Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Fitokimia II

FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


PREPARATIF FRAKSI AKTIF N-HEKSAN EKSTRAK DAUN
KOPASANDA (Chromolaena odorata L.) ASAL
DESA KAMIRI KECAMATAN BALUSU
KABUPATEN BARRU

Oleh :

Nama : Miftahuljannah
Stambuk : 150 2016 0050
Kelompok : I (Satu)
Kelas : C3
Asisten : Sitti Hajar

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2019
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari komponen kimia

tumbuhan atau mempelajari aneka ragam senyawa organik yang diperoleh

dari tumbuhan baik struktur kimia, biosintetis, metabolisme, fungsi biologisnya

dan masih banyak lagi. Dalam melakukan percobaan ini memiliki daya tarik

tersendiri dimana pengujian ini berada diantara kimia organik bahan alam dan

biokimia tumbuhan. Di Indonesia kekayaan alam seperti tanaman obat sangat

melimpah dan dapat digunakan sebagai obat. Banyak tanaman lokal di

Indonesia yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Salah satunya yaitu

daun kopasanda (Chromolaena odorata L.). Dalam pemanfaatannya manusia

dapat mengambil dari berbagai jenis zat yang dibutuhkan atau beberapa zat

saja baik dalam bentuk dan komposisi lain dari tanaman tersebut. Salah satu

caranya dengan melakukan identifikasi dengan melakukan proses pemisahan

senyawa yang merupakan suatu pemisahan yang sangat sederhana dan

praktis dengan menggunakan alat.

Dan dengan dilakukannya praktikum ini kita lebih banyak mengetahui

metode-metode apa saja yang cocok dilakukan untuk masing-masing

pengerjaan. Adapun yang melatar belakangi laporan ini yaitu dapat

memahami proses atau cara kerja dari kromatografi lapis tipis preparative dan

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

mengetahui prinsip dari alat kromatografi tersebut dan menentukan metode

apa yang cocok dan paling efektif untuk digunakan.

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses

pemisahan senyawa kimia fraksi kasar ekstrak daun Kopasanda

(Chromolaena odorata L) menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif

(KLTP) berdasarkan eluen.

C. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum

Adapun tujuan umum dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara

pemisahan senyawa kimia fraksi ekstrak daun Kopasanda (Chromolaena

odorata L) dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)

berdasarkan eluen.

2. Tujuan Khusus Praktikum

Adapun tujuan khusus praktikum ini adalah praktikan mampu

menentukan senyawa-senyawa yang terkandung pada daun Kopasanda

(Chromolaena odorata L) dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif

(KLTP) berdasarkan eluen.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System, 2018)

Kingdom : Plantae

Divisio : Tracheopyta

Sub divisio : Spermatopytina

Class : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Chromolaena

Species : Chromolaena odorata L.

2. Nama lain

Sulawesi : Kirinyuh (Sunda) (Fitrah, 2016).

3. Deskripsi Tanaman

Kopasanda memiliki daun berbentuk oval dengan bagian bawah

lebih lebar dan makin keujung semakin runcing. Panjang daun 6-10 cm

dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi menghadap kepangkal dan

letaknya berhadapan. Karangan bunga terletak di ujung cabang (terminal)

dan setiap karangan terdiri atas 20-35 bunga. Warna bunga pada saat

muda kebiruan dan semakin tua menjadi cokelat. Kirinyuh berbunga

serentak pada musim kemarau selama 3-4 minggu (Wahyuni, 2018).

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

4. Kandungan kimia

Kandungan senyawa utama seperti tanin, fenol, flavanoid, saponin

dan steroid. Minyak esensial dari daunnya memiliki kandungan α-pinene,

cadinene, camphora, limonene, β-caryophyllene dan candinol isomer

(Fitrah, 2016).

5. Khasiat Tanaman

Kopasanda dimanfaatkan sebagai obat luka dan antioksidan (Fitrah,

2016).

B. Teori Umum

Kromatografi dikembangkan oleh ahli farmasi dari Rusia Mikhail S.

Swett yang melukan pemisahan pigmen tananman berwarna. Teknik ini dalam

publikasi kemudian dinamakannya “chromatography” yang merupakan

penggabungan dari dua kata dari Bahasa Yunani, yaitu chrome : colour yang

berarti warna dan grapein : to write yang berarti menulis. jadi awalnya

kromatografi berarti menulis dengan warna.. Jadi kromatografi merupakan

metode yang khususnya digunakan dalam pemisahan komponen-komponen

dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan

fasa diam (Rubiyanto, 2017).

Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling

murah dan memakai peralatan paling dasar ialah kromatografi lapis tipis

preparatif (KLTP). Walaupun KLTP dapat memisahkan dalam jumlah gram,

sebagain besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram. KLTP bersama-

sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebagian

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

besar publikasi mengenai isolasi bahan alam terutama dari laboratorium yang

tidak dilengkapi dengan cara pemisahan modern (Hostettmann, 1995 h. 9).

Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparative terjadi berdasarkan

perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-

komponen kimia yang akan bergerak mengikut kepolaran eluen, oleh karena

daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen

bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang

menyebabkan pemisahahan. Pada kromatografi lapis tipis preparative

adsorbsi dan partisi berdaarkan pada jumlah dan cara penotolan cuplikan

yang berkesinambungan yang memberikan hasil elusi berupa pita (Pratiwi et

all, 2019 h. 343).

Untuk senyawa yang tidak menyerap sinar UV, ada beberapa pilihan :

(Hostettmann, 1995 h. 11).

a. Menyemprot dengan air (misalnya saponin)

b. Menutup dengan pelat dengan sepotong kaca menyemprot salah satu sisi

dengan pereaksi semprot.

c. Menambahkan senyawa pembanding.

Pita yang kedudukannya telah diketahui dikerok dari pelat dengan

spatula atau pengerok berbentuk tabung yang disambungkan ke pengumpul

vakum. Cara terakhir tidak dapat dilakukan untuk senyawa peka karena

penjerap yang mengandung senyawa yang sudah murni terus menerus

karena aliran udara dan risiko kena autooksidasi selalu ada.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

Isolasi adalah suatu usaha bagaimana caranya memisahkan senyawa

yang bercampur sehingga kita dapat menghasilkan senyawa tunggal yang

murni (Puzi, lukmayani, Tamansari, 2015 h. 55 ).

Fraksinasi merupakan metode pemisahan campuran menjadi beberapa

fraksi yang berbeda susunannya, Fraksinasi diperlukan untuk memisahkan

gologan utama kandungan yang satu dari golongan utama yang lainnya.

Prosedur pemisahan senyawa dilakukan berdasarkan perbedaan

kepolarannya. Metode dari fraksinasi yang biasa digunakan adalah metode

ekstraksi cair-cair dan kromatografi (Puzi, lukmayani, Tamansari, 2015 h. 55 ).

Radikal bebas bersifat tidak stabil dan sangat reaktif yakni cenderung

bereaksi dengan molekul lainnya untuk mencapai kestabilan. Radikal dengan

kereaktifan yang sangat tinggi ini dapat memulai sebuah reaksi berantai dalam

sekali pembentukannya sehngga menimbulkan senyawa yang tidak normal

dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam tubuh.

Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan (Tristantini et all,

2016 h. 1).

Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model dalam mengukur

daya penangkapan radikal bebas adalaj 1-1 difenil-2-pikrihidrazil (DPPH)>

DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila

digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup

dilarutkan dan bila disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi

penyimpanan yang baik dan stabil selama bertahun-tahun. Nilai absorbansi

DPPh berkisar antara 515-520 nm (Tristantini et all, 2016 h. 1).

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang

pengaduk, botol uc, chamber, corong, eluen (dalam berbagai variasi),

erlenmeyer, gelas kaca, gelas kimia, lampu UV 254 dan 366, penggaris,

pensil, sentrifuge, seperangkat alat kromatografi lapis tipis preparative, tabung

sentrifuge, dan vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aluminium foil,

DPPH, etil asetat, fraksi ekstrak daun kopasanda (Chromolaena odorata L.),

kapas, kertas saring, lempeng KLT, pipa kapiler dan tissue.

C. Prosedur Kerja

1. Skrining eluen

Dipilih fraksi dari metode KKK yaitu vial 23 dan KCV yaitu fraksi

eluen 8 : 2, setelah itu ditotolkan pada lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm.

Selanjutnya dielusi dengan eluen, misalnya eluen perbandingan N-heksan

: etil asetat 7 : 3 dalam 5 mL. Kemudian diamati pada lampu UV 254 dan

UV 366 nm.

2. Skrining fraksi

Dipilih fraksi dari metode KKK yaitu vial 23 dan KCV yaitu fraksi 8 :

2, setelah itu ditotolkan pada lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm. Selanjutnya

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

dielusi dengan eluen, misalnya eluen perbandingan N-heksan : etil asetat 7

: 3 dalam 5 mL. Kemudian diamati pada lampu UV 254 dan UV 366 nm.

Setelah itu disemporot dengan DPPH (2,2 Diphenil 1 phicryl Hidrazyl).

Setelah penyemprotan dengan DPPH maka akan terjadi perubahan warna

kuning berlatar belakang ungu.

3. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)

Fraksi yang aktif dari metode KKK dan KCV selanjutnya dilarutkan

dengan eluen, kemudian ditotolkan dengan membentuk garis lurus (pita)

pada KLTP ukuran 20 x 20 cm (10 cm untuk KKK dan 10 cm untuk KCV).

Selanjutnya dielusi dalam chamber yang berisi eluen n-heksan : etil asetat

dengan perbandingan 7 : 3 dalam 100 mL. Selanjutnya diamati pada UV

254 dan UV 366 nm, terbentuk pita/noda. Setelah itu sebagian lempeng

KLTP ditutupi dengan aluminium foil, bagian yang tidak tertutup disemprot

dengan DPPH, kemudian diamati di bawah sinar tampak dan beri tanda.

Setelah itu dikeruk pita lalu dimasukkan dalam tabung sentrifuge yang

berisi eluen kloroform : methanol dengan perbandingan 1 : 1 dalam 5 mL

kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.

Setelah itu, jika terbentuk supernatan maka supernatan di ambil lalu di

pindahkan dalam vial

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum Kromatografi lapis tipis preparative pada sampel daun

kopasanda (Chromolaena odorata L) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. Hasil Praktikum Kromatografi Lapis Preparatif Fraksi Aktif


Eluen 7 : 3 Fraksi Jumlah pita

(N-heksan: etil asetat) KKK 1

(N-heksan: etil asetat) KCV 1

Kromatografi lapis tipis preparatif merupakan salah satu metode

pemisahan senyawa yang menggunakan prinsip adsorbsi atau penjerapan

dan partisi atau pemisahan yang di lakukan dengan cara penotolan dengan

cara yang berkesinambungan dimana sebelumnya dilakukan uji skrining fraksi

aktif pada KKK dan KCV lalu hasil skrining itulah yang kemudian digunakan

Pada pemisahan kromatografi lapis tipis preparatif dengan hasil akhir

yang ditandai dengan dihasilkannya isolat. Kromatografi lapis tipis preparative

ini melihat elusi yang berbentuk pita setelah penyemprotan DPPH sehingga

jika terbentuk warna ungu maka dapat dikatakan senyawa sampel yang

digunakan mengandung senyawa yang dapat digunakan sebagai antioksidan.

Adapun mekanisme pada perubahan tersebut setelah disemprot

dengan DPPH dimana DPPH akan bertemu dengan agen pendonor electron

yang akan tereduksi sehingga membuat warna ungu tersebut memudar dan

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

akhirnya akan berubah warna menjadi kuning yang disebabkan karena

adanya gugus pikril dari DPPH tersebut.

Adapun keuntungan dari jenis kromatografi ini dimana proses

pemisahannya yang cepat, selain itu alat yang lebih mudah dan lebih murah

untuk digunakan sehingga metode pemisahan dengan menggunakan alat ini

menjadi salah satu rekomendasi untuk tetap digunakan hanya saja ada

beberapa senyawa yang tidak dapat terbaca pada lampu UV.

Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini yaitu didapatkan

senyawa aktif dari fraksi kkk yaitu eluen dan fraksi kcv pada botol dengan

eluen 8 : 2. Dan diperoleh isolate murni dimana terdapat 1 pita pada kkk dan 1

pita lainnya pada daerah KCV.

Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi yaitu kurangnya

ketelitian dalam membuat eluen dan kurangnya keahlian dari praktikkan itu

sendiri.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini dapat disimpulkan

bahma pada proses pemisahan senyawa kimia dengan menggunakan

kromatografi lapis tipis preparative diperoleh hasil berdasarkan eluen untuk

menghasilkan isolat murni diperoleh pada KKK dan KCV menghasilkan 2

senyawa aktif pada eluen 7 : 3 dan 8 : 2 dan 2 isolat murni.

B. Saran

Sebaiknya dalam dalam praktikum isolasi ini setiap kelompok dapat

mengerjakan semua metode yang dikerjakan sehingga praktikan dapat lebih

mengetahui metode-metode pada kromatografi tersebut.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

DAFTAR PUSTAKA

Fitrah, M, 2016, Identifikasi Estrak Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L)


Terhadap Sel Antiproliferasi Tikus Leukemia, UIN Alauddin Makassar,
Makassar.

Hostettmann, K, Hostettmann, M, & Marston, A, 1995, Cara Kromatografi


Prefaratif, Penerbit ITB, Bandung.

Integrated Taxonomic Information System, 2019, Kopasanda (Chromolaena


odorata L.), Diakses tanggal 10 April 2019. (http://www.Itis.gov).

Pratiwi, DI et all, 2019, Isolasi Senyawa Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit


Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus), Universitas Muslim
Indonesia, Makassar.

Puzi, WS, Lukmayani, Y, Tamansari, UA, 2015, Isolasi Identifikasi Senyawa


Flavanoid dari Tumbuhan Sirih Merah (piper crocatum Ruiz dan Pav),
Unisba, Bandung.

Rubiyanto, D, 2017, Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan


Pendekatan Pembelajaran Kromatografi, Deepublish, Yogyakarta.

Tristantini, D et all, 2016, Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan


Metode DPPH pada Daun Tanjung (Mimusops elengi L), Universitas
Indonesia, Depok.

Wahyuni, 2018, Efek Ekstrak Air Daun Kirinyuh Terhadap Pertumbuhan Padi
Sawah Varietas Mekongga Pada Kondisi Cekaman Kekeringan,
Universitas Lampung, Lampung.

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

LAMPIRAN

Lampiran I. Skema Kerja Praktikum

a. Skrining Eluen

Fraksi dari KKK dan KCV

- dipilih fraksi dari KKK yaitu vial 23


dan KCV yaitu fraksi 8 : 2
- ditotol pada lempeng 7 x 1 cm
- dielusi dengan eluen
- diamati di UV 254 nm dan UV 366
nm

Noda

b. Skrining Fraksi

Fraksi dari KKK dan KCV

- dipilih fraksi dari yaitu vial 23 dan


KCV yaitu fraksi 8 : 2
- ditotol pada lempeng 7x1cm
- dielusi dengan eluen
- diamati di UV 254 nm dan UV 366
nm
- disemprotkan dengan DPPH

Terjadi perubahan warna kuning

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

c. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif Aktif

Fraksi yang aktif

- ditotol pada lempeng 20 cm x 20 cm


- dielusi di dalam chamber
- lempeng diamati pada sinar UV

Terbentuk noda

- lempeng ditutup sebagian dengan


alfol
- disemprot dengan DPPH
- diamati di sinar tampak
- dikeruk pita lalu disentrifuge
- ditampung di vial

Isolat

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

Lampiran II. Gambar

Sampel yang digunakan untuk menotol pada


lempeng KKK dengan vial 23

Sampel yang digunakan untuk menotol pada


lempeng KCV dengan elue 8 : 2

Setelah di dapatkan perbandingan eluen


yang sesuai yaitu n-heksan:etil asetat (7 : 3)
pada KKK dan KCV

Kromatografi kolom konvensional pada sinar


UV 366

Kromatografi kolom konvensional pada sinar


UV 254

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

KKK pada UV 254

KKK pada UV 366

KCV pada UV 254

KKK pada UV 366

HASIL Penyemprotan dengan DPPH pada


KKK dan KCV

MIFTAHULJANNAH (15020160050) SITTI HAJAR

Anda mungkin juga menyukai