BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
maksimal.
fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan
cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi
gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair, disebut kromatografi
cair
paling sulit. Pengisian ini harus sehomogen mungkin dan harus benar-
gaya gravitasi
B.Maksud praktikum
circinnatum).
C.Tujuan praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio :Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Schizaeales
Famili : schizaeaceae
Genus : Lygodium
5. ManfaatTanaman(Anonim, 2015)
topi, sebagai obat luka dari sengatan binatang melata seperti ular,
pada paku ini. Juga sebagai obat luka dari sengatan binatang air yaitu
B.Uraian Praktikum
kondisi eluen. Misalnya apsolsi yang cocok dengan pelarut yang baik
(Kasiman, 2006).
diam,komponen yang dipisahkan harus larut dalam fase gerak dan harus
( Alimin dkk,2007 )
padat,substrak padat bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut
pada fase cair,fase geraknya dalah cairan atau pelarut yang mengalir
ekstrak, metode ini kemudian dikenal sebagai KLT preparatif. Metode ini
merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan murah untuk
partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada
fasa mobile. Fase stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada
dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan
dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan
terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar
terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan
secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada kolom
(Handayani, 2008).
Alasannya adalah lebih murah dan tidak memakan waktu yang lama. Hasil
tapi akan mengalami kesulitan jika campuran yang akan dipisahkan itu
2. Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan
masuk semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika
gel mapat, setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai
1. Cara basah
b. Masukkan eluen
2. Cara kering
b. Masukkan eluen
d. Lalu di aduk
(Santoso, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
cawan porselin, corong kaca, gelas kimia, klem, kolom kaca, pipet
2. Bahan
etil asetat, kapas, kertas saring, label, silika gel dan tissue.
B. Cara Kerja
dan klem.
ke dalam kolom.
3.Penyiapan fraksi
10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9. Masing-masing eluen
BAB IV
sebagai berikut :
a. Berdasarkan eluen
7. fraksi 7 hijau kekuningan 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90,
pemisahan tertentu. Cara yang asli telah diketengahkan pada tahun 1903
termasuk gas.
kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan
Fase diam pada kromatografi kolom adalah silica gel dan fase
geraknya adalah silica gel. Silika gel digunakan sebagai fase diam karena
silika gel memiliki pori-pori dan tidak mudah bereaksi dengan senyawa-
lama.
banyak sebagai fasa diam dan fasa bergerak, memerlukan waktu yang
cukup lama hanya untuk memisahkan satu campuran, dan juga terkadang
eluen 10:0 sampai eluen 0:10 sehingga dihasilkan bebrapa warna dan
tingkat kepolaran.
aliran eluen yang melewati silica (fase diam) tidak terlalu cepat sehingga
pada saat fraksi melewati fase diam pemisahannya lebih baik. Penyiapan
kolom yaitu dengan cara menyusun kapas, silica gel kasar, kertas saring
daun paku hata (Lygodium circinnatum) lalu dimasukkan eluen mulai dari
dapat ditarik oleh senyawa non polar lalu kemudian di tarik oleh senyawa
polar, karena jika yang dimasukkan terlebih dahulu adalah pelarut polar
maka ditakutkan senyawa non polar pada fraksi akan tertarik juga
sehingga proses pemisahan senyawa polar dan non polar tidak efektif.
yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk
dengan cepat dalam jumlah yang besar atau jumlah yang banyak yaitu
yang terbentuk.
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 29, 32,
33, 34, 35, 36, 37. Fraksi yang agak keruh pada vial nomor 27, 30, 31.
Fraksi yang keruh pada vial nomor 23, 24. Fraksi yang berwarna agak
kuning pada vial nomor 38. Fraksi yang berwarna agak kuning pada vial
43, 44, 45, 46. Fraksi yang berwarna hijau kekuningan pada vial nomor
47, 48, 72 ,73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88,
89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 113, 114, 115, 116. Fraksi yang
berwarna hijau lumut pada vial nomor 49. Fraksi yang berwarna hijau
keruh pada vial nomor 69, 70, 71. Fraksi yang berwarna hijau tua pada
vial nomor 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112. Fraksi yang
berwarna hijau pekat vial nomor 50, 51, 52, 53, 54, 55. Fraksi yang
berwarna hijau kehitaman 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 65, 66, 67, 68,
69.
fraksi, Warna Hijau lumut terdapat 1 fraksi, Warna hijau keruh terdapat 3
Fraksi, Warna hijau pekat terdapat 6 Fraksi, Warna Hijau tua terdapat 15
A. Kesimpulan
B. Saran
Skema Kerja
Kolom
Silika gel
- ditimbang 40 gram
Fraksil
- ditimbang 1 gram
Eluen
- dielusi
Fraksi-fraksi
sampai 0:10
warna
Satu fraksi
BENING
AGAK KERUH
KERUH
AGAK KUNING
KUNING
KUNING PEKAT
HIJAU KUNINGAN
HIJAU LUMUT
HIJAU KERUH
HIJAU PEKAT
HIJAU KEHITAMAN
HIJAU TUA