BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
sangat berkembang hingga saat ini, dan sangat menarik minat masyarakat
fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan
cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi
gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair, disebut kromatografi
cair
praktikum ini akan dilakukan percobaan yaitu kromatografi lapis tipis (KLT)
dipakai adalah 0,5-2 mm, ukuran plat kromatografi biasanya 20x20 cm.
melibatkan fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah
sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-
adsorben silika gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan
tebal 1 mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya sampel yang
yang paling umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel.
B.Maksud praktikum
memahami cara pemisahan senyawa pada fraksi sampel daun paku hata
C.Tujuan praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Schizaeales
Famili : schizaeaceae
Genus : Lygodium
3. Morfologi Tanaman
5. Kegunaan Tanaman
topi, sebagai obat luka dari sengatan binatang melata seperti ular, lipan
paku ini. Juga sebagai obat luka dari sengatan binatang air yaitu
B. Teori Umum
dengan KLTP. Penjerap yang paling umum digunakan ialah silika gel
dalam sistem yang terdiri dari fase diam dan fase bergerak. Semua
komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan
dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan
2010).
2010).
fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat
dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya sampel
terlebih dahulu dalam sedikit pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut
METODE KERJA
A. Alat
gelas ukur, lampu UV254 dan UV366, lempeng KLT preparatif, mistar,
vial.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, fraksi daun paku
C. Prosedur Kerja
a. Skrining eluen
Dipilih fraksi dari metode KKK dan KCV, setelah itu ditotolkan pada
b. Skrining fraksi
Dipilih fraksi dari metode KKK dan KCV, setelah itu ditotolkan pada
Kemudian diamati pada lampu UV 254 dan UV 366 nm. Setelah itu
Fraksi yang aktif dari metode KKK dan KCV selanjutnya dilarutkan
(pita) pada KLTP ukuran 20x20 cm (10 cm untuk KKK dan 10 cm untuk
di bawah sinar tampak dan beri tanda. Setelah itu dikeruk pita lalu
sebagai berikut :
hijau
ungu muda
pemisahan tertentu. Cara yang asli telah diketengahkan pada tahun 1903
termasuk gas.
dan partisi, adsorpsi yaitu penyerapan pada permukaan oleh adanya fase
diam (silica) sedangkan partisi yaitu pemisahan oleh adanya fase gerak
(eluen).
dan jika senyawa beracun harus dikerok dari plat akan menimbulkan
banyak masalah serius. Serta adanya zat pencemar dan sisa dari plat
komponen kimia dari fraksi dari sampel paku hata (Lygodium circinnatum)
preparatif.
Fraksi aktif dari hasil KKK dan fraksi aktif dari hasil KCV ditotolkan
berbentuk pita pada garis yang telah dibuat sebelumnya. Lempeng yang
dengan eluen n-heksan : etil asetat (8:2). Setelah dielusi lempeng diamati
di bawah lampu UV 254 nm dan UV 366 nm. Pita yang terbentuk dideteksi
chamber yang berisi eluen n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 8:2
diamati penampakan bercak noda pada lampu UV 254 dan 366 nm.
Setelah itu fraksi aktif tersebut dikeruk. Dan hasil pengerukan tersebut
heksan etil asetat ialah salah satu fase gerak biner yang sering dipakai
penggunaan DPPH yaitu karena sifatnya yang radikal bebas maka sangat
hati-hati.
Dari praktikum yang dilakukan ini didapatkan hasil dari KKK dan KCV
masing terbentuk 4 pita/noda yang dimana dari metode KKK dan KCV
PENUTUP
A. Kesimpulan
isolasi pada fraksi daun paku hata (Lygodium circinnatum) pada metode
setelah diamati pada UV 254 dan 366 nm dan dipilih 2 dari masing-masing
B. Saran
Skema Kerja
a. Skrining eluen
Terbentuk noda
b. Skrining fraksi
Terbentuk pita/noda
isolat
a. Skrining eluen
b. Skrining fraksi