BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terbagi atas dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Namun, percobaan yang dilakukan kali ini adalah mengenai sistem saraf
otonom.
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang kerjanya tidak kita
sadari dan tidak dikendalikan oleh kemauan otak. Kerja sistem otonom
Sistem saraf otonom terbagi atas dua bagian, yaitu saraf simpatis dan
saraf parasimpatis. Saraf simpatis bekerja pada saat kita aktif dan
energi).
atau merangsang.
dan toksikologi karena kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat dan
efek farmakologi obat bagi tubuh kita. Oleh Karena itu pengetahuan
B. Maksud Percobaan
memahami cara pemberian obat dan efek obat dari sistem saraf otonom
C. Tujuan Percobaan
D. Prinsip Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
beberapa detik saja denyut jantung dapat meningkat hampir dua kali
berkeringat yang dapat terlihat setelah dipicu dalam beberapa detik, juga
dalam dua subdivisi utama yang disebut sistem saraf simpatis dan sistem
suatu fungsi maka yang lain memacu fungsi tersebut. Contoh yang jelas
saraf parasimpatis dan simpatis, dan tonus yang terlihat merupakan hasil
kedua sistem tersebut. Inhibisi salah satu sistem oleh obat maupun akibat
1997).
2001).
ujung bauton dan variokositas mereka. Sejumlah besar serat saraf perifer
semua saraf eferen yang keluar sistem saraf pusat adalah kolinergik.
2004).
pembuluh darah.
3. Peristaltik saluran cerna. Tonus semua otot polos dari midal kandung
kelenjar-kelenjar lain.
(Ganiswarna G, 1995).
parasimpatis.
ganglion.
2002):
sebagai berikut :
b. Simpatolitik atau adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf
sebagai berikut :
setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Resepror nikotonik ini terdapat
di dalam sistem saraf pusat atau SSP, medulla adrenalis, ganglia otonom,
Kingdom : Animalia
Phylum : Cordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
secara bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu mencit banyak
digunakan di laboratorium.
mempertahankan sarangnya.
Sifat fisiologisnya :
400/menit.
C. Uraian Bahan
Indikasi : Hipertensi
10-20 mg 1 x/hr.
Kontraindikasi :-
Produksi : Ethica
tinnitus.
katekol-o-metiltransferase.
asam mandelat.
dan glikosida
0,3 mg.
Diekskresi di ginjal
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
b. Bahan percobaan
B. Prosedur Kerja
ditimbang
dan sebagainya.
c. Cara kerja
obat (atropin).
BAB IV
A. Hasil
BB : 22 gr
Miosis - √ √ √
Midriosis √ - - -
Diare - - - -
Tremor - - - -
Vasodilatasi - √ - -
Vasokontriksi √ - √ -
Grooming - - √ -
Piloereksi - √ - -
Takikardia √ - √ -
Bradikardia - √ - -
Saliva - - - -
Keterangan :
(merinding)
B. Pembahasan
Pada umumnya, sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf
pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). Sistem saraf pusat (SSP) terdiri
dari otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi (SST) terdiri
dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis (SSS) dan neuron
Sistem saraf otonom (SSO) adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
kita sadari atau tanpa perintah sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom
terbagi atas dua yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis. Saraf simpatis bekerja pada saat kita aktif dan bersifat
pada saat kita istirahat dan bersifat anabolik (menyimpan energi). Sistem
saat kita sedang stress, kaget, takut, dll. Senyawa yang dapat memicu
efek farmakodinamik dari obat pada hewan coba mencit (Mus muscullus)
saraf otonom terhadap organ tubuh hewan coba mencit, obat-obat yang
peningkatan kontraksi jantung pada menit ke-15. Pada menit ke-30 terjadi
vasodilatasi dan piloereksi. Pada menit ke-60 terjadi miosis (pupil mata
Adapun mekanisme kerja dari obat dari Atropin yaitu atropin memiliki
afinitas kuat terhadap reseptor muskarinik, dimana obat ini terikat secara
saraf tepi. Kerja obat ini secara umum berlangsung sekitar 4 jam kecuali bila
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Guyton and Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Binarupa
aksara. Bandung.
Guyton, 2006, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III, Jakarta
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe C.C. 2001, Farmakologi Ulasan
Bergambar, Edisi II. Jakarta:Widya Medika.
Sloane ethel, 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan dosis :
1. Cendocarpine : 2 mencit
Perhitungan :
10 𝑚𝑔
a) Dosis umum manusia = = 0,166 mg/kg BB
60 𝑘𝑔𝐵𝐵
37
b) Dosis Umum Mencit = 0,166 mg/kgBB x = 2,047 mg/kgBB
3
2,047 𝑚𝑔
c) Dosis max mencit = x 30 gr
1000 𝑔𝑟
= 0,061 mg
5 𝑚𝐿
d) Larutan stok = x 0,061mg
1 𝑚𝐿
= 0,3 mg/5mL
V1 . M1 = V2 . M2
= 0,75 mL/5 mL
2. Cendotropine : 2 mencit
Perhitungan :
5 𝑚𝑔
a) Dosis umum manusia = = 0,083 mg/kg BB
60 𝑘𝑔𝐵𝐵
37
b) Dosis Umum Mencit = 0,083 mg/kgBB x = 1,023 mg/kgBB
3
1,023 𝑚𝑔
c) Dosis max mencit = x 30 gr = 0,03 mg
1000 𝑔
5 𝑚𝐿
d) Larutan stok = x 0,030 mg
1 𝑚𝐿
= 0,15 mg/5mL
V1 . M1 = V2 . M2
X . 1mg = 5 mL . 0,15 mg
= 0,75 mL
3. Epinefrine : 2 mencit
Perhitungan :
1 𝑚𝑔
a) Dosis umum manusia = = 0,016 mg/kg BB
60 𝑘𝑔𝐵𝐵
37
b) Dosis Umum Mencit = 0,016 mg/kgBB x = 0, 197 mg/kgBB
3
0,197 𝑚𝑔
c) Dosis max mencit = x 30 gr = 0,005 mg
60 𝑘𝑔𝐵𝐵
5 𝑚𝑙
d) Larutan stok = x 0,005mg = 0,025 mg/5mL
1 𝑚𝑙
V1 . M1 = V2 . M2
X . 0,2 mg = 5 mL . 0,025 mg
= 0,625 mL
4. Bisoprolol : 1 mencit
Perhitungan :
5 𝑚𝑔
a) Dosis umum manusia = = 0,083 mg/kg BB
60 𝑘𝑔𝐵𝐵
37
b) Dosis Umum Menci t = 0,083 mg/kgBB x = 1,023 mg/kgBB
3
1,023 𝑚𝑔
c) Dosis max mencit = x 30 gr = 0,03 mg
1000 𝑔𝑟
5 𝑚𝑙
d) Larutan stok = x 0,03 mg = 0,15 mg/5mL
1 𝑚𝑙
0,03 𝑚𝑔
e) Berat yang ditimbang = x 206,92 mg = 1,241 mg
5 𝑚𝑔
Skema Kerja :
Diinduksi obat
Cendotropin