Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

FITOTERAPI

OLEH :

NAMA : SITTI MUNAWARAH

STAMBUK : 15020160155

KELAS : C12

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
A. Alkohol Dan Turunan

B. Contoh Tumbuhan
1. Glikosida Alkohol
Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus
hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alkohol adalah salicin (Gunawan dan Mulyani,
2004). Salicin adalah glikosida dari beberapa spesies Salix sp. dan Populus sp.
Kebanyakan batang pohon willow dan poplap mengandung salicin. Sumber utama salicin
adalah Salix purpurea dan Salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil
salicin dapat diasosiasikan dengan salicin yang berasal dari tanaman famili Salicaceae
(Tyler etal.,1988).
Salicin oleh emulsin dihidrolisis menjadi D-glukosa dan saligenin (salisin
alkohol). Salicin memiliki khasiat sebagai antirematik. Daya kerjanya sangat mirip dengan
asam salisilat dan kemungkinan di dalam tubuh manusia salicin dioksidasi menjadi asam
salisilat. Pengenalan sifat salicin yang demikian ini memberikan penjelasan terhadap
pemakaian korteks salix dan populous oleh masyarakat awam (Gunawan dan Mulyani,
2004).

Willow bark (salix alba) merupakan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal


sejak dahulu kala sebagai obat demam. Pada tahun 1824, Leroux berhasil mengisolasi
suatu glikosida yang pahit dari tumbuh-tumbuhan ini yang diberi nama salicin. Pada tahun
1838, Piria membuat asam salisilat dari salicin yang kemudian digunakan sebagai obat
penurun panas dan antirematik. Aspirin adalah nama dagang dari asam salisilat yang
pertama diproduksi oleh Pabrik obat Bayer pada tahun 1899 sebagai obat penurun panas
dan antisakit. Setiap tablet aspirin mengandung asam salisilat 500 mg (Kabo,2008).

Gambar 13. Struktur Kimia Salicin

2. Glikosida Fenolik
a) Uraian umum
Glikosida fenolik adalah glikosida yang memiliki aglikon fenolik. Fenolik merupakan
senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan
satu atau lebih gugus hidroksi (-OH-) dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi
nama berdasarkan nama senyawa induknya yaitu fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki
gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol. Fenol biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya. Kelompok
terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid yang merupakan senyawa yang secara umum
dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Glikosida fenol sering ditemukan pada produk
tumbuhan alami seperti arbutin, gaultherin, salissin, populin, dan glukovanilin (Kar, 2003)
b) Sumber
Beberapa aglikon dari glikosida alami mempunyani kandungan bercirikan senyawa
fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae lain menghasilkan
hidrokuinon sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk juga dapat digolongkan
sebagai glikosida fenol (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Daun uva ursi berwarna hijau sampai hijau cokelat dengan panjang 2-3cm. Bentuknya
bulat telur memanjang atau berbentuk ginjal. Helai daun seperti kulit dengan permukaan
licin. Permukaan atas daun mengilap, sedangkan permukaan bawah berwarna lebih muda
yang ditandai dengan gambaran jala dari pertulangan berwarna lebih tua. Uva ursi tidak
berbau, tetapi berasa kelat dan agak pahit (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Gambar 14. Tanaman uva ursi (Casebeer, 2004)


c) Sifat dan Bentuk
Jika dilarutkan ke dalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat.
Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan
sehingga sukar mengkristal (Poedjiadi, 1994). Berikut merupakan struktur arbutin yang
terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae:

Gambar 15. Struktur arbutin yang terkadung dalam Uva ursi (Kar, 2003)
d) Manfaat dan kegunaan dalam bidang farmasi
Uva ursi adalah daun kering dari Arctostaphyios uva ursi (famili Ericaceae ).
Tanaman ini merupakan semak yang selalu hijau yang berasal dari Eropa, Asia, Amerika
Serikat, dan Kanada. Uva ursi mengandung glikosida arbutin, metal arbutin 6-7%, tannin,
asam gallat, asam ellagat, katekhol, ursona, dan turunan flavon kuersetin (Gunawan dan
Mulyani, 2004).
Uva ursi digunakan sebagai diuretikum dan astringensia. Selain itu, uva ursi juga
digunakan dalam pengobatan urethritis dan sistitis. Ketika dieliminasi dari tubuh, obat ini
memberi daya antiseptik pada saluran kencing. Ini juga merupakan penghambat pembentukan
melanin dan produk pencerah kulit (Gunawan dan Mulyani, 2004).
3. Glikosida Aldehid
a) Uraian umum
Glikosida aldehid merupakan golongan glikosida yang aglikonnya berupa gugus
aldehid. Salinigrin yang terkandung dalan Salix discolorterdiri dari glukosa yang diikat oleh
m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan glikosida aldehida. Salinigrin adalah suatu
isomer dari helisin (0-hidroksibenzaldehida dan glukosa), dan dapat juga diperoleh lewat
oksidasi lemah dari salisin. Amigdalin yang menghasilkan benzaldehida pada hidrolisisnya
dapat pula digolongkan ke dalam kelompok glikosida aldehida.
b) Sumber
Salah satu contoh tanaman glikosida aldehida adalah vanilla (vanili). Vanili adalah
buah dari tanaman rambat epifit Vanilla planifolia (family Orchidaceae). Tanaman ini banyak
tumbuh di dataran tinggi tropis seperti Indonesia. Vanilin adalah aglikon yang terjadi selama
pengolahan buah panili melalui fermentasi. Vanillin adalah bentuk aldehida dari metal-
protokatekhuat (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Buah vanili yang dipanen adalah buah yang belum masak, tetapi sudah tumbuh
sepenuhnya, yaitu bila ujung atas buah telah berubah warnanya dari hijau menjadi kuning.
Buah hasil panen ini tidak berbau harum karena bau harum ditimbulkan oleh senyawa
vanillin (4-hidroksi-3-metoksi-benzaldehida) yang terbentuk selama proses fermentasi.
Selama proses tersebut vanillin akan dibebaskan dari bentuk glikosidanya. Buah vanili segar
mengandung glikosida, yaitu glukovanilin (vanillosida) dan bentuk alkohol dari
glukovanillat. Selama pengolahan (fermentasi), senyawa-senyawa tersebut akan mengalami
oksidasi dan hidrolisis oleh enzim yang terdapat dalam semua bagian tanaman. Pada
hidrolisis bentuk alkohol dari glukovanillat akan dihasilkan molekul glukosa dan vanilik
alkohol yang pada oksidsi lebih lanjut diubah menjadi vanilik aldehida atau vanillin. Vanillin
juga telah bias disintesis menggunakan bahan baku eugenol (yang berasal dari komponen
penyusun minyak cengkeh) atau guniacol (metal catechol) (Gunawan dan Mulyani, 2004).
c) Manfaat
Dalam bidang farmasi, vanillin banyak digunakan sebagai korigen (zat tambahan
sebagai pewarna) dalam sediaan farmasi ataupun sebagai pereaksi pembentuk warna dalam
analisis farmasi.

DAFTAR PUSTAKA
Astawan M. dan Andreas L.K.2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama. Hal.43.

Casebeer M. 2004. Discover California Shurbs, Sonora. California : Hooker pre.

Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta :
Penebar Swadaya. Hal 66-103.

Harborne J.B. 1999. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: ITB.

Herowati R., E. K. Rahman, I. K. Ketut, H. Nuraini dan I. G. K Tutus. 2008. Aktivitas


Antiinflamasi Kuersetin-3-monoasetat. Hasil Asetilasi Selektif Kuersetin. Artocarpus.
8(2):60-67.

Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah Lingkungan.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Vol.3: 46-54.

Kabo P. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner- Kesaksian seorang Ahli
Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kar A. 2003. Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology. New Delhi : New Age


International Limited Publishers. Pp. 148.

Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Supriyatna dkk. 2015. Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat
Herbal Global. Yogyakarta : Deepublish. Hal.157, 167.

Tjay, T. Hoan dan Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting. Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Hal 304.

Tyler V. E., R. B. Lynn, E. R. James. 1988. Pharmacognosy.America : Lea & Febiger.


Pp.73,77-78.

Yuliati dan Nuherti. 2009. A to Z Food Supplement.Yogyakarta : CV Andi Offset. Hal.105.

Anda mungkin juga menyukai