BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Maksud Praktikum
D. Tujuan Praktikum
E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan sebagai sumber informasi tentang cara identifikasi golongan senyawa
kimia dari fraksi ekstrak daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora) dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meng-informasikan
kandungan apa saja yang terdapat pada daun akar mempisang (Uvaria
grandiflora). Dan dapat menginformasikan tanaman ini dapat dijadikan sebagai
pengobatan untuk penyakit tertentu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah yaitu chamber, fortex mixer, gelas
ukur, gunting, lampu UV254 nm dan UV366 nm, lempeng KLT, mistar, pensil, pinset,
pipa kapiler, sendok tanduk, dan vial.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah etil asetat, n-heksan, ekstrak
etanol kental dan fraksi daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora), metanol, dan kertas saring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman (www.biolib.cz)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Uvaria L
Species : Uvaria grandiflora Roxb , ex Hornem.
b. Morfologi Tanaman
Daun berbentuk tunggal, helai daun berukuran 8-19 cm x 5-9 cm,
panjang tangkai daun 0,3-0,6 cm, jumlah tulang daun lateral 13-16 pada
setiap sisi tulang daun utama, melengkung kearah ujung. Permukaan atas
dan bawah daun, tangkai daun, dan ranting muda ditutupi rambut (Ling dkk,
2009).
c. Nama Lain
Uvaria grandiflora var. flava (gbif.org), nama daerah daun cela (barru)
d. Khasiat Tanaman
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan, dimana daun
dan akar dimasak dan dimakan untuk mengobati sakit perut dan penyakit
kulit (Steenis , 2008).
B. Uraian Kromatografi Lapis Tipis
(aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan
penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007)
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang
digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih
sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan
setiap saat secara cepat (Ibnu, 2007).
Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini (Ibnu, 2007):
a. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
b. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
c. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi.
d. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
Fase diam yang unmum diguankan adalah silica gel, baik yang normal fase
maupun reversed fase. Pada KLT komponen bergerak degan kecepatan yang
berbeda-beda mengkuti naiknya eluen, katrena daya serap adsorben pada
komponen-komponen tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan
berbeda dan hal inilah yang merupakan atau menyebabkan terjadinya pemisahan.
Perbandingan kecepatan permukaan dari pelarut dengan jarak yang ditempuh
oleh ssebyawa terlarut merupakan dasar untuk mengidentifikasi komponen-
komponen yang terdapaat dalam ekstrak atau campuran senyawa tersebut
(Mufidah, 2001)
Perbandingan kecepatan ini disingkat dengan Rf (Retention Factor).
Rf = Jarak yang ditempuh senyawa terlarut
Jarak yang ditempuh oleh pelarut
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah yaitu chamber, fortex mixer, gelas
ukur, gunting, lampu UV254 nm dan UV366 nm, lempeng KLT, mistar, pensil, pinset,
pipa kapiler, sendok tanduk, dan vial.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah etil asetat, n-heksan, ekstrak
etanol kental dan fraksi daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora), metanol, dan kertas saring.
BAB IV
Pada praktikum kali ini, dilakukan proses pemisahan komponen kimia daun
dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan suatu
campuran senyawa secara cepat dan sederhana.
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah banyaknya senyawa yang
dapat ditentukan secara bersamaan pada satu plat, dan jumlah sampel yang
diperlukan sangat sedikit. Namun, kerugiannya yaitu sulit untuk menemukan
standar yang sesuai, dan fase gerak berair memerlukan waktu hingga berjam-
jam untuk dapat bergerak naik pada plat KLT yang berukuran besar.
Dalam metode KLT ada dua panjang sinar UV yang digunakan yaitu sinar
UV 254 nm dan sinar UV 366 nm. Pada UV 254 nm atau biasa disebut panjang
Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm
15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
diamati pada sinar UV. Khusus untuk lempeng yang disemprot dengan
sitroborat, lempeng harus dipanaskan terlebih dahulu di atas penangas
sebelum disinari sinar UV.
Nilai Rf dari praktikum ini yaitu bahwa fraksi n-heksan, pada UV254 dengan
pereaksi sfesifik AICI3 memiliki 1,7 cm, 3,0 cm, 3,7 cm, noda pada
perbandingan n-heksan : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf sebesar 0,309; 0,545;
0,0672 dengan warna fluorosensi intensif. Untuk FeCl3 nodanya 1,0 cm dan 3,5
cm dan nilai Rfnya 1,181 dan 0,636 dengan warna ungu muda. Untuk vanillin
asam sulfat nodanya 3,6 cm dengan nilai Rf 0,654 warna coklat untuk. Untuk
Dragendroff 3,8 cm dengan nilai Rf nodanya 0,690 warna jingga. Sedangkan
untuk DPPH nodanya 2,7 cm dan nilai Rfnya 1,181 dengan warna kuning.
Adapun hasil yang kurang maksimal didapatkan disebabkan oleh beberapa
faktor kesalahan yang mungkin terjadi yakni, rusaknya lempeng KLT, tidak
jenuhnya larutan eluen dan tidak bersihnya alat yang digunakan
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Desta, Nurhayati, dkk. 2014. Ekstraksi Katekin Dari Daun Gambir (Uncaria gambir
Roxb) Dengan Metode Maserasi. Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No.
2.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
a. Skrining Eluen
Fraksi n-heksan
Dipipet 3,5 mL n-heksan dan 1,5 mL etil asetat.
Dimasukkan dalam chamber.
Dijenuhkan dengan cara digoyangkan.
Dimasukkan lempeng yang telah ditotol dengan fraksi n-heksan.
Diamati hingga eluen mencapai puncak
(a) (b)
Gambar 1. (a) daun akar mempisang (Uvaria grandiflora)
Gambar 2 (b) pohon akar mempisang (Uvaria grandiflora)
Lampiran 3. Perhitungan
1) Pereaksi AlCl3
Jarak tempuh eluen
Rf 1 =
Jarak tempuh noda
1,7
=
5,5
= 0,309
2) Pereaksi FeCl3
Jarak tempuh eluen
Rf 1 =
Jarak tempuh noda
1,0
=
5,5
= 0,181
Penampakan noda
Penampakan noda setelah penyemprotan Penampakan noda
setelah dengan AlCl3 setelah
penyemprotan penyemprotan
dengan H2SO4 dengan Vanilin asam
sulfat
Penampakan noda
setelah penyemprotan
dengan FeCl3