OLEH :
KELOMPOK IV (EMPAT)
ST. CHADIJAH
FARMASI B
JURUSAN FARMASI
SAMATA – GOWA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengatur aktifitasnya sendiri dan aktifitras satu sama lain dengan cara yang
dinamis dan kopleks. Didalam otak terdapat system saraf yang mengatur semua
saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan system saraf
perifer yang terdiri dari sel-sel saraf selain otak dan medulla spinalis yaitu
neuron yang membawa sinyal dari otak dan medulla spinalis menuju jaringan
perifer, dan divisi aferen yaitu neuron yang membawa informasi dari perifer
menuju SSP.
otonom.
tersebut maka kita dapat melihat efek yang terjadi misalnya vasodilatasi,
1. Maksud Percobaan
mengetahui penggolongan obat sistem saraf otonom serta menegtahui efek yang
2. Tujuan Percobaan
defenisi serta pembagian sistem saraf otonom, mengetahui dan memahami fungsi-
penggolongan obat sistem saraf otonom serta mahasiswa dapat mengetahui efek
yang ditimbulkan oleh obat-obat sistem saraf otonom ketika diujikan pada hewan
coba mencit.
C. Prinsip Percobaan
epinefrin 1 mg/ml, Na-CMC 1%, Pilokarpin HCL 1 mg/ml serta Propnolon HCL
1mg yang kemudian diamati tingkah laku dari hewn coba mencit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Sistem saraf adalah suatu sistem yang saling bekerja sama untuk
saraf sama dengan sistem endokrin yaitu keduanya mengurus sebagian besar
pengaturan tubuh. Pada umumnya system saraf ini mengatur aktifitas tubuh
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf,
respon terhadap stimulus, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama yaitu
(Sulista, 2009)
Sistem saraf otonom adalah system saraf yang tidak dapat dikendalikan
oleh kemauan kita melalui otak. System saraf otonom mengendalikan beberapa
organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, pupil mata, lambung dan
usus. System saraf ini dapat dipicu (induksi) atau dihambat (Inhibisi) oleh
tingkat aktivitas pada sinaps. Aktivasi atau inhibisi reseptor ini dapat
transmitor dan hormon. Terdapat empat jenis utama reseptor seperti di bawah
(GABA)
second messenger.
3. Reseptor inti untuk hormon steroid dan hormon tiroid terdspst dalam inti
pertumbuhan.
Dalam sistem saraf otonom, diperlukan dua neuron untuk mencapai
2008)
parasimpatis.
akhir atau organ efektor), dan tahap keenam adalah daur ulang kolin (Harvey,
2009).
Obat-obat otonom adalah obat yang dapat memengaruhi penerusan
reseptor khusus. Akibatnya adalah dipengaruhinya fungsi otot polos dan organ,
propranolol.
1. Uraian bahan
Pemerian :
Serbuk atau butiran, putih atau kuning, tidak berbau
Rumus struktur :
Kegunaan :
Sebagai perbandingan dengan obat yang lain.
Rumus molekul :
n [C6H7O2 (OH) 2OCH2COONa]
b. Aquadest (Dirjen POM, 1979 :96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Pemerian :
Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.
Berat molekul : 18,02
Rumus struktur : H
O O
Rumus molekul :
H2O
Kegunaan :
Sebagai pelarut.
2. Uraian Obat
Rumus struktur : H
O O
dalam gliserin.
Rumus struktur :
yang berat.
diabetes.
terbutalin.
kiri sekali.
otot rangka.
HCl.
Kegunaan : Parasimpatomimetik
Rumus struktur :
setelah operasi.
hipotensi.
benzalkonium klorida.
sehari.
melalui trabekula.
rasa pahit.
Kegunaan : Simpatomimetik
alergi.
ditingkatkan.
Anak-anak :
3. Klasifikasi hewan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
METODE KERJA
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ,yaitu beaker glass,
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air suling,
C. Prosedur kerja
c. Ditimbang mencit.
2. Pembuatan Na-CMC
panaskan.
sambal diaduk.
b. Diambil 1 ml epinefrin
tablet.
b. Diambil 1 ml pilokarpin
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Na-CMC
2. Atropine sulfat
3. Propanolol
4. epinefrin
5. Propranolol + epinefrin
Keterangan :
+ : kadang-kadang
++ : sering
B. Pembahasan
Sistem saraf otonom secara konvensional dibagi menjadi saraf pusat (SSP,
otak, spinalis) dan sistem saraf perifer (jaringan neuron diluar SSP), bagian
motorik (eferen) sistem saraf. Dapat dibagi menjadi 2 yaitu autonomic dan
somatik. Sistem saraf otonom (SSO) umumnya tidak bergantung (autonom) yaitu
Epinefrin, Na-CMC, Atropin Sulfat, serta Propranolol yang akan diujikan pada
hewan coba mencit yang memiliki anatomi yang hampir sama dengan manusia.
Pada percobaan ini ada 4 jenis obat yang diinduksikan ke menict yang
pertama yaitu Na-CMC dimana mencit hanya merasakan grooming pada detik ke
10-20 . pada obat Atropin sulfat mencit sering sekali mengalami diare pada menit
10-20 menit, grooming selama 60 detik dan juga mengalami tremor. Mencit pun
menampakkan diuresis pada 10 detik ,20 detik dan 40 detik. Mencit pun
grooming yang sering pada detik ke 10, pada 30 detik berlangsung grooming pun
masih terjadi sampai 60 detik. Tremor pun dialami oleh mencit pada 60 detik
kecuali detik ke 40 mencit tidak menampakkan tremor. Straub pada detik ke 10,
20, 30 sampai 60. Serta mengalami vasodilatasi selama 20 detik. Pada obat ke tiga
yaitu propranolol mencit mengalami grooming yang sering pada detik ke 10.
Detik ke 30 berlangsung grooming pun masih terjadi sampai 60 detik. Tremor pun
dialami oleh mencit pada 60 detik kecuali detik ke 40 mencit tidak menampakkan
tremor. Straub pada detik ke 10 dan 20 serta vasodilatasi pada detik ke 20-60.
praktikum sehingga efek yang dilihat tidak begitu jelas meninjol dimana pada
Pada obat epinefrin yang merupak obat untuk pasien syok yang
menyebabkan bronkodilatasi dan peningkatan tekanan darah hal ini tidak sesuai
Pada obat atropine sulfat yang merupakan obat untuk pasien operasi
menunjukkan produksi saliva dan peningkatan denyut jantung. Hal ini tidak
menghambat kerja epinefrin. Hal ini tidak sesuai karena pada mencit masih
mengalami bronkodilatasi.
Adapun faktor kesalahan yaitu dalam pembuatan stok obat yang kurang
akurat dan kemungkinan terkontaminasi dengan bahan lain sehingga hasil yang
Hubungan percobaan ini dengan farmasi adalah dalam hal peninjauan obat
terhadap tubuh atau mengetahui mekanisme ADME obat serta efek yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Sloane. (2004). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mencit
B. Gambar
Ket : pemberian injeksi Na-CMC pada Ket : pemberian injeksi Epinefrin pada
mencit. mencit.