Anda di halaman 1dari 13

KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan obat tradisional dikalangan masyarakat semakin


meningkat, seiring dengan berkembangnya bahan-bahan alam yang
berkhasiat sebagai obat. Tercatat dengan data yang dikemukakan oleh
WHO, penduduk yang ada didunia menggunakan obat tradisional yang
berasal dari bahan alam atau tanaman sebagai bahan pengobatan.
Adapun mengenai pemanfaatan bahan alam atau tanaman obat
tersebut meliputi pengobatan maupun pencegahan dari suatu penyakit
serta perlindungan kualitas kesehatan. Dengan salah satu contoh bahan
alam atau tanaman obat yang berkhasiat sebagai alat pengobatan yaitu
tanaman kopasanda (Chromolaena odorata L.)
Proses isolasi biasanya dilakukan dengan cara kromatografi.
Kromatografi adalah sebuah teknik analisis yang dilakukan untuk
memisahkan sebuah campuran atau persenyawaan kimia. Jenis
kromatografi yang digunakan pada praktikum ini adalah kromatografi cair
vakum suatu metode kromatografi kolom yang digunakan untuk
memisahkan senyawa dalam jumlah yang lebih banyak. Prinsipnya yaitu
adsorpsi dan partisi yang dipercepat bantuan pompa vakum. Keuntungan
dari kromatografi kolom cair vakum adalah prosesnya cepat dan senyawa
tertarik secara sempurna. Kerugiannya adalah pemisahanya tidak
sempurna karena senyawa yang ditampung bercampur dalam suatu
penampungan tidak seperti pada kolom konvensional yang dipisahkan
berdasarkan warna, sehingga pemisahannya lebih maksimal.
Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan yaitu kromatografi
cair vacum (KCV). Kromatografi cair vacum (KCV) adalah bntuk
kromatografi kolom yang khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang
cepat terhadap suatu ekstrak. Konsdisi vakum adalah alternatif untu
mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi umum dan bagaimana prinsip kerja dari alat
kromatographi kolom cair vakum?
2. Apa hasil yang dapat diperoleh dari metode kromatographi kolom cair
vakum?
C. Maksud praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses
pemisahan senyawa kimia fraksi kasar ekstrak daun kopasanda
(Chromolaena odorata L) menggunakan kromatografi kolom cair vakum
berdasarkan tingkat kepolaran
D. Tujuan praktikum
Adapun tujuan umum dari praktikum adalah untuk memisahkan
senyawa kimia fraksinasi kasar daun kopasanda (Chromolaena odorata L)
menggunakan kromatografi kolom cair vakum berdasarkan warna dan
tingkat kepolaran.
E. Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu praktikan dapat
mengetahui prinsip dan mekanisme kerja dari kromatografi kolom cair
vakum dalam memisahkan senyawa dengan berbagai perbandingan eluen
dari kepolaran rendah hingga kepolaran yang tinggi.

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman kopasanda diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information system, 2019)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Chromolaena
Species : Chromolaena odorata (L.)

b. Morfologi Tanaman
Chromolaena odorata L. merupakan salah satu jenis
tumbuhan dari famili Compositae. Daunnya mengandung beberapa
senyawa utama seperti tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid.
Minyak esensial pada daunnya memiliki kandungan ɑ-pinene,
cadinene, camphora, limonene, β-caryophyllene dan candinol
isomer. Chromolaena odorata L. dikenal dengan nama tekelan
atau gulma siam yang mengganggu pertumbuhan tanaman lain
dan mengurangi kesuburan tanah. Chromolaena odorata L. adalah
gulma yang awalnya diketahui berasal dari Amerika Selatan dan
Tengah, kemudian menyebar kedaerah tropis Asia, Afrika, Pasifik

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
dan Indonesia. Gulma ini dicirikan sebagai tanaman semak
berkayu yang dapat berkembang dengan cepat (Fitrah, 2016)
c. Nama lain
Nama Simplisia : kopasanda
Nama Asing : pokok german (Malaysia), co lao (Vietnam),
Nama Daerah : daun komba-komba (Buton), laruna (Bugis), daun
kirinyu (Sunda)
d. Kandungan kimia :
Daunnya mengandung beberapa senyawa utama seperti
tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid. Minyak esensial (Fitrah,
2016)
e. Khasiat tanaman :
Ekstrak kasar daun Chromolaena odorata memiliki efek
antioksidan. Efek yang dihasilkan ini disebabkan oleh kandungannya
yang tinggi akan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan, yang
mampu menghambat proses oksidasi (Fitrah, 2016)
Secara tradisional daun kopasanda digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit pada
tenggorokan, obat batuk, obat malaria, antimikroba, sakit kepala,
antidiare, astringen, antispasmodik, antihipertensi, anti inflamasi dan
diuretik. Daun kopasanda juga telah diaplikasikan pada manusia untuk
membantu pembekuan darah akibat luka bisul atau borok (Syukrianto,
2017)
B. Metode Kromatografi Kolom Vakum Cair
Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett
(1908), seorang ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa
Yunani (chromato = penulisan dan grafe = warna). Kromatografi berarti
penulisan dengan warna. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran
yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran
tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fasa bergerak
(mobile). Fasa diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fasa
bergerak dapat berupa zat cair atau gas (Yazid, 2005).

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
Kromatografi Suction Column and Vacuum liquid chromatography
(VLC) atau kromatografi cair vakum (KCV) adalah bentuk kromatografi
kolom yang khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat
terhadap suatu ekstrak. Kondisi vakuma adalah alternatif untuk
mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah. Metode ini sering
digunakan untuk fraksinasi awal dari suatu ekstrak non-polar atau ekstrak
semipolar (Raymond, 2006).
Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu
kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat
mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang
disebut kromatogram (Khopkar, 2008)
Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-
komponen campuran dimana cuplikan berkesetimbangan di antara dua
fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan
cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi
gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair, disebut kromatografi
cair (Hendayana, 1994).
Kromatografi kolom cair dapat dilakukan pada tekanan atmosfer
atau pada tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan
bantuan tekanan luar misalnya gas nitrogen. Untuk keberhasilan praktikan
di dalam bekerja dengan menggunakan kromatografi kolom vakum cair,
oleh karena itu syarat utama adalah mengetahui gambaran pemisahan
cuplikan pada kromatografi lapis tipis (Harris, 1982).
Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom
kromatografi dikemas kering (biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40
μm) dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan
maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah
dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah
sampai kering dan sekarang siap dipakai (Hostettman, 1986).
Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan
dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi
dua macam, yaitu:

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
a. Cara Basah
Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan
melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.
Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat merata.
Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang
tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan (Sarker et al., 2006).
b. Cara kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara
memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom kromatografi.
Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut yang akan
digunakan (Sarker et al., 2006).

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, botol,
gelas kimia, gelas ukur, kolom kaca, pipa kapiler, pipet tetes, pompa
vakum, statif, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, ekstrak
daun kopasanda (Chromolaena odorata L), etil asetat, kertas saring,
metanol, n-heksan, silika gel kasar dan halus, dan tissue.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2019)
a. Penyiapan Sampel
Kolom dibersihkan dan dibilas dengan menggunakan metanol.
Dimasukkan silika gel kasar dan halus dengan perbandingan 30:10 ke
dalam kolom dan dimampatkan. Setelah itu, dipasang tegak lurus pada
statif. Kemudian dimasukkan n-heksan ke dalam kolom agar diperoleh
kerapatan yang maksimal. Dan dimasukkan kertas saring dan
ditempatkan diatas silika.
b. Isolasi Sampel
Ekstrak ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian ditambahkan
sedikit campuran silika kasar dan halus (30:10) dan dicampur hingga
homogen. Setelah itu dimasukkan ke dalam kolom, dan diletakkan di
atas kertas saring. Dimasukkan eluen 10 : 0 ke dalam kolom. Kemudian
dinyalakan pompa vakum. Ditampung fraksi di dalam botol.
Dimasukkan lagi eluen 9 :1 sampai eluen 0 : 10, dan ditampung fraksi
didalam botol.

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019, “ Penuntun Praktikum Fitokimia II “,Fakultas Farmasi UMI;


makassar

Fitrah.M. 2016 “Identifikasi Ekstrak Daun Kopasanda (Chromolaena


odorata L.) Terhadap Sel Antiproliferasi Tikus Leukemia L1210”

Harris,et.al., 1982. AN Introduction To Chemical


Analysis, Savders CollegePublishing Philadelpia, Holt-Savders :
Japan.

Heftmann, E., 1983. Steroids Dalam Kromatografi, Fundamentals and


Aplication: Amsterdam.
Hendayana, Sumar, dkk., 1994. Kimia Analitik Instrumentasi, IKIP
Semarang Press : Semarang.

ITIS (Integrated Taxonomic Information System), 2018, Taxonomic


Hierarchy: Chromomlaena odorata L., 3 April 2019.
https://www.itis.gov/
Khopkar, S.M., 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta

Sarker,SD., Latif,Z and Gray .Al., 2006. Natural Product Isolation. Humana
Press inc . Totowa New jersey. Sarker,SD., Latif,Z and Gray
.Al.2006. Natural Product Isolation. Humana Press inc . Totowa:
New jersey
Raymod G. Reid and Satyajit D. Sarker, 2006, Isolation of Natural
Products by Low-Pressure Colomn Chromatography. In Sarker,
SD., Latif, Z., and Gray, AI. (Ed), Natural Produts Isolation,
Humana Press Inc. Totowa, New Jersey.

Syukrianto. 2017. “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak daun Laruna


(Chromolaena odorata L.) dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhidrazin)” .

Yazid.E, 2005, “Kimia Fisika untuk Paramedis”, Andi, Yogyakarta.

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil praktikum kromatografi cair vakum

Fraksi Fase gerak ( eluen ) Warna

1. n-heksan (10) : etil asetat (0) Kuning

2. n-heksan (9) : etil asetat (1) Hijau muda

3. n-heksan (8) : etil asetat (2) Hijau pekat

4. n-heksan (7) : etil asetat (3) Hijau pekat

5. n-heksan (6) : etil asetat (4) Hijau muda

6. n-heksan (5) : etil asetat (5) Hijau muda

7. n-heksan (4) : etil asetat (6) Hijau muda

8. n-heksan (3) : etil asetat (7) Hijau muda

9. n-heksan (2) : etil asetat (8) Hijau muda

10. n-heksan (1) : etil asetat (9) Hijau muda

11. n-heksan (0) : etil asetat (10) Hijau kekuningan

Proses isolasi biasanya dilakukan dengan cara kromatografi.


Kromatografi adalah sebuah teknik analisis yang dilakukan untuk
memisahkan sebuah campuran atau persenyawaan kimia. Jenis
kromatografi yang digunakan pada praktikum ini adalah kromatografi cair
vakum suatu metode kromatografi kolom yang digunakan untuk
memisahkan senyawa dalam jumlah yang lebih banyak.
Prinsipnya yaitu adsorpsi dan partisi yang dipercepat bantuan
pompa vakum. Keuntungan dari kromatografi kolom cair vakum adalah
prosesnya cepat dan senyawa tertarik secara sempurna. Kerugiannya

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
adalah pemisahanya tidak sempurna karena senyawa yang ditampung
bercampur dalam suatu penampungan tidak seperti pada kolom
konvensional yang dipisahkan berdasarkan warna, sehingga
pemisahannya lebih maksimal.
Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan yaitu kromatografi
cair vacum (KCV). Kromatografi cair vacum (KCV) adalah bntuk
kromatografi kolom yang khususnya berguna untuk fraksinasi yang cepat
terhadap suatu ekstrak. Kondisi vakum adalah alternatif untu
mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah
Pengemasan kering dilakukan dengan cara memasukkan 30 gram
silika kasar kedalam kolom yang telah dimasukkan kaca masir pada kolom
primer, dan pada kolom sekunder dipasangkan pompa vakum. Tujuan
dibuat vakum pada kolom agar eluen yang berkontak pada silika dapat
dengan cepat turun melewati silika menuju kolom sekunder. Setelah itu
dimasukkan kertas saring, setelah itu dimasukkan 1 gram fraksi daun
kopasanda (Chromolaena odorata L) lalu dimasukkan eluen mulai dari
perbandingan 10 : 0 sampai 0:10. Digunakan eluen dengan perbandingan
10:1 – 0:10 karena kita mau melihat tingkat dari kepolarannya. Alasan
penggunaan eluen dengan tingkat kepolaran yang rendah terlebih dahulu
dimasukkan ke dalam kolom yaitu karena jika yang dimasukkan terlebih
dahulu adalah pelarut polar maka ditakutkan senyawa non polar pada
sampel akan tertarik juga sementara kita akan melakukan proses
pemisahan antara senyawa polar dan polar. Dan pada akhir dari proses
isolasi tidak ada lagi senyawa non polar yang akan ditarik jika pelarut non
polar digunakan lebih akhir.
Fraksi yang dipisahkan berdasarkan tingkat kepolaran dari masing-
masing eluen dengan perbandingan yang berbeda-beda didapatkan 11
fraksi yaitu eluen 10:0 berwarna kuning, pada eluen 9:1 berwarna hijau
muda, eluen 8:2 berwarna hijau pekat, pada eluen 7:3 berwarna hijau
pekat, pada eluen 6:4 berwarna hijau muda, pada eluen 5:5 berwarna
hijau muda, eluen 4:6 berwarna hijau muda, eluen 3:7 berwarna hijau
muda, eluen 2:8 berwarna hijau muda, eluen 1:9 berwarna hijau muda,

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
dan eluen 0:10 berwarna hijau kekuningan. Perbedaan warna fraksi
disebabkan karena perbedaan kepolaran dari masing-masing senyawa
yang terkandung dalam fraksi daun kopasanda, sedangkan tingkat
kepekatan bergantung pada banyaknya senyawa yang ditarik.

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM

LAMPIRAN

Skema Kerja

Kolom Kromatografi

Dipasang di statif

o Dimasukkan kaca masir pada dasar kolom


primer
o Dimasukkan silica gel (30 gram silika
kasar dan 10 gram silika halus)
o Diletakkan kertas saring diatas silika gel
o Dimasukkan ekstrak sampel (1 gram)
o Dimasukkan eluen yang telah ditentukan
perbandingannya
o Dinyalakan pompa vakum
o Dibuka kran kolom sekunder

Fraksi

Ditampung dalam wadah

Beragam Fraksi berdasarkan warna

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083
KROMATOGRAFI KOLOM CAIR VAKUM
GAMBAR

KARTINI APRILIA SITTI HAJAR


15020160083

Anda mungkin juga menyukai