FARMAKOLOGI 1
“SISTEM SARAF OTONOM DAN PERHITUNGAN DOSIS”
OLEH:
KELOMPOK 1
Nursuci 20023002
Novita Chairunnisa 20023008
Enni jusnaeni 20023013
Alda Safitri 20023019
Vidya mitra wira 20023025
Nurhidayah 20023030
Afifa fardinatul nur falqiah 20023035
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DIPLOMA III FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pusat ini berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada
tubuh. Sistem saraf inilah yang mengatur pergerakan tubuh, Otak dan
sumsum tulang belakang yang menjadi pengendali tubuh manusia, berada
pada sistem saraf pusat. Kenapa sistem saraf pusat bisa mengontrol
gerakan tubuh? Hal ini karena sistem saraf pusat mampu mengolah
informasi atau rangsangan yang diperoleh dari indera-indera tubuh
(Dewoto, 2012).
II.1.3 sarafsimpatik
Saraf simpatik merupakan saraf yang berpangkal pada medula spinalis
didaerah leher dan pinggang, sehingga disebut saraf torakolimbar. Saraf ini
berfungsi mengaktifkan organ tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf
simpatik, yaitu: mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh
darah, menghambat pengeluaran air mata, memperlebar pupil,
menghambat sekresi air ludah, memperbesar bronkus, mengurangi
aktivitas kerja usus, dan menghambat pemebentukan dan urine.
Sedangkan saraf parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal pada
medula oblongata. Kerjanya antagonis dengan saraf simpatik, yaitu
menghemat kerja organ.
II.1.4 parasimpatik
Parasimpatik yaitu :memperlambat denyut jantung, mempersempit
pembuluh darah, memperlancar pengeluaran air mata, memperkecil pupil,
memperlancar seksresi air ludah, menyempitkan bronkus, menambah
aktivitas kerja usus, dan merangsang pembentukan urine, alat-alat yang
dipengaruhi oleh kedua saraf tersebut adalah hati, limfa, sistem
pencernaan, sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem ginjal,
dan saluran kencing (Mulyadi,2014)
Adapun respon yang terjadi pada obat pasaimpatis dan simpatis,
(Syarif, 2012)
II.2. Uraian Bahan
Na- Cmc : (Dirjen POM, 1979 : 401)
Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain : Natrium karboksimetil selulosa
Rumus molekul : C23H48N2O6H2SO4H2O
Berat molekul : 694,84
Pemerian : Serbuk atau butiran; putih atau kuning gading, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspense koloidal;
tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam pelarut
lain.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pelarutobat
Salbutamol Sulfat
Nama resmi : SALBUTAMOL
Nama lain : Mesoprostol
Rumus molekul : C13H21NO3
Berat molekul : 239,3
Pemerian : Putih, hampirputih, berbentukkristal
Kelarutan : Larutdalamalkohol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari
cahaya
a) Atropin
Pembuatan obat Atropin sulfat 0,25 mg/ml. Diambil 1 mg/mL atropin
sulfat dicukupkan hingga 10 mL.
b) Na-Cmc
Ditimbang Na-Cmc 1 gr, dimasukkan air kedalam gelas kimia 100 mL,
lalu panaskan, dimasukkan Na-CMC sedikit demi sedikit kedalam Gelas
kimia, lalu diaduk hingga homogen.
c) Propanolol
Membuat obat propanolol 10 mg, ditimbang 3 tablet propanolol dan
ditentukan rata-rata tablet, digerus tablet hingga halus, ditimbang 175
mg propanolol dan dicampurkan dengan 10 ml Na-CMC.
d) Salbutamol
Membuat obat Salbutamol 4mg. ditimbang 3 tablet Salbutamol dan
ditentukan rata-rata tablet, digerus tablet hingga halus ,lalu di
campurkan larutan 10 ml Na-cmc .
MencitKe-
Frekuensi
Na-CMC
defekasi 1 3 2 1 - 0,5 1,25
Frekuensi
grooming 17 19 18 12 9 10,5 14,25
Frekuensi
dieresis - - - - - - -
Frekuensi
Atropin
defekasi - - - - - - -
Frekuensi
grooming 2 13 7,5 6 2 4 5,75
Frekuensi
dieresis 1 2 1,5 1 - 0,5 1
Frekuensi
Propanolol
defekasi 1 1 1 - - - 0,5
Frekuensi
grooming 15 16 15,5 12 9 10,5 13
Frekuensi
dieresis - - - 9 - 4,5 2,25
Frekuensi
pilokarpin defekasi 5 1 3 - 1 0,5 1,75
Frekuensi
grooming 237 84 160,5 65 23 44 102,25
Frekuensi
dieresis - - - - - - -
Frekuensi
Salbutamol
defekasi - - - - 3 1,5 0,75
Frekuensi
grooming 32 11 21,5 15 5 5 15,75
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan ini juga dilakukan pengamatan terhadap obat-obat yang
mempengaruhi sistem saraf otonom pada hewan coba mencit (mus
musculus). Untuk melhat perbandingan yang diberikan oleh golongan obat
yang menghambat atau merangsang kerja sistem saraf simpatis dan
parasimpatis yang merupakan sistem saraf yang bekerja dibawah sistem saraf
otonom.