BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makin tinggi suatu makhluk hidup berkembang, makin besar pula
tingkat kebutuhannya, dalam hal ini termasuk kebutuhan akan sistem
penghantaran informasi, sistem koordinasi, dan sistem pengaturan, di samping
kebutuhan akan organ pemasok dan organ sekresi.
Otak adalah sekumpulan sitem saraf yang paling berhubungan yang
mengatur aktifitasnya sendiri dan aktifitras satu sama lain dengan cara yang
dinamis dan kopleks. Didalam otak terdapat system saraf yang mengatur semua
informasi-informasi kedalam memori otak.
System saraf dibagi menjadi dua berdasarkan divisi anatomis: system
saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan system saraf
perifer yang terdiri dari sel-sel saraf selain otak dan medulla spinalis yaitu
saraf-saraf yang masuk dan keluar dari SSP.
System saraf perifer, selanjutkan akan dibagi menjadi devisi eferen,
neuron yang membawa sinyal dari otak dan medulla spinalis menuju jaringan
perifer, dan divisi aferen yaitu neuron yang membawa informasi dari perifer
menuju SSP.
Obat yang menghasilkan efek teraupetik utamanya dengan cara
menyerupai atau mengubah fungsi system otonom yang di sebut obat-obat
otonom.
Adapun yang melatarbelakangi untuk melakukan percobaan ini yaitu
untuk mengetahui dan melihat secara langsung efek-efek yang ditimbulkan
oleh obat-obat tersebut pada sistem saraf otonom, maka kita menggunakan
AYU MELINDA
150 2014 0081
dengan
parameter
pengamatan
berupa
grooming,
salvias,
AYU MELINDA
150 2014 0081
AYU MELINDA
150 2014 0081
efek-efek
3.
berbau.
Kegunaan
: Sebagai bahan pembuat injeksi dan control.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: AETHANOLIUM
Nama lain
: Alkohol atau etanol
Pemerian
menguap
Kelarutan
dan
dalam eter.
Penyimpanan
2. Uraian Obat
1. Atropin (Cendotropin) (Ditjen POM, 1979)
Zat aktif
: Atropin sulfat
Golongan obat
: Kardiovaskular
Indikasi
:Tukak peptic, gastritis, hiperasiditas saluran
cerna
Kontra indikasi
kemih
AYU MELINDA
150 2014 0081
Farmakokinetik
masuk
Farmakodinamik
Interaksi obat
antihistamin,
Dosis obat
trisiklik
:Injeksi intravena 300-600 mcg, segera sebelum
dengan
etanol
karbonat.
larutan
ammonia
AYU MELINDA
150 2014 0081
: BISOPROLOL
Indikasi
Kontraindikasi
Farmakodinamik
Farmakokinetika
pada
bayi
68%
dan
dewasa
AYU MELINDA
150 2014 0081
digunakan
pada
percobaan
ini
,yaitu
AYU MELINDA
150 2014 0081
BB
15
90
20
g
+
+
+
+
+
+
Kelompok 2
Perlakuan
Obat
Bisoprolol
Miosis
Midriasis
Diare
Tremor
Vasodilata
si
Vasokontri
ksi
Grooming
Piloereksi
Takikardia
AYU MELINDA
150 2014 0081
BB
Sebelum
perlakua
n
30
60
90
+
+
+
-
+
-
+
+
+
+
+
28 g
Kelompok 3
Pengamatan pada menit
BB 24 g
Perlakuan
Sebelu
m
perlaku
an
Sesuda
h
perlaku
an
15
30
60
90
+
-
+
+
+
-
+
-
+
-
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Obat
Epinefrin
Miosis
Midriasis
Diare
Tremor
Vasodilata
si
Vasokontri
ksi
Grooming
Piloereksi
Takikardia
Bradikardi
a
Salivasi
Urinasi
Kelompok 4
Pengamatan pada menit
BB 24 g
Perlakuan
Sebelu
m
perlaku
an
Sesuda
h
perlaku
an
15
30
60
90
Obat
Bisoprolol
AYU MELINDA
150 2014 0081
+
-
+
+
+
+
+
+
-
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Kelompok 5
Perlakuan
Obat
Bisoprolol
Miosis
Midriasis
Diare
Tremor
Vasodilata
si
Vasokontri
ksi
Grooming
Piloereksi
Takikardia
Bradikardi
a
Salivasi
AYU MELINDA
150 2014 0081
BB
30
60
90
+
-
+
+
30 g
Pembahasan
Sistem saraf otonom, juga disebut susunan saraf vegetatif, meliputi antara
lain saraf-saraf dan ganglia (majemuk disebut ganglion=simpul saraf) yang
merupakan persarafan ke otot polos dari berbagai organ (bronchia, lambung, usus,
pembuluh darah, dan lain-lain). Termasuk kelompok ini pula adalah otot jantung
(lurik) serta beberapa kelenjar ludah, keringat, dan pencernaan. Dengan demikian
SSO tersebar di seluruh tubuh dan fungsinya adalah mengatur secara otomatis
keadaan fisiologi yang konstan, seperti suhu badan, tekanan dan peredaran darah,
serta pernapasan.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan efek farmakodinamik
dari obat system saraf otonom yakni Cendocarpine, Cendotropine, ,Epinefrin
dan Bisoprolol terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).
Pada percobaan ini dilakukan pengujian efek obat-obat Sistem Saraf
Otonom terhadap organ tubuh mencit. Obat-obat yang digunakan adalah
Cendotropine, , Epinefrin dan Bisoprolol.
AYU MELINDA
150 2014 0081
AYU MELINDA
150 2014 0081
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dapat simpulkan bahwa pemberian
cendotropine secara intraperitonial terhadap mencit menyebabkan midriasis atau
pembesaran pupil pada mata, vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah,
grooming atau menggarut wajah, piloereksi,dan takikardia atau detak jantung
cepat.
Obat-obat golongan agonis adrenergik pada sistem saraf simpatis memiliki
efek farmakodinamiknya yang sama dengan obat-obat golongan antagonis
kolinergik pada sistem saraf parasimpatis. Sedangkan, obat-obat golongan agonis
kolinergik pada sistem saraf parasimpatis sama efek farmakodinamiknya dengan
obat-obat golongan antagonis kolinergik pada parasimpatis.
AYU MELINDA
150 2014 0081
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Goodman and Gilman.,2008. Dasar Farmakologi Terapi . EGC. Jakarta.
Harvey A, Richard. 2009. Dasar Farmakologi Terapi. EGC. Jakarta.
Neal, M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Erlangga. Jakarta.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Sulista, dkk. 2009. Farmakologi Dan Terapi. Depertemen Farmakologik dan
Teraupetik. Jakarta
Stringer, Janet L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Kompas-Gramedia : Jakarta
AYU MELINDA
150 2014 0081