DISUSUN OLEH :
SUJASMIN KURNIAWAN
23039037
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)
FARMASI PERAPOTEKAN
DI APOTEK KIMIA FARMA PETTARANI
PERIODE 27 FEBRUARI 2023 – 07 APRIL 2023
DISUSUN OLEH:
SUJASMIN KURNIAWAN
23039037
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
ii
KATA PENGANTAR
Apotek Kimia Farma 502 Pettarani, guna memenuhi salah satu persyaratan
dan seluruh staf Apotek Kimia Farma Pettarani yang telah membimbing
3. Bapak Dr. apt. Fajriansyah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Profesi
Makassar
5. Kedua orang tua, keluarga, serta sahabat-sahabat yang selalu ada untuk
memberikan dukungan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula penulis mengharapkan saran
dari semua pihak guna kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak khususnya
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Resep .................................................................................................. 35
B. Skrining Resep ................................................................................... 35
C. Skrining Farmasetik ........................................................................... 36
D. Pertimbangan Klinik .......................................................................... 37
E. Uraian Obat ........................................................................................ 45
F. Analisis Interaksi Obat ....................................................................... 50
G. Penyiapan, Pembuatan dan Pengemasan Obat ................................... 55
iv
H. Etiket dan Copy Resep ....................................................................... 56
I. Penyerahan Obat ................................................................................ 56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 57
B. Saran................................................................................................... 57
LAMPIRAN ................................................................................................... 60
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu
Tahun 1945. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan berhak untuk memperoleh
didasarkan pada layanan yang efektif, aman, berfokus pada individu (people
oriented), tepat waktu, efisien, adil dan terintegrasi bagi individu dan
bertanggung jawab kepada pasien dalam hal yang berkaitan dengan sediaan
farmasi (Permenkes RI No 73, 2016). Apotek juga mempunyai dua fungsi
utama sebagai suatu unit sarana kesehatan, yaitu sebagai tempat pengabdian
1
oriented) yang mencakup pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Apoteker
interaksi pada pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Chabib, L., dkk. 2020).
tanggal 27 Februari 2023 hingga 07 April 2023 di Apotek Kimia Farma 502
Apoteker.
kefarmasian di apotek.
3
4. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
apotek.
C. Manfaat PKPA
apotek
farmasi
farmasi
Obat (MESO)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
(obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik) dengan maksud mencapai
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi
2017).
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Permenkes,
No.51,2009).
tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
a. Lokasi
b. Bangunan
7
berfungsi:
a) Penerimaan resep
terbatas)
d) Konseling
f) Arsip
b) Instalasi listrik
d. Ketenagaan
C. Peran apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
Apoteker pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi surat
a) Persyaratan Administrasi:
terakreditasi.
pengenal.
9
pelatihan yang berkesinambungan.
Apotek (SIA) dan dalam profesinya dapat dibantu oleh asisten apoteker dan
(DEPKES,2009).
apotek tersebut tidak berada ditempat lebih dari tiga bulan secara terus
menerus dan telah memiliki surat izin kerja serta tidak bertindak sebagai
11
12 hari kerja sejak pemerintah daerah kabupaten/kota menerima laporan dan
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Permenkes RI, N0. 73, 2016).
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi dua kegiatan yaitu
kesehatan dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi
klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana
1. Perencanaan
kesehatan dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
perencanaan yaitu agar proses pengadaan obat atau perbekalan farmasi yang
ada di apotek menjadi efektif dan efisien sesuai dengan anggaran yang
perencanaan, diantaranya :
2. Pengadaan
dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
cara, teknik dan kebijakan yang ada untuk membuat suatu keputusan
13
tentang obat-obatan yang akan diadakan, baik jumlah maupun sumbernya.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadan sediaan farmasi dan
a. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan memiliki izin edar
b. Mutu, keamanan dan manfaat sediaan farmasi serta alat kesehatan dapat
dipertanggung jawabkan
c. Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan berasal dari jalur resmi
3. Penerimaan
pesanan
f. Tidak terlihat kelainan warna, bentuk dan kerusakan pada isi produk
4. Penyimpanan
Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik.Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
nama obat, nomor batch dan tanggal expired date (ED). Semua obat atau
bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabet. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expired First Out)
5. Pemusnahan
farmasi yang akan dimusnahkan disimpan terpisah dan dibuat daftar yang
2014 :
a. Obat yang expired date (ED) atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat expired date (ED)
acara pemusnahan.
15
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat
dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara
6. Pengendalian
dalam jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan dan
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat
lainnya.
efek samping karena obat untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
(2) Nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), alamat, nomor telepon
dan paraf
(2) Stabilitas
17
(1) Ketepatan indikasi dan dosis obat
(4) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
(5) Kontraindikasi
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat,
(medication error).
2. Dispensing
berikut :
obat.
atau emulsi
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
salah.
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep
dengan obat antara lain manfaat obat, makan dan minuman yang harus
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan di paraf oleh
19
harus memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan obat non-
resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas atau bebas
evaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
herbal.
efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan
lain-lain.
masyarakat (penyuluhan)
c. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
a. Topik pertanyaan
d. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium)
e. Uraian pertanyaan
f. Jawaban pertanyaan
g. Referensi
4. Konseling
Health Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau
21
tuberkulosis, diabetes mellitus, AIDS, epilepsy
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
questions, yaitu : apa yang disampaikan dokter mengenai obat anda? Apa
yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda? Apa yang
penggunaan obat
meliputi :
pengobatan.
bahwa seseorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau
c. Adanya multidiagnosis
23
merugikan.
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis
f. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat
diharapkan terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
Sejarah PT Kimia Farma Tbk dimulai hampir dua abad yang lalu
yaitu tahun 1817 yang kala itu merupakan perusahaan farmasi pertama
didirikan Hindia Belanda di Indonesia bernama NV Chemicalien Handle
negara yang bergerak dalam bidang industry farmasi, distribusi, dan apotek.
Sampai dengan tahun 2002, apotek merupakan salah satu kegiatan usaha PT
Kimia Farma (Persero)Tbk, yang selanjutnya pada awal tahun 2003 di-spin-
25
off menjadi PT Kimia Farma Apotek (Kimia farma apotek.co.id).
(Persero) Tbk sejak tangga l4 Januari 2003 berdasarkan akta pendirian No.6
dan telah diubah dengan akta No.42 tanggal 22 April 2003 yang dibuat
dihadapan Notaris Nila Noor djasmani Soeyasa Besar,S.H. Akta ini telah
farma apotek.co.id).
dan terbesar di Indonesia, yang pada akhir tahun 2015 memiliki 725 apotek,
a.) Visi
Indonesia.
b.) Misi
tinggi
a) Lokasi Apotek
kendaraan serta tersedia lahan parker yang cukup luas, selain itu
27
b) Sarana dan Prasarana
farmasi
(7) Musholla
(8) Gudang
(9) Ruang dokter
29
Gambar 2.2 Bangunan Kimia Farma Pettarani
4) Struktur Organisasi
yang ditetapkan oleh PT. Kimia Farma Apotek , subdivisi pembinaan dan
bertujuan agar manajemen apotek berjalan dengan baik dan setiap pegawai
wewenangnya.
pelanggan.
jawabmya.
tanggung jawabnya.
31
(2) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk
apotek.
yang diperlukan.
TTK, yaitu :
perhitungan dosis.
33
pelanggan.
penggunaan obat.
kartu stok.
B. Skrining Resep
2. Skrining Administrasi
Tabel 3.1 Kajian Administrasi
35
13 Tanda Tangan / Paraf Penulis Resep ✓ -
tidak dicantumkan alamat pasien, nomor telepon pasien, jenis kelamin pasien,
dan berat badan pasien.Solusi terkait untuk alamat pasien, nomor telepon
pasien, jenis kelamin pasien dan berat badan pasien dapat di tanyakan langsung
kepada pasien.
C. Skrining farmasetik
Aptor
Komponen
Clopidogrel Simvastatin (Acetylsalicylic Irbesartan Amlodipine Bisoprolol
Kesesuaian
acid)
Bentuk
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet
sediaan
Kekuatan
R/ 75 mg R/ 20 mg - R/150 mg R/ 10 mg R/ 2,5 mg
sediaan
Cara
oral
pemberian
Jumlah 30
Stabilitas dan
Simpan pada suhu kamar (<30°C)
penyimpanan
Inkompabilitas - - - - - -
D. Pertimbangan Klinis
Komponen Aptor
Kesesuaian Clopidogrel Simvastatin Irbesartan Amlodipine Bisoprolol
(Acetylsalicylic acid)
Ketepatan Menurunkan Menurunkan kadar Sakit kepala, pusing, Pengobatan pada
Amolidipine Hipertensi, angina,
Indikasi kejadian trombolitik kolesterol total dan sakit gigi, nyeri hipertensi esensial.
digunakan untuk infark miokard.
pada infark miokard, LDL pada pasien otot,demam (ISO vol Untuk menurunkan
pengobatan Sebagai monoterapi
stroke iskemik, dengan 52. 2019:5) mikro dan
hipertensi, angina atau dikombinasikan
penyakit arteri hiperkolesterolmia, makroalbuminurea
stabil kronik, angina dengan
perifer, angina tak menurunkan kadar pada pasien
vasospastik. antihipertensi
stabil (ISO vol 52. kolesterol pada hipertensi dengan
Amlodipine dapat lainnya (ISO vol 52.
2019 : 182) pasien diabetic nefropati
diberikan sbg terapi 2019: 234)
hiperkolesterolmia yang disebabkan oleh
tunggal atau
yang disertai dengan NIDDM (Non-
dikombinasikan
hipertrigleseridemia Insulin Dependen
dengan obat
(ISO vol 52. 2019: Diabetik Mellitus)
antihipertensi dan
254) (ISO vol 52. 2019:
antiangina lainnya
245) (thiazide, ACE-I,
beta bloker, nitrat
dan nitroglycerine
sublingual) (ISO vol
52. 2019: 237)
Ketepatan Berdasarkan Resep : Berdasarkan Resep : Berdasarkan Resep : Berdasarkan Resep : Berdasarkan Resep : Berdasarkan Resep :
Dosis Dosis sekali : 75 Dosis sekali : 20 Dosis sekali : Dosis sekali : Dosis sekali : 10 Dosis sekali : 2,5
Mg mg 100 Mg 150 Mg mg mg
37
Dosis Sehari : 1 x Dosis Sehari : 1 x Dosis Sehari : 1 x Dosis Sehari : 1 Dosis Sehari : 1 x Dosis Sehari : 1 x
75 mg = 16 mg 20 mg = 20 mg 100 mg = 100 mg x 150 mg = 150 10 mg = 10 mg 2,5 mg = 2,5 mg
mg
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
referensi (MIMS, Berdasarkan Berdasarkan referensi Berdasarkan referensi (MIMS, referensi (MIMS,
2023) referensi (MIMS, (MIMS, 2023) referensi (MIMS, 2023) 2023)
Dosis Dewasa dan 2023) Dosis Aptor untuk 2023) Dosis awal sehari Dosis awal sehari
Lanjut usia 75 mg Dosis Simvastatin Dewasa: Penggunaan Dewasa Dosis 1x5mg, maksimal 2.5 mg 1 x/hr.
1x/hr. maksimal sehari 40 jangka panjang: 75- anjuran 150 mg sehari 1x10 mg
mg sebagai dosis 150 mg sekali sehari. 1x/hr. Sehingga, dosis
Sehingga, dosis tunggal. Sehingga, dosis sekali dan sehari
sekali dan sehari Sehingga, dosis Sehingga, dosis sekali dan sehari tepat
tepat Sehingga, dosis sekali dan sehari sekali dan sehari tepat
sekali dan sehari tepat tepat
tepat
Ketepatan S 0-1-0 pc S 0-0-1 S 0-1-0 pc S 1 dd 1 S 1 dd 1 S 1 dd 1
Aturan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan referensi Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
Pakai referensi referensi (Medscape) (Medscape) referensi (Medscape) referensi referensi
(Medscape) Pemberian untuk Pencegahan angina Untuk hipertensi, (Medscape) (Medscape)
Berikan 75 mg/hari pasien pectoris dan infark penggunaan Pemberian Pemberian
secara Per Oral hiperkolesterolemia miokard diberikan irbesartan 150 amlodipine untuk bisoprolol untuk
hingga 12 bulan. diberikan dosis awal dengan dosis 1 x mg/hari PO awalnya; pasien hipertensi pasien yang
: 10-20 mg secara Per sehari 1 tablet dapat ditingkatkan dengan dosis mengalami hipertesi
Kesimpulan : tepat Oral di malam hari menjadi 300 mg/hari maintenance : 5-10 yaitu 2,5-5 mg PO
aturan pakai Kesimpulan : tepat mg/hari qDay.
Kesimpulan : tepat aturan pakai Kesimpulan : tepat
aturan pakai aturan pakai Kesimpulan : tepat Kesimpulan : tepat
aturan pakai aturan pakai
Polifarmasi Pada resep yang didapatkan terdapat 6 jenis Obat yang diberikan kepada pasien (Clopidogrel, Simvastatin, Aptor, Irbesartan, Amlodipine
dan Bisoprolol) hal ini menujukkan bahwa terjadi peresepan yang berlebih (Overprescribing) dan didalam resep juga menunjukkan adanya
polifarmasi peresepan majemuk (Multiple Prescribing) dimana terdapat 3 jenis obat dengan fungsi yang sama sebagai antihipertensi yaitu
Amlodipin, Irbesartan dan Bisoprolol
Kontraindi Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan referensi Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
kasi referensi (MIMS. referensi (MIMS. (MIMS. 2023). referensi (MIMS. referensi (MIMS. referensi (MIMS.
2023). 2023). Hipersensitivitas 2023). 2023). 2023).
Perdarahan Penyakit hati aktif terhadap aspirin, Perdarahan patologis Perdarahan Perdarahan
patologis aktif atau peningkatan salisilat dan NSAID aktif (misalnya ulkus patologis aktif patologis aktif
(misalnya ulkus serum transaminase lainnya; riwayat peptikum atau (misalnya ulkus (misalnya ulkus
peptikum atau persisten yang tidak serangan asma, perdarahan peptikum atau peptikum atau
perdarahan dapat dijelaskan. angioedema, intrakranial). perdarahan perdarahan
intrakranial). Penggunaan urtikaria, atau rinitis Gangguan hati yang intrakranial). intrakranial).
Gangguan hati yang bersamaan dengan yang dipicu oleh parah. Gangguan hati yang Gangguan hati yang
parah. inhibitor CYP3A4 aspirin atau NSAID parah. parah.
yang kuat (misalnya lainnya. Polip hidung
itraconazole, yang berhubungan
ketoconazole, dengan asma; aktif
posaconazole, atau riwayat ulserasi
voriconazole, peptik berulang dan
erythromycin, perdarahan
clarithromycin, gastrointestinal;
telithromycin, diatesis hemoragik,
inhibitor protease gangguan koagulasi
HIV, boceprevir, (misalnya hemofilia,
telaprevir, trombositopenia),
nefazodone, gagal jantung parah,
cobicistat), termasuk asam urat. Gangguan
39
gemfibrozil, ginjal dan hati yang
ciclosporin, dan
parah. Anak-anak <16
danazol; penggunaantahun dan/atau
bersamaan dan dalammereka yang pernah
waktu 7 hari setelah
atau sedang sembuh
penghentian asamdari cacar air atau
fusidat. Kehamilan gejala mirip flu.
dan laktasi. Kehamilan (dosis
>100 mg setiap hari
selama trimester ke-3)
dan laktasi (selama
penggunaan jangka
panjang dan/atau
dosis tinggi).
Penggunaan
bersamaan dengan
metotreksat ≥15 mg
setiap minggu.
Interaksi Berdasarkan Berdasarkan (MIMS, Berdasarkan (MIMS, Berdasarkan (MIMS, Berdasarkan Berdasarkan
(MIMS, 2023) 2023) 2023) 2023) (MIMS, 2023) (MIMS, 2023)
Peningkatan risiko Peningkatan risiko Peningkatan risiko Kontraindikasi pada Peningkatan Penggunaan
perdarahan dengan miopati dan perdarahan dengan Kehamilan. konsentrasi plasma bersamaan dengan
aspirin, rhabdomyolisis agen antiplatelet Penggunaan sistemik dengan Ca antagonis
antikoagulan, dengan lomitapide, lainnya (misalnya bersamaan dengan imunosupresan (misalnya
antiplatelet, NSAID amiodarone, clopidogrel, aliskiren pada pasien (misalnya verapamil,
termasuk verapamil, diltiazem, dipyridamole), dengan diabetes ciclosporin, diltiazem) dapat
penghambat amlodipine, antikoagulan mellitus atau tacrolimus). menyebabkan
siklooksigenase 2 dronedarone, (misalnya heparin, gangguan ginjal Peningkatan penurunan
(COX-2), ranolazine, asam warfarin), dan (GFR <60 konsentrasi serum kontraktilitas otot
trombolitik, nikotinat (≥1 g setiap trombolitik. mL/min/1.73 m2). simvastatin. jantung dan
penghambat hari), daptomycin, Peningkatan risiko Peningkatan paparan penundaan konduksi
glikoprotein IIb/IIIa, fibrat (kecuali perdarahan dengan penghambat impuls
SSRI, penghambat fenofibrate), gastrointestinal atau enzim CYP3A4 atrioventrikular.
reuptake serotonin flukonazol, ulserasi dengan (misalnya Penggunaan
norepinefrin. Efek acipimox, dan NSAID lainnya, SSRI penghambat bersamaan dengan
antiplatelet dapat colchicine. (misalnya sertraline, protease, antijamur obat antihipertensi
dikurangi bila Peningkatan paroxetine), dan azol, eritromisin, yang bekerja secara
diberikan dengan konsentrasi serum kortikosteroid. diltiazem). sentral (misalnya
inhibitor CYP2C19 dengan elbasvir, Membalikkan efek Penurunan clonidine,
sedang atau kuat grazoprevir, dan agen uricosuric konsentrasi plasma methyldopa,
(misalnya ticagrelor. (misalnya probenecid, dengan penginduksi moxonidine,
esomeprazole, Peningkatan efek sulfinpyrazone). CYP3A4 (misalnya rilmenidine)
omeprazole, antikoagulan Dapat meningkatkan rifampisin). selanjutnya dapat
fluvoxamine, kumarin. Penurunan efek antidiabetes menurunkan tonus
moclobemide, konsentrasi serum (misalnya simpatis sentral
voriconazole, dengan rifampisin. sulfonilurea, insulin) (penurunan denyut
ticlopidine, Berpotensi Fatal: dan thiopental. jantung dan curah
carbamazepine, Peningkatan risiko Mengganggu ekskresi jantung,
efavirenz). Dapat miopati dan litium dan digoksin vasodilatasi). Efek
meningkatkan rhabdomyolysis ginjal, sehingga pada waktu
konsentrasi plasma dengan asam fusidic, meningkatkan konduksi
substrat CYP2C8 penghambat konsentrasi obat atrioventrikular
(misalnya CYP3A4 yang kuat dalam plasma. dapat diperkuat
repaglinide, (mis. gemfibrozil, Peningkatan ekskresi dengan agen
paclitaxel). dan danazol. dengan antasida. antidisritmia Kelas I
41
Penyerapan Dapat menurunkan (misalnya
mungkin tertunda efek diuretik disopyramide,
dan dikurangi oleh (misalnya quinidine) dan Kelas
agonis opioid spironolactone, III (misalnya
(misalnya morfin). furosemide) dan agen amiodaron). Dapat
antihipertensi meningkatkan waktu
(misalnya ACE konduksi
inhibitor, β-blocker). atrioventrikular dan
Dapat mengakibatkan risiko bradikardia
asidosis berat dan dengan obat
peningkatan toksisitas parasimpatomimetik
SSP dengan inhibitor . Dapat
anhidrase karbonat mengintensifkan
(misalnya efek penurun gula
acetazolamide). Dapat darah dari insulin
meningkatkan efek dan agen
nefrotoksik antidiabetes oral.
siklosporin dan Mengurangi denyut
tacrolimus. jantung dan
Meningkatkan meningkatkan waktu
konsentrasi plasma konduksi
zafirlukast. atrioventrikular
Mengurangi dengan glikosida
pengikatan fenitoin digitalis. Dapat
dan asam valproat ke melemahkan refleks
albumin serum, takikardia dan
menghasilkan meningkatkan risiko
peningkatan hipotensi dengan
konsentrasi bebas obat anestesi.
obat. Penggunaan NSAID dapat
bersamaan dengan mengurangi efek
metamizole atau hipotensi bisoprolol.
ibuprofen dapat Penggunaan
mengurangi efek bersama agen β-
kardioprotektif simpatomimetik
aspirin. Dapat (misalnya
meningkatkan efek isoprenalin,
merugikan atau toksik dobutamin) dan
dari vaksin yang bisoprolol dapat
mengandung virus mengurangi efek
varicella (terutama kedua agen tersebut.
risiko sindrom Reye), Dapat membuka
sulfonamid, dan kedok efek
vankomisin (terutama vasokonstriktor
ototoksisitas). yang dimediasi α-
Peningkatan tingkat adrenoseptor dari
penyerapan dengan simpatomimetik
metoclopramide dan yang mengaktifkan
domperidone. adrenoseptor β- dan
Berpotensi Fatal: α (misalnya
Meningkatkan norepinefrin,
toksisitas hematologis epinefrin) yang
metotreksat, terutama menyebabkan
bila digunakan pada peningkatan tekanan
dosis ≥15 mg setiap darah dan
minggu. memperburuk
43
klaudikasio
intermiten.
Meningkatkan risiko
hipotensi dengan
agen antihipertensi
lain (misalnya
antagonis Ca
dihidropiridin) dan
obat lain dengan
potensi penurun
tekanan darah
(misalnya TCA,
barbiturat,
fenotiazin).
Peningkatan risiko
bradikardia dengan
meflokuin.
Peningkatan efek
hipotensi dan risiko
krisis hipertensi
dengan MAOI
(kecuali penghambat
MAO-B).
Mengurangi waktu
paruh eliminasi
dengan rifampisin.
Dapat menyebabkan
penurunan aktivitas
simpatik yang
berlebihan dengan
obat-obatan yang
menguras
katekolamin
(misalnya reserpin,
guanethidine). β-
blocker topikal
(misalnya tetes mata
untuk pengobatan
glaukoma) dapat
menambah efek
sistemik bisoprolol.
Penggunaan
bersamaan dengan
moxisylyte dapat
menyebabkan
hipotensi postural
yang parah.
45
E. Uraian Obat
1. Clopidogrel
C24H20N6O3
Golongan Antikoagulan, antiplatelet, dan
fibrinolitik (trombolitik).
Mekanisme Clopidogrel bekerja dengan memblok
kerja reseptor adenosine difosfat (ADP)
sehingga
tidak terjadi aktivasi platelet dan
pembekuan darah
Farmakokinetik : onset tergantung dosis
Absorpsi : baik ikatan protein 98%
metabolisme melalui hati waktu paruh 13
jam waktu puncak dalam serum 2 jam
Eksresi 60% melalui urin dan 23%
melalui feses
2. Simvastatin
C9H8O4
Golongan Antiinflamasi non steroid (NSAID)
47
Mekanisme Deskripsi: Aspirin adalah salisilat yang
kerja menunjukkan aktivitas analgesik,
antiinflamasi, dan antipiretik. Ini adalah
penghambat enzim siklooksigenase-1
dan 2 (COX-1 dan 2) yang tidak dapat
diubah, menghasilkan penghambatan
langsung biosintesis prostaglandin. Ini
menghambat agregasi trombosit melalui
asetilasi siklooksigenase trombosit,
sehingga secara ireversibel mencegah
pembentukan faktor agregasi trombosit
tromboksan A2.
Farmakokinetik:
Absorbsi: Diserap dengan cepat dan baik
dari saluran pencernaan (oral). Makanan
mengurangi tingkat tetapi tidak tingkat
penyerapan. Bioavailabilitas: 50-75%.
Waktu untuk mencapai konsentrasi
plasma puncak: Tab berlapis nonenterik:
Kira-kira 1-2 jam (20 menit saat
dikunyah); Tab berlapis enterik: 3-4 jam
(2 jam saat dikunyah).
Distribusi: Didistribusikan secara luas
dan mudah ke sebagian besar jaringan
dan cairan tubuh. Melewati plasenta dan
memasuki ASI. Volume distribusi: 10 L.
Pengikatan protein plasma: Aspirin:
33%. Salisilat: 90-95% (konsentrasi
<100 mcg/mL); 70-85% (konsentrasi
100-400 mcg/mL); 25-60% (konsentrasi
>400 mcg/mL).
Metabolisme: Sebagian dihidrolisis oleh
esterase di mukosa gastrointestinal
menjadi salisilat (aktif), yang kemudian
dikonjugasi di hati menjadi asam
salisilat, salisil fenolik glukuronida, asil
glukuronida salisilat, asam gentisat, dan
asam gentisurat.
Ekskresi: Melalui urin (75% sebagai
asam salisilat, 10% sebagai asam
salisilat, 10% sebagai fenolik
glukuronida, 5% sebagai asil
glukuronida). Waktu paruh eliminasi:
Aspirin: 15-20 menit (konsentrasi
plasma). Salisilat: Kira-kira 2-3 jam
(dosis 325 mg); 15-30 jam (dosis tinggi).
4. Irbesartan
C25H28N6O
Golongan Angiotensin Reseptor Bloker (ARB)
Mekanisme Irbesartan adalah antagonis reseptor
kerja angiotensin II. Ini memblokir efek
vasokonstriksi dan mensekresi
aldosteron dari angiotensin II dengan
mengikat secara selektif reseptor
angiotensin II reseptor tipe 1 (AT1).
Onset: 1-2 jam.
Durasi: >24 jam.
Farmakokinetik:
Absorbsi: Cepat dan sepenuhnya diserap
dari saluran pencernaan.
Bioavailabilitas: 60-80%. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak:
1,5-2 jam.
Distribusi: Volume distribusi: 53-93 L.
Pengikatan protein plasma: Kira-kira
96%.
Metabolisme: Dimetabolisme di hati
melalui konjugasi dan oksidasi
glukuronida; oksidasi terutama dimediasi
oleh isoenzim CYP2C9.
Ekskresi: Terutama melalui feses (80%);
urin (kira-kira 20%; <2% sebagai obat
yang tidak diubah). Waktu paruh
eliminasi terminal: Kira-kira 11-15 jam
49
5. Amlodipine
C20H25ClN2O5
Golongan Calcium Channel Blocker (CCB)
Mekanisme Amlodipine, penghambat saluran Ca
kerja dihydropyridine, mengurangi resistensi
pembuluh darah perifer dan tekanan
darah dengan merelaksasi otot polos
pembuluh darah koroner dan vasodilatasi
koroner melalui penghambatan
masuknya ion transmembran Ca ke
dalam otot polos jantung dan pembuluh
darah.
Onset: 24-48 jam.
Durasi: 24 jam.
Farmakokinetik:
Absorbsi: Diserap dengan baik dari
saluran pencernaan. Bioavailabilitas:
Kira-kira 60-65%. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak: 6-
12 jam.
Distribusi: Melewati plasenta dan
memasuki ASI. Volume distribusi: 21
L/kg. Pengikatan protein plasma: Kira-
kira 98%.
Metabolisme: Dimetabolisme secara luas
di hati menjadi metabolit tidak aktif.
Ekskresi: Melalui urin (60% sebagai
metabolit, 10% sebagai obat yang tidak
diubah). Waktu paruh eliminasi terminal:
35-50 jam.
6. Bisoprolol
C18H31NO4
Golongan Beta Bloker
Mekanism Bisoprolol adalah agen penyekat β1-
e kerja adrenoreseptor yang poten dan sangat
selektif dengan sedikit atau tanpa efek pada
reseptor β2 otot polos bronkus dan
pembuluh darah kecuali pada dosis tinggi
(≥20 mg). Mekanisme kerjanya dalam
pengobatan hipertensi belum sepenuhnya
ditetapkan tetapi mungkin terkait dengan
penurunan curah jantung, penghambatan
pelepasan renin oleh ginjal, dan penurunan
aliran simpatis dari pusat vasomotor di otak.
Dalam pengobatan angina, blokade reseptor
β1 mengurangi kerja jantung sehingga
mengurangi kebutuhan oksigen.
Onset: 1-2 jam.
Farmakokinetik:
Absorbsi: Cepat dan hampir sepenuhnya
diserap dari saluran pencernaan.
Bioavailabilitas: Kira-kira 90%. Waktu
untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
2-4 jam.
Distribusi: Didistribusikan secara luas di
dalam tubuh dengan konsentrasi tinggi di
jantung, hati, paru-paru, dan air liur.
Melintasi penghalang darah-otak. Volume
distribusi: 3,5 L/kg. Pengikatan protein
51
plasma: Kira-kira 30%.
Metabolisme: Dimetabolisme secara luas di
hati menjadi metabolit tidak aktif;
mengalami metabolisme lintas pertama yang
signifikan (sekitar 20%).
Ekskresi: Melalui urin (50% sebagai obat
yang tidak berubah; sisanya sebagai
metabolit tidak aktif); feses (<2%). Waktu
paruh eliminasi: 9-12 jam.
F. Analisis Interaksi obat
Menurut Drugbank.com
blocker
Menurut Drug.com
Namun, signifikansi klinis dari efek ini tidak diketahui. Data telah
Menurut Drugbank.com
Menurut Drugbank.com
53
asetilsalisilat. Agen antiinflamasi nonsteroid (NSAID) menghasilkan
Menurut Drug.com
fungsi ginjal anda, terutama jika sering digunakan bersama atau secara
kronis
Menurut (Medscape.2023)
Menurut Drugbank.com
Menurut Drug.com
darah Anda diperiksa lebih sering. Juga, jika Anda sudah menggunakan
kombinasi dan berhenti minum aspirin, tekanan darah Anda bisa turun.
Penting untuk memberi tahu dokter anda tentang semua obat lain yang
anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti
menggunakan obat apa pun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter
anda.
digunakan secara bersamaan asalkan tidak ada reaksi alergi dan efek
samping lainnya. Selain itu harus perlu dilakukan control pada dokter
mengurangi dosis obat tanpa saran dari dokter. Selain itu perlu dilakukan
Menurut Drugbank.com
55
darah sinergis dan aditif secara alami meningkatkan risiko potensi
hipotensi berat.
Menurut Medscape.2023
Menurut Drugbank.com
ginjal akut, hiperkalemia, infark miokard akut, dan stroke iskemik akut
Menurut Drug.com
penyesuaian dosis atau pemantauan yang lebih sering oleh dokter Anda
untuk menggunakan kedua obat dengan aman, atau dokter Anda mungkin
segera jika Anda mengalami nyeri otot, nyeri tekan, atau kelemahan yang
serupa, terutama jika gejala ini disertai dengan demam atau urin berwarna
gelap.
Menurut (Medscape.2023)
57
terapi maka dosis simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg setiap hari bila
Menurut (Medscape.2023)
darah.
Manajemen Interaksi : Interaksi antara Bisoprolol dan Amlodipin
penggunaan obat ini secara bersamaan harus dihindari dan perlu dilakukan
e. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah
Gambar 3.2 Penyiapan Obat
59
Gambar 3.3 Etiket dan Copy Resep
I. Penyerahan Obat
Setelah obat disiapkan, diracik dan dikemas, selanjutnya diserahkan
kepada pasien/keluarga pasien yang mengambil obat. Namun terlebih dahulu
dilakukan pengecekan kembali atau double check untuk menyesuaikan antara obat
yang disiapkan dengan resep. Berdasarkan Permenkes No. 73 (2016) tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek, saat akan dilakukan penyerahan obat
maka disertai pelayanan informasi obat (PIO) oleh apoteker. Informasi yang
diberikan kepada pasien berupa :
a. Pasien ataupun keluarganya yang diberikan informasi bahwa
penggunaan obat ini harus sesuai dengan aturan pakai dan jangan
diminum lebih dari dosis yang dianjurkan.
b. Pada resep pertama yaitu clopidogrel, saat diberikan obat ini kepada
pasien hal yang disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat
sebagai pengecer darah dan aturan pakai diminum 1 kali sehari pada
siang hari setelah makan.
c. Pada resep kedua yaitu simvastatin, saat diberikan obat ini kepada
pasien hal yang disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat
sebagai obat kolesterol dan aturan pakai diminum 1 kali sehari pada
malam hari.
d. Pada resep ketiga yaitu aptor, saat diberikan obat ini kepada pasien hal
yang perlu disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat pencegah
penggumpalan darah dan aturan pakai diminum 1 kali sehari pada siang
hari setelah makan.
e. Pada resep keempat yaitu irbesartan, saat diberikan obat ini kepada
pasien hal yang perlu disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat
tekanan darah dan aturan pakai diminum 1 kali sehari.
f. Pada resep kelima yaitu amlodipine, saat diberikan obat ini kepada
pasien hal yang perlu disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat
tekanan darah dan aturan pakai diminum 1 kali sehari.
g. Pada resep keenam yaitu bisoprolol, saat diberikan obat ini kepada
pasien hal yang perlu disampaikan kepada pasien yaitu kegunaan obat
tekanan darah dan aturan pakai diminum 1 kali sehari.
h. Obat-obat tersebut disimpan pada suhu ruangan (15-30°C), terlindung
dari cahaya matahari langsung, terhindar dari jangkauan anak-anak.
Apabila terjadi reaksi efek samping berlebih atau gejala yang tidak kunjung
mereda dapat segera menghubungi dokter atau apoteker untuk penangan lebih
lanjut.
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
tersebut. Maka dari itu perlu ditinjau kembali obat yang diberikan pada
pasien hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya efek yang tidak
diinginkan.
B. Saran
recipe lebih dari 5 item obat untuk mengetahui adanya interaksi obat dan
waktu minum obat yang tepat dan perlu ditingkatkan komunikasi antara
63
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menkes RI:
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menkes RI:
Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
tentang Apotek.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51, 2009, Pekerjaan
Kefarmasian, Jakarta. Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas) –
Pedoman Umum
Stockley, 2008.Stockley’s Drug Interaction, 8th Edition. Pharmaceutical
Press., London.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
WHO.(2020). The ten Star Pharmacist. World Health Organization
LAMPIRAN
65
Lampiran 2 Struktur Organisasi Kimia Farma Apotek Unit Makassar
Lampiran 3 Struktur Organisasi Apotek
Kimia Farma 502 Pettarani
PHARMACY MANAGER
Apt. Mabrur Ridwan, S.Farm
APOTEKER
Apt. Rr Retno W Pratiwi,
S.Farm
Apt. Suryani, S.Si
67
Lampiran 4 Form Surat Pesanan Narkotika (Peraturan Menteri Kesehatan,
No. 3 2015)
Lampiran 5. Form Surat Pesanan Psikotropika
69
Lampiran 6. Form Surat Pesanan Prekursor (Peraturan Menteri Kesehatan,
No.3, 2015)
Lampiran 7. Salinan Resep
71
Lampiran 8. Dokumentasi Rak/Gondola/Lemari Penyimpanan Obat di
Ruang penyimpanan
Lampiran 9. Lemari Penyimpanan Obat-obatan
Narkotik dan Psikotropika
73
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan PKPA Apotek di Apotek Kimia Farma
502 Pettarani
75