Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA KLINIK DASAR

“Interpretasi Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium”

OLEH :

NAMA : NUR ALFIAH

STAMBUK : 15020160064

KELAS : C9

DOSEN : MASDIANA TAHIR S.Farm., M.Si., Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
A. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium

 IDENTITAS PASIEN :

Nama Pasien : Hariyanto Wijaya

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 29 tahun

Alamat : Plasa Timur 1B/21 Surabaya

Tanggal Pemeriksaan : 23 Juni 2016


A. INTERPRETASI DATA
 HATI
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar SGOT dan SGPT
dalam hati. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi diagnosis awal
adanya suatu gangguan pada organ hati.
Hasil Pemeriksaan :
- SGOT/AST 25 U/L
- SGPT/ALT 30 U/L
Nilai Rujukan :
- SGOT/AST L : <35 U/L
- SGPT/ALT L : <41 U/L
Interpretasi data :
- Pada pemeriksaan SGPT, diperoleh kadar SGPT pasien sebesar
30 U/L dan dikatakan normal (baik) karena sesuai dengan nilai
rujukan normal yaitu <41 U/L.
- Pada pemeriksaan SGOT, diperoleh kadar SGOT pasien sebesar
25 U/L dan dikatakan normal (baik) karena sesuai dengan nilai
rujukan normal yaitu <35 U/L
Referensi Singkat (Kemenkes, 2011) :
- Kadar SGPT yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
virus, bakteri serta pola hidup yang tidak sehat. Kadar SGPT yang tinggi
didalam tubuh dapat memiliki resiko terkena sirosis hati, hepatoseluler
dan hepatitis. Selain itu, nilai ini juga dapat meningkat pada keadaan
obesitas, preeklamsi berat dan AAL (Acute lymphoblastic leukemia).
- Sama dengan SGPT, kadar SGOT yang tinggi dapat disebabkan oleh
virus, bakteri serta pola hidup yang tidak sehat. Kadar SGOT yang tinggi
didalam tubuh dapat memiliki resiko terkena penyakit hati, trauma,
anemia, pankreatitis akut dan penyakit ginjal akaut. Selain itu, nilai ini juga
dapat menurun pada pasien asidosis dan diabetes.
 Diabetes
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam
darah. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi diagnosis awal
hiperglikemia dan penyakit diabetes.
Hasil Pemeriksaan :
Glukosa Puasa 111 mg/dL
Nilai Rujukan :
L : 70-100 mg/dL
Interpretasi Data :
Diperoleh kadar glukosa puasa pasien sebesar 111 mg/dL. Hasil yang
diperoleh berada diatas range normal yakni 70-100 mg/dL, pasien
dikatakan dalan kondisi hiperglikemia (kelebihan kadar glukosa darah).
Referensi Singkat (Kemenkes, 2011) :
- Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa
dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi kalium, penyakit
yang kronik, dan sepsis.

 Lemak
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam
darah. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi diagnosis awal
penyakit kolesterol/hiperkolesterolemia.
Hasil Pemeriksaan :
Kolesterol total 225 mg/dL
Kolesterol HDL 31 mg/dL
Trigliserida 406 mg/dL
Kolesterol LDL 126 mg/dL
Nilai Rujukan :
Kolesterol total L : <200 mg/dL
Kolesterol HDL Rendah : <40 mg/dL
Tinggi : >=60 mg/dL
Trigliserida L : <150 mg/dL
Kolesterol LDL Optimal :<100 mg/dL
Batas tinggi : 130-159 mg/dL
Tinggi : >=160 mg/dL
Interpretasi Data :
Pada pemeriksaan lemak, diperoleh hasil :
- Diperoleh kolesterol total pasien sebesar 225 mg/dL. Hasil yang
diperoleh berada diatas nilai rujukan normal yakni <200 mg/dL.
- Diperoleh kolesterol HDL pasien sebesar 31 mg/dL. Hasil yang
diperoleh termasuk dalam kategori rendah karena berada dibawah
nilai rujukan normal yakni <40 mg/dL.
- Diperoleh trigliserida pasien sebesar 406 mg/dL. Hasil yang
diperoleh berada diatas nilai rujukan normal yakni <150 mg/dL.
- Diperoleh kolesterol LDL pasien sebesar 126 mg/dL. Hasil yang
diperoleh termasuk dalam kategori batas tinggi.
Referensi Singkat (Kemenkes, 2011) :
- Kadar trigliserida yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya adalah sering mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi serta pola hidup yang tidak sehat. Kadar trigliserida yang
tinggi didalam tubuh dapat memiliko resiko tinggi terkena penyakit
hiperkolesterolemia, jantung koroner, hipertensi dan lain-lain.
- Penurunan HDL dapat terjadi pada kasus fibrosis sistik, sirosis hati, DM,
sindrom nefrotik, malaria dan beberapa infeksi akut. Penurunan HDL juga
dapat terjadi pada pasien yang menggunakan probucol, hidroklortiazid,
progestin dan infus nutrisi parenteral
 Kimia lain (Asam Urat)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam urat dalam
darah. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi diagnosis awal
gangguan ginjal dan penyakit hiperurisemia (gout).
Hasil Pemeriksaan :
Asam urat 7,2 mg/dL
Nilai Rujukan :
L : 3,5-7,2 mg/dL
Interpretasi data :
Pada pemeriksaan asam urat, diperoleh kadar asam urat pasien
sebesar 7,2 mg/dL dan dikatakan normal (baik) karena sesuai dengan
nilai rujukan normal yaitu 3,5-7,2 mg/dL.
Referensi Singkat (Kemenkes, 2011) :
Secara klinis, kadar asam urat yang rendah dalam darah tidak terlalu
memiliki makna secara klinik artinya tidak menimbulkan gejala atau keluhan
yang bermakna. Sedangkan kadar asam urat yang tinggi dapat
mengindikasikan terjadinya hiperurisemia, biasa disebut dengan istilah gout.
Apabila kondisi ini terus menerus terjadi dapat menimbulkan terjadinya gagal
ginjal.

KESIMPULAN :
Setelah melakukan interpretasi data dari hasil pemeriksaan pasien
Hariyanto di laboratorium “Diagnostic Center”, maka dapat disimpulkan
bahwa pasien kemungkinan mengalami hiperkolesterolemia (penyakit
kolesterol) serta adanya gejala hiperglikemia.

Anda mungkin juga menyukai