Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan


dalam semua aspek kehidupan manusia. Tanaman (Ulvaria grandiflora) adalah
salah satu sumber daya hayati yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis.
Kandungan kimia senggani yang sudah diketahui, antara lain saponin,
flavonoid, dan tannin. Senggani memiliki sifat pahit. Tanaman ini berkhasiat
sebagai penurun panas, penghilang rasa sakit, peluruh urine, penghilang
bengkak, pelancar aliran darah, dan penghenti pendarahan.
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan identifikasi golongan
komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan
suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. Prinsipnya didasarkan
atas adsorpsi dan partisi. Pemisahan dipengaruhi oleh fase gerak dan fase
diam. Fase gerak dapat memisahkan senyawa karena adanya perbedaan
konstanta dielektrik.
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan pemisahan komponen kimia
dengan metode KLT terhadap fraksi n-heksan daun (Ulvaria grandiflora)
dengan menggunakan reagen spesifik.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana cara


melakukan identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi ekstrak daun akar
mempisang (Uvaria grandiflora) dengan menggunakan metode kromatografi lapis
tipis.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud praktikum adalah untuk untuk mengetahui dan


memahami identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi ekstrak daun akar
mempisang (Uvaria grandiflora) dengan menggunakan metode kromatografi lapis
tipis.

D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum


Adapun tujuan umum dari percobaan ini adalah melakukan identifikasi
golongan senyawa kimia dari fraksi ekstrak daun akar mempisang (Uvaria
grandiflora) dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun tujuan khusus dari percobaan ini adalah untuk menentukan Rf
dan komponen kimia yang terkandung dalam fraksi ekstrak daun akar
mempisang (Uvaria grandiflora) dengan metode kromatografi lapis tipis.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan sebagai sumber informasi tentang cara identifikasi golongan senyawa
kimia dari fraksi ekstrak daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora) dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meng-informasikan
kandungan apa saja yang terdapat pada daun akar mempisang (Uvaria
grandiflora). Dan dapat menginformasikan tanaman ini dapat dijadikan sebagai
pengobatan untuk penyakit tertentu.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah yaitu chamber, fortex mixer, gelas
ukur, gunting, lampu UV254 nm dan UV366 nm, lempeng KLT, mistar, pensil, pinset,
pipa kapiler, sendok tanduk, dan vial.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah etil asetat, n-heksan, ekstrak
etanol kental dan fraksi daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora), metanol, dan kertas saring.

B. Prosedur Kerja (Najib, 2018)

1. Penyiapan lempeng KLT dan penjenuhan chamber


a. Penyiapan lempeng silica gel
Disipakan lempeng silica gel yang berukuran 20 X 20 cm, dipotong
dengan ukuran 7 cm X 1 cm. Lempeng diberi garis penotolan menggunakan
pensil 2B pada bagian bawah dengan jarak 1 cm dan garis batas elusi 0,5
cm dibagian atas.
b. Penjenuhan Chamber
Disiapkan chamber yang bersih lengkap dengan penutupnya. Eluen
yang sudah dibuat dan dimasukkan ke dalam chamber selanjutnya
dijenuhkan. Diguncang-guncangkan chamber selama beberapa detik.
Proses penjenuhan chamber dikatakan selesai apabila eluen yang
menempel pada dinding chamber sudah turun atau sudah tidak ada lagi
pada dinding chamber.
Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm
15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

2. Penotolan sampel pada lempeng


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pada chamber
dimasukkan eluen dengan perbandingan n-heksan : etil asetat = 7 : 3 sebanyak
dan n-heksan : etil asetat = 3 : 7. Dimasukkan sedikit ekstrak ke dalam vial
masing-masing untuk fraksi n-heksan kemudian ekstrak dilarutkan dengan n-
heksan. Ditotolkan pada plat KLT yang sudah di beri batas bawah 1 cm, dan
batas atas 0,5 cm. Plat di masukkan ke dalam chamber yang telah berisi eluen.
Dieluasi plat pada eluen yang telah dibuat. Bila eluen telah mencapai batas
atas dari lempeng silica gel, maka lempeng tersebut dapat dikeluarkan. Diamati
plat KLT secara visual. Dilihat dibawah sinar UV 366 nm dan UV 254 nm.
Dihitung Rf pada masing-masing KLT. Disemprotkan dengan dragendroff,
sitroborat, H2SO4, FeCL3 dan DPPH.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman (www.biolib.cz)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Uvaria L
Species : Uvaria grandiflora Roxb , ex Hornem.
b. Morfologi Tanaman
Daun berbentuk tunggal, helai daun berukuran 8-19 cm x 5-9 cm,
panjang tangkai daun 0,3-0,6 cm, jumlah tulang daun lateral 13-16 pada
setiap sisi tulang daun utama, melengkung kearah ujung. Permukaan atas
dan bawah daun, tangkai daun, dan ranting muda ditutupi rambut (Ling dkk,
2009).
c. Nama Lain
Uvaria grandiflora var. flava (gbif.org), nama daerah daun cela (barru)
d. Khasiat Tanaman
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan, dimana daun
dan akar dimasak dan dimakan untuk mengobati sakit perut dan penyakit
kulit (Steenis , 2008).
B. Uraian Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan


kromatografi lapis tipis (KLT) dengan plat KLT yang sudah siap pakai.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu


dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia
tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fase diam
dapat digunakan silica gel dan eluen yang digunakan berdasrkan basil yang
diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaran eluen pada kolom
kromatografi sedikit sibawah eluen pada KLT (Lenny, 2006).
Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang melibatkan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya berupa campuran pelarut
pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi
sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai
penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fase diam pada KLT
sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di
dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai
sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina
(aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan
penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007).
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi adsorbsi dan adsorben
bertindak sebagai fase stasioner. Empat macam adsorben yang umum digunakan
adalah silica gel (asam silikat), alumina (aluminium oxyde), kieselghur (diatomeus
earth) dan selulosa. Dari keempat jenis adsorben tersebut, yang paling banyak
dipakai adalah silica gel karena mempunyai daya pemisahan yang baik (Ibnu,
2007).
Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan
kromatografi kertas adalah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih
sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih
cepat (Ibnu, 2007).
Penampakan noda pada sinar UV 254 nm dan 366 nm disebabkan karena
adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh
ausokrom yang terdapat pada noda tersebut. Gugus kromofor adalah gugus atom
yang dapat menyerap radiasi elektromagnetik (sinar UV) dan mempunyai ikatan

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

rangkap tak jenuh (terkonyugasi). Sedangkan gugus terkonyugasi adalah struktur


molekul dengan ikatan rangkap tak jenuh lebih dari satu yang berada berselang-
seling dengan ikatan tunggal. Flouresensi warna yang tampak tersebut
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika
elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi tinggi.
Perbedaan energi emisi yang dipancarkan pada saat kembali ke energi dasar
inilah yang menyebabkan perbedaan flouresensi warna yang dihasilkan oleh tiap
noda (Mufidah, 2001).
Analisis dengan KLT dapat dilakukan untuk mengidentifikasi simplisia yang
kelompok kandungan kimianya telah diketahui. Kelompok kandungan kimia
tersebut antara lain (Ditjen POM, 1987):
a. Alkaloid
b. Glikosida jantung
c. Flavanoid
d. Saponin
e. Minyak atsiri
f. Kumarin dan asam fenol karboksilat
g. Valepotriat
Lempeng yang digunakan lempeng silika gel 254 P dengan ukuran 10 x 10
cm. Lempeng dapat berupa lempeng kaca atau lempeng lain yang cocok. Untuk
menentukan kelompok kandungan kimia suatu simplisia sekurang-kurangnya
diperlukan 10 lempeng (Ditjen POM, 1987).
Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan
dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa geraknya berupa campuran pelarut
pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi
sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai
penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT
sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di
dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai
sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

(aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan
penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007)
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang
digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih
sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan
setiap saat secara cepat (Ibnu, 2007).
Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini (Ibnu, 2007):
a. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
b. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
c. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi.
d. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
Fase diam yang unmum diguankan adalah silica gel, baik yang normal fase
maupun reversed fase. Pada KLT komponen bergerak degan kecepatan yang
berbeda-beda mengkuti naiknya eluen, katrena daya serap adsorben pada
komponen-komponen tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan
berbeda dan hal inilah yang merupakan atau menyebabkan terjadinya pemisahan.
Perbandingan kecepatan permukaan dari pelarut dengan jarak yang ditempuh
oleh ssebyawa terlarut merupakan dasar untuk mengidentifikasi komponen-
komponen yang terdapaat dalam ekstrak atau campuran senyawa tersebut
(Mufidah, 2001)
Perbandingan kecepatan ini disingkat dengan Rf (Retention Factor).
Rf = Jarak yang ditempuh senyawa terlarut
Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah yaitu chamber, fortex mixer, gelas
ukur, gunting, lampu UV254 nm dan UV366 nm, lempeng KLT, mistar, pensil, pinset,
pipa kapiler, sendok tanduk, dan vial.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah etil asetat, n-heksan, ekstrak
etanol kental dan fraksi daun akar mempisang
(Uvaria grandiflora), metanol, dan kertas saring.

C. Prosedur Kerja (Najib, 2018)

1. Penyiapan lempeng KLT


a. Penyiapan lempeng silica gel
Disipakan lempeng silica gel yang berukuran 20 X 20 cm, dipotong
dengan ukuran 7 cm X 1 cm. Lempeng diberi garis penotolan menggunakan
pensil 2B pada bagian bawah dengan jarak 1 cm dan garis batas elusi 0,5 cm
dibagian atas.
b. Penjenuhan Chamber
Disiapkan chamber yang bersih lengkap dengan penutupnya. Eluen
yang sudah dibuat dan dimasukkan ke dalam chamber selanjutnya dijenuhkan.
Diguncang-guncangkan chamber selama beberapa detik. Proses penjenuhan
chamber dikatakan selesai apabila eluen yang menempel pada dinding chamber
sudah turun atau sudah tidak ada lagi pada dinding chamber.
2. Penotolan sampel pada lempeng
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pada chamber

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

dimasukkan eluen dengan perbandingan n-heksan : etil asetat = 7 : 3 sebanyak


dan n-heksan : etil asetat = 3 : 7. Dimasukkan sedikit ekstrak ke dalam vial
masing-masing untuk fraksi n-heksan kemudian ekstrak dilarutkan dengan n-
heksan. Ditotolkan pada plat KLT yang sudah di beri batas bawah 1 cm, dan
batas atas 0,5 cm. Plat di masukkan ke dalam chamber yang telah berisi eluen.
Dieluasi plat pada eluen yang telah dibuat. Bila eluen telah mencapai batas atas
dari lempeng silica gel, maka lempeng tersebut dapat dikeluarkan. Diamati plat
KLT secara visual. Dilihat dibawah sinar UV 366 nm dan UV 254 nm. Dihitung Rf
pada masing-masing KLT. Disemprotkan dengan dragendroff, sitroborat, H2SO4,
FeCL3 dan DPPH.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan


Pereaksi Bercak Hasil Komp. Kimia
Fraksi
spesifik noda (cm) Rf Warna teridentifikasi
1,7 0,309
AlCl3 3,0 0,545 Kuning (-) flavonoid
3,7 0,672
1,0 1,181 Ungu
n- FeCl3 (-) Fenolik
3,5 0,636 muda
heksan
Vanilin
3,6 0,654 Coklat (-) saponin
asam sulfat
Dragendorff 3,8 0,690 Jingga (+) alkaloid
DPPH 2,7 1,181 Kuning (+) Antioksidan

Pada praktikum kali ini, dilakukan proses pemisahan komponen kimia daun
dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan suatu
campuran senyawa secara cepat dan sederhana.
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah banyaknya senyawa yang
dapat ditentukan secara bersamaan pada satu plat, dan jumlah sampel yang
diperlukan sangat sedikit. Namun, kerugiannya yaitu sulit untuk menemukan
standar yang sesuai, dan fase gerak berair memerlukan waktu hingga berjam-
jam untuk dapat bergerak naik pada plat KLT yang berukuran besar.
Dalam metode KLT ada dua panjang sinar UV yang digunakan yaitu sinar
UV 254 nm dan sinar UV 366 nm. Pada UV 254 nm atau biasa disebut panjang
Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm
15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

gelombang pendek, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan


tampak berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi
yang terdapat pada lempeng. Pada UV 366 nm atau panjang gelombang tinggi.
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya
interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom
yang ada pada noda tersebut.
Gugus kromofor adalah gugus yang bertanggung jawab atas penyerapan
cahaya pada daerah UV. Sedangkan ausokrom merupakan gugus dengan
ikatan jenuh yang jika terikat pada sebuah kromofor akan merubah, baik
panjang gelombang maupun intensitas serapan maksimum atau panjang
gelombang maksimal suatu sampel dapat berflouresensi.
Praktikum ini diawali dengan melakukan skrining eluen. Hal ini bertujuan
untuk memperoleh eluen dengan perbandingan yang sesuai dengan daun
(Uvaria grandiflora). Sebelum lempeng dimasukkan ke dalam chamber,
sebaiknya chamber dijenuhkan terlebih dahulu. Penjenuhan ini bertujuan untuk
menghilangan uap air yang bisa saja terdapat di dalam chamber dan dapat
mengganggu perambatan noda pada lempeng. Melalui skrining eluen, diperoleh
eluen n-heksan : etil asetat (7 : 3) untuk daun (Uvaria grandiflora). Ketika terjadi
noda pada lempeng tidak bergerak naik, maka yang dapat dilakukan adalah
mengganti perbandingan eluen tersebut beserta dengan perbandingannya.
Kemudian, fraksi n-heksan yang telah dibuat ditotolkan pada masing-
masing 5 buah lempeng F254. Lalu dimasukkan ke dalam chamber untuk dielusi
oleh eluen yang telah dijenuhkan. Setelah noda bergerak naik pada lempeng,
lempeng kemudian dikeluarkan dan disemprot dengan reagen spesifik. Reagen
spesifik yang digunakan adalah untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang
terkait dengan reagen tersebut seperti flavonoid dengan sitroborat, alkaloid
dengan Dragendroff, minyak atsiri atau saponin dengan vanilin-asam sulfat,
fenolik dengan FeCl3, dan antioksidan dengan DPPH. Setelah disemprot,

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

diamati pada sinar UV. Khusus untuk lempeng yang disemprot dengan
sitroborat, lempeng harus dipanaskan terlebih dahulu di atas penangas
sebelum disinari sinar UV.
Nilai Rf dari praktikum ini yaitu bahwa fraksi n-heksan, pada UV254 dengan
pereaksi sfesifik AICI3 memiliki 1,7 cm, 3,0 cm, 3,7 cm, noda pada
perbandingan n-heksan : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf sebesar 0,309; 0,545;
0,0672 dengan warna fluorosensi intensif. Untuk FeCl3 nodanya 1,0 cm dan 3,5
cm dan nilai Rfnya 1,181 dan 0,636 dengan warna ungu muda. Untuk vanillin
asam sulfat nodanya 3,6 cm dengan nilai Rf 0,654 warna coklat untuk. Untuk
Dragendroff 3,8 cm dengan nilai Rf nodanya 0,690 warna jingga. Sedangkan
untuk DPPH nodanya 2,7 cm dan nilai Rfnya 1,181 dengan warna kuning.
Adapun hasil yang kurang maksimal didapatkan disebabkan oleh beberapa
faktor kesalahan yang mungkin terjadi yakni, rusaknya lempeng KLT, tidak
jenuhnya larutan eluen dan tidak bersihnya alat yang digunakan

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum identifikasi golongan komponen kimia dengan metode KLT


disimpulkan bahwa daun akar mempisang (Uvaria grandiflora) positif mengandung
alkaloid dan antioksidan.

B. Saran

Diharapkan laboratorium melengkapi penyediaan larutan pereaksi yang


lengkap untuk digunakan dalam percobaan praktikum, sehingga praktikum
berjalan dengan semestinya.

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017Penuntun Pratikum Fitokimia I. Universitas Muslim Indonesia

Desta, Nurhayati, dkk. 2014. Ekstraksi Katekin Dari Daun Gambir (Uncaria gambir
Roxb) Dengan Metode Maserasi. Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No.
2.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI : Jakarta.

Ditjen POM, 1986, Sediaan Galenik. Depkes RI : Jakarta

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt diakses pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul


00.09 WIB

Ibtisam, 2008. Optimasi Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora


L.) Menggunakan Metode Perkolasi Dengan Parameter Kadar Total
Senyawa Fenolik Dan Flavonoid. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Ichwan, R., 2014. Ekstraksi Andrografolid Dari (Burm.F.) Nees Menggunakan


Ekstraktor Soxhlet. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Jurnal,
Vol. 4, No. 1 : 85-92.

Laksmiani, Susanti. 2008. Pengembangan Metode Refluks Untuk Ekstraksi


Andrografolid Dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.)
Nees). Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana.

Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, Dan Identifikasi Senyawa Aktif.


Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
Jurnal Kesehatan, Vol. VII, No.2.

Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia Pustaka

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
a. Skrining Eluen
Fraksi n-heksan
Dipipet 3,5 mL n-heksan dan 1,5 mL etil asetat.
Dimasukkan dalam chamber.
Dijenuhkan dengan cara digoyangkan.
Dimasukkan lempeng yang telah ditotol dengan fraksi n-heksan.
Diamati hingga eluen mencapai puncak

Isolat tidak murni


b. Reagen spesifik
Ditotol fraksi n-heksan pada permukaan lempeng.
Dimasukkan dalam chamber yang telah dijenuhkan.
Diamati hingga bergerak ke atas.
Disemprot dengan reagen spesifik
Diamati
Isolat tidak murni

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Lampiran 2. Gambar Tanaman

(a) (b)
Gambar 1. (a) daun akar mempisang (Uvaria grandiflora)
Gambar 2 (b) pohon akar mempisang (Uvaria grandiflora)

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Lampiran 3. Perhitungan

1) Pereaksi AlCl3
Jarak tempuh eluen
Rf 1 =
Jarak tempuh noda
1,7
=
5,5
= 0,309

Jarak tempuh eluen


Rf 2 =
Jarak tempuh noda
3,0
=
5,5
= 0,545

Jarak tempuh eluen


Rf 3 =
Jarak tempuh noda
3,7
=
5,5
= 0,672

2) Pereaksi FeCl3
Jarak tempuh eluen
Rf 1 =
Jarak tempuh noda
1,0
=
5,5
= 0,181

Jarak tempuh eluen


Rf 2 =
Jarak tempuh noda
3,5
= = 0,636
5,5

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

3) Pereaksi Vanilin asam sulfat


Jarak tempuh eluen
Rf =
Jarak tempuh noda
3,6
=
5,5
= 0,654
4) Pereaksi dragendorff
Jarak tempuh eluen
Rf =
Jarak tempuh noda
3,8
=
5,5
= 0,690
5) Pereaksi DPPH
Jarak tempuh eluen
Rf =
Jarak tempuh noda
2,7
= = 0,181
5,5

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Lampiran 4. Gambar Hasil Praktikum

Penampakan noda
Penampakan noda setelah penyemprotan Penampakan noda
setelah dengan AlCl3 setelah
penyemprotan penyemprotan
dengan H2SO4 dengan Vanilin asam
sulfat

Penampakan noda
setelah penyemprotan
dengan FeCl3

Penampakan noda Penampakan noda


setelah setelah
penyemprotan penyemprotan
dengan dragendorff dengan DPPH

Sitti munawarah Muhammad yunus saredda.,S.Farm


15020160155

Anda mungkin juga menyukai