apotek, seperti praktik dokter,
f. Lokasi aman dan nyaman: daerahnya tidak kotor, tidak macet dan sempit dan
Jika seseorang akan mendirikan suatu usaha apotek, maka diperlukan dana
atau modal untuk membiayai semua pengadaan sarana. Pada dasarnya dalam suatu
usaha dikenal dua bentuk modal yaitu modal aktif dan modal pasif.
a. modal aktif (modal tetap) adalah dana yang digunakan untuk membiayai
pengadaan semua kebutuhan fisik dan non fisik sebagai aset apotek, baik yang
2.7.4 Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah
suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya
imbalan jasa yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi
Pajak penghasilan badan (PPH pasal 25) adalah pajak yang dipungut dari
perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini
Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum adalah 10% untuk
golongan, yaitu:
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas dapat dilihat pada
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas dapat
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Psikotropika, dalam Bab I pasal 1 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
d. Obat narkotika
Menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dalam
Bab I pasal 1 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dan tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis, yang
ketergantungan.
kesehatan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
banyak digunakan sebagai pilihan terakhir dalam terapi dan atau untuk tujuan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: fentanil, metadona, morfin, sufentanil, dan petidin (Menkes RI, 2018).
c. Narkotika Golongan III adalah Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
2018).
Pesanan Narkotika model N-9 kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Surat Pesanan Narkotika harus ditandatangani oleh APA dan
dilengkapi dengan nomor SIK, SIPA serta stempel apotek. Pemesanan narkotika
dalam satu lembar surat pesanan adalah untuk satu jenis obat dan dibuat rangkap
i. Nama Narkotika.
iii. Kekuatan.
iv. Kemasan.
v. Jumlah.
tecantum dalam surat pesanan, faktur, dan/atau surat pengantar barang yang dibawa
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi pada Pasal 26, dinyatakan apotek
sebagai berikut:
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai dua buah kunci yang berbeda
c. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum untuk Apotek
d. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/ Apoteker yang
Apotek juga dilarang untuk melayani salinan resep yang mengandung narkotika.
Resep yang terdapat narkotika diberi tanda garis bawah berwarna merah, kemudian
meliputi tanggal, nomor resep, tanggal pengeluaran, jumlah obat, nama pasien, dan
narkotika kepada apotek lainnya, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi
darurat, atau apabila dokter menjalakan tugas di daerah terpencil di mana tidak
ada apotek.
menyerahkan narkotika atas dasar salinan resep dokter, dengan penjelasan sebagai
berikut:
resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali.
2. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali,
apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh
3. Salinan resep dan narkotika dengan tulisan "iter" tidak boleh dilayani sama
Kota dengan tembusan Kepala Balai POM setempat. Laporan bulanan ini berisi
nama, bentuk sediaan, kekuatan, jumlah persediaan awal dan akhir bulan, jumlah
wajib disimpan secara terpisah paling singkat 3 (tiga) tahun (Menkes RI, 2015).
atau tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan. Berita
b. Tempat pemusnahan
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana
tersebut
f. Cara pemusnahan
saksi.
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi, Balai Besar POM dan sebagai
baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
golongan,yaitu:
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
RI, 2017).
pengobatan, digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
pengobatan, digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan ilmu pengetahuan serta
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan ilmu
ketergantungan.
RI, 2017).
APA dan dilengkapi dengan nomor SIPA serta stempel apotek. Surat pemesanan
psikotropika dibuat rangkap dua dan dapat digunakan untuk memesan beberapa
tahun 2015 pada Pasal 26, untuk penyimpanan psikotropika, sebaiknya disimpan
pada lemari tersendiri atau lemari khusus yang terpisah dengan obat-obat lain
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, dokter dan kepada pasien berdasarkan resep
dan diberikan melalui suntikan, menolong orang sakit dalam keadaan darurat dan
termasuk surat pesanan psikotropika wajib disimpan paling singkat 3 tahun. Pasal
paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Pelaporan yang dimaksud paling
a. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/ atau
b. kadaluwarsa.
c. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/ atau
yang terdiri dari pejabat yang mewakili Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas
Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Provinsi, Balai Pengawas Obat dan Makanan
perundang-undangan.
(BAP) yang paling sedikit memuat hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan,
yang menjadi saksi, nama dan jumlah obat yang dimusnahkan, cara pemusnahan
serta tanda tangan Apoteker Penanggung Jawab. BAP dibuat rangkap tiga dengan
tembusan ke Direktur Jenderal dan Kepala Badan/Kepala Balai (Menkes RI, 2015).
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, prekursor farmasi adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/
penolong untuk keperluan proses produksi Industri Farmasi atau produk antara,
Surat Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor SIPA, nomor dan tanggal SP, dan kejelasan identitas pemesan
(nama dan alamat jelas, nomor telepon, nomor izin dan stempel). Surat pemesanan
prekursor farmasi dapat digunakan untuk memesan 1 (satu) atau beberapa jenis
tempat penyimpanan yang aman berdasarkan analisis risiko (Menkes RI, 2015).
puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, dokter dan
toko obat. Apotek hanya dapat menyerahkan prekursor farmasi kepada apotek
a. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/ atau
b. kadaluwarsa.
c. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/ atau tidak
dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika.
yang terdiri dari pejabat yang mewakili Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas
Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Provinsi, Balai Pengawas Obat dan Makanan
perundang-undangan.
BAB III
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini
bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero) (Kimia Farma, 2018).
Pada tangga 4 Juli 2001, PT. Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dan telah
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa
telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi empat direktur, yaitu
(Persero) Tbk., Melepas divisi Apotek dan PBF menjadi dua anak perusahaan, yaitu
Apotek Kimia Farma menjadi PT Kimia Farma Apotek (KFA) dan PBF Kimia
Farma menjadi PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD). Pada tahun
2011, Kimia Farma menambah penyertaan modal pada PT. Sinkona Indonesia
Lestari (SIL). PT Kimia (Persero) Tbk., melihat peluang pasar yang tinggi maka
dari itu PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) dibentuk sejak tahun 2008 dan mulai
beroperasi secara mandiri pada awal tahun 2010 serta pada 25 Januari 2016
pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia. PT Kimia (Persero) Tbk. juga
2018).
kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga
besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan
didirikan berdasarkan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011.
membawahi para Bisnis Manajer (BM). Pada tangga l1 Agustus 2004, seluruh
apotek Kimia Farma mempunyai satu fungsi yaitu fungsi pelayanan. Untuk hal
BM. Di Indonesia saat ini terdapat 34 BM dengan ± 1000 outlet tersebar di seluruh
tanah air. Bisnis Manajer (BM) membawahi manajer apotek pelayanan yang
kina garam dan turunannya bagi banyak industri, terutama obat-obatan, minuman
dan industri kimia. Pada tahun 2011, Kimia Farma menambah penyertaan modal
pada PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) dan menjadi pemegang saham mayoritas
PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) dibentuk sejak tahun 2008 dan mulai
beroperasi secara mandiri pada awal tahun 2010. Ruang lingkup bisnis usaha KFD
kehidupan yang lebih sehat. Komposisi pemegang saham PT Kimia Farma Apotek
2016 dan merupakan pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia. Merupakan
kerjasama dengan skema joint venture antara PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan. Komposisi pemegang saham yaitu 75%
bidang usahanya menjadi tiga bagian yaitu Asuransi Kesehatan InHealth, Managed
perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang jelas agar dapat menjadi perusahaan
Untuk mencapai Visi itu, Kimia Farma mempunyai misi-misi Apotek adalah
perdagangan dan jaringan distribusi, retail farmasi dan layanan kesehatan serta
optimalisasi omset
Keterangan:
a. Simbol Matahari
ii. Optimis: Matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya tersebut
iii. Komitmen: Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat
secara teratur dan terus menerus memiliki makna adanya komitmen dan
konsistensi dalam manjalankan segala tugas yang diemban oleh Kimia Farma
iv. Sumber energi: Matahari sumber energi bagi kehidupan dan memposisikan
v. Semangat yang abadi: Warna orange berarti semangat, warna biru berarti
b. Jenis huruf
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma, karena prinsip
c. Sifat huruf
bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan perusahaan
optimisme.
terhadap produk.
inti Perseroan (cororates value), yaitu “I CARE” yang menjadi acuan atau pedoman
a. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
b. Costumer first
c. Accountability
d. Responsibility
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
e. Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
1. kerja ikhlas
2. kerja cerdas
3. kerja antusias
4. kerja keras
5. kerja tuntas
PT. Kimia Farma Apotek Unit Bisnis Medan dipimpin oleh M. Tri
Kurniawan, S.Si., Apt. Kantor Bisnis Manajer (BM) Medan beralamat di Jalan
Palang Merah Nomor 32 Medan. Bisnis Manager Kimia Farma Medan memiliki 31
Apotek Pembantu Pelayanan (APP) yang tersebar di seluruh Sumatera Utara yang
Apotek Kimia Farma 107 PWS dikelola oleh seorang Apoteker penanggung
jawab yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto No 72 C, Medan. Lokasi Apotek Kimia
penduduk yang ramai, letaknya di tepi jalan Gatot Subroto yang sangat ramai dilalui
oleh kendaraan umum dan mudah dijangkau, selain itu lingkungan sekitar apotek
terdapat beberapa tempat praktik dokter. Area parkir yang memadai terletak di
depan apotek dan dikhususkan bagi pelanggan apotek. Apotek ini beraktivitas
mulai dari pukul 08.00 22.00 WIB dengan pergantian karyawan dengan sistem
Apotek Kimia Farma 107 PWS dikelola oleh Apoteker Penanggung jawab
Apotek (APA) Hengki Hadi Saputra, S. Farm., Apt., yang membawahi 3 orang
peracikan, pembelian, penjualan serta 1 orang kasir pada bagian penjualan dan
pelayanan. Semua bagian bertugas secara terpadu dan ikut bertanggung jawab
penerangan lampu yang baik. Pada lantai 1 apotek dilengkapi dengan kamera
CCTV dimana kameranya dipasang pada beberapa titik ruang apotek yang
Pengaturan tata ruang ini ditujukan untuk kelancaran kegiatan di apotek dan
kenyamanan pasien. Sesuai dengan standarisasi tata ruang dalam apotek dari Kimia
Farma Apotek pusat, tata ruang Apotek Kimia Farma 107 PWS berkonsep terbuka
sehingga pasien dapat melihat langsung apa yang sedang dilakukan oleh para
pegawai apotek. Pembagian ruang yang terdapat di dalam apotek antara lain :
a. Ruang Tunggu
Ruang tunggu terdapat di sebelah kiri pintu masuk apotek. Ruang ini
b. Swalayan Farmasi
Swalayan farmasi terdiri dari perbekalan kesehatan yang dapat dibeli secara
bebas tanpa resep dokter. Area swalayan farmasi terletak di sebelah kiri dekat
pintu masuk dan mudah terlihat dari ruang tunggu, menyediakan obat bebas,
obat bebas terbatas, obat herbal, vitamin dan suplemen, alat kesehatan,
perawatan tubuh, perawatan bayi, makanan dan minuman ringan serta produk
susu. Produk produk ditata dan disusun sedemikian rupa berdasarkan golongan
atau jenis produk agar menarik perhatian dan memudahkan pelanggan dalam
c. Tempat Penerimaan Resep, Upaya Pelayanan Diri Sendiri (UPDS), kasir dan
Penyerahan Obat
Bagian pelayanan merupakan tempat bagi pasien yang ingin membeli obat
tanpa / dengan resep dokter dengan pengarahan oleh apoteker dalam pemberian
informasi obat. Bagian kasir terdapat disebelah tempat penyerahan obat yang
menjadi tempat pembayaran baik pembelian obat dengan resep maupun tanpa
resep.
dan penyerahan obat. Pada ruangan ini terdapat lemari yang terdiri dari banyak
rak dimana obat tersusun sedemikian rupa sehingga mudah untuk disimpan dan
dijangkau pada saat penyiapan, peracikan dan pengemasan. Setiap jenis obat
dimasukkan ke dalam kotak yang berukuran sama dan tersusun rapi pada rak
obat. Pada kotak diberi label nama obat dan dilengkapi dengan kartu stok.
(sediaan padat; setengah padat; cair oral; cair tetes mata, hidung, telinga;
produk PT. Kimia Farma, Tbk., narkotika & psikotropika, dan obat-obatan
fasilitas untuk peracikan seperi lumpang dan alu, timbangan, bahan baku,
pembungkus puyer, wadah plastik dan etiket serta wastafel. Pada ruang
Ruang ini terdiri atas toilet, ruang penyimpanan arsip resep, ruang praktek
Kegiatan apotek dilakukan setiap hari mulai pukul 08.00 - 22.00 WIB.
Terbagi dalam dua shift yaitu shift pagi (Pukul 08.00-15.00 WIB), shift siang (Pukul
15.00-22.00 WIB).
pembayaran yang diberikan, dan juga kecepatan pengiriman barang. Dalam hal
penentuan jumlah pembelian, salah satu yang juga menjadi pertimbangan adalah
kesehatan. Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat pada kotak
tempat penyimpanan obat atau kartu stok obat, dan kemudian dicatat ke dalam buku
pemesanan. Jumlah barang yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang, fast
1. Dilakukan di BM
kembali ke BM
b. Sistem BPBA
c. Sistem Droping
memenuhi kebutuhan pasien pada saat itu juga, bukan untuk stok
seperti pengadaan obat tetapi dilakukan pengisian pada blanko SP. Selanjutnya SP
yang telah diisi ditandatangani oleh APA lalu dikirim ke PBF bersangkutan melalui
BM Medan.
Kimia Farma selaku distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus
narkotika yang dibuat rangkap lima (putih, merah, kuning, biru, hijau) yang
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama, SIPA, alamat dan stempel
2 (putih dan merah) yang ditujukan ke PBF Kimia Farma atau PBF lain, tiap lembar
boleh untuk memesan lebih dari satu macam obat dan berasal dari distributor yang
sama.
sebagai berikut:
a. Petugas menerima barang dari BM yang disertai dengan faktur atau surat
pengantar barang.
b. Petugas kemudian memeriksa barang sesuai dengan yang tertera pada faktur,
atau surat pesanan meliputi nama, bentuk sediaan, kekuatan, jumlah, nomor
c. Petugas kemudian mengisi kartu stok dan mengentri ke komputer sebagai saldo.
3.8.4 Penyimpanan
Obat atau bahan obat di Apotek Kimia Farma 107 PWS disimpan pada
kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan bahan. Untuk obat atau bahan
obat yang memerlukan penyimpanan khusus misalnya pada temperatur dingin
yang telah tercantum nama obat dan ditempatkan dalam rak-rak tertentu diruang
dan farmakologis dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO
(First Expire First Out). Obat-obat golongan narkotika disimpan dalam lemari
khusus narkotika yang terpisah dari obat-obat lain dan terkunci. Obat-obat
1. Rusak
2. Berubah warna
Pemusnahan harus meminta izin prinsip dari Direksi PT. Kimia Farma
Pemusnahan obat dilakukan sesuai tata cara Permenkes RI. Berita Acara
Pemusnahan (BAP) ditandatangani oleh saksi dari pihak apotek maupun dinas
3.8.6 Pengendalian
cara manual atau elektronik yang dapat dilihat setiap melakukan pengeluran barang.
Kartu stok sekurang kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
a. Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi apakah terjadi
b. Mengetahui barang-barang atau obat yang fast moderate dan slow moving serta
transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan apotek. Untuk
berupa kartu stok yang berada disamping obat digunakan untuk mencatat setiap
obat yang keluar, catatan penolakan obat yaitu catatan yang berfungsi untuk
bulan dan tahun. Lalu dipisahkan menurut resep yang dibayar tunai, resep kredit,
psikotropika diarsipkan tersendiri secara terpisah dan diberi garis merah untuk
a. LIPH (laporan ikhtisar penjualan harian) yang merupakan laporan seluruh hasil
penjualan resep maupun non resep perhari, berasal dari laporan penjualan dari
b. Laporan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan oleh karyawan yang
bertugas dan disetujui oleh APA. Laporan narkotika dilaporkan paling lambat
ke Dinkes Kabupaten atau Kota dan dibuat tembusan ke Dinkes Provinsi, Balai
3.9 Pelayanan
pelayanan resep dokter dan penjualan langsung pada pasien serta memberi
informasi obat bagi pasien yang membutuhkan. Selain itu apotek juga melayani
a. Pasien membawa resep kepada apoteker atau salinan resep dan menyerahkannya
b. Apoteker /TTK melakukan skrining resep yang meliputi; nama dan bahan obat,
ketersediaan obat yang ada dalam resep, lalu kasir akan menanyakan kepada
harganya.
c. Bagian penerima resep memberi tahu harga obat kepada pasien untuk resep yang
ditebusnya dan apabila pasien setuju bagian penerima resep akan menanyakan
f. pembayaran berupa struk yang dapat berfungsi sebagai bukti pengambilan obat
dengan resep.
g. Resep dilayani oleh bagian pengerjaan. Bila resep tidak berupa obat racikan,
bagian pengerjaan dapat langsung mengambil obat pada rak-rak obat, kemudian,
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) membuat etiket yang meliputi
nomor resep, tanggal resep, nama pasien, aturan pakai, nama dan jumlah obat,
perhitungan dosis dan jika tepat, tenaga teknis kefarmasian (TTK) melakukan
penimbangan sejumlah obat yang dibutuhkan sesuai dengan hasil perhitungan dosis
lalu tenaga teknis kefarmasian (TTK) membuat etiket nomor resep, tanggal resep,
nama pasien, aturan pakai, bentuk sediaan puyer atau kapsul, serta melakukan
dengan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai hal yang penting
a. Pada saat pasien datang dan menyerahkan resep, petugas meminta kartu anggota
(menerima resep kredit dari instansi) dan melakukan skrining resep. Khusus
untuk resep kredit di tulis rangkap 2 dan dibelakang resep pasien akan diminta
b. Pengambilan obat jadi maupun obat racikan, serta pembuatan salinan resep dan
kwitansi tahapannya adalah sama dengan tahapan pada pelayanan resep tunai.
bawah resep.
d. Resep direkap, pengisian pada form khusus yang disediakan oleh instansi terkait
berupa identitas pasien, nama obat dan harga obat. Total nilai resep resep
kwitansi dan faktur pajak. Setelah nomor kwitansi dan faktur pajak diperoleh,
oleh pimpinan apotek. Rekap resep dikirim via email ke instansi penanggung
jawab biaya pengobatan pasien, sedangkan kwitansi tagihan, faktur pajak dan
c. Pertanyaan dasar:
e. Penetapan harga.
Apotek Kimia Farma 107 PWS selain melayani resep, ada juga pelayanan
penjualan bebas atau tanpa resep dengan pembayaran langsung dan juga terdapat
Swalayan farmasi merupakan suatu inovasi dari PT. Kimia Farma Apotek
membeli keperluan sehari-hari seperti pampers, aneka susu, vitamin dan lain-lain.
Swalayan Farmasi di Apotek Kimia Farma 107 PWS secara umum telah memenuhi
syarat standarisasi merchandising Apotek Kimia Farma. Baik dalam tata ruang,
pola penyusunan produk (secara alfabetis berdasarkan efek farmakologi obat) serta
memiliki berbagai variasi obat, suplement dan peralatan kesehatan lainnya yang
Apotek Kimia Farma 107 PWS merupakan salah satu apotek pelayanan
yang berada di bawah koordinasi Bisnis Manager (BM) PT. Kimia Farma Apotek.
Apotek Kimia Farma 107 PWS Medan, terletak di jalan Gatot Subroto No 72 C
memiliki lokasi yang strategis. Lokasinya mudah diakses oleh masyarakat karena
berada di tepi jalan raya uang mudah di lalui kendaraan dan sering dilalui kendaraan
umum. Apotek juga dikelilingi area yang ramai, seperti pusat perbelanjaan, sekolah,
klinik dan rumah sakit serta mempunyai tempat parkir yang aman dan luas. Hal ini
dari apotek. Lokasi Apotek Kimia Farma ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 tahun 2017 tentang apotek, yang menyatakan bahwa apotek
berlokasi pada daerah yang mudah diakses oleh masyarakat. Apotek Kimia Farma
107 PWS ini memiliki waktu operasi dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 10.00
Selain itu, apotek ini juga memiliki sarana seperti klinik yang terdiri dari
tempat praktek dokter kandungan, dokter kulit dan dokter THT. Fasilitas lain yang
seperti pelayanan resep kredit atau instansi pemerintah, yaitu asuransi Mandiri
Inhealth dan Lonsum. Apotek Kimia Farma ini juga melayani pemeriksaan tekanan
tersebut.
Apotek ini juga memiliki beberapa fasilitas yang membuat pelanggan
nyaman untuk berbelanja di apotek ini. Pertama, apotek ini mempunyai lapangan
parkir yang cukup luas sehingga memudahkan untuk pelanggan yang membawa
penyimpanan obat, ruang peracikan, dan ruang apoteker. Apotek juga telah
dilengkapi dengan sarana penunjang seperti pendingin udara dan penerangan yang
baik, toilet dan mushola yang dapat digunakan oleh pasien serta dilengkapi dengan
Apotek Kimia Farma 107 PWS memiliki satu Apoteker Pengelola Apotek,
tiga Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan satu kasir, semua bagian bertugas
secara terpadu dan ikut bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan yang ada. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat
Izin Kerja.
menetapkan jenis dan jumlah barang yang akan dipesan dengan memperhatikan
kebutuhan pada ruang peracikan dan penjualan bebas yang disesuaikan dengan
permintaan masyarakat, menentukan pemasok dengan mempertimbangkan
kecepatan pengiriman barang. Dalam hal penentuan jumlah pembelian, salah satu
yang juga menjadi pertimbangan adalah adanya kemungkinan naik/ turunnya harga
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Barang yang sudah habis atau stok yang
sedikit dapat dilihat pada kotak tempat penyimpanan obat atau kartu stok obat, dan
kemudian dicatat ke dalam buku pemesanan. Jumlah barang yang akan dibeli
Kimia Farma 107 PWS dilakukan secara satu pintu yang berpusat di Bisnis Manajer
(BM) yang dikelola oleh tim pengadaan. Pengadaan barang di apotek terbagi dalam
tiga sistem yaitu sistem Min Max, sistem Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan
sistem droping.
obat di apotek berdasarkan data history (penjualan tiga bulan sebelumnya). Sistem Min
terjual. Barang yang dipesan berdasarkan kebutuhan dan seringnya barang tersebut
dicari konsumen. Pareto A adalah 20 % obat dalam persediaan dan 80 % total
apotek) dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang mahal. Persediaan di
apotek rendah karena permintaan yang tinggi dan berputar sangat cepat, atau
kelompok obat mahal. Pareto B adalah 30 % obat dalam persediaan dan 20 % total
rata-rata. Ketersediaan barang memiliki proporsi yang besar dan proporsi penjualan
lebih kecil. Pareto C adalah 50 % obat dalam persediaan dan 10 % total penjualan.
Kelompok C adalah obat yang paling lambat penjualannya dan produk yang kurang
diminta. Sistem pareto ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan barang,
Pemesanan dengan cara ini dilakukan tiap 2 minggu. Setelah pareto didapat
dan hasil olah data pada Min max keluar maka tim pengadaan akan melakukan dan
membuat surat pemesanan (SP) yang sebelum nya telah dilakukan pengecekan
oleh distributor. Kelebihan sistem Min Max yaitu dapat menentukan standar
minimal display dan dapat menentukan standar maximal display. Jika barang diluar
sistem Min Max seperti penolakan resep atau barang/ obat yang tidak tersedia maka
(BPBA).
b. Sistem BPBA
barang yang terjual), defekta, daftar obat kosong di apotek dan pola penyakit.
BPBA yang telah selesai dibuat akan dikirim datanya ke BM, kemudian diolah di
c. Sistem Droping
pelanggan sehingga jika obat tidak tersedia maka dilakukan permintaan obat antar
apotek Kimia Farma atau yang dikenal dengan sistem dropping. Apotek meminta
barang ke apotek Kimia Farma yang lainnya hanya sesuai untuk memenuhi
kebutuhan pada saat itu juga, bukan untuk stok. Apotek yang diminta kemudian
akan mendroping barang tersebut, dan barang diambil oleh apotek yang meminta.
Melalui pelayanan ini, pendapatan akan meningkat dan citra apotek Kimia Farma
yang mengutamakan kepuasan pelanggan dapat tercapai. Hal ini tentu sesuai
dengan budaya perusahaan Kimia Farma, salah satunya Customer First yang
seperti pengadaan obat tetapi dilakukan pengisian pada blanko SP. Selanjutnya SP
yang telah diisi ditandatangani oleh APA lalu dikirim ke PBF bersangkutan melalui
BM Medan.
Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma selaku distributor tunggal dengan membuat
surat pesanan khusus narkotika yang dibuat rangkap lima (putih, merah, kuning,
biru, hijau) yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama, SIPA,
alamat dan stempel apotek. Setiap lembar SP hanya digunakan untuk 1 jenis obat
narkotika.
Pemesanan obat golongan psikotropik, prekusor dan obat-obat tertentu
ke PBF Kimia Farma atau PBF lain, tiap lembar boleh untuk memesan lebih dari
Adapun alur penerimaan barang dari PBF dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Faktur
Dicek nama apotek, kualitas dan kesesuaian barang dengan faktur: Ukuran,
kekuatan dan jenis obat, jumlah barang, harga diskon, kondisi barang, Expired
date dan No. Batch
Jika terdapat ketidaksesuaian, coret hal yang tidak sesuai di faktur dan
tuliskan yang benar di faktur sesuai kondisi barang yang diterima atau lakukan
tindakan sesuai dengan kebijakan dari setiap distributor. Sertakan paraf dan tanggal
penerimaan barang secara jelas kemudian bubuhkan stempel apotek pada faktur.
Faktur asli serahkan ke PBF dan salinan faktur sebagai pertinggal di apotek. Setelah
itu catat bukti penerimaan pada sistem komputerisasi dan manual pada masing-
dilihat dari Apotek Kimia Farma 107 PWS Medan mengalami ketidaklengkapan
perbekalan farmasi, baik obat yang diresepkan dokter maupun untuk Usaha
Pengobatan diri sendiri (swamedikasi), oleh karena itu masalah ini harus diatasi
dengan baik yaitu melakukan pemeriksaan dan pencatatan setiap hari barang-
barang pada rak yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak akan terjadi
kekosongan barang.
moving. Hal ini dapat berguna sebagai alarm bagi TTK untuk menuliskan ke
buku defekta.
Dikelompokkkan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, sirup, salep, tetes mata, tetes
telinga, suppositoria), farmakologi, obat generik dan produk kimia farma, obat
pengelompokan, diberi warna latar pada kotak agar lebih rapi, memudahkan
1. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan cair golongan keras antibiotik dan non
antibiotik. Sediaan cair antibiotik disimpan di rak terpisah dengan sediaan cair
non antibiotik, untuk sediaan drop diberi latar kotak warna kuning.
2. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan solid seperti tablet, kaplet, dan kapsul
disusun secara alfabetis pada rak bagian dalam yang diberi warna pada latar
kotak.berdasarkan golongan obat generik berlogo dan produk kimia farma
warna orange, golongan obat merek dagang warna pink, dan golongan obat
4. Obat salep kulit, tetes mata, tetes hidung, dan tetes telinga diletakkan di rak
6. Golongan obat-obat bebas dan alat kesehatan disimpan pada swalayan farmasi,
ditata dan disusun secara alfabetis dan diberi penandaan sesuai dengan efek
farmakologinya.
7. Bahan baku disimpan di rak yang terpisah dengan obat-obat lain dalam wadah
8. Suplemen dan multivitamin lain disusun pada rak bagian depan secara terpisah.
9. Kosmetik, makanan ringan dan permen disusun di swalayan farmasi pada rak
bagian depan.
10. Minuman ringan disusun pada kulkas dan swalayan farmasi pada rak terpisah.
12. Obat-obat dengan jumlah yang lebih besar yang tidak muat dalam lemari
ovula, disimpan di lemari pendingin. Hal yang harus diperhatikan adalah lemari
pendingin yang diperuntukan untuk obat belum memenuhi standar karena tidak
didukung dengan alat pengukur suhu dan penyusunan obat yang bertumpuk
didalam lemari pendingin. Serta kecilnya kapasitas untuk penyimpanan obat pada
Pengeluaran obat dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expire First Out). Sama seperti sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
fisik barang dengan stok yang ada di komputer. Obat narkotika dan psikotropika
dilakukan satu bulan sekali oleh petugas penanggung jawab saat dibuat laporan
penggunaan obat setiap bulan jika hasilnya tidak sesuai maka akan diperiksa
4.7 Pelayanan
Apotek Kimia Farma 107 PWS Medan telah memberikan pelayanan yang
cukup baik dan memuaskan kepada konsumen. Adanya apoteker di apotek dapat
obat bebas dan bebas terbatas/OTC(Over the Counter) dan perbekalan farmasi
lainnya yang dikenal sebagai pelayanan HV (Hand Verkoop), serta penjualan obat
pelayanan engross (penjualan dalam partai besar). Pelayanan resep kredit berasal
dari instalasi atau perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Apotek Kimia
Farma 107 PWS dan untuk proses pembayarannya berdasarkan perjanjian yang
Pada pelayanan obat OTC dan swamedikasi, petugas dari Apotek akan
informasi yang diterima dari pasien.Informasi dari pasien tersebut harus menjawab
konsep WWHAM (Who, What, How, Action, Medicine) agar petugas Apotek
mampu memberikan rekomendasi obat. Hal ini perlu dilakukan agar obat yang
direkomendasikan ke pasien sudah tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi, tepat cara
pakai dan tepat dosis. Dengan demikian, diharapkan agar dalam perekomendasian
diizinkanoleh pemerintah untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat
yang telahmasuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses
yang akan dibeli dan apakah pasien telah sering menggunakan obat tersebut.
Apabila pasienbelum pernah mendapatkan obat sebelumnya, dan obat tersebut tidak
dokter terlebih dahulu.Hal ini dilakukan dengan baik di Apotek Kimia Farma 107
kepada pasien.
mengumpulkan resep asli berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor resep kecuali resep dengan pembayaran kredit. Resep dikumpulkan sesuai
dengan kelompoknya. Kumpulan resep ditulis keterangan kelompok resep (umum atau
narkotika & psikotropika), tanggal, bulan, dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan
Keaslian obat yang diserahkan kepada pasien juga dijamin oleh apotek ini dan
senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga jika obat tidak tersedia
maka dilakukan permintaan obat antar Apotek Kimia Farma. Kelebihan pelayanan
tersebut pendapatan akan meningkat dan citra apotek Kimia Farma yang mengutamakan
Aspek keramahan sangat terlihat jelas karena para TTK sudah terlatih dalam
memberi sambutan ketika pasien datang dan pulang ketika membeli obat. Hal ini
sering terlihat disaat ramainya konsumen, senyuman dan sapaan yang santun dalam
Penataan swalayan farmasi sudah sangat baik dan tertata rapi dan letaknya
berada di depan pintu masuk dapat memudahkan konsumen untuk membeli secara
langsung. Swalayan farmasi di Apotek Kimia Farma 107 PWS sudah cukup
lengkap dengan penataan obat dan barang diletakkan berdasarkan jenisnya seperti
baby care, topical, paper product, milk and nutrition, oral care, hair care, skin
care, medicine, dan vitamin. Dengan adanya swalayan farmasi diharapkan dapat
menaikkan omset dari apotek. Akan tetapi, beberapa kali pelanggan merasa
produk yang tidak mencantumkan harga. Akibatnya, pasien harus mengecek harga
di kasir terlebih dahulu. Hal ini akan sangat merepotkan pelanggan jika Apotek
sedang dalam keadaan ramai dan dia harus mengantri terlebih dahulu sebelum dapat
melakukan pengecekan harga. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan label
harga di masing masing kotak barang atau obat yang dipajang di swalayan.
yang efektif berakibat pada investasi yang lebih kecil. Pengendalian persediaan
obat penting dilakukan untuk mempunyai stok yang benar agar dapat melayani
komputer dan setiap barang yang keluar (terjual) juga tercatat di komputer. Masing-
masing karyawan diberi tanggung jawab untuk memeriksa atau mengawasi rak-rak
barang yang ditentukan tersebut yaitu dengan cara menggunakan kartu stok dan
melakukan stock opname untuk mengetahui nilai dari barang setiap 3 bulan.
opname dilakukan, obat yang mempuyai tanggal kadaluarsa 1 bulan lagi dicatat dan
diberi penandaan supaya dijual terlebih dahulu. Bila obat tersebut tidak laku hingga
tanggal kadaluarsa, maka obat tersebut diambil dari rak penyimpanan dan
Selain itu, Apotek Kimia Farma 107 PWS juga menetapkan sistem
pengecekan stok barang di komputer apotek dengan yang ada di apotek. Sistem ini
bertujuan untuk mengetahui stok obat. Jumlah obat yang tersedia di cocokkan
dengan persediaan obat di komputer, dan jika ada obat yang mulai habis stok nya,
Apotek Kimia Farma 107 PWS yaitu setiap satu orang pegawai diwajibkan
Oktober 1969 tentang pendirian Perusahaan Negara Farmasi (PNF) dan Alat
Kesehatan, modal Perusahaan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., secara umum
adalah kekayaan negara yang dipisahkan sebesar yang diterima oleh badan hukum
ini. Meskipun saat ini, sebagai perusahan terbuka, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.,
juga dimodali oleh sebagian pemilik saham. Semua modal Apotek Kimia Farma
107 PWS baik modal aktif maupun pasif berasal dari Perusahaan Induk.
secara sentralisasi oleh Bisnis Manajer (BM) Medan. Adapun setiap harinya
setoran kas hasil penjualan via transfer, langsung ke rekening bank milik
bagian Bisnis Manajer (BM) Medan, Deli Serdang dan Sumatera Utara karena juga
merupakan bagian dari kegiatan administratif. Hal ini semakin mempertegas posisi
Apotek Kimia Farma 107 PWS sebagai Apotek Pembantu Pelayanan (APP) yang
yang perannya memang ditujukan sebatas untuk melayani pasien dalam memenuhi
5.1 Kesimpulan
berjalan dengan baik, namun kegiatan pharmacy home care belum dapat
dilaksanakan.
c. Peran dan fungsi apoteker dalam aspek manajerial telah berjalan dengan
baik.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1995). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 3-13.
Seto, S., Yunita dan Lily, T. (2004). Manajemen Farmasi. Cetakan I. Surabaya:
Airlangga University Press. Hal. 117-129, 295-296.
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan ke-4. Jakarta: Wira Putra
Kencana. Hal. 1, 117-119, 179-182, 229.
Lampiran 1. Formulir surat pesanan narkotika
Medan, ...............20...
( ................................)
No. SIPA
Lampiran 2. Formulir surat pesanan psikotropika
1.
2.
3.
Nama sarana :
(Industri farmasi/ PBF/ Apotek/ Puskesmas / Instalasi Farmasi Rumah Sakit/
Instalasi Farmasi Klinis/ Instalasi Pemerintah/ Lembaga Ilmu Pengetahuan)*
Alamat :
Medan, ……………20....
(………………………….)
No. SIPA
Medan,.......................,20....
Pemesan
(..........................................)
No. SIPA
Non OTC
Nama Qty Harga Harga Discount Discount
No Bonus Kemasan Total As/ko
Obat Drop Satuan Utuh 1 2
1.
2.
3.
Dst.
P3. Penerima P3. Penerima P3. Pelayanan Jumlah
Gudang Barang
Lampiran 6. Laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan contoh rekapitulasi
narkotika
Lampiran 7. Laporan penggunaan sediaan jadi psikotropika dan contoh
rekapitulasi laporan psikotropik
Lampiran 8. Formulir berita acara pemusnahan obat kadaluarsa/rusak
Lampiran 8. Berita acara pemusnahan obat(lanjutan)
(Nama Apoteker/Pimpinan)
No. SIPA
Saksi-saksi:
1. (.....................)
NIP
2. (.....................)
NIP.
Lampiran 9. Berita acara pemusnahan resep
Lampiran 10. Blanko salinan resep
Lampiran 11. Etiket obat
Lampiran 12. Faktur Pembelian
LAPORAN KIE
(KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI)
RESEP DAN SWAMEDIKASI
di
Disusun Oleh:
Lestiani Lubis, S.Farm.
NIM 173202243
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
1. Keluhan ................................................................................ 45
1. Keluhan ................................................................................ 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Pemeriksaan Identitas Pasien dan Obat Resep I ...................... 5
PELAYANAN RESEP
1.1 Resep 1
Gambar 1. Resep 1
1.1.1 Salinan Resep
d. Nama, alamat, umur, berat badan pasien : Tidak ada alamat, umur
dan berat badan
e. Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta : Tidak ada potensi dan
dosis
R/ (Recipe) : Ambillah
b. Perhitungan
3. Merislon® 6 mg (Phapros)
No : 01 Tanggal : 16/07/2018
Nama Pasien : Benar Surbakti
Tablet
1 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
No : 01 Tanggal : 16/07/2018
Nama Pasien : Benar Surbakti
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
c. Merislon® 6 mg diberi etiket putih
No : 01 Tanggal : 16/07/2018
Nama Pasien : Benar Surbakti
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
6. Pelayanan informasi
ada
otak
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
3. Merislon® 6 mg (Phapros)
Diminum setelah makan bila sakit kepala, sediaan disimpan di tempat sejuk
(15-250 C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
1.1.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien
(ATP) dan vitamin B1, B6, dan B12 serta vitamin E yang digunakan untuk
berperan sebagai perawatan dalam kondisi kelelahan dan memperbaiki kinerja otak.
Gambar 3. Resep 2
1.2.1 Salinan Resep
R/ (Recipe) : Ambillah
b. Perhitungan
No : 02 Tanggal : 19/07/2018
Nama Pasien : Rina Mutia
Tablet
2 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
No : 02 Tanggal : 19/07/2018
Nama Pasien : Rina Mutia
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
c. Ambroxol 30 mg tablet
No : 02 Tanggal : 19/07/2018
Nama Pasien : Rina Mutia
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
No : 02 Tanggal : 19/07/2018
Nama Pasien : Rina Mutia
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
Data dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini:
6. Pelayanan informasi
Diminum tiap 12 jam hingga habis untuk pengobatan 5 hari, sediaan disimpan
di tempat sejuk (15-250 C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan
2. Rhinos® SR
Hentikan penggunaan jika gejala penyakit telah reda, obat disimpan di tempat
sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
3. Ambroxol 30 mg tablet
Diminum setelah makan bila batuk, sediaan disimpan di tempat sejuk (15-250
C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
1.2.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien
mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas yang ditandai dengan batuk, flu,
dan hidung tersumbat. Cefila® 100 mg kapsul mengandung cefixime yang berguna
memudahkan pengeluaran dahak pada batuk dan Asam Mefenamat 500 mg berguna
1.3 Resep 3
Gambar 5. Resep 3
1.3.1 Salinan Resep
d. Nama, alamat, umur, berat badan pasien : Tidak ada alamat, umur
dan berat badan
R/ (Recipe) : Ambillah
b. Perhitungan
No : 03 Tanggal : 19/07/2018
Nama Pasien : Fatma
Tablet
1 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
b. Cream ( Elocon, Fucidin dan asam salisilat 5%), diberi etiket biru untuk
pemakaian luar
03 19/ 07/2018
Fatma
03 19/ 07/2018
Fatma
Data dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini:
Tanggal Resep : 19-07-2018
5. Pelayanan informasi
Dioles tipis pada area yang terinfeksi, sediaan disimpan di tempat sejuk (15-
250 C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-
anak.
c. Carmed
Dioles tipis pada area yang sakit, sediaan disimpan di tempat sejuk (15-250 C)
dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
1.3.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diperkirakan pasien
mengalami rhinitis alergi dan dermatitis pada kulit. Tiriz® tablet yang mengandung
cetirizine HCl digunakan sebagai pengobatan oral untuk rhinitis alergi seperti
urtikaria. Kombinasi krim Elocon, fucidin dan asam salisilat digunakan untuk
Gambar 7. Resep 4
1.4.1 Salinan Resep
d. Nama, alamat, umur, berat badan pasien : Tidak ada alamat, umur
dan berat badan
R/ (Recipe) : Ambillah
Dosis dalam resep : 2 x sehari 1 tetes pada mata kanan dan kiri
Dosis dalam resep : 6 x sehari 1 oles pada mata kanan dan kiri
04 21/ 07/2018
Wulandari
Dua kali sehari satu tetes pada mata kanan dan kiri
04 21/ 07/2018
Wulandari
No : 04 Tanggal : 21/07/2018
Nama Pasien : Fatma
Tablet
2 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
4. Metil Prednisolon® Tablet 4 mg, diberi etiket putih
No : 04 Tanggal : 21/07/2018
Nama Pasien : Wulandari
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
No : 04 Tanggal : 21/07/2018
Nama Pasien : Wulandari
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
No : 04 Tanggal : 21/07/2018
Nama Pasien : Wulanadri
Tablet
3 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
4. Melakukan pemeriksaan akhir
Data dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini:
6. Pelayanan informasi
ada
Cara pemakaian : Teteskan 2 x sehari 1 tetes pada mata kanan dan kiri
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jangan digunakan bila lebih dari
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jangan digunakan bila lebih dari
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
Obat disimpan di tempat sejuk (15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya
serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. Obat diminum setiap 8 jam dan
dihabiskan.
1.4.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien
mengalami gangguan pada mata. Timol® tetes mata, Cendo Xitrol® salep mata,
Glaucon® tablet berguna untuk menurunkan tekanan intra ocular pada mata. Metil
1.5 Resep 5
Gambar 9. Resep 5
d. Nama, alamat, umur, berat badan pasien : Tidak ada alamat, umur
dan berat badan
R/ (Recipe) : Ambillah
b. Perhitungan
No : 05 Tanggal : 24/07/2018
Nama Pasien : Heri
Tablet
1 X sehari 1 Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
b. Depakote® 250 mg tablet diberi etiket putih
No : 05 Tanggal : 24/07/2018
Nama Pasien : Heri
Tablet
2 X sehari ½ Caps
Bungkus
SEBELUM/ SESUDAH MAKAN
Data dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini:
Umur/BB pasien :-
3. Pelayanan informasi
ada
Obat diminum setelah makan pada pagi hari, obat disimpan di tempat sejuk
(15-250C) dan kering, terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
dan malam
1.5.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien
tablet yang mengandung adenosin tripospat (ATP) dan vitamin B1, B6, dan B12
PELAYANAN SWAMEDIKASI
2.1 Kasus I
2.1.1 Keluhan
Seorang wanita (20 tahun) datang ke apotek mengeluh perih dan kembung pada
perut karena melewatkan jam makan siang. Pasien memiliki riwayat sakit maag.
(ISFI, 2017).
kelebihan
ii. Hindari makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung
iv. Tidak dianjurkan digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu, kecuali atas
anjuran dokter.
v. Obat disimpan di tempat yang kering dan sejuk, jauh dari jangkauan anak-
anak.
2.2 Kasus II
2.2.1 Keluhan
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan batuk kering yang dialami sejak
tiga hari yang lalu. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang dianjurkan adalah sirup
Sanadryl DMP.
(IAI, 2014)
2.1.3 Informasi obat
Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan yaitu setiap 8 jam sehari
Bila batuk tidak reda dalam waktu 3 hari setelah mengkonsumsi obat tersebut,
2.3.1 Keluhan
Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan kakinya gatal seperti kutu air
Nama Produk
Komposisi Gol Khasiat
Obat/Pabrik Lain
(IAI, 2014)
2- 6 minggu
Jaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari dan menggunakan baju yang
bersih.
Jangan menggunakan barang pribadi orang lain yang kontak dengan kulit
mencegah kambuh.
2.4 Kasus IV
2.4.1 Keluhan
Seorang ibu datang dengan keluhan anaknya yang berusia 5 tahun sering
merasakan gatal pada anus khususnya pada malam hari dan nafsu makan berkurang.
Gejala lainnya yaitu badan kurus, perut buncit, dan lemas. Ibu tersebut mengatakan
bahwa terakhir kali anaknya minum obat cacing sekitar satu tahun yang lalu. Berdasarkan
keluhan tersebut, maka diduga bahwa anak tersebut mengalami kecacingan. Maka obat
cacing).
3. Cara pemakaian : 2-3 sendok takar diminum sebelum tidur pada malam hari
2.5 Kasus V
2.5.1 Keluhan
Seorang ibu datang membawa anaknya berusia 5 tahun dengan keluhan bintik-
bintik kecil kemerahan disertai rasa gatal. Berdasar keluhan tersebut, obat yang
Nama
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Obat/Pabrik
Salicyl Fresh Salicyl Acid, Herocyn B Meredakan kulit
/ Kimia Farma Sulphur Praep, yang gatal
Balsam Peru,
Menthol
(IAI, 2014)
Jaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari dan menggunakan baju yang
bersih.
2.6 Kasus VI
2.6.1 Keluhan
Seorang pria usia 30 tahun datang ke apotek mengeluhkan sakit pada giginya.
Pria tersebut tidak mengeluhkan adanya masalah pada lambung. Berdasarkan kasus ini,
- Obat disimpan pada temperatur ruangan, di tempat yang kering dan terlindung
2.7.1 Keluhan
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke apotek mengeluhkan tubuh kurang fit
dan sulit sembuh jika sakit. Berdasarkan kasus ini, obat yang dianjurkan adalah Fituno
2.7.2 Spesialite obat
Nama
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Obat/Pabrik
Morinda fructus
50 mg, ekstrak
pekat Meniran
B6 5 mg, vitamin E
5 mg.
- Simpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya serta jauhkan
2.8.1 Keluhan
Seorang Bapak datang ke apotek ingin membeli obat demam untuk anaknya
(ISFI, 2017).
dan
nyeri ringan
iii. Simpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya serta jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
2.9 Kasus IX
2.9.1 Keluhan
Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan pada tangannya terdapat
benjolan kecil bertekstur kasar dan berbentuk seperti kutil. Obat yang diberikan adalah
Callusol®.
Nama
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Obat/Pabrik
kulit
mengeras.
Jaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari dan menggunakan baju yang
bersih.
Jangan menggunakan barang pribadi orang lain yang kontak dengan kulit
2.10.1 Keluhan
Seorang Ibu berusia 30 tahun, baru saja memiliki bayi. Ibu tersebut ingin
produksi ASI nya meningkat. Berdasarkan kasus ini, obat yang dianjurkan adalah Asifit
Nama
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Obat/Pabrik
- Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan cukup minum air
putih setelahnya.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada
sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti
per 6-8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik.